NovelToon NovelToon

Bait-bait Doa Ustadz Khalid

part 1. khitbah tertolak

Aulia gadis berperawakan cantik anak dari pasangan Fadil dan Aisyah kini terkejut melihat keluarga ustadz Barra yang datang ke rumahnya untuk melanjutkan acara khitbah yang sempat tertunda tempo dulu.

Setelah pulang dari Kairo Khalid berniat untuk mempersunting Aulia sesuai dengan apa yang sudah Khalid katakan pada dokter Fadil dulu. Fadil setuju saja karena dia tau siapa Khalid lulusan S2 Kairo anak dari ustadz kondang Barra yang tentunya adalah sahabatnya.

" ada apa ini bunda ayah." tanya Aulia ketika ia menemui keluarga Khalid ke depan.

" duduk dulu nak". Ucap Fadil.

Ketika melihat Khalid, Aulia kembali kesal mengingat masa lalunya saat mereka masih SMA.

" maaf ayah sebelumnya tak mengatakan padamu Aulia, sebenarnya ayah sudah menerima khitbah dari nak Khalid sejak kamu lulus SMA". Ucap Fadil mengusap kepala putri semata wayangnya itu.

" maksudnya apa ayah bunda." heran Aulia yang kini duduk di antara ayah dan bundanya.

Khalid yang juga duduk antara barra dan alira pun hanya tersenyum ketika Aulia sekilas menatapnya. Benar-benar menyebalkan bukan, batin Aulia saat itu.

" Iya nak mereka datang ke sini untuk meluruskan niat mereka melanjutkan khitbah yang tertunda "

" jadi maksud ayah selama ini menolak Raka hanya karena semua ini." ucap Aulia yang sedikit keras kepala.

" dalam Islam seseorang yang sudah di khitbah tak boleh menerima khitbah orang lain nak." kata Fadil menjelaskan, barra dan yang lain hanya diam saja.

" Aulia tak pernah menerima khitbah ini ayah, ayah jangan egois. Aulia memang sayang dengan umi alira juga ustadz Barra tapi tidak untuk anaknya Khalid. Aulia tidak mau ayah." matanya sudah berembun ia merasa adanya ketidakadilan di sini.

Selama ini Aulia memang memperdalam desainnya dengan alira, bahkan Aulia membantu butik Aulia menyelesaikan desain yang di pesan oleh beberapa brand. Alira karena umurnya sudah sepuh merasa sudah tak mampu lagi terlalu banyak mikir mendesain. Jadi alira memanggil Aulia untuk membantu nya. Aulia sungguh sangat bahagia saat bisa menyalurkan ilmunya di sana.

" Nak tunggu kami tidak akan memaksa mu jika memang kamu menolak khitbah dari Khalid tak apa". Ucap ustadz Barra.

" tapi Abi..." Khalid ingin bicara tapi barra menahannya.

" Jodoh Allah yang mengaturnya, tapi manusia di wajibkan untuk ikhtiar beginilah Khalid atas ikhtiar nya. Meskipun kamu menolak tapi tetap persaudaraan kita tak akan pernah berubah. Abi dan ayah mu sejak dulu berteman nak, tak apa kamu menerima penolakan mu Aulia. semua memang tak bisa di paksakan, Khalid pasti akan mengerti". Barra memberi kode pada khalid agar diam, Khalid pun pasrah ia hanya diam.

" terima kasih ustadz, maaf Aulia sejak dulu tak menyukai Khalid dia itu menyebalkan". Semua terkekeh mendengar penuturan Aulia.

" Kamu menikahi ku hanya untuk mengerjaiku kan Khalid, kamu dendam sama aku". Ucap Aulia.

" tidak Aulia aku sungguh-sungguh, karena aku suka sama kamu sejak dulu makanya aku jahil padamu itu caraku " .

" tidak-tidak lebih baik kamu cari wanita lain jangan aku, aku sudah punya kak Raka yang akan menikahi ku ".

" siapa dia." tanya Khalid penasaran.

" kamu ngga perlu tau, dia sudah menyatakan mau menikahiku dan lebih menyukainya".

" sebelum janur kuning melengkung aku tak akan gentar untuk mendapatkan mu Aulia lewat setiap bait doa-doa ku". ucap Khalid.

" jangan mentang-mentang kamu seorang ustadz ya Khalid, aku lebih berhak atas pilihan ku".

