NovelToon NovelToon

Cinta Beda Dunia

Awal semua nya

Hari itu Aurora di kagetkan dengan keadaan nya yang tiba tiba dia berada di dalam sebuah kamar hotel. Aurora tidak tau siapa yang membawa nya ke situ. Saat Aurora membuka selimut nya, Aurora di kagetkan dengan tubuh nya yang tidak memakai sehelai benang pun. Aurora merasa takut, gelisah, cemas, dan bingung. Knapa dia bisa seperti ini? Di kagetkan lagi dengan bercak darah yang ada di atas kasur di kamar hotel itu, membuat Aurora semakin stres dan takut, takut dengan orang orang yang akan salah paham dan berburuk sangka dengan nya, karna ingin segera kembali pulang dan melaporkan kejadian itu pada polisi Aurora mencari kembali pakaian nya yang ternyata pakaian nya berserakan di lantai, Aurora tidak ingat apa yang terjadi dengan nya.

Setelah bersiap siap dan membersihkan diri Aurora buru buru ingin melaporkan apa yang terjadi pada nya pada polisi dan ingin melihat cctv hotel dengan siapa dan siapa yang membawa Aurora ke hotel?

Saat membuka pintu Aurora di kagetkan kedatangan Arya yang langsung mengamuk tanpa bertanya pada Aurora knapa gadis itu bisa berada di sana. Sesampainya di parkiran Arya langsung mengamuk pada Aurora.

"Apa kau sudah menjadi ******?!! Atau kau kekurangan uang?!! Ooohh tentu saja kau suka melakukan hal rendahan seperti itu untuk memuaskan nafsu mu. Apa kau tidak bisa menahan nya? 2 Minggu lagi kita menikah. Dan ini yang kau berikan padaku!! Sekarang ikut dengan ku!!" Ucap Arya menggebu gebu tanpa mau mendengarkan atau bertanya dulu bagaimana aurora bisa berada di hotel itu.

Arya mengemudikan mobil nya dengan kecepatan tinggi. Mata nya merah emosi nya meluap dia tidak menyangka gadis nya serendahan itu. Aurora yang bingung dan ketakutan hanya bisa pasrah dengan apa yang di lakukan Arya.

"Berapa harga bermain dengan mu satu malam?!! Aku akan membayar nya 5 kali lipat!!" Ucap arya dengan emosi nya.

Aurora yang mendengar ucapan Arya benar benar terluka. Aurora ingin mejawab pertanyaan Arya tapi dia tau bagaimana sifat Arya jika Aurora menantang nya saat sedang emosi.

Saat ingin kembali meluapkan emosi nya kembali pada Aurora, mobil Arya mulay mengambil jalur berlawanan dan tepat saat itulah sebuah mobil juga sedang melintas menabrak stengah mobil Arya yang tepat mengenai bangku Aurora. Mobil nya terguling Aurora terjepit di antar dasbor dan kursi. Sedangkan Arya luka pada bagian kepala nya dan memar di beberapa bagian tubuh nya namun iya tetap sadar.

****

Saat di ambulance Aurora sempat tersadar melirik ke sekitar nya, Aurora melirik Arya yang sedang merasa takut dan bersalah. Arya benar benar takut kehilangan Aurora.

"A.. a.. arr... Ya..." Panggil Aurora dengan nada kecil yang nyaris tidak terdengar namun bisa di lihat pergerakan bibir nya memanggil Arya.

Arya langsung mendekat pada Aurora.

"A...p p...a k.. ka..mu.. ti.. dak pa..pa..?" Ucap Aurora terbata karna menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

Arya yang mendengar perkataan itu menangis sejadi jadi nya. Bahkan di kondisi kritis nya Aurora masih mencemaskan Arya.

Arya hanya mampu mengangguk. Lidah nya kelu. Dia tidak mampu berbicara lagi.

Sesampainya di rumah sakit Arya di tangani dokter untuk di obati bagian bagian yang luka dan memar. Sedangkan Aurora di bawa ke ICU karna kondisi nya kritis.

****

Saat orang tua Aurora sampai di rumah sakit mereka langsung menuju ICU. Dokter yang sudah menduga Aurora tidak akan bertahan lama mengizin kan keluarga untuk masuk tanpa memberi tau keadaan Aurora agar orang tua nya tidak panik, dokter hanya mengatakan Aurora butuh suport dari keluarga nya. Keluarga yang sudah merasa cemas hanya mengangguk dan buru buru masuk. Aurora masih sedikit sadar iya tersenyum manis saat keluarga nya masuk ke dalam ruang tempat iya di rawat. Tidak berselang lama Arya masuk, anggota keluarga yang mengerti keadaan memberi ruang untuk Arya dan Aurora.

