...~Happy Reading~...
Zefanya Emanuella, seorang gadis 18 tahun yang nekad datang ke Indonesia seorang diri untuk menemui sang Paman. Dia begitu percaya diri, bahwa ia bisa berjalan sendirian tanpa saudara kembar nya dan juga sang ayah.
Berulang kali, ia merasa tersinggung lantaran selalu di kekang oleh sang ayah dan saudara kembar nya. Membuat Zefanya bertekad untuk membuktikan bahwa ia bisa tanpa mereka.
Menempuh waktu belasan jam di dalam pesawat, membuat tubuh gadis itu merasa sangat lelah. Sepanjang jalan menyusuri Bandara, ia tidak begitu fokus hingga dirinya tanpa sengaja bertabrakan dengan seseorang wanita tua.
Bruk!
"Aduh maaf, maaf saya tidak sengaja!" ucap nya dengan tulus. Karena merasa bersalah, ia pun membantu nenek itu untuk membereskan barang nya lalu menuntun nya ke sebuah ruang tunggu.
"Nenek gapapa? Maaf ya, tadi saya tidak sengaja."
"Eyang yang seharusnya minta maaf. Maaf ya Nak," gadis itu tersenyum, dan menganggukkan kepala.
"Eyang mau kemana? Kenapa sendirian dan bawa banyak barang lagi."
"Eyang mau pulang, cucu Eyang sedang ke toilet sebentar." Lagi lagi Zefanya hanya menganggukkan kepala.
Awalnya, ia ingin menemani Eyang itu sampai di datangi cucu nya karena merasa tak tega dan kasihan sendirian. Akan tetapi, ia seolah baru tersadar bahwa tas dan koper nya masih tertinggal di tempat tadi dirinya bertabrakan dengan sang nenek.
Dengan cepat, Zefanya segera bangkit dan pamit pergi untuk mengambil tas dan koper nya.
"Hah, pada kemana!" Gadis itu memekik saat sudah tidak menemukan keberadaan tas dan koper nya di tempat kejadian.
Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling, guna mencari barang barang nya. Akan tetapi, semua itu nihil karena ia tidak menemukan nya. Mencoba bertanya kepada orang sekitar atau pun kepada petugas Bandara, namun hasilnya sama saja.
"Astaga, Zefanya! Bisa bisanya kamu ceroboh di saat yang tidak tepat!" keluh gadis itu menjambak rambut nya dengan frustasi.
"Alamat Opa, om Willy dan lain nya ada di tas. Ya Tuhan, apa yang harus ku lakukan!"
Zefanya merogoh kantung saku di celana nya. Beberapa lembar uang dolar ia temukan. Ia sama sekali tidak memiliki uang rupiah, karena semua uang nya ada di dalam tas. Dan kini, tas itu sudah menghilang.
Ketika haus melanda, ia hanya bisa menelan saliva nya untuk membasahi tenggorokan nya. Sungguh soal nasib nya, berniat membuktikan kepada sang ayah dan saudara kembar nya, bahwa ia bukan lah anak manja dan bisa mandiri.
Tapi nyatanya, kini ia justru malah membuktikan bahwa ia memang tidak bisa lepas dari bantuan sang ayah dan saudara kembar nya, Zafeer.
"Hausss," ia hanya bisa bergumam pelan. Ia tidak tahu lagi harus apa dan bagaimana.
Dan saat dirinya sedang mengamati sekeliling berharap menemukan barang barang nya. Tiba tiba, ia kembali bertabrakan dengan seseorang.
Bukan, kali ini bukan seorang nenek nenek seperti semula yang menabrak nya. Melainkan seorang laki laki bertubuh tinggi dan kekar, dengan kaca mata dan topi hitam menutup kepala nya.
Jaket kulit yang terbuka sehingga menampakkan kaos putih polos menutup dada bidang nya. Serta masker menutup sebagian wajah itu, namun mampu membuat Zefanya bisa melihat bahwa laki laki itu memiliki wajah tampan.
Brukkk!
"Shittt!" umpat laki laki itu. Sangat berbeda dengan saat Zefanya bertabrakan dengan sang nenek nenek, yang mana tadi keduanya sama sama merasa bersalah dan saling meminta maaf.
Justru kini, laki laki itu malah mengumpat kasar dan enggan meminta maaf kepada Zefanya. Tentu saja hal itu justru memancing emosi nya yang hanya setipis tisu dibagi seratus.
...~To be continue......
Holaaaa semuanyaaa...
Gimana kabarnya? Ada yang kangen sama karya baru, Mimom gak? 🙈
Ya udah sih kalau gak kangen juga gapapa 🤭🤣
Cuma mau nyapa aja, pasti kalian juga udah gak asing kan sama nama di atas? anak siapa sih? 🤭 Hayoo, kalian mau lanjut gak?
Cuss, TINGGALKAN JEJAK, jangan jadi pembaca ghoib.
