NovelToon NovelToon

Jodoh Tuan Vampire

Bab 1

Siang ini di Kota Frujkan langit biru mendadak berubah menjadi abu-abu, perkiraan cuaca akan ada badai menerjang kota, suasana kelam, mirip dalam adegan film horor. Wanita yang sedang mengerang kesakitan, wajahnya memucat dan bibirnya membiru, seorang pria berjabis tipis mengelus kepala wanita bernama Camelia, istrinya hendak melahirkan, di bantu oleh seorang Gulam atau yang di kenal sebagai orang yang ahli.

Kepulan Frujkan bukan kota yang luas, tapi kaya akan hasil alamnya, hanya ada sebuah rumah sakit dan jarak dari rumah keluarga Weems sekitar dua jam perjalanan darat, angin terus berhembus kencang, kabut pekat menghalangi cahaya Matahari. Sebenarnya tidak ada yang aneh karena siang hari di kota Frujkan hanya beberapa jam saja, suasana yang awalnya kelabu kian pekat,  gelap. Bagaikan malam, pengendara harus menyalakan lampu untuk menembus gulita.

Sebenarnya nenek Gulam pernah mengatakan bahwa kehamilan Camelia adalah kutukan untuk dirinya, suatu saat kelahirannya akan mengundang badai dan bangkitnya seorang penguasa kepulauan Frujkan ketika anaknya lahir, karena Camelia tidak percaya ramalan nenek Gulam, dia dan suaminya yang telah menanti kehadiran seorang buah hati, lima belas tahun pernikahan mereka baru kali ini Camelia hamil dan sebentar lagi dia akan melahirkan.

Nenek Gulam menyiapkan beberapa jimat juga yang dipakainya sebagai penangkal marabahaya, seperti benda tajam berukuran kecil yang terbuat dari perak di tambah beberapa kalung bawang putih yang sudah kering atau yang biasa di sebut Hugu.

"Billy, tolong jangan pernah kau buka kan pintu untuk siapa pun" ucap nenek Gulam yang sedang menyiapkan beberapa kain untuk persiapan lahiran.

"Baiklah nek" sahut Billy.

Dia terus mengelus kening istrinya, menggengam tangan wanita yang dicintainya, berharap istrinya akan baik-baik saja.

Sementara Camelia terus mengerang, dia juga tidak tahu apa yang terjadi di dalam perutnya, yang dia rasakan bukan seperti orang yang mau melahirkan pada umumnya.

Arrk!

Teriak Camelia yang merasa perutnya seperti ada yang mendorong agar si bayi cepat keluar.

Nenek Gulam yang berada tidak jauh darinya langsung mendekat, melihat apa pembukaannya sudah cukup atau belum, tapi hatinya merasa sangat cemas.

"Helen, kemari" panggil nenek Gulam kepada Helen yang baru berusia tujuh tahun.

Gadis berkulit hitam manis dan berambut keriting itu mendekat kepada neneknya, sang nenek memberikan sebuah kakung terbuat dari kulit kayu pinus dengan berbandulkan paruh elang.

"Jangan pernah lepaskan, mengerti?"

"Saat nenek berikan ari-arinya kau harus segera sembunyi di bawah sana" si nenek menunjuk sebuah meja.

Gadis kecil itu hanya mengangguk, dia seperti sudah biasa membantu sang nenek.

"Camelia dengarkan aku, kau harus menarik nafas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan" ujar nenek yang berdiri di depan Camelia.

Camelia mendengarkan dengan cermat, Helen si gadis kecil itu terus mengamati apa yang neneknya kerjakan. Di luar rumah angin semakin kencang disertai hujan, mengakibatkan gelombang besar, sejenak Helen mengamati dan mendekati jendela kaca, dia mungkin merasa sesuatu buruk akan terjadi.

Tiba-tiba seekor kelelawar yang berukuran kecil terbang menabrak kaca jendela, membuat Helen tersentak kaget, walau tidak teriak, Helen heran banyak sekali kelelawar yang beterbangan tidak beraturan didekat jendela kamar keluarga Weems.

Camelia berusaha sangat keras agar anaknya lahir dengan selamat, terus melakukan apa yang nenek Gulam perintahkan, semakin dekat dengan lahirnya anak Camelia dan Billy semakin banyak kelelawar yang datang.

