NovelToon NovelToon

Permaisuri Dewa Kematian

1. MALAM TRAGIS

Terdengar deru mobil memasuki halaman rumah besar itu.Alex sang pemilik rumah melihat ke arah halaman dari kaca kamarnya dilantai dua.

Seorang pria keluar dari mobil."Kakak?Kenapa dia bebas?" Alex heran dengan kedatangan kakak angkatnya itu.

Tubuhnya menegang,jantungnya berdegup kencang.Meilin,sang istri yang melihat perubahan tiba2 sang suami segera mendekati dan memeluknya dari samping.

"Kenapa sayang?kenapa tegang begitu?" namun yang ditanya tak memberikan respon.Karena penasaran dia mengikuti arah pandang sang suami.

Wajahnya memucat kala melihat pria yang baru keluar dari mobil itu.

"Kenapa dia disini?" wanita berdarah dan berwajah khas asia itu kembali bertanya pada sang suami,namun pria disampingnya itu hanya diam mematung.

Bagaimana mungkin orang yang sudah membunuh kedua orangtuanya itu ada disini,bukankah seharusnya dia dipenjara?

Apakah dia melarikan diri?berbagai pertanyaan bermunculan dibenak Alex.Tiba-tiba dia merasakan firasat buruk.

***

Albert adalah kakak angkat Alex.Dia dibesarkan oleh orangtua Alex sejak berusia dua bulan setelah orangtuanya yang berteman baik dengan ayah alex,meninggal dalam kecelakaan.

Mereka besar dan tumbuh bersama tanpa perlakuan berbeda dari orang tua Alex.

Namun seiring waktu dan bertambahnya usia,perilaku Alex dan Albert banyak yang bertolak belakang.

Alex yang rajin dan pekerja keras,berbanding terbalik dengan Albert yang pemalas dan suka berfoya-foya.

Setelah menyelesaikan pendidikan di universitas,Alex fokus membantu mengembangkan perusahaan ayahnya Xander Corp.

Bahkan dia mulai menanam saham dibeberapa perusahaan rekan bisnisnya,sedangkan Albert hanya tahu berfoya-foya dan menghabiskan harta orangtuanya.

Suatu malam,Alex ingin menemui ayahnya di ruang baca.Saat akan membuka pintu,dia mendengar pertengkaran hebat dari dalam ruang baca sang ayah.

Ayah Alex marah besar setelah tahu Albert menjual beberapa aset berharga tanpa sepengetahuannya,dan uangnya habis untuk pesta dan foya-foya dengan beberapa wanita.

Tak lama terdengar suara tembakan dari dalam ruangan disertai jeritan seorang wanita.Alex bergegas masuk.

Saat tiba didalam dia tercengang melihat sang ibu tengah bersimpuh menangisi ayahnya yang tergeletak dilantai dengan tubuh bersimbah darah.

Tak jauh dari mereka,Albert berdiri sambil memegang pistol yang baru saja digunakan menembak sang ayah.

Alex terpaku,dia tidak menyangka kakak yang sangat dia hormati dan sayangi tega menembak sang ayah.

"Kakak,kenapa kau tega melakukan ini?" Alex tak habis fikir dengan kakaknya itu.Albert hanya tertawa tanpa rasa bersalah atau menyesal dengan apa yang telah dia lakukan.

"Dia tidak mau memberikan perusahaannya padaku,jadi,aku rasa itu yang terbaik untuknya." Alex sangat geram pada Albert,namun dia masih berfikir jernih.

"Paman Marco,cepat siapkan mobil,kita ke rumah sakit!" Alex berteriak pada kepala pelayan seraya menghampiri tubuh sang ayah,dia berjongkok dan merangkul tubuh sang ayah dengan kedua tangannya.

Saat Alex bangkit sambil menggendong tubuh sang ayah,dia mendengar suara tembakan dari belakang tubuhnya serta jeritan sang ibu.

