Semua terasa sangat indah bagi Melody saat ini. Dirinya akan segera menikah dengan kekasih hatinya besok. Semua persiapan telah dilakukan olehnya, baik dokumen, gaun pernikahan, gedung, cattering, band pengiring, dan lainnya.
Semuanya dirasa sudah cukup bagus, dan persiapan sudah matang 100%. Semua pakaian juga sudah pas, baik untuk dirinya ataupun keluarganya. Semua orang nampak bahagia begitu juga dengan dirinya.
Melody akan menikah dengan kekasihnya bernama Andrew. Mereka sudah berjanji akan melalui bahtera rumah tangganya bersama-sama, itulah janji mereka pada mendiang ayah Melody yg meninggal setahun lalu.
Perjanjian pra-nikah juga sudah mereka lakukan mengenai hak masing-masing. Warisan Melody pun akan jatuh ke tangannya besok setelah dirinya menikah. Warisan yg tak begitu banyak berupa rumah, persawahan, pabrik beras, dan juga beberapa kendaraan mobil.
Semua sudah diatur oleh ayahnya dulu. Baik Melody maupun adik-adik tirinya semua sudah mendapatkan bagiannya. Meski memang sebagian besar jatuh ke tangan Melody.
.....
Malam sebelum hari pernikahan, Melody pun sangat gugup dan terus berdoa agar besok semuanya lancar. Andrew juga sudah memintanya untuk tenang saja karena takkan ada masalah nantinya.
Melody pun akhirnya bisa tertidur lelap dan bagun di pagi harinya. Dirinya segera bersiap dan dirias sedemikian rupa sesuai konsepnya.
"Mbak, sesuai konsep ya.. Jangan menor." ucap Melody.
"Baik non."
Sementara ibu tirinya masuk dan melihat Melody tengah dirias. Dengan pura-pura perhatian, Ibu tirinya bernama Desi itupun membawakannya sarapan pagi.
"Melody, jangan lupa sarapan ya.. Ibu sudah bawakan sarapanmu." ucap Desi.
"Terimakasih bu. Nanti aku makan." ucap Melody.
Kemudian, Desi pun meninggalkan Melody dengan raut wajah bahagia. Sepertinya dirinya telah merencanakan sesuatu pada pernikahan Melody.
"Berbahagialah dulu anak tiriku, lalu menderita kemudian." gumam Desi dalam hati.
Desi pun masuk ke kamarnya, dan kedua anak gadisnya sudah menunggu.
"Bagaimana bu?" tanya Riri.
"Sudah kalian tenang saja." ucap Desi.
"Ya kali ini harus berhasil bu, Andrew sudah berjuang untuk kita." ucap Melisa anak sulungnya.
"Tentu Mel, habis ini semuanya akan jadi milik kita." ucap Desi.
"Ya bu, aku tak terima karena ayah pilih kasih pada Melody." ucap Riri.
"Kau tenang saja Ri, habis ini Melody yg akan melarat, dan kita yg akan kaya." ucap Melisa.
"Melisa benar, kita harus bersabar menanti rencana kita berhasil." ucap Desy.
Ketiganya pun merahasiakan sebuah rencana yg akan menghancurkan Melody. Dan Melody tidak tahu apapun. Dirinya masih menghormati ibu tirinya yg telah bersamanya, serta adik-adik tirinya.
Hingga acara pernikahan pun berlangsung. Andrew beserta keluarganya pun tiba di tempat dan disambut dengan baik. Melody pun masih berada di dalam kamar menunggu kabar dari keluarganya.
Setelah penyambutan, acara akad nikah pun dimulai. Melody ditemani keluar kamar oleh Melisa dan Riri. Keduanya pun berpura-pura bersikap baik dan ramah padanya padahal sesungguh kedua adik tirinya itu sangat membencinya.
"Kak Melody, jangan gugup ya.. Harus tetap tenang." ucap Melisa.
"Jangan lupa tersenyum kak." tambah Riri.
"Terimakasih kalian sarannya." ucap Melody.
Keduanya pun memasang senyum palsu, dan berkata dalam hati kalau ini adalah kebahagiaan terakhir Melody sebelum penderitaannya.