" sudah-sudah, sejauh apapun kalian melangkah jika memang takdir nya bersatu pasti akan bersatu juga." kata Barra mengingat dirinya dengan alira hingga bisa menikah.

Orang tua mereka hanya mendengar pertengkaran Khalid dan Aulia. Hanya terkekeh saja, anak muda sekarang memang begitu. Semua nya geleng-geleng kepala.

" ya sudah fadil, semuanya sudah jelas kami pamit. "

" maaf ya sobat atas Aulia, niat baik kita belum berjalan baik".

" tidak apa Aulia berhak menolaknya bukan, Khalid sudah berusaha dan kita sebagai orang tua hanya bisa mendoakan ". ucap Barra memeluk sahabatnya itu.

" padahal aku akan senang jika kita berbesanan, keturunan ku pasti akan jadi salih saliha".

" anakmu Aulia gadis yang saliha dokter Fadil, beberapa akhir ini ia bersamaku membantu ku di butik." ucap Alira setelah berpelukan dengan Aisyah.

Khalid Salim kepada orang tua Aulia kemudian mereka pamit untuk pulang.

" nak jangan begitu kenapa kamu tak sopan dengan ustadz Barra".

" maaf bunda bukan tak sopan dengan ustadz dan umi, tapi Aulia kesal banget sama Khalid ". ucap Aulia bersungut-sungut.

" jangan terlalu membenci seseorang nak siapa tau dia nanti orang yang sangat kamu cintai ".

" ya Allah ayah jangan doakan Aulia seperti itu , Aulia benar tak suka dengan Khalid. besok Raka bersama orang tuanya akan datang kemari ayah rencana dulu yang tertunda "

" kamu sudah yakin sama Raka itu dan kamu sudah mengenal siapa Raka nak, jangan hanya liat dari luar saja dan keluarganya yang seorang pejabat."

" tapi kak Raka sungguh-sungguh ayah cinta sama Aulia, dan akan menikahi Aulia segera."

" ya sudah kalau begitu ayah tunggu kedatangan mereka jika memang mereka bersungguh-sungguh mau meminang putri ayah. tapi jika dia hanya main-main kamu tak boleh menolak pilihan ayah ya, umurmu sudha cukup Aulia ." ucap Fadil mengusap kepala anak perempuan nya.

" iya ayah Aulia yakin kak Raka serius sama Aulia."

" kamu kenal dari mana dengannya nak".

" dari Nina ayah, dia temannya pacar Nina."

" apa kamu juga pacaran hemmm...".

" ngga ayah kata ayah Aulia tak boleh dekat dengan laki-laki".

" Alhamdulillah anak ayah masih mau dengar ucapan ayah." kata Fadil lembut.

" Ayah tak melarang sama siapapun untuk kamu berteman tapi pilihlah teman yang sefrekuensi dengan kita nak.."

" iya ayah Aulia selalu ingat pesan ayah sama bunda, Aulia hanya teman biasa dengan Nina tak juga terlalu dekat ".

" Ya sudah istirahat tidur sudah malam jangan mainan hp ya." Aulia mengangguk berlalu masuk ke dalam kamarnya.

" bunda ngga enak sama ustadz barra dan alira mas".

" tenang sayang, kamu tau kan bagaimana kekuatan doa. Ingat apa yang Khalid katakan tadi, jika memang Allah mentakdirkan mereka berjodoh pasti akan ada jalannya seperti aku yang dulu menunggu mu bahkan tak bisa menerima wanita lain dalam hatiku. Allah menjaga hatiku hanya untuk mu sayang ". Aisyah tersenyum ia ingat masa dulu dengan Fadil hingga mereka akhirnya menjadi suami istri.

" terima kasih ya mas sudah menerima tulus apa adanya tanpa protes sedikit pun aku yang penyakitan" Aisyah mengusap matanya yang berembun.

" tidak sayang aku sangat mencintaimu terlepas kamu sakit ataupun tidak." Fadil kemudian mencium kening Aisyah sangat lama.

Keduanya berjalan masuk ke dalam kamar Karen waktu memang sudah malam.

___

Assalamu'alaikum reader tersayang.

Akhirnya sampai juga pada kisah Khalid dan Aulia, dukung othor dengan bintang lima kalian ya jangan lupa, like, komen, vote juga hadiah terbaiknya.