Albert hendak menembak Alex namun dilihat oleh sang ibu kemudian ibunya memblokir peluru yang diarahkan pada Alex,suara tembakan beruntun berikutnya membuat Alex tersungkur ke lantai.

Saat membuka matanya,Alex melihat langit-langit berwarna putih diatas kepalanya.Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

Dia sedang berbaring ditempat tidur dan ada paman Marco yang sedang berdiri disamping tempat tidurnya.

"Syukurlah anda akhirnya sadar tuan muda" paman Marco menghela nafas lega disertai senyuman.

"Bagaimana keadaan ayah dan ibu,paman?" Alex segera menanyakan keadaan orangtuanya,namun orang yang dia tanya hanya diam dan menunduk.

"Paman,bagaimana keadaan ayah dan ibu?Dimana mereka?" Alex mengulangi pertanyannya dengan suara yang aga tinggi.

"Tuan dan nyonya tidak bisa diselamatkan,tuan muda." akhirnya paman Marco menjawab dengan suara bergetar dan air mata yang mengalir di wajahnya.

Paman Marco sudah bekerja dirumah orang tua Alex sejak Alex kecil,tentu saja dia sangat terpukul dengan kematian tuan dan nyonya nya itu.

"Lalu bedebah itu?" "Dia sudah dipenjara,tuan muda.Seharusnya untuk seumur hidupnya atau mungkin hukuman mati" jawab paman Marco

****

Peristiwa itu terjadi 8 tahun yang lalu,saat Alex belum menikah dengan Meilin.Meskipun telah bertahun tahun berlalu,namun selalu membuat dada Alex sesak kala mengingatnya.

Dan Meilin,meskipun dia tidak tahu saat itu terjadi,namun mendengar dari cerita Alex dan paman Marco,dan untuk rupa Albert dia tahu dari foto keluarga yang masih tersimpan dirumah Alex.

Sekarang bedebah itu muncul dirumahnya,entah mengapa dia merasakan firasat buruk."Chen!" Alex berteriak memanggil seseorang.

Chen adalah orang yang ditugaskan untuk selalu menjaga dan mengawal Meilin serta keluarganya, atas perintah ayahnya Meilin yang berasal dari negara C di wilayah Asia timur.

"Ia tuan." "Bawa nyonya dan nona muda ke tempat aman! Aku merasa hal buruk akan terjadi." Alex tidak ingin kejadian 8 tahun lalu terulang lagi.

Setelah melihat Chen membawa istrinya,Alex menuruni tangga menemui Albert dilantai bawah.

"Bagaimana kau bisa datang kesini?Apa kau melarikan diri?" Alex tak ingin berbasa basi dengan Albert.

"Hahaha.Beginikah caramu menyambut kedatangan kakakmu yang telah lama tak bertemu,Alex?Kau bahkan tidak pernah menjengukku dipenjara."

Tanpa tahu malu Albert mendudukkan dirinya disofa. "Oh ya,dimana adik ipar dan keponakanku?kau tidak ingin mengenalkan mereka padaku?"

Alex tertegun mendengar ucapan Albert."Hahaha.Kau kaget aku mengetahui tentang keluarga kecilmu?Alex,Alex,meskipun aku dipenjara,bukan berarti aku tidak tahu apa-apa."

Albert menyeringai,dia begitu menikmati kecemasan yang terlihat diwajah Alex.

Deg deg deg deg.Jantung Alex berdegup kencang.Perasaannya semakin tak menentu saat beberapa orang memasuki ruangan itu.Ini bukan hal baik

"Apa yang kau inginkan Albert?" "Tentu saja menyelesaikan urusan yang belum selesai.Aku tak menyangka kau bisa selamat dari kematian pada malam itu.Jadi,aku akan menyelesaikannya sekarang." Albert berkata dengan santai.

"Kenapa kau melakukan itu?" "Karena tua bangka itu sudah mengubah seluruh aset dan perusahaan atas namamu,sedangkan aku hanya diberi satu perusahaan kecil.Ini tak adil Alex"

"Hanya karena itu kau membunuh ayah dan ibu?kau sudah dibutakan oleh harta Albert.Bahkan keluarga pun tak ada artinya bagimu.Bedebah!"

