Hari itu adalah hari ulang tahun Andrew Kaith, yaitu pria yang selama ini menjadi kekasih gadis bernama Alice Yunchi(20 tahun). Hari ini ia akan memberikan sebuah kejutan untuk sang kekasih. Kekasihnya yang bernama Andrew Kaith adalah seorang karyawan terbaik di sebuah perusahaan mebel ternama di kota tersebut.
Saat itu, ia pergi ke toko kue untuk membeli sebuah kue ulang tahun berbentuk kotak. Ia juga membeli 2 kotak makanan siap saji untuk mereka makan berdua di saat perayaan kejutan ulang tahun sang kekasih.
Hari itu ia, mengantarkan sendiri kue ulang tahun itu. sekalian ingin memberikan sebuah kejutan untuk sang kekasih. Saat di depan pintu gerbang tempat Andrew bekerja, ia tidak sengaja melihat mobil milik Aerin Hyumi(21 tahun) yang merupakan salah satu sahabat nya di kampus.
Ia berfikir positif tentang kedatangan Aerin di tempat kerja Andrew.
"Ah, mungkin pacarnya Aerin bekerja di sini juga, " gumamnya.
Ia pun segera masuk ke dalam kantor tersebut. Semua teman teman Andrew sudah hafal dengan Alice. Alice berjalan menuju ruang kerja Andrew. Saat di depan pintu ruang kerja tersebut. Ia mendengar suara desahan dan tertawa seperti suara wanita di dalam ruang kerja tersebut.
Karena Ia ingin memberikan sebuah kejutan untuk sang kekasih, ia pun segera membuka. pintu tersebut. Betapa terkejutnya ia, di depan mata nya sendiri, Kekasihnya Andrew dan sahabatnya Aerin tengah menghianatinya. Mereka berdua bermesra ria di depan matanya sendiri.
Kreeekk bunyi pintu di buka.
"Kejutan... Se.. " ucap Alice sambil menoleh ke arah depan matanya.
Baru saja ia memberikan sebuah kejutan untuk sang kekasih, kini malah ia yang di beri kejutan oleh mereka berdua. Hati wanita mana yang tak kecewa dan sakit hati, saat memberikan sebuah kejutan untuk sang kekasih yang sedang berulang tahun.
Sekitar kue itu pun jatuh ke lantai, airmata berjatuhan bagai hujan yang turun membasahi pipi. Matanya berlinang airmata. bibirnya seakan kelu dan sulit berucap. Ia menghampiri mereka berdua dan mulai berkata.
"Apa yang kalian lakukan di sini? " tanya Alice pada keduanya.
"Apa hubungan kalian berdua lebih dari teman selama ini? selama ini kalian tutupi hubungan itu dengan dalih sebatas teman? " ucap Alice dengan sangat kecewa.
"Kenapa kalian diam! ayo jawab aku! " ucap Alice dengan sangat marah.
Orang-orang pun mulai berdatangan karena ingin melihat, ada kehebohan apa yang terjadi. Andrew pun mulai menjawab semua pertanyaan dari Alice.
"Maaf Alice, aku bisa jelasin ini!" ucap Andrew sambil meraih tangan Alice.
Alice pun mengelak dengan mundur 1 langkah. Alice pun mulai bertanya lagi kepada Aerin.
"Aerin, kamu tahu kan bahwa Andrew itu kekasih ku? Dan sebentar lagi kami akan bertunangan, tapi mengapa kamu memiliki hubungan dengannya tanpa aku tahu." ujar Alice.
Aerin pun mulai menjawab.
"Maaf, Alice. Aku bisa jelasin ini semua!" ucap Alice.
"Cukup Aerin! Cukup. Kita bersahabat sudah lama, kamu menusuk aku dari belakang. Pantas saja selama ini, kalian berdua sering mengajakku pergi jalan-jalan. Ah, bodohnya aku yang tak menyadari itu!" ucap Alice.
"Ini aku bawakan makanan untuk kalian berdua. Silahkan di nikmati berdua. Aku tak ingin merusak momen kalian," sindir Alice sambil meletakkan 2 kotak makaman siap saji.
"Aku kecewa sama kalian berdua!" ucap Alice sebelum pergi meninggalkan mereka berdua di dalam ruang kerja.
