NovelToon NovelToon

Pernikahan Membawa Luka

Part 01

Terlihat seorang wanita yang telah di baluti gaun pengantin sedang berjalan mondar-mandir di ruang rias. Pikirannya begitu kacau, di tambah lagi dengan kegugupan membuat dirinya menjadi tidak tenang. Waktu berjalan begitu cepat, sehingga dia tidak bisa menceritakan suatu hal penting yang telah dia alami kepada suaminya.

"Non! acaranya sudah di mulai. Ayo turun," ucap seorang pelayan menghampiri gadis itu.

Aisyah Ayunintia adalah gadis berhijab yang telah menjadi yatim piatu sejak kecil, dia di besarkan di panti asuhan. Dia gadis yang pintar dan memiliki segudang prestasi. Bahkan dia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Fakultas ternama, sehingga kini dia mengajar di sekolah ternama untuk mengajar anak-anak PAUD/TK ternama. Bukan hanya berprestasi, tetapi Aisyah juga sosok wanita yang pekerja keras. Bahkan dia sudah bekerja serabutan di saat kuliah untuk memenuhi kebutuhannya.

Dia akan melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya yang telah dia pacari selama setahun. Andre Pranata, adalah dosen di Fakultas ternama. Bahkan dia pernah menjadi dosen Aisyah saat kuliah. Pada pertemuan pertama mereka, Andre telah jatuh hati pada kecantikan Aisyah. Bukan hanya cantik dari parasnya, bahkan gadis itu juga memiliki hati yang sangat cantik. Sehingga membuat Andre langsung menetapkan hatinya kepada gadis itu.

"Apa Kak Andre sudah datang?" tanya Aisyah sambil meremas kedua tangannya.

"Sudah, Non! Semua sudah hadir. Bahkan Tuan Andre sudah siap untuk mengucapkan ijab kabul,"

"Apa boleh aku bicara sebentar dengan Kak Andre?"

"Maaf, Non! Pak Penghulu sudah menunggu. Lebih baik kalian bicara setelah acara ijab kabulnya selesai ya," ucap pelayan itu mencoba membantu Aisyah untuk bangkit.

"Tapi!" ucap Aisyah gugup.

Jujur dia ingin mengatakan sesuatu kepada calon suaminya itu. Suatu hal yang sangat penting untuk menentukan kelanjutan pernikahannya. Namun, gadis itu tidak di beri kesempatan untuk mengatakannya. Hingga akhirnya gadis itu memilih untuk diam. Dia berniat akan mengatakan semuanya kepada calon suaminya di saat acara telah selesai.

Dengan berat hati Aisyah duduk di samping Andre, sang calon suami yang telah menunggunya sejak tadi. Melihat Aisyah yang telah duduk di sampingnya, Andre langsung merasa sangat bahagia. Apalagi melihat kecantikan gadis itu yang semakin terpancar dengan make-up yang menghiasi wajahnya.

"Kamu cantik sekali, Sayang," ucap Andre tersenyum kecil.

"Kak! Apa bisa kita bicara sebentar?" tanya Aisyah penuh permohonan.

"Bicara apa, Sayang? Nanti saja ya, setelah acara selesai," ucap Andre tersenyum kecil.

Setelah melihat pengantin wanita yang telah hadir, Pak Penghulu langsung memulai acara. Dia menuntun Andre untuk mengucapkan ijab kabul dengan baik dan benar. Dengan lantang dan penuh keyakinan Andre mengucapkan ijab kabul, hingga akhirnya status mereka berubah menjadi suami istri.

Mendengar kata "SAH" Yang keluar dari mulut para saksi, jantung Aisyah langsung berdegup dengan kencang. Dia tidak tau harus bahagia atau tidak. Bahkan dia tida bisa membayangkan bagaimana reaksi Andre saat mengetahui semuanya.

*****

Aisyah duduk di tepi ranjang sambil terus menantap kearah pintu. Dia terlihat sangat gugup, bahkan kedua telapak tangannya telah dipenuhi keringat. Dia tidak tau harus mengatakan apa kepada suaminya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi suaminya saat mengetahui semua yang telah terjadi kepadanya.

