NovelToon NovelToon

Penantian Kekasih Halal

Kesabaran Alesha

"Alesha ayo bangun nak, kamu tidak mengajar hari ini? " seorang wanita paruh baya itu adalah Ibu dari Alesha, ia sedang membangunkan anak keduanya yang saat ini tidak seperti biasanya bangun kesiangan.

          "Kenapa sih Bu pagi-pagi sudah ribut saja", kata lelaki paruh baya tersebut tak lain adalah Ayah dari gadis yang bernama Alesha

          "Itu loh Yah, anak Ayah sampai sekarang belum bangun juga, nggak biasanya loh dia kesiangan seperti ini, bisa telat mengajar dia hari ini. Coba Ayah deh yang bangunin, Ibu dari tadi udah gedor-gedor pintunya nggak juga bangun-bangun, Ibu mau lanjut membuat sarapan di dapur."

          "Ya sudah Ibu lanjut kan saja tugas Ibu di dapur, urusan Alesha biar Ayah yang membangunkannya." Berjalanlah lelaki paruh baya tersebut ke kamar sang anak.

          Tok...tok...tok...

          "Alesha ayo bangun nak, hari sudah siang loh, kamu tidak mengajar hari ini?"

          Berkali-kali pintu digedor oleh sang Ayah, akhirnya Alesha bangun juga. Alesha bangun dan membuka pintu tersebut.

          "Iya Ayah, memangnya sudah jam berapa sih aku masih ngantuk loh Yah". sambil mengerjap-mengerjapkan matanya yang cantik dan bulat seperti Boba dengan bulu mata yang lentik.

          "Kamu bagaimana sih nak, ini sudah jam 6 loh, memangnya Kamu tidak bekerja hari ini?" Ayahnya mengingatkan dengan nada yang lembut.

          "Apa Ayah sudah jam 6", "Alesha terkejut dengan mata bobanya yang melebar dengan bulu mata yang lentik", "Astaghfirullahaladzim Aku bisa telat yah hari ini, kenapa baru bangunin aku Yah?"

          "Kamu gimana sih nak, sejak subuh loh Ibumu membangunkan Kamu untuk segera siap-siap berangkat bekerja, Kamu nya saja yang tidak bangun dari tadi, memangnya Kamu tidur jam berapa semalam? " Tanya sang Ayah dengan lembut.

          "Eh enggak Yah, aku tidur seperti biasa kok, mungkin karena hujan jadi tidurnya kebablasan deh, untung lagi gak shalat juga", "hehehehe!" Alesha cekikikan kepada sang Ayah, 

          "Ya sudah kalau gitu Alesha siap-siap dulu deh Yah."

          "Ya sudah kalau udah selesai kamu langsung ke meja makan, Ibumu sama Adik-adikmu sudah menunggu di meja makan."

          "Siap Ayahku tersayang," kata Alesha kepada sang Ayah, 

          Begitulah interaksi antara Alesha dan Ayahnya, orang tua Alesha selalu berkata lembut dan tidak pernah berkata kasar kepada anak-anaknya.

          Sebenarnya Alesha bangun kesiangan memang karena dia baru bisa tidur pada pukul 3 pagi, hanya saja ia tak mau membuat kedua orang tuanya khawatir kepadanya, dan memberikan pertanyaan yang tak bisa Alesha jawab.

          Alesha menutup pintu kamar dan bersiap-siap untuk bekerja, lebih kurang 15 menit Alesha mandi dan bersiap-siap untuk berangkat bekerja, sebelum berangkat bekerja Alesha pamit kepada kedua orang tuanya.

          "Alesha berangkat dulu ya Bu, Ayah, dan Adik-adik kakak." Pamit Alesha kepada kedua orang tuanya dan kedua adiknya.

          "Sarapan dulu Alesha", kata sang Ibu kepada anaknya.

          "Alesha udah telat Bu, sarapannya nanti aja deh di sekolah", ya Alesha mengajar di SMA ternama di Jakarta, menjadi seorang guru bahasa Inggris.

          "Assalamualaikum Bu, Ayah, Adik-adik kakak yang ganteng", salam Alesha kepada keluarga nya.

          "Waalaikumsalam,," jawab mereka semua.

          Berangkatlah Alesha menggunakan kendaraan roda duanya ke SMA favorit tersebut.

          Tin...tin...tinnnnnn...!!!!!!

          Bunyi klakson motor Alesha terdengar di seluruh penjuru sekolah, karena pintu gerbang mau ditutup oleh satpam sekolah.

          Namun bukan Alesha namanya jika ia langsung pergi meninggalkan post satpam begitu saja.

          "Tumben toh Miss Alesha sampai telat, tidak seperti biasanya? Biasanya toh paling rajin, tidak pernah terlambat, matahari belum terbit Miss Alesha sudah sampai di sekolah." Kata satpam sekolah tersebut yang bernama Pak Somad.

          "Bapak bisa saja, tidak rajin seperti itu juga saya Pak," kata Alesha gadis berhijab tersebut sambil nyengir kuda, terbitlah gigi nya yang berjejer rapi dan seputih susu itu dengan lesung pipi yang menghiasi wajahnya, terlihat semakin cantik jika Alesha menampakkan senyum nya. 