Alice pun pergi meninggalkan mereka berdua. Andrew pun menghampirinya sambil memanggil namanya. Namun ia terlanjur kecewa dan sakit hati. Sambil menangis, Alice berjalan menuju mobilnya yang terparkir di parkiran mobil karyawan.
"Alice..Alice..tunggu Alice!" teriak Andrew sambil berlari keluar kantor.
Sementara itu, di atas sana sudah ada malaikat yang bernama Ye joon yang bertugas hari ini untuk menjemput para roh manusia yang di takdirkan untuk meninggal. Ia melihat takdir seorang gadis cantik yang bernama Alice Yunchi akan tewas dalam kecelakaan tunggal. Mendengar hal itu ia pun turun ke bumi untuk menolongnya.
Hal itu mendapatkan sebuah peringatan dari Maut dan Dewa. Ia tak memperdulikannya. Ia melihat langsung siapa Alice itu. Sementara itu Alice pun masuk ke dalam mobilnya dan mulai mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Kini ia tak memperdulikan lagi kecepatan yang ia tempuh. Ia sangat kecewa, marah dan sedih.
Di sepanjang jalan, ia bergumam sambil menitikan airmata.
"Aku tak percaya dengan ini semua. Kekasih dan sahabat baikku tega menghianatiku!" ujar Alice.
"Aku benci kalian berdua! Benci.." teriak Alice degan histeris.
Tiba-tiba ia, tidak bisa lagi menghindari dan kecelakaan pun terjadi. Mobilnya menabrak pembatas jalan.
Alice mulai berteriak sambil kedua tangannya menutupi wajahnya.
"Aa..." teriaknya.
Dan mobil pun menabrak gang pembatas jalan.
Bruukkk
Kepala Alice terbentur setir mobil. Kepalanya berdarah. Kakinya terjepit di mobil yang ringsek itu
Tiba-tiba datang cahaya putih, lama ke lamaan warnanya memudar. Di dalam cahaya itu datanglah seorang lelaki tampan, berbaju putih dan memiliki sayap putih datang menghampiri Alice yang malang itu.
Ye joon, malaikat bersayap putih itupun mulai menolong Alice dari mobil yang penyok dan rusak itu. Ye joon mengangkat tubuh Alice ke tepi jalan dan berusaha menolongnya. Saat itu jalan dalam keadaan sepi sekali. Tak ada yang lewat sedikitpun.
Ye joon mulai memeriksa nadinya, ternyata ia sudah hampir meninggal. Keadaannya sangat mengkhawatirkan, nadinya melemah. Dn seketika itu Ye joon membuka mulutnya dan mulai mengambil sebuah batu Mustika berwarna putih itu dari mulutnya. Mustika itu bercahaya terang benderang. Dan Ye joon mulai memasukan mustika itu ke dalam tubuh gadis itu melalui mulutnya.
Tak berapa lama kemudian keadaan Alice pun mulai normal. Ia mulai membuka mata secara perlahan, Namun pandangannya terlihat sangat buram dan cenderung samar-samar.
Saat itu ia melihat seorang lelaki tampan bersayap putih layaknya seorang malaikat datang untuk menolongnya. Namun penglihatannya samar-samar, sehingga wajah lelaki itu tak terlalu jelas terlihat. Karena kebanyakan darah yang keluar, Alice pun akhirnya pingsan.
Ye joon segera membawanya ke sebuah rumah sakit terdekat. Sebelum itu, ia merubah penampilannya selayaknya manusia, maka dari itu ia menyamar sebagai manusia. Agar bisa membawa Alice menuju rumah sakit terdekat.
Ia pun berdiri dan membopong Alice. Dan sekejap mata, ia pun pergi dengan tiba-tiba.
Jlepppp
Dan datang dengan tiba-tiba. Ia muncul kembali di kesunyian agar tidak terlihat oleh manusia bahwa ia bukanlah manusia. Setelah itu, ia pun segera berjalan menuju ke dalam untuk menyelamatkan Alice yang pingsan itu. Ia pun mulai menghampiri petugas rumah sakit, dan mereka menyambutnya dengan baik.
Akhirnya Alice pun di tangani oleh dokter dan para perawat .
