NovelToon NovelToon

Hidup Kembali

Hariku

prraank

Itu adalah suara cangkir kopi kedua yang dipecahkan oleh Pak Arya Wijaya selaku Direktur di Wijaya Grup, hampir setiap hari Pak Direktur marah-marah kepada sekertarisnya Adelia hanya karena sebuah kopi yang tidak sesuai dengan seleranya.

"Yang ini terlalu manis, saya gak ngerti sama kamu tadi terlalu pahit sekarang terlalu manis kamu mau buat saya kena diabetes hah buat kopi aja gak becus". bentaknya

" maaf pak akan saya buat yang baru sesuai selera bapak". sambil memunguti pecahan gelas.

Adelia bergegas membuat kopi yang baru dengan takaran gula yang dirasa cukup. Padahal ia selalu mengingat takaran gula yang diberikan ke kopi bosnya itu tapi entah mengapa pak direktus selalu merasa kalau rasa kopinya berbeda "mungkin pak bos lagi PMS" gumamnya dalam hati sambil menyeduh kopi.

Padahal membuat kopi adalah pekerjaan bagi OB dikantor tapi entah mengapa bosnya hanya mau meminum kopi buatannya dan melarang orang lain termasuk OB untuk membuatkannya kopi yang kadang ia harus menerima amarah karena rasa yang tak sesuai.

Andaikan mencari pekerjaan mudah dan masalah ekonomi tidak menjadi prioritasnya apalagi hutanya dikantor sudah tak terhitung jumlahnya karena setiap bulan ia harus menyetorkan gajinya untuk sang kakak agar ayahnya bisa cuci dara tiap bulannya di kota lain.

Ia memang merantau mengadu nasib di kota yang berbeda dengan kampung halamannya berharap kondisinya bisa lebih baik, bahkan hampir satu tahun ia sudah tidak pernah pulang karena bekerja terlalu keras dan juga kakaknya menyuruhnya agar tidak perlu pulang dan mengumpulkan uang yang banyak saja, padahal ia sudah sangat rindu dengan rumah, kakak dan ayahnya.

Tapi ia harus kuat karena ia nyakin suatu hati ia akan bernasib baik dan menjalani hidupnya yang bahagia dengan kekasihnya. Bahkan kekasihnya sudah sudah membeli rumah untuk mereka berdua kelak walaupun masih mencicil, tapi Adelia yang mendengarnya sangat senang. Setelah ia selesai menyeduh kopi untuk bosnya segera ia antarkan namun ia berdoa dulu semoga kopi yang ia buat sesuai selera dan gelasnya tidak dibanting lagi.

Bergetar semua bulu kuduk Adelia tatkala Pak Arya mencicipi kopi yang ia buat, berharap jika ia tak melakukan kesalahan, dan setelah pak Arya meneguk kopi itu.

"oke kamu bisa melanjutkan kerja kamu". sambil menaruh cangkir di atas meja.

Rasa lega menjalar keseluruh tubuh Adelia tak lupa ia memgucapkan syukur karena gelasnya tidak dibanting lagi. Senyum terbir di bibir Adelia tak kala kopinya sesuai dengan selera direktur padahal komposisi kopi yang ia seduh sama dengan kopi yang ia sajikan pertama " pak bos memang ajaib" gumamnya.

"kamu sudah menyelesaikan laporan yang saya minta kerjakan kemarin ?" tanyanya.

Baru beberapa langkah Adelia bergerak hendak meninggalkan ruangan namun suara sang direktur sudah terdengar lagi membuat Adelia berbalik dan menjawab pertanyaan.

"Belum selesai pak bukannya Bapak mintanya lusa ya". jawabnya

" saya maunya hari ini selesai kalau perlu kamu lembur gak usah pulang sekalian kalau belum selesai, sekarang cepat kerjakan". Bentaknya

" I iya pak saya kerjakan secepatnya". jawabnya yang langsung pergi meninggalkan ruangan itu. Ia duduk di mejanya yang memang terletak di depan ruangan direktur mempermudah jika sibos menyuruh untuk melakukan pekerjaan. Adelia sudah bekerja disana selama tiga tahun, perasaan jenuh sudah menggelayuti andaikan ia bisa memilih hidup pasti ia ingin menjadi orang kaya tanpa perlu susah payah bekerja siang malam ataupun menghemat uang makan.