Di lain tempat sebuah castile tua yang terletak cukup jauh dari kediaman Weems, terdapat sebuah peti mati yang di dalamnya terdapat seorang tuan muda penerus kerajaan Vampire yang bernama Reeve Ethan Duke ke-4.

Walau bangunan castile terlihat tua, namun di dalamnya terlihat mewah dan modern, di sebuah kamar nan besar itu, peti mati milik tuan muda Reeve berlapis emas, selama ini dia sengaja di tidurkan oleh ayahnya agar penerus Duke bisa tetap terjaga.

Seperti di beku kan, wajah pucat dengan pakaian clasic era pertengahan abad ke-19, di tambah jas hitam yang terbuat dari bulu domba. Seorang pria yang bertubuh tinggi tengah menyalakan beberapa lilin dengan hentikan jarinya, karena keluarga Duke semua telah wafat, yang tersisa hanyalah tuan muda Reeve yang akan bangkit ketika jodoh untuknya telah lahir.

Jasper Lacsen adalah seorang pelayan yang mengabdikan dirinya kepada keluarga Duke, sebelum tanda-tanda kebangkitan tuan muda Reeve, Jasper tinggal di lingkungan manusia, beberapa hal yang dia pelajari dan amati, dia bahkan tidak menghisap darah manusia sejak ratusan tahun lalu, biasanya dia membeli darah babi yang baru atau beku.

Jasper juga sangat pintar dia membuat tabur surya yang bahanya masih alami dan tidak membuat kulitnya terbakar ketika dia berada di luar rumah. Semua yang di lakukan Jasper hanya untuk Reeve tuan muda Duke yang malang.

Setiap jeritan Camelia membuat peti mati Reeve meleleh, perlahan tapi pasti. Begitu juga dengan Camelia, yang sebentar lagi bayinya akan lahir.

Hampir setengah jam Camelia mengerang menarik nafas dan meniup-niup pelan.

Oek oek!

Bayi perempuan dengan tanda hitam di dekat jempol kirinya telah lahir, nenek segera membersihkan badan si bayi. Seperti yang di perintahkan si nenek, dengan sigap Helen yang membawa kuali kecil kemudian di isi dengan ari-ari bayi tuan Billy dan membawanya kebawah meja.

Es yang membeku itu juga telah habis meleleh, mata tuan mud Reeve mulai terbuka, bola mata yang berbeda dari manusia awam itu terlihat nampak indah, kuning ke emasan membuat wajah pucat Reeve terlihat tampan.

Badai yang terus menerpa wilayah pulau dan kota Frujkan berhenti seketika. Helen juga melihat sekawanan kelelawar pun telah pergi.

Seperti ppertanda yang nenek Gulam ceritakan sebelumnya, bayi perempuan yang telah di bersihkan itu kemudian di berikan kepad Camelia dan Billy mereka sepakat memberi nama anak perempuannya Janna Weems.

Betapa senangnya dan lengkap sudah keluarga kecil Weems, nenek Gulam masih membersihkan sisa kain yang penuh darah Camelia, di rasa cukup aman, nenek Gulam mengambil air didekat sumur.

Sshhrrtt!

Suara sekelebat bayangan hitam yang berjalan di belakang nenek Gulam, matanya seakan melihat, nenek Gulam mempersiapkan sebuah benda yang sengaja dibawanya ketika keluar rumah, belati yang terdapat permata dari Kerajaan Mordes, Kerajaan yang turun menurun memburu vampire.

"Hiaat"

Seru nenek Gulam yang hendak menikam seorang pria tapi sayang sosok bayangan pria itu melesat cepat, pria pucat itu mengenakan pakaian serba hitam lengkap dengan topi, dia adalah Hans Jonny Valkyrie.

"Kau masih saja lambat Elisabet"

Suara yang menggema di telinga nenek Gulam.

Walau nenek Gulam tidk melihat dimana keberadaan vampire yang dulu pernah di lawannya ketika nenek Gulam masih muda.

Nenek Gulam adalah sebutan seperti orang tetua di kota Frujkan, yang memiliki kekuatan supranatural.

Bab 2

Hans Jhony Valkyrie adalah keturunan langsung raja Ovtus Valkyrie pertama, ketika ayahnya yang merupakan ketua salah satu organisasi yang memburu vampire pada abad-19, raja Ovtus sangat membenci vampire karena mereka istrinya raja Ovtus meninggal.