"Bahagialah kak, sebentar lagi kau akan menderita." gumam Melisa dalam hati.
Melody pun dibawa ke ruang akad nikah mereka. Dan Andrew menatapnya takjub karena Melody sangat cantik dengan riasan dan pakaiannya. Seketika tatapan Melisa pun menatap tajam pada Andrew yg menatap Melody dengan intens.
Tapi beberapa detik kemudian, Melisa memasang senyum terbaiknya di hadapan banyak orang. Dan duduk disamping ibu dan adiknya.
Mereka pun melakukan ijab, dan disaksikan oleh keluarga dan kerabat. Kata "Sah" pun diucapkan banyak orang menandakan keduanya sudah menjadi pasangan suami istri secara resmi baik secara agama maupun secara negara.
Setelah semuanya usai, mereka pun lanjut dengan resepsi pernikahan yg sudah diatur sedemikian rupa. Dan pestanya cukup meriah, karena konsep dan keuangan yg kuat dari Melody.
Melisa pun dari kejauhan menatap kesal serta iri pada Melody yg menikahi kekasihnya. Kekasihnya yg saat ini sedang berpura-pura menikahi Melody agar mendapatkan kekayaan Melody.
Semuanya sudah diatur selama beberapa tahun yg lalu oleh Melisa dan Desi. Keduanya kompak dan meminta bantuan Andrew yg merupakan kekasih Melisa agar kehidupan mereka lebih baik. Apalagi setelah mereka sadar kalau semua harta ayah mereka sebagian besar jatuh pada Melody.
Dan mereka berharap kali ini rencana mereka berjalan dengan sukses.
...
Seiring berjalannya waktu tamu undangan pun semakin ramai dan Melody beserta Andrew menyambutnya dengan ramah dan penuh senyuman. Hingga akhirnya acara resepsi itu telah berakhir dan semua tamu undangan sudah pulang. Begitu juga dengan pasangan pengantin tersebut, yg menginap di hotel terdekat.
Saat itu, Melody pun masuk ke kamar yg sudah dipesan bersama suaminya. Lalu seorang petugas hotel pun membawakan minuman untuk keduanya.
"Sayang minumlah jus ini agar kau lebih segar lagi." ucap Andrew.
"Terimakasih sayang." ucap Melody.
"Iya, ini jus khusus yg aku pesan untuk kita." ucap Andrew lalu meminum jus miliknya.
Sementara milik Melody sudah diberi obat khusus. Dan tak lama, Melody merasa pusing kepalanya. Lalu Andrew menanyakan beberapa pekerjaan padanya.
"Sayang, ini bagaimana?" tanyanya.
"Aduh kepalaku pusing, bisa nanti saja?" balas Melody.
"Ini harus dilakukan sekarang." ucap Andrew.
"Aku hanya harus tanda tangan kan?" tanya Melody.
"Iya benar.." ucap Andrew.
"Baiklah." ucap Melody dalam kondisi setengah sadar dan pandangannya mulai kabur.
Setelah tanda tangan, Melody pun diminta untuk istirahat oleh Andrew. Dan tentunya pria itu tersenyum setelah menipu Melody. Setelah Melody sudah terlelap, Andrew pun meninggalkannya di kamar tersebut sendirian. Meski agak menyangkan momen tersebut karena harusnya mereka melakukan malam pertama.
"Sayang sekali aku tak boleh menyentuhnya, jika aku nekat Melisa akan membunuhku." gumam Andrew dalam hati.
Andrew pun meninggalkan Melody dan menemui Melisa serta ibunya Desi. Mereka pun tertawa bersama setelah mendapatkan dokumen tersebut. Dan pastinya saat Melody sadar, anak tirinya sudah tidak memiliki apapun lagi.
Desy dan kedua anaknya pun pergi dari hotel tersebut. Begitu juga dengan Andrew yg menghilang pergi ke kota lain. Semua meninggalkan Melody setelah berhasil mengambil semua aset miliknya.
Pada tengah malam, Melody pun baru tersadar dan melihat sekitarnya. Andrew suaminya hilang entah kemana. Dan Melody mencoba menghubunginya berkali-kali tapi tidak diangkat.
