malam ini cuaca terasa dingin sedingin hatiku yang telah disakiti oleh orang yang aku cintai suamiku sendiri. Usia pernikahan kami telah masuk 10 tahun. Kami dikaruniai seorang anak perempuan sekarang berusia 8 tahun. Pernikahan yang aku pikir akan bertahan sampai tutup usia ternyata diterpa badai ditengah jalan.
" ma, papa minta maaf ya papa khilaf". Aku hanya diam membisu tak menyahut ucapan suamiku. Rasanya enggan berbicara dengannya. tapi akh harus bisa menahan emosiku supaya anakku tak menyaksikan pertengkaran kami. Anakku belum faham masalah orang dewasa jadi besok ketika anakku sekolah baru akan aku bahas masalah ini.
Malam ini ku pendam semua amarah sakit hati dan kepedihan. Sampai anakku tertidur aku tak bisa berfikir lagi mengapa sampai suamiku berselingkuh dengan istri orang lagi.
" ma please maafin papa ya". Suaranya lirih takut terdengar anakku. " Besok aja kita bicara", jawabku. " kalau mama tak mau memaafkan papa biarlah papa makan semua pil ini" ancamnya. Itu pil tiga hari lalu ketika dia lagi demam. " telan aja " jawabku lagi. " oke, mungkin setelah papa pergi baru mau memaafkan papa" ucapnya. Dia terlihat mengenggam beberapa pil ditangannya. " lihatlah papa makan semuanya" ternyata dia nekat juga.
Seketika aku sedikit panik walaupun sakit hati tapi aku masih waras aku takut nanti suamiku pergi beneran, wah bisa kacau ni kasus bunuh diri pasti nanti aku juga yang disalahkan. " muntahkan dak" seruku. " udah ketelan ma" jawabnya. Aku terpaksa mendekat " cepat ambil kelapa muda minum air kelapa yang banyak" pintaku. " gak ma, kalau mama tak mau memaafkan papa biarkan papa pergi saja". Dia masih kekeh dengan egonya. " hmmm baik lah mama maafkan, cepetan ambil kelapa muda minum air kelapa" desakku. Biarlah malam ini ku maafkan dulu daripada dia ngancam lagi mau bunuh diri.
Akhirnya suamiku mengambil kelapa muda disamping rumah dan menghabiskan dua kelapa muda. mungkin dia khawatir juga kalau sampai beneran berefek obat itu. Ada kelegaan sedikit dihati suamiku baik- baik saja. Walaupun dia sudah menyakiti hatiku tapi kalau sampai dia nekat bunuh diri aku juga belum siap.
Malam itu aku tak bisa tidur mata ini rasanya tak mengantuk langsung. Sepanjang malam aku cuma duduk melamun. Suamiku berkali- kali minta maaf dan mengajak ku tidur tapi rasanya hati ini kosong.
berawal dari sore tadi ketika aku temukan SMS mesra di hp suamiku dengan seorang wanita yang sudah bersuami. Aku sampai bertanya kenapa harus istri orang kalau niat selingkuh kenapa tak cari yang gadis aja.
"sudah berapa lama pa" akhirnya ku keluarkan suara untuk bertanya. " hampir setahun" jawabnya. Kutarik nafas dalam- dalam sesak rasanya. Ternyata sudah cukup lama hubungan mereka. Kenapa aku begitu bodoh tak menyadarinya.
Memang selama ini aku jarang memegang hp. Paling kalau ada saudara SMS atau nelpon baru pegang hp. hp kami masih jadul hanya bisa untuk SMS dan telpon. Kutanya lagi" dimana bisa ketemu". " di tempat kerja dia sering cari ikan disana"jawabnya lagi. Sakit rasanya berarti suamiku ibarat kata pepatah sambil menyelam minum air, sambil bekerja sekalian pula bisa pacaran. Astaghfirullah aku usap dada ini. Apa kurangnya diriku Sampai suamiku selingkuh dengan istri orang. Padahal selama ini aku ikut bekerja membantu perekonomian keluarga kami, tapi sungguh tega dirimu mas.
Rutinitas ku setiap pagi kalau cuaca terang menoreh getah di belakang rumah. aku pergi menoreh setelah menanak nasi dan membuat sarapan untuk anak ku. suamiku biasanya cuma minum kopi sarapannya di tempat kerja. sekitar pukul 5.30 aku baru berangkat noreh nanti jam 6.20 aku pulang untuk menyiapkan anak ku ke sekolah sekalian mengantarnya ke sekolah.
Namaku Sandra Arabella aku menikah muda di usia 20 tahun. Ketika teman- teman ku sibuk kuliah aku sudah menikah karena bapak sering sakit- sakitan tak mungkin untuk membebankan bapak kalau aku kuliah. Adik ku yang bungsu baru masuk SMA juga jadi perlu biaya banyak. Walaupun SPP gratis tapi untuk beli baju seragam dan perlengkapan lain hampir dua juta juga. Kami keluarga sederhana biarlah nanti adik ku yang melanjutkan kuliah kalau bisa mendapat kan beasiswa.
