Catatan Sekolah
Tugas Biologi
Mega
Apa kau sudah mengerjakan tugas biologi?
Sophia
Aku malas, besok saja. Malam ini kita berpesta saja, bagaimana? Lagipula tugasnya untuk minggu depan
Mega
Aku akan kerjakan hari ini. Jika kau bertemu ibuku, tolong bilang, aku akan sedikit malam tiba di rumah
Sophia
Kau serius? Ini weekend, kau bisa mengerjakannya di hari minggu!
Mega
Bye bye, hati-hati di jalan
Pukul 07.30 malam, Mega mulai merasa bahwa dirinya tidak seorang diri. Ia merasa ada beberapa orang yang keluar masuk lorong di lantai satu.
Mega
Aku pikir, aku sendirian di sekolah. Ternyata ada guru kesenian disini
Sophia
Untuk apa dia di sekolah malam-malam?
Mega
Mungkin ada yang tertinggal. Entahlah, karena aku hanya melihatnya lewat sekilas. Tidak benar-benar menyapa
Mega
Berjalan menuju gerbang. Aku sedang di lapangan basket
Sophia
Aku di depan sekolah bersama Maria. Kami berencana menjemput mu, tapi kenapa kau hanya menatap kami dari jendela kelas?
Mega
Jendela kelas? Aku sedang berdiri di tengah lapangan saat ini. Tolong, ini tidak lucu. Jangan bicara yang macam-macam
Mega
Aku sudah dekat gerbang. Mobil mu terlihat dari sini.
Sophia
Mega, cepat lari kemari! Seseorang sedang berlari cepat ke arah mu!!
Mega
Aku dapat mendengar langkah kakinya!
Mega
Astaga! Suaranya mendekat!
Mega
Sinari aku dengan lampu mobil mu. Cepat cepat cepat!!
Kamar Mandi
Pagi harinya, setiap kelas sudah dipenuhi oleh para siswa dan siswi yang hendak belajar. Mega, tetap masuk untuk mempelajari Biologi, materi kesukaannya.
Sebuah pesan masuk, dari sahabat kecilnya.
Stevan
Sophia bilang, terjadi sesuatu semalam. Kau baik-baik saja?
Mega
Ya, hanya salah paham. Aku pikir orang jahat sedang mengejar ku, ternyata guru kesenian.
Mega
Beliau pikir, aku penyusup.
Stevan
Syukurlah kau baik-baik saja. Lain kali, ajaklah aku bersama mu agar kau tidak sendirian.
Pelajaran di mulai. Hal mengejutkan membuat satu kelas risuh. Guru biologi diganti, oleh seorang pria yang terlihat muda dengan jaket kulit hitam yang menambah pesona.
Guru Biologi
Saya membuat grup ini agar kita bisa mudah berkomunikasi mengenai pekerjaan rumah dan sebagainya. Jangan gunakan grup ini untuk menyebarkan link ataupun mengobrol satu sama lain.
Kelas terus berlanjut, hingga bel makan siang berbunyi.
Mega
Kau dimana? Kenapa kelas mu masih saja belajar meski sudah bel istirahat?
Sophia
Pelajaran sejarah sungguh membosankan. Kami disuruh merangkum tiga bab sekaligus. Aku rasa, aku akan terlambat ke kantin.
Mega
Baiklah, aku pergi ke kantin bersama Natasha dan Maria. Datanglah jika sudah selesai.
Mega meminta Natasha dan Maria untuk jalan terlebih dahulu, sedangkan ia pergi ke kamar kecil.
Mega memberi pesan pada grup teman-temannya.
Mega
Seseorang terdengar kesakitan di salah satu toilet
Mega
Tidak. Ia menggeram seperti menahan sakit. Aku mengetuk pintu, tapi ia tidak membukanya
Natasha
Keluar dari sana, dan laporkan kepada Bu guru
Mega
Bagaimana jika ia memang membutuhkan ku? Aku tidak tega meninggalkannya sendirian
Maria
Kalau begitu, tetaplah disana. Aku akan memanggil seorang guru
Grup hening. Mega, masih mencoba untuk mencaritahu siapa yang ada di dalam. Ia terus mengetuk meminta jawaban, tapi tidak ada satupun suara yang menjawabnya. Hingga tiba-tiba suara itu berhenti.