          "Ya sudah kalau begitu saya pamit ya Pak, keburu bel soalnya," pamit Alesha dengan ramahnya pada satpam tersebut.

          "Iya Miss Alesha, semoga ini pertama dan terakhir telat ya Miss," hihihihi! Bercanda Pak Somad sambil cekikikan kepada Alesha.

          Ya Alesha dikenal sebagai guru yang baik, ramah, sopan dan santun kepada siapapun tanpa memandang usia, tidak dipungkiri semua guru dan juga para staff serta satpam dan petugas sekolah beserta seluruh murid menyukai Alesha. Akan tetapi ada juga beberapa guru yang tidak menyukainya, dikarenakan iri kepada Alesha, yang awalnya Alesha hanyalah guru baru di sekolah tersebut, tetapi setelah kedatangan Alesha, semua perhatian tercurah kepadanya. Siapa coba yang tidak menyukai guru berhijab secantik Alesha dengan kepribadian dan akhlak yang baik.

          Sampailah Alesha di ruang guru.

          "Tumben Miss Alesha terlambat, tidak seperti biasanya terlambat, habis jalan sama pacar ya semalam sampai tidak tahu waktu dan akhirnya kesiangan," sindir salah seorang guru, ya dia adalah Sandra guru bahasa Inggris juga, guru yang awalnya populer tapi centil dan suka genit kepada guru muda dan para siswa laki-laki.

          "Memangnya Miss Alesha punya pacar, sepertinya Saya tidak pernah lihat deh Miss Alesha jalan sama pacar, kan Miss Alesha jomblo abadi." Sindir salah seorang guru ekonomi teman dekat Sandra yang bernama Dona.

          "Uppssss! Jangan terlalu jujur dong Don, kasian dong sama Miss Alesha yang nggak pernah ngerasain pacaran, nggak pernah diperhatikan, nggak pernah diajak jalan, nggak pernah ditelepon apalagi chatting sama doi." Cekikikan Lisa salah seorang guru bahasa Indonesia teman dekat Sandra dan Dona.

          "Udah deh kalian, jangan mancing-mancing Miss Alesha, ntar dianya langsung cari pacar asal dapat karena udah nggak tahan jomblo abadi selama ini," hahahaha!!! tertawa terbahak-bahak bak kesetanan para tiga serangkai yang tidak suka alias iri kepada Alesha, siapa lagi kalau bukan Sandra and the geng.

          "Guru kok kelakuan seperti bukan guru, lebih cocok jadi netizen julid yang mulutnya pedas seperti cabe busuk dari pada jadi seorang pengajar kamu bertiga," sindir salah seorang guru yang lain, siapa lagi kalau bukan Alena teman dekat Alesha di sekolah tersebut. 

          Alena guru olahraga wanita satu-satunya yang siap membela Alesha jika ada yang menindasnya.

          Tong...tong...tong...

          Akhirnya bel masuk berbunyi

          "yaudah lah na, biarkan saja, toh Alesha nggak ambil pusing kok, benar adanya yang mereka katakan, Alesha nggak pernah pacaran kan?" Sambil nyengir kuda terpampang lah gigi rapi nan putih milik Alesha dengan menampakkan lesung pipinya, semakin cantik dan manis lah Alesha oleh setiap orang yang memandangnya. 

          Ya, Alesha selalu bersabar mendengarkan sindiran para tiga serangkai tersebut  dan tidak pernah ambil pusing apa yang disampaikan oleh mereka.

          Para guru akhirnya masuk ke kelas tempat masing-masing mereka mengajar, hari ini alesha mengajar di kelas XII IPA 2. 

          "Assalamualaikum,,Good morning all my students?" salam Alesha kepada semua murid XII IPA 2, 

          "Waalaikumsalam Miss cantik, Good morning Miss." jawab salam oleh semua murid. Ya hampir semua kelas memanggil alesha dengan Miss cantik.

          Wow, hari ini makin kelihatan semakin cantik aja Miss, Miss nggak mau gitu jadi pacar Saya, Saya mau kok jadi pacarnya miss" kata seorang siswa yang bernama Aldi di kelas 12 IPA 2 tersebut.

          "Hhuuuuu......." Sorakan semua murid di kelas.

          "Sirik aja lo pada, nggak papa dong kalau Miss Alesha nya mau sama gue, kan gue cowok ter kece dan terpopuler di SMA ini." kata Aldi kepada semua teman-temannya.

          "Already students, today we start the lesson" kata Miss Alesha memulai pembelajaran.

          Semua murid yang mendengar suara Alesha langsung terdiam dan mengikuti pembelajaran dengan tertib. Ya walaupun Alesha tidak pernah marah atau mengeluarkan suara yang besar di saat proses pembelajaran, semua siswa tidak pernah bersikap tidak baik kepadanya, karena mereka sangat menghargai dan menghormati alesha sebagai guru yang baik ramah serta santun tanpa memandang usia. Hal itu dijadikan sebagai pembelajaran oleh semua murid, ya Alesha berhasil menjadi seorang guru yang tidak hanya bisa memberikan materi pembelajaran dengan baik, tetapi juga mengajarkan akhlak serta kepribadian yang baik kepada semua muridnya.