Suami ku bernama Abdul Hasan iya bekerja serabutan apa saja maklum kami hidup di kampung. Usianya Sam dengan ku dua puluh tahun. Sebenarnya orang tuanya kaya, tapi tak mungkin kami menumpang hidup pada orang tua terus. Kami mencoba hidup mandiri dengan tinggal sendiri di rumah sederhana kami yang di bangun di atas tanah mertua dan yang membangunkan rumah juga bapak mertua ku.
Awalnya hidup ku aman damai karena pasangan muda kami memang sengaja menunda momongan dulu. Aku ikut noreh getah bersama suamiku selepas subuh. Semua kami lakukan bersama - sama terasa indah maklum kami kategori pengantin baru.
" mas besok masak apa ya untuk bekal bawa motong", tanya ku. " terserah lah dek yang penting ada sambalnya" jawab suamiku. " kalau gitu bikin sambel tempe sama goreng telor ya mas", ucapku. " iya dek udah enak itu, kayaknya sorenya mas mau cari ikan lele lah besok ini lagi musim", ungkap suamiku. " wah enak tu mas digoreng terus sambal nanti yang besar dipanggang dulu baru di sayur kencur", udah mau menetes air liur ini membayangkan nya. kami hidup di kampung jadi menu makanan kami sederhana. Itu sudah terasa nikmat.
Malam ini kami di rumah, biasanya kami keluar jalan ke rumah kakak ipar atau ke rumah mertua ku. untuk mencari hiburan maklum kami belum mempunyai televisi. untuk lampu kami pon masih Nyang kok dari dari rumah mertua.
Tidak terasa sudah dua bulan kami hidup di rumah sendiri semua terasa indah. Siang itu saya ingin memasak gulai kencur ikan lele hasil pancingan suami tadi malam. " mas ikannya tolong bersihkan ya, geli adek menengoknya", pintaku. " iya dek sebentar mas mengasah pisau toreh dulu". Suamiku memang ahli dalam memancing kalau pergi mancing pasti dapat ikan. Alhamdulillah rezeki kami. " man ikannya besar- besar ya", toba- tiba Wahyu ponakan ku datang. Dia Anak Abang iparku rumahnya sebelah rumahku. kami sama- Sama hidup sederhana. " iya yu mau paman potong dipanggang di masak sayur sama bibik", jawab suamiku. Wahyu lah hiburanku kalau lagi di rumah, anak berusia lima tahun walupun lasak tapi dia menggemaskan.
" Wahyu mau nanti ikannya", tanyaku. " mau lah bik, sedap kalau di goreng", jawabnya. " iya nanti bibik goreng kan", kata ku lagi. " ih Wahyu udah besar kok masih ngompeng sih", kutarik - tarik kompengnya menjalin. " bibik ini punya Wahyu", katanya. Ya Wahyu masih ngompeng, kemana - mana bawa kompeng yang di ikat dikalungnya. Wahyu menjadi hiburan tersendiri bagi kami.
" mas nanti yang dua ekor potong agak kecil aja ya , mau adek gorengkan buat si Wahyu kasian dia minta digoreng", kataku. " oke dek" ucap suamiku. Lumayan banyak ikan yang didapat suamiku sepuluh ekor lebih agaknya. " dek nanti sayurnya agak pedas ya pasti tambah nikmat" pinta suamiku. " iya mas" jawabku.
" mas nanti sekalian panggangkan ikannya y, biar adek bikin bumbu sayur sekalian gorengkan untuk Wahyu" seruku. " siap dek" sambil hormat suamiku. Kami tertawa bersama. Begitu sederhananya hidup kami namun semua terasa indah. Sayur sudah terhidang nasi juga sudah matang. Ku panggil si Wahyu untuk ikut makan bersama kami. " yu Wahyu sini ikut makan bibik yok udah bibik gorengkan ikan nya". Seruku memanggil dari depan pintu. " asik makan makan", jawab Wahyu sambil berlari. Kami makan sambil berbincang kecil. Ah perut ini akhirnya kenyang juga. Alhamdullah hari ini bisa makan enak walau hasil pancingan sendiri.
Begitu terus rutinitas kami setiap harinya kami masih adem ayem karena semua dilakukan berdua dan belum memilliki momongan. hampir setiap malam kami jalan ke rumah kakak ipar atau ke rumah mertua sekedar nonton televisi atau ngumpul - ngumpul bareng.
Kala itu aku lagi jalan ke rumah orang tuaku beda dusun tapi masih satu desa. Tiba - Toba bibik ku bertanya kepadaku " bel dulu kamu kan pernah les komputer waktu masih sekolah" . " iya bik, kenapa?" tanyaku. " kebetulan di desa lagi cari staf buat bantu bantu yang bisa komputet katanya, kalau kamu mau besok jam 3 langsung datang ke rumah pak penghulu ya", kata bibik ku. " wah beneran bik, oke lah. Terima kasih ya bik informasinya", jawabku. " iya sama - Sama", jawab bibik.