Sejak kecil Hans sangat tertarik dengan vampire, hidup abadi, tidak menua dan mati seperti manusia pada umumnya, Hans mulai belajar kepada seorang ilmuwan kerajaan bernama Edward Weems (kakek buyut Janne Weems).

Edward Weems bahkan berteman dengan seorang vampire yang menua, ketika dia tidak lagi meminta darah sebagian makanannya, tubuhnya akan melemah, kurus sampai tulangnya lebur dan vampire pun sirna. Vampire yang bernama Benedic Ethan Duke.

Hans yang pintar belajar dengan cepat, semua hal. Tentang vampire dia telah memahaminya, Edward Weems dan Benedic sang vampire membuat janji jika penerusnya nanti akan dinikahkan, janji yang diikat dengan darah pada gigitan di tangan Edward.

Hans kecil yang selalu ikut Edward jika dia menemui tuan Vampire tua, sampai ketika vampire tua itu mengenalkan cucunya kepada Hans, yaitu ayahnya Reeve. Mereka berteman seperti anak pada umumnya, bermain dan belajar bersama.

Sementara raja Ovtus sibuk mengejar vampire baru, dengan bangga pulang membawa vampire buruannya dan membakar di depan rakyatnya.

Setelah Hans besar ada tekat dalam hatinya yang membuat dia ingin menjadi vampire.

Hans beranjak dewasa, berbarengan dengan Ayah Reeve, namun peperanan besar terjadi, Edward membantu ibu Reeve melarikan diri bersama Jesper pelayan yang selalu setia kepada keluarga Duke,  karena kerajaan Ovtus diserang besar-besaran oleh bangsa Vampire dari penjuru wilayah.

Edward membawa catatan plakat yang hanya bisa di buka oleh darah dari keturunannya, dimana buku catatan itu adalah hasil penelitian Edward selama ini. Hans yang sudah dewasa mau tidak mau dia juga ikut ayahnya berperang, namun vampire yang di kenal gesit dan ulet susah untuk di musnahkan begitu saja.

Mayat-mayat bergelatakan di tanah, Hans yang melihat kalau peluang untuk menang sangat lah kecil, dia lari ke Castile tuan Benedic, memasuki goa yang terdapat di sebrang danau, Hans meminta bantuan kepada keluarga Duke tapi sayang, Benedic tidak menyetujuinya, keluarga mereka lama tidak pernah ikut pertikaian antara manusia dan vampire lain.

"Maaf Hans, aku tidak bisa menuruti permintaan mu" ujar Ayah Reeve yang mengantar Hans sampai kedepan gerbang.

Kesal dan marah, Hans sangat kecewa dia mengira keluarga Duke bisa di andalkan, tidak seperti vampire lainnya. Baru juga membalikan badan, ayah Reeve di tusuk dengan belati perak.

Jleb!

Tepat di jantung Benny Ethan Duke pisau itu menancap.

Aarrk

Seruan Benny terdengar hingga seisi penghuni seperti kelelawar terbang berhamburan, tubuh Benny hancur melebur dan menyisakan jantung yang berdetak.

Dengan penuh dendam Hans mengunyah dan memakan jantung Benny, yang di percaya akan membuatnya hidup abadi.

Seakan menyatu dengan darah Hans, membuat sel darahnya berkembang cepat di dalam tubuhnya, menyeruak hingga ke otak Hans. Dia merasakan perasaan aneh, tubuhnya memucat, kukunya menghitam, matanya berubah kekuningan, bahkan dia tidak bisa melihat jelas, seperti bayangan hitam putih berkabut. Hans yang tidak tahu arah itu berusaha kembali ke kerajaannya.

Dia bahkan sangat sensitif akan cahaya terang, berjalan sempoyongan, dia tidak sadar seekor kelelawar putih tengah mengikutinya, terus kembali pulang namun banyak mayat yang tergelatak dibakar oleh bangsa vampire sebagian unjuk balas dendam mereka.

Hans merintih kesakitan malamnya, badannya teru kejang tidak sadarkan diri, besok paginya dia kembali sadar dan mendapati seorang mayat perempuan yang telah tewas, darahnya habis di hisapnya dan dia juga merusak batang leher korbannya.

