Seorang gadis berbaju biru dongkar dan mengenakan rok sepanjang lutut tengah terlihat bersepeda menuju ladang ayahnya yang berada di pinggir kampung dan ia membawa banyak makanan untuk ayahnya dan tak butuh waktu lama ia sampai di ladang ayahnya lalu ia turun dari sepeda dan memarkir sepedanya ke pinggir lalu ia melihat sekitarnya karna di ladang sayur mereka ayahnya tak terlihat sama sekali, dan hari itu juga cukup panas sehingga Gadis cantik itu tau jika ayahnya pasati sudah beristirahat.
"Bapak pasti lagi istrirahat di pondok, aku harus cepat kesana nanti takutnya bapak kelaparan karna menungguku."lalu gadis cantik itu yang juga bernama Sarah berjalan cukup cepat menuju pondok dan ia melepas sendalnya di tanah dan menaiki tangga untuk naik ke pondok.
"Bapak..."
Namun tak ada seorang pun yang menyautnya lalu ia memutuskan masuk dan ia di kejutkan dengan sosok seorang peria yang tengah berbaring di dalam sambil memejamkan matanya dan karna sebuah tirai lalu sarah menggulung tirai itu keatas dan ia sedikit terkejut. Karna Peria itu tak memakai atasan sehingga perut dan tubuh kekarnya terlihat yang membuat sarah sedikit berteriak
"Astaga siapa kamu.."
Peria itu yang mendengar suara sarah lantas membuka matanya lalu bangkit
"Hey siapa kamu kenapa kamu bisa ada di pondok bapak ku."
Peria itu masih tak mau menjawab hingga terdengar suara dari arah belakang sarah.
"Eh sarah udah sampai nak.."
Sarah menoleh kebelakang dan ia menemukan ayahnya yang perlahan menaiki tangga
"Bapak ada orang jahat di pondok kita pak.."
Ayah sarah yang bernama Joko yang juga merupakan salah seorang ketua RT di desa mereka.
"Dia bukan penjahat Sarah dia itu teman bapak."
Sarah yang masih tak percaya kembali berbicara.
"Bapak bagai mana sih mana ada bapak punya teman yang umurnya lebih muda dari bapak."
joko masuk ke dalam pondok lalu ia duduk di lantai di sebelah peria tadi dan tak lupa ia juga menepuk sebelahnya agara putrinya itu dapat mendekat dan duduk di sebelahnya, dan dengan hati-hati sarah mendekat lalu ia duduk di sebelah ayahnya
"Pak bisa gak sih usir dulu dia sarah gak nyaman di di pondok jadinya."
"Laras gak baik berbicara begitu pada tamu, dia ini teman bapak dan orang yang selalu membantu bapak namanya pandu. Bukankah bapak sudah sering menceritakan soal pandu pada mu."
Sarah yang mendengar hal itu terkejut "Hah pandu, jadi orang ini yang namanya pandu, anak yang paling bapak bagakan itu.."
Joko mengangguk sambil tersenyum.
"Iya, dia gagah kan??"
Sarah melihat dia dari atas sampai bawah, tubuhanya memang bisa di bilang kekar dan wajahnya tak terlalu buruk serta rambutnya gondrong namuan kulitnya yang putih, sarah tak mau mengakui jika dia gagah karna gengsi.
"Biasa aja kok pak, lagian gantengan cowok-cowok bule yang sering kelihatan di TV."
"Sarah.."
"Sarah tau, masa pandu sarah minta maaf."
Dan pandu sama sekali tak menjawabnya dan hanya terdiam menatapnya lalu joko pun mengambil rantang makan yang sarah bawa dan membukanya.
"Wah hari ini ada sambel petek dan ikan masa gorang ."
"Apa bapak mau sarah ambilkan piring??"
"Ambil 3 piring."
Sarah sudah dapat menebak jika salah satu piring pasti untuk Pandu, namun ia tak mau berdebat dengan ayahnya jadi ia pun menurut dan ia mengambil 3 piring dan 3 gelas air minum yang di sajikan di tengah dan mereka pun mulai makan.