Alex menerjang ke arah Albert.Terjadi baku hantam antara Alex dan Albert,namun orang-orang Albert langsung menangkap Alex dan memukulinya.

"Cari istri dan anaknya,bawa mereka kesini!" Albert memerintahkan sebagian anak buahnya "No.Albert,jangan ganggu mereka,mereka tak tahu apa-apa."

Alex mengamuk dan baku hantam dengan orang-orang Albert yang tadi memeganginya.

Dor.Seketika Alex tersungkur, darah keluar dari luka tembak dipunggungnya.

Sementara dilantai atas,Chen sedang berusaha menahan Meilin dan putrinya agar tidak berlari ke lantai bawah ketika mendengar suara tembakan.

Insting seorang istri memang hebat,entah mengapa Meilin sangat yakin kalau tembakan itu diarahkan pada suaminya,Alex.

Karena terus dihalangi,Meilin yang kesal menendang kaki Chen dengan sekuat tenaga.

Ketika Chen lengah karena kakinya kesakitan,Meilin berlari ke lantai bawah sambil membawa pistol.

Dia bahkan menarik katana yang tersimpan rapi di lemari yang tampak seperti lemari pakaian

Meilin bukanlah wanita biasa.Keluarganya di negara C di Asia adalah pemilik perusahaan raksasa yang juga berkecimpung didunia bawah.

Penggunaan senjata api dan senjata tajam sudah menjadi keahliannya sejak remaja.Dia bahkan menguasai ilmu beladiri.

Itu adalah hasil pelatihan keras dari sang ayah dan beberapa pelatih kepercayaan ayahnya.

Suara tembakan dilantai bawah saling bersahutan memekakan telinga.

Chen terus berlari sambil menggendong nona muda nya,Shuwan Alexander,putri sematawayang Alex dan Meilin.

"Uncle Chen,aku tidak mau pergi tanpa mommy dan daddy." gadis kecil itu terus meronta digendongan Chen. "Mana mommy dan daddy ?"

Chen benar-benar dilema.Alex menyuruhnya membawa Meilin dan Shuwan pergi,tapi putrinya terus saja memberontak tidak mau pergi

"Baiklah,uncle akan menjemput mommy dan daddy mu,tapi kamu harus menuruti perintah uncle,setuju?" gadis itu kecil itu mengangguk.

"Bagus." Chen terus berlari melewati jalan rahasia agar cepat sampai ke halipad yang ada di rooftop

Sesampainya di halipad,Chen langsung membawa Shuwan masuk ke helikopter,

"Tunggu disini dan jangan keluar,jangan sentuh apapun! Mengerti?" "Yess uncle." "Ingat,jangan menyentuh apapun!" Chen mewanti-wanti gadis kecil itu.

"Uncle akan menjemput mommy dan daddy" Chen meninggalkan gadis keci itu lalu berlari secepat kilat ke tempat Alex berada.

Dalam hatinya terus saja berdoa,semoga saja tidak ada yang mencari mereka hingga ke rooftop.

2. MALAM TRAGIS 2

Chen terus berlari ke lantai bawah agar bisa menyelamatkan Meilin.

Saat tiba dilantai dua, dia berpapasan dengan orang-orangnya Albert yang sedang mencari Shuwan.Entah sejak kapan mereka tiba dilantai atas

Chen terus beusaha agar mencapai lantai bawah sambil terus menjatuhkan orang-orang itu.Suara tembakan menggema dilantai atas.

Tubuh-tubuh tak bernyawa bersimbah darah sudah bergelimpangan.Semua itu adalah mahakarya Chen.

Fokus Chen mulai terbagi,menyelamatkan Meilin dan mencegah orang-orang itu melewati lantai 2 agar mereka tak menemukan Shuwan yang berada di halipad di rooftop sana

Chen adalah bodyguard terbaik di keluarga Meilin,karena itulah dia yang ditugaskan untuk menjaga Meilin dan keluarga kecilnya.

