NovelToon NovelToon

ANDARA - Vean

Ridin University

..._Ridin University_...

   Suasana hari pertama masuk kuliah, semua mahasiswa baru berkumpul di Aula kampus untuk mendapatkan pengarahan dari Rektor Ridin University. Terdapat perbedaan kasta di kampus ini, mahasiswa dengan ekonomi yang tinggi akan ditempatkan dibagian depan, ya! bisa dikatakan kursi VIP, sedangkan yang ekonominya menengah atau mahasiswa yang masuk universitas karena bantuan atau lebih dikenal dengan (Beasiswa), mereka akan duduk dikursi paling belakang.

Namun jangan salah sangka, mahasiswa yang mendapatkan Beasiswa bukan mereka yang dipilih berdasarkan ekonominya yang rendah, tetapi mereka terpilih berdasarkan bakat, potensi yang mereka miliki sehingga mereka pantas mendapatkan Beasiswa tersebut.

   Rektor kampus telah tiba memasuki Aula setelah sekitar 15 menit mahasiswa baru menunggunya, beliau memberi kata sambutan kepada seluruh mahasiswa baru. Namun, disela - sela kata sambutan yang disampaikan oleh Rektor Kampus , tiba-tiba sosok mahasiswa baru masuk, ia datang terlambat. Tanpa rasa bersalah ia langsung menuju kursi kosong di bagian paling depan sejajar dengan para Dosen, serta Staff kampus. Tak ada permintaan maaf yang keluar dari mulutnya, membuat mahasiswa yang tidak mengetahui siapa sosok mahasiswa baru itu, merasa bahwa dia tidak sopan.

   Rektor kampus serta staff kampus tidak mempersalahkan hal itu, karena dia merupakan anak dari seorang yang berpengaruh dikampus tersebut.

“sekali lagi saya ucapkan selamat kepada seluruh mahasiswa baru Ridin University Tahun Akademik 2023/2024, dan selamat datang dikampus kebanggaan kita bersama ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita semua. Saya akhiri sambutan pada pagi hari ini, Terima kasih”.

   Semua mahasiswa dan mahasiswi bubar dari Aula, dan menuju ke ruangannya masing-masing. Sebelum itu mereka semua melihat mading kampus untuk mengetahui kode ruangan mereka berdasarkan jurusan.

“Aduhhh” pekik Dara yang tersenggol oleh sekawanan mahasiswa lainnya, mereka mamandang rendah Dara, mungkin melihat dari penampilan Dara yang terlihat seperti orang tidak mampu, dan mereka yakin pasti Dara anak Beasiswa.

Dara melihat ke arah mereka kesal, namun ia memilih diam daripada memperpanjang masalah, ia tau bahwa mereka memandang Dara sangat menyedihkan.

Dara pun mengantre untuk melihat mading, segera ia masuk kedalam kerumunan para mahasiswa baru, namun sekawanan wanita mahasiswa dari kalangan atas mendorong Dara.

“Minggir!” ucap Tarina.

Dara merasa kesal dengan perlakuan mereka yang tiba-tiba mendorongnya begitu saja.

“Hei, kalian tidak bisa yang mengantri, jangan asal dorong-dorong sperti itu, semuanya juga ingin melihat mading” ucap Dara kesal.

Semua mahasiswa yang telah tau siapa mereka panik akan keberanian seorang Dara yang menegur mereka dengan sangat enteng, serta beberapa takjub dengan keberaniannya.

3 wanita Arogan itu melihat ke arah Dara dengan tatapan tajam dan senyuman yang licik,

“Kau bicara pada kami?” tanya Gabriella, leader dari circle itu.

“Menurutmu?” jawab Dara.

“Hahahahahahahah, kau tidak tau siapa kami?” ucap Tarina.

“Haruskah aku tau!” ucap Dara dengan ketus.

Gabriella menatap tajam ke arah Dara, “Kau sangat tidak sopan ya! Haruskah aku memberi pelajaran pada wanita ini?”

“Tentu saja itu harus, agar dia tidak semena mena lagi pada kita” ucap Victoria, teman 1 circle mereka.

Gabriella hendak memberi pelajaran pada Dara dengan menarik rambutnya, namun hal itu dihentikan oleh salah satu Dosen wanita.

“Hentikan Gabriel!”

Gabriella langsung menoleh ke arah Dosen wanita itu, segera ia mengurungkan niatnya menjambak rambut Dara, Gabriella dan 2 temannya pun langsung pergi. Dan semua mahasiswa yang berkerumun pun segera bubar dari tempat itu.

Dosen wanita itu (Sheila Parry) menghampiri Dara, “Kamu bukan lulusan SMA Ridin?” tanya Sheila.