...××××...
Selama makan joko mengajak putrinya berbicara.
"Sarah tahun ini usia mu berapa tahun??"
"Tahun ini sarah udah 19 tahun, memang kenapa pak??"
"Bagausalh jika sudah usia segitu jadi kamu sudah bisa menikah."
Sarah yang mendengar hal itu terkejut karna ini pertama kalinya ayahnya berbicara masalah pernikahan karna selama ini ayahnya tak pernah mau membicrakan topik itu.
"Gak usah pak, sarah lebih milih gak menikah sama sekali dan fokus ngurus bapak aja."
Joko yang mendengar hal itu tanpak kecewa "Sarah tidak selamanya bapak mu ini bisa selalu ada untuk mu dan tak selamanya bapak mu ini bisa terus menafkahi mu apa lagi dengan kondisi penyakit jantung yang bapak derita."
Sarah yang mendengar hal itu tampak sedih namun dengan berat hati ia berbicara.
"Pak kan Sarah bisa nanti cari kerja keluar untuk biyaya hidup bapak dan srarah, lagian sarah juga sudah lulus SMA kan."
"Nak, kamu ngelamar kerja kelur belum tentu kamu ankan di terima dan lagi kamu itu masih gadis dan kita tak tau bagai mana jika ada orang jahat yang memiliki niat jahat pada mu dan kamu harus belajar dari kejadian yang sempat menimpa kita berapa tahun lalu soal mendiang bibik mu."
Sarah memang tak bisa mengelak karna apa yang ayahnya katakan itu benar karna gadis yang terlahir dari keluarga ayahnya akan terlahir cantik itu sebanya keluarga mereka di sebut sebagai keturunan darah biru karna paras wanita yang selalu terlahir cantik dan berbanding terbalik dengan perianya. Namun karna hal itu bibiknya yang bekerja di luar kota di temukan tiada di kosanya dengan luka tusuk dan tubuahnya dan juga tak meamkai busana apa pun, dan di duga menjadi korban pemerkosan dan pembunuhan yang dilakukan olah seorang pengusaha kaya yang jua beristri 2 namun karna ia begitu kaya dan berkusa di kota jadi ia sama sekali tak di tangkap dan hanya membayar denda.
"Jika Sarah harus menikah lalu sama siapa sarah haraus menikah, bapak kan tau sediri sarah mana ada cowok."
"Maka dari itu bapak berencana mau jodohkan kamu dengan nak Pandu."
Sarah yang mendengar hal itu begitu terkejut.
"Bapak, mau jodohin sarah sama pandu."
"Bapak yakin pandu adalah peria terbaik untuk mu, coba kamua lihat dia. Dia anaknya rajin dia juga memiliki tubuh yang kekar dan memuangkinkan untuk bisa melindungi mu dari orang jahat."
"Pak ini bukan jamanya simson jadi gak usah ngharap dia bisa menjaga sarah dan sarah yakin mukaknya aja yang polos sifatnya gak gitu."
"Jadi kamu tak suka dengan pendapat Bapak, selama 1 tahun ini bapak terus di batu olahanya lo apa hal itu kurang dan bapak sudah mengenalnya dengan baik. Putri ku sayang apa kamu meragukan pilihan Bapak mu ini."
Sarah dapat melihat reaksi kekecewaan dari ayahnya, namun sarah tak mauayahnya kecewa jadi ia kembai menjawabnya.
"Bukanya sarah tak mau pak, tapi sarah gak mau ketika nanti sarah menikah sarah akan berpisah dari bapak. Karna saau satunya kelurga yang sarahkan cuman bapak."
"Kamu jangan hawatir kita akan tinggal bertiga di rumah yang sama jadi kamu tak mungkian jauh dari ayah mu."
Sarah mengangguk dan mereka pun kembali makan sambil berbicara hal lain.