Geraman itu terdengar begitu jelas dari atas kepala Mega. Ketika ia mendongak, sebuah wajah dengan rambut basah, menatap Mega dengan senyuman lebar, mata melotot, hingga raut wajahnya terlihat menyeramkan.
Di Rumah
Satu sekolah gempar akan berita yang beredar. Mega yang menemukan sosok dari dunia lain, membuat kamar mandi lantai tiga sepi pengguna sejak tiga hari terakhir.
Guru Kesenian
Mega, bagaimana kabar mu hari ini?
Guru Kesenian
Apa ibu bisa berkunjung? Sekaligus, memberikan titipan dari beberapa guru dan teman-teman mu
Guru kesenian datang dengan membawa buah tangan serta titipan dari seluruh guru dan teman. Ia berbincang dengan orang tua Mega, sebelum akhirnya mereka bertemu di dalam kamar Mega.
Banyak hal yang guru itu tanyakan ke Mega, bahkan beberapa diantara nya pertanyaan yang tidak ada hubungannya dengan kejadian tiga hari lalu.
Mega
Tadi ibu kesenian datang berkunjung. Awalnya baik-baik saja, tapi lama kelamaan ia bertanya hal-hal aneh
Mega
Apa dia mengenakan gaun pengantin? Apa dia mengatakan sesuatu? Apa dia mengenakan sepatu putih?
Mega
Maksudku, melihat matanya yang memerah saja sudah membuatku takut. Bagaimana bisa aku memperhatikan hal semacam itu
Maria
Aneh. Kenapa Bu guru menanyakan hal-hal seperti itu? Apa mungkin ia juga pernah mengalami hal yang sama seperti mu?
Mega
Entahlah, tapi ekspresinya begitu serius tadi. Seakan dia memaksaku untuk mengingat kejadian itu. Dia tidak ingin aku melewatkan apapun
Seharian ini, Mega merasa ada yang aneh di rumahnya. Ketika orang tua pergi bertemu sanak saudara, Mega yang sendirian di rumah merasa sesuatu sedang menemaninya saat ini.
Mega
Apa kau datang ke rumah ku?
Mega
Aku melihatmu berjalan di ruang tamu menuju dapur
Sophia
Apa kau tidak waras? Ini masih jam sekolah, untuk apa aku di rumah mu?
Mega
Sumpah, aku melihat mu ke dapur. Awas aja jika kau mencoba menipu ku. Aku akan menyusul mu ke sana
Setibanya di dapur, Mega tidak menemukan siapapun. Hanya terlihat beberapa laci dan pintu lemari yang terbuka.
Mega
Hei! Setidaknya tutup kembali jika kau sudah menemukan benda yang kau cari!
Sophia
Hentikan omong kosong mu! Aku masih di sekolah! Tanya Maria jika kau tidak percaya
Terdengar suara aneh dari halaman belakang rumah, seperti seseorang sedang bermain dengan peralatan berkebun.
Mega
Untuk apa kau mengeluarkan seluruh peralatan berkebun?!
Sophia
Demi tuhan Mega! Aku sekarang baru keluar dari kelas menuju halte bis. Bagaimana mungkin aku ada di rumah mu saat ini?
Suara berisik itu kembali terdengar. Kali ini begitu kencang hingga Mega dengan cepat masuk ke dalam rumah, mencoba menangkap siapapun itu.
Tapi, bukan manusia yang ia temui. Melainkan sosok wanita dengan seprai yang melilit di lehernya, dan kaki yang tergantung.
Rambutnya panjang menutupi wajah, tubuhnya membiru seakan darah telah berhenti sejak tadi, dan pakaiannya kotor layaknya seseorang yang baru bangkit dari kubur.
Jantung Mega berdegup kencang. Rasa takutnya begitu besar hingga ia menangis seraya terduduk di lantai.
Sophia
Mega, kau dimana?! Kenapa kau tidak mengangkat panggilanku?
Sophia
Mega, kau baik-baik saja? Apa kau sudah menemukan orang yang membuat kekacauan di rumah mu?
Sophia
HEI!! JAWAB AKU!!! JANGAN MEMBUATKU KHAWATIR!!!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!