Dia bukan hanya handal bertahan dan melindungi,tapi juga mahir dalam menyerang dan melumpuhkan musuh,ahli dalam pertarungan tangan kosong dan penggunaan berbagai macam senjata.

Tapi sehebat apapun dia,menghadapi musuh yang tak ada habisnya tetap saja membuat dia kewalahan.Apalagi fokusnya terbagi pada keselamatan Meilin dan Shuwan.

"Sial.Apa bedebah itu menyewa satu batalion pasukan untuk menyerang rumah ini? Kenapa orang-orang ini terus berdatangan?" Chen merasa geram pada tamu tak diundang itu.

Chen telah sampai ditangga.Saat dia melihat ke bawah,Alex sudah tergeletak dengan tubuh bersimbah darah,entah masih hidup atau tidak.

Keadaan Meilin pun sangat memprihatinkan namun Chen melihat wanita itu masih bernafas.

Chen segera menggendong Meilin dipunggungnya."Pegangan atau peluk aku agar anda tidak jatuh!".

Saat hendak melangkah,tendangan seseorang hampir saja menumbangkannya bila dia terlambat menghindar.

Selain menyerang dan menghindar,Chen juga harus segera melarikan diri dari tempat itu. "Kenapa kau kesini Chen?dimana Shuwan?" dengan suara yang lemah,Meilin bertanya pada Chen.

"Nona muda menunggu di helikopter nona,dia bersikeras tak mau pergi tanpa anda dan tuan.Aku harus membawa anda"

"Bunuh pria asia itu dan temukan anaknya Alex !!" tiba-tiba Albert bersuara kencang.Albert telah kehilangan setengah lengan kanannya akibat tebasan katana Meilin saat dia hendak menyentuh dan melecehkan Meilin.

Tapi dia belum tumbang dan masih bisa memberikan perintah pada orang-orangnya.

Rupanya selama dipenjara,Albert menghimpun kekuatan dan mengendalikan orang-orangnya untuk menghancurkan Alex dan mengambil semua miliknya.

Sungguh rencana yang sangat apik.Keserakahan telah membutakan mata dan hatinya.

"Tinggalkan aku disini Chen,cepat selamatkan Shuwan!Bawa dia ke tempat ayah.Disana tempat yang paling aman untuk Shuwan."

Namun Chen tidak menggubris ucapan nona nya,dia terus berlari sambil menggendong Meilin.

Untung tuan Alex membuat jalur pelarian rahasia dirumah besarnya yang bisa digunakan disaat keadaan terdesak,jadi Chen bisa bernafas lega saat menuju halipad karena tidak bertemu musuh.

Darah mengalir dari luka-luka ditubuh Chen juga Meilin.Luka tembak dilengan dan pundaknya,serta luka akibat sabetan senjata tajam tidak dia hiraukan.

Tujuannya hanya satu,helikopter dan segera pergi dari rumah itu secepatnya sebelum orang-orang bedebah itu menemukan mereka.

Dor.dor. Suara tembakan terdengar dari arah belakang tubuhnya.Dia tidak sempat menghindar dan bisa dipastikan tembakan itu mengenai tubuh nonanya yang dia gendong dipunggung.

"Sial.Kenapa mereka sampai kesini?apakah bedebah itu tahu jalur ini juga?" Chen terus menembak dan menghindari tembakan lawan sambil terus berlari menuju halipad.

Dia takut jika terlambat datang,nona mudanya itu akan kembali kedalam rumah dan ditemukan oleh para penjahat itu.

Chen terus berlari.Luka-lukanya yang perih dan berdenyut serta terus mengeluarkan darah tidak dia hiraukan,yang ada dipikirannya saat ini adalah menyelamatkan diri secepat mungkin

Chen tiba di halipad dengan nafas tersengal.Dia melihat pintu helikopter terbuka dan Shuwan sedang duduk didalamnya.