Like, komen, subscribe dan jangan lupa Vote hadiah sebanyak2nya 😘. Kasih alasan kenapa Mommy harus nulis dan nerusin disini lagi. Plisss kasih semangat ke Mommy, dengan jejak kalian.
Pokoknya, kalau sepi, kapal ini bakal mommy bawa ke pelabuhan sebelah... bubayyy 😘😘😘😘
...~Happy Reading~...
"Shittt! Apa lo gak punya mata!" Seketika itu juga, Zefanya langsung mendongak dan membalas tatapan tajam itu.
"Yang harusnya ngomong gitu aku?" Balas gadis itu dengan suara tak kalah tinggi, "Apakah mata kamu buta sampai tidak melihat jelas bahwa dua mata ku disini!"
Kesal, geram dan marah. Hal yang di rasakan oleh laki laki itu. Ia lekas segera membuka kaca mata dan masker nya, berniat untuk memperlihatkan siapa dirinya kepada gadis tak tau diri di depan nya.
Mengira bahwa Zefanya akan mengenali nya, akan tetapi ia salah. Zefanya justru nampak acuh dan tak perduli pada laki laki itu.
"Lo gak tahu siapa gue?"
Zefanya mengerutkan dahi nya, "Apa kamu om Jin, yang harus banget aku tahu. Dan apakah kalau aku tahu kamu, maka kamu bisa mengabulkan permintaan ku?"
Tentu saja, perkataan dari Zefanya semakin membuat nya kesal dan marah. Bagaimana bisa, gadis itu tidak mengenali seorang Batara Kana.
Aktor sekaligus model yang berusia 25 tahun. Delapan tahun berada di dunia hiburan, membuat Batara di kenal banyak orang. Memiliki paras tampan, tinggi dan begitu menawan, membuatnya semakin banyak di gemari oleh Fans.
Memiliki banyak penggemar dan di kenal dimana mana, mungkin adalah impian begitu banyak orang. Tapi tidak dengan Batara, sejak laki laki itu terjun ke dunia artis. Justru ia merasa dunia nya semakin sempit.
Pergerakan nya tidak bisa sebebas dulu. Bahkan, semua yang ia lakukan tak luput dari sorotan media. Banyak yang mengira, bahwa dia adalah sosok laki laki baik, lembut dan penyabar. Karena memang tidak sedikit film atau pun sinetron yang ia bintangi, memerankan seperti itu.
Akan tetapi, tanpa semua orang tahu. Bahwa selama ini, Batara memiliki temperamen yang cukup buruk. Tidak sedikit orang yang kapok bekerja dengan nya, termasuk pembantu.
Dalam satu tahun, entah sudah berapa belas orang yang sudah keluar masuk di rumah nya, lantaran tidak kuat menghadapi sikap asli nya.
Mungkin, saat di dalam film Batara akan terlihat seperti seorang dewa. Akan tetapi, itu sangat berbeda dengan dunia nyata, yang mana mereka akan melihat iblis yang sesungguh nya.
Namun, bukan hanya itu yang membuat Batara harus mengganti beberapa pekerja di rumah nya. Kebanyakan, orang yang melamar menjadi pembantu di rumah nya adalah fans yang ingin lebih dekat dengan nya.
Berharap, bisa dekat dan mengambil hati Batara. Tapi siapa sangka, bahwa pada akhirnya mereka harus mengetahui fakta, tentang siapa Batara yang sesungguh nya.
Selain itu, Batara yang memang merasa mudah bosan dan risi dengan tipe orang penjilat. Tentu saja segera mencari cara untuk menghentikan orang orang itu agar mengundurkan diri dari pekerjaan nya.
"Batara!" Suara serak nan lirih dari seorang wanita tua renta dari kejauhan, membuat perdebatan antara Batara dan Zefanya terhenti.
Keduanya kompak menatap ke arah sumber suara, yang mana membuat Batara segera berlari menghampiri nya. Sedangkan Zefanya masih terdiam di tempat sambil mengamati keduanya bicara.
"Eyang kemana aja sih! Dari tadi Batara nyari Eyang kemana mana, kan Batara udah bilang. Tunggu Batara sebentar, kenapa—"
"Oh, jadi kamu cucu nakal nya Eyang!" Saut Zefanya tiba tiba sudah muncul di belakang Batara dengan raut wajah kesal nya, membuat laki laki itu segera menoleh dan kembali menatap gadis itu tajam.
Sejak kecil, ia sudah terlahir sebagai laki laki tampan. Tidak ada satupun yang bisa menolak pesona nya. Tapi mengapa, gadis itu justru tidak bisa melirik nya sedikit pun. Bahkan, hanya untuk bicara halus atau sopan pada nya saja tidak bisa. Tidak seperti fans fans nya di luar sana, yang selalu memuja dan histeris setiap kali melihat nya.
...~To be continue... ...
...Ingett, like, komen, vote nya. Jangan ghoib 😭😭😭 ...