Hingga akhirnya pintu kamar terbuka, terlihat seorang pria gagah dan tampan melewati pintu itu. Terlihat senyuman penuh kebahagiaan yang menghiasi wajah tampannya. Melihat senyuman penuh kebahagiaan yang melingkar di wajah sang suami, hati Aisyah menjadi semakin teriris. Dia tau apa yang di harapkan suaminya malam ini. Namun, sangat di sayangkan, apa yang seharusnya menjadi hak suaminya itu justru telah di rengut oleh orang lain terlebih dulu.

"Kenapa kamu gugup seperti itu, Sayang? aku tidak akan memakanmu," ucap Andre berusaha menenangkan Aisyah yang begitu gugup.

"Kak! Maafkan aku. Maafkan aku, Kak," ucap Aisyah meneteskan air matanya sambil menantap sang suami dengan tatapan penuh penyesalan.

"Kenapa kamu menangis? Kamu tidak punya salah, jadi kau tidak pantas meminta maaf seperti itu," ucap Andre duduk di samping Aisyah lalu menghapus air mata istrinya itu.

Aisyah mencoba menarik napasnya secara pelan. Ingatannya kembali memutar kejadian malam itu, kejadian yang merengut kesuciannya. Bahkan telah menghancurkan semua mimpi yang telah lama dia bangun bersama pria di depannya. Dia tidak tau harus mengatakan apa kepada pria di depannya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi suaminya setelah mengetahui apa yang telah terjadi kepadanya.

"Maafkan aku, Kak! Aku sudah tidak suci lagi," ucap Aisyah lirih dengan bibir yang bergetar.

Duar....

Bagaikan disambar petir di siang bolong. Mendengar ucapan istrinya itu, jantung Andre langsung berdetak begitu kencang. Tatapan yang awalnya penuh dengan kasih sayang kini berubah menjadi tatapan tajam yang di penuhi dengan kekecewaan. Dia tidak menyangka jika hal yang selama ini dia jaga malah di ambil oleh pria lain.

"Aku tidak ada niat untuk menghianati kakak. Malam itu...,"

"Cukup!" Teriak Andre sambil menatap tajam Aisyah.

Mendengar teriakan Andre, Aisyah langsung terdiam sambil menatap suaminya itu dengan tatapan tidak percaya. Sosok pria yang selama ini tidak pernah meninggikan suara, kini malah membentaknya begitu keras. Bahkan tatapan Andre yang sangat tajam begitu menusuk hati Aisyah. Dia melihat pancaran kekecewaan yang terpancar di mata suaminya itu.

"Katakan! pria mana yang terlebih dulu mendahuluiku?" tanya Andre mencengkram wajah Aisyah.

Cengkramannya begitu kuat sehingga membuat wanita itu kesakitan. Bahkan dia tidak perduli dengan suara tangis istrinya yang sedang menahan sakit karena ulahnya. Pikirkannya begitu kacau, di tambah lagi dengan kekecewaannya yang begitu besar, sehingga dia tidak bisa menahan emosinya.

"Ternyata akhlakmu tidak seindah pakaianmu. Untuk apa kau menutupi tubuhmu dengan mengunakan hijab, jika kau membiarkan pria lain mengambil hak suamimu. Aku kira kau itu wanita baik-baik. Tapi ternyata kau lebih rendah dari p3l4cur,"

Deg....

Jantung Aisyah langsung berdetak begitu kencang mendengar ucapan suaminya itu. Bahkan rasa sakit atas cengkraman suaminya yang begitu kuat, tidak sebanding dengan sakit hatinya atas hinaan pria itu. Dia tau dia salah, tetapi dia juga tidak mau seperti ini. Jika dia bisa memilih lebih baik dia mati, dibandingkan harus memberikan kesuciannya kepada pria lain. Jika bunuh diri itu tidak dosa, sudah di pastikan Aisyah akan bunuh diri pada malam itu juga.

"Kak!" ucap Aisyah lirih sambil menantap suaminya itu dengan tatapan penuh kesedihan.

"Jika aku tau ini sejak awal, maka aku tidak akan sudi menikahi wanita kotor seperti dirimu," ucap Andre menepis kasar wajah Aisyah lalu pergi meninggalkan wanita itu seorang diri.

Aisyah tidak pernah menyangka jika pernikahan yang dia bayangkan akan membawa kebahagiaan dalam hidupnya, malah membawa luka yang begitu dalam. Dia tidak ada niat untuk menyembunyikan semuanya dari Andre, hanya saja dia tidak mempunyai kesempatan untuk mengatakan apa yang telah terjadi kepadanya.

Bersambung.....

