TOKOH KARAKTER WANITA
Nama Lengkap : Claudia Stephanie Gie
Panggilan : Clau, Claudia
Usia : 28 tahun
Tinggi Badan : 165
Berat Badan : 50kg
Sifat : Penyayang, Rela berkorban, Apa adanya, Sedikit pemalu, Cerdik, Kreatif, Pintar membuat roti dan memasak, Suka menggoda Egnor, Dapat membaca mimik orang, Sangat menyayangi Paman Jack dan Bibi Siren, Selalu menuruti perintah Egnor.
Hobby : Memasak, Membuat kue, Jogging.
Cerita Singkat : Claudia adalah seorang wanita berdarah campuran asia dan india. Dia adalah tetangga kecil Viena dan Egnor di Legacy. Claudia tinggal tepat di samping rumah dua bersaudara itu. Claudia selalu bersekolah di sekolah yang sama dengan Egnor dan Viena, jadi terkadang dia menjadi kakak kelas Viena dan menjadi adik kelas Egnor. Claudia sudah menganggap Egnor seperti kakaknya dan Viena adiknya karna dia hanyalah anak satu satunya sampai rasanya dia memendam rasa pada Egnor namun takut untuk menyatakannya. Suatu hari ketika ia berusia 17 tahun, ia merayakan pesta ulang tahunnya, namun malang benar nasib nya karna kedua orang tua nya yang sengaja pulang demi merayakan ulang tahun anak nya harus mengalami kecelakaan pesawat. Orang tua Claudia dikabarkan meninggal setelah berkali kali diadakan identifikasi jenasah. Claudia sangat terpukul. Dia pun tinggal bersama paman dan bibi nya. Karna kehidupan paman nya yang sering berfoya foya dan bermain judi, dia pun mengalami masa sulit bersama bibinya. Paman nya bernama Jack dan Bibi nya bernama Siren. Jack dan Siren memutuskan untuk tinggal bersama Claudia di rumah peninggalan ayah dan ibu nya. Paman nya sungguh tidak tau diri dan menghabiskan semua harta warisan orang tua nya sampai sampai terbelit hutang. Claudia tidak mau berbagi pada siapapun karna malu dan takut Egnor maupun Viena tidak lagi mau berteman dengan nya. Akhirnya dengan sangat terpaksa dia menjual rumah peninggalan orang tua nya untuk membayar hutang pamannya dan mereka memutuskan pindah ke Honolulu untuk mengasingkan diri karna renternir terus menagih hutang. Di Honolulu mereka tinggal selama 2 tahun dan kembali mengasingkan diri ke Oriental karna perilaku buruk paman nya yang tidak bisa diubah. Claudia tidak pernah mempermasalahkan itu karna dia juga sudah berhutang banyak terhadap Paman dan Bibinya yang sudah mau merawatnya. Dia pun sudah menganggap Paman dan Bibi nya seperti orang tuanya.
Cast Elvira Cai a.k.a Cai Wen Jing
TOKOH KARAKTER PRIA
Nama Lengkap : Egnor Victor Jovanca
Nama Paggilan : Egnor
Gelar : 2 tahun S1, 2 tahun S2, 2 tahun S3 di Bidang Hukum jika namanya dipanjangkan dengan gelarnya menjadi :
*Dr. Egnor Victor Jovanca, S. H, M. H.*
Egnor hanya menyelesaikan sarjana hukum 2 tahun karna betapa encernya otaknya jadi mendapat kesempatan seperti akselerasi.
Usia : 30 tahun
Tinggi Badan : 190cm
Berat Badan : 85kg
Sifat : Dingin, Cuek, Posesif, Cemburuan, Misterius, Bertanggung jawab, Pintar, Cerdas, Perfeksionis, Kadang sangat keras hati, Permintaannya suka berubah ubah, Sangat menyayangi keluarganya khususnya adiknya Viena.
Cerita singkat : Egnor merupakan kakak dari Viena (Mantan Terindah novel pertamaku). Dia adalah seorang pengacara papan atas yang sangat handal. Kepintarannya hanya membutuhkan waktu 2 tahun dalam menyelesaikan sarjananya. Dia mendapatkan penawaran akselerasi dan berhasil. Dia juga menjadi nomor dua Doktor termuda bidang hukum di Legacy dan Doktor hukum terpintar di Honolulu. Namun, pada kelulusan Magister nya ketika dia berusia 21 tahun, dia harus bersedih hati dan kecewa pada seorang wanita yaitu Claudia. Dia memendam perasaan cintanya pada Claudia melebihi seorang adik. Dan, ketika dia hendak menyatakan perasaanya, Claudia sudah pindah yang tidak ia ketahui kemana. Claudia sama sekali tidak ijin sama sekali padanya. Betapa dia sangat kesal pada Claudia. Sejak itu Egnor menjadi berjaga jarak dengan semua wanita. Dia menjadi pria berhati dingin karna takut perasaan cintanya tertinggal lagi.