Bersambung.....
Singat cerita 3 bulan kemudian Sarah langsung di nikahkan dengan pandu namun karna pandu seorang yatim piatu jadi ketika menikah paman sarah yang merupakan kakak dari mending ibu sarah dan bibik sarah lah yang menjadi perwakilan orang tua dari Pandu.
Walau pernikahanya cukup sederhana namun acaranya berjalan dengan hikmat hingga selesai dan sore harinya dan para warga sudah banyak yang kembali pulang dan sekarang tersisa sarah, joko dan pandu di rumah.
"Nah sekarang pandu sudah menjadi suami mu jadai kalian akan tinggal satu kamar di kamr Bapak biar nanti bapak yang tidur di tempat mu."
Sarah yang mendengar hal itu terkejut.
"Buat apa sih pak???."
"Kasur yang ada di kamar mu itu kecil tak cukup untuk berdua, sedangkan di kamar bapak itu gedek, lagian buat apa bapak tidur di kasur yang gedek itu sediri dan lebih baik bapak berikan untuk anak bapak dan suaminya agar nyaman kalok tidurnya."
"Gak mau pak, sarah tetap mau di kamar sarah. Lagian kamar sarah itu strategis dekat ke kamar mandi dan dekat juga ke dapur."
Joko menghela napas pelan.
"Yaudah kalok kamu masih mau di sana, kalok gitu kasurnya aja di tukar."
"Tapi pak.."
Joko lantas berjalan ke dapur lalu memanggi menantunya sedang makan di dapur.
"Pandu apa kamu sudah selesai makan??"
pandu yang baru selesai makan langsung membawa piring kotornya ke wastafel lalu Pandu mencuci piringnya dan sarah pun ikutan menengok apa yang ayahnya lihat.
"liaht lah suami mu itu begitu rajin."
Sarah yang melihat hal itu justru menatap sinis pandu dan berguma dalam hati
'Alah paling lagi caper aja sama ayah mertua biar di puji puji.'
sarah masih juga sulit untuk bisa percaya pada Pandu karna baginya semua peria itu sama Jahat dan pandu saat ini hanya sedang caper saja biar di puji rajin olah ayahnya.
"Yaudah pak sarah pergi mandi dulu."
Lalu sarah segera pergi mandi sedangkan Pandu membantu ayah mertuanya untuk memindahkan kasur, namun mengejutkanya tiba tiba lampu mati padahal itu baru jam 6 sore dan saat itu sudah gelap yang membauat sarah sedikit kesal.
"Sial, bisa gak sih orang lagi mandi enak-enaknya tanpa gangguan mati lampu begini,katanya mesin lampu desanya udah di perbaiki lalu kenapa masih mati begini, bikin emosi aja ."
Lalu sarah segera menyelesaikan mandinya ceapat lalu mengenakan haduknya dan segera keluar namun mengejutkannya lagi di luar masih gelap mungkin ayahnya belum menyalakan lilin lalu sarah yang kesal berjalan ke lemari untuk mengambil Lilin.
"Males banget rasanya tidur gelap gelapan, tapi mau di apa in lagi lampu nya memang begini."
Sarah menarik laci lemari itu lalu mengambil Lilian namun saat tanganya tak sengaja menyentuh sesuatu membuatnya terdiam.
"Loh ini apa aan.."
Sarah terus meraba hingga ia menyadari jika itu adalah tangan sontak ia berteriak
"Setan...."
Lalu ia berlari menjauh dari lemari dan tak lama terdengar suara pintu lemari yang tertutup dan korek api yang menyala dan membakar sesuatu yang rupanya sebuah lilin dan mengejutkanya lagi yang kemegang lilin itu adalah Pandu.
"Kenapa sih kamu pas tangan mu tak sengaja ku pegang kamu gak ngomong, dan lagi gua kira lu setan."
"....."
"Oh tuhan. Kenapa engkau mempertemuakan ku dengan suami yang modelanya begini.".
