NovelToon NovelToon

The Great Demon

1. Reinkarnasi Ke Dunia Murim

"Hari ini langit sangatlah indah." Kata seorang pria berambut ikal yang sedang terbaring di jalan dengan kepala terluka.

"Cepat panggil ambulan." Teriak seorang pria tua.

"Baik." Jawab seorang pria kemudian menghubungi ambulan.

"Bertahanlah nak, sebentar lagi ambulan akan datang." Kata seorang pria tua memegang tangan pria berambut ikal yang sedang terbaring di jalan.

"Uhhuukk." Pria berambut ikal batuk darah. "Apa anak kecil itu baik-baik saja." Tanya pria berambut ikal.

"Anak kecil yang kamu selamatkan baik-baik saja." Pria tua memangguk.

"Hiks, hiks." Seorang anak kecil menangis saat melihat pria berambut ikal yang terbaring di jalan dengan kepala terluka.

"Syukurlah jika dia baik-baik saja." Pria berambut ikal tersenyum kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.

"Nak, terimakasih sudah membantuku menyebrang." Wanita tua tersenyum kepada pria berambut ikal.

"Terimakasih, berkat darah yang anda donorkan. Anak saya bisa terselamatkan." Wanita menangis dan memeluk pria berambut ikal.

"Apakah masa lalu hidupku sedang di perlihatkan kepadaku."

"Kak, lihat aku dapat juara 1." Seorang anak kecil tersenyum kepada pria berambut ikal.

"Kapan kamu akan menikahiku." Tanya seorang wanita berambut hitam panjang.

"Kalau saja aku tidak menyelamatkan anak kecil itu. Mungkin aku tidak akan mati."

"Tidak, aku tidak menyesal setelah menyelamatkan anak kecil itu."

Seorang bocah berkulit putih, berambut ikal hitam sedang terbaring di tanah. "Ehhh, apakah aku tidak jadi mati." Kata bocah berambut ikal melihat langit biru.

"Uugghh." Bocah berambut ikal memegang kepalanya.

"Aku berinkarnasi." Bocah berambut ikal terkejut. Bocah berambut ikal berdiri kemudian berjalan ke tepi sungai. Bocah berambut ikal mencuci mukanya dan melihat wajahnya di pantulan air.

"Aku tidak menyangka akan berinkarnasi ke dalam dunia murim." Kata Bocah berambut ikal melihat wajahnya di pantulan air.

"Bocah ini bernama Jin Hobin adalah seorang gelandangan. Sejak kecil Jin Hobin hidup dengan cara mengemis." Kata Bocah berambut ikal melihat pakaiannya yang jelek.

"Sial, saat berada di bumi aku selalu berbuat baik. Dan tidak pernah berbuat jahat sama sekali. Tapi mengapa aku bereinkarnasi menjadi seorang pengemis." Jin Hobin memegang kepalanya.

"Seharusnya aku bereinkarnasi menjadi murid dari sekte terkenal atau anak dari keluarga kaya. Tapi mengapa aku bereinkarnasi menjadi seorang pengemis." Jin Hobin memegang kepalanya.

"Benar, di dalam novel-novel korea. Jika seseorang bereinkarnasi. Mereka akan mendapatkan system." Kata Jin Hobin.

"System munculah." Kata Jin Hobin. 1 detik, 2 detik, Jin Hobin tidak melihat apapun yang muncul di depannya.

"God, apakah kamu benar-benar ada." Jin Hobin berteriak dan melihat langit.

"Jika kamu memang benar ada. Berikanlah aku sebuah system." Jin Hobin berteriak di langit. 1 detik, 2 detik, Jin Hobin tidak melihat apapun yang muncul di depannya.

"Sigh, sepertinya aku harus mengandalkan diriku sendiri untuk bertahan hidup di dunia murim ini." Kata Jin Hobin.

"Kruukk." Perut Jin Hobin berbunyi. "Aku akan mencari makan terlebih dulu." Kata Jin Hobin kemudian berjalan pergi.

Saat hendak masuk ke dalam kota Jin Hobin melihat pria berpakaian hitam berdiri di depannya.

"Siapa." Tanya Jin Hobin melihat pria berpakaian hitam yang setidaknya memiliki tinggi 180 cm. "Bukkk." Pria berpakaian hitam memukul perut Jin Hobin. "Uugghhh." Jin Hobin terjatuh ke tanah dan memegangi perutnya.

