Sebuah Mansion besar berada di pusat kota, Terlihat begitu megah dengan drone yang namun takkan terlihat jika hanya dengan melewatinya, mengingat pagar yang menjaganya menjulang tinggi. Mansion milik keluarga Philip. Ruangan yang megah itu lebih banyak diisi dengan asisten rumah tangganya ketimbang penghuni rumah asli.
"Tuan, waktunya sarapan," panggil salah satu maid dirumahnya. Philip mengangguk sopan dan tersenyum ramah.
"Sebentar lagi saya turun," jawab Philip kemudian.
Suasana makan pagi berlangsung dengan tenang, tak ada pembicaraan yang berarti. Ayah Philip merupakan pemilik agensi ternama, sedangkan Ibu Philip aktif di youtube berbagi vlog kehidupan sehari-harinya. Semua terlihat indah dan mewah.
Philip merupakan seorang pelajar berusia 18 tahun. Ia akan lulus tahun ini.
"Ayah, bunda, Philip berangkat ke sekolah dulu," pamit Philip dengan sopan pada orang tuanya.
"Hati-hati," ujar bundanya perhatian.
"Ujian akhir kapan?" tanya bundanya lagi
"masih tiga bulan lagi," jawab Philip sembari mengikat tali sepatunya.
"Belajar yang rajin" Pinta ayahnya
"siap" Jawab Philip meyakinkan ayahnya. Diantar dengan supir pribadinya, Philip berangkat ke sekolah. Sedikit berlebihan memang, namun sekolah memang tak mengijinkan muridnya untuk berangkat dengan mengendarai kendaraan pribadi.
"Kerumah Reyna dulu mas" Pinta Philip pada sopir pribadinya, Philip memang memanggilnya mas (kak) karena usia mereka tak terpaut begitu jauh. Hanya berbeda 7 tahun.
"Kekasih barumu lagi?" Tanyanya dengan nada santai. Hubungan mereka memang cukup akrab. Bahkan Philip tak memiliki teman yang bisa lebih akrab dari sopirnya.
"Ya gimana ya" Philip menggaruk telinganya yang tak gatal. Ia tak akan mengatakan jika ia mudah jatuh cinta.
"Perumahan Indah Sari mas" Philip memberi alamat.
"Kau harus mengenalkan aku dengan temanmu" Canda Rio sopir pribadi Philip.
"Ada juga belum tentu mau sama mas" Balas Philip dengan tawa renyahnya.
"Rumahnya yang mana?" Tanya Rio mengalihkan pembicaraan.
"Nyampe gerbang perumahan aja belom, dia udah nunggu di gerbang kok" Balas Philip menunjukan pesan teksnya pada Rio. Namun Rio masih fokus mengendarai mobilnya dengan tenang.
"Habis ini langsung kekantor mas?" tanya Philip lagi.
"Iya, beruntung banget aku ketemu keluargamu" Rio benar-benar merasa bersyukur karena berkat bertemu keluarga Philip ia bisa berkuliah dan mendapatkan pekerjaan.
"Itu Reyna" Tunjuk Philip bersemangat. Ia memastikan penampilannya pada kaca spion sebelum turun untuk membukakan pintu.
Philip yang awalnya dudu di kursi depan kini berpindah di kursi belakang setelah sebelumnya membukakan pintu masu untuk kekasihnya.
"bagaimana tidur mu? nyenyak?" Ucapan pertama setiap kali Philip bertemu dengan kekasihnya di pagi hari.
"Aku memimpikanmu" Balas Reyna dengan senyum manisnya.
"Dah sarapan?" Tanya Philip perhatian
"Udah" Jawah Reyna malu-malu karena di dalam mobil tak hanya ada mereka berdua.
"Mas ini namanya Reyna, tadi minta dikenalin kan?" Ujar Philip mengenalkan kekasihnya
"Bukan kenalin pacarmu, kenalin temenmu" Jawab Rio lagi, Rio melajukan mobilnya.