Bak petir di siang hari, Melody mendapatkan pesan dari nomor suaminya kalau dirinya ditalak melalui pesan singkat. Dan Melody mencoba menghubungi nomor itu lagi, tapi nomornya tak kunjung aktif.
Melody pun menghubungi ibu tirinya tapi tak diangkat juga. Kemudian Melody menghubungi keluarga Andrew tapi nomor mereka juga tak bisa dihubungi.
Malam itu hati Melody hancur berkeping-keping ditalak tanpa masalah. Dan anehnya suaminya menghilang begitu saja begitu juga dengan keluarganya.
Melody pun bingung setelah apa yg terjadi padanya. Dirinya tak sadarkan diri karena sakit kepala yg terasa berat, dan saat sadar suaminya menghilang diiringi sebuah talak dari sebuah pesan singkat.
Betapa hancur hatinya tatkala membaca pesan mengerikan tersebut. Pernikahan mereka bahkan belum ada 24 jam tapi dirinya sudah mendapatkan talak dari suaminya. Yang lebih aneh lagi dirinya bahkan tak tahu apa salahnya dan apa masalah yg mereka hadapi.
Ditengah kebingungannya, Melody pun menghubungi ibu tri dan juga saudari tirinya. Tapi mereka kompak tak mengaktifkan nomor mereka. Saat ini Melody tengah bingung berada sendirian di kamar hotelnya.
Tak ada waktu baginya untuk menangis, karena semuanya masih abu-abu dan tak jelas. Karena menangis takkan menyelesaikan apapun. Setelah menghapus air matanya, Melody pun merapikan barang-barangnya lalu pulang ke rumah ibu tirinya.
Kemana lagi Melody akan pergi kecuali kembali ke rumah keluarganya saat ini. Apalagi rumah itu kini menjadi miliknya. Dengan menaiki taksi, Melody pun kembali ke rumahnya.
Pagi itu, Melody pun menyalakan bel rumah karena nampak semua orang masih tertidur. Dan seorang pembantu dirumahnya pun membukakan pintu.
"Non Melody, kenapa kembali kemari?"
"Bi, dimana ibuku?" tanya Melody.
"Nyonya masih tidur. Sudah masuk dulu."
"Baiklah.." ucap Melody.
Melody pun masuk dan langsung menuju ke kamarnya. Dan saat memasuki kamarnya dirinya terkejut melihat semua barang-barangnya sudah dirapikan ke dalam box-box. Seperti sebuah pertanda kalau kehadirannya tak diinginkan, bahkan semua barangnya sudah rapi di dalam box itu.
"Bi..Bi.. Apa yg terjadi dengan semua barangku?" tanya Melody.
"Ee..itu.. Perintah nyonya non."
"Apa??? Lalu apa ibuku sudah bangun?" tanya Melody.
"Bi.. ada Melody ya??" tanya Desi.
"Iya nyonya."
"Sudah, kembali ke dapur buat sarapan." ucap Desi.
"Baik nyonya, saya permisi."
"Ibu, ada apa ini.?" tanya Melody.
"Kupikir kau akan tinggal dengan suamimu." ucap Desi.
"Tidak, justru Andrew menghilang entah kemana dan dia menjatuhkan talak padaku." ucap Melody.
"Apa?? Talak?? " ucap Desi pura-pura terkejut.
"Iya, jadi aku akan tetap tinggal disini. Dan ini juga rumahku." ucap Melody.
"Apa?? Rumahmu?? Hahaha.." ucap Desi tertawa membuat Melody curiga.
"Apa ini ibu?" tanya Melody penuh curiga.
"Apa ya? Menurutmu?" tanya Desi.
"Bu, aku serius, aku sedang dalam masalah jangan bercanda." ucap Melody.
"Oh kau tunggu sebentar ya.. Aku punya sesuatu." ucap Desi pergi ke kamarnya mengambil sesuatu.
Lalu Desi kembali dan menunjukkan berkas-berkas pada Melody.
"Bacalah, kau orang yg pintar kan? Pasti kau paham." ucap Desi.