“Bukan” jawab Dara semabri menggelengkan kepalanya.

“Pantas saja kamu tidak tau siapa Gabriella, sampai-sampai berani menegurnya, aku sudah tau dia pasti akan membuat masalah!”

“Memangnya siapa dia? Kenapa sifatnya seperti itu?”

“Dia putri tunggal dari pemilik Real Estate di Illinois, orang terkaya nomor 3 dikota itu, kekayaannya dimana mana, maka dari itu dia angkuh dan semena mena kepada orang yang tidak ia sukai, terlebih kepada orang yang ekonominya rendah. Maaf aku tidak bermkasud menghinamu, aku tau kamu mahasiswa beasiswa kan?”

“Aaa, iya, aku mahasiswa beasiswa, lalu kenapa kau bisa tau tentang Gabriella itu, bukannya dia mahasiswa baru, seterkenal itukah dia diluaran?”

Sheila tertawa kecil, “Dia muridku, aku pernah menjadi ketua kelasnya saat dia di SMA Ridin sebelum beralih menjadi Dosen di Universitas ini, makanya aku bisa tau”

“Ohh begitu..., (Dara baru Paham) Ohh, kamu Dosen?” tanya Dara, Sheila menjawab dengan menganggukan kepala.

“Ohh, maaf, pasti aku terlihat tidak sopan ya, maafkan aku, kukira kau mahasiswa juga, kau sangat muda sampai-sampai aku tidak mengira kau Dosen” ucap Dara.

“Hahah, tidak apa-apa, santai saja, kalau begitu aku tinggal ya, masih ada urusan” ucap Sheila, lalu meninggalkan Dara

“Iya..” ucap Dara, dia kembali melihat mading, dan melihat kode ruangannya. Setelah itu, Dara menuju ke ruangan 301 dilantai 3.

   Semuanya telah masuk kedalam ruangan, seperti biasa tak ada yang mengenal 1 sama lain, kecuali mereka yang sebelumnya 1 SMA dan masuk kuliah di kampus yang sama. Dara masih belum mengenal yang lain, jadi dia hanya duduk dikursinya, untuk menyapa lebih dulu, ia sedikit enggan karena sepertinya mereka memilih milih teman.

“Hei Chevy Chase, kau masih belum jera ya 1 sekolah dengan Gabriella, sekarang memilih 1 kampus dengannya, kau masih belum bosan menjadi boneka mainannya” ucap Gene Wilder, sosok pria yang memiliki Vibes seperti anak nakal, tatapannya kepada setiap wanita seperti orang yang penuh nafsu.

Ucapannya itu membuat teman-teman yang lain menertawakan Chevy, ya! Chevy sebelumnya 1 SMA dengan Gabriella, dia selalu jadi bahan bullyan Gabriella dan temannya, meskipun dia bukan anak beasiswa, Gabriella tidak menyukainya karena Chevy terlihat sangat menyedihkan, mudah dibully, dan penampilannya yang selalu meniru Gabriella.

Chevy tak menggubris ucapan Gene, dia tetap memainkan ponselnya terlihat bodo amat, karena dia lelah dengan mereka semua. Chevy yang tidak peduli dengan ucapan itu membuat Gene kesal, sehingga mengambil ponsel Chevy dan melemparnya. Hal itu membuat Chevy kaget begitu juga dengan Dara, Dara langsung berdiri.

“Kau sengaja ya mengabaikanku, kau pura-pura tidak peduli, Hah!” ucap Gene sedikit emosi kepada Chevy.

Dara pun menghampirinya, “Apa apaan ini! Kau sangat tidak berprikemanusiaan ya, melempar barang milik orang lain dengan begitu entengnya”

Gene menatap Dara dengan tajam, “Kau siapa? Jangan ikut campur! Ohhh, jangan jangan kau sama seperti dia, sama-sama menyedihkan, akhirnya Gabriella mendapatkan mainan baru”

“Minta maaf! Kau harus minta maaf pada Chevy dan kau juga harus mengganti ponsel yang kau lempar tadi, kau pikir dia membelinya tidak pakai uang!” ucap Dara.

Gene tersenyum menyeringai, dia mendekati Dara dan berkata tepat didepan wajahnya, “Kau pasti anak baru dari ekonomi rendah, sehingga membahas ponsel yang seharga 5 bulan gaji orang tuamu jika bekerja menjadi pelayan dan kau juga menyuruh seorang Gene Wilder untuk meminta maaf, siapa kau menyuruhku meminta maaf!”