Gajinya setiap bulan harus ia setorkan untuk sang kakak belum lagi gajinya yang dipotong untuk melunasi hutangnya dan sisanya barulah ia gunakan untuk membayar uang sewa rumah dah kebutuhan sehari-hari.

Ia bekerja dengan giat sampai tak terasa jam istirahat sudah tiba, namun saat dilihat hanya tinggal sisa beberapa uang didompetnya ia mengurungkan niatnya untuk ke kantin bahkan ajakan dari temannya untuk kekantin bersama ia tolak. Dering telfon dari mejanya membuyarkan konsentrasinya dan saat di angkat ternyata pak arya menyuruhnya membeli sate kambing yang ada dikantin.

Segera ia membelikan sate untuk pak Arya. Sate yang sedang dibakar tercium aromanya dan tanpa sadar mebuat cacing yang ada di perut Adelia berbunyi. Ingin sekali ia menyantap sate tersebut pasti bagitu enak fikirnya. Aselia sudah ada di depan pintu ruang direktur dan saat masuk terlihat direktur sedang sibuk dengan tumpukan file yang menggunung.

"permisi pak ini sate pesanan bapak". katanya saat menaru sate di meja sofa karena meja kerjanya penuh dengan berkas.

"Em ya kamu sudah makan ? kalau belum bungkus sate yang satunya lagi untuk kamu tapi makan disini temani saya". ucapnya tanpa melihat Adelia dan masih sibuk mengetik.

" Be belum pak tapi saya makan dikantin saja".

"Ini perintah dan kamu jangan membantah". ucapnya saat melihat Adelia

" I iya pak saya akan menyipkan piring". jawabnya.

Sebenarnya ini adalah perintah yang menyenangkan dapat makan sete gratis tapi mengingat jika makannya dengan bos killer pasti akan membuatnya tidak nyaman saat makan bahkan makanan yang dikunyah tidak akan tertelan dengan mudah.

Setelah menyiapkan piring mereka berdua makan, dan Adelia terlihat lahap sekali menyantap makanannya an tanpa disadari bibir pak Arya sedikit melengkung membentuk senyuman. Selesai makan mereka kembali bekerja, dan Adelia mengerjakan laporannya hingga larut bahkan tanpa ia sadari seluruh kantor sudah pada pulang.

"permisi pak ini laporan yang anda minta saya kerjakan".

" Ya taruh disana saja, ini sudah larut kamu pulang naik apa ?". tanyanya saat melihat laporan yang Adelia kerjakan.

"Saya pulang naik bus pak". ucapnya

" Bus jam segini jarang lewat, ikut saya saja saya antar kamu".

"Gak papa Pak saya naik bus sa_"

"ini perintah lagian jam segini banyak preman berkliaran kamu mau kenapa napa ?! bereskan barang kamu dan tunggu saya dilobi". ucapnya dengan nada tegas.

" baik pak, saya permisi dulu".

Adelia segera membereskan baranya dan segera ke lobi menunggu pak Arya. Tidak sampai menunggu lama pak Arya sudah ada didepannya dan segera ia masuk mobil dan mobil melaju dengan kecepatan sedang. Mereka berdua diam hanya sesekali pak Arya menanyakan jalan arah rumah Adelia.

Sesampainya Adelia dirumah ia sangat lelah dan juga lapar, segera setelah ia mandi membuka bungkus mie instan untuk dimasaknya karena hanya itu yang mampu ia makan karena tidak ada yang lain.

Kring Ring

Baru saja Adelia ingin menyupkan mie kemulutnya namun bunyi telfon sudah mendahului dan saat diangkat ternyata kakanya.

"Hallo Kak ada ap_"

"Halo del Ayah masuk rumah sakit".

" APA ?!"

Keputusan

"Hallo del ayah masuk rumah sakit" ~ Alena

" APA kok bisa sih kak yaudah aku akan kesana se_" ~ Adelia

"Gak usah kamu transfer aja uangnya, kata dokter Ayah harus cuci darah lagi" ~ Alena

" tapi aku gak punya uang kak, gimana ini" ~ Adelia

"gak tau del kakak juga udah gak punya uang lagi, pokoknya kamu harus transfer secepatnya yah takut ayah tambah parah"~ Alena

Setelah mendapatkan telfon dari sang kakak, Adelia menangis dan bingung apa yang harus dilakukan karena ia tidak punya uang untuk biaya ayahnya pengobatan apalagi cuci darah. Ia sudah terlalu serung meminjam kantor dan bahkan jumlahnya sudah sangat banyak apalagi hutang uang dengan jumlah banyak kepada teman-temannya tentu saja akan sangat sulit mendapatkan hasil yang cukup.

