"Sial! Apa maksud anak itu pergi begitu saja di hari pernikahannya. Apa dia sengaja mau bikin malu keluarga!" ucap seorang pria paruh baya dengan wajah yang terlihat sangat marah.
Bagaimana tidak, Anak bungsunya yang seharusnya menjalankan acara ijab qobul beberapa saat lagi malah kabur begitu saja tanpa mengatakan sepatah katapun. Jangankan penjelasan, Seuntai kata alasan saja tidak dia berikan.
Tak berselang lama, Datang seorang pria paruh baya yang tak lain adalah calon besannya, Ayah dari mempelai wanita. Dia menghampiri Atmajaya dengan wajah kecewa serta marah.
"Apa maksud semua ini, Atmaja? Apa keluarga kalian sengaja ingin mempermalukan keluarga saya!" ucap Adhitama, Ayah dari Kanaya.
Mendengar perkataan yang terlontar dari Adhitama membuat Atmaja mengambil nafas dalam. Bahkan disini bukan hanya Adhitama yang akan menanggung malu jika sampai pernikahan itu harus batal karna pengantin pria yang kabur entah kemana.
"Adhi, Disini bukan hanya kamu yang akan menanggung malu jika sampai pernikahan ini gagal. Saya akan menanggung malu yang jauh lebih besar, Kamu tau sendiri bukan jika aku pemilik siaran televisi yang cukup terkenal. Nanti semua ini bisa menjadi berita yang akan dikonsumsi masyarakat. Nama baik keluarga saya bisa hancur. Bahkan bukan hanya nama baik, Melainkan reputasi" balas Atmaja yang terlihat cukup bingung.
"Lalu bagaimana ini, Apa yang harus kita lakukan. Selain nama baik keluarga, Bagaimana dengan anak saya, Tentu dia akan sangat malu pernikahannya batal" balas Adhitama.
Sejenak ruangan itu menjadi hening. Kedua paruh baya itu cukup pusing untuk menghadapi situasi saat ini.
Di luar, Sudah begitu banyak tamu undangan yang berdatangan untuk menyaksikan pernikahan dari pemilik siaran televisi terbesar di indonesia.
Hingga tak berselang lama, Pintu ruangan itu terbuka, Ada seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu serta menghampiri keduanya.
Kedua paruh baya itu yang mendengar suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Ternyata yang datang adalah Andreas. Putra pertama dari Atmajaya. Hanya saja keduanya tidak memiliki hubungan baik seperti semestinya anak dan ayah.
Setelah Atmaja memilih berpisah dengan bundanya, Andreas memutuskan untuk tinggal sendiri dan belajar mandiri. Bahkan dia juga sekolah dengan biaya yang dia cari sendiri. Sehingga Andreas bisa menjadi seorang pengusaha muda di usianya yang baru 28 tahun.
Namun biarpun Andreas memiliki hubungan yang tidak terlalu baik, Dia juga tidak ingin jika keluarganya menjadi buruk hanya karna ulah adiknya yang kurang ajar.
Beberapa saat yang lalu saat Andreas baru saja menginjakkan kaki di gedung ini, Tanpa sengaja dia mendengar Aditya sedang menelfon seseorang dan membuatnya pergi saat itu juga.
Andreas yang tanpa sengaja mendengar tentu merasa kasihan terhadap calon istri Aditya. Sehingga membuatnya memutuskan untuk menggantikan posisi adiknya dan menikahi wanita yang seharusnya menjadi calon adik iparnya.
Apalagi setelah melihat raut wajah calon istri Aditya membuat Andreas menjadi semakin kasihan. Dia sangat mengerti bagaimana perasaan wanita itu saat ini. Terlebih dia ditinggal tepat di hari pernikahan.
"Saya yang akan menggantikan Aditya buat menikahi Kanaya" ucap Andreas pada kedua pria paruh baya itu.
"Andreas, Apa kamu tidak sedang bercanda, Nak?" tanya Atmaja sambil menatap anak sulungnya.
"Memangnya saya terlihat sedang bercanda. Saya bukan anda yang sangat suka bermain-main" balas Andreas dengan wajah datarnya. Membuat Atmaja hanya membuang nafas panjang.
Memang ada satu hal yang membuat sikap Andreas berubah menjadi seperti itu. Rasa kecewa karna harus merasakan broken home di usianya yang masih sepuluh tahun membuatnya menjadi sosok yang sangat dingin.