Dara menatap mata Gene dengan sangat kesal, sehingga ia menampar Gene, “Jangan sekali-kali kau membahas orang tua, aku paling tidak suka jika orang tuaku dihina seperti itu”

Gene memegang pipi kirinya, dan tersenyum licik, ia hendak membalas tamparan itu, untungnya Dosen ruangan itu datang. Segera Gene kembali keposisi semula.

“Ada apa ini? Cepat kembali ke tempat masing-masing” ucap Dosen pria itu.

Semuanya kembali ketempat duduk mereka, dan pintu ruangan dibuka oleh seseorang yang hendak masuk keruangan itu. Lagi-lagi sosok pria yang terlambat saat pertemuan di Aula kini ia terlambat lagi memasuki ruangannya, Dosen pria itu pun seperti tak melihat apa apa, ia tak mempedulikan mahasiswa yang terlambat itu.

“Hari ini pertemuan pertama para maba Ridin University, kita hanya membahas E-learning kampus, kalian dapat mengakses website kampus https://RU.learning.class.id di web ini kalian dapat melakukan absen, cek jadwal Mata Kuliah, kode ruangan, ujian, remedi serta cek nilai kalian ketika UTS dan UAS. Jadi sebelumnya saya serta pihak kampus meminta maaf karena tadi kalian harus berdesakan dimading untuk melihat kode ruangan hari ini, kedepannya kalian tidak perlu berdesakan lagi, cukup mengakses Web tersebut. Baiklah hanya itu penyampaian hari ini, perkuliahan akan aktif mulai besok, jadi saya akhiri, Terima kasih”

Dara sedikit merasa gugup, ia ingin beranjak dari kursinya namun Gene sepertinya akan membalas tamparan Dara tadi, Chevy pun sepertinya ingin membantu Dara tapi apalah daya dia juga lemah jika mengenai Gene.

“Semuanya aku minta keluar, kecuali mahasiswa baru ini!” ucap Gene sembari menghampiri kursi Dara.

Semuanya pun segera keluar, termasuk Chevy, yang tidak keluar hanya sekawanan Gene dan pria putra dari seorang yang berpengaruh di Universitas Ridin, Veandar Muphy.

“Andar kau tidak keluar?” tanya Gene.

Andar masih tidak beranjak dari kursinya, juga tidak menjawab ucapan Gene, ia masih memainkan ponselnya, tatapannya datar serta terlihat sangat dingin.

“Bagaimana cara membuatnya keluar, kita tidak mungkinkan menunggu sampai dia keluar, lebih baik kita urungkan saja” ucap Richard yang berbisik kepada Gene, namun didengar oleh Dara.

“Ckkk” Gene berdecak, “Kali ini kau selamat, besok jika aku bertemu denganmu lagi, aku tidak akan melepaskanmu” ancam Gene kepada Dara.

Setelah Gene keluar bersama temannya, Dara menghela nafas, akhirnya dia terselamatkan karena keberadaan Andar, Dara pun menghampiri Andar ke kursinya dan mengucapkan terima kasih, mengira bahwa Andar sedang membantunya.

“Terima kasih, kamu telah membantuku” ucap Dara.

Andar melihat ke arah Dara yang berdiri di sampingnya, tatapannya sangat dingin tak ada senyuman diwajah tampannya.

“Aku tidak membantumu, minggir!” ucap Andar dengan sangat ketus, lalu pergi meninggalkan Dara dan keluar dari ruangan.

“Huhh! Lalu kalau bukan membantuku kenapa dia tetap disini, menyebalkan!”

...****************...

Teman-teman aku lagi ikut lomba untuk karya ini

Jadi bantu aku untuk like, komen, serta vote ya. Dukungan kalian sangat berarti buat aku Terima kasih..🤗

Halo semuanya, jangan lupa like, komen dan subscribe ya..😊

Follow juga akun aku biar kalian gak ketinggalan Update bab baru ataupun Novel baru aku, plus juga tonton ya iklannya, gratis kok😊

Dukungan kalian sangat berarti buat aku, biar semakin semangat menulisnya🙏🏻

Terima kasih..🫶🫶🫶

Anak Manja!

Teman-teman aku lagi ikut lomba untuk karya ini

Jadi bantu aku untuk like, komen, serta vote ya. Dukungan kalian sangat berarti buat aku Terima kasih..🤗

...****************...

Andar menunggu jemputan supirnya dihalaman depan kampus, kebetulan dara baru keluar dari pintu masuk kampus dan melihat mobil mewah yang menghampiri Andar. Kemudian Andar masuk dengan dibukakan pintu oleh supirnya.

“Dasar manja kayak anak kecil, pintu mobil aja masih dibukain” gumam Dara.