"Kakakmu?" bisik Reyna
"Iya" balas Philip, Philip memang selalu mengatakan jika Rio adalah kakaknya.
"Aku bekerja dirumah nya" Dan Rio selalu menyangkalnya. Menjadi keluarga kaya raya memang menyenangkan namun ia tak mau membohongi orang lain.
"Pasti hubungan kalian teramat baik, Philip aja nganggep mas jadi kakaknya"
"Aku nyimpen banyak aib dia soalnya, nanti kalau mau tau tinggal tanya aja ke aku"
"Mas ngebut mas, hampir telat" Pinta Philip menghentikan Rio agar tak bicara lebih banyak lagi.
"bilang aja aku ga boleh ngomong" Rio menyadari maksud Philip dan Reyna tersenyum melihat interaksi keduanya.
Reyna dan Philip tak satu sekolah, jarak sekolah mereka hanya berbeda 200 meter.
Mobil yang dikendarai Rio berhenti tepat di depan gerbang sekolah Reyna.
"Ah, ini bekal yang kubuatkan untukmu pagi tadi" Ujar Reyna mengambil sebuah kotak makan berwarna biru langit dengan motif garis putih.
"Kau membuatkan untukku?" Philip menerima dengan senang hati, matanya berbinar cerah pada kotak makan yang diberikannya.
"Aku bangun terlalu pagi" Ujar Reyna yang memang sengaja bangun 30 menit lebih awal dari biasanya, bahkan alarmnya tak berhenti berdering.
"Terimakasih" Ujar Philip tersenyum amat manis.
"Belajar yang bener" Sahut Rio yang tak menyukai moment drama antara keduanya.
"Maap mas, hehe, aku berangkat dulu" Ujar Reyna tersenyum hangat pada keduanya. Rio melakukan mobilnya untuk mengantar Philip.
"Lihat mas, nasinya bentuk hati" Ujar Philip memamerkan bekal makanannya.
"Tak cocok dengan gayamu" Ujar Rio yang tak dielak oleh Philip. bekal makanannya terlalu imut untuk citra dirinya.
"Dah sana masuk" Ujar Rio mengusir Philip sesampai di gerbang sekolah Philip.
"jangan aneh-aneh" Pinta Rio yang tau kepribadian menyebalkan Philip.
"Jangan kaya bunda dong" Rajuk Philip enggan dinasehati
"Kan mas perhatian" Balas Rio yang diberi deathglare oleh Philip karenaa tak terima.
Suasana sekolah masih belum terlalu ramai, Bel masuk masih 20 menit lagi, jika bukan karena Rio harus kekantor lebih awal mungkin mereka bisa berangkat sedikit lebih siang. Rio telah menyelesaikan studi manajemen bisnis sembari menjadi sopir dan merangkap sebagai asisten pribadi Philip. Orang tua Philip telah menganggap Rio sebagai teman dekat Philip. Rio tinggal dengan nyaman di rumah Philip. Seperti rumah sendiri.
Kini ia tengah mempelajari bisnis keluarga Philip untuk membantu Philip selepas kuliah 4 tahun yang akan datang.
-
"Elsa" Panggil Philip dari pintu kelas,Gadis yang dipanggilnya tak menoleh sama sekali.
"el, dicariin tuh" panggil temannya membuat Elsa menoleh.
"Ah, Phili" Elsa bergegas menghampirinya dan menarik nya untuk duduk di bangku panjang yang disediakan sekolah didepan kelas.
"Ku bawa kan bekal untukmu"
"Aahhh ,,, so sweet" Ujar Elsa takjub melihat bekal yang dibawanya, Bekal yang disusun dengan rapi
"Kau membuat nya?" tentu saja
"Jika ini bukan sekolah aku telah menciummu" Ujar Elsa masih menatap bekalnya.
Cup
Kecupan singkat mendarat di pipi Elsa membuat wajahnya memerah.
"Ya ini sekolah" ujar Elsa menoleh ke kanan kiri
"tak ada yang lihat" Jawab Philip mengangkat alisnya
"Jangan lupa habiskan" Ujar Philip berdiri dan mengelus rambut Elsa pelan sebelum pergi ke kelas nya.