Part 02

Tidak terasa sudah seminggu Aisyah menjadi istri Andre. Namun, bukannya mendapatkan kebahagiaan, Aisyah malah mendapatkan luka yang bertubi-tubi dari sang suami. Hinaan, cacian dan larangan tidak jelas selalu menghiasi hari-hari wanita itu. Bahkan hidupnya semakin tertekan dengan larangan Andre yang tidak masuk akal. Tidak boleh bergaul dengan para tetangga, bahkan tidak boleh berbicara dengan lawan jenisnya. Kecemburuan Andre membuat Aisyah seperti tahanan.

"Aku harus kuat, aku bisa menghadapi semua ini. Aku yakin," ucap Aisyah menguatkan dirinya sendiri.

"Biacara dengan siapa kamu?" tanya Andre menatap tajam Aisyah.

"Tidak ada, Kak! A... Aku bicara sendiri," ucap Aisyah sedikit gugup.

Mendengar ucapan Aisyah, Andre langsung menatap ke seluruh ruangan kamarnya. Benar, tidak ada orang. Jadi Aisyah tidak berbohong jika dia berbicara seorang diri.

"Awas saja kamu jika bicara dengan pria lain," ucap Andre menatap tajam Aisyah lalu mengenakan pakaiannya.

"Ia, Kak! Aku siapkan sarapan dulu ya,"

"Hem!" dehem Andre tanpa menatap Aisyah.

Setelah mendapatkan izin dari sang suami, Aisyah langsung melangkahkan kakinya menuju dapur. Dia menyiapkan sarapan untuk suaminya dengan senang hati. Walaupun selalu mendapatkan perlakuan kasar dari sang suami, tetapi Aisyah selalu mengerjakan tugasnya sebagai istri dengan sangat baik. Bahkan dia selalu menuruti ucapan suaminya, walaupun terkadang mendapatkan aturan yang tidak jelas. Karena dia yakin, jika suaminya itu melakukan itu semua demi kebaikan rumah tangga mereka. Jadi Aisyah harus kuat, walaupun itu terasa sangat berat.

Setelah selesai, Andre langsung turun untuk melakukan sarapan bersama istrinya. Memang setiap kali melihat wajah Aisyah, dia langsung mengingat penghianatan istrinya itu. Pengkhiatan yang begitu menusuk hatinya. Namun, tidak bisa di pungkiri, dia masih sangat mencintai Aisyah, sehingga dia memilih untuk mempertahankan rumah tangga mereka. Walaupun itu sangat menyakiti hatinya. Bahkan tak jarang dia melampiaskan kekesalannya dengan menyakiti Aisyah dengan perlakuan kasarnya. Bukan hanya hinaan dan juga cacian, tetapi Andre juga sering melakukan KDRT kepada istrinya.

"Kakak sudah siap? Ayo duduk," ucap Aisyah melihat Andre yang berdiri menatapnya dari tangga.

"Mau kemana kamu?" tanya Andre melihat penampilan Aisyah yang sudah rapi.

"Mau mengajar, Kak! Waktu cutiku sudah habis," ucap Aisyah menunduk.

Mendengar penjelasan istrinya itu, Andre hanya diam. Dia memperhatikan setiap inci tubuh Aisyah dengan tatapan tajam. Melihat tatapan suaminya itu, Aisyah hanya bisa menunduk ketakutan. Dia merasa takut jika suaminya itu akan melakukan kekerasan lagi kepadanya.

"Ingat statusmu! Kau itu adalah istriku, jadi jaga sikapmu. Jangan sampai kau mengotori nama baikku dengan kelakuanmu yang liar dan murahan itu," ucap Andre menatap tajam Aisyah.

Deg....

Jantung Aisyah bagaikan berhenti berdetak mendengar ucapan suaminya yang begitu menusuk. Andre memang selalu mengeluarkan kata-kata pedasnya kepada Aisyah. Memang Aisyah bersalah, dia tidak bisa memberikan apa yang seharusnya menjadi hak suaminya itu. Namun, dia juga tidak bisa melawan, bahkan kejadian malam itu masih terus terbayang di ingatannya. Tanpa suaminya ketahui, dia juga mengalami trauma pada kejadian malam itu. Bukannya mengobati trauma istrinya, tetapi Andre malah menambah trauma wanita itu dengan sikapnya yang begitu kasar.