Semoga pembaca setia Fenitri A sehat selalu dan Allah berikan keberkahan rezeki yang luas dan berlimpah. Aamiin.

Selamat membaca...

🥰🥰🥰

Part 2. patah hati

Di perjalanan sembari menjalankan mobilnya Khalid menghembus nafas kasar ia merasa kesal di tolak langsung oleh Aulia. Padahal harapan untuk mempersunting Aulia sangatlah menggebu. Cinta yang tertolak tapi bukan Khalid namanya jika harus menyerah.

Angin malam itu terasa dingin membuat bulu kuduk merinding, sudah tak Loterasa lagi bagi Khalid karena hatinya yang sedang retak. Barra dan alira cukup diam sejenak tak membuka suara di dalam mobilnya. Mereka tau jika Khalid sedang.... PATAH HATI.

" Enam tahun sudah ternyata tak meluluhkan hatinya ya Abi, dengan ikhtiar langitku. Baru saja mau ikhtiar bumi sudah tersungkur pula". Barra sebenarnya menahan tawa tak di sangkanya kini anaknya itu sudah dewasa.

" Apa dengan begini kamu akan menyerah, mungkin saja Allah masih menguji mu. Kamu tau kan jika ujian seseorang itu akan menaikkan levelnya." ucap Barra mencoba berbicara ingin tau juga jawaban bijak Khalid.

" apa Khalid harus menyerah Abi". tanya balik Khalid.

Barra mengendus nafas pelan anaknya ini memang begini di tanya malah balik tanya. Padahal telinga barra sudah siap mendengar jawaban bijaknya.

" menurut mu bagaimana". Serang barra lagi dengan pertanyaan nya.

" Aku tak akan menyerah, seperti kataku tadi sebelum janur kuning melengkung masih ada harapan".

" Boleh nak tapi ingat kamu tak boleh menjatuhkan lawan dengan cara kotor".

" astaghfirullah hal adzim Abi, Khalid juga ingat Abi kalau Khalid sekarang seorang ustadz. Aku tak akan henti mendesak Allah agar Aulia di jodohkan dengan ku".

" itu namanya memaksa Khalid." Barra terkekeh. Khalid pun tertawa.

" Nak percaya saja yang Allah tuliskan di Lauhul Mahfudz Nya, jika memang dia jodohmu tak akan ke mana meski ke ujung dunia sekalipun akan tetap kembali padamu". ucap barra memandang ke depan, sedangkan alira duduk di belakang sendirian.

" Abi kenapa Khalid yakin sejak awal Aulia jodoh Khalid, Khalid sudah berusaha beberapa kali shalat istikharah dan selama enam tahun ini jawabannya sama." kata Khalid masih fokus menyetir menyusuri jalanan raya dengan sinar lampu temaram, suara bising tidak lagi begitu terdengar.

" Berarti ini perjuangan mu nak untuk mendapatkan nya dengan cara yang baik. Jangan karena dirimu yakin lalu kamu tak ikhtiar itu juga salah. Di uji bukan untuk melemahkan tapi membuatmu semakin kuat. Antara Allah dan makhluk Nya mana yang lebih kamu cintai."

" iya Abi". Ucap Khalid pasrah.

" Umi, semenjak ikut umi di butik bagaimana Aulia itu mi". Tanya Barra yang memang semenjak fokus dengan pesantren tak begitu tau tentang butik alira yang semakin berkembang pesat bahkan sudah ada banyak cabang di beberapa kota.

" Aulia anaknya rajin dan fokus jika bekerja bi, dan disiplin".

" dia sama seperti Fadil ." ucap Barra.

" lalu menurut umi bagaimana."

" bagaimana apanya, dia salihah selalu sopan kepada yang lebih tua sebenarnya penyayang. Mungkin sama kamu saja dia jutek Khalid." alira terkekeh.

" itu gara-gara kamu dulu suka ganggu dia jadi bikin dia kesal hingga ke bawa sampai sekarang ".

" hehehe... Khalid melihat Aulia saat bersungut-sungut umi, terlihat lucu jika lagi marah".

" sama seperti umimu ya Khalid." ujar Barra.

" Abi..." alira langsung cemberut.

__

Aulia masuk kedalam kamar ia menggerutu jalan dari depan hingga ke kamarnya. Teringat sosok Khalid yang baginya sangat menyebalkan itu.