"Ah satu lagi" Ujar Philip membalikan badannya.
"Pulang denganku" Pinta Philip yang dibalas anggukan Elsa. Elsa tersenyum senang. Philip mengajaknya berkencan selepas pelajaran terakhir. Ia selalu menyukai kencan dengan Philip. tempat yang dipilih Philip bukan tempat sembarangan. Selalu tempat mewah yang membuatnya begitu merasa dicintai.
Elsa dan Philip telah berpacaran selama 3 bulan dan hubungannya cukup membuat orang lain iri.
Philip berlalu ke kelasnya dan duduk dengan tenang di kursi paling belakang. Bukan karena pemalas ia duduk dibelakang. Hanya saja memang kursi itu yang tersisa.
drttt drtttt
ponsel Philip bergetar, sebuah pesan singkat masuk.
-Selamat belajar, jangan lupa habiskan bekalku, aku mencintaimu ❤❤💋-
Pesan masuk dari Reyna.
-Aku juga mencintaimu 💋❤-
Suasana sore hari begitu menenangkan, bel sekolah baru saja berdering beberapa menit yang lalu namun para siswa-siswi begitu cepat berhamburan keluar kelas untuk bergegas pulang kerumah masing-masing. Philip kini telah menunggu Elsa di gerbang sekolah.
"Philip" Panggil Elsa melambaikan tangan dan dibalas oleh Philip. Setengah berlari Elsa menghampiri Philip.
"Ya, kau tak perlu berlari" Ujar Philip mengelus rambut panjangnya.
"kita mau kemana?" tanya Elsa
"Ikut saja" Ujar Philip menggenggam tangan Elsa, Genggaman tangan besar Philip yang disukai Elsa.
"Gimana bekalnya? enak?" tanya Philip mengingat ia memberikan bekal dari Reyna untuk Elsa.
"Enak banget, ah ini kukembalikan tempatnya" Elsa mengembalikan tempat makannya dengan penuh harap agar Philip membuatkan untuknya lagi besok.
"Aku juga ingin membuatkanmu bekal" Ujar Elsa
"tapi aku ga bisa masak" Tambahnya lagi membuat Philip tertawa.
"Kau tak perlu memaksakan itu" Jawab Philip. Sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat didepan keduanya. Mobil yang di pesan Philip melalui aplikasi. Philip bahkan sudah mengirim pesan pada Rio untuk tak menjemputnya.
Philip dan Elsa kini duduk di mobil. Pria separuh baya mengantarnya. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang.
Elsa bergelayut manja di lengan Philip.
"Minggu depan perayaan hari jadi kita yang ke seratus" Ucap Elsa memimpin percakapan
"Kau mau apa?" Ujar Philip mengeluh tangan Elsa yang menggenggamnya.
"Kau luangkan waktu, aku yang membuat rencana" Ujar Elsa yang disetujui Philip.
Kini mereka berada di pusat perbelanjaan.
"Kita harus membeli pakaian, Tak menyenangkan kencan dengan seragam" Ujar, Philip yang disetujui Elsa. Elsa memilih beberapa pakaian, ini bukan kali pertama Elsa berbelanja dengan Philip, sehingga ia tak perlu ragu untuk menimbamg harga baju yang harus dibelinya. Elsa memilih Dress berwarna biru terang diatas lutut menyerasikan dengan sepatu flat shoes yang dipakainya. Sedangkan Philip memilih beberapa kaos.
Setelah setengah jam keduanya telah menyelesaikan belanjaan mereka.
"### Makan dulu yuk" Ajak Philip mengingat sebentar lagi jam makan malam.
"Kita pulang jam sembilan nanti" Ujar Philip lagi
"Aku belum lapar" Keluh Elsa yang selalu menjaga tubuhnya. Ia akan sangat menyesali jika berat badannya harus naik.
"Kalau gitu temani aku makan" Ujar Philip yang disetujui Elsa.
