... Tepat jam dua belas tengah malam Naga tiba di ancol untuk menyelamatkan beberapa manusia yang diserang oleh makhluk sihir bernama Drake sang bajak laut. Setelah berhasil menyelamatkan orang - orang tersebut Naga terus menghindari setiap serangan Drake sambil menggiring Drake untuk menjauhi orang - orang tersebut sekaligus membuat Naga bisa dengan bebas bertarung melawan Drake. Dengan sombong dan penuh percaya diri Drake yang menyadari niat Naga meningkatkan kecepatan serangannya yang juga masih bisa dihindari oleh Naga....
“Tampaknya kamu terlalu percaya diri manusia!” kata Drake dengan suara mencekam dan senyum sinisnya menatap Naga.
“Benarkah?” tanya Naga balik sambil tersenyum ramah.
... Tiba - tiba pedang yang dipegang oleh Drake diselubungi oleh air dan tanpa ragu Drake langsung menyerang Naga hingga terjadi sebuah ledakan besar akibat dari serangan tersebut. Drake yang penuh percaya diri tertawa lepas dengan penuh kesombongan berpikir bahwa Naga sudah tewas sehingga dirinya memutuskan untuk kembali ke tempat para manusia sebelumnya. Namun tidak lama setelah asap dari ledakan menghilang Drake langsung terkejut melihat Naga dalam keadaan baik - baik saja tidak terluka sedikitpun....
“Bagaimana mungkin?” tanya Drake yang masih terkejut dengan suara mencekamnya.
“Sederhana seranganmu hanya mengenai perisai medan listrikku saja.” jawab Naga santai yang tersenyum ramah sambil menunjukan perisai medan listrik yang melindungi seluruh tubuhnya.
... Drake yang kesal langsung berlari ke arah Naga sambil bersiap menebas Naga dengan pedangnya kembali tapi dengan cepat Naga mengeluarkan sebuah buku lalu menembakan petir ke arah Drake yang membuat Drake kesakitan akibat terkena petir tersebut. Drake yang belum menyerah kembali berlari ke arah Naga untuk menyerang Naga dan Naga menghindari serangan tersebut sambil mengeluarkan lima buah bola petir di sekitar tubuh Drake. Tidak lama kemudian petir dari masing - masing bola keluar yang membuat kelima bola tersebut saling terhubung membentuk bintang dengan Drake yang terjebak di bagian tengahnya....
... Ketika Drake hendak keluar dari area petir di sekitarnya tiba - tiba petir bertegangan tinggi langsung menyambar ke arah langit yang membuat beberapa bagian tubuh Drake hangus terbakar. Tidak berhenti sampai disitu Naga langsung mengerakan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya dari atas ke bawah sambil mengatakan pilar petir seribu volt dan munculah sebuah petir yang memusnahkan Drake hingga tak tersisa. Setelah Drake musnah Naga segera kembali kepada manusia - manusia yang diserang Drake sebelumnya untuk memeriksa keadaan mereka semua....
“Bagaimana keadaan mereka Sebastian?” tanya Naga ramah sambil melihat ke arah para korban yang dalam keadaan pingsan.
“Mereka hanya mengalami luka ringan Naga jadi aku hanya menghilangkan ingatan mereka tentang makhluk sihir yang mereka temui saja.” jawab Sebastian penuh hormat sambil melihat ke arah Naga.
“Syukurlah kalau begitu.” jawab Naga ramah yang membuat Sebastian langsung bangkit sambil melihat kearah para korban cemas.
“Ada apa Sebastian?” tanya Naga memastikan.
“Jika manusia normal mau menerima keberadaan penyihir seperti kita, pasti kita bisa lebih leluasa dalam menyelamatkan banyak orang.” jawab Sebastian yang menarik napas dalam sambil tertunduk lesu.
“Aku mengerti perasaanmu tapi yang terpenting bukan pengakuan oleh orang lain melainkan apa yang kita lakukan untuk orang lain karena sebaik - baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lain.” jawab Naga yang tersenyum ramah berusaha menghibur Sebastian.