cast Egnor : Dennis Oh a.k.a Dennis Joseph O'Niel
...
oke next part 2
hari baru dimulai
jangan lupa LIKE, KOMEN yang BANYAAK
KASIH RATE, TIP JUGA BOLEH 😁
thankyou laf you all 💋💕😍
Siang hari begitu terik. Matahari tepat menaungi setiap kepala yang memutuskan harus menempatkan dirinya di luar. Begitu sesak dan penat. Sama penatnya seperti di sebuah kedai roti di sudut kota Oriental. Seorang wanita dengan paman dan bibinya mengandalkan kedai roti itu sebagai tugasnya mencari sesuap nasi dan segenggam berlian. Mencari nafkah dari sebuah kepulan tepung yang mereka ubah menjadi sebuah roti.
"Siren! Cepat siapkan kue dan kopiku, sudah siang begini mengapa kau belum juga membuatkan kopi untukku!!" Panggil seorang pria paruh baya sangat kasar sambil menduduki kursi makan di belakang kedai. Belakang kedai merupakan tempat tinggal mereka yang tidak terlalu besar.
"Hem! Kau saja baru bangun! Begini saja kerjamu setiap hari, main kartu, mabuk, marah marah! Sementara lihat keponakanmu itu, dari pagi bahkan satu keping biskuitpun belum ia makan! Ini kopimu dan jangan berteriak lagi, hari ini aku dan Claudia mendapat pesanan cukup banyak!" Jawab Siren tidak mau kalah dengan perkataan suaminya.
"Aaahhh!! Berisik sekali kau! Hah, jangan lupa uangnya untukku ya?!" Kata Jack menimpali. Ya nama paman itu adalah Paman Jack Gie.
"Sayang, makanlah ini dulu, kau belum menyentuh makanan sedikitpun, ini sisa kue dari pamanmu." Siren memberikan dua buah kue chocochip berukuran sedang pada keponakannya yang sedang membanting banting adonan roti.
"Terimakasih bibi, taruh di mulutku, aaaa .. " perintah keponakannya manja.
"Kau ini Clau, masih saja manja, seharusnya kau mencari kerja di luar sehingga akan mendapatkan seorang pria yang akan menikahkanmu sayang! Jangan nanti kau menjadi perawan tua!" Decak Siren menyuapi kue itu sedikit demi sedikit ke mulut keponakannya.
Ya, dia adalah Claudia Stephanie Gie. Wanita berdarah campuran india dan asia itu sudah hampir 8 tahun tinggal di Oriental mengadu nasib bersama paman dan bibinya. Pamannya terjerat hutang besar di Honolulu, kota asal paman dan bibinya setelah Claudia pindah dari Legacy kota asalnya. Mereka mengasingkan diri karna tidak sanggup membayarkan semua utang pamannya. Padahal mereka sudah menyerahkan rumah peninggalan ayah dan ibu Claudia di Legacy. Claudia terpaksa melakukan apa yang paman dan bibinya perintahkan karna dia sudah tidak mempunyai ayah dan ibu lagi. Dia adalah seorang wanita yatim piatu yang mengandalkan kebersamaan hanya dengan paman dan bibinya. Satu satunya saudara yang dekat dengannya.
Setelah memotong dan menimbang adonan untuk dijadikan beberapa roti, Claudia memasukannya ke dalam oven. Wanita yang telah berpeluh tepung terigu itu menyelesaikan pekerjaannya 30 menit sebelum pesanan di ambil oleh sebuah kantor kecil pengacara yang hendak membuat sebuah acar pembukaan kantor pengacaranya. Kantor pengacara tersebut terdapat di beberapa ruko deretan dekat dengan kedai roti tersebut.
"Selamat siang, apakah pesanan kantor Eg. Lawyer sudah selesai?" Tanya seorang pria berpakaian jas rapi lengkap dengan dasinya pada Siren yang telah mengepak semua pesanan.
"Sudah Tuan, semuanya 300 ribu. Ini sudah saya pak dengan rapi." Kata Siren menyebutkan nominal roti berjumlah sekitar 50 buah pada pria tersebut.
"Ini uangnya Nyonya. Kalau kantor kami terus berjalan, aku akan terus memesan ke kedai ini. Oke? Terimakasih." Kata sang pria hendak mengambil pesanannya namun terhenti sesaat ketika ada panggilan masuk di ponselnya.