"Berengsek." Jin Hobin mengutuk kemudian jatuh pingsan. Pria berpakaian hitam menggendong Jin Hobin, dan berjalan pergi dari kota.

Saat ini Jin Hobin sedang berada di sebuah ruangan gelap. "Uugghh." Jin Hobin membuka matanya.

"Aku yakin mataku terbuka." Kata Jin Hobin melihat kegelapan.

"Sepertinya aku di culik." Kata Jin Hobin berdiri.

Jin Hobin terdiam beberapa detik kemudian tertawa terbahak-bahak. "Hahaha, kehidupanku sungguh menyedihkan. Setelah aku mati, aku bererinkarnasi menjadi bocah gelandangan. Dan tidak sampai 1 hari bereinkarnasi, aku di culik oleh pria tidak di kenal."

Jin Hobin berhenti tertawa kemudian mulai berjalan. "Buukk." "Aawwww." Jin Hobin berteriak kesakitan saat kepalanya menabrak dinding batu. "Dinding batu." Kata Jin Hobin meraba dinding batu.

Jin Hobin kemudian berjalan dengan memegang dinding batu. "Menurut perhitunganku aku berada di ruangan yang seluas 10x10 meter persegi." "Kruukk." Perut Jin Hobin berbunyi.

"Aku sangat lapar." Jin Hobin memegangi perutnya.

"Kreekk." "Uuhhh." Jin Hobin menutup matanya saat melihat sebuah cahaya. Jin Hobin melihat seseorang melemparkan sebuah piring dan air dari sebuah lubang kecil.

"Pintu ini terbuat dari besi." Kata Jin Hobin memegang pintu.

Jin Hobin mencium makanan di piring dan berkata. "Ini nasi dan satu telur rebus." "Kruukk." Perut Jin Hobin berbunyi.

"Aku harus makan untuk bertahan hidup." Kata Jin Hobin kemudian mulai makan. Setelah menghabiskan nasi Jin Hobin kemudian meminum air di gelas.

"Mengapa kamu berusaha keras untuk bertahan hidup." Jin Hobin melihat sosok dirinya sebelum bereinkarnasi.

"Apa hebatnya hidup menjadi seorang gelandang. Lebih baik kamu mati saja. Mungkin setelah kamu mati. Kamu akan bereinkarnasi menjadi anak orang kaya." Kata sosok Jin Hobin sebelum bereinkarnasi.

"Aku tidak akan tenang, jika aku mati seperti ini." Kata Jin Hobin melihat sosok dirinya sebelum bereinkarnasi.

"Jika aku mati bahkan tanpa menusuk orang yang memenjarakanku disini. Aku tidak akan pernah bisa menutup mataku, bahkan dalam kematian." Kata Jin Hobin.

"Aku akan bertahan. Aku akan bertahan sampai akhir dan membalas dendam terhadap orang yang membuatku seperti ini." Kata Jin Hobin mencengkram tangannya.

"Apakah kamu benar-benar akan membalas dendam. Saat di bumi kamu adalah orang yang sangat baik. Yang bahkan takut untuk membunuh seekor hewan. Aku tidak yakin kamu akan membalas dendam terhadap orang yang membuatmu seperti ini." Kata sosok Jin Hobin sebelum bereinkarnasi.

Jin Hobin terdiam mendengar sosok dirinya sebelum bereinkrnasi. "Menyerahlah." Kata Sosok Jin Hobin sebelum bereinkarnasi.

"Jika kamu menyerah, kamu akan damai." Sosok Jin Hobin sebelum bereinkarnasi tersenyum kemudian menghilang.

Jin Hobin terdiam beberapa detik dan berkata. "Aku tidak boleh malas-malasan. Orang yang menculikku pasti sangat kuat. Jadi aku harus melatih tubuhku." Jin Hobin kemudian mulai melakukan push up.

6 Bulan telah berlalu. Saat ini Jin Hobin sedang melakukan push up. "99." "100." Kata Jin Hobin kemudian berhenti push up.

"Sudah 6 bulan aku terjebak disini. Setiap hari orang yang mengurungku disini, memberiku makan dua kali sehari." Gumam Jin Hobin.