“Lagipula dengan keadaan seperti ini kita bisa menjaga ketulusan kita dalam membantu sesama benarkan?” lanjut Naga yang melihat ke arah Sebastian sambil tersenyum dan membuat Sebastian ikut tersenyum.
“Benar Naga.” jawab Sebastian yang melihat ke arah Naga sambil tersenyum bangga.
“Sudah jam berapa sekarang?” tanya Naga memastikan.
“Sudah hampir jam 2 pagi Naga.” jawab Sebastian penuh hormat.
“Wah waktu yang tepat, ayo kita belanja untuk keperluan restoran!” ajak Naga dengan penuh semangat.
... Naga merupakan salah satu penyihir peringkat S dari Departemen Pertahanan Sihir dan Mitologi sebuah divisi rahasia dibawah Kementrian Pertahanan untuk melindungi negara Indonesia dari ancaman yang berhubungan dengan sihir, makhluk sihir, dan makhluk mitologi. Stigma penyihir adalah orang - orang jahat, berbahaya, menyeramkan masih kental di banyak lapisan masyarakat Indonesia sehingga para penyihir bergerak dibalik bayang - bayang untuk melindungi negara Indonesia. Hal itu juga yang membuat divisi ini bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh segelintir manusia normal saja....
... Dibalik kehidupan Naga sebagai seorang penyihir Naga memiliki restoran bernama ‘Keajaiban Bumi’ yang cukup terkenal baik dikalangan manusia normal ataupun para penyihir. Restoran milik Naga menjadi rumah bagi Naga dan Sebastian sekaligus penyamaran bagi mereka termasuk beberapa penyihir yang bekerja bersama dengan Naga. Restoran Naga buka dari jam 6 pagi hingga jam 8 malam dimana karyawan Naga dari jam 6 pagi hingga jam 1 siang adalah para manusia normal sedangkan dari jam 1 siang hingga 8 malam adalah para penyihir....
... Restoran milik Naga menyediakan menu spesial setiap harinya dimana menu spesial tersebut akan tersedia hanya di waktu tertentu saja entah itu saat sarapan, makan siang ataupun makan malam. Hal itu membuat restoran Naga menjadi spesial terutama bagi para pelanggan setianya karena mereka perlu mengamati akun instagram dari restoran ‘Keajaiban Bumi’ setiap harinya. Pelanggan setia restoran milik Naga tidak hanya berasal dari kalangan manusia normal saja banyak juga para penyihir yang menyukai masakan Naga sehingga Kementrian Pertahanan secara khusus menyatakan bahwa restoran Naga adalah tempat netral dari penggunaan sihir jenis apapun bagi para penyihir....
... Setelah selesai berbelanja keperluan restoran Naga dan Sebastian kembali ke restoran sambil membawa semua belanjaannya. Sekitar jam 5 pagi karyawan Naga dari kalangan manusia normal sudah tiba di restoran dan mulai mempersiapkan restoran untuk menu sarapan pagi mereka. Karyawan Naga dari kalangan manusia normal terdiri dari dua orang pria yang membantu Naga di dapur dan dua orang wanita yang menjadi pelayan sementara Sebastian bertugas sebagai kasir sekaligus pelayan jika keadaan restoran sedang sangat ramai....
... Ketika jam sudah menunjukan pukul 6 pagi restoran ‘Keajaiban Bumi’ dibuka dan para pelanggan sudah mulai berdatangan untuk sarapan di restoran Naga. Untuk jam sarapan biasanya Naga beserta seluruh karyawannya akan sibuk dari jam 6 pagi hingga jam 8 pagi. Dua jam setelahnya biasanya sepi dan mereka gunakan untuk makan pagi sekaligus beristirahat sebelum mereka mempersiapkan menu makan siang pada hari itu yang kebetulan menu spesial akan hadir pada jam makan siang hari itu....
... Banyak pelanggan setia restoran ‘Keajaiban Bumi’ yang rela mengantri untuk menikmati menu spesial yang Naga siapkan terlebih menu spesial tersebut selalu berganti setiap harinya dan mungkin akan terulang dua atau tiga bulan kemudian. Setelah jam makan siang selesai dengan menu spesial karyawan dari kalangan manusia normal beristirahat sambil makan siang dan mengobrol sejenak dengan karyawan lainnya. Meskipun karyawan dari kalangan manusia normal tidak tahu bahwa mereka memiliki kolega penyihir tapi hubungan mereka sangat akrab satu sama lain terlebih Naga juga sering mengadakan acara bersama untuk mempererat hubungan antar karyawannya....