Aurora kembali tidur karna merasa lelah sekali, Bahkan di saat tidur nya wajah nya cerah bibir nya tetap tersenyum tipis.

"Sayang... Maaf kan aku, aku di kendalikan emosi, maaf kan aku sayang, bangun lah aku berjanji tidak akan mengungkit masalah ini, asal kau selalu berada di sisi ku, bangun lah aku mohon, aku sakit, aku sakit melihat mu seperti ini, dan sekarang semua sakit itu lengkap, fisik ku sakit, hati ku sakit karna aku kau jadi begini, bangun lah Aurora aku yakin kau juga tidak ingin melihat ku begini, a-aku mohon bangun lah" ucap Arya terdengar sendu.

Beberapa saat setelah nya saat Arya hendak memanggil anggota keluarga Aurora tiba tiba batuk memuntahkan banyak darah, dan setelah nya tubuh Aurora langsung kejang dan Aurora terlihat sesak nafas dan meregang kan jari kakinya.

"Dokter.... Dokter.... Tolong lihat apa yg terjadi dengan kekasih ku, cepat periksa dia aku tidak ingin terjadi apa apa!!" Ucap Arya tidak sabaran pada dokter.

"Apa yang terjadi Arya?" Tanya mami Aurora.

"Aurora tiba tiba saja kejang mi" ucap Arya menangis langsung terduduk di lantai karna tidak mampu menahan bobot tubuh nya lagi.

Mami dan papi Aurora yang mendengar hal itu merasa cemas. Mereka benar benar cemas terjadi sesuatu pada putri mereka satu satu nya. Kakak laki laki Aurora yang baru datang melihat mami papi nya langsung bertanya apa yang terjadi sebenarnya?.

"Mii piii apa terjadi sesuatu pada Aurora? Jawab Galang miii pii!" Ucap kakak Aurora.

Belum sempat kedua orang tua nya menjawab dokter membawa brangkar dari dalam ruangan inap Aurora. Terlihat Aurora tersenyum tipis. Wajah nya seperti orang yang sedang tertidur padahal Aurora sebenarnya sudah tiada.

"Tidak..!!!! Mau kalian bawa kemana adik ku" ucap kakak Aurora.

"Apa apa an ini kalian membuat nya tidak bisa bernafas!!" Ucap Arya marah pada dokter dan perawat yang akan mengantar Aurora ke ruang jenazah.

"Tidak sayang tidak.... Mami menunggu kelahiran mu sembilan bulan sepuluh hari setelah penantian 5 tahun, kenapa kau membuat nya sia sia..." Ucap mami nya tersedu.

Di ruang jenazah semuanya berkumpul dari nenek Aurora, orang tua Aurora, kakak nya dan keluarga Arya setia menemani nya sebelum di bawa pulang.

"Ibu mana yang bisa melihat anaknya lebih dulu pergi nak? Mami bohong jika mami mengatakan mami ikhlas nak. Tapi mami mau tidak mau harus mengikhlaskan mu nak. Baru saja rasanya kemaren mami mengantarkan mu ke dunia, hari ini mami juga yang harus melihat kamu pergi meninggalkan dunia sayang." Ucap mami Aurora sesegukan.

"Putri papi... Kamu akan selalu menjadi putri kecil papi. Selamat jalan sayang. Dunia ini terlalu keras untuk mu. Tidur lah yang tenang. Tidak akan ada lagi yang mengganggu mu tidur" ucapa papi Aurora tegar. Padahal iya sangat ingin menangis.

"Adik kakak, kenapa sayang? Kamu lelah berjuang? Jika lelah kamu bisa bilang pada ku. Jangan memilih jalan seperti ini. Apa kamu tega aku kesepian? Aku sakit benar benar sakit tidak bisa membayangkan bagaimana nanti aku tanpa ada kamu yang usil setiap pagi. Tanpa kamu yang selalu minta di belikan sesuatu saat aku pulang bekerja. Warna hidup ku hilang dik. Benar benar hilang" ucap Galang pada adik tersayang nya.