Melody pun membacanya dan seketika dirinya merasa tertipu oleh semua orang. Diam-diam ibu tirinya merencanakan ini semua dan mengambil semua yg ia miliki dari ayahnya.
"Kapan aku menandatangani ini? Ini pasti palsu." ucap Melody.
"Palsu? Bukankah ini tanda tanganmu. Tanda tanganmu kan sulit dipalsukan." ucap Desi.
"Kapan aku menandatangani ini?? " gumam Melody dalam hati.
"Ini tidak sah.." ucap Melody.
"Kau baca semuanya, kau yg menandatangani semuanya dan memberikan ini atas namaku." ucap Desi.
Melody pun membacanya dengan seksama dan teliti. Lalu dirinya mendapat beberapa poin kalau Andrew suaminya juga mendapatkan bagian atas semua hartanya. Dan hal ini membuat Melody menyadari pertanyaan aneh suaminya semalam dan memintanya untuk segera tanda tangan.
Melody pun merasakan aneh pada kepalanya yg mendadak sakit sekali semalam sampai dirinya tak bisa melihat dengan jelas. Dan dalam kondisi itu suaminya memanfaatkannya untuk menandatangani semua berkas kepemilikan warisan ayahnya. Disana tertulis dengan jelas kalau semua aset yg ia dapatkan langsung dialihkan pada ibu tirinya, kedua adik tirinya dan juga Andrew suami yg menipunya.
Melody pun meremas surat tersebut.
"Kalau tak suka jangan diremas juga, ya meski ini sudah sah sih." ucap Desi lalu merebut berkas itu.
"Kalian.. Tega sekali melakukan ini padaku." ucap Melody.
"Ya.. lagipula kau bukan anakku, jika sudah tahu situasinya pergilah darisini dan bawa semua barang-barangmu." usir Desi.
"Ya.. Kalian boleh mengambilnya, aku juga penasaran apa kalian mampu mengurus semuanya dengan baik." ucap Melody.
" Kau sudah jatuh miskin dan bangkrut masih bisa mencibir, lihat dirimu sebelum bicara." ucap Desi.
"Baiklah, aku akan pergi darisini." ucap Melody.
Melody pun memanggil taksi online untuk membantunya mengangkut barang-barang miliknya yg ada di kamar. Semua yg ia miliki termasuk rumah dan mobilnya kini sudah berpindah tangan ke ibu tirinya.
Tragedi beruntun ini sungguh membuat Melody terpukul. Dirinya pun sampai harus angkat kaki dari rumahnya sendiri. Dan semua aset warisan ayahnya telah bukan miliknya lagi. Melody pun menitihkan air mata sepanjang perjalanan, hingga sang sopir tak tega padanya.
"Mbak, ini ada tisu." ucapnya sambil mengemudi.
"Terimakasih pak." ucap Melody mengambilnya lalu menghapus air matanya.
"Mbak, hidup itu berat tapi jangan salah langkah, apalagi bunuh diri, jangan ya." ucap sang sopir.
"Iya pak, aku takkan sampai begitu." ucap Melody sambil tersenyum.
"Yasudah, nanti bapak bantu angkut barangnya." ucap sang sopir.
"Terimakasih banyak pak, aku tertolong." ucap Melody.
Mereka pun tiba di unit apartemen Melody, dirinya dibantu sang sopir untuk membawakan barang-barangnya. Dan Melody sangat berterimakasih atas bantuannya tersebut.
"Terimakasih banyak pak." ucap Melody.
"Sama-sama mbak.."
"Ini ongkos taksi dan tips buat bapak." ucap Melody.
"Terimakasih banyak mbak, ini banyak sekali lho."
"Tak apa pak, diterima ya, bapak sudah capek-capek bantu membawakan semua barangku." ucap Melody.
"Baik mbak, terimakasih ya.. Saya permisi." ucapnya lalu pergi.
Dan disinilah Melody, di apartemen miliknya yg belum lama ia beli. Dirinya pun menangis seorang diri disana. Menangisi nasib hidupnya yg sangat tak beruntung, ditipu ibu tirinya dan suaminya sendiri. Melody pun meluapkan semua perasaan itu di ruang apartemen tersebut.