Adhitama yang mendengar itu tentu saja merasa cukup lega, Setidaknya hari ini anaknya tidak perlu menanggung malu hanya karna batal nikah yang di sebabkan oleh pria brengsek seperti Aditya.
"Baiklah kalau begitu. Kamu ikut sama papa, Kita temui Kanaya dan mengatakan semua ini" balas Adhitama serta langsung keluar dari ruangan itu.
Andreas tak lagi memperdulikan ayahnya. Dia hanya mengekor di belakang calon mertuanya untuk menuju tempat rias. Kamar yang saat ini sedang di gunakan untuk merias Kanaya.
Saat masuk keruangan itu, Andreas bisa melihat bagaimana keadaan Kanaya saat ini.
"Kanaya, Bersiaplah sayang. Karna sebentar lagi acara ijab qobul nya akan segera dilakukan"
Suara itu membuat Kanaya serta sang mama membalikkan tubuhnya. Mendengar kalimat ijab qobul sejenak membuat Kanaya senang. Namun raut senang itu seketika hilang begitu saja saat mendengar kelanjutan kalimat yang di katakan oleh papanya.
"Andreas yang akan menggantikan Aditya untuk menikahi mu" imbuh Adhitama.
"A-apa!!"
Raut wajah senang yang tadi sempat terpancang langsung saja hilang seketika itu juga. Wajah Kanaya kembali terlihat terluka saat mendengar apa yang dikatakan oleh papanya.
"T-tapi, Pa. Kanaya tidak mengenalnya apalagi mencintainya" balas Kanaya yang sangat terdengar keberatan.
Memang selama ini Kanaya tidak pernah bertemu dengan Andreas. Hanya saja sesekali dia pernah mendengar jika Aditya memiliki seorang kakak yang tinggal terpisah dengannya. Memiliki sikap arogan serta dingin. Mengingat akan hal itu tentu saja membuat Kanaya takut, Bagaimana jadinya jika sampai dia menikah dan hidup bersama dengan pria yang seperti itu.
"Sekarang pilihannya ada ditangan kamu, Kanaya. Mau menikah dengan Andreas atau menerima keluarga kita menahan malu. Karna papa tidak bisa memaksa kamu, Sebagai orang tua, Papa hanya ingin yang terbaik buat kamu sesuai dengan apa yang menjadi pilihanmu" kata Adhitama yang terdengar sedikit kecewa.
Setelah cukup lama terdiam, Kanaya menatap pada sang papa serta juga sang mama. Wanita itu sama sekali tidak melihat ke arah Andreas, Sehingga dia tidak melihat pasti bagaimana wajah Andreas yang memiliki paras jauh lebih tampan dari pada Aditya. Hidungnya mancung, Bibirnya sedikit tipis. Bila matanya berwarna Hazel. Dan yang lebih lagi, Andreas memiliki postur tubuh yang sangat sempurna.
"Baiklah, Kanaya mau menikah dengannya demi nama baik keluarga kita" balas Kanaya pada akhirnya.
Kedua orang tua Kanaya hanya bisa mengangkat kedua sudut bibir mereka. Walaupun mereka tau jika Kanaya melakukan semua ini hanya demi nama baik keluarganya, Namun saat melihat Andreas membuat Adisty yakin jika dia adalah pria baik yang bisa bertanggung jawab.
Hari yang seharusnya menjadi hari paling bahagia justru menjadi seperti mimpi terburuk yang pernah datang. Di tinggal pergi oleh calon suaminya sendiri tepat di hari pernikahan. Sehingga mau tidak mau Kanaya harus menikah dengan calon kakak iparnya yang terkenal arogan dan juga dingin. Demi menjaga nama baik keluarga, Andreas bersedia menggantikan adiknya yang kabur dan menikahi calon adik iparnya.
Bagaimanakah perjalanan pernikahan mereka? Akan kah pernikahan itu bisa membuat keduanya saling mencintai?
Biarpun dengan hati yang sangat berat, Akhirnya Andreas dan juga Kanaya sudah sah menjadi pasangan suami istri setelah di saksikan oleh banyak tamu undangan yang datang.