"Halo! Iya Grace, ada apa? -- Tuan membutuhkan asisten? -- Asisten kemarin kemana? -- Ah, tidak mudah mencari asisten seperti yang dia harapkan! Sementara aku masih mengurus kantor pengacara disini. -- Ya ya baiklah, aku akan mencarinya disini. -- Perempuan saja? -- Baiklah aku akan mencarinya -- Ya, kau tenang saja -- Aku akan menghubunginya. -- Ya ya sampai jumpa." Pria tersebut menutup panggilannya.
Tanpa sadar, Siren mendengarkan apa yang pria itu permasalahkan. Dia jadi mengingat keponakannya agar bisa bekerja lebih baik lagi. Keponakannya masih muda. Dia tidak akan tega melihat keponakan yang bahkan bukan keponakan kandungnya hidup dan mati di kedai roti usang ini. Claudia memang merupakan keponakan dari suaminya. Siren dan Jack tidak bisa memiliki anak. Jadi, ketika ayah dan ibu Claudia mengalami kecelakaan pesawat ketika hendak pulang ke Honolulu menghadiri ulang tahun anaknya ke 17, Siren dan Jack memutuskan mengurus Claudia seperti anaknya sendiri.
"Emm Tuan, permisi?" Siren angkat bicara ketika sang pria mengambil pesanan rotinya.
"Ada apa bibi?"
"Bolehkah aku mengetahui syarat syarat menjadi asisten itu?" Tanya Siren perlahan namun sedikit takut.
"Kenapa bibi? Kau memiliki seseorang yang bisa menjadi asisten?" Tanya pria itu lagi.
"Tentu, tapi dia hanya lulusan diploma bahasa. Aku tidak sanggup lagi membiayai kuliahnya. Tapi, aku jamin dia akan menjadi asisten yang sangat baik dan juga disiplin. Jadi apakah aku bisa mengetahuinya?" Siren meyakinkan.
"Sebenarnya syaratnya hanya berpenampilan baik dan menarik, emm lalu bisa beberapa bahasa karna Tuan Egnor selalu pergi kemana mana. Dan, -- " pria itu memberi penjelasan tapi terpotong oleh Siren.
"Siapa Tuan mu? Tuan Egnor?"
"Ya, Dr. Egnor Victor Jovanca dan banyak gelarnya aku lupa. Apa kau mengetahuinya bibi?"
"Sepertinya aku pernah mendengarnya, di mana ya? Ah sudah lupakan, jadi apa lagi persyaratannya. Aku akan mengatakannya pada keponakanku. Dia wanita yang sangat cantik tuan." Bisik Siren agar Claudia jangan mengetahuinya dulu atau wanita bertubuh sintal itu akan keluar dari makan siangnya dan menghentikan tujuannya.
"Ah begini saja bibi, aku sudah terlambat. Suruh dia datang ke kantor lawyer ku di deretan ini besok untuk menemuiku. Perkenalkan, nama ku Frank Leonard. Panggil saja Frank. Oke bi? Sampai jumpa!" Frank undur diri.
Siren tersenyum senyum sendiri. Akhirnya Claudia akan mendapatkan duniannya jadi dia tidak harus berlelah lelah disini dan mendengarkan pamannya yang setiap hari selalu marah marah.
...
Dengan sejuta alasan dan dukungan dari bibinya, akhirnya Claudia menyetujui permintaan bibinya untuk mendapatkan pekerjaan yang bibinya katakan. Dan, karna pamannya memaki makinya tadi malam agar bisa menghasilkan uang yang lebih banyak sehingga dirinya tidak harus merepotkan paman dan bibinya lagi. Claudia memang berhutang sangat banyak pada kasih sayang paman dan bibinya. Bibinya lebih tepatnya.
"Kantor siapa kau bilang kemarin bi?" tanya Claudia yang sudah bersiap dengan blazer dan rok nya yang ternyata masih muat di tubuhnya yang sintal itu. Tubuhnya memang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu mungil dan pendek. Standar untuk ukuran seorang wanita produktif sepertinya.
"Emm apa ya? Eg eg --" jawab bibinya terbata. Bibinya agak lupa karna usianya yang telah lanjut.
"Egnor?" Tiba tiba Claudia menyeletuk sebuah nama yang selalu ada di ingatannya. Dia hanya asal menyebutkan karna dia merasa pria itu selalu hinggap di mimpinya beberapa malam ini. Dia lalu terkekeh sesaat.
"Ya itu, sepertinya itu, namanya panjang sekali Clau. Dia memiliki gelar yang sangat banyak. Pekerjanya saja sampai pusing mengurusinya. Sudahlah kau datangi saja dulu menemui Tuan Frank, ya Tuan Frank, pria yang kemarin memesan roti pada kita. Kau sudah siap kan?" Siren memastikan keponakannya yang selesai mengenakan sepatu fantovel berhak itu.