Semuanya diluar prediksinya, dan dirinya ditipu habis-habisan kali ini. Bahkan suami dan ibu tirinya bersekongkol melakukan ini padanya. Tak ada tempat baginya untuk bersandar, karena semua orang mengkhianatinya.
Setelah puas menangis, Melody pun harus segera bangkit dan merapikan semua barang-barangnya. Barang pertama yg dicarinya adalah brangkas miliknya. Di dalam sana terdapat beberapa barang berharga terakhir miliknya. Melody berharap mereka takkan bisa membukanya.
Dengan rasa penasaran dan gemetar, kode sandi pun ia masukan. Lalu Melody melihat kalau barang-barang penting itu masih aman di dalam brangkas. Dan nampaknya ibu tirinya dan saudari tirinya tak bisa membukanya.
"Syukurlah.. Aku masih memiliki ini untuk bertahan hidup." ucap Melody sembari terus menitihkan air matanya.
Aset pribadi miliknya yg sudah atas namanya berupa surat apartemen, buku rekening dan laptop berharganya masih utuh di dalam brangkas kecil ini. Melody tak tahu lagi jika mereka sampai bisa membukanya dan mendapatkan sisa-sisa hasil jerih payahnya yg ia kumpulkan selama ini.
Perlahan, Melody pun merapikan apartemennya kemudian membongkar semua isi box barang-barangnya. Harusnya hari ini dirinya menikmati bulan madu dan berbahagia bersama suaminya, tapi justru malah mendapat banyak masalah. Mulai dari suaminya yg pergi dan menalak cerainya, hingga ibu tirinya yg mengambil alih harta miliknya.
Perih yg ia rasakan pun sampai membuatnya lupa akan rasa laparnya yg sama sekali belum makan apapun sejak semalam. Matanya sembab karena menangis, dan tubuhnya menjadi lemah karena tak memiliki banyak tenaga. Belum lagi pikirannya yg kacau hari ini.
.....
Sementara itu, Melisa dan Andrew tengah menikmati bulan madu yg harusnya dirasakan oleh Melody. Keduanya pun menikmati tiket bulan madu secara gratis tersebut bahkan mendapatkan ijin dari Desi meski mereka belum menikah.
"Sayang, bagaimana nikmat bukan?" tanya Melisa.
"Ya.. Setelah ini kita akan jadi kaya dan hanya menikmati hidup." ucap Andrew.
"Iya, dan lagi si culun itu pasti kini tengah jadi gelandangan dan diusir oleh ibuku." ucap Melisa.
"Kasihan sekali Melody, dia terjebak dalam rencana kita." ucap Andrew tersenyum.
"Mungkin kini dia akan menjual dirinya demi bertahan hidup. Hahaha.." ucap Melisa tertawa.
Melody pun tanpa sadar terus-menerus menangis. Bahkan dirinya sudah tak sanggup lagi menahan rasa sakit di hatinya. Semua orang yg ia percayai udah menusuknya dari belakang.
Dan kini dirinya hanya seorang diri, meratapi hidupnya dan menangis sepuasnya karena sudah tak sanggup lagi menahan emosi yg memuncak di hatinya.
Bahkan Melody sampai tak bisa tidur semalaman dan terus menerus menitihkan air mata.
"Tangisanku bahkan mungkin takkan didengar oleh mereka yg tengah berbahagia.. Kumohon berhentilah menangis, kau sudah puas bukan menangis seharian??" gumam Melody dalam hati.
Hingga saat dini hari, Melody pun baru saja tertidur. Dirinya mulai lelah dan tertidur di sofanya sambil menonton televisi. Dan saat bangun pagi, matanya benar-benar bengkak. Melody pun sampai harus mengompresnya agar lebih baik.
Dan rasa lapar mulai dirasakannya sampai perutnya terasa perih. Melody baru ingat kemarin dirinya tak nafsu makan dan hanya makan roti saja. Tak ada yg bisa dimasak di apartemennya karena ia belum belanja apapun. Hanya ada roti dan camilan ringan yg ia beli di minimarket.