          Proses pembelajaran berlangsung seperti biasanya hingga bel pulang pun berbunyi.

***

          Di perjalanan pulang, tiba-tiba kendaraan yang dibawa oleh Alesha berhenti ditengah jalan, keadaan jalanan pada saat itu pun sepi dari pengendara roda dua maupun roda empat.

          "Astaghfirullah, motor ku kenapa sih, kok tiba-tiba mati gini, nggak seperti biasanya deh, mana jalanan sepi lagi, bengkel pun masih jauh. Mana tadi pagi udah hampir telat, sampai di ruang guru direcoki sama tiga serangkai, sekarang malah motorku yang mati mendadak, hari ini aku kenapa sih." Monolog Alesha pada dirinya sendiri.

          Tak berselang lama datanglah seorang lelaki menghampiri Alesha. 

          "Kenapa Miss motornya? Kok berhenti di sini?" 

          Alesha yang tadinya sedang memperhatikan motornya yang mati mendadak di jalanan sepi tersebut dikagetkan oleh sosok suara yang memang telah dikenal oleh Alesha, ya dia adalah seorang guru yang sama-sama mengajar disekolah favorit seantero Jakarta tersebut.

          "Eh pak Danar, iya ni motor saya tiba-tiba mati mendadak, nggak biasanya seperti ini, padahal bensin saya masih full," dengan nada lembut seperti biasanya Alesha berbicara kepada siapapun termasuk kepada guru tersebut.

          "Saya bantu cek ya miss," kata Danar kepada Alesha.

          "Silakan pak, justru saya berterima kasih kalau bapak mau membantu saya, karena saya juga buru-buru saat ini untuk menjemput adik saya," kata Alesha kepada Danar.

          Tak berselang lama akhirnya motor Alesha hidup juga. "Nah udah hidup ni Miss motornya," kata Danar kepada Alesha.

          "Alhamdulillah, terima kasih pak Danar sudah membantu saya, kalau nggak ada bapak lewat saya nggak tahu harus bagaimana, mungkin saya akan mendorong motor saya sampai di rumah, saya nggak tahu harus mengucapkan terima kasih bagaimana kepada bapak, semoga Allah yang membalas kebaikan bapak." Ramah Alesha kepada Danar.

          "Tidak perlu sungkan miss, kan kita sesama teman mengajar, tapi kalau boleh bagaimana sebagai ucapan terima kasih miss Alesha, miss terima ajakan saya untuk dinner nanti malam dengan saya." Kata Danar kepada Alesha dengan percaya dirinya.

          Ya, Danar telah lama memperhatikan alesha, hal ini dijadikan kesempatan oleh Danar untuk mendekati Alesha.

          "Dinner, beo Alesha!

          Alesha mengerjap-mengerjapkan matanya yang bulat seperti Boba dengan bulu matanya yang lentik sehingga terlihat makin cantik jika dipandang oleh setiap orang yang melihatnya.

          "Iya Miss dinner dengan saya, Miss alesha nggak keberatan kan kalau saya ajak Dinner nanti malam, anggap saja sebagai perkenalan, karena selama ini kita hanya sekedar tegur sapa saja di sekolah, Saya ingin mengenal Miss Alesha lebih dekat lagi." Kata Danar dengan penuh percaya diri kalau Alesha mau menerima ajakannya.

          Bohong jika Alesha tidak paham maksud dari ajakan Danar untuk dinner. Selama ini memang terdengar di telinga Alesha bahwa salah seorang guru di SMA favorit tersebut menyukainya, iya dia adalah Danar. Memang selama ini Danar tidak mengatakan secara langsung kalau iya tertarik kepada Alesha, tetapi Danar selalu mencari informasi kepada teman-teman guru yang dekat dengan alesha di sekolah tempat mereka mengajar apakah ada yang dekat dengan Alesha, dan para guru tersebutlah yang menyampaikan pesan kepada Alesha bahwa Danar menyimpan perasaan kepadanya, tetapi alesha tidak pernah mengambil hati ucapan yang disampaikan oleh teman-temannya sesama guru, karena ia tidak langsung mendengar dari mulut lelaki tersebut.

          Hari ini terbukti ucapan teman-teman mengajar Alesha di sekolah. Tetapi Alesha yang tidak biasa pergi berdua dengan seorang lelaki tentu saja tidak bisa menerima ajakan Danar begitu saja.

          "Maaf sebelumnya pak Danar, bukan maksud saya menolak ajakan pak Danar, hanya saja malam ini saya ada urusan keluarga, sekali lagi maaf ya pak." 

          "Begitu ya miss, mungkin lain kali deh dinnernya bareng saya, semoga next time, Miss Alesha bisa menyempatkan waktu untuk pergi dengan saya, kalau perlu saya datang ke rumah Miss Alesha untuk meminta izin kepada kedua orang tua miss Alesha." Nampak guratan kekecewaan dari wajah Danar, tetapi ia tutupi dengan senyuman yang lebar di hadapan Alesha.