Arwah Aurora

setelah 3 hari kepergian Aurora, kamar nya masih tercium wangi parfum Aurora yang tidak pernah memudar. Beberapa kali Galang di saat tidur mendengar suara dari kamar Aurora. seperti benda terjatuh, suara lemari terbuka, suara pintu toilet yang menutup. kamar Aurora seperti berpenghuni. Dan juga terkadang terdengar kotak musik kesayangan Aurora berbunyi. Apakah Galang takut? tentu tidak karna arwah adik nya pasti masih ada di rumah.

tok... tok... tok...

"apa kakak boleh masuk" tanya Galang, dia yakin Aurora pasti ada di kamar.

Galang membuka pintu dan duduk di sofa kamar adiknya.

"pasti kamu ada di sini dik, apa kamu bisa melihat ku" tanya Galang pada angin yang sebenarnya Aurora memang ada di situ.

"iya tentu saja kamu bisa melihat ku, hanya saja aku tidak bisa melihat mu" pertanyaan itu di jawab Galang sendiri.

"dik aku rindu, datang lah sering ke mimpi ku setidaknya jika di kenyataan aku tidak bisa melihat mu aku bisa melihat mu di dunia mimpi dik" ucap Galang.

"kakak, aku di sini aku tidak bisa pergi, bagiamana aku bisa pergi sedangkan aku masih penasaran siapa yang menjebak ku, aku tidak dendam kakak, aku hanya ingin tau pelaku nya, aku juga tidak mau kalian berlarut seperti ini" ucap Aurora.

Di rumah nya Arya duduk melamun melihat keluar jendela, menatap ke arah langit yang biru cerah sedikit berawan.

"apa kabar Aurora? aku merindukan mu, senyum mu, tawa mu, semua nya Aurora, aku menyesal entah sampai kapan aku akan seperti ini, aku tidak sanggup lagi rasanya untuk bangkit" ucap Arya sendu.

Arya bangkit dari duduk nya dan mengambil. sebuah buku bersampul hitam dimana Arya selalu menuliskan sesuatu di sana.

[senyum mu adalah candu yang aku rindu, tawa mu adalah musik yang merdu yang menenangkan kalbu. Namun semua nya kini hilang sirna di telan waktu, itu semua karna egois ku yang tidak mau mendengar penjelasan mu, kenapa penyesalan itu tidak terbayangkan dahulu? sekarang hati ku perih seperti di sayat sembilu]

Arya hanya bisa menyesali tanpa tau harus berbuat apa. saat Arya sedang melamun tiba tiba saja mainan kunci yang berbentuk bel yang Arya sambungkan dengan kunci kamar nya berbunyi seperti ada yang sengaja menyenggol nya padahal tidak ada angin. Arya yang mendengar hanya memperhatikan dia menggap itu hanya di terpa angin.

arwah Aurora yang berada di kamar Arya tidak sanggup melihat Arya menyalahkan diri nya, Aurora ingin sekali memeluk dan mengatakan tidak apa apa ini bukan salah nya takdir sudah mengatur semuanya. aurora setia menemani Arya dengan lamunan nya.

"sayang... waktu ku di sini tidak banyak lagi aku tidak ingin di saat pergi nanti aku meninggalkan mu dalam keadaan begini, bangkitlah sayang, ini bukan salah mu, cari lah pengganti ku, aku tidak ingin kau kesepian" ucapa Aurora yang pasti nya tidak bisa di dengar Arya.

saat jam menunjukkan waktu makan siang ibu Arya masuk ke kamar nya membawakan makan siang untuk nya. ibu Arya mengantarkan makanan untuk Arya, ibu nya hanya menyuruh Arya untuk menghabiskan makanan nya, setelah itu ibu nya keluar karna ibu nya tau Arya putra nya pasti ingin sendiri.

"ayo sayang makan, apa kamu tidak lapar, bagaimana nanti jika badan mu mengecil kan tidak lucu, apa kau ingin di suapi? tapi aku tidak bisa menyuapi mu hehehe..." ucap Aurora seolah perkataan nya mampu di dengar oleh Arya.

Arya memakan makanan nya tanpa ada nafsu makan padahal makanan yang di berikan ibu nya itu adalah makanan kesukaan nya. Arya serasa menelan paku di saat menelan makanan nya, dan serasa meminum duri di saat minum.