...
... Di salah satu rumah sakit umum daerah (RSUD) Jakarta sedang ada penangan operasi pada pasien oleh salah satu dokter muda berbakat yang diamati oleh Kepala Departemennya. Tidak lama setelah dokter tersebut menyadari bahwa Kepala Departemennya sedang mengamati, sang Kepala Departemen langsung pergi dari depan ruangan operasi tersebut. Setelah selesai dan sukses menjalani operasi yang dia lakukan sang dokter muda bergegas pergi ke ruangan sang Kepala Departemen untuk meminta pendapat ataupun saran untuknya ketika sang Kepala Departemen mengamati jalannya operasi yang dia lakukan....
“Saya permisi dulu dokter Johan.” pamit Yuna penuh hormat.
“Tunggu sebentar Yuna tolong tetap disini!” pinta Johan ramah yang membuat Yuna tetap duduk di kursinya.
“Keterampilanmu sempurna tidak ada yang bisa kuajarkan kepadamu.” lanjut Johan menjawab permintaan Resa.
“Tapi anda masih punya masalah denganku kan dokter Johan?” tanya Resa dengan penuh hormat.
“Kamu selalu membuatku merasa bahwa kamu memperlakukan pasien selayaknya kelinci dalam percobaan.” jawab Johan ramah sambil melihat ke arah Resa.
... Mendengar hal tersebut Resa tahu bahwa dirinya berbeda pendapat dengan dokter Johan dimana dokter Johan berpendapat bahwa seorang dokter harus memiliki hati dan menggunakan perasaan. Sedangkan Resa berpendapat bahwa sebagai dokter cukup menghadapi masalah dengan tenang dan profesional agar mereka bisa menyelematkan nyawa manusia dengan kemampuan yang mereka miliki. Mendengar hal itu dokter Johan mengingatkan Resa akan sumpah dokter yang dia ucapkan ketika menjadi seorang dokter....
“Resa masalah terbesarmu adalah kamu kekurangan keyakinan dasar dalam profesi yang kamu jalani dan itu artinya kamu sudah mengabaikan sumpah dokter. Makanya kamu tidak bisa merasakan kehormatan sebagai seorang dokter dan karena kamu ahli beda yang sangat berbabak hal itu membuatku merasa sedih.” jawab Johan tegas.
“Jika kamu masih membutuhkan saranku, bagaimana jika kamu menjadi murid dokter Yuna selama beberapa waktu? Apa kamu tidak keberatan Yuna?” tanya Johan penuh harap sambil menatap Yuna.
“Tidak masalah dokter Johan.” jawab Yuna penuh hormat.
“Bagaimana Resa?” tanya Johan kembali sambil menatap Resa penuh harap.
... Resa yang menghormati dan mengagumi dokter Yuna juga langsung menyetujui saran dokter Johan tanpa ragu. Di sisa jam kerja hari itu Resa menemani dokter Yuna untuk memeriksa keadaan beberapa pasie yang datang dan melihat langsung betapa hangatnya dokter Yuna kepada para pasien sehingga para pasien begitu nyaman dengan pelayanan yang diberikan dokter Yuna. Begitupun ketika Resa menemani dokter Yuna melakukan operasi pada hari itu secara keterampilan dirinya tidak tertinggal tapi entah mengapa suasana ruang operasi yang dia rasakan berbeda ketika dirinya menjalankan operasinya sendiri....
“Apa kalian bertiga punya waktu malam ini untuk menyambut dokter Resa dalam tim kita?” tanya Yuna ramah sambil melihat ketiga perawat yang tergabung bersama timnya untuk melakukan pekerjaannya.
“Apa kita akan pergi ke restoran Keajaiban Bumi?” tanya Angela penuh semangat.
“Apa kalian ingin pergi ke restoran yang lain?” tanya Yuna memastikan sambil tersenyum ramah.