"Selain itu orang yang mengurungku disini tidak pernah mengatakan sepatah kata apapun." Gumam Hobin. "Bukankah sudah aku katakan padamu. Lebih baik kamu menyerah." Kata sosok Jin Hobin sebelum bereinkarnasi.

"Orang yang mengurungmu disini tidak akan pernah melepaskanmu." Kata sosok Jin Hobin sebelum bererinkarnasi.

"Diamlah." Kata Jin Hobin kemudian sosok dirinya sebelum bereinkarnasi menghilang.

"Jika aku sampai terbebas dari sini. Aku bersumpah akan membunuh orang yang mengurungku disini." Kata Jin Hobin mencengkram tangannya.

Setelah 6 bulan terkurung di tempat ini. Mataku mulai beradaptasi dengan kegelapan. "Aku bisa melihat hewan yang bergerak di ruangan ini." Kata Jin Hobin melihat tikus yang melewati dirinya.

"Craattt." Jin Hobin menginjak tikus yang melewati dirinya.

"Begitu banyak tikus, kecoak dan serangga di tempat ini." Kata Jin Hobin melihat lipan dan kecoak yang berjalan di depannya.

"Sssss." "Ular." Jin Hobin terkejut melihat ular bewarna ungu sepanjang 60cm yang bergerak ke arahnya.

2. Sekte Demonic

"Aku tidak boleh mati seperti ini." Jin Hobin ketakutan kemudian memegang kepala ular dan meremas kepala ular dengan kuat.

"Aku tidak boleh mati disini." Kata Jin Hobin kemudian mengigit kepala ular. "Kraakk." Kepala ular terputus. Jin Hobin kemudian meminum darah ular yang baru saja dia bunuh.

"Badanku sangat panas." Jin Hobin berteriak dan menggeliat di tanah.

Beberapa menit kemudian Jin Hobin berhenti menggeliat. "Apakah aku mati." Gumam Jin Hobin.

"Ehhh, penglihatanku semakin jelas." Kata Jin Hobin melihat dinding batu. "Kreekkk." Jin Hobin merasakan sebuah getaran.

"Pintunya terbuka." Kata Jin Hobin kemudian berjalan ke arah pintu besi. Jin Hobin membuka pintu besi dan melihat sebuah Lorong. Jin Hobin kemudian berjalan menelusuri Lorong.

"Ada kamar lain." Kata Jin Hobin melihat pintu besi.

Saat membuka pintu besi Jin Hobin mencium bau busuk. "Mayat." Kata Jin Hobin menutup hidungnya dan melihat mayat yang tergeletak di tanah.

"Dari bentuk tubuhnya dia pasti seumuran denganku." Kata Jin Hobin melihat mayat yang tergeletak di tanah.

"Aku ingin tahu apakah ada kamar lainnya." Kata Jin Hobin kemudian menelusuri lorong. Setelah berjalan sejauh 10 meter Jin Hobin melihat dua pemuda yang sedang duduk di lantai.

"Siapa kamu." Dua pemuda berdiri saat merasakan kedatangan Jin Hobin.

"Sepertinya mereka berdua tidak bisa melihat dalam kegelapan." Gumam Jin Hobin melihat mata kedua pemuda melihat ke arah lain.

"Siapa kamu." Teriak anak laki-laki berambut hitam.

"Namaku Jin Hobin, aku terjebak di kamar yang berjarak 20 meter dari sini." Kata Jin Hobin melihat anak laki-laki berambut hitam.

"Maksudmu ada lebih banyak kamar di tempat seperti ini." Teriak anak laki-laki berambut coklat.

"Apa kalian berdua ada di dalam 1 kamar." Tanya Jin Hobin.

"Benar, kami berdua ada di dalam 1 kamar yang sama." Jawab anak laki-laki berambut hitam.

"Siapa namamu." Tanya Jin Hobin meihat anak laki-laki berambut hitam.

"Namaku Gyu Wol. Dan dia Song Woo." Jawab anak laki-laki berambut hitam.

"Ayo pergi." Kata Jin Hobin melewati Gyu Wol dan Song Woo.

"Pergi kemana." Tanya anak laki-laki berambut hitam.

"Mengapa masih bertanya. Tentu saja meninggalkan tempat ini." Jawab Jin Hobin. Gyu Wol dan Song Woo saling melihat kemudian mengikuti Jin Hobin.