Philip memesan makan disebuah foodcourt yang ada didalam mall.
Philip hanya memilih dessert 1 slice tiramisu cake dengan soft drink. Ia hanya mengisi perutnya yang lapar. Philip melupakan makan siangnya karena asyik bermain game dengan teman sekelasnya.
"Makan yang banyak" Ujar Elsa menatap Philip yang makan dengan lahap.
-
-
Sebuah taman menjadi tujuan Philip, entah ia hari ini hanya ingin menghabiskan harinya dengan Elsa.
drrttt drtttt
sebuah pesan dari Reyna
-kau sedang apa?-
Philip tersenyum mendapatkan pesan.
-aku sedang diluar dengan temanku, nanti ku telpon ❤-
"Senja disini sangat indah" Ujar Philip pada Elsa bermaksud memberi tahu alasan mengapa tiba-tiba mengajaknya.
"Sejak kapan kau jadi anak indie" Ejek Elsa membuat Philip tersenyum malu
"Kau akan menyukainya juga nanti" Ujar Philip yang hanya di iyakan oleh Elsa.
"Kau disekolah begitu populer, ku kira kau tak akan menerima ku saat aku menembakmu" Ucap Elsa yang tak menyangka perasaannya di terima. Elsa memang menembak Philip terlebih dahulu. Elsa menembaknya dengan malu-malu saat jam istirahat. Elsa menerawang lurus mengingat kejadian 3 bulan yang lalu.
*flashback
"Aku akan menyampaikan perasaanku pada Philip, tak peduli sekalipun nanti ditolak" Ujar Elsa memberanikan diri, teman dekatnya juga mendukungnya. Ah, sebenarnya temannya hanya ingin melihat Elsa di campakan. hanya itu. Elsa melangkahkan kaki menuju kelas Philip yang berbeda jurusan. Menuju gedung sebelah, Elsa seorang diri mencari Philip, seseorang yang ia kagumi dari feed social media dan dari permainan band yang Philip mainkan. Philip memang anak band, Tak heran karena orang tuanya memiliki agensi.
"Permisi, ada Philip?" tanya Elsa pada salah satu teman kelas Philip
"Phil, dicariin tuh" Philip menoleh ke arah pintu.
"aku?" tunjuk Philip pada dirinya. Elsa hanya mengangguk malu-malu.
"mau nembak lu tuh" ujar salah satu temannya
Philip hanya tersenyum ragu membalas ucapan temannya.
Philip menghampiri Elsa yang kini menunggunya. Selepas Philip keluar dari jendela semua mata memandang keduanya dan Philip menyadari itu.
"ada ap." tanya Philip yang terpotong dengan teriakan Elsa
"AKU MENYUKAIMU" ujar Elsa dengan suara lantang membuat Philip sedikit terkejut karena ucapannya terpotong dan teriakannya yang cukup lantang.
"MA..Maukah. kau jadi pacarku?" tanya Elsa memelankan suaranya menyadari jika suara ya teramat lantang saat menyatakan perasaan. Semua mata memandang keduanya dan Philip berfikir sejenak. Ia mencerna yang kini tengah terjadi. Seorang perempuan menembaknya. Ia tak terbiasa dengan ini. Ia juga tak mau mempermalukannya di depan teman-temannya. teman-temannya kini tengah berbisik-bisik pelan sembari tertawa kecil melihat keduanya.
"maukah kau menjadi pacarku?" tanya Elsa sekali lagi. Ia sangat ingin lari dari kecanggungan ini.
'daripada bikin gaduh' pikir Philip
"Bukankah seharusnya laki-laki yang mengajaknya berkencan" ujar Philip tersenyum kecil. bisikan-bisikan itu semakin keras mendengar jawaban Philip .
"Mau jadi pacarku?" tanya Philip dengan senyumnya, Tanpa diduga Elsa menghampiri dan memeluknya erat membuat orang-orang yang melihatnya terkejut. Begitupula dengan Philip. Elsa memeluknya sangat erat.