...××××...
Singkata cerita akhirnya di bagian dapur dan ruang tengah dan kamar sudah di pasangkan lilin jadi sekarang sudah tak terlalu gelap dan sarah juga sudah selesai mangganti baju dan langsung istirahat di atas kasurnya, lalu ia mengambil sebuah buku dan kacamata untuk ia pakai dan ia mulai membaca buku tersebut. sarah memang gemar membaca buku Novel dan itulaha yang memuat ia berbeda dari gadis di desanya yang sudah menggunakan telefon genggam untuk bermain sosial media sedangkan sarah ia tak suka karna baginya itu hanya membuang waktunya jadi di rumah mereka itu yang memiliki hp hanya ayahnya dan itu pun di gunakan hanya untuk menelfon.
Tak lama pintu terbuka dan memperlihatkan pandu yang baru selesai mandi lalu pandu duduk di pinggir ranjang dan tak ada pembicaraan sama sekali di antara mereka hanya ada keheningan hingga kedatangan Joko yang membawa minuman untuk mereka.
"Ini nanti di minum "
Pandu mengambil satu dan meminumnya karna ia kebetulan sedang haus,sarah menoleh pada ayahnya.
"Itu buat apa Pak?"
"Itu minuman herbal bagus untuk menambah setamina."
Pandu yang mendengar hal itu lantas tersedak dan sarah pun menoleh padanya lalu mengelus puangguangnya.
"Hati hati munumnya, lagian gak ada juga yang mau merebutnya dari mu."
"Kalok gitu Bapak balik dulu."
Lalu joko segera pergi sedangkan sarah kembali melanjutkan bacanya.
...××××...
Namun setelah cukup lama membaca ia pun memutuskan untuk berhenti membaca dan menutup bukunya dan mengembalikan kaca matanya ke tepatnya bersama buku tadi, tak lupa ia meminum munuman yang ayahnya bawa tadi tak lama terdengar suara Pandu.
"Apa kamu bisa tidur?"
"Belum memang kenapa??"
"Apa kamu mau memiliki seorang anak??"
"Tentu saja jika memang di beri kesempatan dari tuhan aku takan mungkin menolak, lagian juga memiliki seorang cucu adalah hal yang di inginkan bapak."
"Apa kamu akan mau melakukan apa pun agar bisa memiliki anak??."
Sarah menghela napas pelan "Tentu saja."
Pandu merentangkan tubuhnya lalu ia bangkit dan berjalan ke arah lilin dan sarah yang melihat hal itu biasa saja namun ketika pandu meniup lilin itu membuatnya kaget.
"Apa yang kamu lakukan ."
Lalu pandu berjalan ke pintu dan langsung mengunci pintu.
"Masa pandu, buat apa lilinya di matikan.."
Pandu menghampiri Sarah lalu ia mendorongnya ke belakang yang membuat sarah terkejut.
"Mas pandu..."
"Bukankah kamu ingin segera memiliki sorang anak."
"Iya,tapi bukan begini caranya."
pandu langsung membungkam mulut sarah degan mulutnya dan berapa menit kemudian kasur itu begoyang dan karna kebetulan rumah merka itu kayu jadi sedikit membuat getaran karan memang Pandu begitu kuat di sekitar kamar Sarah tak sampai ke kamar ayahnya hanya suara sarah yang terdengar sampai ke luar, untung saja joko sudah tidur dan jarak antara rumah tetangga jug cukup jauh jadi tak ada yang mendengar suara Sarah yang mendesah tak karuan.
Bersambung....
Besok paginya Sarah terbangun dan ia merasa sakit pada sekujur tubuhnya dan ingatannya soal malam tadi membuatnya menangis namun Sarah tipe wanita yang menangis dengan suara kecil jadi tak sapai terdengar di luar dan hanya membangunkan Pandu.
"Kenapa kamu menangis. "
"Mas jahat, mas sudah melepas pakian sarah mas juga menunsuk sarah mas jahat hik."