          "Sekali lagi maaf ya pak dan terima kasih untuk bantuannya," kata Alesha kepada Danar dengan rasa bersalah karena telah menolak ajakan Danar.

          "Iya tidak apa-apa Miss, tidak usah terlalu dipikirkan, saya juga memaklumi, pasti Miss alesha juga sibuk kan, apalagi seorang gadis secantik Miss alesha pasti sudah punya kekasih, mana mungkin Miss Alesha menerima ajakan saya begitu saja. Tapi next time bolehlah terima aja kan saya, tidak hanya berdua kok miss kalau Miss merasa tidak enak jalan berdua dengan saya, boleh ajak teman-teman yang lain." Kata Danar kepada Alesha berusaha menutupi kekecewaannya tetapi terlihat kentara rasa kecewa tersebut.

          Alesha hanya memperlihatkan senyum manisnya dengan lesung pipi yang terpampang di wajah cantiknya.

          "Kalau begitu saya permisi ya pak Danar, takut adik saya sudah menunggu lama". Pamit Alesha kepada Danar.

          "Iya Miss Alesha hati-hati di jalan ya, kalau motornya mati mendadak lagi hubungi saja saya," kata Danar dengan nyengir kuda terpampang lah deretan gigi putihnya.

          "Assalamualaikum,," salam Alesha kepada Danar.

          "Waalaikumsalam,," jawab Danar kepada Alesha.

          Melaju lah kendaraan roda dua Alesha dengan mengendarakan kendaraan roda duanya hingga hilang dari penglihatan Danar.

          

Perdebatan Kecil

Sampai dirumah Alesha langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu tersebut, perkataan para ibu-ibu julid tadi masih terngiang-ngiang dipikiran Alesha. Seolah-olah seperti saling sahut menyahut dan berkeliling di pikiran Alesha.

          "Ya Allah sampai kapan hambaMu harus menunggu dan terus menunggu, hamba lelah Ya Allah, hamba bukannya meragukan takdir engkau ya Allah, tapi hamba benar-benar lelah dengan semua penantian ini ya Allah." Begitulah gumaman Alesha seorang diri di kamarnya. Alesha akan tampak tegar di hadapan semua orang, tapi tidak di saat Ia sendirian. 

          Tak ingin terlalu lama larut dalam pikirannya, Alesha menyambar handuknya lalu segera menuju kamar mandi yang ada di kamarnya, sekitar 30 menit Alesha berendam di bathtub untuk menyegarkan pikiran dan badannya. 

          Alesha mengenakan pakaian tidurnya, dan berdiri di pinggir jendela melihat ke arah luar melihat langit yang tampak mendung bahwa akan turun hujan. Benar saja tak lama dari itu hujan pun turun membasahi bumi Pertiwi ini, menangisi bumi yang sudah tua ini seolah mengerti bagaimana perasaan Alesha.

          Azan maghrib pun berkumandang. Alesha segera mengambil air wudhu dan melaksanakan salat magrib, setelah mengucapkan salam Alesha berdoa memohon kepada sang pencipta, mengeluarkan semua keluh kesahnya, memohon kepada Allah pencipta langit dan bumi ini, dengan tangisan yang begitu pilunya, di setiap nya selalu terselip doa-doa memohon kepada sang pencipta untuk segera dipertemukan dengan kekasih halal yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz nya, tak lupa pula Alesha selalu mendoakan kebaikan untuk kedua orang tuanya serta saudara-saudaranya.

          Setelah berdoa dengan khusyuknya dan dengan berderai air mata, Alesha melanjutkan membaca kitab suci Al-Qur'an yang menjadi kebiasaan Alesha setiap harinya setelah salat magrib. 

          Shadaqallahul 'adzim.....

          Begitulah bacaan ayat suci Al-Qur'an yang biasa dibaca oleh alesha, yang jika orang lain mendengarnya akan tersentuh oleh setiap bacaan Al-Qur'an yang dibaca oleh Alesha karena merdunya suara alesha dengan bacaan serta nada dan irama yang begitu menggetarkan hati setiap pendengarnya.

          Setelah membaca Al-Qur'an Alesha masih setia di atas sajadahnya, tak berselang lama adzan isya pun berkumandang, Alesha lanjut melaksanakan salat isya karena masih dalam keadaan berwudhu.

***

          Di meja makan terjadi keheningan, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar, setelah melaksanakan makan malam bersama, yang telah menjadi kebiasaan keluarga Alesha setiap harinya. Alesha segera membawa piring-piring kotor untuk segera dicuci, di saat Alesha ingin membawa piring kotor tersebut ke wastafel tempat pencucian piring, perkataan Ibu Alice menghentikan gerakan Alesha.

          "Kamu kapan bawa calonmu ke rumah sha?" Tanya sang Ibu kepada Alesha.