“Tidak perlu dokter Yuna, aku bisa ikut!” jawab Bela penuh semangat sambil tersenyum bahagia.
“Aku juga!” lanjut Lusi dan Angela sambil tersenyum penuh semangat.
... Resa ikut tersenyum bahagia melihat Yuna beserta tiga perawat yang saat ini menjadi timnya tersenyum penuh semangat hanya dengan membicarakan sebuah restoran. Namun Resa yang tidak tahu restoran ‘Keajaiban Bumi’ membuat Bela menceritakan bahwa restoran tersebut special karena setiap harinya menyediakan menu special yang berbeda dan mungkin akan terulang dua atau tiga bulan kemudian. Selain karena masakannya yang lezat pemilik restoran juga salah satu kenalan dokter Yuna sehingga mereka berempat cukup sering datang ke restoran tersebut terutama ketika sedang merayakan hal - hal tertentu....
... Setelah selesai jam kerja mereka berlima langsung pergi menuju restoran ‘Keajaiban Dunia’ dengan menggunakan dua mobil. Angela bersama Resa di mobil Resa sementara Bela dan Lusi bersama Yuna di mobil Yuna. Restoran ‘Keajaiban Dunia’ yang cukup jauh dari rumah sakit tempat mereka bekerja membuat mereka menempuh perjalanan lebih dari satu jam....
... Setibanya di restoran ‘Keajaiban Dunia’ mereka berlima disambut hangat oleh pelayan disana dan langsung duduk di tempat yang telah dipersiapkan untuk makan malam berlima. Sebastian yang melihat Yuna datang juga mengabari Naga yang biasanya membuat Naga mengantarkan pesanan Yuna dan kawan - kawannya secara langsung atau setelah selesai makan mereka bertemu untuk saling menyapa satu sama lain. Setelah mempersiapkan semua pesanan Yuna, Naga mengantarkan pesanan Yuna beserta kawan - kawannya dibantu oleh Sebastian....
“Naga!” panggil Resa terkejut melihat Naga berdiri mengantarkan pesanan mereka.
“Kalian saling kenal?” tanya Yuna memastikan sambil melihat ke arah Naga dan Resa bergantian yang membuat Bela, Lusi, dan Angela juga terkejut.
“Iya, aku dan Lea teman masa SMA Yuna.” jawab Naga sambil tersenyum ramah.
“Lea? Lea dari Azalea?” tanya Bela memastikan.
“Ah semasa SMA Resa biasa dipanggil Lea jadi aku masih terbiasa memanggilnya Lea.” jawab Naga sambil tersenyum ramah.
“Silahkan dinikmati makanannya!” lanjut Naga sambil tersenyum ramah.
“Terima kasih Naga!” jawab Yuna yang tersenyum ramah diikuti Resa, Bela, Lusi dan Angela sambil melihat pesanan mereka yang telah tiba.
... Ketika mereka sedang menikmati makan malam sambil mengobrol santai sesekali Resa mencuri - curi pandang ke arah dapur restoran berharap bisa melihat Naga. Menyadari hal itu membuat Yuna bertanya tentang pertemuan terakhir Naga dan Resa karena Resa tampak sudah sangat lama tidak bertemu serta tidak mengetahui kabar Naga. Resa mengatakan bahwa pertemuan terakhir mereka saat perpisahan sekolah masa SMA yang membuat Yuna memberitahu Resa bahwa restoran Naga terakhir menerima pesanan jam 8 malam sehingga jam 9 malam restoran sudah tutup dan Naga sudah selesai bekerja....
“Sebastian!” panggil Yuna yang membuat Sebastian datang menghampiri Yuna.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Sebastian penuh hormat.
“Apa setelah selesai bekerja Naga sudah memiliki janji?” tanya Yuna memastikan.
“Sejauh yang sata tahu belum, ada yang mau disampaikan?” jawab Sebastian penuh hormat dan ramah.
“Bagaimana Resa apa kamu mau mengobrol dengan Naga setelah Naga selesai bekerja?” tanya Yuna memastikan sambil melihat ke arah Resa.