Tenaganya pun sudah habis dan tubuhnya lemas untuk sekedar berjalan mencari makanan. Melody pun memesan makanan secara online untuk menghemat tenaganya. Daripada dirinya lemas lalu pingsan dan merepotkan orang lain, lebih baik dirinya menunggu dengan tenang dirumahnya.
Tak berapa lama, datanglah kurir makanan tersebut dan Melody menerima makanannya begitu saja tanpa memeriksanya. Ketika sudah di dalam dirinya membukanya dan menyadari kalau itu bukan makanan pesanannya. Kemudian tak lama bel pun berbunyi.
"Pasti si kurir tadi salah kirim." gumam Melody lalu membukakan pintu.
"Lain kali lihat-lihat pak, makanannya salah." ucap Melody.
Tapi di hadapannya bukan kurir makanan, melainkan tetangganya. Seorang pria dengan membawa kotak makanan.
"Maaf, kukira kurir makanan. Ada apa ya?" tanya Melody.
"Apa anda bernama Melody? Dan sesuai alamat ini, sepertinya ini milikmu." ucapnya lalu memberikan makanan dan struk makanannya.
"Oh iya benar, terimakasih. Dan tunggu sebentar." ucap Melody masuk ke dalam dan menukar boks makanan yg tertukar.
"Apa ini milikmu?" tanya Melody.
"Benar, sepertinya kurir itu lelah." ucapnya.
"Terimakasih, sudah memeriksanya ulang." ucap Melody.
"Ya.. Aku permisi."
Melody pun masuk ke dalam dan akhirnya bisa menikmati makanannya. Meski di mulutnya rasa makanan ini hambar tapi Melody masih harus memakannya.
Setelah tubuhnya terisi makanan, pikirannya pun mulai bisa mencerna situasinya. Kini Melody harus sadar dari kisah buruknya dan menghadapi kenyataan pahit. Serta yg lebih penting lagi, Melody harus bertahan hidup.
Meski saat ini keuangannya baik-baik saja, tapi tetap saja Melody tak bisa berdiam diri dan menghabiskan uang tabungannya. Belum lagi perceraiannya juga membutuhkan biaya. Semua harus Melody pikirkan baik-baik demi kelangsungan hidupnya.
"Aku harus bertahan hidup." gumamnya.
Setelah tersadar dari lamunannya, Melody pun meraih laptopnya. Beberapa pekerjaannya yg selama ini ia kerjakan diam-diam, nampaknya harus ia lakukan secara serius. Melody adalah seorang programer, dan dirinya bisa bekerja dari mana saja jika ada laptop atau komputer dan segala peralatannya.
Tapi demi ayahnya, Melody harus bekerja diam-diam dan melanjutkan usaha yg didirikan oleh ayahnya. Kini, ini adalah satu-satunya mata pencahariannya. Karena ini adalah salah satu kemampuan yg ia miliki untuk menghasilkan uang.
Melody pun menyulap sebuah ruang kerja dan memasang beberapa peralatannya. Dirinya mulai memasang iklan dan mencari lowongan kerja di internet. Setidaknya, untuk saat ini dirinya masih mampu bekerja dari rumah.
Tak butuh waktu lama, ada banyak sekalu penawaran kerja untuknya. Terlebih memang Melody memiliki nama yg sudah populer, dan banyak perusahaan yg pernah bekerjasama dengannya. Mereka sangat puas, dan terkadang meminta jasanya lagi. Tapi tiga bulan sebelum menikah, Melody menghentikan pekerjaan ini karen kesibukannya mengurus ini dan itu.
Dan hasil dari pekerjaan inilah alasan dimana Melody memiliki apartemen atas namanya sendiri dan sejumlah tabungan khusus. Meski semua harta warisannya direbut oleh ibu tirinya dan suaminya, tapi Melody takkan hidup susah karena dirinya pandai menyimpan uang dan mengelolanya.
Melody pun memilih bekerja daripada menangis. Dirinya sadar kini harus bertahan hidup sendiri. Dan perlahan mungkin surat dari pengadilan akan sampai ditangannya. Sambil menunggu perceraiannya, Melody memilih bekerja keras demi membunuh rasa sedih dan kesepiannya.