Saat ini mereka berdua sedang ada di dalam kamar pengantin yang seharusnya menjadi tempat terindah untuk Kanaya memadu kasih bersama dengan pria yang amat di cintanya. Namun semua khayalan serta mimpi indah yang selama ini Kanaya miliki pupus dalam sekejap.
Mimpi indah itu sudah tergantikan oleh mimpi terburuk yang pernah datang ke dalam hidupnya. Tidak pernah menyangka jika seorang Aditya bisa melakukan semua ini. Padahal yang Kanaya tau, Aditya begitu mencintainya. Lalu kenapa pria itu harus pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.
Hal itu masih membuat Kanaya ingin mencari keberadaan Aditya. Kanaya perlu mendengar sedikit alasan yang masuk akal kenapa dia harus pergi di saat semua mimpi yang dulu pernah mereka miliki hampir menjadi kenyataan.
"Tidurlah di sofa. Jangan harap malam ini kita bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh pasangan yang baru saja menikah. Karna pernikahan ini hanyalah sebuah paksaan" kata Kanaya sambil memberikan memberikan satu bantal pada Andreas.
"Kamu tenang saja. Saya menikahi kamu juga karna terpaksa. Ini semua murni saya lakukan untuk menjaga nama baik keluarga ayah saya" balas Andres tanpa menoleh pada Kanaya.
Dari sini Kanaya sudah menyimpulkan jika apa yang selama ini dia dengar tentang kakak dari Aditya memang benar adanya. Bahkan Kanaya bisa merasakan jika Andres memanglah laki-laki yang dingin.
Pasalnya sejak tadi pria itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun. Wajahnya selalu menampakkan ekspresi datar tanpa ada senyum yang terlukis sedikitpun.
"Baguslah, Jadi mari kita hidup layaknya orang asing yang terpaksa harus tinggal bersama. Dan satu lagi, Setelah ini aku akan mencari keberadaan Aditya. Karna aku masih membutuhkan penjelasan kenapa dia harus pergi begitu saja" balas Kanaya serta langsung naik keatas ranjang yang berukuran besar itu.
Andreas tak menjawab. Pria itu hanya sedikit melirik pada Kanaya. Tak butuh waktu lama ternyata gadis itu sudah tertidur sangat lelap.
Melihat Kanaya sudah tertidur lelap membuat Andreas bangun dari duduknya. Pria itu berjalan menuju ranjang lalu menatap wajah Kanaya yang menurutnya sedikit berbeda dengan wanita lain.
"Sampai kapanpun, Kamu tidak akan pernah bisa menemukan pria pengecut itu, Dia sama sekali tidak pantas menjadi seorang laki-laki. Benar-benar memalukan!' kata Andreas sambil terus menatap Kanaya.
Pria itu menyibak rambut Kanaya yang menutupi sebagain dari wajahnya"Kamu wanita yang sangat cantik, Kanaya. Kamu tidak pantas untuk Aditya yang tidak tau diri itu. Mulai hari ini. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk selalu membuatmu bahagia. Aku akan berusaha menyembuhkan luka yang digoreskan oleh Aditya"
Andreas menatap lekat wajah Kanaya. Membuatnya teringat akan kejadian tadi siang saat Andreas baru saja sampai di gedung itu.
Flashback tadi siang
Saat sudah sampai di depan gedung, Andreas memarkirkan mobilnya lalu langsung turun dari mobil itu. Sebenarnya Andreas sangat malas untuk datang ke acara pernikahan Aditya karna dia pasti akan bertemu dengan ayahnya. Namun karna Aditya begitu memaksa, Sehingga dengan berat hati Andreas datang ke acara ini.
Pada saat Andreas sudah sampai di dalam. Pria itu mencari keberadaan Aditya untuk memberikan sebuah cincin yang sudah dia siapkan. Karna memang sebelumnya Andreas sudah mengatakan pada sang adik jika dia yang akan membelikan cincin pernikahannya. Andreas hanya mengirim beberapa gambar dengan desain terbaik, Sehingga pilihan Aditya jatuh pada salah satu gambar yang desainnya sederhana namun terlihat sangat elegan. Harganya saja begitu fantastis.
📱:Jangan, Tolong jangan bawa masalah ini kejalur hukum. Saya janji akan tanggung jawab
📱:•••••••••
📱:Baiklah, Saya akan segera datang ke rumah anda dan melakukan pernikahan itu. Tapi saya mohon jangan sampai hal ini dibawa kejalur hukum
Andreas yang tanpa sengaja mendengar suara itu membuatnya menghentikan langkahnya. Andreas tau betul jika itu adalah suara adiknya, Aditya.