"Sudah bi, bagaimana penampilanku? Sudah seperti pengacara?" Claudia berdiri memperlihatkan penampilannya ke bibi tercintanya.
"Waaah, kau benar seperti pengacara papan atas Claudia. Andai saja pamanmu tidak terbelit hutang, mungkin harta warisan ayah dan ibumu bisa membuatmu sarjana sayang." Siren berdiri menghampiri Claudia dan menyapukan tangannya ke bahu keponakannya.
"Tidak apa Bibi, aku sudah senang bisa hidup bersamamu dan tidak sendirian." Claudia tersenyum.
"Maafkan aku tidak bisa menjadi istri yang baik bagi pamanmu." Mata Siren mulai berkaca kaca.
"Jangan pikirkan. Aku sudah sangat bahagia memiliki bibi yang penuh kasih sayang seperti ibuku, ya meskipun dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya." Claudia memegang wajah sang bibi.
"Baiklah, saatnya kau memikirkan masa depanmu. Tuhan memberkati.." Siren mengecup kening Claudia dan memberkatinya.
Wanita itu lalu beranjak menemui Frank.
...
Claudia tiba di kantor pengacara yang bibinya maksud. Dia menggeser pintu kaca tersebut dan menghampiri meja resepsionis. Dia bertanya tentang seorang bernama Tuan Frank. Sang resepsionis memberitahukan agar ke ruangan atas untuk menemui Tuan Frank.
Claudia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum Frank menyuruhnya masuk. Frank menoleh sesaat dan hendak kembali ke berkas berkasnya karna dia hanya merasa keponakan bibi itu hanya wanita biasa. Ternyata mata Frank terpaku pada wajah Claudia yang terbilang cantik dan seperti memiliki inner beauty yang terpancar sangat kentara. Tak lama dia menggelengkan kepalanya karna dia sudah memiliki seorang tunangan.
"Permisi Tuan.." Claudia membuka pintu ruang kerja Frank.
"Masuklah, kau keponakan bibi kedai roti itu kan?" Frank mempersilahkan.
"Benar Tuan. Beliau mengatakan kalau kau mencari seorang asisten untuk atasanmu." Claudia bertanya sangat lantang dan tegas. Terdengar seperti wanita berpendidikan sampai Frank merasa kalau Claudia bukan seperti keponakan pembuat roti.
"Ah iya benar. Duduklah dulu." Frank menyuruh Claudia untuk duduk terlebih dahulu agar pembicaraan lebih nyaman.
FRANK : "Hem, jadi nampaknya kau sangat rapi dan berpendidikan. Apa pendidikan terakhirmu?
CLAUDIA : "Hanya pendidikan diploma bahasa Tuan karna paman dan bibiku tidak sanggup membiayai sarjana ku."
FRANK : "Apa kau punya pengalaman kerja?"
CLAUDIA : "Waktu itu sekali di Honolulu menjadi resepsionis tapi tak lama karna pemiliknya sangat mesum. Dia melecehkanku. Aku tidak suka. Aku keluar saja. Aku tidak perduli aku bisa makan besok atau tidak. Aku tidak rela Tuan. Perempuan mana yang rela yang menyerahkan dirinya pada tua bangka seperti dia. Huh!" (Claudia terbawa perasaan membuat Frank terkekeh)
CLAUDIA : "Eh maaf Tuan aku terbawa suasana." (Menundukan kepalanya.)
FRANK : "It's oke. Emm, sepertinya aku menyukaimu dan bos ku juga pasti menyukaimu. Dia tidak akan berbuat mesum padamu, tapi jika dia berbuat kau tidak akan keberatan, hihihi."
CLAUDIA : "Apa maksudmu Tuan?"
FRANK : "Kau tidak keberatan kan jika bekerja dengan beliau? Beliau memang sudah kepala tiga tapi masih semangat dan kuakui dia tampan. Beliau adalah Dr. Egnor Victor Jovanca, S. H, M. H." (Menyodorkan foto Egnor)
Seketika jantung Claudia berdetak. Ini seperti peringatan atas mimpi mimpinya belakangan ini. Apa ini takdir atau jodoh? Wajah Claudia memerah melihat hanya sebuah foto Egnor mengenakan jas dan dia tampak tampak lebih tampan dari sebelumnya terakhir kali Claudia melihat wajah kakak kelasnya itu. Wajah pria yang selalu menemaninya dulu. Wajah pria yang sangat berpendirian teguh dan tegas itu sudah menggapai mimpinya menjadi seorang lawyer hebat dan handal.
...
Next part 2
Claudia goes to Honolulu
😍😍😍😍
Hay semua jumpa lagi sama aku di novel ketiga ku yang baru ini masih fresh from oven hehe .. 1 part dulu .. semoga bisa crazy up ..