   Dari arah belakang seseorang memanggil Dara, ternyata itu Sheila Parry Dosen muda yang sebelumnya bertemu dengan Dara di depan mading kampus.

“Hei..” panggil Sheila, segera Dara menoleh ke arah suara.

“Ohhh, anda ada apa memanggilku?” tanya Dara.

“Kau mau pulang kemana? Kerumah mu atau ke asrama”

“Tentu saja asrama, kalau kerumah nanti malam aku baru sampai disana”

Sheila tertawa, “Rumahmu dimana?” tanya Sheila, mereke berbicara sambil berjalan.

“Filadelfia (sebuah nama kota)” jawab Dara.

“Owww, ternyata jauh juga, jadi kamu tinggal di asrama sampai lulus?”

“Tentu saja, aku akan pulang dihari libur! Oh iya, bagaimana rasanya jadi Dosen muda?”

Sheila tertawa kecil mendengar pertanyaan Dara, “Biasa saja, kenapa kamu berminat menjadi Dosen juga?” tanya Sheila.

Dara juga tertawa kecil, “Hahah, tiidak juga, hanya bertanya saja!”

“Kalau begitu aku pulang duluan ya! Atau kau mau sekalian aku antar?” ajak Sheila.

“Aaa tidak usah, asrama dekat kok, aku bisa jalan kaki saja”

“Yakin! Tidak apa-apa aku tidak keberatan kok jika kamu ikut”

“Emm, benarkah! Kalau begitu aku ikut saja”

Mereka berdua pun menaiki mobil bersama, serta Sheila juga menngantar Dara sampai depan pintu Asrama.

“Terima kasih, seharusnya anda mengantar saya sampai depan gerbang saja tidak perlu sampai pintu masuk” ucao Dara.

“Tidak apa-apa, oh ya! Namamu siapa? Aku Sheila Parry”

“Namaku Zadara Cruise, panggil saja Dara”

“Wahhh nama yang bagus, kalau begitu aku duluan ya, bye..” ucap Sheila sambil melambaikan tangan.

Dara tersenyum melihat Sheila serta membalas lambaian tangannya.

...***...

..._Asrama Mahasiswa RU (Ridin University)_...

   Dara masuk kedalam kamarnya, ia tinggal sendiri dikamar itu, karena masih banyak mahasiswa baru yang masih tinggal dirumahnya, jadi asrama belum penuh dengan mahasiswa baru.

“Huhhh, hari pertama masuk kampus sudah bertemu dengan orang-orang angkuh dan berdarah dingin, apalagi besok, aku akan bertemu dengan sosok yang seperti apalagi” ucap Dara yang berbicara sendiri.

Dara mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, lalu ia menghubungi ibunya, “Halo bu”

“Halo honey, bagaimana hari pertamamu dikampus”

“Biasa aja sih, tadi cuman sambutan dari Rektor kampus dan penjelasan mengenai website/e-learning kampus, besok perkuliahan mulai aktif belajar mengajarnya”

“Begitu ya, kalau begitu semangat ya, belajar yang rajin jangan nakal disana”

“Iya, siap ibu” ucap Dara, dan telepon berakhir.

...***...

..._Perumahan Illinois_...

   Andar baru sampai dirumahnya, ketika memasuki rumah ia ditunggu oleh ibu tirinya, “Aku dengar tadi kamu datang terlambat, bukannya kamu berangkat jauh dari jam masuk, kenapa bisa terlambat?” tanya Nyonya Maria Muphy.

“Bukan urusanmu!” jawab Andar ketus.

“Apa kau bilan? bukan urusanku! jelas jelas perilakumu itu ber-imbas kepadaku, kau putra dari keluarga ini, jadi kau harus mematuhi peraturan disini, serta semua ucapanku!” jelas Nyonya Maria kepada Andar.

“Jika bukan karna Ayahku yang memintamu melakukannya, kau tidak akan melakukannya kan, jadi jangan berlagak peduli terhadap apa yang aku lakukan” ucap Andar yang menatap tajam ke arah Nyonya Maria.

“Kau memang anak yang kurang sopan santun, apa ibumu tidak mengajarimu!” dengan nada Emosi.

Andar merasa kesal dengan ucapan ibu tirinya itu, “Ibu siapa yang kau maksud? dari kecil aku tinggal bersama ayahku dan dirimu, jadi seharusnya kau menyalahkan dirimu sendiri bukan ibuku, kau yang mengajariku bukan! Kau juga tidak punya sopan santun, berlagak mengajariku sopan santun juga, perbaiki dirimu sebelum mencelah orang lain” ucap Andar, lalu pergi meninggalkan ibu tirinya.

“Aaarrrghhhhhh” teriak Nyonya Maria.