"Kamu tidak perlu memasang wajah sedihmu itu di depanku. Memang kamu itu wanita rendahan. Jika aku tidak menikahimu, pasti kau sudah menjadi p3l4cur saat ini. Ups, bukannya sudah ya," ucap Andre tanpa memiliki hati nurani sedikitpun.

"Kak!" ucap Aisyah dengan mata berkaca-kaca.

"Sudahlah! nafsu makanku sudah menghilang," ucap Andre bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya untuk keluar.

Tidak mau membuat amarah suaminya semakin memuncak, Aisyah langsung bangkit dari duduknya dan mengikuti suaminya itu. Namun, saat ingin masuk ke mobil, dia melihat segerombolan bapak-bapak yang sedang melakukan lari pagi. Para tetangganya memang sangat ramah, jadi mereka langsung menyapa Aisyah yang sedang mengatarnya sampai ke mobil. Melihat Aisyah membalas sapaan para bapak-bapak itu, emosi Andre langsung menyala.

"Apa kau ingin mengoda mereka?" tanya Andra mengeraskan rahangnya.

"Maksud kakak apa?" tanya Aisyah menitikkan air matanya mendengar ucapan suaminya yang begitu menusuk.

"Alah! Jangan banyak acting kamu. Kamu segaja 'kan tersenyum kepada mereka. Ingat Aisyah, kami itu sudah memiliki suami. Jadi tidak usah obral tubuhmu itu kepada setiap pria," ucap Andre menatap jijik Aisyah.

Melihat pertengkaran sepasang suami istri itu, seorang pria memperhatikan pertengkaran mereka dari kejauhan. Pria itu adalah kakak dari tetangga baru Andre. Memang pria itu tidak terlalu mau mencampuri urusan orang lain, tetapi mendengar ucapan Andre, pria itu langsung menatap iba kepada Aisyah.

"Bunda!" Teriak seorang bocah laki-laki berlari mendekati Aisyah.

"Bryan!" teriak Askara mengejar keponakannya itu.

"Eh! Ada Bryan. Kamu ngapain di sini, Sayang?" tanya Aisyah menghapus air matanya dan berusaha terlihat baik-baik saja di depan bocah itu.

"Itu rumah Bryan, Bunda. Bunda juga tinggal di sini? Bunda kapan mengajar lagi, kami semua sudah merindukan, Bunda," ucap Bryan menatap Aisyah dengan penuh kerinduan.

Bryan Putra Arvinando adalah salah satu murid Aisyah. Karena sifat keibuannya dan juga keramahannya membuat semua muridnya merasa nyaman dengan dengan Aisyah, termasuk Bryan. Kedua orang tua Bryan baru pindah ke rumah yang ada di depan rumah Andre, sehingga mereka kini menjadi tetangga.

"Maaf! Aisyah tidak mengajar lagi. Karena dia sekarang sudah menikah," ucap Andre tidak suka melihat tatapan Askara kepada istrinya itu.

"Kenapa, Paman? Jika Bunda tidak mengajar lagi jadi siapa yang akan mengajar Bryan," ucap Bryan penuh dengan kesedihan.

"Sayang! dengarkan deddy, bunda ini memang tidak mengajar lagi. Tapi Bryan masih memiliki bunda yang lain di sekolah 'kan?" tanya Askara dengan lembut sambil mengusap lembut rambut Bryan.

"Tapi, Ded!" ucap Bryan dengan penuh kesedihan.

"Maaf! Kami harus pergi," ucap Andre menarik kasar tangan Aisyah dan mendorongnya masuk ke dalam mobil.

Melihat perlakuan kasar Andre, Askara langsung menatap Aisyah dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Melihat tatapan Askara, Andre langsung semakin tersulut emosi dan melajukan mobilnya meninggalkan pria dan bocah itu.

"Kak! Kenapa kakak berbicara seperti tadi kepada Bryan? Dia itu masih kecil, dia tidak tau apa-apa," ucap Aisyah menatap kesal suaminya itu.

"Kenapa kau marah seperti itu? apa papa dari bocah tadi pernah tidur denganmu? oh maaf, anak tadi memanggil pria itu dengan sebutan Deddy, jadi pria itu adalah papanya," ucap Andre terkekeh kecil.

"Jadi mulai sekarang kau tidak boleh mengajar lagi. Dan jangan pernah berhubungan lagi dengan bocah itu ataupun Deddynya," ucap Andre dengan tegas.

"Kak!" hanya itu yang bisa keluar dari mulut wanita itu saat ini.