"apakah sesakit ini rasanya? ini benar benar sakit... aku rasanya di paksa hidup ketika ragaku sudah mati" ucap Arya tiba tiba menangis

"Aurora aku merindukan mu biasanya kamu selalu menemani ku di saat akan makan, biasanya kamu akan mengomel jika makanan ku tidak habis, marahi aku Aurora, aku benar benar sakit, sangat sakit" ucap Arya benar benar sendu.

"sayang... habis kan makanan mu apa kamu tau berapa banyak orang di luar sana susah mencari sesuap nasi bahkan mereka perlu mengais tempat sampah untuk mendapatkan sesuap nasi!" ucap Aurora kembali seolah Arya tau kalau dia sedang berbicara.

Arya menghabiskan makanan nya dengan tangis, rasanya benar benar tidak enak, kejadian malam itu terbayang di fikiran Arya, Arya benar benar menyesal, Arya rasanya tidak mampu melanjutkan hidup nya.

"aku membunuh kekasih ku sendiri, aku pembunuh aku tidak layak hidup, bawa aku Aurora jemput aku!! rasa nya dunia mengasingkan ku, rasanya dunia tidak ingin lagi melihat keberadaan ku, jemput aku Aurora ini sangat sakit" ucap Arya menangis menatap langit seolah Aurora memperhatikan nya dari atas sana.

"tidak sayang. aku tidak menyalahkan mu, aku benar benar tidak menyalahkan mu, waktu ku di sini hanya tinggal 27 hari lagi, bagaimana aku bisa meninggalkan mu dalam keadaan begini? ayo sayang bangkit lah, jangan salahkan diri mu terus menerus, atau nanti aku tidak bisa pergi" ucap Aurora.

Aurora sedih melihat orang orang yang dia cintai jatuh karna kepergian nya. Bagaimana Aurora akan pergi ke alam selanjutnya jika di dunia ini semua nya tidak ikhlas dengan kepergiaan Aurora.

Arya mengangkat tempat makan nya hendak mengantar nya ke dapur. saat turun tangga Arya melihat ibu nya tertidur di meja dapur, arya turun meletakkan piring nya di wastafel lalu menghidupkan air keran dengan aliran kecil agar ibu nya tidak terbangun.

setelah menyuci alat makan nya iya memperhatikan ibu nya, wajah keriput ibunya terlihat teduh, Arya melihat rasa lelah, sedih di raut wajah ibu nya, Arya menggapai tangan ibu nya, tangan itu mulai keriput, kulit nya terasa kering dan kasar, Arya menangis melihat ibu nya, pasti ibu nya memikirkan Arya.

karna merasa ada pergerakan ibu Arya terbangun dan kaget saat melihat Arya di sisi nya.

"apa kamu butuh sesuatu nak? biar ibu ambilkan. kamu butuh apa? apa kamu menghabiskan makanan mu nak?" tanya ibu Arya.

"ya bu aku menghabiskan makanan ku, aku juga sudah mencuci piring nya, kenapa ibu tidur di sini?" tanya Arya pada ibu nya.

"ibu tadi hanya berniat duduk duduk saja tapi malah tertidur" jawab ibu nya sambil tersenyum.

"apa ibu sudah makan? knapa mata ibu sembab seperti sudah menangis" tanya Arya.

"ibu tidak apa apa nak" Jawab ibu nya sambil tersenyum.

"ibu jujurlah pada ku bu, aku bukan anak kecil lagi" ucap Arya pada ibu nya.

"nak... ibu tau kamu rapuh, ibu tau kamu sakit, ibu tau kamu tidak dapat bangkit, ibu juga sakit melihat putra ibu seperti ini nak" jawab ibu nya pada Arya.

"ibu... maaf kan aku membuat ibu sedih, aku berjanji akan berusaha bangkit Bu, tapi untuk saat ini rasanya sangat menyakitkan, aku merasa tidak punya tenaga untuk berdiri lagi bu, hanya Aurora wanita tulus yang mau bersama ku bu, ibu tau kan sejak tamat sekolah aku hanya kuli bangunan Bu Aurora bahkan keluarga nya yang kaya tidak keberatan dengan profesi ku bu, bahkan ketika aku tidak bekerja di saat tidak ada proyek orang tua Aurora mencarikan nya untuk ku bu, mereka tidak ingin merendahkan ku dengan menjadikan ku karyawan di perusahaan mereka bu. bahkan mereka menganggap ku putra mereka bu, mereka membantu ku biaya kuliah Bu, cita cita ku menjadi arsitek itu karna bantuan orang tua nya Bu, aku seperti sekarang karna keluarga nya..." ucap Arya menangis di pangkuan ibu nya.