          "Kok ibu malah ikut-ikutan teman arisan ibu sih Bu? Kan Alesha udah sering jelasin ke Ibu, harus bagaimana caranya Alesha menjelaskan nya Bu? Seharusnya Ibu lebih paham daripada orang-orang yang di luar sana yang selalu menghakimi Alesha." Jawab Alesha kepada Ibunya dengan nada lembut. Ya walaupun Alesha merasa kecewa ataupun kesal kepada kedua orang tuanya, Alesha selalu menjaga perkataan serta nada bicaranya. Alesha tidak pernah meninggikan nada bicaranya kepada kedua orang tuanya ataupun orang yang lebih tua darinya.

          "Ya Ibu capek toh nak, setiap hari harus mendengarkan perkataan mereka tentang kamu, Ibu sebagai orang tua Kamu ya juga mau yang terbaik buat Kamu toh nak. Ya benar toh yang disampaikan oleh mereka, teman-teman sebaya kamu sudah pada menikah dan punya anak, kan Ibu juga mau kamu menikah menyusul kakakmu Amira. Ya, Alesha memiliki seorang Kakak perempuan yang bernama Amira, Amira pun sudah menikah tetapi belum dikaruniai seorang anak.

          "Sudah dong Bu, jangan ditambah beban pikiran anakmu, Alesha sudah dewasa, dia tahu mana yang terbaik untuk dirinya, kita sebagai orang tuanya hanya bisa mendukung anak-anak kita, selagi itu baik dan di atas kewajaran mereka." Bela sang ayah kepada Alesha. 

          Jika Ayah Alesha sudah berbicara maka tak ada lagi yang bisa mendebatnya termasuk ibu Alice sendiri.

          "Alesha mengabaikan perkataan Ibunya, Ia melanjutkan untuk mencuci piring kotor tersebut, setelah bersih-bersih di dapur, Alesha langsung memasuki kamarnya. Alesha langsung mengambil tempat di meja belajar dan mengeluarkan laptopnya, seperti biasa setelah makan malam bersama Alesha selalu menyempatkan diri untuk membuka sosial medianya, melihat-lihat story teman-temannya lalu lanjut menulis novel. Ya Alesha juga seorang penulis novel, pekerjaan yang tidak pernah diketahui oleh orang-orang di sekitarnya termasuk keluarganya sendiri. Selama ini Alesha telah banyak merilis novel dan dikenal oleh seluruh penggemar novel romansa islami yang telah banyak memiliki penggemar di luar sana. Banyak dari para penggemar yang penasaran seperti apa rupa dan siapa penulis novel dengan nama pena "Embun Pagi"  tersebut.

          Bukannya tak ingin dikenal oleh banyak orang, akan tetapi Alesha lebih nyaman dengan privasinya saat ini. Mungkin suatu saat Alesha akan muncul di hadapan para penggemarnya, tapi tidak saat ini, karena ada alasan kenapa Alesha menutupi dirinya sebagai seorang penulis novel terkenal dan memiliki banyak penggemar saat ini.

          Tok...tok...tok...!!!

          Di saat Alesha fokus mengetik novelnya, terdengar ketukan pintu dari luar. Ya, yang memanggil adalah Ibunya Alesha.

          "Kamu sibuk nak atau sudah tidur?", "Boleh ibu masuk?" Izin Ibu Alice kepada Alesha.

          "Ya Bu masuk saja, pintunya nggak dikunci kok" jawab Alesha.

          "Ibu mau ngomong sama kamu," kata Bu Alice.

          "Mau ngomong apa Bu?", "Ibu nggak perlu izin sama Alesha kalau Ibu mau ngomong sesuatu sama Alesha", "ada hal penting apa Bu?" Tanya Alesha kepada Ibunya.

          "Ibu mau minta maaf sama Kamu nak, tidak seharusnya Ibu bersikap seperti tadi, Maaf ya kalau Ibu membuat kamu kecewa dengan perkataan Ibu."

          "Ibu nggak perlu minta maaf Bu, Alesha nggak marah kok, walaupun Alesha sedikit kecewa sama Ibu, tapi Alesha udah lupain dan maafin Ibu kok". "Maafkan Alesha juga ya Bu, sampai saat ini Alesha belum bisa membawa calon menantu untuk Ibu, dan malah membuat Ibu malu sama teman-teman arisan Ibu serta tetangga karena anak perempuan Ibu sampai saat ini belum ada yang meminang juga." Tulus Alesha kepada Ibunya.

          "Kamu nggak salah toh nak, ibu yang salah sudah kelepasan tadi sama Kamu, Ibu sadar kok Ibu tidak bisa memaksakan kehendak Ibu, ya jodoh sudah diatur sama Allah, cuma ya Ibu sebagai manusia biasa kadang tak bisa menampik pikiran-pikiran yang ada di benak Ibu. Sekali lagi maafin Ibu ya nak?" Maaf Bu Alice tulus kepada Alesha.

          "Ya udah lo bu masak kita sampai lebaran monyet mau maaf-maafan terus, sini peluk Alesha Bu". Kata Alesha kepada sang Ibu sambil nyengir kuda, nampak lah barisan gigi rapi serta putih seputih susu dan memperlihatkan lesung pipi Alesha.

          "Ngawur Kamu, mana ada monyet lebaran." Tawa sang Ibu memecah kecanggungan yang sempat terjadi antara Ibu dan Anak tadi.