Keesokan harinya dikantor ia sudah membuang jauh rasa malunya dan menjoba meminjam kantor siapa tau ia mabis bisa mendapatkan uang, namun bukan cuma uang yang tidak ia dapat melainkan cacian karena hutangnya yang sudah banyak. Ia juga mencoba meminjam uang dari teman-temannya, dan banyak alasan dari mereka seperti punya kebutuhan sendiri, uangnya tidak cukup dan lain-lain yang pasti ia tidak berhasil mendapatkan pinjaman

Adelia mencoba menghubungi nomor pacarnya dan ia berdoa semoga pacarnya mempunyai uang agar ia bisa pinjam. Berkali-kali di telfon namun belum juga diangkat entah mengapa pacarnya seperti sulit dihubungi akhir-akhir ini.

"Hallo ada apa aku lagi kerja ni del" ~ Riki

"hallo sayang gini ayah masuk rumah sakit lagi bisa nggak kamu pinjamin aku uang 10 juta untuk cuci darah ayah, pasti secepatnya aku ganti". ~ Adelia

"kamu kan tau sendiri gaji aku tiap bulan udah habis buat nyicil tagihan rumah, belum lagi keperluan yang lain, udah kamu pinjem yang lain aja, aku lagi sibuk ni jangan ganggu dulu" ~ Riki

"tapi sayang hallo hallo_" ~ Adelia

Riki lebih dulu memutuskan telfon sebelum Adelia meneruskan ucapannya. Adelia sudah frustasi untuk mendapatkan biaya pengobatan ayahnya mengingat hanya ayah dan kakaknya yang ia punya karena ibunya sudah meninggal saat usianya masih 7 tahun. Sehingga hanya ayahnya orang tua yang ia punya.

Saat bekerja Adelia sama sekali tidak fokus karena memikirkan kondisi sang ayah yang ada di rumah sakit. Sedangkan ia malah berada jauh dari sang ayah. Tugas dan laporang yang harus ia kerjakan juga berantakan membuatnya dicaci habis oleh sang direktur apalagi kopi yang ia buat sekali lagi dibanting dan itu membuat fikirannya makin kacau.

Bahkan aaat sang direktur menanyakannya perihal pekerjaan ia malah melamun dan membuat bosnya tambah marah. Sungguh Adelia tidak peduli lagi dengan kemarahan sang direktur asal ia tidak dipecat saja. Fikirannya melayang jauh tentang uang yang ia harus dapatkan dalam waktu singkat, lamunannya terganggu dengan auara telfon yang berdering dan tertulis nama kakak pada layarnya dan segera ia angkat.

"hallo kak gimana kondisi ayah ?" ~ Adelia

"kondisi ayah tambah buruk del kata dokter Ayah harus segera operasi, aku bingung disini del, gimana kamu udah dapet uangnya kata dokter operasinya butuh uang 80 juta". ~ Alena

"kak gimana caranya aku dapet uang sebanyak itu dalam waktu singkat?" ~ Adelia

"aku sendiri gak tau uang aku juga udah habis buat biaya inap ayah, kamu pinjam temen kek atau jual diri pokoknya kalau sampai ayah meninggal itu karena kamu" ~ Alena

"kok kakak tega ngomong aku harus jual diri" ~ Adelia

"yah gimana ni ayah udah darurat banget, pokoknya uangnya harus cepetnya ya". ~ Alena

Fikiran Adelia berkecamuk tega sekali kakaknya menyuruhnya jual diri dan bagaimana ia bisa mendapatkan uang 80 juta dalam waktu singkat, sungguh kepala Adelia sangat pusing dan air matanya sudah berlinangan sedari tadi namun ia menutup mulutnya agar tidak ada yang sadar jika ia sedang menangis.

Suara telephon dimeja berdering dan saat diangkat ternyata dari sang dieektur yang menyuruhnya masuk karena laporan yang diberikannya salah. Terlintas dikepala Adelia ia ingin meminjam uang kepada bossnya itu dan semoga kali ini ia berhasil.