Awalnya dia tidak percaya dengan apa yang dilakukannya, lama kelamaan dia membangkitkan beberapa orang yang baru saja mati dengan meneteskan darahnya, begitu caranya dia menghidupkan kembali kerajaan ayahnya.

Semakin hari kekuatan dia bertambah ketika dia yang berkekuatan vampire membantai para vampire lainnya dan memakan jantung mereka.

Kini dia mencari buku catatan Edward Weems yang menulis lengkap ramuan keabadian yang resepnya di buat langsung oleh Benedic.

***

Husstt!

Sekali lagi nenek Gulam yang masih cekatan terus memberikan perlawanan terhadap Hans, namun bagaikan bayangan semu, Hans terlalu cepat dia tidak mengimbangi seperti dia muda dulu.

Selagi nenek Gulam melawan Hans, anak buah Hans pengerukan pintu rumah Billy, teringat akan kata nenek Gulam, Billy hendak mengecek sebentar keluar kamar tapi Helen menahan lelaki itu. Helen memperingati dengan menggeleng kepalanya, Billy bingung entah bagaimana dia mempercayakan Helen yang masih kecil untuk menjaga mereka.

Tidak mendapatkan respon, anak buah Hans yang bernama Brood hendak memecahkan kaca rumah keluarga Weems dengan suaranya. Brood yang berperawakan plontos itu bersiap, dia mundur sekitar sepuluh langkah, baru juga membuka mulutnya, seseorang lelaki yang merupakan Vampire itu memasukan sebuah permen kecil yang merupakan boom perak yang dibuat Jesper untuk memusnahkan vampire yang rusuh.

Boom!

Suara dentuman keras itu mengagetkan semua orang termasuk nenek Gulam, kesempatan itu di ambil oleh Hans.

Krakk!

Dengan mudah Hans merengkuh, mencengkram leher nenek Gulam dengan satu tangannya.

Eerkk!

Erang nenek Gulam yang terus berusaha untuk mengerakan tangannya untuk menikam jantung Hans, diperkirakannya lagi itu terlalu jauh dari jangkauannya, sampai nenek Gulam menyebet tangan Hans yang mencekiknya.

Sruuak!

Seketika telapak tangan Hans terputus, belati perak dengan permata merah memang di takuti para vampire.

"Aarrk"

Jerit Hans yang membuat semua orang terkejut, beberapa orang di kota juga mendengar dan merasa ketakutan.

Namun naas nenek Gulam terjatuh kedalam sumur beserta pisauyang di genggamnya. Byurr, sumur yang dalam itu menjadi tempat peristirahatan terakhir untuk nenek Gulam yang bernama Elisabet.

Sedangkan Hans segera kabur sebelum Jasper datang. Karena es yang membekukan tuan Reeve belum mencair keseluruhan, hanya Jesper yang bis membantu keluarga Weems.

Jesper yang berlari kearah sumur, tidak dapat menemukan nenek Gulam. Serasa aman, Jasper menghampiri Billy, Camelia dan Helen.

Helen memang sering bertemu dengan Jasper karena dia berteman baik dengan nenek Gulam, sehingga Helen tidak merasa takut kepadanya.

Helen mengetahui bahwa sang nenek telah tiada. Dia hanya tertunduk dan terdiam, dia bahkan tidak meneteskan air mata.

Kriiett!

Suara seseorang membuka pintu kamar Billy dan Camelia. Billy memegang tongkat baseball bersiap untuk memukul siapa saja yang memaksa masuk rumahnya.

"Hiiatt!"

Dap, dengan cepat Jasper menangkap tongkat baseball yang di layangkan Billy.

Dia tidak berkata apa-apa, dia menghampiri Helen. Yang tertunduk, Jasper yang berbadan kekar itu memeluk gadis kecil itu.

Billy dan Camelia terdiam takut, dia tidak ingin anak mereka dibawa pergi, namun Jesper menggendong Helen kecil dan menyerahkannya kepada Billy.

"Rawatlah anak ini, jadikanlah dia anak kalian" ucapan Jesper yang kemudian disusul dengan anggukan iya dari Billy.

Sejak hari itu Helen adalah anak pertama mereka dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang sama seperti anak kandung mereka sendiri.

