Vanya Putri Wiguna anak dari pasangan Alif Wiguna dan Mita Popy Wiguna. Selain putri, mereka juga memiliki putra bernama Ferdy Wiguna yang tinggal bersama kakeknya Arfan Wiguna.
Mereka hidup terpisah dan Vanya tinggal sendiri. Ada rasa sakit di hatinya setelah kehilangan orang tuanya pada saat berlibur. Kapal yang di tumpangi mereka tenggelam di tengah laut, hanya dia dan kakaknya yang selamat kala itu. Kejadian itu masih membayangi hari-harinya. Ia berharap dengan kesendiriannya, dia bisa melupakan kejadian pahit dua tahun lalu.
Vanya menjalani hidupnya dengan sangat sederhana, tinggal di rumah yang jauh dari kata mewah yang sering disebutnya gubuk. Namun, itu tidak membuatnya malu atau kekurangan. Dia memiliki dua sahabat yang selalu bersamanya.
Setiap hari dia selalu merawat kebun bunganya di samping rumah, di sana juga. Dia sering menghabiskan waktu untuk mencari refrensi membuat novelnya.
Shishi gadis lembut tak banyak bicara dan sayang sama Vanya, walau dia orang kaya tapi tidak sombong. Dia hidup berdua bersama Ibunya. Ayahnya yang juga ikut jadi korban kapal tenggelam dua tahun silam. Bersamaan dengan kedua orang tua Vanya, membuatnya menyimpan duka yang mendalam hingga menjadikannya gadis agak pendiam.
Azam pria jangkung tampan dan baik hati, selalu ada buat Vanya dan Shishi. Baginya, kedua sahabatnya ini pengganti adik kembarnya yang juga jadi korban kapal tenggelam saat itu bersama ayah mereka untuk pergi berlibur. Sampai saat ini merekalah yang selalu bersamanya dalam suka dan duka. Mereka bersahabat dengan Vanya tanpa syarat.
Vanya sosok gadis lucu yang selalu riang. Sedih dan senang wajahnya tetap tersenyum. Teman sekelasnya merasa terhibur jika kegilaannya mulai kambuh, seperti biasa selalu menggoda teman - temannya di kelas.
Lebay dan cerewet, tapi baik hati sifat itulah yang menonjol di kesehariannya, walau kadang guru kewalahan menghadapinya. Tapi mereka bangga Vanya merupakan siswi genius di sekolahnya.
Abimanyu Permana Herlambang. Anak pasangan dari Herlambang dan Vania Herlambang mereka juga memiliki putri yang tengah duduk di bangku SMA kelas satu.
Resya Nadia Herlambang cewek ABG baik hati. Sedikit angkuh dan pencinta novel, punya sifat periang dan suka usil pada kakak laki - lakinya Abimanyu.
Abimanyu sosok laki - laki dingin. Cuek dan angkuh karena merasa anak orang kaya. Walau begitu banyak cewek mengantri hanya untuk jadi kekasihnya. Paling risih jika di dekat Vanya. Tidak ada yang berani dekat dengannya selain cewek seksi yang bernama Manda.
Manda teman SMP - nya, cewek centil nan manja itu sudah lama menaruh hati pada Abimanyu. Sehingga kemana saja Abi begitu panggilannya, Maka disitu ada Manda, dia salah satu putri orang kaya tapi sayang dia begitu angkuh. Abimanyu dan Manda juga punya sahabat yang bernama.
Rian Saputra, humoris, dewasa orang kaya tapi tidak membanggakan kekayaan orang tuanya. Dia juga selalu menempel pada Abimanyu kadang membuat laki-laki itu sedikit risih pada Rian.
Manda juga tidak pernah akur dengan Vanya, dia tidak menyukai Vanya karena miskin tapi populer padahal keduanya berbeda jurusan Vanya IPA sedangkan Manda IPS
Semester dua di kelas sepuluh sudah berakhir seperti biasa Vanya selalu jadi topik hangat diakhir semester karena selalu mendapat peringkat 1 dikelas dan juara umum antar Kelas. Vanya mengendarai sepeda ontel dan tidak menggunakan ponsel. Tapi tidak berpengaruh pada semangat sekolahnya. Informasi dari sekolah akan didapatnya melewati e-mail di laptopnya .
...----------------...