"ya pak ada apa ?". Tanyanya kala sudah berdiri di depan atasannya.

" ini revisi kembali laporannya banyak yang salah". Pak Arya memberikan laporan yang Adelia kerjakan dan gadis itu terima namun ia belum keluar dari ruangan atasannya karena hendak mengatakan sesuatu namun ragu.

" i iya pa". namun tidak juga beranjak dari ruangan, tangan Adelia keringat dingin bahkan lidahnya terasa kelu padahal ia hendak mengatakan sesuatu tapi rasanya sangat berat mengatakannya.

" ada apa lagi kenapa tidak keluar ?" tanyanya heran.

"Em itu pak bolehkah saya meminjam uang ?". Tanyanya takut.

"kalau mau meminjam uang ya di bank atau dibagian pinjaman karyawan sana kenapa malah tanya saya". ucapnya sambil mengetik di laptop.

"saya sudah kebagian pinjaman karyawan pak tapi tidak berhasil jadi saya mohon pinjami saya uang 80 juta pak". sambil merem*s jarinya

Pak Arya :" apa 80 juta, itu kamu mau meminjam atau memeras orang". saat melihat Adelia.

Adelia :"Saya mohon pak tolong pinjami saya uang pasti akan swgera saya kembalikan saya mohon saya akan melakukan apapun".

Pak Arya :"apapun termasuk tidur dengan saya". jawabnya dengan sedikit tertawa mengejek

Seketika Adelia langsung terdiam mendengar jawaban dari paka Arya, apakah ia harus mengiyakan atau tidak, namun jika tidak ia tidak bisa mendapatkan uang, tapi jika ia mengiyakan ia akan kehilangan keprawanannya dan menghianati cinta Riki kekasih yang sangat ia cintai, awmua fikiran menjadi satu dalam otak Adelia dan membuatnya putus asa.

Pak Arya :"sudah daripada kamu bicara tambah ngelantur mending kamu aegera ke__".

Adelia :"saya bersedia saya bersedia tidur dengan bapak".

Pak Arya :" kamu jangan ngomong sembarangan".

Adelia. :" tolong pak tolong tidurlah dengan saya saya sangat membutuhkan uang itu". sambil berlutut dan berlinang air mata.

Pak Arya :"kau yakin ?".

Adelia. :"Iya ". sambil mengangguk dan dan berlinang air mata.

Pak Arya :" Baiklah saat pulang kau tunggu aku di lobi".

Setelah membuat keputusan itu Adelia keluar dari ruangan tubuhnya terasa lemas semua seperti tidak bertulang, berulang kali ia mengucapkan kata maaf untuk Riki kekasihnya karena ia sudah tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan nyawa sang Ayah agar ia bisa sembuh kembali.

Pasrah

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, semua karyawan kantor sudah pulang kecuali yang memang masih lembur dan Adelia sudah menunggu pak Arya di lobi, fikiran Adelia sunghuh kacau rasanya ia inhin segera lari dan memeluk Riki kekasihnya, hatinya menjerit dalam diam membuat air matanya sudah berlinang sedari tadi.

Bekali-kali ia mengusap kepala dan juga air matanya karena ia malam ini akan segera tidur dengan orang yang menyumbang penderitaan baginya juga memghianati cinta Riki serta akan kehilangan keprawanannya.

Tiit tiit

Suara klakson mobil memanggilnya membuatnya beranjak dari tempat duduk dan langsung masuk ke mobil yang memperlihatkan Pak Arya dibelakang setir. Sepanjang perjalanan dilalui tanpa adanya percakapan membuat keheningan diantara mereka, sesekali pak Arya melirik Adelia yang melihat ke arah jendela sedari ia masuk bahkan kemana tujuan saja tidak ia tanyakan karena ia melamun tentang apa yang akan dilewati malam ini.

Dalam hati Pak Arya berdecak kesal dalam hati karena seharusnya malam ini akan menjadi malam yang panjang yang akan ia lewati bersama sekertarisnya namun, yang Adelia perlihatkan adalah mata sembab habis menangis dan tatapan mata kosong dengan fikiran melayang entah kemana.

Mobil berhenti diparkiran di gedung apartemen, Pak Arya turun dan diikuti oleh Adelia dibelakanhnya tanpa banyak bertanya, ia sudah tau jika tempat yang akan dituju adalah tempatnya untuk menghabiskan malam agar bisa mendapatkan uang.