Tolong penuhi like dan kolom komen yang banyak .. kasih rate bintang 5 dan tip juga boleh untuk mendukung penulisan author
Thankyou all laf you ..
Egcloud2
Pria bertubuh tinggi, berdada bidang, berbadan tegap, dan tatapan yang menajam itu memasuki ruang kerjanya. Tampak sudah sekertarisnya, Grace yang sudah menunggu di mejanya yang bersatu dengan ruang kerjanya.
"Selamat pagi Tuan, ini kopi anda." Grace menaruh secangkir kopi hitam di atas mejanya.
"Low sugar?" Pria itu memastikan.
"Ya Tuan, tapi Tuan jika anda hendak menjaga kesehatan anda, anda seharusnya tidak mengkonsumsi kopi hitam, melainkan teh hijau seperti adikmu." Grace tersenyum mengingatkan tuannya.
Tuannya membuka sedikit kacamatanya dan melirik sekertarisnya itu.
"Who are you?!" Sindir pria itu.
"Grace.." sekertarisnya kembali tersenyum.
"Sudahlah Grace, aku sedang tidak mau bergurau. Kau membicarakan adikku, aku jadi mengingatnya, sebentar lagi aku bisa menyelesaikan kasusnya. Pria bajingan itu akan mendapatkan hukumannya." Kata tuannya menopang dagunya dengan kedua tangannya.
"Ya benar Tuan, tapi Tuan yang kudengar, Tuan Dion Prime juga mengusut kasus itu Tuan." Tambah Grace mengenai kasus sabotase iklan yang dibuat oleh perusahaan iklan adik dari pria itu.
"Ya, aku melihat laporannya. Sepertinya dia masih ada rada dengan Viena, tapi dia bahkan sudah memiliki kekasih, ah cinta ini memang membingungkan, kau harus hati hati Grace, atau kau akan ditinggalkan oleh Frank. Sepertiku ditinggalkan oleh cintaku dan aku malas mengulangnya!" Tuannya teringat akan kisah cintanya. Karna itu, pria itu enggan menjalin cintà dengan siapapun lagi.
"Frank ku berbeda Tuan, kau kan tahu bagaimana sifatnya, sudah berapa tahun dia mengikutimu, aku percaya padanya." Grace mengingat Frank kekasihnya.
"Ya ya ya pengecualian untuk hubungan kalian. Em, Jadi bagaimana sudah ada kabar dari Frank tentang perekrutan asisten? Aku benar benar bingung jika kemana mana sendiri Grace, sementara kau disini terus sibuk dengan laporan kasus. Aku sangat pusing .." pria itu mengeluh karna asisten pribadinya belum lama ini mengundurkan diri lagi.
Sudah sekitar empat kali dia mengganti asisten. Menurut alasan yang dikorek oleh Grace, mereka mengundurkan diri karna tidak sanggup menghadapi Tuan Egnor yang keinginannya selalu berubah ubah dan terkadang emosinya suka meluap luap. Ya, nama pria itu Egnor. Pengacara Egnor Victor Jovanca. Kakak dari Viena Jovanca (mantan terindah).
"Ya Tuan, katanya dia sudah mendapatkan satu calon yang mungkin akan memenuhi syarat yang anda berikan."
"Berikan berkasnya padaku!" Perintah Egnor dan kembali mengecek berkas yang membutuhkan tanda tangannya.
"Ah iya Tuan, kemarin adik anda Nona Viena bertanya tentang keberadaanmu, katanya ponselmu sulit dihubungi. Dia berkata kalau Nona Lexa, anak angkat anda hendak meminta bantuan anda." Grace mengingatkan beberapa hari yang lalu Viena menghubungi kantor pusat Pengacara Egnor di Honolulu.
"Lexa? Sudah lama dia tidak menghubungiku. Ya nanti aku langsung menghubunginya. Oleh sebab itu Grace aku benar benar membutuhkan asisten. Cepat kau cek email atau kotak pos atau apalah cepat cepat!" Tutur Egnor frustasi.
Grace lalu menuju meja kerjanya dan ternyata terdapat satu berkas di tumpukan atas dari Frank, kekasihnya.
"Sudah Tuan, ternyata Frank sudah mengirimnya dan sepertinya sampai kemarin sore. Ini Tuan." Grace kembali menghampiri meja kerja Egnor dan menyerahkan satu amplop coklat yang berisikan cv dan foto dari calon asistennya.
"Dan, Tuan sepertinya sore nanti calon asistenmu akan datang karna Frank yakin kau akan menerimanya. Bukalah dulu Tuan." Grace menambahkan informasi yang ia dapatkan dari Frank tadi malam.