" enak saja ia pakai khitbah dari lulus masa SMA, memangnya setelah menjadi ustadz aku akan mau menikah sama dia. Dasar menyebalkan, meski kamu sekarang jadi ustadz di kagumi banyak fans wanita di luar sana tapi bagiku kamu tetap menyebalkan". Aulia melemparkan tubuhnya di ranjang king size miliknya.

Meski Aulia hanya anak satu-satunya pasangan dari Fadil dan Aisyah tapi ia tak pernah terlalu memanjakan Aulia. Fadil tetap mendidiknya dengan sangat baik, tanpa harus di manja jika salah Fadil pasti akan berikan sanksi.

Aulia memang sangat dekat dengan ayahnya meski ayah nya selalu sibuk dengan rentetan jadwal di rumah sakit. Aisyah yang sembuh dari sakit tak pernah Fadil bebani pikiran tentang apapun. Fadil sangat menyayangi Aisyah meski Aisyah tak sekuat wanita di luaran sana.

Handphone Aulia menyala tertera nama Raka di sana, tapi ia ingat pesan ayahnya untuk tidak boleh mainan hp lagi.

" Untuk apa kak Raka harus telepon malam-malam begini ngga penting juga". Ucap Aulia lalu mematikan handphone nya.

Raka kesal ia melempar ponselnya di ranjang empuk miliknya, Aulia memang wanita yang unik baginya. Di luaran sana jika Raka menghubungi wanita siapapun ia pasti langsung mengangkat nya tapi Aulia tidak itulah yang membuat Raka makin penasaran.

" Memang Aulia ini bikin aku tak bisa tidur, ia tak mau angkat telepon padahal aku cuma mau katakan selamat malam untuk nya saja " ucap Raka bergeming.

Perkenalan nya dengan Aulia sejak itu membuat Raka tak bisa berpaling dari nya. Seketika itu Raka langsung memutuskan hubungannya dengan Marsha sang kekasih.

___

Gadis centil yang kini duduk di bangku SD berkunjung ke rumah Nini nya itulah kegiatan mereka di hati libur. Siapa lagi kalau bukan Gaza anak dari Khansa, ia senang karena di sana sangat ramai. Apalagi Khalid om nya yang selalu menuruti apa yang Gaza mau.

" om mana Nini ." ucap Gaza menyibakkan gorden mencari sosok Khalid namun tak di temukan nya.

" om mu ya ke pesantren ada kajian anak muda kalau libur begini". ucap Alira masih sibuk bermain dengan Gani yang baru saja bisa berjalan.

" kenapa Gaza tak di ajak sih Nini, Gaza juga kan anak muda." seketika Nini buyut nya alias emak menutup mulutnya mendengar celotehan Gaza tertawa.

" mungkin lupa tak ajak kamu sayang tunggu saja sebentar lagi juga pulang ".

" Dasar om Khalid pasti akan menebar pesona dengan ukhti-ukhti di pesantren ". Kesal Gaza jika dia ikut kesal dengan para wanita di sana yang pasti akan mencubiti pipi Gaza.

" om mu itu tak perlu menebar pesona, pesonanya memang sudah menakjubkan Gaza". Aki buyut alias Abah datang mengusap kepala Gaza lalu duduk.

" seharusnya mereka itu ingat aki buyut batasan wanita dengan laki-laki itu bagaimana kan mereka ukhti harus menundukkan pandangan". Celoteh Gaza membuat Khansa menggeleng dengan tingkah anak gadisnya itu.

" menundukkan pandangan itu bagaimana ya aki lupa". tanya aki sengaja.

" begini aki buyut tak boleh menoleh pada laki-laki yang bukan muhrim lalu beristighfar jika tak sengaja memandang nya, bukannya seperti anak zaman sekarang justru malah mengabadikan nya di ponsel di pandang tiap hari apa bedanya coba". Gaza menirukan bagaimana ia menunduk saat bertemu dengan laki-laki.

" nah Gaza harusnya juga gitu ya tak boleh memandang yang bukan muhrim itu namanya zina mata". ucap barra turun saat mendengar celotehan Gaza lalu mengusap kepala cucunya itu.

" pasti aki sudah ku pertimbangkan".

" nah sekarang lebih baik kita makan es krim, kemarin Nini mu beli untuk stok jika kalian ke sini". Gaza nyengir ia senang makanya ia selalu meminta ke mari.