Pandu menghela napas pelan karna ia tau jika sarah itu hanya gadis polos dan tak tau apa yang mereka lakukan itu adalah hal yang wajar bagi pengantin yang baru menikah dan lagi Pandu sama sekali tak memaksa karna dia sudah memberitaunya di sarah juga menikamtinya, lalu pandu mengelus perut Sarah dan saat itu kondisi mereka hanya tertutup selimut saja.
"Apa kamu merasa tak nyaman pada perut mu??"
"Tentu saja itu karna anda menusuk bagian bawah ku,sebenarnya apa yang ada lakukan pada ku semalam kenapa aku bisa mearsakan sakit seperti ini."
Pandu mencium puncak rambut sarah "Kamu akan tau, apa kamu mau nanti pagi ku bawa ke puskesmas??"
"Mereka pasti akan mentertawakan ku aku tak mau ke puskesmas."
Pandu semakian mengeratkan pelukanya lalu mencium punggung sarah.
"Lalu apa yang harus aku lakukan agar kamu tak bersedih lagi??"
"Baju, aku hanya membutuhkan baju ku aku tau kita saat ini sama-sama tak memakai apa pun."
Pandi tersenyum lalu ia mencium pipi sarah sedangkan sarah ia tak marah sama sekali dan hanya diam lalu pandu turun dari ranjang dan mengambil pakianya yang ada di lantai.
Ia menemukan celananya lalu memakainya dan berjalan ke arah meja lilin lalu mulai menyalakan lilin itu dengan korek yang ada di sakunya dan saat lilin itu menyalah lantas tubuh pandu yang tak memakai baju itu terlihat jelas, tubuhnya begitu kekara dan berotot dan sarah dapat melihat jelas lalu pandu memungut baju sarah yang semalam ia lepas dan memasukanya ke dalam keranjang lalu ia memngambil baju baru untuk sarah dan mensruh baju itu di atas kasur.
"Pakai lah aku akan keluar dan meangambilkan Kayu di luar untuk memasak air minum."
Sarah mengangguk lalu pandu keluar sedangkan sarah langsung memakai baju yang pandu berikan.
...×××××...
Perlahan mata hari mulai terbit karna saat mereka terbangaun tadi itu sekitar pukul 5 pagi dan sekarang sudah menunjuk pukul 6 pagi dan sarah sekarang sibuk memasak di dapur sedangkan pandung pergi membawa cucian seprai ke sungai untuk di cuci, sebenarnya sarah tak paham apa yang membut pandu tiba tiba ingin menyuci seprai itu padahal baru di pakai sekali namun ia berusaha menghilangkan rasa penasaranya dan lanjut memasak,tak lama Joko ke dapur dan langsung duduk di meja makan
"Bagai mana tidur mu semalam nak."
"Sarah gak bisa tidur dengan baik pak gara gara mas pandu."
"Tenang saja kamu akan terbiasa, karna kehidupan pernikaan memang seperti itu."
Sarah terkejut dengan jawaban ayahnya dan ia yang kesal lantas memotong motong sayur yang akan ia masam dengan kasar hingga tanpa sadar melukai jempolnya dan mengelurkan darah.
"Ahh sakit."
Joko yang mendengar hal itu lantas terkejut lalu menghampiri putrinya.
"Ada apa nak??" Sarah menunjukan tanganya.
"Aw..Tangan sarah terkena sayatan pisau pak."
Tak lama terdengara suara langkah kaki dari arah tangga dapur naik dengan tergesah gesah dan saat sampai ke atas sarah terkejut rupanya itu adalah Pandu namun pandu terlihat berkeringat lalu ia menghampiri sarah dan menarik tanganya ia melihat darah yang tak hentinya keluar dari tangan sarah yang terluka.
"Kamu kenapa sih main tarik-tarik aja.."
Joko pun masuk ke dalam dan mengambil kotak P3K yang ada di rumah.