Dia menatap suaminya itu dengan tatapan penuh kesedihan. Dia tau jika dia salah. Akan tetapi tidak sewajarnya suaminya itu berkata seperti itu kepadanya. Karena dia hanyalah wanita biasa yang tidak pernah lepas dari kesalahan.

Bersambung.......

Part 03

Askara menatap mobil Andre dengan tatapan kosong. Dia mengingat wajah Aisyah dan merasa jika wajah itu tidak asing di matanya. Namun, dia tidak bisa mengingat kapan dia bertemu dengan wanita itu. Akan tetapi, yang menjadi perhatian Askara malah tertuju kepada raut wajah Aisyah yang sepertinya sangat tertekan. Bahkan Askara melihat pancaran aura ketakutan yang terpancar di mata Aisyah.

"Deddy! Paman itu sangat kasar kepada bunda," ucap Bryan sambil menyeka air matanya.

"Kenapa anak deddy menangis? katanya pria sejati," ucap Askara membawa Bryan kedalam gendongnya.

"Bryan memang pria sejati. Tapi Bryan tidak bisa melihat wanita di sakiti. Apalagi wanita itu Bunda Aisyah," ucap Bryan dengan mode kesal.

"Bunda Aisyah!" gumam Askara tersenyum kecil.

"Kenapa deddy tersenyum? apa deddy mencintai bunda?" tanya Bryan mengoda Askara.

"Sejak kapan anak deddy tau soal cinta?"

"Taulah! papa dan mama 'kan selalu bilang gini, aku mencintaimu, Sayang," ucap Bryan memperaktekan gaya bicara sang papa saat mengungkapkan cinta kepada mamanya.

"Dasar orang tua absurd! kalian mengajarkan apa kepada keponakanku ini?" batin Askara mengumpat kesal kepada adik dan juga adik iparnya.

"Sudahlah! lebih baik kita berangkat saja. Lihat! sudah jam berapa ini. Kamu pasti sudah terlambat," ucap Askara membawa Bryan kedalam mobilnya.

Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Selama di perjalanan pikirannya terus tertuju pada Aisyah. Wanita yang mampu membuat getaran yang berbeda pada dirinya. Namun, Askara langsung menepis semua pikirannya. Dia sadar jika wanita itu telah menjadi istri orang lain, jadi dia tidak pantas untuk memikirkan pasangan orang lain.

Sedangkan Aisyah menatap binggung Andre yang terus melajukan mobilnya. Dia menatap binggung pria itu, karena ini bukanlah jalan menuju ke kampus tempat suaminya itu mengajar.

"Kak! kita mau kemana? bukankah ini jalan menuju ke sekolah. Apa kakak masih mengizinkanku untuk mengajar?" tanya Aisyah dengan suara pelan.

Mendengar pertanyaan Aisyah, Andre langsung tersenyum kecil. Dia menatap wanita itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Melihat tatapan pria itu, Aisyah langsung menunduk ketakutan. Setelah menikah sikap Andre memang tidak bisa di tebak. Kadang dia bisa berubah menjadi sosok yang menakutkan.

"Kenapa kamu sangat ingin tetap mengajar? Apa kamu tidak mau membuang kesempatanmu untuk bertemu dengan pria itu? Kamu tenang saja, kamu memiliki banyak waktu untuk bertemu dengannya. Karena dia sekarang adalah tetangga kita," ucap Andre terus menatap ke depan.

Mendengar ucapan suaminya itu, perasaan Aisyah terasa sangat hancur. Dia memang mengakui jika dirinya adalah wanita kotor yang tidak bisa menjaga kesuciannya. Namun, tidak sepantasnya Andre terus mengungkit masalah itu, bahkan tidak memikirkan bagaimana perasaannya.

Karena bagaimanapun Aisyah hanyalah wanita biasa, wanita yang tidak pernah luput dari dosa. Dia bukan bidadari surga yang di turunkan Allah untuk menjadi pasangan suaminya itu. Namun, kenapa sang suami selalu mengungkit masa lalunya, tanpa mau mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu. Sehina itukah dirinya, sehingga suaminya itu selalu mengelurkan kata-kata yang sangat menyakitkan untuknya.