"tapi .. siapa namamu?" bisik Philip mengingat Philip baru pertama kali melihatnya.
"Elsa, aku Elsa" Ujar Elsa melepaskan pelukannya mengusap air matanya. Setelahnya Elsa berlari ke gedungnya bersorak senang, meninggalkan Philip yang masih terkejut.
"apa yang terjadi" ujar Philip masuk ke kelas nya
"Cie ditembak cie" ujar temannya gaduh membuat Philip menggaruk telinganya yang tak gatal, ia tak tahu harus bagaimana.
'ga papa lah, buat senang-senang apa salahnya' gumam Philip mengangkat senyum miringnya.
flashback end*
Elsa menatap Philip lama, Ia menelusuri setiap lekuk wajah Philip yang begitu sempurna di matanya.
"Kenapa kau mengajakku kemari?" tanya Elsa kemudian
"ah, mengenai hari jadi ke-100, Tepatnya hari apa?" tanya Philip penasaran.
"Rabu minggu depan" jawab Elsa
"ah, aku benar-benar buruk dalam menghitung" ujar Philip tertawa renyah.
"Kalau begitu minggu kita kencan di taman bermain, nanti ku jemput" Ajak Philip yang membuat Elsa tersenyum senang.
"lalu kenapa kau mengajakku hari ini, jam sembilan bahkan masih lama" Elsa tertawa mengingat matahari baru hampir terbenam tapi Philip tak punya rencana.
"Entah, hanya ingin menikmati hari denganmu" ujar Philip. Suara gemercik pantai sangat menyenangkan.
"Lihat warna oren matahari terbenam sangat bagus bukan" Ujar Philip mengambil ponselnya
"aku akan mengabadikannya" ujar Philip membuka aplikasi kamera.
"tanpa aku?" tanya Elsa yang berlari kedepannya agar di potret.
"Wah~ bukankah keindahannya menjadi berkali-kali lipat" Ujar Philip menunjukan ponselnya.
"Kita juga harus berfoto" Elsa merangkul leher Philip tanpa aba-aba Elsa langsung menjepret beberapa foto secara sekaligus. Selang 10 menit matahari benar-benar tenggelam dalam lautan. Itu yang terlihat.
"Ayo pulang" Ajak Philip tiba-tiba
"Kau bilang sampai jam 9" Elsa merajuk
"Ayo" Philip menggenggam tangan Elsa dengan lembut.
"Minggu kita habis kan waktu bersama"
drrrttt drrttttt
sebuah pesan masuk
-oke kutunggu ❤-
Philip tersenyum membaca pesan yang dikirim oleh Reyna. Kekasihnya satu minggu ini.
Sepulang mengantarkan Elsa, Philip tak langsung pulang, Ia kini tengah berjalan menuju apartemen Reyna.
-keluarlah aku di depan rumahmu-
Philip menembak Reyna seminggu yang lalu, Reyna gadis lugu yang ia temui di perpustakaan saat Philip mengantar Elsa. Di sela-sela rak buku Philip berbincang dengan Reyna. Pendekatan. Reyna memiliki senyum yang manis, dengan rambut yang selalu dikuncir kuda. Philip terpesona dengan parasnya. Philip selalu menyukai gadis cantik dan polos.
flashback
at Perpustakaan Umum
"Aku cari buku yang kucari dulu" Ujar Elsa dan mereka berpencar. Philip berjalan mengelilingi rak-rak menyusuri buku-buku yang tak begitu menarik baginya. Di salah satu rak seorang gadis tengah berjinjit untuk menggapai salah satu buku yang tak dijangkaunya.
Philip menghampiri dan dengan sukarela mengambilkan bukunya.
"buku ini?" tanya Philip membuat gadis itu mengerjakan matanya berkali-kali sebelum akhirnya mengangguk.
"Ah terimakasih" Ujar Reyna mengambil buku yang ada ditangan Philip dan bergegas ke tempat duduknya. Namun Philip menepuk pundaknya memanggilnya. Di perpustakaan tak boleh gaduh.