Tttukk

   Andar masuk ke dalam kamarnya, tak menghiraukan ibu tirinya itu, dia melemparkan tasnya ke atas kasur, lelah dengan aturan dan kekangan yang dibuat oleh keluarganya.

   Ia mengambil foto ketika ia masih kecil bersama ibunya, memandangi foto itu sembari meneteskan air mata. Keduanya berpisah di saat ia masih berumur 5 tahun, hal itu membuat seorang Veandar tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu.

“Apakah semua ibu sepertimu, meninggalkan putranya serta tidak pernah memberikan kasih sayang layaknya seorang ibu pada anaknya dan bodohnya aku selalu tidak terima dan selalu membelamu saat kau dihina oleh orang lain, padahal kau sendiri telah melupakanku bahkan tidak peduli bagaimana keadaanku disini. Apakah kau tidak merindukan putramu, seperti rupanya sekarang, berapa tinggi badannya, apakah dia bahagia atau kau dia sedang sedih, apakah kau tidak ingin tau!” ucap Andar dengan memandangi foto dia bersama ibunya, serta air mata yang mengalir deras membasahi pipinya.

Tok, tok, tok

Bunyi ketukan pintu dari luar kamar Andar, ia segera menghapus air matanya dan menyimpan foto itu kedalam laci.

Pintu pun terbuka, ternyata itu pelayan wanita, “Tuan, makan siang sudah siap”

“Bawakan makanannya ke kamarku, aku tidak ingin makan disana” ujar Andar.

“Tapi.. peraturan rumah ini dilarang makan di dalam kamar”

“Kalau begitu tidak usah, aku tidak ingin makan!”

“Tapi.. bagaimana jika Nyonya menanyakan anda, saya harus jawab apa? Beliau pasti akan memarahi saya,”

“Aku tidak peduli, terserah kau akan mengatakan apa padanya,” ujar Andar dengan sangat dingin

Pelayan itu pun segera menutup pintu kamar Andar, dan menyampaikannya kepada Nyonya Maria, “Tuan muda ingin makan dikamarnya nyonya,”

“Kau sudah tau kan peraturan yang kubuat?”

“I-iya saya tau nyonya, saya sudah mengatakannya pada tuan muda, dan dia bilang jika tidak bisa begitu dia tidak ingin makan!”

Nyonya maria pun menghela nafas, “Kalau begitu biarkan saja, jika dia tidak mau makan, lagi pula dia bukan anak kandungku, jadi aku tidak peduli,”

...***...

   Di asrama, Dara sedang belajar mata kuliah yang akan dipelajari besok, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya, ia segera menoleh ke arah pintu setelah mendengar suara ketukan pintu.

Tok,, tok,, tok

“Siapa malam-malam begini, mengetuk pintu,” gumam Dara.

Ia pun langsung beranjak dari meja belajarnya menuju pintu, lalu membukanya, “Ohh, Ibu asrama, ada apa datang malam-malam?” tanya Dara.

“Malam ini kamu kedatangan teman asrama baru, dia akan tinggal di kamarmu jadi kamu tidak akan kesepian sendiri” jawab Ibu penjaga Asrama.

Lalu teman 1 kamar itu pun masuk, Dara langsung kaget melihat wanita itu, “Halo!”

“Nah ini dia teman 1 kamarmu, kau mengenalinya?” tanya Ibu asrama.

“Iya kami 1 ruangan tadi pagi”

“Aaa iya benar, tapi kami belum sempat kenalan” ucap Dara.

“Kalau begitu Ibu tinggal dulu ya, ini kopernya” ucap Ibu Asrama sembari membantu memasukkan koper anak baru itu.

   Ternyata teman 1 kamar itu adalah Chevy Chase, wanita yang dibully oleh Gene Wilder tadi pagi di kampus.

“Kamu kok kaget gitu, kenapa?” tanya Chevy.

“Emm, Aaa, tidak apa apa, aku hanya sedikit speechles, kamu memang memilih kamar ini atau Ibu Asrama yang membawamu kesini?” ucap Dara.

Chevy menjawabnya sembari membuka koper dan mulai membereskan baju-bajunya, “Aku yang memintanya 1 kamar denganmu, kenapa kamu tidak suka 1 kamar denganku?”

“Ahhh hahahah, bukan begitu, aku senang kok bisa dapat teman 1 kamar, kok kamu bisa tau kalok aku tinggal di asrama”

“Aku melihatmu tadi sepulang dari kampus, kau diantar oleh nona Sheila kan?”

“Aaa iya kau benar, sini biar kubantu” ucap Dara lalu bergegas membantu Chevy mengemas pakainnya.