"Percaya diri sekali pacarmu itu! Memang seperti apa orang itu?!" Jawab Egnor dan mulai membuka isi amplop dari Frank itu.
Dia membukanya perlahan dan berhenti sesaat ketika dia melihat nama Claudia Stephanie Gie tertulis pada atas kertas surat lamarannya.
Deg! Jantung Egnor berdegup. Apa apaan ini? Dimana Frank menemukannya? Apa ini benar Claudiaku? Pikiran Egnor berkecamuk. Dia lalu menarik surat lamaran tersebut dan membacanya dengan seksama. Dia menyingkirkan kasar lembar pertama beralih pada lembar kedua yang hanya berisi pengalaman kerja yang sangat sederhana. Tidak masuk dalam kualifikasi Egnor. Namun, ini memang adalah Claudianya. Wanita yang meninggalkannya ketika ia lulus magister dan hendak memberitahukan perasaannya. Cintanya harus bertepuk sebelah tangan karna wanita itu pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.
Egnor lalu mencari cari lembaran yang masih tertinggal pada amplopnya. Dia meraih selembar foto Claudia yang sekarang. Tampak lebih cantik walau agak kurus. Senyumnya masih sepertu dulu sungguh merekah.
"Grace!! Dimana Frank mendapatkan wanita ini?!" Egnor bertanya sambil berteriak dan ia menopang dahinya dengan tangannya menunduk. Dia benar benar kesal harus mengingatnya lagi.
"Ada apa Tuan? Kau mengagetkanku sungguh!" Tanya Grace yang langsung menghampiri meja kerja tuannya lagi.
"Dimana Frank menemukan wanita ini???!!!! Kau tuli atau sengaja hah?" Egnor tampak kesal. Amarah yang seperti ini yang terkadang membuat asistennya takut sehingga mengundurkan diri.
"Hah? Dimana ya? Sebentar Tuan, aku cek alamat pengirimannya.."
"Cepat! Kau ini lama sekali?!" Egnor benar benar tidak sabar. Dia mau tau keadaan yang sebenarnya dari Claudia. Pasalnya dia benar benar tidak menemukan keberadaan wanita itu. Sudah pergi beberapa kali ke negara ke kota besar maupun kecil disekitaran Legacy tidak juga menemukannya.
"Ini Tuan ini Tuan, di Orientel. Katanya dia menemukan wanita itu di sebuah kedai roti di dekat kantor pengacara kecil yang resmi kita buka dua hari yang lalu Tuan.." Grace memberi informasi terbata bata. Dia benar benar takut dengan kondisi hati yang sering tidak menentu seperti ini.
"Oriental? Apa Frank masih di sana?" Tanya Egnir mencoba melembutkan batinnya.
"Tidak Tuan, dia sudah terbang kesini pagi tadi. Katanya bersama calon asistenmu itu.."
"Tidak! Kau hubungi kekasihmu sekarang! Aku tidak mau wanita ini menjadi asistenku. Aku tidak mau! Dan bilang pafa Frank kalau jangan bawa wanita ini ke hadapanku!" Egnor beranjak dari duduknya. Dia lalu membuang kasar cv dan foto Claudia ke tempat sampah. Grace sangat terkejut melihat sikap tuannya. Belum pernah tuannya semarah ini. Seperti ada sesuatu dari calon asisten rekomendasi pacarnya itu.
Dia harus bergegas menghubungi pacaranya atau Tuan Egnor mungkin akan memecat mereka berdua. Egnor menjadi tidak mood bekerja. Dia mengambil ponsel dan notebook kecil yang selalu ia bawa kemanapun. Dia hendak meninggalkan kantornya.
"Anda mau kemana Tuan, hari ini anda memiliki rapat bersama -- "
"Cancel semuanya! Aku sedang tidak mood, aku keluar! Mencari udara segar, disini pengab sekali sejak aku melihat foto wanita itu. Wanita tidak tahu terimakasih!" Sela Egnor ketika Grace memberitahu jadwalnya hari ini. Egnor lalu meninggalkan ruang kerjanya dan kantor pusat pengacaranya.
"Sikap seperti ini yang tidak bisa ia ubah! Bagaimana bisa mendapatkan asisten yang setia?? Aku yang paling sabar menjadi sekertarisnya dan Frank, lelakiku kau benar benar pria tersabar di dunia. Aku tepat memilihmu, sayang .." Grace merutuki tuannya setelah tuannya menjauh.
Dia lalu dengan sigap mengambil ponselnya dan menghubungi Frank kekasihnya yang sekaligus sudah menjadi tunangannya. Namun naasnya, Frank tidak menjawab panggilan Grace. Grace terus menghubunginya namun nihil. Akhirnya dia memutuskan untuk mengirim pesan sesuai yang diperintahkan Egnor. Grace lalu melanjutkan pekerjaannya dan melupakan niatnya yang tadi hendak memeriksa berkas yang membuat bos nya marah.