"ada apa?" tanya gadis itu lagi
"Jika kau mau berterimakasih kau harus jadi kekasihku" Ujar Philip pelan
"Kenapa harus?" Tanya Reyna kebingungan
"Karena aku hanya menerima ucapan terimakasih dalam bentuk hubungan kekasih" Jawab Philip yang membuat Reyna tersenyum tertahan.
"ah, begitu, sekali lagi terimakasih" Ujar Reyna
"Aku serius, namamu?" tanya Philip yang diabaikan oleh Reyna. Dan siapa sangka Reyna mengabaikan Philip begitu saja. Philip bahkan mengikuti Reyna pulang. ia mengabaikan Elsa yang mungkin mencarinya.
"kenapa kau mengikutiku" keluh Reyna
"Jadi pacarku" pinta Philip kemudian
"kau serius? kukira hanya bercanda" Ujar Reyna yang tak menyangka Philip mengikuinya hingga rumahnya untuk itu. jarak Rumah Reyna dan perpustakaan memang cukup di jangkau dengan jalan kaki.
"Aku serius" Ujar Philip
"tapi aku tak mengenalmu" Reyna mengerutkan keningnya, keheranan dengan pria didepannya.
"aku Philip" Philip menguluran tangannua memperkenalkan diri.
"ah, Philip" Reyna mengulang namanya mengabaikan tangan Philip yang terulur
"namamu?" tanya Philip
"Reyna" Reyna menjawab tanpa menjabat tangan Philip.
"kita sudah saling kenal, jadi pacarku ya?" Ujat Philip lagi
"sebatas nama?" Reyna benar-benar tak paham dengan situasi yang ada.
"kita akan saling mengenal lagi kedepannya"
"okey"
'Okey? dia menerimaku' Philip langsung menghampiri Reyna dan memeluknya. Reyna berusaha melepaskan pelukan Philip.
cup
*Kecupan singkat di kening Reyna membuat Reyna terkejut.
"Aku tahu kau menyukainya" Ujar Philip membahas kecupan singkatnya. Philip mengambil ponsel yang ada ditangan Reyna. mengetikan nomer nya dan mendial ke ponselnya.
"Angkat telponku atau aku akan mengujungimu" Ujar Philip melambaikan tangannya, Philip pergi ke perpustakaan ia tahu elsa akan mencarinya.
Malam itu juga Philip menelpon Reyna dan benar saja Reyna tak menjawabnya. Philip bergegas dengan sepeda motor nya kerumah Reyna.
tok tok tok
"Rey, ada temenmu" Ujar Ibu Reyna membuat Reyna berlari dari kamarnya. Saat melihat Philip didepan pintu Reyna menyesal karena tak mengangkat telponnya
flashback end
Dengan rambut cepol Reyna membukakan pintu. Philip tersenyum dengan membawakan cokelat di tangannya.
"Kau kenapa kemari, katanya mau nelpon" tanya Reyna
"Ga jadi, pengennya ketemu" Ujar Philip, Reyna mengajak Philip untuk duduk didepan gazebo depan rumahnya.
"Aku beli cokelat" ujar Philip memberikan cokelat yang dibelinya.
"bentar lagi ujian, kau tak belajar?" tanya Reyna
"kudengar belajar bersama menyenangkan" Ucap Philip membuat Reyna menyesal
"Aku tahu nilaimu tak buruk" Ucap Reyna disetujui Philip.
"kalau gitu aku balik dulu" ujar Philip
"Jalan kaki?" tanya Reyna khawatir
"aku manggil taxy nanti" Philip memahami kekhawatiran Reyna , hari memang sudah gelap
"Kau pasti baru pulang ya" Reyna menatap wajah Philip yang sedikit lelah, pasti karena berjalan
"Aku pasti sangat sibuk" Ujar Philip membanggakan diri
"Ah, ini tempat makanmu, aku menyukainya" Philip merogoh tasnya dan mengembalikan tempat makan Reyna. Bekalnya pagi ini.