"Cahaya." Gyu Wol dan Song Woo terkejut saat melihat sebuah cahaya. Jin Hobin menutupi matanya dan berjalan ke arah cahaya. Saat keluar dari Lorong, Jin Hobin melihat 100 lebih anak-anak sedang berkumpul.

"Semuanya berkumpul." Jin Hobin melihat seorang pria berpakaian hitam yang sedang berdiri di atas panggung yang terbuat dari batu.

"Namaku Jang Hyo, tugasku adalah merekrut anggota baru untuk sekte demonic." Kata pria berpakaian hitam melihat semua anak-anak.

"Apa!!" Jin Hobin dan semua anak-anak terkejut saat mendengar sekte Demonic. Jin Hobin tahu sekte demonic adalah salah satu dari 10 sekte terbesar di murim. Dan sekte Demonic terkenal sangat jahat karena suka membunuh orang yang tidak bersalah.

"Aku tidak ingin bergabung dengan sekte demonic." Teriak seorang anak laki-laki.

"Wuusshh." Seorang pria berpakaian hitam muncul di depan anak laki-laki yang berteriak dan memotong kepalanya. "Crasshh." "Buukk." Kepala anak laki-laki menggelinding ke tanah.

"Aaahhh." Seorang gadis perempuan berteriak melihat pemuda di sampingnya baru saja terbunuh.

"Apa ada lagi yang tidak ingin bergabung dengan sekte Demonic." Kata Jang Hyo melihat Jin Hobin dan semua pemuda. Ekspresi semua anak-anak menjadi buruk saat mendengar kata Jang Hyo. Mereka tahu akan di bunuh jika menolak bergabung dengan sekte Demonic.

"Kalian semua harus senang karena terpilih sebagai calon anggota sekte Demonic. Karena di masa depan sekte demonic akan menguasai dunia." Jang Hyo menyeringai.

"Dia gila." Gumam Jin Hobin melihat Jang Hyo.

"Karena kalian telah melewati tes pertama yaitu bertahan hidup dalam kegelapan selama 6 bulan. Kami sekte Demonic akan memberikan tehnik pernapasan kepada kalian semua." Kata Jang Hyo melihat Jin Hobin dan semua anak-anak lainnya.

"Wuuzz." Jin Hobin melihat 10 pria berpakaian hitam yang tiba-tiba muncul di depannya. 10 pria berpakaian hitam kemudian membagikan sebuah buku kepada Jin Hobin dan semua anak-anak.

"Sekarang cobalah untuk mempelajari tehnik pernapasan tersebut." Kata Jang Hyo melihat Jin Hobin dan semua anak-anak lainnya. Jin Hobin duduk di tanah kemudian mulai membaca buku yang di berikan kepadanya.

Setelah membaca buku, Jin Hobin memejamkan matanya dan mulai bermeditasi. "Menarik, sepertinya aku mendapatkan anak yang berbakat." Kata Jang Hyo melihat Jin Hobin yang bermeditasi.

"Jadi ini yang di namakan Qi." Gumam Jin Hobin merasakan energi yang mengalir ke dalam tubuhnya.

"Wuuzz." Jang Hyo muncul di depan Jin Hobin. Jin Hobin terkejut melihat Jang Hyo yang muncul di depannya.

Jang Hyo kemudian memegang tangan Jin Hobin. "Menarik, sepertinya aku menemukan berlian." Jang Hyo tersenyum saat merasakan Qi yang mengalir ke dalam tubuh Jin Hobin.

"Siapa namamu." Tanya Jang Hyo melihat Jin Hobin.

"Nama saya Jin Hobin." Jawab Jin Hobin.

"Berikan Jin Hobin ini hadiah." Kata Jang Hyo.

"Baik." Balas pria berpakaian hitam.

Tidak lama kemudian Jin Hobin melihat pria berpakaian hitam kembali dengan membawa 1 ekor ayam utuh.

"Itu adalah hadiahmu. Karena berhasil mengumpulkan Qi lebih cepat dari yang lain." Jang Hyo memberikan 1 ekor ayam utuh kepada Jin Hobin.

"Terimakasih." Kata Jin Hobin menerima 1 ekor ayam utuh.

"Antarkan Jin Hobin ke kamar barunya." Kata Jang Hyo melihat pria berpakaian hitam.