Wah senangnya hatiku membayangkan kalau keterima kerja jadi staf di kantor desa kan lumayan gajinya. sepanjang malam hatiku berbunga bunga tidak sabar menunggu esok tiba. " dek jangan senyum- senyum sendiri lah mas jadi takut Lo", kata suamiku. " hehe iya mas, adek lagi gembira membayangkan besok kalau keterima kerja", jawabku. Suamiku memelukku dari belakang, hangat rasanya di cuaca dingin- dingin begini selalu dapat pelukan hangat dari suamiku. Sambil menciumi rambutku dari belakang turun ke leher dan ah pasti kalian semua sudah bisa menebak apa selanjutnya yang terjadi. Hanya terdengar *******- ******* dari rumah sederhana kami.
Esok nya aku masih membantu suamiku menoreh karena janji ke rumah pak penghulu nya masih nanti sore jam tiga. Hari ini aku begitu bersemangat ikut noreh ya sampai suamiku geleng- geleng kepala melihat kelakuan istrinya. Jam sebelas siang kami sudah selesai noreh. Sampai di rumah aku terus mandi dan istirahat. Terasa capek juga karena perjalanan ke kebun karet agak jauh. Selepas makan siang aku duduk - duduk sebentar di depan pintu sambil lihat orang pulang noreh. Kira- kira sudah setengah jam aku baru rebahan untuk tidur siang. Semoga mimpi indah doaku sebelum tidur.
Jam setengah dua aku bangun dan shalat Zuhur. Suamiku juga baru bangun, ku buatkan kopi hitam pekat untuk nya. Sambil menunggu jam pukul setengah tiga kami duduk bincang- bincang sederhana. " mas nanti kalau keterima kerja, adek tak bis bantu mas motong lagi ya", ku mulai obrolan ringan. " iya dek gak apa-apa, adek kan kerja juga". Jawab suamiku. " semoga rezeki kita lancar dan bisa nabung ya mas", doaku. " Amin" jawab suamiku.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul dua lebih. Aku pun bersiap- siap untuk ke rumah pak penghulu. interview bahasa gaulnya hehe. aku sendirian dari rumah rasanya di jalan deg- deg an jantungku bertanya- tanya kira- kira nanti apa tesnya. Apa cuma di tanya- tanya aja apa langsung suruh pegang komputer. Waduh sudah lama aku gak memegang komputer bisa dak ya nanti kalau di tes. Tambah grogi lah pikiranku.
Sampai di rumah pak penghulu ternyata sudah ada satu orang cewek cantik. La ini pasti nanti kami saingan pasti tidak keterima lah aku nanti. Aku sudah berfikir negatif dulu soalnya dia masih muda baru lulus kuliah pasti jago juga soal komputer. Aku berkenalan dengannya kami berbincang sebentar sambil menunggu pak penghulu. Akhirnya yang di tunggu datang juga. Pak penghulu menghampiri kami setelah bersalaman dia duduk di depan kami. Ternyata cuma ditanya sedikit selanjutnya bincang- bincang ringan. Alhamdullillah kami berdua diterima bekerja sebagai staf. Aku sempat bimbang karena sudah lama tidak memegang komputer, tapi kata pak penghulu tidak apa- apa nanti bisa sambil belajar. Syukurlah pak penghulunya juga baik dan pengertian. Kami diangkat menjadi staf pembantu di kantor desa.
Sore itu aku pulang dengan gembira, karena besok aku sudah bisa bekerja di kantor desa. " mas Alhamdulillah aku keterima kerja", ucapku sampai rumah. Sampai lupa mengucap salam." Alhamdullillah selamat y ma", ucap suamiku. " tapi mas Honda kita cuma satu, kalau aku bawa kerja mas gimana norehnya", tanyaku. " gampang dek mas naik sepeda saja", kata suamiku. Walaupun aku kasian dengan suamiku noreh pake sepeda tapi kami tak ada pilihan lain. Honda kami cuma satu tak mungkin juga aku yang ke kantor desa pake sepeda soalnya jarak kantor desa dari rumah kami lumayan jauh. mungkin ada sekitar lima belasan menit kalau pake Honda.
Rasanya gembira sekali semoga nanti perekonomian keluarga kami bisa lebih baik lagi. Selepas magrib ku siap kan baju terbaikku untuk bekerja besok. Ku pakai rok warna hitam dan baju kemeja warna coklat. Aku tidak mempunyai seragam khusus untuk bekerja. baju yang ada dulu ku pakai yang penting sopan nanti kalau sudah ada uang baru ku beli baju baru. Malam makin larut mataku pun sudah ngantuk berat akhirnya aku tertidur di pelukan suamiku. Tak lama aku sudah terlelap dan masuk ke alam mimpi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!