"Kau yakin tak membuangnya?" Ujar Reyna yang takjub dengan isinya yang benar-benar bersih, sangat bersih. Tempat makannya telah dicuci Elsa.
"Kenapa kau bertanya begitu, aku terluka" Philip berakting
"Bercanda"
"pulanglah, keburu malam" Ujar Reyna yang khawatir
"Karena sudah bertemu kau tak perlu menelponku nanti malam" Ucap Reyna yang telah melepas rindunya. Mereka memang jarang bertemu, kecuali saat berangkat sekolah. Reyna banyak di sibukan dengan bimbingan belajarnya.
"Apa ada aturan begitu?" Tanya Philip dengan nada merajuk nya
"Aku selalu bangun lebih siang karena telponmu"
"benarkah?"
"Kalau begitu aku tak menelponmu nanti malam , tapi biarkan aku disini eum.. tiga puluh menit lagi" Pinta Philip yang menyukai dirinya ada dengan Reyna saat ini.
"aku tak akan mengusirmu" Ujar Reyna lagi
-
Di kediaman Mansion keluarga Philip.
Philip menuju kamar Rio yang ada di sampingnya. Dilihatnya Rio tengah sibuk dengan berkas-berkas perusahaan untuk bahan Meeting besok dengan timnya.
"mas" panggil Philip meminta ijin masuk ke kamarnya
"Tumben kesini" Ujar Rio mengabaikan Philip yang kini masuk dan duduk di kasur Rio. seseorang yang telah dianggap sebagai kakanya.
"Ngurus perusahaan ribet ya? kok mukanya kek suntuk banget" Tanya Philip penasaran.
"Ribet sih engga, cuma was-was aja kalau ga beruntung, takut kalah tender" Ujar Rio yang memang sangat berhati-hati dalam bekerja. Ia tak boleh mengecewakan keluarga Philip.
"Tumben perhatian" Ujar Rio lagi
"Kau ngomong apa kamu, mas dengerin dari sini" Ujar Rio yang tak bisa meninggalkan meja kerjanya.
"bosen" Ujar Philip
"sama?" tanya Rio
"Ah , ga jadi" ujar Philip yang kemudian berlalu ke kamarnya secepat mungkin.
drrrttttt drtttttt
Pesan dari Elsa
-dah tidur?-
drrrttttt drtttttt
Pesan dari Reyna
-dah nyampe rumahkan?
Philip membalas kedua pesan yang diterimanya.
"Kenapa aku sebaik ini" Ujar Philip tersenyum seorang diri. Philip bangun dari berbaring nya mengingat ada tugas yang harus diselesaikannya. Philip memang anak rajin. Ia harus mengerjakan tugas sekolahnya.
-
Minggu pagi adalah rutinitas Philip untuk berolahraga outdoor, Ia memang memiliki fasilitas olahraga di mansionnya namun hari minggu pagi menjadi kesukaannya untuk berolahraga sembari mencuci mata. Biasanya Philip akan berjogging ke gor atau berenang. namun kali.ini ia memilih taman kota sebagai tempat cuci matanya. Dengan setelah trainingnya Philip mengayuh sepedanya menuju taman kota. Sesampai di taman kota Philip memarkirkan sepedanya. Ia akan berjogging di taman kota.
"Cukup dua putaran" Ujar Philip melihat taman kota cukup luas. Philip melakukan pemanasan terlebih dahulu. Setelah cukup pemanasan ia mulai berlari.
tap tap tap tap
belum ada setengah putaran, kini matanya menatap pada gadis dengan kaos berwarna merah hati. Philip berhenti sejenak, perempuan itu bersama tiga temannya.
"Mari bersenang-senang" ujar Philip tersenyum menghampiri perempuan tersebut.
"Hai" sapa Philip percaya diri membuat ketiga perempuan itu keheranan.
"Senang menjadi pacarmu, gadis merah muda"
Membuat kedua gadis itu terkejut menatap temannya yang berbaju merah muda. Sementara Philip tersenyum penuh arti.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!