          "Ya sudah Ibu mau ke kamar dulu, kamu langsung tidur besok kesiangan lagi seperti tadi pagi."

          "Siap Bu negara." kata Alesha kepada ibunya sambil hormat seperti prajurit hormat kepada komandannya.

***

          

Pertemuan Singkat

Sementara di belahan bumi yang lain, seorang CEO muda sedang duduk di kursi kebanggaannya.

"Kusut banget muka lu bro, lo masih menyimpan perasaan buat gadis khayalan lo, dianya sekarang entah sudah menikah atau punya kekasih di luaran sana aja lo nggak tau, udahlah Bro lu cari aja cewek yang lain, kayak nggak ada cewek lain aja deh." Kata Alex kepada Aqiel.

"Lo bisa diam gak sih, kalau lo datang ke sini cuman buat merecoki gue Mending lo Cabut deh dari hadapan gue," berang Aqiel kepada Alex.

Ya, yang menjabat sebagai CEO muda tersebut adalah Aqiel, seorang penerus perusahaan terbesar saat ini di Korea.

Sedangkan Alex Adalah sahabat Aqiel, mereka pertama kali bertemu di saat Alex dikeroyok oleh gerombolan preman tak jauh dari tempat tinggal Aqiel, Sejak saat itulah Aqiel dan Alex menjadi dekat bak saudara. Alex juga orang Indonesia sama dengan Aqiel.

"Santai bro, galak amat, lagi pms lu bro, masih pagi udah marah-marah aja lo sama gue," alex bersungut-sungut menahan geram dengan Aqiel.

Bagaimana Tidak, sudah bertahun-tahun lamanya Aqiel memendam perasaannya kepada seorang gadis yang tidak tahu saat ini entah ada di mana. Ya, gadis yang dicintai oleh Aqiel adalah Alesha.

Beberapa kali Alex mencoba untuk mengenalkan beberapa gadis kepada Aqiel, tapi Aqiel sama sekali tidak tertarik kepada salah satu gadis tersebut. Bagaimana tidak sejak duduk di bangku SMA aqiel telah mempunyai perasaan kepada Alesha hingga saat ini.

"Terus lo mau ngelakuin apa sekarang, lo aja buat datang ke Indonesia untuk jumpai gadis impian lo aja nggak berani," kata Alex kepada Akil.

"Lu nggak usah sok tahu deh, gue udah punya rencana kok kapan gue mau jumpai dia." Serius Aqiel berkata.

"Nah gitu dong, gue tunggu kabar baik dari lo Bro, apapun yang bakal lo lakuin, gue bakal dukung lo." Serius Alex berkata kepada Aqiel.

Tak berselang lama mereka mengobrol, terdengar dari luar sebuah ketukan pintu.

Tok... Tok... Tok... !!

"Permisi tuan, Saya ingin menyampaikan jadwal untuk minggu depan." Kata Rafa sekretaris pribadi Aqiel.

"Apa ada jadwal penting minggu depan raf? " Kata Aqiel kepada Rafa.

"Betul tuan, minggu depan ada meeting penting dengan perusahaan Mega Bisnis tuan, dan harus Tuan langsung yang menghandle nya," jawab Rafa

"Bukankah perusahaan tersebut berada di Indonesia?" tanya Aqiel kepada Rafa

"Benar tuan, apa Tuan ada agenda minggu depan? Kalau memang ada Saya coba atur jadwal pertemuan dengan mereka."

"Oh tidak perlu, Kamu urus dari sekarang tiket penerbangan untuk minggu depan, sekaligus Letakkan semua file yang perlu saya periksa untuk seminggu ke depan di atas meja Saya, Saya akan menyelesaikan semuanya secepat mungkin." Kata Aqiel dengan semangat

"Semua tuan?" Beo Rafa

Aqiel menganggukkan kepalanya, memandang ke arah luar jendela, entah apa yang dipikirkannya saat ini, yang pasti Aqiel sedang mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan alesha gadis pujaan hati nya yang selama ini selalu didoakannya di sepertiga malam.

"Kalau gadis pujaan hati lo udah nikah Gimana Bro? Gue jadi kasihan sama lo kalau seandainya dia udah nikah." Kata Alex dengan serius sambil mengetuk-ngetuk dagunya.

Aqiel tak menanggapi perkataan Alex, dia berjalan melewati Alex dengan raut wajah yang tak bisa dibaca.

***

Setelah pulang dari mengajar, alesha dan Alena langsung menuju mall terbesar yang ada di Jakarta.

"Akhirnya setelah sekian lama nggak ke sini, gue bisa menginjakkan kaki di sini juga, kangen banget tau nggak sih sha bisa shopping lagi setelah sekian lama." Kata Alena dengan semangat.

"Yee..kamu aja kali, aku mah nggak suka shopping, mending tidur di rumah atau nulis,,," Alesha langsung men jeda perkataannya, hampir saja mulut Alesha mengatakan yang sebenarnya bahwa ia adalah penulis novel.