Gaza tak di izinkan oleh ayahnya makan es krim terlalu banyak, tau sendiri ayah Gaza seorang dokter. Gigi Gaza pun gigis semua ketika dia di larang ia pasti akan makan jika ke rumah nini atau neneknya.

__

Jangan lupa tinggalkan jejak ya dear dan bintang lima nya .

Terima kasih.

Part 3. kajian

Minggu pagi jadwalnya adalah kajian rutin anak remaja, biasanya akan di isi oleh ustadz Fahri namun semenjak Khalid pulang kini terkadang Khalid yang mengisi. Fahri fokus dengan pembinaan anak-anak muda yang sedang fokus hijrah belajar di pesantren ini.

Pagi sekali Khalid berangkat ia sekalian akan melaksanakan shalat duha berjamaah di sana, itulah kebiasaan pesantren itu. Paginya di isi dengan tilawah lalu shalat duha dan kajian. Program yang sudah lama barra susun pada zaman nya dan berhasil hingga membuat para pemuda gemar mendatangi majelis ilmu.

" masyaallah jadi itu ustadz yang katanya baru, lihat Aulia ustadz Khalid tampan sekali". Ucap Raya sahabat Aulia.

Aulia tidak menanggapi melihat wajah Khalid saja ia enggan, jika di suruh memilih ia ingin yang lain saja yang mengisi kajian ini. Bilik laki-laki dan perempuan memang di pisah dengan sebuah pembatas.

Aulia kemudian sadar jika kita tidak boleh melihat siapa yang menyampaikan tapi lihatlah apa yang di sampaikan. Aulia menepis pikirannya tentang Khalid, ia menarik napas panjang dan kembali mendengarkan ceramah Khalid sang ustadz.

" Aulia ya ampun ni anak apa kamu ngga doyan cowok ganteng sih, selalu biasa saja ".

" diam Raya kita datang ke sini untuk kajian bukan untuk membicarakan laki-laki. Aku sumpal mulutmu nanti pakai tisu". Kesal Aulia raya sejak tadi berceloteh tentang Khalid ustadz muda yang mengisi kajian tersebut.

" kata ibu ku dia itu anaknya ustadz Barra ya." Aulia melotot ke arah Raya, seakan ingin menelan Raya hidup-hidup. sejak tadi ngomong terus tiada habisnya, suaranya membuyarkan Aulia tentang inti dari kajian tersebut.

Raya terdiam langsung ia mengunci mulutnya pasalnya Aulia benar-benar marah padanya.

" adek-adek dan kakak semua di sini sudah banyak yang siap menikah ".

" iya..." suara serentak bergemuruh, tertawa riang.

" kalian tau menikah itu tujuan apa, ya menikah itu untuk ibadah bukan untuk bahagia. Jika kalian berasumsi jika menikah itu untuk bahagia kalian akan kecewa di dalamnya, karena sejatinya dalam pernikahan akan banyak ujian. sabar dan ikhlas itu modal utama dalam pernikahan ".

" Islam memberi standar kepada kita jika memilih pasangan itu yang paling utama adalah baik agamanya. Harta akan musnah, rupa akan sirna, jabatan akan habis pada masanya. Jika ada seseorang yang mengkhitbah mu wahai para wanita lihatlah dulu yang pertama adalah agamanya. Bukan tampangnya yang seperti opa-opa Korea itu". ucap Khalid membuat semua tertawa.

" ketampanan tak akan membawa kita ke surga tapi agama ia yang akan menuntun kita pada surgaNya Allah yang abadi. jika ada laki-laki yang baik agamanya mengkhitbah mu lakukan istikharah, jika jawaban itu adalah dirinya maka tak ada alasan untuk kalian menolaknya ".

Deg

' aku belum melakukan istikharah sama sekali, tapi takut jika dia jawabannya '. Gelisah Aulia dalam batinnya.

" tak usah pacaran, ngga ada yang namanya pacaran syar'i yang tetap kalian masuk ke jurang kemaksiatan." tekan Khalid pada kalimat terakhir.

" Jika sudah ada jodohnya ya di segerakan tapi jika belum ada perbanyak lah berpuasa ".

" ada yang sudah siap ta'aruf boleh datangi ustadz kalian masing-masing " ucap Khalid..

Khalid menerangkan inti dari mencari jodoh yang baik dengan keridhoan Allah. Para pemuda jika di isi dengan kajian begini akan semangat dan fokus mendengarkan.