Chevy tersenyum ke arah Dara, “Terima kasih, oh iya namamu siapa? Aku Chevy Chase, panggil saja Chevy” ucap Chevy sembari mengulurkan tangannya.

“Aku Zadara Cruise, panggil saja Dara,”

“Oh iya Dara, makkasih ya untuk tadi pagi, kalau tidak ada kamu, habislah Gene akan membully ku habis habisan, dan juga maaf aku tidak bisa membantumu” ucap chevy.

“Its okay, sudah seharusnya saling membantu, aku juga kurang suka dengan sifatnya yang arogan”

“Lalu, apakah Gene menyakitimu tadi? Apa yang dia lakukan terhadapmu?”

“Tidak, tidak ada, tadi ada yang membantuku, tapi aku tidak tau siapa namanya”

“Maklum kita semua kan masih mahasiswa baru, jadi belum mengenali semuanya,” ucap Chevy.

...****************...

Halo semuanya, jangan lupa like, komen dan subscribe ya..😊

Follow juga akun aku biar kalian gak ketinggalan Update bab baru ataupun Novel baru aku, plus juga tonton ya iklannya, gratis kok😊

Dukungan kalian sangat berarti buat aku, biar semakin semangat menulisnya🙏🏻

Terima kasih..🫶🫶🫶

Chevy Tidak Polos!

   

Teman-teman aku lagi ikut lomba untuk karya ini

Jadi bantu aku untuk like, komen, serta vote ya. Dukungan kalian sangat berarti buat aku Terima kasih..🤗

...****************...

Mereka melanjutkan beberesnya hingga selesai, agar kamar itu terlihat rapi dan tidak berantakan, siapa sangka mereka kedatangan teman baru lagi, namun kali ini teman baru itu sosok yang Dara kenal.

Ttok,,Ttok,.Ttok

“Siapa lagi yang datang?” tanya Chevy.

“Entah lah, biar kubukakan pintunya,” ucap Dara.

“DARAAAAA!!!” teriak wanita itu,

“Chealse! Aaaaaaa”,”Kamu kuliah disini juga?” tanya Dara.

Chelsea menjawabnya dengan menganggukan kepala.

Melihat mereka berdua yang sangat heboh, Chevy berfikir pasti mereka berdua teman 1 SMA atau dari daerah yang sama.

“Siapa ini? Temanmu ya?” tanya Chealse kepada Dara sembari melihat ke arah Chevy.

“Halo! Aku Chevy Chase, panggil aku Chevy”

“Aku Chealse Olivia, panggil aku Chealse,”

“Dia juga baru datang malam ini, tak lama setelah itu kamu datang,” ucap Dara.

“Kalian 1 SMA ya?” tanya Chevy kepada Dara dan Chealse.

“Bukan, kami pernah bertemu disuatu acara lomba penyiar Radio, 1 minggu kami tinggal bersama di Arizona waktu itu lombanya memang di adakan dikota Arizona, saat itu kami kelas 3 SMA, setelah itu kita tetap berkomunikasi sampai sekarang” ucap Chealse.

“Ooo wow, kalian dapat juara berapa saat itu?” tanya Chevy lagi.

“Dara juara 1 dan aku juara 2 nya, tidak heran sih jika juara 1 dimenangkan oleh Dara, dia benar-benar hebat” puji Chealse.

“Kamu juga hebat” ucap Dara kepada Chealse.

   Chevy yang tidak mempunyai 1 pun teman dekat sedikti iri melihat kedekatan mereka, yang bisa dibilnag pertemanan mereka juga belum sangat lama, tapi mereka sudah sangat akrab bagaikan berteman dari kecil.

“Kamu, asalmu darimana?” tanya Chealse kepada Chevy.

“Aku dari sini juga tidak jauh,”

“Maksudmu Illinois?” tanya Dara.

“Iya, Illinois,”

“Wahhh, kalau aku jadi kamu lebih baik aku tinggal dirumah dari pada asrama, dirumah kita bisa bebas makan” ucap Chealse.

“Memangnya disini tidak bebas?” tanya Chevy.

Dara tertawa kecil, “Maksdunya kita tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk makan, jika dirumah kan kita makan masakan ibu kita, jadi lebih bebas”

“Jangan-jangan kamu berbeda dengan kami, kamu bukan anak beasiswa ya?” tanya Chealse.

“Bukan!”

“OOO, pantas saja, tapi kenapa kamu lebih memilih tinggal di asrama, kau tidak terlihat seperti orang tidak mampu?” tanya Chelsea, Dara pun mengutik Chealsea dengan tatapan matanya, mengisyaratkan pertanyaannya kurang nyaman.