Tidak mau lagi hatinya terluka karena ucapan suaminya itu, Aisyah memilih untuk diam sambil menatap ke arah kaca jendela. Dia menatap jalanan kota sambil berusaha menahan tangisnya. Melihat kesedihan wanita itu, Andre hanya diam sambil fokus menyetir. Bahkan tidak ada sedikitpun rasa bersalah terlintas di hatinya karena telah menyakiti hati istrinya itu. Dia malah merasa puas karena bisa membalaskan dendamnya atas penghianatan Aisyah.

"Melihatmu bersedih seperti ini, perasaanku juga sangat hancur, Syah! tapi kenapa kau begitu tega kepadaku. Kau menghianati cintaku. Jadi jangan salahkan aku menciptakan penderitaan untukmu. Kamu harus merasakan bagaimana sakitnya perasaanku, saat mengetahui jika ternyata tubuhmu telah terlebih dulu di jajah pria lain," batin Andre melirik Aisyah yang duduk di sampingnya.

Andre mengantarkan Aisyah ke sekolah. Dia langsung mengatakan jika Aisyah ingin mengundurkan diri dan memilih untuk fokus menjadi ibu rumah tangga. Dengan berat hati kepala sekolah tempat Aisyah mengajar mengizinkannya. Karena Aisyah juga berhak untuk menentukan pilihannya.

Setelah selesai mengurus surat pengunduran dirinya, Aisyah menatap sekolah itu dengan tatapan nanar. Dengan berat hati dia menyimpan semua barang-barangnya dan berjalan keluar dari sekolah itu. Melihat Aisyah semua muridnya langsung berlarian mengerumuninya. Ada yang menangis memohon agar Aisyah tetap mengajar mereka. Bahkan ada juga yang mendekati Andre dan meminta Andre agar membujuk Aisyah tetap mengajar di sekolah.

"Paman! bukankah paman adalah suami Bunda Aisyah?" tanya salah satu murid Aisyah mendekati Andre.

"Ia, Sayang! paman adalah suaminya," ucap Andre tersenyum sambil berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan bocah itu.

"Kalau paman adalah suami bunda, pasti bunda akan menuruti perintah, Paman. Tolong suruh bunda untuk tetap mengajar di sini. Kami tidak mau bunda yang lain yang mengajar kami. Kami hanya ingin Bunda Aisyah. Paman, kami mohon," ucap bocah itu diikuti oleh para murid lainnya.

Melihat tatapan penuh permohonan dari para bocah itu, Andre langsung menarik napasnya pelan. Dia tidak bisa melihat tatapan para bocah itu, sehingga dia memilih untuk mengubah keputusannya.

"Baiklah! paman akan menyuruh bunda untuk tetap mengajar di sini. Tapi kalian semua harus jaga bunda ya. Jangan biarkan bunda di goda pria lain, karena paman tidak ingin kehilangan bunda kalian," ucap Andre tersenyum.

"Benarkan, Paman?" tanya para bocah itu penuh kebahagiaan.

Dengan cepat Andre mengangguk kecil sebagai tanda jika dia serius. Melihat itu, para bocah langsung bersorak bahagia. Mereka langsung memeluk Andre dan mengucapkan terima kasih kepada pria itu.

"Terima kasih ya, Kak!" ucap Aisyah mantap Andre dengan tatapan penuh kebahagiaan, setelah melihat para muridnya kembali ke kelas.

"Aku melakukan ini semua karena mereka. Bukan karenamu. Ingat, jaga batasanmu. Jangan sampai aku melihat kau bicara dengan pria lain. Jika sampai itu terjadi, akan aku pastikan kau menyesal," ucap Andre penuh penekanan lalu pergi meninggalkan Aisyah.

Mendengar ucapan suaminya itu, Aisyah hanya bisa menghela napasnya pelan. Dia memilih untuk tidak menghiraukan ucapan pria itu demi kesehatan pikirannya sendiri. Bahkan dia tidak tau apa yang sedang berada di dalam pikiran pria itu. Sehingga dia bisa dengan mudah mengeluarkan kata-kata yang begitu menyakitkan.

Askara yang tidak sengaja mendengar ucapan Andre, hanya bisa menatap pria itu binggung. Dia merasa bingung kenapa ada suami seposesif Andre. Bahkan dia menghujani istrinya dengan aturan-aturan yang tidak jelas. Namun, yang lebih membuatnya binggung, kenapa ada pria yang begitu mudah mengeluarkan kata-kata yang begitu kasar kepada istrinya. Padahal dia bisa melihat jika Aisyah adalah wanita yang sholeha.

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!