Bab 3

Dari kejauhan tempat di atas pohon yang sangat tinggi, Reeve yang sudah bebas kembali mengawasi Janne yang masih bayi, dia sedikit tidak percaya bahwa dirinya akan di jodohkan dengan seorang anak kecil.

Disebelahnya Jasper yang selalu setia menemani hanya melirik heran kepada majikannya.

"Kenapa paman melihat ku seperti itu?" tanya Reeve yang terlihat tidak memperhatikan Jasper.

"Apa perlu ku bangunkan tuan 20 tahun lagi?" celoteh Jasper yang sangat paham kalau Reeve begitu tidak semangat dengan ramalan di buku.

Menuliskan bahwa Reeve akan menikah dengan wanita yang cantik, sedangkan Janne yang di katakan dalam buku masih berusia beberapa jam dari Janne di lahirkan.

Merasa jodoh yang akan dinikahinya masih kecil, Reeve lebih memilih tinggal di castile ditemani Jasper dan beberapa buku peninggalan keluarganya.

Musim berganti, tahun demi tahun berlalu, di sudut ruang yang terlihat sepi, terdapat sebuah foto keluarga Weems. Billy, Camilla, Helen dan Janne yang masih berusia satu tahun dalam foto tersebut.

Billya yang membuka latihan berkuda sering sekali di bantu Helen untuk merawat kuda-kuda keluarga Weems, Camilla yang aktif sebagai petani dan pemasok sayuran untuk supermarket di kota mereka dan Janne yang kini tepat berusia 20tahun.

Besok malam adalah ulang tahun gadis berambut coklat keemasan, mata biru bagaikan cristal yang membeku, Janne tumbuh menjadi gadis yang cantik dan populer di kampusnya.

Janne yang memiliki tinggi 165cm itu tumbuh menjadi gadia yang periang, penyayang, tapi tidak pernah sedikit pun dia terlihat tertarik pda lelaki manapun.

Helen bekerja sebagai guru konseling di sebuah sekolah tinggi di kota Frujkan dan seorang peneliti di sebuah museum, sepulang bekerja di selalu menyempatkan dirinya mendengar cerita adiknya, walau Helen bukan anak kandung keluarga Weems, tapi Helen sangat di sayang oleh Ayah dan ibu Janne.

"Ini, surat yang kesekian kali dari Ferdo" ujar Helen memberikan surat dengan amplop pink.

Ferdo Rocky adalah teman kerja sekaligus sahabat Helen yang naksir berat dengan Janne, tapi sekuat apapun Ferdo mencoba, Janne tidak pernah mau membuka atau membala surat itu dan akhirnya si Helen yang akan mengembalikan surat tersebut dengan keadaan terpaksa.

"Kakak kembalikan saja" ujar Janne yang mengerjakan tugas kuliahny di sebuah laptop.

"Kau tahu Janne, Ferdo itu sangat baik, mungkin karena aku sahabatnya, aku yakini dia adalah orang baik untuk mu" bujuk Helen yang menyilangkan kedua tangannya.

"Terimakasih Helen ku sayang, tapi aku menyukai orang lain" baru kali ini Janne mau menceritakan orang yang dia suka.

"Siapa? Apa aku mengenalnya?" ujar Halen yang begitu penasaran.

"Aku juga belum yakin, tapi" Janne yang tiba-tiba menghentikan kalimatnya.

"Tapi apa? Coba ceritakan?" pinta kakaknya itu.

"Tapi tunggu kak Helen menikah" ucap Janne dengan penuh tawa di wajahnya.

"Aah, kau meledek ku! Siapa yang mau menikah dengan aku?" Helen yang merebahkan dirinya di kasur Janne.

"Pasti ada, suatu saat dia akan datang" ucapan Janne yang seperti bisa meramalkan sesuatu.

"Ayolah cepat katakan" ujar Helen terus memaksa.

"Tidak, tidak sekarang" Janne yang tersenyum berlari keluar kamar dan menuju ruang makan.

Ibu dan ayahnya telah menunggu mereka untuk makan malam bersama, seperti keluarga pad umumnya, mereka sangat akrab satu dengan lainnya.

Reeve yang masih suka tidur lama di peti matinya, tidak akan pernah bosan dia berada di dalam sana, peti mati yang sudah di modifikasi dalamnya membuatnya sangat tenang ketika dia memutar musik yang bahkan sedang trend di saat itu.