Mereka sudah ada disebuah apartemen mewah, begitu masuk makan akan dihadapkan dengan berbagai furniture yang tentunya bernilai fantastis juga design ruangan yang nampak kontras dengan warna abu-abu dan navy menonjolkan warna maskulin yang akan membuat takjub.

Namun berbeda yang ada di kesan Adelia karena tempat seindah apapun ia tetap serasa mandi di kubangan lumpur begitu nanti sudah bersatu dengan atasannya. Pak Arya masuk ke dalam salah satu kamar dengan diikuti Adelia yang di rasa Adelia adalah kamar Pak Arya karena terpampang satu foto besar dengan Pak Arya yang terlihat mengenakan baju toga mungkin itu adalah foto pak Arya ketika lulus kuliah. Langkah Pak Arya terhenti dan ia membalikkan tubuhnya mengambil godybag yang sudah pesan kepada pelayan apartemennya saat masih bekerja tadi pagi membuat Adelia mwnghentikan langkahnya dan melihat pergerakan atasannya.

" Mandilah dulu dan pakailah ini, jangan lupa untuk berdandan secantik mungkin dan jangan pasang muka sedihmu itu didepanku jika kau tak ingin kehilangan uang". sambil memberikan godybag.

Setelah Adelia menerima godybag itu Pak Arya melangkah menuju ke ruangan lain yang diyakini adalah salah satu kamar di apartemen tersebut. Tanpa fikir panjang Adelia melangkah masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air, tapi lagi-lagi air mata berlinang memperlihatkan bayangan tentang ayahnya yang gerbaring di rumah sakit juga riki kekasihnya.

Ia membuka pintu kamar mandi dengan handuk yang masih terlilit di tubuhnya dan rambut basah yang masih meneteskan beberapa air, walaupun ia tak mau melakukan itu tapi tiada yang bisa ia lakukan lagi juga sudah tidak bisa mundur. Adelia membuka isi godybag dan matanya melotot sempurnya ketika sebuah baju tidur tipis berwarna hitam yang ia pegang.

Adelia mengenakan baju tersebut dengan sangat terpaksa, Menyisir rambut basahnya dan memoles wajahnya dengan makeup yang memang selalu ia bawa ketika bekerja.

Jika biasanya ia akan memoleskan lipstik warna merah dengan tipis berbeda ia kini memoleskannya dengan cukup tebal membuat bibirnya nampak bervolume yang menambah kesan bold dan terlihat sempurna seperti seorang wanita rendahan itulah yang ia lihat ketika ia bercermin pada meja rias.

Pintu kamar terbuka memperlihatkan Pak Arya yang sudah selesai mandi dengan handuk kimono dibadannya. Dam membuat Adelia berdiri ketika pintu dibuka. Pak Arya melihat Adelia dari ujung kepala hingga kaki da menyunggingkan senyum ketika melihat Adelia. nampak cantik dengan baju tidur yang dipesannya dan tubuh Adelia yang langsung terekspos membuat Pak Arya menelan ludah dibuatnya.

Dengan segera Pak Arya melangkahkan kaki dan mencium bibir Adelia, namun dirasa Adelia tak membalas membuat Pak Arya menghentikan aktifitasnya.

" apa ini ? jika kau tak membalas dan bersikap aktif lebih baik kau keluar dan lupakan tentang uangmu".

Kata-kata Pak Arya begitu menusuk Adelia, dalam hati bagaimana cara ia aktif sedangkan ia terpaksa melakukan ini dengan orang yang tidak ia cintai tapi bagaimanapun sekarang yang harus Adelia fikirkan adalah ia bisa keluar secepatnya dari tempat itu dengan membawa uang.

Segera ia membayangkan wajah Riki agar ia bisa sepenuh hati melakukannya namun Pak Arya tetap Pak Arya dan bukan Riki, walau begitu ia harus bersikap profesional. Lalu Adelia melingkarkan tangannya le leher pak Arya dan berjinjit untuk mengimbangi tinggi bosnya itu, dan melakukan hal yang sama dengan yang pak Arya tadi lakukan kepadanya.

Pak Arya yang mendapat perlakuan tersebut tentu sedikit terkejut tapi tak lama ia langsung merespon dan membalas gerakan Adelia.

.

.

.

.

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!