“Boleh dokter Yuna, terima kasih.” jawab Resa sambil tersenyum bahagia.
“Tolong sampaikan kepada Naga ya Sebastian!” pinta Yuna sambil tersenyum ramah yang membuat Sebastian langsung pergi menemui Naga.
... Setelah selesai makan malam Yuna, Resa, Bela, Lusi, dan Angela masih mengobrol santai di meja mereka sambil saling mempererat hubungan mereka dengan Resa yang baru menjadi bagian tim Yuna. Setelah mendekati jam 9 malam Yuna pulang duluan bersama Bela, Lusi, dan Angela sementara Resa menunggu Naga selesai membersihkan restorannya. Tidak lama setelah Yuna, Bela, Lusi, dan Angela pergi Sebastian juga pergi ke kamarnya dan Naga langsung duduk di kursi depan Resa untuk menemui Resa....
“Bagaimana kabarmu Naga?” tanya Resa yang mengepalkan kedua tangannya gugup sambil melihat ke arah Naga.
“Baik.” jawab Naga sambil tersenyum tipis.
... Meskipun Naga menjawab dengan tersenyum tapi Resa bisa merasakan amarah Naga yang begitu besar kepadanya mengingat masa lalu mereka yang membuat Resa semakin gugup. Resa mengerti jika Naga masih marah kepadanya tapi cara Naga berbicara yang menyembunyikan kemarahannya membuat Resa merasakan sakitnya rasa penyesalan. Sekuat tenaga Resa menahan tangisnya meskipun matanya sudah berkaca - kaca untuk memberanikan diri berbicara kepada Naga....
“Naga meskipun kamu tersenyum aku tahu kamu masih marah kepadaku dan aku mengerti, jadi ungkapkan saja kemarahanmu! Jika kamu ingin mencaci maki atas sikapku dulu aku juga terima tapi tolong jangan memperlakukanku dingin seperti ini!” pinta Resa sambil menatap Naga penuh harap dengan mata berkaca - kaca.
“Sebenarnya apa yang kamu ingin bicarakan?” tanya Naga memastikan sambil menatap Resa dingin.
“Naga ayo kita baikan!” pinta Resa sambil menahan tangisnya penuh penyesalan.
“Aku sudah lama melupakannya!” jawab Naga dingin yang langsung berdiri dan membuka pintu restorannya sambil melihat ke arah langit.
“Sebaiknya kamu segera pulang karena hari semakin larut!” lanjut Naga dingin yang membuat Resa berjalan keluar sambil meneteskan air mata.
... Ketika tiba di dalam mobilnya sendiri Resa langsung menangis penuh penyesalan dan penuh kesedihan. Setelah merasa cukup tenang barulah Resa pulang ke apartemennya yang tidak terlalu jauh dari rumah sakit tempatnya bekerja. Keesokan paginya Resa mulai memfollow akun instagram restoran ‘Keajaiban Bumi’ untuk mengetahui tentang Naga yang sekarang sekaligus mencari tahu tentang kontak Naga tapi gagal dia temukan....
... Resa ingat restoran ‘Keajaiban Bumi’ menyediakan beberapa varian menu pangsit dimana pangsit rebus merupakan salah satu makanan favorit Resa sehingga Resa memesan makan siang dari restoran ‘Keajaiban Bumi’ melalui aplikasi pesan antar makanan. Lokasinya yang cukup jauh dan perjalanan yang padat membuat Resa memesan makan siangnnya sejak jam 11 sehingga pesanannya tiba di tangannya sekitar jam setengah satu siang. Ketika Resa hendak makan siang tiba - tiba datang seorang laki - laki berjas menghampiri Resa....
... Umar adalah kakak laki - laki Resa yang datang ke rumah sakit tempar Resa bekerja untuk mengajak Resa makan siang bersama. Namun karena Resa sudah memesan makanan dari aplikasi pesan antar untuk dirinya akhirnya Umar memutuskan untuk pergi dan membiarkan Resa menikmati makan siang yang dia pesan. Hal itu membuat Resa tidak enak kepada kakaknya dan meminta Umar untuk makan siang bersamanya dengan saling berbagi tapi Umar yang tahu bahwa Resa memesan satu porsi menolaknya dan lebih memilih untuk pergi....