"Baik." Pria berpakaian hitam mengangguk.

"Ikuti aku." Kata pria berpakaian hitam melihat Jin Hobin.

"Baik." jawab Jin Hobin kemudian mengikuti pria berpakaian hitam.

"9 orang tercepat yang dapat mengumpulkan Qi, akan mendapatkan 1 ekor ayam utuh seperti Jin Hobin." Kata Jang Hyo melihat semua anak-anak. Mendengar kata Jang Hyo semua anak-anak mulai bermeditasi dengan serius. Mereka semua sudah bosan makan telur rebus setiap hari, dan ingin merasakan makan daging ayam.

"Ini kamarmu." Kata pria berpakaian hitam membuka sebuah pintu besi.

"Kamar ini sedikit lebih baik dari ruangan yang aku tempati selama setengah tahun." Kata Jin Hobin melihat kasur yang terbuat dari tanah liat dan lilin sebagai alat penerangan.

Jin Hobin masuk ke dalam ruangan ruangan dan duduk di atas kasur yang terbuat dari tanah liat. "Setelah setengah tahun lamanya, akhirnya aku bisa makan ayam lagi." Kata Jin Hobin kemudian memakan ayam.

"Enak." Jin Hobin meneteskan air mata saat merasakan daging ayam. Jin Hobin kemudian mulai memakan ayam dengan halap.

1 Jam 30 kemudian Jin Hobin telah memakan 1 ekor ayam utuh. "Sekarang waktunya untuk mengumpulkan Qi. Saat aku kuat nanti. Aku akan menghancurkan sekte Demonic." Kata Jin Hobin kemudian duduk di tanah dan mulai bermeditasi.

Keesokan harinya Jin Hobin sedang bermeditasi di dalam kamarnya. "Bangun!." "Semuanya berkumpul." Jin Hobin mendengar suara teriakan. Jin Hobin keluar dari kamarnya dan berjalan ke pusat gua.

"Sepertinya semua sudah di sini." Kata Jang Hyo melihat Jin Hobin dan 100 anak-anak lainnya.

"Hari ini, kalian akan keluar dari gua ini." Kata Jang Hyo.

"Yeaaaa." "Akhirnya aku meninggalkan gua ini." Semua anak-anak berteriak senang saat mendengar mereka akan keluar dari gua.

"Ikuti aku." Kata Jang Hyo berjalan pergi. Jin Hobin dan semua anak-anak kemudian mengikuti Jang Hyo.

"Cahaya." Jin Hobin menutup matanya saat melihat cahaya.

"Akhirnya aku bisa menghirup udara segar lagi." Kata Jin Hobin melihat pepohonan dan sinar matahari.

3. Belajar Teknik Berpedang

"Sekarang, kalian kuberi waktu 6 jam untuk mendaki gunung dan mengambil bendera. Siapapun yang gagal tidak akan mendapatkan makanan." Jang Hyo menyeringai.

Jin Hobin melihat puncak gunung kemudian mulai berlari. "Aaahhh." Melihat Jin Hobin mulai berlari, 100 anak-anak mulai berlari mengejar Jin Hobin.

2 Jam telah berlalu. Saat ini Jin Hobin sedang berada di puncak gunung. "Haahh, haahhh. Sepertinya aku yang pertama kali sampai." Kata Jin Hobin terengah-engah. Jin Hobin kemudian mencabut bendera bewarna hitam.

"Ahhh, aku berhasil." Seorang gadis perempuan berkulit putih, berambut abu-abu panjang sampai di puncak gunung.

"Apakah kamu Jin Hobin." Perempuan berambut abu-abu melihat Jin Hobin.

"Benar, aku Jin Hobin." Jawab Jin Hobin.

"Namaku Mira Yoo." Perempuan berambut abu-abu tersenyum dan mengulurkan tangannya.

"Jin Hobin." Jin Hobin menjabat tangan Mira Yoo.

"Jin Hobin. Ayo kita turun bersama. Aku dengar ada beberapa orang yang menunggu di bawah untuk mencuri seseorang yang mendapatkan bendera." Kata Mira Yoo melihat Jin Hobin.

"Benar, aku lupa ini adalah sekte Demonic. Beberapa orang akan menggunakan cara licik untuk mendapatkan bendera." Gumam Jin Hobin.