Berita Alice mengalami kecelakaan akhirnya sampai ke telinga Aerin dan Andrew. Mereka berdua akhirnya berusaha untuk menjenguk Alice. Bukannya sedih, mendengar sahabat baiknya mengalami kecelakaan hebat. Ia malah menertawakan nasib buruk yang menimpa Alice. Setelah mendengar Alice kecelakaan dan mengalami koma. Hubungan Andrew dan Aerin kini terlihat sangat terang terangan. Tak di tutupi seperti dulu.
Seperti keadaan itu, tiba-tiba roh Alice bangun dari jasadnya. Dan di sana sudah ada malaikat Ye joon yang setia menunggunya.
"Kenapa aku. Apa aku sudah tiada?" tanya Alice pada Ye joon.
"Tidak! Kamu sedang koma saja." sahut Ye joon.
Saat itu datanglah Aerin dan Andrew. Mereka menyaksikan Alice sedang terbaring koma. Aerin mulai mendekatinya seraya berkata.
"Kamu itu terlalu polos dan lugu, sehingga kamu mudah di manipulasi. Kamu mau tahu sejak kapan aku dan Andrew berhubungan? Kami berhubungan sejak SMA. Aku juga yang telah menyuruh Andrew untuk mendekatimu dan berpura-pura mencintaimu" ucap Aerin sambil mengelus pipi Alice.
Tak ada yang bisa melihatnya saat itu. Roh Alice berkelana mencari informasi, ada apa di balik kecelakaannya yang menyebabkan dirinya koma.
Di situlah Ia tahu, bahwa sahabat yang ia kira baik, kini malah berubah menjadi jahat. Kebaikan Aerin hanya kepalsuan belaka. Ia tak menyangka sekali dengan kejadian itu. tak berapa lama datanglah kedua orang tuanya, untuk menjenguknya. Ibunya datang dan segera merangkul anaknya sambil menangis.
"Apa yang terjadi padamu, Nak? Mamah tak menyangka kejadian ini menimpamu." rintih sang Ibu.
"Pah..Alice Pah..Alice!" rintih Ibunya sambil berbalik arah dan menangis di pelukan suaminya.
"Mah..Pah..aku di sini!" sapa Alice sambil menyentuh kedua orang tuanya, namun tidak bisa.
Lalu Malaikat Ye joon menghampirinya dan berkata bahwa mereka tidak bisa melihatmu, karena kamu dalam keadaan koma, dan rohmu mulai berkelana. Alice pun mulai menangis.
Ayah nya Alice hanya menangisi keadaan Alice. Ayah Alice dan Ibu Alice baru menyadari bahwa Andrew dan Aerin juga berada di ruang itu bersama mereka.
Menurut kedua orang tua Alice, Andrew adalah pria yang baik dan setia, serta tulus mencintai Alice. Namun hal itu berbanding terbalik dengan kenyataannya. Andrew lah yang membuat rem mobil Alice menjadi blong, sebelum dirinya ketahuan memiliki hubungan dengan Aerin sahabat baik Alice.
"Eh, ternyata kamu ada di sini juga Andrew? Eh, Ada Aerin juga di sini!" tegur Ayah Alice.
"Iya Om, Tante!"
"Kalian bareng ke sini?" tanya Ibu Alice.
"Enggak kok, Tante. Kami nggak barengan. Andrew datang lebih dahulu dari Aerin." ujar Andrew berdalih.
Selama ini kedua orang tuanya mempercayakan semua pekerjaan pada Andrew. Hingga Andrew di angkat menjadi Pengawas di perusahaan obat ternama di kota itu. Apa yang menjadi latar belakang Andrew mendekati Alice hingga merencanakan pembunuhan terhadap Alice?
Saat ini, Ayah dan Ibu Alice di panggil oleh dokter. Dokter akan menyampaikan sesuatu mengenai keadaan Alice yang sebenarnya. Para dokter dan petugas rumah sakit, meupayakan yang terbaikuntuk kesembuhan Alice.
"Tok..tok..tok!"
"Permisi, bisa bicara dengan orangtua pasien?" tanya perawat.
"Oh, iya Sus. Ini kedua orang tua dari pasien," sahut Andrew.
Kedua orang tua Alice pun mulai menghampiri perawat itu dan mulai bertanya.
"Iya, ada apa ya Sus?"
"Begini Pak, Bu. Kalian berdua di panggil Dokter di ruangannya." jelas perawat itu.
"Baiklah."
" mari ikuti saya." ujar perawat itu.