   Chevy pun tidak mengatakan apapun, mungkin dia malu jika mengatakan bahwa dia membutuhkan teman, karena 1 pun tidak ada yang ingin berteman dengannya.

“Sudah lah, lebih baik kita istirahat saja, takut besok kesiangan” ucap Dara.

Mereka pun akhinya tidur diranjang masing-masing, 2 ranjang atas bawah digunakan oleh Dara bagian bawah dan Chealsea bagian atasnya. Sedangkan Chevy menggunakan ranjang satunya bagian bawah digunakan oleh Chevy sedangkan bagian atas masih kosong. 1 kamar dapat di isi 4 orang.

...***...

_Ridin University_

   Hari ke-2 mahasiswa baru masuk perkuliahan, hari ini belajar mengajar sudah aktif, para maba yang berada di asrama berkecimpung untuk bersiap-siap berangkat kuliah, ada yang masih mengantre kamar mandi, ada yang masih berdandan, masih tidur, ada juga yang sudah berangkat menuju kampus.

   Dikamar Dara, Chevy masih berdandan, Chealse yang masih mandi serta Dara yang telah siap berangkat, namun Dara tetap menunggu teman-temannya yang belum selesai.

“Hari ini matakuliahnya apa ya?” tanya Chelsea yang baru saja keluar dari kamar mandi,

“Statistika” jawab Dara, Dara dan Chealse mengambil jurusan yang sama, yaitu Teknik Informatika.

“Oh iya, Chevy kamu jurusan apa?”

“Aku jurusan manajemen, tapi hari ini kelas kita sama kok,”

“Kelas? Ruangan kalik, kan kita beda jurusannya, aku sama Dara 1 jurusan tapi beda kelas” ucap Chealse.

“Iya maksud aku ruangan, karna aku juga ada mata kuliah statistika hari ini,” jawab Chevy.

   Mereka semua pun selesai, dan segera berangkat menuju kampus. Hari ini ruangan 405 dilantai 4, mereka naik lift bersama. Ketika hendak masuk lift, mereka dicegat oleh Gabriella, Tarina dan Victoria 3 wanita itu ingin menggunakan lift tanpa Dara dan teman-temannya.

“Tunggu! Kami duluan yang akan menggunakan Lift,” ucap Victoria.

“Owww, lihat siapa ini, Chevy Chase dan wanita kemarin ya, yang kurang ajar itu, para sekumpulan rakyat jelata,” ucap Tarina.

Gabriella tersenyum sinis ke arah Dara dan lainnya, “Akhirnya kita bertemu lagi, kemarin aku tidak sempat memberi pelajaran kepadamu,” ucap Gabriella.

“Ada Chevy juga ternyata! kukira kau tidak akan kuliah disini, kau pasti tidak bisa jika tidak 1 sekolah denganku,” ucap Gabriella lagi.

“Siapa kalian? Kenapa bicaranya sangat tidak sopan!” tanya Chealse.

“Siapa lagi ini, kenapa bertambah lagi sampah kampus” ucap Gabriella.

“Kau jangan bicara kurang ajar ya! Kau pikir kami takut padamu” ucap Chealse, sembari mendorong tubuh Gabriella. Tarina dan Victoria berteriak “Gabriel” sembari menahan tubuh Gabriel agar tidak terjatuh.

Hal itu membuat seorang Gabriella marah, ia langsung menampar wajah Chealsea tanpa segan, sontak membuat Dara kaget. Segera Dara memegangi tubuh Chealse, “Apa apaan ini, Gabriel! Kamu sudah kelewatan batas” ucap Dara tak terima temannya ditampar.

“Siapa peduli? Dia yang meneyrangku lebih dulu, haruskah aku diam saja! Tentu saja aku harus membalasnya” ucap Gabriella.

“Ini hanya tamparan biasa, jika kalian kurang ajar lagi kepada Gabriel, kalian akan mendapatkan lebih dari ini” ancam Victoria.

“Ayo, kita pergi” ucap Tarina, lalu mereka pergi menaiki lift terlebih dahulu.

   Dara, Chealsea dan Chevy mereka duduk di koridor kampus, melihat keadaan pipi Chelase yang ditampar oleh Gabriella.

“Chel, are you okay?” tanya Dara.

“I’m okay, siapa wanita tadi itu, kenapa mereka bertiga sangat angkuh?” tanya Chealse.

“Aku juga tidak mengenal mereka, kemarin aku juga sempat bertengkar dengannya” ucap Dara.