...~Happy Reading~...
'Jangan ngaco! Indonesia itu tidak sesempit yang ada di kepala kamu. Nikmati saja takdir hidup kamu Zef! Jangan terlalu banyak tingkah, yang mana nantinya akan menyusahkan aku dan Papa!'
Zefanya menarik napasnya dengan cukup panjang, kala dirinya kembali teringat akan kata kata yang cukup menusuk di hatinya dari seseorang. Siapa lagi, jika orang itu bukanlah Zafeer, yang tak lain adalah saudara kembar nya.
Laki laki yang selama ini sudah menemani seumur hidup nya, dan selalu menjadi garda terdepan kala dirinya merasakan kesulitan. Walaupun sering bertengkar, lantaran Zafeer yang jengah dengan rengekan manja darinya, tak bisa di pungkiri bahwa Zefanya merindukan laki laki itu.
Akan tetapi, sekarang bukanlah saat yang tepat untuk mengenang atau merindukan seseorang. Apalagi, jika orang itu adalah si manusia kulkas, Zafeer Emanuele. Zefanya segera menggelengkan kepala nya cepat, berharap semua kerinduan nya tentang saudara kembar nya sirna.
"Kenapa lo? Ke sambet?"
Bug!
"Eyang!" Batara langsung memekik kala dengan tiba tiba sang eyang memukul bahu nya dengan menggunakan tas.
"Kamu ini, apa gak bisa bicara lembut sedikit sama anak gadis?" tegur eyang sambil menghela napas nya berat.
"Lihat dulu gadis nya kaya gimana!" gumam Batara mencibir dan melirik sinis ke arah Zefanya.
"Jadi, nama kamu siapa? Kenapa kamu belum pulang? Apakah kamu juga sedang menunggu seseorang disini?" tanya wanita renta itu dengan begitu lembut pada Zefanya.
"Tas sama koper saya hilang, Eyang." jawab Zefanya pada akhirnya dengan memasang wajah semelas mungkin.
"Jangan percaya Eyang, Batara yakin. Ini pasti cuma modus!" cetus Batara tidak percaya.
"Huss diem kamu!" Lagi lagi, lelaki itu mendapatkan sebuah pukulan keras di lengan nya dari sang Eyang.
"Rumah kamu dimana? Eyang anterin sama cucu Eyang? Hitung hitung, tadi kanu sudah membantu Eyang, kan?" Untuk sesaat, Zefanya sempat terdiam.
Andai ia tau, dimana alamat opa dan oma nya, atau salah satu sepupu atau om nya. Mungkin, Zefanya akan dengan senang hati memberitahu. Akan tetapi, ia benar benar tidak tahu, ingatan nya tidak sehebat saudara kembar nya.
Bahkan, mengingat nomor ponsel nya sendiri saja, ia tidak bisa apalagi mengingat nomor orang atau alamat rumah orang.
"Saya gak tahu Eyang! Hiks hiks, sepertinya saya akan tersesat. Semua data saya hilang, saya gak tahu harus bagaimana hiks hiks."
Tiba tiba saja, Zefanya duduk berjongkok sambil menutup wajah nya dengan kedua tangan nya. Gadis itu terisak sambil memikirkan langkah apa yang akan ia ambil selanjutnya.
"Bagaimana kalau kamu ikut Eyang saja?" ajak Eyang menawarkan, "Siapa nama kamu?"
"Enggak!" Tolak Batara dengan cepat, tentu saja ia tidak mau. Karena ia sudah memiliki firasat yang kurang baik saat mendengar penawaran Eyang nya.
Pasal nya, ini bukanlah kali pertama sang Eyang mengajak seorang gadis untuk pulang ke rumah. Apalagi, ini adalah waktu yang sangat pas untuk memasukkan orang baru.
Jangan sampai! Batara terus berdoa, semoga gadis itu tidak benar benar mau ikut Eyang nya pulang ke rumah.
"Ella, Eyang. Nama saya Ella," jawab gadis itu tersenyum seraya kembali bangkit dan menatap Eyang.
Kini saatnya Zefany membuktikan kepada sang ayah dan juga saudara kembar nya. Bahwa, ia bisa bertahan tanpa bantuan mereka. Entah mengapa, Zefanya merasa percaya dan yakin bahwa orang yang saat ini menolong nya adalah orang baik.
"Panggil saja, saya Eyang Darmani. Kamu bisa ikut saya pulang ke rumah, ah maksud saya pulang ke rumah cucu saya. Nanti—"
"Eyang plis! Batara gak mau!" Tolak laki laki itu sekali lagi benar benar memohon kepada sang Eyang, akan tetapi tidak di gubris.
Tanpa memperdulikan cucu nya. Eyang Darmani segera menggandeng tangan Zefanya dan mengajak nya keluar Bandara.
... ~To be continue... ...
...Like, komen jangan lupa. Tonton iklan sekali sebab aja udah buat Mom seneng loh... 🤩...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!