Yuk ! Yang mau berteman dengan author follow
IG. iyien_02
FB. Ririn Rira
Liburan kenaikan kelas sudah berakhir. Seluruh siswa Tunas Bangsa masuk kembali ke sekolah. Memasuki kelas baru di kelas 11. Vanya mengayuh sepeda ontelnya dengan riang. Senyum di bibir manisnya selalu mengembang. Serta rambut panjangnya disanggul tinggi dan rok panjang semata kaki serta tas ransel di punggungnya membuat Vanya tidak berubah dari tahun sebelum nya. Itulah ciri khas seorang Vanya.
Hampir sepuluh menit, Vanya sudah sampai di gerbang sekolah. Dia memarkirkan sepeda ontelnya di khusus parkiran sepeda. Di parkiran mobil, Shishi dan Azam sudah menunggu.
Vanya menghampiri mereka. "Lo berdua nungguin gue ?" Tanyanya dengan tersenyum riang.
"Iya, Van ! Masa nunggu angkot." Shishi merotasi kan matanya.
"Ayo masuk !" Azam merangkul pundak ke dua temannya itu.
"Kenapa gak naik angkot aja sih,Van ? Jadi gak capek goes sepeda." Shishi bertanya sambil menoleh pada Vanya.
"Enggaklah ! Gue senang naik sepeda, walau butut begitu dia setia loh sama gue." Vanya tersenyum.
"Kalian berdua sudah sarapan?" Azam berhenti melangkah.
"Sudah !" Shishi dan Vanya menjawab bersamaan.
"Kalau gitu kita ke kelas aja cari bangku." Ajak Azam. Mereka kembali melangkah menuju kelas yang di maksud.
"Cari bangku agak di belakang ya, biar kita bisa bergosip ria." Vanya sumringah melontarkan keinginannya.
"Lo sekolah buat belajar atau gosip?" Tanya Azam menghentikan langkahnya sejenak.
"Dua - duanya." Sahut Shishi santai
"Kalian ini, gak berubah." Cibir Azam
"Lo kira kita bunglon bisa berubah !" Ujar Vanya.
"Lo enak, Van ! Punya otak cerdas, sekali dengar udah bisa. Nah ! Kita, kalau gak benar- benar konsentrasi gak pintar - pintar." Seru Azam
Mereka memasuki kelas baru yaitu kelas 11 IPA 1. Di sana sudah ada beberapa murid juga memilih kursi. Azam, Shishi dan Vanya memilik kursi agak dibelakang
"Ini baru benar, kalau gue ngantuk tinggal tukar posisi sama Lo. Zam !" Ucap Vanya senang.
"Mau Lo molor terus." Celetuk Shishi
"Iyalah, kalau gak molor mana bisa ketemu pacar khayalan gue." Balas Vanya cuek
Setelah Bel berbunyi seluruh murid berbaris di halaman sekolah. Kepala Sekolah menyampaikan pidatonya kepada seluruh murid baru dan murid lama. Usai berbaris, seluruhnya disuruh masuk ke kelas masing- masing. Murid kelas 11 IPA 1 sudah masuk dengan tertib tak lama Ibu Vivin selaku wali kelas memasuki ruangan.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa Ibu Vivin
"Selamat pagi, Bu !"
"Hari ini kita tidak akan memulai belajar, tapi kita akan mengadakan kerja bakti dan pembagian jadwal pelajaran. Nah ! Azam, susunan kepengurusan kelas tetap sama seperti sebelumnya. Kamu tetap jadi ketua Kelas." Terang Ibu Vivin
"Baik, Bu." Azam langsung berdiri mengambil selebaran jadwal untuk dibagikan satu per satu
Seluruh siswa dari kelas sepuluh sampai dua belas melaksanakan kerja bakti, tiga jam mereka bersih - bersih kini dipersilahkan istirahat sebelum pulang.
"Kantin yuk ! Lapar."
"Ayo gue juga haus, nih !" Balas Shishi
"Karena kalian sudah lapar dan haus mari serbu kantin..." Azam tersenyum semangat sambil merangkul pundak kedua sahabatnya itu
Sampai di kantin mereka memesan makanan "Makan apa Lo ?" Shishi berdiri di depan meja penjaga kantin.
"Nasi pecel deh !"
"Gue sama, minum juga sama kaya Lo berdua." Azam menggeser kursi untuk duduk
"Gimana liburan Lo ?" Tanya Vanya
"Gue gak kemana- mana di rumah aja, Lo liburan kemana ?" Balas Azam
"Gue juga di gubuk aja, gak kepengen kemana- mana paling ke taman bunga nyari refrensi."
"Orang miskin mana bisa liburan ! Gak punya uang dia !" Sambar Manda di sebrang meja.