...
"Em, Tuan Frank, maaf, apakah tidak apa kalau aku langsung kau bawa ke Honolulu seperti ini? Benarkah Tuanmu akan menyetujuinya? Aku khawatir dia tidak akan menerimaku." Tanya Claudia ketika sedang menunggu pesawat yang akan terbang. Sekitar sepuluh menit lagi mereka akan terbang. Frank sudah mematikan ponselnya.
"Tidak apa, kau jangan khawatir, kalau dia menolak, aku akan mencarikanmu pekerjaan di Honolulu atau akan kubayari lagi tiket kau pulang bertemu bibimu. Kau tidak usah takut.." kata Frank menenangkan Claudia. Pria itu tersenyum lalu berdiri. Dia menarik kopernya yang diikuti oleh Claudia dan beberapa pekerja Egnor yang mendampingi Frank mengurus kantor di Oriental.
Claudia sangat khawatir. Claudia takut kalau kalau Egnor marah padanya, benci padanya atau bahkanalah mengusirnya. Tapi, tidak juga menutup kemungkinan kalau Egnor akan menerimanya. Namun, dalam lubuk hatinya dia benar benar takut. Sebenarnya wanita sederhana itu sangat merindukan Egnor. Belum ada pria sebaik Egnor dalam hidupnya. Semua pria rasanya hanya ingin memanfaatkan wanita. Tapi berbeda dengan Egnor yang ia kenal dulu. Egnor selalu menjadi pelindungnya. Egnor selalu menemaninya ketika kedua orang tuanya dinas di luar kota. Dia selalu memohon pada adiknya Viena untuk ikut menemaninya ketika Claudia sendiri di rumah.
Claudia menarik napas. Dia harus menerima konsekuensinya jika Egnor benar benar menolaknya. Dia harus meminta maaf terlebih dahulu. Entah Egnor menerima atau tidak, dia harus melakukannya. Dia yang meninggalkan pria baik itu. Dia yang tidak memberitahukan alasan mengapa dia pindah begitu mendadak. Dia pun tidak mengatakannya pada Viena atau orang rumah Egnor karna waktu itu semua keluarga Egnor menghadiri acara wisuda magister kakak kelasnya itu.
Claudia menggenggam kuat syal yang khusus ia buat untuk Egnor sekitar sepuluh tahun yang lalu sebagai hadiah kelulusan. Syal itu selalu ia bawa kemana mana dan ia jaga dengan baik agar suatu saat jika takdir menghendaki mereka bertemu lagi, dia akan memberikannya.
~Dad, Mom, berkati aku di surga. Sekarang aku hendak menemui Kak Egnor. Pria yang selalu kau banggakan dan hendak kalian jodohkan padaku. Tapi belum sempat kalian mengatakannya, kalian sudah pergi. Aku tidak berani mengatakannya, aku takut dia sudah mempunyai wanita lain. Semoga dia menerimaku sebagai asistennya dan mungkin aku bisa mencuri hatinya. Bantu aku Dad, Mom..~ pekik Claudia di tengah tengah penerbangannya.
...
Karna lamanya penerbangan dan Frank memesan tiket penerbangan ekonomi. Dia kehabisan memesan tiket penerbangan eksekutif, jadi rombongannya menuju Honolulu harus transit di Legacy lalu baru menuju ke Honolulu. Frank lupa untuk menyalakan ponselnya ketika transit jadi dia tidak mengetahui pesan Grace.
Mereka akhirnya tiba di Honolulu sekitar sore hari pukul empat. Claudia sudah tampak letih karna sudah lama tidak melakukan perjalanan. Namun rambutnya yang terurai tetap menjuntai dengan rapi dan indah.
Rombongan Frank menuju ke gedung perkantoran pengacara pusat. Gedungnya menjulang tinggi. Egnor benar benar pemimpin yang luar biasa. Claudia merasa bangga dan takjub. Dia tidak habis pikir, kepintaran tetangga nya itu memang melebihi batas normal. Pantas saja banyak yang tidak sanggup menjadi asistennya. Pasti Kak Egnor masih sangat perfeksionis seperti dulu. Pikir Claudia. Claudia mengikuti Frank hendak menuju ke lantai atas dengan menaiki sebuah lift. Namun, ketika Claudia berjalan, Claudia menjatuhkan syal yang hendak ia berikan ke Egnor.
Claudia langsung meraihnya yang tak disangka Egnor yang sudah pulang dari pencarian udaranya tergesa gesa memasuki gedung dan menabrak Claudia yang sedang membungkuk mengambil syal.