“Tidak apa Resa, kakak yang salah tidak menghubungimu terlebih dahulu.” jawab Umar sambil membelai rambut Resa dengan penuh kelembutan.
“Kalau begitu kakak pamit ya!” lanjut Umar yang langsung pergi sambil tersenyum.
... Resa merasa bersalah kepada kakaknya karena kakaknya sudah meluangkan waktu unutk makan siang bersamanya tapi Resa sudah memesan makanan yang membuat kakaknya tidak jadi makan siang bersamanya. Namun Resa juga tidak ingin mengatakan apapun tentang restoran ‘Keajaiban Bumi’ terlebih Naga adalah pemilik restoran tersebut. Tidak lama setelah Umar pergi Resa makan saing di mejanya sendiri dan membuat terkejut Bela, Lusi, serta Angela yang baru kembali dari kantin setelah makan siang....
... Resa hanya tersenyum dan mengatakan bahwa makanan dari restoran ‘Keajaiban Bumi’ benar - benar lezat sehingga dirinya ingin makan siang dari restoran tersebut. Resa juga berbohong kepada Yuna setelah Yuna tiba dengan mengatakan bahwa perbincangan dirinya dengan Naga kemarin berlangsung lancar dan hal itu juga yang membuat dirinya memesan makan siang dari restoran Naga meskipun Naga belum tentu mengetahuinya. Setelah selesai makan siang Resa langsung kembali bekerja membantu Yuna membantu menerima serta memeriksa keadaan pasien yang akan berobat....
... Pada malam hari itu Naga merasakan ada yang janggal tidak jauh dari restorannya yang membuat dirinya bersiap untuk pergi setelah selesai membersihkan restoran. Sebastian yang melihat Naga hendak pergi bersiap untuk ikut bersama Naga tapi kali ini Naga meminta Sebastian untuk berbelanja seperti biasa tanpa dirinya. Tanpa banya berbicara Sebastian langsung mengikuti intruksi dari Naga dan Naga langsung pergi menuju gunung Hambalang, Bogor dengan menggunakan sepeda motor miliknya seorang diri....
... Setelah tiba di jalanan terakhir untuk sepeda motor, Naga langsung memarkirkan sepeda motornya dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki hingga jauh dari area pemukiman manusia. Tiba - tiba muncul sesosok makhluk sihir yang menyerang Naga dari atas dan berhasil Naga hindari dengan mudah. Namun rupanya serangan tersebut hanya pemicu agar Naga bergerak ke jebakan yang telah makhluk sihir tersebut siapkan untuk Naga....
... Ketika Naga baru mendarat setelah menghindari serangan mahkluk sihir tersebut di sebelah kiri Naga muncul sebuah kerucut gunung berapi kecil dan langsung menembakan api ke arah Naga. Tidak lama kemudian Naga muncul dari balik ledakan api tersebut dengan keadaan tidak terluka sedikitpun yang membuat sang makhluk sihir tersebut terkejut. Makhluk sihir tersebut bernama Gloom sang hantu api rembulan yang memiliki tubuh tinggi besar berotot dengan kepala lonjong memanjang ke atas seperti plastisin yang ditarik....
... Sadar serangannya belum mengenai Naga, Gloom langsung menyemburkan api dari mulutnya yang menghancurkan area sekitarnya tapi Naga berhasil pergi sebelum serangan tersebut mengenainya. Gloom bergerak cepat ke arah Naga dan menyerang Naga dengan bola api yang dia ciptakan di tangan kanannya tepat mengenai Naga. Tidak berhenti sampai disitu Gloom melanjutkan serangannya dengan meledakan tubuh Naga menggunakan kekuatan api yang berasal dari tangan kanannya hingga membuat ledakan besar....
“Sepertinya kamu tidak sekuat yang dibicarakan.” kata Gloom penuh percaya diri sambil tersenyum sombong dengan suara mencekam dan berjalan pergi.
“Apa kamu sudah mau pergi? Bukankah kita baru saja mulai?” tanya Naga santai sambil melihat ke arah Gloom dengan penuh senyuman.