"Nulis apa Sha?" Kata Alena penuh selidik

"Eemm,,enggak itu maksud aku nulis soal untuk ujian semester depan, kan sebentar lagi anak-anak mau ujian Na." Alesha menjawab dengan tergagap

"Kerajinan lo, nggak usah rajin-rajin banget lah, Kita juga sama-sama tahu kali, rajin-rajinnya kita ngajar di sekolah itu, tetap aja tuh gaji kita dipotong terus, uuppsss! Kan hampir aja gue keceplosan, nggak ada yang dengar omongan gue kan Sha? Bisa mampus gue kalau ada yang dengar." Alena langsung membungkam mulutnya takut ada yang mendengar perkataannya.

"Siapa juga yang dengar Na, nggak mungkin juga kali guru di sekolah sampai ke sini, ini kan mall yang paling jauh dari sekolah,  kalau ada yang dengar pun emang kenapa sih? Kan emang kenyataannya seperti itu, kalau aku punya kuasa udah aku cabut tuh jabatan Pak Chandra sebagai pemilik sekolah,  Dengan polosnya Alesha berkata, terlihat semakin menggemaskan Alesha dengan bibir mengerucut.

"Kayak berani aja lo Sha," kata kata Alena tak percaya dengan perkataan Alesha.

"Ya beranilah, jawab Alesha tanpa ekspresi.

"Iyaa..iyaa...yang paling berani," Alena menepuk-nepuk bahu Alesha.

Setelah sekian lama mereka mengelilingi seluruh area mall terbesar di Jakarta itu, Alena mengajak Alesha untuk makan di salah satu restoran Korea di dekat mall tersebut.

"Aduh gua lapar, kita makan dulu deh di restoran Korea, udah lama juga kan kita nggak ke sana," ajak Alena kepada Alesha.

"Kamu yang traktir kan Na?" Cicit alesha.

"Lo kalau traktiran aja baru cepat," kata Alena bersungut-sungut.

"Iya dong, yang namanya ditraktir ya harus cepat, hehehe!!!! Alesha nyengir kuda, terlihatlah deretan gigi putihnya dan menampakkan lesung pipinya yang dalam, sedalam cinta aku kepadamu, aciat....ciat... ciat.... Jadi baper Author.

"Ya udah yuk besti, mumpung hari ini lo udah baik sama gue mau nemenin gue shopping dan nginap di rumah gue, lo bebas mau pesan apa aja, gue yang traktir." Sombong Alena kepada alesha sambil menepuk-nepuk dadanya.

Setelah sampai di restoran, mereka segera memesan makanan yang ada di sana. Alesha dengan lahapnya memakan makanan yang ia pesan.

"Buju buset, badan lo kecil makan lo banyak bener Sha, cacingan lo?" Canda Alena kepada Alesha.

"Sembarangan aja kamu Na, kayak baru kenal aja deh," Alesha berkata sambil bersungut-sungut, terlihat semakin menggemaskan.

"Ya gue heran aja sampai sekarang sama Lo, kok bisa lo makan banyak tapi badan lo segitu-segitu aja, lah gue makan banyak aja timbangan gue langsung nambah, beruntung banget sih lo Sha." Kata Alena dengan serius.

Alesha tak menanggapi perkataan Alena.

Tak lama setelah mereka keluar dari restoran, Alesha dan Alena tak sengaja berpapasan dengan Cakra anak seorang pemilik sekolah. Namun ia tidak sendirian, dia bersama seorang gadis cantik berpakaian seksi.

"Hai..Sha, hai..Na, kalian di sini juga?" Tanya Cakra kepada Alesha dan Alena.

"Iya Pak, baru aja mau pulang? Kalau gitu kami duluan ya pak." Jawab Alena

"Tunggu dulu dong, kita bisa kali ngobrol-ngobrol santai dulu, nggak usah panggil bapak lah, kita cuma beda 2 atau 3 tahun doang." Jawab Cakra sambil melirik ke arah Alesha, sedangkan yang dilirik mengalihkan perhatian nya ke arah lain.

"Kita buru-buru pak, Maaf ya Pak kalau gitu kita duluan." Jawab Alesha segera menarik tangan Alena.

Alesha dan Alena meninggalkan Cakra begitu saja. Sedangkan yang ditinggalkan tak lepas perhatiannya kepada Alesha hingga punggung wanita tersebut menghilang dari pandangannya.

"Siapa sih beb, kayaknya kamu akrab banget dengan mereka?" Tanya gadis yang ada di samping Cakra. Ya, dia adalah kekasih baru Cakra, namanya Sintia.

"Bukan siapa-siapa kok, hanya para pengajar di sekolah milik papa," jawab Cakra apa adanya.

"Kalau bukan siapa-siapa kok kayaknya kamu perhatian banget, aku perhatiin dari tadi kamu juga melirik gadis yang pakai hijab yang sok kecantikan itu." Kata Sintia sambil bersungut-sungut menghentakkan kakinya lalu berjalan meninggalkan Cakra.

"Beb tunggu dong, nggak dapat jatah nih gue kalau kayak gini ceritanya gerutu Cakra," Cakra melebarkan langkahnya untuk mengejar Sintia.