Claudia lalu tersungkur dan Egnor tak menyadari kalau notebook yang selalu ia bawa kemana mana terjatuh dari saku jasnya.
"Tuan Egnor, Tuan Egnor .." panggil beberapa pekerja rombongan Frank hendak memberi hormat ketika mengetahui tuannya itu datang.
"Tuan Egnor, anda tidak apa apa?" Kata Frank yang melihat kejadian tabrakan itu. Claudia masih tersungkur di bawah dan mengambil syalnya.
"Claudia, kau tidak apa apa?" Frank hendak menolong Claudia yang masih belum bangun dari jatuhnya.
"Jangan sentuh dia! Siapa dia Frank?!" Egnor menghentikan Frank yang hendak membantu Claudia.
Deg! ~Suara itu? Kak Egnor? Suaranya masih sangat tegas dan bertanggung jawab. Aku benar benar merindukannya, tapi mengapa aku setakut ini. Tidak aku harus profesional.~ pekik Claudia dalam hati. Jantungnya benar benar berdegup kencang dan sangat kencang. Dia takut. Dia masih terdiam di bawah.
"Eng, ini Tuan asisten yang kau minta. Aku mengajaknya dari Oriental." Kata Frank dan perlahan Claudia bangun dari jatuhnya. Dia memberanikan berdiri dan melihat Egnor dari bawah kaki perlahan dia memperhatikan Egnor. Dia meneguk ludahnya, betapa Egnor semakin semakin tampan dan sangat menggoda, pikir Claudia. Dan sampailah dia menatap Egnor.
Claudia terperangah. Wajahnya berkali kali lipat menawan. Rahang pipinya yang membuatnya semakin indah bentuk wajahnya. Claudia hendak mengelusnya dan mengecupi pipi itu. Biar bagaimanapun Claudia adalah wanita yang sudah dewasa dan dapat dikatakan sudah produktif. Namun, dia merasa sepertinya Egnor tidak menyukai kedatangannya.
Tatapan matanya sangat dingin dan sangat sangat kecewa terhadap wanita itu. Egnor menatap Claudia dengan tajam dan dingin. Sebenarnya hati Egnor bergetar. Akhirnya dia bisa melihat cinta pertamanya lagi. Setelah bertahun tahun hampir 10 tahun dia tidak melihatnya sekarang ada di hadapannya dan hendak menjadi asistennya.
"Frank, bawa wanita itu jauh dari hadapanku, aku tidak mau melihatnya dan tidak mau dia menjadi asistenku!" Kata Egnor dan pergi meninggalkan Claudia dan rombongan pekerjanya. Dia berjalan dengan cepat menuju lift khusus. Dan Claudia hanya terpaku, hatinya seperti terbakar api dan dia terus menatap punggung Egnor yang menjauh.
"Claudia, tunggu sebentar, ini pasti ada suatu salah paham. Kau tunggu dulu sebentar. Aku akan berbicara padanya. Sebentar ya di sini? Jangan kemana mana, tunggu ya?" Frank terkejut dengan apa yang dikatakan oleh tuannya.
Dia merasa tidak enak dengan Claudia yang sangat ia yakini diterima oleh tuannya. Frank lalu menyusul tuannya. Claudia menunduk. Sepertinya ini adalah kesalahan besar bertemu dengan Egnor untuk menjadi asistennya. Dan sepertinya kesalahan terbesarnya di masa lalu masih membuat Egnor sungguh membencinya. Claudia meneteskan air matanya. Dia tidak bisa membendungnya lagi.
Ketika dia mengusap kasar air matanya, dia melihat sebuah buku kecil dengan sampul berbahan kulit berwarna hitam dan terdapat inisial huruf C pada kancing sampul penutup buku tersebut. Claudia memicingkan matanya. Sepertinya dia tidak pernah mempunyai notebook seperti itu karna di kancing itu terdapat huruf C. Dia segera mendekatinya dan mengambilnya. Dia langsung membuka notebook tersebut dan ia terkejut bukan main. Pada lembar pertama yang terdapat guratan gambar dirinya yang dilukis dengan pensil. Gambarnya sangat rapih dan benar benar mirip dengan dirinya ketika tersenyum.
Dia semakin meyakinkan dirinya kalau itu dirinya karna dibawah gambar terdapat tulisan:
-My Clau-
P.s. i love you
By
(Tanda tangan Egnor)
Eg. Lawyer
...
Next part 3
bagaimana part ini? aku agak deg degan lho, Egnor galak amat siiihh, gemess dehh 😝😅
.
penuhi like dan komen agar ratingnya cepat naik jadi bisa dinikmati banyak pembaca 😎👍
rate dan kasih tip juga boleh
THANKYOU ALL LAF YOU 💋💕
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!