Dia segera memasukkan Meilin dan mendudukannya dibangku penumpang.

Memakaikannya sabuk pengaman lalu segera menyalakan mesin.

"Mommy.Uncle Chen,dimana daddy?" gadis kecil itu memeluk ibunya yang sudah tak sadarkan diri dengan kondisi yang sangat mengenaskan. Banyak lebam dan luka di wajah serta tubuhnya.

"Nona muda cepat pakai sabuk pengaman!kita harus pergi secepatnya dari sini sebelum mereka tiba dan menangkap kalian"

Mesin helikopter sudah menderu dan mulai lepas landas.Tiba-tiba suara tembakan bertubi tubi memekakan telinga.Mereka tiba di helipad

"Hhhhhh.Syukurlah kita tidak terlambat terbang,kalau tidak." Chen menarik nafas lega.

Akhirnya mereka lepas dari cengkraman bedebah gila itu.

Meski ada satu hal lagi yang membuat dia cemas,apakah Meilin bisa selamat dari cengkraman maut?

Chen melirik sekilas ke bangku Meilin dan Shuwan.Gadis kecil itu terus saja menangis karena ibunya tak sadarkan diri sejak tadi

"Uncle Chen kita harus ke rumah sakit,mommy." "No sayang.Rumah sakit berbahaya untuk kita.Mereka mungkin masih mencari kita."

"Lalu kita mau kemana uncle?" gadis kecil itu terlihat penasaran.

"Kita akan kerumah grandpa,disana aman untuk kita dan grandpa pasti menolong mommy.Oke." gadis kecil itu mengangguk

Ya,dia harus segera sampai di negara C tempat ayahnya Meilin berada.Semoga saja bedebah Albert itu tidak mengetahui tentang keluarga Meilin dan mengejar mereka sampai ke sana.

Mengingat ayah Meilin bukan orang biasa,dia sangat yakin informasi pribadi tentang keluarganya pasti tidak akan bisa diakses dengan mudah.

Mereka begitu rapat menyimpan informasi tentang putri sematawayang nya itu,Meilin.

Keberadaannya sangat dirahasiakan agar tidak menjadi incaran paru musuh sang ayah,baik didunia bisnis maupun didunia bawah.

Chen tidak membawa helikopter ke tempat tuan besarnya yang berada di pusat kota,tapi membawanya ke tempat yang berada di lereng gunung dan jauh dari keramaian.

Tempat itu seperti rumah singgah,namun bangunan dan seluruh fasilitasnya tak kalah mewah dari tempat tinggalnya yang berada di pusat kota.

Halipad sudah terlihat.Chen mengarahkan helikopter ke halipad.Pandangannya sudah kabur,tapi dia tetap berusaha menjaga kesadarannya.

Entah terbuat dari apa tubuhnya itu.Daya tahan dan kekuatannya diluar nalar.

Bila itu orang lain,dengan luka sebanyak itu dan pertarungan yang tidak sebentar,serta lawan yang jumlahnya sangat banyak,mungkin sudah tewas sejak dirumah Alex.

Entah pelatihan seperti apa yang dijalaninya dulu hingga menghasilkan tubuh yang luar biasa

Helikopter sudah mendarat dan mesin sudah dimatikan.Saat akan membuka pintu Chen sudah tidak bisa bertahan,dia kehilangan kesadarannya.

Melihat tidak ada orang yang keluar dari helikopter itu,beberapa orang yang berjaga segera menghampiri helikopter tersebut.Seorang pria mendekat dan membuka pintunya

"Chen?" pria itu terkejut melihat orang yang berada dibangku pilot sudah tak sadarkan diri, dengan banyak luka dan darah yang telah mengering.

"Cepat bantu aku! Bawa chen ke ICU!Panggil dokter dan hubungi tuan besar!" dia memberi perintah pada orang-orang yang bersamanya tadi.