Tok tok

Jasper mengetuk peti mati yuan Reeve.

Tidak berapa lama Reeve mengaktifkan kaca transparan yang terdapat di pintu peti matinya.

Jasper hanya menunjukkan sebuah daging wagyu yang masih segar, beserta darah babi yang dia taruh dalam botol wine. Karena lagi progam diet, Reeve hanya boleh mengonsumsi darah seminggu sekali. Melihat apa yang Jasper bawa matanya melotot segera membuka pintu peti matinya.

Di letakannya di ata meja makan yang sangat panjang, penerangan malam di castille hanya mengenakan lilin yang di letakan di meja makan. Walau sedikit sensitif dengan terang tapi dia harus mengikuti perubahan zaman.

Bahkan sekarang castille dibuka untuk umum, dan menyisakan ruang atas, lantai teratas castille sebagai tempat tinggal majikannya Reeve, lantai selebihnya dan ruangan lainnya dia peruntukan sebagai hotel, hanya Jasper yang bekerja di hotel yang di beri nama Frujvill.

Bagi yang pencinta horor hotel yang merupakan castille keluarga Duke memang cocok untuk berlibur dengan nuansa misterius, pengunjungnya di akhir minggu bahkan sangat banyak walau hanya ada beberapa pegawai tapi tetap mereka kewalahan.

Reeve kadang hanya melihat dari kaca jendela castille yang berukuran besar, dia tidak berani bertemu manusia, dia bahkan lebih nyaman mendengar suara musik dari dalam petinya.

"Ibu besok lusa aku akan ada tugas di gunung pinus, bersama Deborah dan felix, boleh aku menginap?" Janne yang meminta ijin kepada orang tuanya.

"Kemana?"

Helen yang kaget melirik Janne.

"Gunung pinus."

Matanya yang menunjukkan kesal karena pastinya orang tua atau Helen tidak akan menyetujui.

"Aku boleh ikut?" tanya Helen.

"Kalau kau ikut, aku boleh pergi?" tanya kembali Janne yang sumringah.

"Tentu" sahut ayahnya.

Janne terihat senang, akhirnya dia bisa juga pergi untuk meneliti sesuatu, hal yang dia pikirkan dengan matang-matang. Di haru bisa membuat Helen tidak curiga karena sikapnya tiba-tiba ceria.

Besoknya Janne dan Helen menyiapkan beberapa barang yang akan di bawanya ke gunung pinus, beberapa alat buat menepis salju yang tebal juga telah mereka persiapkan. Ketika Janne masuk ke gudang ayahnya, dia melihat sebuah kotak berdebu yang desainnya sangat antik.

Janne tidak pernah melihat kota tersebut sebelumnya, disudut gudang perkakas Janne penasaran dengan kotak yang didepannya terdapat sebuah pecahan besi yang memang sengaja di pasang.

Karena letak kotak di sudut bawah tangga rumah mereka, sulit Janne meraihnya, akses untuk mengambilnya juga hanya buat ruas tangan Janne. Dia terus menggapai benda itu, namun serpihan besi yang mengeras itu membuat jarinya tertusuk dan darahnya menetes di atas kotak.

"Aw" Janne yang meraikan kembali tangannya keluar dari bawah celah tangga itu.

Darah Janne tertinggal di atas kotak dan karena hal itu sebuah cahaya seperti kunang-kunang keluar dari kotak itu, darahnya yang wangi bahkan tercium oleh Reeve.

Reeve melesat bagaikan roket yang melaju, dia segera menghampiri rumah Janne, yang jaraknya dari castille sekitar tiga jam perjalanan darat, wangi darah Janne yang seakan melekat di hidung Reeve, Jasper yang terkejut hanya mengikuti di belakang apa yang majikannya lakukan.

Merasa gagal meraihnya, Janne menyerah dan berusaha kembali saja ke atas, beberapa perkakas juga sudah dia dapatkan. Janne yang merasa dia melihat sesuatu sedang mengawasinya, dia perlahan melangkah maju, dimana tepat di depannya Reeve tengah memperhatikannya.

"Tuan pucat sedang apa disini?" ujar Janne yang melirik keatas.

Reeve yang memiliki tubuh jangkung ini kemudian membuka matanya dan melihat wajah manis Janne dengan mata yang bersinar terang dalam kegelapan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!