Ayah Alice pun pamit kepada Andrew dan mempercayakan Andrew untuk menjaga Alice.
"Andrew..Om dan Tante keluar sebentar ya. Kamu tolong jagakan Alice sebentar," pinta Ayah Alice pada Andrew.
"Iya, beres Om." sahut Andrew.
Setelah kedua orang tua Alice pergi. Kini mereka berdua lah yang ada di ruangan itu. Roh Alice mulai menghampiri mereka berdua. Seraya berkata.
"Kalian tuh jahat! kalian tega khianati aku. Kalian jahat!" ucap Alice.
Takut hubungannya akan di curigai oleh orang tua Alice. Aerin pun buru-buru pergi. Ia hanya pamit pada Andrew dan Alice yang sedang terbaring koma.
"Sayang..aku pamit keluar ya. Aku takut nanti orangtua Alice curiga dengan hubungan kita." ujar Aerin.
"Iya, tunggu di mobil ya..tapi jangan sampai ketahuan kedua orang tua Alice." sahut Andrew berbisik pada Aerin.
"Aku pamit pulang ya, sahabat baikku. Cepatlah sembuh atau cepatlah mati untuk selamanya." ucap Aerin.
Aerin pun pergi. Kini terlihat Andrew lah yang sendirian di ruangan itu sambil menunggu orangtua Alice datang kembali.
Di saat itulah Andrew mulai mengatakan pada Alice yang terbaring koma mengenai alasannya mendekati dirinya adalah hanya ingin merebut kekuasaan Cafetaria yang merupakan usaha milik mereka berdua. Mereka berdua mulai membuka bisnis cafe sejak 2 tahun yang lalu sejak masih berteman baik.
Sertifikat cafe itu memang bertuliskan atas nama Alice Yunchi. Ia bermaksud untuk menguasai cafetaria itu seutuhnya. Karena cafetaria mulai banyak pelanggan dan pengunjung yang berdatangan. Hal itu menjadi lahan uang untuk Alice dan Andrew.
"Kamu mau tahu, alasan terbesar aku mendekatimu adalah hanya ingin menguasai cafetaria milik kita berdua." ucap Andrew sambil memegang tangan Alice.
"Dasar lelaki jahat!" ucap Alice, namun kehadirannya tak terlihat oleh Andrew.
Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka.
Kreeekk
Kedua orang tua Alice pun kembali. Orangtua Alice berjalan menghampiri Andrew dan berterima kasih atas kebaikannya dalam menjaga Alice.
"Terima kasih, Nak Andrew. Kamu sudah bersedia untuk menjaga Alice." ucap Ayah Alice sambil menepuk bahu Andrew.
"Nggak usah berterima kasih, Om. Memang kewajiban saya sebgai kekasihnya untuk menjaganya." sahut Andrew.
"Loh, Aerin mana?" tanya Ayah Alice.
"Anu Om, tdi katanya mau pulang duluan. Jdi pamitnya cuma sama saya, takut kelamaan nungguin Om dan Tante kembali dari ruangan Dokter." jawab Andrew dengan gelagapan.
"Oh, ya sudah. Tidak papa." ucap Ibunya Alice.
Dengan kehadiran orang tua Alice, Andrew sudah mulai bosan menjenguk Alice. Ia harus berpura-pura mencintai dan menjaga Alice, padahal ia hanya mencintai Aerin saja.
"Oh, ya Om. Andrew mau pamit pulang, nih. udah sore, nanti keburu malam." ucap andrew sambil bersalaman dengan orang tua Alice.
"Oh, iya. Terima kasih banyak ya, Nak Andrew. Salam untuk kedua orang tuamu." sahut Ayah Alice.
"Iya, Om."
Kini Andrew meninggalkan ruangan itu.
"Ah...akhirnya aku bisa keluar juga dari ruangan itu." keluh Andrew.
Andrew pun menghampiri Aerin di parkir mobil. Saat itu Aerin bersembunyi dalam mobil Andrew yang bermerek Honda jazz berwarna hitam itu.
"Hai...maaf ya lama. Soalnya tadi nungguin orang tua Alice kembali dari ruangan dokter." kata Andrew sambil memegang tangan Aerin.