"jangan salah kan dirimu Arya, ibu yakin Aurora juga tidak menyalahkan mu, lanjutkan hidup mu jangan terkurung dalam penyesalan mu, kasihan Aurora apa kau mau jalan nya sempit karna penyesalan mu? kasihan dia nak" ucap ibu Arya.

Siapa gadis itu?

Setelah kembali dari dapur arya kembali memikirkan ucapan ibu nya. benar kata ibunya jika Arya harus mengiklaskan Aurora Arya tidak ingin jalan Aurora menuju alam berikutnya menjadi sempit karena Arya yang tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

Saat di kamar Arya duduk di depan jendela dan tidak sengaja melihat seorang gadis yang sedang mengintip ke arah rumahnya dari depan pagar. Arya penasaran siapakah gadis itu Arya pun kembali turun dan hendak keluar rumah tapi saat berada di luar rumah Arya tidak menemukan keberadaan gadis yang ia lihat dari kamarnya tadi Arya penasaran siapakah gadis itu karena rasa penasarannya Arya mencari keberadaan gadis itu dia yakin bahwa gadis itu pasti belum berada jauh dari rumahnya.

"ke mana gadis itu kenapa dia cepat sekali menghilangnya" ucap Arya karena tidak menemukan keberadaan gadis itu.

akhirnya Arya memutuskan kembali ke rumah saat sampai di rumah ibunya bertanya.

"kapan kamu keluar rumah sedangkan ibu dari tadi tidak melihatmu keluar dari pintu?" tanya ibu Arya.

"Tidak bu baru saja aku keluar, mungkin tadi ibu ke kamar atau ke toilet sehingga tidak melihatku keluar rumah" jawab Arya.

"oh ya tadi ibu sedang ke toilet mungkin ibu tidak melihatmu keluar rumah nak" ucap ibu Arya.

Arya pun kembali ke kamarnya dan duduk di atas kasur Arya memperhatikan foto Aurora yang berada di handphonenya.

Arya kembali membuka pesan-pesan lamanya sebelum kejadian itu menimpa mereka. Arya kembali merasa bersalah karena tidak mungkin Aurora melakukan hal serendah itu karena Aurora berasal dari keluarga kaya. Arya pun bertekad mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Aurora sehingga Aurora bisa berada di hotel itu dan nomor siapa yang memberikan pesan bahwa Aurora sedang berada di hotel dengan pria lain. Arya kembali membuka chattingan dia bersama orang yang tidak dia kenal itu Arya pun berinisiatif mengirim kembali pesan kepada orang yang sudah memberikan kabar itu pada Arya di saat malam sebelum Arya dan Aurora kecelakaan. saat Arya mengirim pesan kepada nomor yang tidak Arya kenal itu ternyata nomornya sudah diblokir Arya pun berniat mencari tahu siapakah pemilik nomor itu sebenarnya.

"siapakah dia sebenarnya mengapa dia tahu bahwa Aurora sedang berada di hotel apakah dia yang menjebak Aurora?" ucap Arya bergumam pada dirinya sendiri.

Arya yang penasaran pun meminta bantuan kepada temannya untuk mencari tahu siapa pemilik dari nomor yang tidak area kenal itu karena kebetulan salah satu teman Arya memiliki kemampuan untuk melacak nomor yang tidak dikenal.

"halo zahru, Apa kau sedang sibuk Aku ingin meminta bantuanmu bisakah kita bertemu di restoran di tempat biasa kita bertemu?" ucap Arya dari telepon kepada teman nya yang bernama Zahru.

"Baiklah Arya tapi aku hanya punya waktu jam 3 sore nanti karena sekarang aku sedang ada meeting di kantor ayahku apakah tidak apa-apa?" tanya Zahru.

"iya zahru tidak apa-apa seharusnya aku yang bertanya apa aku mengganggu jam kerjamu?"

jawab Arya.

"tidak arya kau tidak menggangguku karena aku pulang dari kantor jam 02.00 siang nanti setelah meeting aku langsung menuju restoran jika kau mau tunggulah Aku di situ atau kau mau aku Jemput?" ucap zahru.