“Bisa dibilang mereka itu penguasa disini, dari zaman SMA mereka memang suka membully seseorang yang mereka anggap lemah, dan juga mereka yang dari kalangan rendah. Gabriella putri orang terkaya nomor 3 di Illinois, Tarina putri dari pemilik salon kecantikan DaselaBeauty’s yang cabangnya ada dimana mana, sedangkan Victoria, ayahnya ketua jaksa dipengadilan negeri Illinois. Mereka semua anak dari orang-orang yang terkenal, makanya mereka semena-mena seperti itu” jelas Chevy.

“Tapi itu bukan alasan mereka berhak melakukan hal seperti itu!” ucap Chealse dengan kesal.

“Sudahlah, yang harus kita lakukan hanyalah, tidak mempedulikan mereka, kita disini tujuannya belajar, bukan bersaing, mencari musuh dan semacamnya,” ucap Dara.

“Tapi, kita juga harus tau diri, siapa kita? Kita tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka, apalagi anak dari kalangan rendah” ucap Chevy, Chealse pun menatapnya dengan penuh tanda tanya.

“Emm, sorry! Maksudku, aku tidak menjelek-jelekkan kalian, Aaa aku..”

“Iya kami mengerti kok,” ucap Dara.

Chealse langsung pergi meninggalkan mereka berdua, “Chel, kamu mau kemana, sebentar lagi kelas dimulai” panggil Dara.

“Aku pasti salah bicara ya?” ucap Chevy.

“Gak kok, mungkin dia kesal dengan Gabriella bukan dengan ucapanmu” ucap Dara, “Kalau begitu kamu masuk ruangan duluan aja, aku mau samperin Chealse dulu”

Dara pun langsung pergi menghampiri Chealse, begitu juga Chevy langsung menuju ruangan 405.

   Chealse berdiri dipojok area lantai 4, dan melihat keluar gedung kampus yang serba kaca, Dara menemukannya lalu menghampiri Chealse.

“Chel, Kamu kenapa? Pergi begitu saja,” tanya Dara.

“Jelas-jelas dia sengaja mengatakannya, masih berpura-pura tidak bermaksud apapun!”

“Kamu jangan langsung menilai orang begitu saja, siapa tau dia memang benar-benar tidak bermaksud begitu”

“Terserah kamu Dar!” ucap Chealse dengan muka masam, Dara pun mengelus kedua pundak Chealse, seraya berkata, “ Ya udah, lebih baik kita masuk” ajak Dara.

   Mereka berdua pun memasuki ruangan, namun Chealse enggan untuk duduk bersama Chevy, dia masih kesal dengan ucapan Chevy tadi, bukannya tersinggung, tapi apakah sepantasnya dia berbicara seperti itu, jika memang menganggapnya teman, terlepas dia sengaja atau tidaknya.

   Chevy melihat mereka yang tak menghampirinya sedikit merasa kesal, “Jadi mereka tersinggung dengan ucapanku, bukannya itu memang fakta bahwa mereka memang miskin” gumam Chevy dalam batinnya.

 Ternyata Chevy tidak sepolos itu, diam diam dia juga memiliki sifat yang licik.

-Jam mata kuliah berakhir setelah 2 jam berlangsung-, selanjutnya mereka berpencar ruangan, karena untuk mata kuliah yang kedua tidak sama.

Chevy segera menghampiri Dara dan Chealse, “Hai guys, kok kita pisah duduknya, padahal aku udah sisain tempat buat kalian berdua” ujar Chevy.

Chealse tetap memasang wajah acuh tak acuh, “Emmm, kami berdua hanya ingin duduk dibelakang saja, bukan mengabaikanmu kok” ucap Dara.

“Chel, kamu masih marah ya sama aku, I’m soryy!” ucap Chevy sembari mengulurkan tangannya, tanda permintaan maaf.

Dara segera mengutik Chealse agar membalas uluran tangan Chevy, karean Dara yang meminta Chealse pun membalas uluran tangan Chevy, akhirnya Cheasea memaafkan Chevy.

Setelah itu, Chevy buru-buru mengelap tangannya, tanda ia merasa jijik bersentuhan dengan anak kalangan bawah, namun ia tak memperlihatkan kepada Dara dan Chealsea.

“Jika bukan karena aku membutuhkan kalian, aku tidak sudi berteman dengan kalian yang tidak selevel denganku” gumam Chevy dalam batinnya.

...****************...

Halo semuanya, jangan lupa like, komen dan subscribe ya..😊

Follow juga akun aku biar kalian gak ketinggalan Update bab baru ataupun Novel baru aku, plus juga tonton ya iklannya, gratis kok😊

Dukungan kalian sangat berarti buat aku, biar semakin semangat menulisnya🙏🏻

Terima kasih..🫶🫶🫶

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!