Siang itu, saat matahari terik. Panasnya bagai menyengat dan membakar kulit. Hari itu entah dari mana asal usul pikiran jahat itu datang menghampiri Aerin. Aerin ingin sekali menghampiri Alice dan melenyapkannya. Sehingga tak perlu takut sewaktu-waktu Andrew berpaling darinya dan lebih memilih Alice karena mulai mencintainya.
"Ingin sekali rasanya hendak melenyapkannya! Aku sudah muak dengannya! Aku takut suatu saat nanti, Andrew akan berpaling dariku dan mulai mencintainya." gumam Aerin .
"Aku sangat mencintai Andrew. Sangat-sangat mencintainya. Tak ada satu orang pun yang berhak mencintai da memiliki Andrew selain aku!" teriak Aerin di kamar.
Aerin pun bergegas mengambil tas dan mulai pergi. Aerin pergi ke rumah sakit tempat alice di rawat. Sesampainya di sana, ia memperhatikan suasana di rumah sakit. Saat itu suasana rumah sakit tampak sepi. Ia pun bergegas pergi ke ruang ganti para perawat. Aerin pun menyamar sebagai perawat yang mukanya di tutupi masker.
Aerin pun berjalan menghampiri kamar inap Alice. Di sana terlihat tengah terbaring Alice dengan kepala di perban. Di sana ia berjalan secara perlahan sambil berkata.
"Sebenarnya aku tuh kasihan sama kamu. Aku cuma mengambil, apa yang seharusnya ku miliki."
"Sekarang, saatnya kamu pergi ke syurga bersama malaikat," ujar Aerin.
Aerin pun mulai memotong selang oksigen yang ada di mulut Alice. Saat itu juga, roh alice terlihat dan mulai redup. Ye joon pun berkata.
"Mungkin, saatnya kamu memilih untuk bertahan hidup atau pasrah dengan maut menjemputmu,"
Alice tampak bingung. Sedangkan nafasnya sudah ngos-ngosan hampir ia kehilangan nafas. Tubuhnya sudah berkelojotan, nafas hampir habis. Saat itu juga Ye joon menyuruhnya untuk balik ke tubuhnya dan bersiaplah untuk memulai hidup yang baru tanpa Andrew lagi.
"Saat nya kamu kembali ke tubuhmu." ujar Ye joon.
Saat itu Ye joon menggunakan kekuatannya untuk menyentuh tombol bel darurat. Dan tombol bel darurat itu berbunyi. Aerin pun bergegas pergi meninggalkan Alice yang skarat.
Para dokter dan perawat pun mulai berdatangan. Mereka mukai sibuk untuk menyelamatkan Alice. Roh Alice pun masuk kembali ke tubuhnya. Setelah satu jam akhirnya keadaan Alice mulai stabil. Alice selamat dari skarat yang bisa merenggut nyawanya.
Di layar monitor, terlihat denyut jantung yang semula hilang, kini telah kembali normal. Keadaan Alice berangsur membaik, hanya saja ia belum sadar.
Sedangkan di kejauhan, Aerin tampak sudah berganti pakaian dan berpura-pura baru datang. Ia berjalan menuju ruangan Alice. Saat itu Alice sudah berada di ruangan ICU. Nampak sekali raut wajah Aerin terlihat sangat bahagia. Ia berpapasan dengan perawat dan menanyakan keadaan Alice.
"Sus, bagaimana keadaan Alice?" tanya Aerin.
"Baru saja saya akan menghubungi kerabat pasien mengenai keadaannya. Apa kamu sudah tahu apa yang terjadi mengenai pasien?" tanya perawat semakin curiga pada Aerin.
"Emm..Ehh..nggak kok sus. Maksud saya apakah Alice ada kemajuan untuk siuman?" tanya Aerin mulai menutupi kesalahannya.
"apakah kamu bisa menghubungi keluarga pasien?" pinta perawat itu.
"Memangnya kenapa Sus?"
Perawat itupun menceritakan apa yang terjadi dengan keadaan Alice.
" Begini, mba Aerin. Tadi ada yang sengaja memotong selang oksigen pasien hingga pasien mengalami drop dan hampir nyawanya tidak tertolong. Untung saja seseorang menyalakan bel darurat di ruangan pasien. " jelas perawat.