"Ayo kita beristirahat sebentar. Setelah kita tidak Lelah. Kita akan turun bersama." Kata Jin Hobin duduk di bawah pohon.

"Baik." Mira Yoo tersenyum kemudian duduk di samping Jin Hobin.

"Jin Hobin, jika boleh tahu kamu berasal dari mana." Tanya Mira Yoo.

"Aku berasal dari Shanxi." Jawab Jin Hobin.

"Ahh, Shanxi ya. Kalau aku berasal dari Hunan." Balas Mira Yoo.

"Aku sudah tidak Lelah. Ayo kita turun." Jin Hobin berdiri.

"Baik." Mira Yoo berdiri. Jin Hobin dan Mira Yoo kemudian menuruni gunung bersama.

"Serahkan bendera kalian berdua." Kata dua bocah laki-laki menghadang Jin Hobin dan Mira Yoo.

"Dasar bodoh." Mira Yoo menyeringai.

"Hei, apa yang kamu katakan." Dua bocah laki-laki melihat Mira Yoo.

"Apa kamu tidak tahu siapa dia." Mira Yoo melihat dua bocah laki-laki.

"Huh, memangnya siapa dia." Dua bocah laki-laki mendengus.

"Dia adalah Jin Hobin." Mira Yoo tersenyum.

"Huh, memang kenapa jika dia Jin Hobin." Dua bocah laki-laki mencibir.

"Sebenarnya aku tidak mau bertarung. Tapi aku ingin melihat hasil latihanku selama 6 Bulan ini." kata Jin Hobin kemudian melesat ke arah dua anak laki-laki.

"Buukk." Jin Hobin menendang salah satu perut bocah laki-laki. "Uugghh." anak laki-laki terjatuh dan memegang perutnya.

"Berengsek." Anak laki-laki lain mengutuk dan menyerang Jin Hobin. Jin Hobin menghindari serarangan anak laki-laki kemudian meninju dagunya. "Aaahhh." Anak laki-laki berteriak dan terjatuh ke tanah.

"Mira Yoo, ayo kita pergi." Kata Jin Hobin melihat Mira Yoo.

"Baik." Mira Yoo tersenyum kemudian berjalan di samping Jin Hobin.

2 Jam kemudian, Jin Hobin kembali di depan gua. "Kalian berdua membawa benderanya. Ini makanan kalian berdua." Kata Jang Hyo memberikan 4 bakpao kepada Jin Hobin dan Mira Yoo.

"Beristirahatlah di kamar kalian masing-masing." Kata Jang Hyo melihat Jin Hobin dan Mira Yoo.

"Baik." Jin Hobin dan Mira Yoo kemudian masuk ke dalam gua.

"Jin Hobin ambil ini." Mira Yoo memberikan 1 bakpaonya kepada Jin Hobin.

"Mengapa kamu memberikan bagianmu kepadaku." Tanya Jin Hobin.

"Aku sudah kenyang makan 1 bakpao." Mira Yoo tersenyum.

"Terimakasih." Kata Jin Hobin.

Mira Yoo tersenyum kemudian masuk ke dalam kamarnya. Melihat Mira Yoo masuk ke dalam kamarnya, Jin Hobin kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Jin Hobin duduk di tanah kemudian mulai memakan bakpao. Beberapa menit kemudian Jin Hobin telah menghabiskan 3 bakpao.

"Karena perutku sudah kenyang. Sekarang waktunya bermeditasi." Kata Jin Hobin kemudian mulai memejamkan matanya dan mulai bermeditasi. Saat Jin Hobin bermeditasi energi tak kasat mata masuk ke dalam tubuh Jin Hobin.

6 Bulan telah berlalu. Saat ini Jin Hobin sedang bermeditasi di dalam kamarnya. "Bangun!." "Semuanya berkumpul." Jin Hobin mendengar suara teriakan. Jin Hobin keluar dari kamarnya dan berjalan ke pusat gua.

"Mulai hari ini kalian akan Latihan dengan senjata." Kata Jang Hyo melihat Jin Hobin dan anak-anak lainnya.

"Seperti yang kalian tahu, semua senjata telah menjadi elemen penting di kalangan seni beladiri. Pedang, Dagger dan tombak dasarnya adalah tiga senjata ini. Kalian akan memilih satu dari 3 senjata ini. Jadi berdiri di depan senjata yang kalian ingin pelajari." Kata Jang Hyo melihat Jin Hobin dan anak-anak lainnya.