“Mustahil aku jelas merasakan seranganku mengenaimu!” jawab Gloom yang terkejut melihat Naga tidak terluka sedikitpun dengan suara mencekam.
“Sederhana, aku hanya menggunakan kemampuan dinding pelindung elemental spirit yang melindungi tubuhku dan menyesuaikan elemennya dengan elemen seranganmu.” jawab Naga santai.
... Ketika Gloom hendak kembali menyerang Naga dengan cepat Naga berlari ke arah Gloom terlebih dahulu dan langsung memukul perut Gloom dengan telapak tangan kanannya. Tubuh Gloom yang hendak terpental langsung dipegang oleh tangan kiri Naga sehingga Naga bisa melakukan serangan beruntun ke tubuh Gloom dengan menggunakan tangan kanannya. Setelah menerima pukulan beruntun di perutnya Gloom ditendang oleh Naga hingga terpental beberapa puluh meter dan Naga langsung mengeluarkan buku elemental spirit miliknya....
“Summon spirit : elemen air Kyogre!” kata Naga penuh percaya diri dan tiba - tiba muncul sosok makhluk sihir berwarna biru yang berdiri di sebelah kanan Naga.
... Tanpa banyak bicara Naga bersama Kyogre langsung melesat ke arah Gloom dan langsung menyerang Gloom terus menerus selayaknya seseorang yang sedang mengoper bola dengan menggunakan tangannya ataupun kakinya. Gloom yang sudah babak belur menerima serangan beruntun Naga dengan Kyogre hanya mampu berdiri menahan sakit serta memikirkan rencana untuk melarikan diri. Naga yang menyadari hal itu langsung pura - pura lengah dan membuat Gloom berusaha melarikan diri dari Naga serta Kyogre....
“Kabut es : udara yang membeku.” kata Kyogre sambil memegang tangan kanan Gloom dan seketika udara disekitar serta tubuh Gloom mulai membeku perlahan.
“Apa kamu masih berpikir aku tidak sekuat yang dibicarakan?” tanya Naga santai sambil tersenyum menatap Gloom.
... Tanpa banyak bicara Naga langsung menarik kepala Gloom dengan tangan kanannya hingga kepala Gloom terpisah dari tubuhnya bersama tulang belakangnya. Tidak lama kemudian tubuh Gloom musnah selayaknya debu yang tertiup angin dan dunia di sekitar Naga tiba - tiba berubah. Rupanya sejak awal Naga memancing Gloom masuk ke dalam dunia paralel yang membuat Naga bisa bertarung dengan bebas dan tidak akan memberikan dampak kerusakan ke dunia nyata dari pertarungan yang Naga lalui....
... Setelah memusnahkan Gloom, Naga langsung pulang kembali ke restoran untuk mempersiapkan menu spesial untuk jam sarapan ketika restoran sudah mulai buka. Masyakarat sekitar gunung Hambalang, Bogor memulai aktivitas rutin mereka seperti biasa tanpa ada yang mengetahui pertempuran Naga sebelumnya. Sebastian yang menyambut kepulangan Naga langsung memeriksa keadaan Naga dan setelah memastikan keadaan Naga baik - baik saja mereka berdua mulai membuka restoran seperti biasanya....
... Pada jam makan siang hari ini Resa kembali menggunakan aplikasi pesan antar untuk bisa makan siang dengan menu restoran ‘Keajaiban Bumi’ hanya saja kali ini Resa menawarkan hal tersebut kepada Yuna, Bela, Lusi dan Angela. Hal itu membuat mereka berlima makan di kantin rumah sakit tapi dengan pesanan mereka dari restoran milik Naga. Ketika mereka sedang mengobrol santai, beristirahat setelah makan siang tiba - tiba terjadi gempa bumi yang membuat semua orang berlari keluar untuk menyalamatkan diri mereka dan orang - orang terdekat mereka....