Hati Aerin di landa kegelisahan. Ia takut akan kejahatannya terbongkar. Jantungnya berdegup dengan kencang. Serasa ingin copot, hingga membuatnya sedikit gugup. Perawat itu pun mulai bertanya kepadanya, mengenai dirinya yang mulai bengong sendiri.
"Mba Aerin..mba!"
" Eh, iya Sus. Saya akan sampaikan pada kekuarganya. Terima kasih atas informasinya." ucap Aerin.
Perawat itu pun mulai pergi meninggalkan Aerin sendiri. Lalu Aerin pun mulai mengambil handphone nya dan mulai menghubungi Ayah Alice.
Drrtt..drrtt..drrtt
ponsel milik Ayah Alice mulai bergetar. Ia mengambil ponsel itu dan melihat siapa yang telah menelponya. Dan ternyata itu dari nomor ponsel milik Aerin, sahabat baik Alice.
Ia pun mengangkat telpon itu.
"Halo..ada apa Aerin?" tanya Ayah Alice.
"Om, Aerin baru saja sampai di rumah sakit untuk menjenguk Alice. Tadi Aerin tidak sengaja berpapasan dengan perawat dan dia meminta Om, untuk datang ke rumah sakit. Sepertinya ada berita penting yang ingin di sampaikan," jelas Aerin.
"Oh ya, ya sudah. Om akan datang ke sana." ujar Ayah Alice.
Alice Yunchi adalah anak dari konglomerat. Ayahnya bernama Alex Yunchi. Dan Ibunya bernama Kim dai nih. Ia anak dari hasil perkawinan antara China dan korea. Ayahnya berasal dari china sedangkan Ibunya berasal dari korea, tepatnya di korea selatan.
Pantas saja Aerin dan Andrew mendekatinya. Rupanya mereka berdua menginginkan cafetaria dan ingin menguasainya. Maka dari itulah mereka berdua merencanakan sebuah perencanaan pembunuhan, yang tertuju kepada Alice Yunchi.
Licik! Memang mereka berdua licik. Merek berdua pandai bermain peran dan berakting. Di saat rencana pertama gagal. Mereka berdua pun merencanakan ingin memotong selang oksigen milik Alice, agar Alice cepat tiada di muka bumi ini. Dan mereka bisa. Menguasai Cafetaria seutuhnya.
Untung ada pria bernama Ye joon, seorang malaikat yang ingin melindugi Alice. Ia seorang malaikat pelindung bagi Alice. Beberapa menit kemudian datanglah, Ayah Alice. Ayah Alice menghampiri Aerin yang tengah duduk di kursi tunggu di dekat ruang ICU.
"Bagaimana keadaannya, Aerin?" tanya Ayahnya Alice.
"Emm..Mulai stabil, Om. Tetapi Alice masih belum sadar." sahut Aerin.
Lalu Ayah Alice pun berjalan menuju ruangan Dokter yang kemarin memanggilnya. Sesampainya di sana, Ayah Alice pun mengetuk pintu ruang Dokter. Kebetulan Dokter itu bernama Felix.
"Tok..tok..tok"
"Ya, silahkan masuk," sahut Dokter Felix.
Ayah Alice pun menghampiri dokter itu dan mulai bertanya, mengenai ia di panggil ke sini.
"Maaf, Dok. Ada masalah apa, ya. Kok saya di suruh menghadap Dokter?"
"Silahkan duduk dulu, Pak. Begini Pak, saya ingin memberitahukan bahwa adanya tindak perencanaan pembunuhan terhadap anak Bapak Alice Yunchi." jelas Dokter.
"Ba..bagaimana itu bisa terjadi? Terus, bagaimana keadaannya?" tanya Ayah Alice dengan penuh kekhawatiran.
"Ya...seperti ada, yang sengaja memotong selang oksigennya, Pak. Terus mari ikut saya ke ruangan CCTV." kata Dokter Felix.
Ayah Alice pun mulai berjalan menuju ruangan CCTV. Sesampainya di sana mereka ingin melihat rekaman CCTV sebelum Alice skarat.
Layar monitor komputer pun di nyalakan. Dan mulai memeriksa rekaman CCTV sebelum Alice di ketahui lagi skarat. Ternyata ada 1 wanita, yang sengaja menyamar sebagai perawat dan ingin menghabisinya. wajahnya di tutupi oleh masker atau penutup hidung dan mulut, yang biasa di pakai oleh pihak petugas kesehatan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!