" ada pertanyaan" tanya Khalid, ada seorang Ikhwan yang tunjuk jari. Khalid pun mempersilahkan nya.

" Selain agamanya baik definisi jodoh yang baik itu seperti apa ustadz".

" jodoh yang baik tetap yang baik agamanya juga akhlaknya, jika ia sudah mengantongi kedua itu insyaallah rumah tangganya akan aman meski angin ****** beliung menerjangnya ".

" tapi kalau ia menolak padahal menurut kita, kita sudah baik bagaimana ustadz". .

" berarti itu bukan jodoh kita, dan kita juga harus ngaca". Semua tertawa terbahak-bahak.

" kenapa kita harus ngaca dulu, misal ni ya yang kamu khitbah macam ustadzah OKI kira-kira apa mau nikah sama kamu ". tunjuk Khalid kepada para Ikhwan. Semua tertawa terpingkal-pingkal.

Hampir dua jam Khalid mengisi kajian di depan, waktu juga sudah menunjukkan hampir sampai pada Zuhur kemudian Khalid mengakhiri kajiannya.

Jamaah akan mengikuti shalat Zuhur dan yang sedang udzur semuanya pulang. Khalid menjadi imamnya suara merdu nya yang khas seorang ustadz terdengar sangat indah di telinga.

" ya ampun suaranya saja begitu indah masyaallah Engkau ciptakan makhluk mu seperti itu." ucap salah satu jamaah wanita.

Aulia yang mendengar jengah saja, sosok Khalid yang di elu-elu oleh gadis-gadis. Aulia kemudian ingin pamit pulang dengan rekan-rekannya tapi terhenti oleh panggilan dari istri ustadz Ilyas yaitu neneknya Khalid.

Aulia akhirnya mau tak mau mendekat ia Salim, Aulia kenal karena teman dari neneknya juga mereka pun sering bertemu.

" kamu ke sini juga." tanya sang nenek.

Khalid yang berdiri tak jauh dari sana hanya melirik saja Aulia dengan hijab pink nya dan gamis warna senada membuatnya begitu anggun membuat jantung Khalid berdebar lebih kencang.

" iya nek sama teman-teman Aulia."

" kamu makin cantik ya nak, masyaallah." puji nenek, Aulia hanya tersenyum.

" nek Aulia permisi ya nek ada acara lain ". ucap Aulia ramah.

" oh iya sayang maaf nenek mengganggumu ".

" tidak nek Aulia justru suka bertemu dengan nenek,". .

" ya sudah kamu hati-hati ya sayang."

" iya nek assalamu'alaikum". .

" wa'alaikumsalam ". Jawab sang nenek masih memandangi punggung Aulia yang masih terlihat.

" nenek juga ini makin cantik aja.". goda Khalid pada neneknya.

" kamu itu nak, nenek sudah tua bau tanah."

" semua bau tanah nek, tak muda tak tua sama." ucap Khalid mencium punggung tangan neneknya.

" mau nenek kenalkan cewek cantik." tanya nenek.

" tak ada yang lebih cantik dari nenek ku ini." ucap Khalid neneknya pun terkekeh.

" kamu itu pandai sekali ngerayu nenek ya Khalid. Gadis tadi namanya Aulia cantik kan kamu mau, biar nanti nenek minta kakekmu untuk mengkhitbah nya". Ucap sang nenek yang tak tau yang sebenarnya jika Aulia memang wanita yang di harapkan Khalid.

" tak perlu repot-repot nenek kalau jodoh nanti dateng juga ". Kata Khalid merangkul bahu sang nenek.

" kamu sudah pantas menikah nak, seperti apa wanita yang kamu mau hemmm...".

" yang pasti perempuan nek, cantiknya ngga akan bisa ngalahin nenekku ini." sang nenek tertawa lagi Khalid selalu begitu dengan neneknya memberi hiburan.

" ya sudah yang penting saliha ya Khalid, apapun itu jodoh pilihan Allah adalah tetap yang terbaik". sang nenek mengusap kepala Khalid.

" aamiin nek doakan Khalid agar tetap Istiqomah di jalanNya".

Khalid lalu pamit setelah membaca pesan dari ibunya jika Gaza mencari nya, selepas kajian memang tak ada agenda siang. hari libur ia habiskan bersama keluarganya juga keponakan Khalid itu.

__

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!