"Pandu ini kotak P3Knya ." D
an pandu menerima kotak itu dan mengajak sarah untik duduk dan perlahan ia mengobati luka sarah sedangkan sarah merasa mereka berdua terlalu bereaksi lebai padahal lukanya hanya kecil, luka itu memang sakit namun tak mungkin bisa membunuhnya sedangkan ekspresi kedua orang itu justri terlihata begitu panik.
"Ini hanya luk kecil bapak dan Masa pandu gak perlua hawatir."
"Sarah jangan meremehkan luka kecil itu,apa kamu tak belajar dari mediang mama mu."
Sarah menghela napas pelan dan membiarkan tanganya di obati oleh pandu. Singkat cerita akhirnya pandu selesai mengobati dan sarah di larang ayahnya untuk melanjutkan masaknya dan joko lah yang melanjutkan masak masaknya sedangkan pandu kembali ke bawah untuk menjemur seprai yang baru selesai ia cuci.
Sarah menatap ayahnya yang sedang memasak sarah merupaka anak yang sangat di manja olah kedua orang tuanya dari kecil karna hanya dia anak satu-satunya namun sarah justri tak suka karna ia sangat ingin menjadi wanita mandiri seperti bibiknya dan bermimpi untuk bisa bekerja di kota.
Dan karna itu sarah mulai belajar manjadi mandiri mulai dari ia akan banguan pagi pagai untuk memasak makanan dan bersih-bersih rumah, karna itu bibknya juga sudah menawarkanya untuk tinggal bersamanya nanti di kota setelah lulus SMA.
Di tambah setelah ibu sarah wafat karna sakit joko pun semakin mendukung agar putrinya itu untuk mengikuti bibiknya ke kota agar putrinya tak terlalu berlarut-larut dalam kesedihan setelah kematian ibunya, namun takdir berkata lain bibinya di temukan tewas di bunuh di kosanya dan pembunuhnya juga sampai sekarang masih bebas yang membuat joko ragu untuk mebiarkan putrinya berangkat ke kota dan untungnya sarah mau menurut walau pada pada akhirnya impianya untuk tinggal di kota akan pupus.
...×××××...
Setelah selesai memasak mereka bertiga segera sarapan pagi bersama sama dan hari itu ayahnya sarah tak berangkat ke kebun karna ia ada pekerjaan untuk mendata warga yang ada di RTnya untuk di daftar agar mendapatkan bantuan.
Jadi di rumah hanya tersisa Sarah dan pandu, lalu sarah menghabiskan waktunya untuk membaca sedangkan pandu menghabiskan waktunya untuk mengasah parang dan cangkul yang nanti akan di pakai di ladang. pelahan sarah mulai bosan, namun biasanya ketika sarah bedang bosan membaca buku ia akan pergi ke rumah tetangga namun ia sedang tak ingin pergi jauh karna masaih merasa lelah jadi ia memutuskan untuk istirahat di kasur dan tak butuh waktu lama sarah sudah terlelap dalam tidurnya dan sarah pun bermiampi jika ia berad di huatan yang sangat asing baginya.
Sarah mulai ketakutan karna di situ hanya ada dia lalu ia mencoba mencari jalan kelur namun tak ketemu dan justri ia tak sengaja bertemu dengan seorang peria tinggi gemuk dan peria itu juga terlihat berusia lebih tua darinya dan ia mendekati sarah.
"Hai gadis manis,kamu sangat persis seperti bibik mu memiliki pesona yang begitu cantik, namun kamu sia-siakan."
Perlahan sarah mundur karna oeria itu mulai mendekat "Menjauh lah , jangan mendekat."
Peria itu tersenyum genit"Kemarilah adik manis."
Tiba tiba tubuh sarah terhenti karna ia mentok pada sebuah pohon dan peria itu langsung menangkapnya sedangkan sarah lantas berteriak dan seketika ia terbangun dari tidurnya dengan badan yang penuh keringat dan tubuh yang gemetar.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!