"Apa maksud dari perkataan Aditya" ujarnya dan mencoba untuk menemui Aditya.Namun saat Andreas sudah sampai di ruangan itu, dia sudah tidak menemukan keberadaan Aditya. Tapi Andreas bisa melihat jendela yang terbuka.
"Sial! Dia sudah pergi, Saya terlambat" kata Andreas sembari melihat ke bawah jendela. Dari sana Andreas bisa melihat kepergian Aditya yang menggunakan ojek online.
Andreas memutuskan untuk diam saja. Memperhatikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia ingin tau bagaimana reaksi sang ayah jika mengetahui anak kesayangannya pergi begitu saja tepat dihari pernikahan.
Rasa sakit hati itu membuat Andreas memilih diam dan menyaksikan semuanya. Pria itu kembali melangkahkan kakinya melewati sebuah ruangan yang tak lain adalah ruangan rias.
Saat melihat seorang gadis dengan wajah yang terlihat sangat bahagia membuatnya merasa iba serta kasihan. Jika sampai pernikahan hari ini batal, Itu bukan hanya keluarga ayahnya yang menanggung malu. Tapi lebih terutama adalah calon istri dari Aditya.
Satu jam kemudian, Tepat saat acara ijab qobul akan segera dilaksanakan, Atmajaya baru menyadari jika Aditya tidak ada dimana-mana.
"Maaf, Tuan. Tuan muda Aditya menghilang, Kami sudah mencari ke setiap ruangan. Namun sama sekali tidak menemukan keberadaannya" ujar seorang anak buah Atmajaya.
"Apa!! Aditya menghilang?" balas Atmajaya yang cukup lantang. Sehingga membuat Adhitama yang jaraknya tidak terlalu jauh mendengar perbincangan itu.
"Saya tidak mau tau, Kalian cari Aditya sampai ketemu. Bagaimanapun caranya dia harus ditemukan!" sentak Adhitama sambil menatap pada Atmaja
"Sabar, Adhi. Saya yakin Aditya pasti akan kembali."
"Saya temui penghulu dulu dan meminta agar ijab qobul nya di tunda selama tiga puluh menit"
Setelah mengatak hal itu, Adhitama berlalu dari hadapan Atmaja. Sangat terlihat jelas dari wajahnya jika Adhitama sedang menahan amarah yang besar.
Sejak tadi Andreas hanya memperhatikan mereka. Bahkan sesekali Andreas melihat Kanaya yang sudah terlihat sangat terluka. Sehingga hal itu membuat Andreas memutuskan untuk menggantikan Aditya jika sampai dalam tiga puluh menit iya tak kunjung kembali.
Dttttttt
Dttttttt
Dtttttt
Suara itu menyadarkan Andreas dari lamunan kejadian tadi siang. Pria itu mengambil ponselnya dan melihat sebuah pesan masuk yang ternyata dari nomor Aditya.
"Untuk apa pengecut itu mengirimkan pesan untukku" ujarnya sambil membuka pesan dari Aditya. Keningnya sedikit mengerut saat membaca isi dari pesan itu.
[ Kak, Aku sudah dengar jika tadi siang kakak yang sudah menggantikan ku menikahi Kanaya. Terimakasih ya kak, Untuk sementara aku titip Kanaya, Tapi suatu saat aku akan mengambilnya kembali ] Membaca pesan itu membuat Andreas menekan tombol balas.
[ Jangan harap! Karna sesuatu yang sudah menjadi milikku tak kan pernah saya lepaskan. Mulai sekarang dia adalah milikku ] Send
"Ck!! Seenaknya saja. Memangnya dia pikir Kanaya itu barang yang bisa di lempar sana sini. Tidak akan pernah aku biarkan. Karna apa yang sudah menjadi milikku, Sampai kapan pun akan selalu menjadi milikku"
Andreas kembali meletakkan ponselnya di dalam saku celananya. Pria itu mulai merebahkan tubuhnya di atas sofa, Setelah seharian melakukan aktifitas yang cukup melelahkan, Hanya membutuhkan beberapa saat saja Andreas sudah benar-benar terlelap dalam tidurnya.