***

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu oleh Aqiel datang juga, hari ini adalah hari keberangkatan Aqiel ke Indonesia, selain ingin bertemu dengan rekan bisnisnya, Aqiel juga berniat untuk menemui alesha gadis pujaan hatinya.

Entahlah Alesha masih ingat sama Dia atau enggak Aqiel pun tak tahu, yang pasti perasaan ini tidak bisa lagi ditahan olehnya. Dadanya pun berdebar-debar menanti perjumpaan mereka.

Setelah sampai di bandara, Aqiel langsung disambut oleh beberapa orang kepercayaan dari rekan bisnisnya, karena Aqiel harus langsung menghadiri meeting tersebut di sebuah restoran yang tak jauh dari bandara.

Setelah menyelesaikan meeting tersebut, Aqiel segera pamit dan merasakan jantungnya semakin berdebar saja, saking tak sabarnya ia berjumpa dengan gadis pujaan hatinya yang selalu ia doakan di sepertiga malam. Mungkin beginilah rasanya jatuh cinta

Awas loh jangan senyum-senyum sendiri, author perhatiin loh...hehe!!

Sebelum keluar dari restoran, Aqiel mengganti pakaiannya dengan pakaian santai, mengenakan masker serta kacamata hitam dan tak lupa memakai topi.

Ya Aqiel hanya berniat ingin memperhatikan Alesha dari jauh, mencari tahu seperti apa dan apa yang dilakukan gadis tersebut saat ini. Sebelum sampai di bandara, salah satu orang kepercayaannya telah memberitahukan informasi tentang Alesha.

Di sinilah Akil sekarang, di seberang sekolah tempat Alesha mengajar, Ia hanya memantau dari kejauhan. Tak berselang lama akhirnya para guru dan siswa pun berhamburan keluar dari gerbang sekolah tersebut.

Aqiel tak sabar untuk segera bisa melihat gadis pujaan hatinya, tak jauh dari tempat Aqiel berada, sosok netranya memperhatikan gadis di seberang yang sedang berbicara dengan seorang pria, sesak rasanya melihat gadis pujaan hatinya sedang bersama laki-laki lain. Tapi Aqiel tak ingin langsung mempercayai apa yang ia lihat sekarang, mungkin saja Alesha hanya berbicara biasa dengan orang tersebut.

Aqiel hanya memperhatikan gelagat Alesha serta orang yang berbicara dengan gadis itu. Sepasang netra Aqiel menangkap sesuatu yang mencurigakan dari gerak gerik lelaki itu, tangannya mendekat ke arah tas yang sedang disandang oleh Alesha.

Benar saja tak berselang lama lelaki itu mengambil tas yang ada di bahu Alesha dan lari begitu saja, Alesha yang tasnya diambil oleh copet tersebut, refleks berteriak minta tolong.

"Tolong.....tolong.....! Tas saya di jambret". Teriak Alesha

Aqiel yang tak jauh dari sana langsung keluar dari mobilnya dan mengejar jambret tersebut.

Beruntungnya Aqiel rajin olahraga serta menguasai berbagai macam ilmu beladiri, sehingga jambret tersebut dengan mudahnya dikejar oleh Aqiel dan berhasil menumbangkan jambret itu serta merebut tas milik Alesha.

Setelah mendapatkan tas milik Alesha, Aqiel kembali menuju ketempat alesha berada dan menyerahkan tas miliknya.

Alesha yang menerima tas itu netranya tak sengaja menatap sepasang mata coklat milik Aqiel, Alesha tertegun dan tak bisa berkata, seolah ia terhipnotis oleh sepasang bola mata indah milik Aqiel.

Astaghfirullahaladzim, sebut Alesha dalam hati.

Alesha segera mengalihkan pandangannya ke bawah, Ia tak bermaksud berlama-lama memandang mata lelaki yang membantu mendapatkan tasnya itu.

"Eehheemm,," Aqiel berdeham untuk memecah keheningan di antara mereka.

"Terima kasih sudah membantu saya untuk mendapatkan tas ini kembali," kata Alesha kepada Aqiel.

"Sama-sama, Kamu nggak ingat sama saya?" Tanya Aqiel.

"Yaaa?" Beo Alesha.

"Lupakan, next kita pasti bertemu kembali, kalau begitu Saya pamit." Pamit Aqiel kepada Alesha.

Di saat langkah kaki Aqiel mulai menjauh, Dia berbalik lagi ke arah Alesha.

"Oh iya, lain kali hati-hati, jangan mudah percaya sama orang di sekitar kamu." Aqiel kembali melangkahkan kakinya dengan badan yang tegap bak seorang model.

Alesha yang tertegun di saat ia di depan Aqiel tadi, mengerjap-ngerjap kan matanya, iya tersadar bahwa Aqiel sudah menjauh.

Aqiel melangkah masuk ke dalam mobilnya dan mulai menjalankan kendaraan roda empat itu hingga tak terlihat lagi oleh netra Alesha.

"Terima kasih orang baik," hati Alesha berkata. Ia hanya merasa sudah lama mengenal lelaki yang telah menolong nya itu, tapi entah dimana.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!