... Tidak ada korban jiwa di sekitar area rumah sakit setelah gempa bumi terjadi tapi tidak dengan masyarakat di sekitar gunung Gede Pangrango. Hal itu membuat perwakilan tenaga medis, TNI, POLRI, dan damkar yang berada di area Jabodetabek pergi ke sekitar area pusat gempa yang berada di kaki gunung Gede Pangrango termasuk Yuna, Resa, Bela, Lusi serta Angela. Setibanya tim medis di lokasi kejadian mereka semua langsung sibuk membantu evakuasi dan merawat para korban yang mengalami luka - luka....
“Syukurlah cederamu sedikit silahkan beristirahat di tenda darurat yang tersedia!” kata Resa setelah mengobati salah satu pasien yang terluka dengan penuh senyuman yang membuat Bela dan Lusi terkejut hingga saling bertukar pandangan.
... Selama ini yang Bela dan Lusi tahu bahwa Resa dijuluki dokter mesin karena dia fokus mengobati pasien tanpa memikirkan perasaan pasien selama dirinya bisa menyelamatkan nyawa sang pasien. Namun meskipun baru hari ketiga Resa ditugaskan untuk menjadi murid yang mendampingi Yuna tampaknya hal positif dari Yuna mulai ditemukan dalam diri Resa. Ketika Resa hendak pergi bersama Bela dan Lusi untuk memeriksa korban lainnya tiba - tiba sang pasien menggenggam tangan Resa yang membuat Resa kembali menghampiri sang pasien....
“Ada apa? Kamu merasakan kesakitan dibagian yang lain?” tanya Resa penuh perhatian sambil menatap sang pasien.
... Tiba - tiba sang pasien melepas sepatunya dan memberikannya kepada Resa karena Resa kehilangan sepatunya saat membantu mengevakuasi dan merawat para korban sehingga Resa menggunakan alas kaki seadanya. Ketika Resa, Bela, dan Lusi melanjutkan perjalanan mencari korban tiba - tiba ada petugas damkar yang memanggil mereka untuk memeriksa jasad ibu hamil. Setelah diperiksa oleh Nara rupanya bayi dalam kandungan ibu tersebut masih hidup sehingga Nara memutuskan untuk melakukan operasi cesar untuk menyelamatkan bayi tersebut....
... Bela dan Lusi setuju dengan keputusan Resa tapi Resa meminta Lusi untuk memanggil Yuna karena dirinya membutuhkan bantuan Yuna saat itu. Tidak lama kemudian Yuna datang untuk membantu Resa bersama Angela dan mereka berlima berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan nyawa sang bayi. Setelah melewati berbagai rintangan akhirnya sang bayi berhasil dikeluarkan dari perut sang ibu dengan selamat dan langsung dibawa ke tempat yang lebih aman untuk mendapatkan pengawasan lebih lanjut oleh Yuna....
... Setelah melakukan operasi cesar Resa menjahit kembali perut sang ibu sebelum jasad sang ibu akan dimakamkan. Namun saat dalam proses itu Resa teringat perkataan dokter Johan sebelum dokter Johan meminta Resa untuk menjadi murid Yuna serta mengingat kembali sumpah dokter yang dia ucapkan. Bela dan Lusi yang melihat Resa menangis berusaha menenangkan Resa dengan memeluknya lalu tidak lama kemudian mereka kembali bergerak untuk mengobati luka para korban lainnya yang berhasil di selamatkan....
... Naga berkomunikasi dengan kolega pemilik restoran yang dia kenal memutuskan untuk pergi ke area korban gempa membantu menyediakan makanan bagi para korban serta para tim penyelamat. Mereka semua berencana akan pergi besok jam 6 pagi dan akan ada dua tim yang begiliran datang bergantian selang satu hari. Setelah selesai berkomunikasi dengan para koleganya tiba - tiba kakek salah satu dewan penasihat kementrian pertahanan mewakili divisi pertahanan sihir dan mitologi menghubungi Naga....
“Ada apa Kek?” tanya Naga ramah.
“Gempa gunung Gede Pangrango bukan karena kejadian alam.” jawab Kakek tegas yang membuat Naga terkejut.
“Kami memang berencana pergi kesana besok Kek.” jawab Naga sigap.
“Baiklah, tolong pastikan keadaan disana dan lakukan tindakan apapun yang diperlukan Naga!” pinta Kakek tegas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!