Saat dia melihat ke bangku belakang,ternyata ada yang lebih mengejutkan."Nona Meilin,nona muda Shuwan" pria itu bergumam.

"Kalian,cepat bawa nona muda masuk,aku akan membawa nona Meilin.Panggil semua dokter.Cepat!" pria itu berlari sambil menggendong Meilin ala bridal style.

Pria itu adalah Leon,sahabat Chen,teman seperjuangannya,teman berlatih dan bertarung melawan musuh,dia juga tangan kiri tuan besar Jun,ayahnya Meilin.

Leon membawa Meilin ke tempat khusus,terlihat seperti ICU dirumah sakit.Dokter-dokter ahli yang dipekerjakan ayahnya telah bersiap memberikan pertolongan pada Meilin.

Diruang sebelahnya para dokter sedang menangani Chen.Shuwan juga dibawa ke ruang perawatan.

Ditempat itu semua yang mereka butuhkan ada.Dokter ahli,peralatan canggih,berbagai macam obat,bahkan herbalpun dibudidayakan dirumah kaca dibelakang bangunan utama tempat tersebut.

3. BERTEMU KAKEK

Seorang pria ddngan rambut putih yang menghiasi kepalanya,yang menandakan bahwa umurnya tak lagi muda memasuki ruangan. Semua orang langsung menunduk hormat seraya menyapa "Tuan besar"

Orang yang dipanggil tuan besar itu segera menghampiri Leon dan bertanya,"Leon,ada apa?" "Mohon maaf tuan besar,saya tidak tahu apa yang terjadi.Tadi ada helikopter mendarat di halipad,tapi setelah beberapa menit tak ada seorangpun yang keluar dari helikopter itu,jadi saya dan teman-teman memeriksanya.Ternyata didalam ada Chen dan nona Meilin yang keadaannya..." Leon tak sanggup melanjutkan ucapannya

"Chen?Meilin?Apa hanya mereka berdua?" tanya pria tua itu. "Ada nona muda juga,tuan besar" jawab Leon cepat. "Dimana mereka sekarang?Lalu dimana menantuku Alex?" "Chen dan nona Meilin sedang ditangani oleh dokter,sedangkan nona muda ada diruang perawatan,tuan." jawab Leon dengan sabar

"Apa cucuku juga terluka?" tanya pria tua itu khawatir."Tidak tuan,tapi sepertinya nona mengalami hal buruk" pak tua Jun terdiam,namun dibenaknya muncul berbagai pertanyaan

"Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka bertiga?apakah Alex melakukan hal buruk?tapi sepertinya itu tidak mungkin.Alex sangat menyayangi istri dan anaknya." gumam pak tua Jun dalam hati.

Tak lama pintu ruang penanganan Meilin terbuka.Dokter segera menghampiri pak tua Jun dan membungkuk hormat."Mohon ampuni kami tuan besar" ucap dokter itu diikuti beberapa dokter lain yang juga keluar dari ruangan itu. "Kami tidak bisa menyelamatkan nona,luka-lukanya sangat..." belum selesai dokter itu menjelaskan,pak tua Jun langsung menerobos masuk ke dalam ruangan.

Dia melihat putrinya yang tak bernyawa tengah terbaring di bad hospital dengan kondisi yang mengenaskan.Di wajah cantiknya terdapat beberapa lebam,bahkaan ditubuhnya banyak lebam,beberapa luka tembak dan luka sayatan senjata tajam.

Jantung tua nya berdenyut nyeri kala melihat kondisi putri sematawayangnya itu.Rahangnya mengeras dengan mata yang menatap tajam,tangannya mengepal dengan kuat "Siapa iblis yang sudah melakukan hal keji ini pada putriku?" gumam pria tua itu.

"Leon!" pria tua berteriak.Yang dipanggil langsung menghampirinya."Cepat cari tahu apa yang terjadi.Retas cctv dikediaman putriku!siapaun pelakunya,dia harus membayar mahal perbuatannya.Bagaimana kondisi Chen?" emosi pria tua itu begitu kompleks.