Jam sudah menunjukkan pukul 05:00, Kanaya terbangun saat mendengar suara alarm dari ponselnya yang begitu mengganggu tidur nyenyak nya. Biarpun terasa sangat malas, Kanaya bangkit dari tidurnya saat teringat akan Aditya. Seperti apa yang sudah dia katakan pada Andreas malam tadi, Jika hari ini Kanaya akan mencari keberadaan Aditya kemanapun.
Kanaya melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi. Sekilas wanita itu melirik pada Andreas yang masih terlihat sangat nyenyak. Hanya melirik sekilas tanpa ada niatan untuk membangunkan nya.
Saat sudah sampai di dalam kamar mandi, Kanaya mulai menenggelamkan tubuhnya di atas bathtub yang sudah iya isi dengan menggunakan air panas. Setelah apa yang dia lewati kemaren, Rasanya Kanaya ingin sedikit merileks kan pikirannya.
Kanaya melupakan satu hal, Dia lupa membawa baju ganti saat masuk ke dalam kamar mandi tadi. Sedangkan saat ini Kanaya sudah masuk ke dalam bathtub dengan menggunakan pakaian yang dia pakai semalam.
"Kenapa kamu harus pergi di hari bahagia kita, Aditya. Kenapa kamu tega ninggalin aku begitu saja tanpa pamit. Sebenarnya kamu kemana?" gumam Kanaya sambil memejamkan kedua matanya.
Ingatan Kanaya berputar dan berhenti di setiap detik-detik kebersamaannya dengan Aditya. Setiap momen manis yang masih terekam jelas pada memori ingatannya. Semua kejadian masih bisa Kanaya putar ulang di media pikirannya.
Bagaimana bisa hal ini terjadi. Sedangkan apa yang selama ini Aditya lakukan padanya sangat terasa begitu tulus. Bahkan Kanaya bisa merasakan begitu besar cinta serta kasih sayang yang Aditya berikan untuknya. Tapi kenapa pria itu harus menghilang di saat semua mimpi sudah hampir menjadi kenyataan.
"Apa salahku, Aditya. Apa salahku sehingga kamu pergi ninggalin aku di hari pernikahan kita" Air mata Kanaya kembali tumpah. Tidak kuasa menahan rasa sakit karna di tinggal oleh Aditya tepat di hari yang seharusnya menjadi hari spesial buat hubungan mereka berdua.
Namun lagi-lagi rasa cintanya menghilangkan rasa kecewa yang begitu dalam. Kanaya bangun serta langsung membuka semua pakaiannya. Wanita itu membiarkan tubuhnya di bawah derasnya guyuran air shower.
"Bagaimanapun caranya aku harus bisa menemukan Aditya. Karna aku tau pasti ada alasan besar kenapa dia sampai tega ninggalin aku tanpa sepatah kata alasan. Aku harus mendapatkan penjelasan darinya" ujar Kanaya dan semakin mempercepat ritual mandinya.
Saat sudah selesai mandi, Kanaya baru sadar jika dia tidak membawa baju ganti. "Astaga, Aku lupa bawa baju ganti. Bagaimana ini" sejenak Kanaya cukup merasa sangat bingung. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan menggunakan handuk keluar dari dalam kamarnya.
Kanaya memajukan kepalanya dan memastikan jika Andreas masih tidur"Aman, Ternyata pria dingin itu masih tidur" gumam Kanaya dan langsung keluar dari dalam kamar mandi.
Setelah sampai di dalam kamar, Wanita itu melepaskan handuknya begitu saja. Tanpa dia sadari ternyata Andreas sudah bangun sejak tadi. Hanya saja Andreas tidak beranjak dari tempat tidurnya karna menunggu Kanaya yang masih menggunakan kamar mandi.
Sebagai pria normal, Tentu saja Andreas membelalakkan kedua matanya dan menelan susah ludahnya. Pemandangan yang ada di depan matanya saat ini benar-benar menguji iman nya.
"Astaga, Ada apa dengan wanita ini. Kenapa telanjang tanpa melihat tempat. Apa dia lupa jika di dalam kamar ini dia tidak sendiri, Melainkan ada aku, Suaminya" batin Andreas sambil menutup kedua matanya.
Namun pria itu masih melihat tubuh polos Kanaya dari celah jari-jarinya. Sepertinya sangat di sayangkan jika harus melewatkan kesempatan emas seperti ini.