"Jin Hobin kamu memilih senjata apa." Bisik Mira Yoo.

"Aku memilih pedang." Jawab Jin Hobin kemudian berdiri di depan rak pedang.

"Ini buku panduan berpedang." Kata pria berpakaian hitam memberikan pedang dan sebuah buku kepada Jin Hobin.

"Sekarang kalian akan diberikan waktu untuk belajar dan berlatih seni bela diri kalian dengan keras. Para instruktur akan disini, jadi jangan ragu untuk bertanya kapanpun kalian mau." Kata Jang Hyo melihat Jin Hobin dan anak-anak lainnya.

Jin Hobin duduk di tanah kemudian mulai membaca buku panduan berpedang. "Jadi seperti ini cara berpedang." Kata Jin Hobin melihat gambar Gerakan orang yang sedang berpedang.

Jin Hobin berdiri kemudian meniru gerakan di buku panduan. "Gerakannya sangat kaku. Sepertinya ini pertama kali dirinya berlatih tehnik berpedang." Kata Jang Hyo melihat Jin Hobin.

1 Tahun telah berlalu saat ini Jin Hobin sedang bermeditasi di dalam kamarnya. "Akhirnya aku mencapai tingkat Beginner." Jin Hobin menyeringai.

"Semuanya berkumpul." Jin Hobin mendengar suara teriakan. Jin Hobin keluar dari kamarnya dan berjalan ke pusat gua.

"Hari ini adalah tes kedua." Kata Jang Hyo melihat Jin Hobin dan semua anak-anak.

"Tes ke 2." Semua anak-anak terkejut mendengar kata Jang Hyo.

"Instruktur, jika boleh tahu apa tes kedua yang akan kita hadapi." Tanya Mira Yoo

"Tes ke 2 kalian adalah bertarung dengan hewan buas." Kata Jang Hyo.

"Aku tahu kalian semua telah meningkatkan kemampuan kalian. Tapi setengah dari kalian semua mungkin akan mati hari ini." Jang Hyo menyeringai.

"Gleekk." Semua anak-anak menelan ludah saat mendengar kata Jang Hyo.

"Jin Hobin, Mira Yoo, Gyu Wol, Song Woo masuklah ke dalam lorong itu." Kata Jang Hyo menunjuk 4 lorong.

"Baik." Jin Hobin, Mira Yoo, Gyu Wol dan Song Woo kemudian masuk ke dalam lorong yang berbeda.

Saat masuk ke dalam lorong Jin Hobin melihat serigala bewarna hitam sebesar 2 meter berjalan ke arahnya. "Aku ingin melihat hasil latihanku selama 1 tahun ini." Kata Jin Hobin melesat ke arah serigala.

"Grrrr." Serigala meraung kemudian melesat ke arah Jin Hobin. "Mati." Kata Jin Hobin menebas kepala serigala yang melompat ke arahnya. "Crassshh." "Auuuu." Serigala melolong saat wajahnya terkena tebasan.

"Lukanya tidak dalam." Kata Jin Hobin melihat luka di wajah serigala hitam.

"Karena aku tidak bisa membunuhnya dalam satu serangan. Aku harus membuat serigala ini buta." Kata Jin Hobin kemudian mengayunkan pedangnya. "Crasshh." "Auuu." Serigala melolong saat mata kanannya terkena tebasan Jin Hobin.

"Mati." Jin Hobin melompat kemudian menusuk mata kiri serigala. "Aaauuu." Serigala melolong saat Jin Hobin menusuk mata kirinya.

"Matilah serigala berengsek." Jin Hobin mengutuk kemudian menusuk leher serigala berkali-kali. "Ceeppp." "Ceeeppp." "Grrrr." Serigala hitam kemudian mati setelah di tusuk oleh Jin Hobin berkali-kali.

"Aku penasaran berapa banyak yang berhasil mengalahkan serigala hitam ini." Kata Jin Hobin menelusuri lorong.

"Sepertinya aku yang pertama kali berhasil mengalahkan hewan buas." Kata Jin Hobin melihat sebuah ruangan yang terhubung dengan 5 lorong.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!