Dengan bekerja, Melody mampu melupakan semuanya dan hanya fokus pada sebuah project. Melody bekerja siang dan malam, dan tidak tentu jam tidurnya.
Kadang, dirinya baru akan tertidur pada dini hari atau pagi hari saat pekerjaannya sudah beres. Dan tanpa harus kekuar apartemen dirinya tetap bisa mendapatkan uang yg mengalir ke rekeningnya.
Saat ini, Melody jadi tak memerhatikan penampilannya. Dirinya hanya akan berada di apartemen dengan pakaian rumahan dan rambut yg ia cepol. Melody juga hanya makan makanan yg ia pesan dari aplikasi dan sangat jarang memasak.
Bahkan Melody jarang keluar apartemen jika tidak penting. Tiba-tiba, Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal. Dan setelah dibuka, ternyata suaminya ingin bertemu dan memberikan surat perceraiannya karena Melody tak dapat ditemukan dimanapun. Tentu saja karena setelah diusir dari rumah tak ada yg menanyakan kabarnya.
Melody pun akhirnya keluar rumah. Dengan tampilan seadanya celana training olahraga, kaos dan jaket, lalu dirinya memakai sepatu. Dirinya keluar dengan tampilan polos tanpa makeup, dan kacamata serta memakai topi berwarna putih.
Andrew pun menunggunya di sebuah cafe. Dan Melody mempersiapkan mentalnya untuk menemui mantan suaminya yg telah tega menghancurkan hidupnya.
Setelah menempuh beberapa menit perjalanan, tibalah Melody di depan cafe yg dijanjikan. Dari jendela cafe nampak Melody melihat suaminya tengah duduk bersama seorang wanita. Seketika hatinya sakit, setelah menikahinya dan mendapatkan harta warisannya, kini suaminya bukan hanya meninggalkannya tapi juga sudah memiliki wanita lain.
Dengan mengepalkan tangannya, Melody berusaha untuk kuat menghadapi kenyataan. Dirinya masuk ke dalam cafe dan menghampiri suaminya tersebut.
"Melisa.." ucapnya setelah melihat Melisa bersama Andrew.
"Kenapa kak? Kaget?? Sudahlah, duduk saja kalian kan memang akan bercerai." ucap Melisa dengan entengnya.
"Ada apa denganmu Melody? Kau baik-baik saja, kau terlihat lebih kurus." ucap Andrew.
"Langsung saja ke intinya." ucap Melody menarik kursinya.
"Ini berkasnya, tinggal tandatangani lalu menunggu tanggal sidangnya." ucap Andrew.
"Baiklah." ucap Melody lalu membuka berkas tersebut dan melihatnya.
"Wah kak, kenapa kau sekarang kumel sekali? Oh iya aku lupa kau kan sudah melarat. Hahaha.." ejek Melisa.
"Kalau sudah selesai menghinaku, aku permisi. Sampai ketemu di pengadilan." ucap Melody.
"Eh dia sok kuat banget ya.. Pasti nanti dia nangis pas pulang." ucap Melisa.
"Dan aku bersyukur menceraikannya, lihat tampilannya kumel." ucap Andrew.
"Kau menyadarinya kan? Aku sudah tinggal dengannya selama ini, jadi aku tahu kakakku yg culun itu." ucap Melisa.
....
Sementara Melody, dirinya benar-benar terluka lagi. Batu saja rasanya dirinya bisa melupakan rasa sakitnya dengan bekerja, kini dirinya sudah disambut oleh kenyataan pahit lainnya. Adik tirinya sudah menikungnya dari belakang.
Tapi kini air matanya sudah tak menetes lagi, air matanya sudah kering karena sudah banyak menangis kemarin. Melody berusaha untuk kuat demi bertahan hidup.
Melody pun memasuki apartemennya, dan saat tiba di depan pintu apartemennya, kepalanya mulai terasa pusing dan dirinya pun jatuh.
Brukk..
"Nona.. Sadarlah.." ucap tetangga yg kemarin mengantarkan makanan yg tertukar.
Tetangganya itupun langsung membawanya ke rumah sakit karena terlihat sekali Melody tinggal seorang diri di unitnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!