Ini adalah pertama kalinya Andreas melihat tubuh seorang wanita tanpa menggunakan apapun. Tidak bisa dipungkiri jika Kanaya memang memiliki postur tubuh yang sangat ideal.
Hal itu membuat pikiran Andreas bertanya-tanya. Apa mungkin selama ini Kanaya pernah melakukan hal diluar batas bersama dengan Aditya. Karna jika dilihat dari raut kecewa yang terpancar dari wajah Kanaya kemaren, Sangat terlihat jelas jika Kanaya sangat mencintai Aditya.
Namun Andreas tidak akan mempermasalahkan tentang hal itu, Bagaimanapun hubungan Kanaya dengan Aditya di masa lalu, Andreas tidak perduli. Yang dia tau saat ini adalah Kanaya sudah sah menjadi istrinya. Bahkan Andreas sudah memutuskan untuk membuat rumah tangganya menjadi seperti rumah tangga yang semestinya. Harmonis dan penuh dengan kasih sayang.
"Untung saja si pria dingin masih tidur, Kalau tidak dia pasti sudah kegirangan menonton tubuhku ini, Tubuhku yang teramat bagus" kata Kanaya yang berhasil membuat Andreas mengulum bibirnya.
Astaga, Ternyata Kanaya orangnya punya rasa percaya diri yang begitu besar, Biarpun apa yang dia katakan memang benar adanya. Bahkan Andreas sendiri mengakui jika bentuk badan Kanaya sangat lah sempurna untuk usianya yang masih 22 tahun.
Usia Kanaya memanglah 22 tahun. Gadis itu baru saja lulus kuliah satu bulan yang lalu, Tepatnya setelah dia dan Aditya memutuskan untuk menikah.
Andreas masih berpura-pura tidur saat Kanaya sibuk mengambil barang-barangnya. Saat sudah memastikan Kanaya keluar dari kamar, Andreas baru membuka mata dan menatap ke arah pintu yang sudah kembali tertutup rapat.
"Pasti Kanaya mau pergi mencari Aditya. aku tidak akan membiarkan nya pergi sendiri. Aku harus mengikuti kemanapun dia melangkah" gumam dan langsung bangkit dari tidurnya.
Pria itu masuk ke dalam kamar mandi lalu melakukan ritual mandinya hanya dengan secepat kilat. Sehingga tak butuh waktu lama, Andreas sudah siap dengan menggunakan kaos warna putih pendek.
Ternyata benar apa dugaan Andreas, Sebelum pergi Kanaya pasti akan menemui kedua orang tuanya yang sedang bersantai di halaman belakang rumahnya. Menikmati sinar mentari pagi sembari mengobrol santai. Hal yang selalu mereka lakukan setiap kali hari Weekend. Menghabiskan waktu bersama sekaligus quality time.
"Ma, Pa. Naya mau pamit dulu ya, soalnya ada janji temu sama temen. Karna kemarin dia tidak bisa hadir ke acara pernikahan Naya, Makanya dia mau ngasih hadia pernikahan buat Naya hari ini" ucap Kanaya berbohong. Dalam hal ini memang Kanaya jagonya.
Bahkan jika seandainya ada kategori berbohong dan mencari alasan, Kemungkinan besar Kanaya yang akan pemenangkan nya.
"Boleh, Kamu bersama dengan Andreas kan kesana?" tanya sang mama sambil menatap Kanaya. Membuat anak itu sedikit bingung harus menjawab apa.
"Eeemmm sepertinya nanti dia akan menyusul. Soalnya tadi masih tidur. Tapi Naya sudah mengatakan semalam jika hari ini Naya akan bertemu teman di luar" lanjut Kanaya.
"Kenapa tidak kamu bangunin, Sayang?"
"Naya tidak tega mah. Sepertinya dia kelelahan setelah menghabiskan malam bersama dengan Kanaya. Kanaya pergi dulu"
Setelah mengatakan hal itu, Kanaya langsung berlalu dari hadapan kedua orang tuanya. Dan ternyata Andreas mendengar apa yang baru saja Kanaya katakan. Sehingga membuat pria itu tak perlu repot-repot untuk mencari alasan saat akan pamit pada kedua orang tuanya.
Saat memastikan Kanaya pergi, Barulah Andreas menghampiri kedua mertuanya dan berpamitan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!