Kejadian ini benar-benar membuatnya terpukul.Apakah musuh-musuhnya yang melakukan ini?atau Alex?banyak dugaan berseliweran dikepalanya.

Pak tua Jun berjalan ke ruang perawatan.Dia ingin melihat cucu kesayangannya yang hanya semata wayang itu.Saat membuka pintu ruangan,ada suster yang sedang mengganti pakaian gadis kecil itu."Bagaimana keadaan cucuku?" dia menggenggam tangan mungil cucunya

"Tidak ada luka ditubuhnya tuan besar,tapi sepertinya dia syok.Sudah diberi obat penenang,mungkin beberapa jam lagi akan bangun" jawab suster itu sambil membungkuk hormat. "Pergilah!aku yang akan menjaganya" usir pria tua itu.Tanpa menunggu suster itu segera keluar

Pria tua itu duduk dikursi yang terletak disebelah tempat tidur pasien.Dia terus menggenggam erat tangan mungil itu.Dipandanginya wajah cantik sang cucu dengan penuh kasih.

Cucu kecilnya ini.Meskipun ayahnya,Alex berdarah eropa tapi putrinya lebih dominan pada sang ibu.Wajahnya oriental,rambut hitam lurus,kulit seputih giok.Hanya mata coklat Alex yang menurun padanya.Hal itu kerap membuat Alex cemburu pada istrinya.

Cucu kecilnya yang malang.Diusianya yang baru 6 tahun,dia telah kehilangan ibunya.Sedangkan ayahnya hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Tak lama Leon datang menghampirinya,"Tuan besar,bagaimana dengan nona?" pertanyaan Leon membuyarkan lamunan pak tua itu."Tunggu kabar terbaru Chen,bila dikuburkan sekarang takutnya Chen ingin melihat nona nya untuk terakhir kali.Lagipula cucuku belum bangun,tidak mungkin kita menguburkan ibunya tanpa sepengatuan dia.Semayamkan saja diruang duka!" pria tua itu memberi perintah.

"bagaimana keadaan Chen?" lanjut pria tua itu."Belum ada kabar tuan,belum ada dokter yang keluar dari ruang itu.Mungkin mereka masih berusaha" "Bagaimana dengan cctv dirumah Alex,apa sudah bisa diretas?" "Dudah tuan.Anda ingin melihatnya?" tanya Leon

Mendengar perkataan Leon,pria itu langsung bangkit dari kursi yang didudukinya. "Ayo cepat pergi.Panggil suster untuk menjaga cucuku!" Leon langsung pergi memanggil suster,lalu mereka berdua pergi setelah suster memasuki ruang perawatan Shuwan.

Diruang kerjanya,pak tua Jun dan Leon sedang melihat video rekaman cctv dirumah Alex untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Pria tua itu mengepalkan kedua tangannya dengan erat saat menyaksikan kejadian yang menimpa putri dan menantunya."Leon,jangan biarkan bedebah itu hidup tenang.Tapi jangan langsung dibunuh,kematian terlalu murah baginya.Buat dia menderita dan tersiksa hingga cucuku dewasa dan bisa membalaskan kematian orangtuanya.Dia bahkan tidak membiarkan kita menguburkan Alex."

Dari rekaman cctv itu terlihat setelah mereka tidak mendapatkan Meilin dan Shuwan,Albert menyuruh anak buahnya membuat rumah Alex seperti mengalami kebakaran,dan tubuh Alex serta orang-orang yang telah mati dibiarkan terbakar disana

"Aku akan kembali ke kamar cucuku." ucap pria tua itu sambil bangkit dari tempat duduknya.Leon hanya mengangguk lalu keluar dari ruangan itu menyusul tuannya.

Dokter yang menangani Chen sedang menunggu tuan besarnya.Saat melihat orang yang sedang dia tunggu,dokter tersebut segera menghampirinya."Bagaimana keadaan Chen?" terlihat jelas bahwa orang tua itu sangat mengkhawatirkan orang kepercayaannya tersebut.