Aurora yang sedang berada di kamar Arya mendengar percakapan antara Arya dengan zahru Aurora pun berniat ingin mengikuti Arya ke restoran yang telah dia janjikan bersama zahru.

"semoga saja zahru bisa tahu siapa pemilik dari nomor telepon itu aku penasaran sekali Apa maksudnya mengirimkan gambar Aurora dengan pria lain dan mengapa dia bisa tahu bahwa Aurora sedang berada di hotel" gumam Arya pada dirinya sendiri.

saat waktu menunjukkan pukul 02.30 sore Arya bersiap-siap dan pamit kepada ibunya untuk menuju restoran yang telah dia janjikan untuk bertemu dengan zahru.

"ibu aku akan pergi keluar sebentar menemui zahru apakah ibu tidak apa-apa sendirian di rumah bu?" tanya Arya pada ibunya

"tidak Arya pergilah hati-hati ya nak" kata ibu Arya.

"mau ke mana Arya? tanya ayahnya.

"aku akan keluar sebentar yah menemui zahru apakah ayah perlu sesuatu?" tanya Arya.

"tidak nak tapi kau berangkat dengan apa apakah mau memakai motor ayah atau memakai motor kakakmu?" tanya ayah nya.

"tidak yah Aku ingin naik taksi online saja ya aku berangkat dulu ya yah takut nanti zahru sudah menungguku di sana" ucap Arya pada ayah nya lalu menyalami kedua tangan orang tua nya.

saat taksi online pesanan Arya sudah sampai di depan rumah Arya langsung menuju restoran di mana ia berjanji akan bertemu dengan zahru. Aurora yang penasaran ikut dengan zahru.

"Aku penasaran siapa yang telah menjebakku malam itu sedangkan aku lupa apa yang terjadi sebenarnya?" ucap Aurora pada dirinya sendiri.

Tidak lama setelah perjalanan Zahru sampai di restoran yang ia janjikan bersama Arya mereka datang di waktu yang bersamaan.

"wah kebetulan sekali kenapa kamu naik taksi online kenapa kamu tidak memintaku untuk menjemputmu?" tanya zahru pada Arya.

"tidak aku tidak ingin merepotkanmu zahru" ucap Arya kepada zahru dengan senyumnya.

"hmmm... baiklah ayo kita masuk, Aku penasaran hal apa yang membuatmu mengajakku bertemu?" ucap zahru kepada Arya.

saat di dalam restoran Arya memulai percakapannya dengan zahru. Arya menceritakan semua kejadian itu kepada zahru. zahru yang mendengarkan cerita Arya merasa aneh dan meminta nomor yang dimaksud oleh Arya.

"kirimkan padaku nomornya Arya nanti akan aku lacak setelah aku mengetahui siapa pemilik nomor itu aku akan langsung memberitahumu" ucap zahru.

Arya mengirim nomor itu kepada zahru.

"baiklah Arya nanti aku akan melacak siapa pemilik dari nomor ini ayo sekarang kita pesan makanan kau ingin makan apa?" tanya zahru.

"samakan saja dengan punyamu zahru karena aku tahu selera kita berdua sama" ucap Arya.

setelah mendengar jawaban dari Arya zahru memanggil pelayan restoran dan memesan makanan yang zahru inginkan

setelah menunggu beberapa saat makanan yang mereka pesan pun datang Arya dan zahru makan sambil berbincang mereka hanya berbincang tentang pekerjaan.

"Arya aku ikut turut berbelasungkawa atas kepergian Aurora aku tahu kau sangat terpukul atas kepergiannya tapi kau tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan karena aku tahu pasti Aurora juga sedih jika melihat keadaanmu begini" ucap zahru.

"Aku sedang mencobanya, aku sedang mencoba bangkit dari keterpurukanku tapi penyesalan itu selalu menghantuiku Aurora meninggal karena keegoisanku aku lebih mementingkan emosiku dari pada keselamatan kami seharusnya aku bertanya dahulu apa yang terjadi pada Aurora tapi aku malah memarahinya dan mengatainya murahan." ucap Arya hilang nafsu makan tapi tetap memaksa menghabiskan makanan nya karena selalu ingat pesan Aurora.

"Tidak arya kau hanya dikendalikan oleh emosi itu semua bukan salahmu Aurora pergi karena sudah menjadi takdirnya" ucap zahru.

Aurora yang mendengar percakapan mereka pun hanya tersenyum lalu pergi menghilang entah ke mana.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!