Chen bukan hanya pengawal sang putri,Chen telah hidup beramanya sejak kecil.Tumbuh dalam pengasuhan dan pelatihannya,dia bahkan tumbuh bersama sang putri,Meilin.Hingga mereka tidak terlihat seperti pengawal dan majikan tapi lebih seperti adik dan kakak.Pak tua Jun juga menyayangi Chen dan Leon seperti anaknya sendiri.

"Chen sudah ditangani tuan.Luka ditubuhnya sangat banyak,dia juga kehilangan banyak darah.Untunglah semua bisa diatasi.Bila pemulihannya cepat,mungkin besok dia akan sadar.Entah bagaimana caranya dia bisa bertahan sampai tiba disini dalam keadaan seperti itu." dokter yang menangani chen merasa heran sekaligus kagum pada kekuatan pria itu.

"Leon,siapkan pemakaman putriku!Untuk pelaksanaannya kita akan menunggu Chen bangun,aku ingin menguburkan Alex disini bersama istrinya,tapi bedebah itu" pak tua Jun menghela nafas berat."Kau bisa selamat dari tangan hukum bedebah,tapi tidak dari tanganku." geram pria tua itu

"Grandpa" suara imut dan usapan lembut dari tangan mungil membangunkan pak tua Jun dari tidurnya.Aih,rupanya dia tertidur saat menunggui cucu kecilnya itu. "Kau sudah bangun sayang?" pria tua itu langsung menciumi cucunya yang sangat menggemaskan itu. "Dimana mommy dan uncle Chen?" dia menghela nafas saat mendapat pertanyaan itu dari sang cucu.Bagaimana cara dia menjelaskannya?

"Uncle Chen mu ada dikamar yang berbeda.Mau melihatnya?ayo grandpa akan menggendongmu.Ataubkau mau sarapan dulu?" gadis itu hanya menggelengkan kepalanya,lalu mengulurkan tangannya meminta digendong.Merekapun melangkah keluar dari kamar,tujuannya adalah kamar Chen dirawat saat ini

Saat membuka pintu kamar,terlihat didalam ada seorang perawat sedang memeriksa Chen.Perawat itu membungkuk hormat saat sang tuan mendekatinya."Apa dia sudah sadar?" "Sudah tuan besar" bukan suster yang menjawab tapi Chen sendiri. Oh dia sudah sadar.Pria tua itu bernafas lega.Setidaknya dia tidak kehilangan Chen juga.

Tiba-tiba Chen turun dari tempat tidur dan tersungkur didepan kaki pak tua Jun."Tuan besar,aku tidak pantas meminta ampunan.Aku tidak bisa melindungi nona dan tuan Alex.Aku pantas mati." Chen membenturkan kepalanya beberapa kali ke lantai. "Apa yang kau lakukan?cepat bangun!" pria tua itu tidak senang dengan tindakan Chen.

"Saya tidak pantas hidup tuan.Saya pantas mati.Saya tidak becus melakukan tugas dan kewajiban saya." "Kalau kau juga mati,lalu aku akan hidup dengan siapa?Siapa yang akan mendampingi dan mengajari cucuku?dasar bodoh!" pak tua itu tampak marah

Ingin rasanya pak tua itu memukul kepala Chen dengan tongkat besi.Apa yang dia pikirkan?Para dokter sudah bekerja sangat keras menyelamatkannya dari maut,setelah 2 hari koma dan sekarang baru sadar,dia malah minta dihukum mati.

"Nona muda,tuan,dimana nona muda?" Chen langsung teringat pada nona mudanya. "Aku disini uncle" ternyata gadis itu sedang duduk manis di hospital bed yang tadi ditempati oleh Chen.

"My princess.Kau baik-baik saja sayang?" Chen langsung memeluk gadis itu.

"Tuan,dimana nona?" Chen terlihat gugup saat menanyakan nona nya,Meilin

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!