"Itu mulut di sekolahin dong ! Jangan cuma otak aja !" Azam tak terima hinaan untuk Vanya
"Sudahlah, Zam. Biarkan aja mulut sama tampang gak sinkron." Seru Vanya santai. Manda menjadi kesal karena balasan kata dari Vanya.
Shishi kembali ke meja membawa makanan yang sudah dipesan. "Lo berdua kenapa ?" Tanyanya melihat wajah kesal Azam
"Biasalah, Shi. Orang tajir pandai menghina malas sedekah !" Jawab Vanya sedikit menyindir.
Shishi terkekeh. "Ada-ada aja bahasa Lo." Ucapnya meletakkan makanan di atas meja.
"Ya sudah, ayo makan keburu nangis. Nih, makanan !" Vanya menyuap nasi pecelnya
Azam yang semula dongkol jadi tertawa kekocakan sahabatnya itu selalu meruntuhkan emosinya. Begitulah Vanya tak pernah menanggapi ocehan receh orang lain yang menghinanya. Usai makan mereka membayar masing- masing dan pulang ke rumah.
...----------------...
Maaf kan jika penulisan ada typo ya...
Yuk ! Yang mau berteman dengan author follow
IG. iyien_02
FB. Iyien Rira
Dua minggu sudah. Murid Tunas Bangsa belajar normal kembali. Vanya bangun pagi-pagi sekali, sebelum mandi ia membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Walau hidup sendiri tapi dia tidak pernah kekurangan, kesehariannya selalu dihabiskan untuk menulis novel. Vanya kembali mengayuh sepeda ontel kesayangannya menuju sekolah. Setiba di sana bertepatan dengan Manda yang juga tiba. Gadis itu berhenti sebentar dan membuka kaca mobilnya.
"Eh miskin ! Lo sengaja ya nutupin jalan mobil gue. Kalau lecet ganti rugi Lo ! Mobil gue mahal !" Ujar Manda menjalankan mobilnya kembali
Vanya hanya tersenyum manis, usai memarkirkan sepedanya. Dia langsung masuk ke kelas. Di sana Azam dan Shishi sudah duduk manis di bangkunya
"Lo lama banget ke kelas."
"Biasa ketemu orang tajir ! Gue penghormatan dulu di gerbang." Jawab Vanya sambil menyimpan tasnya di atas meja
"Manda." Tebak Azam dengan raut wajah tidak senang.
"Iya lah ! Siapa lagi yang gak nerima gue disini ?!" Vanya merasa kesal.
"Rese benar itu anak ya ! Perlu dijahit bibir seksinya !" Shishi mengepal tangannya geram
"Gue ke toilet dulu ya. Tiba-tiba mules." Vanya langsung berdiri
"Gue antar." Shishi ikut berdiri dari kursinya.
"Gak usah, Shi. Sebentar doang."
Bel tanda masuk kelas berbunyi. Seluruh Siswa dan siswi sudah menempati kursi masing-masing. Bersiap untuk menerima pelajaran.
"Kemana Vanya ? Kok, belum masuk juga." Shishi melihat ke arah pintu
"Tahu tuh ! Tidur di toilet. Mungkin !" Jawab asal Azam
Tak lama masuklah Ibu Vivin. "Selamat pagi anak-anak "
"Selamat pagi, Bu."
"Anak-anak, sebelum pelajaran dimulai. Ibu akan memperkenalkan dua orang siswa baru." Ujar Ibu Vivin
"Baik, Bu !"
"Masuk." Titah ibu Vivin pada dua murid baru yang akan diperkenalkan beliau. Masuklah dua orang laki-laki tinggi dan tampan. Kulit mereka putih, bersih, bertepatan dengan Vanya yang kembali dari toilet. "Vanya kamu terlambat ?"
"Enggak, Bu ! Saya habis nongkrong cantik di toilet"
Terlihat senyum tipis di bibir salah satu murid baru itu.
"Masuklah, ibu ingin mengenalkan murid baru !"
"Baik, Bu. Hai Cogan ! Ini manekin atau asli, Bu?" Vanya melirik intens wajah dua laki - laki di hadapannya ini.
"VANYA !"
"Iya, Bu. Saya akan duduk." Vanya langsung melangkah ke belakang. Siswa lainnya hanya terkekeh melihat tingkah konyol nya.
"Baiklah, perkenalkan ini namanya. Abimanyu Permana Herlambang dan yang ini namanya, Rian Saputra Pratama. Mereka pindahan dari SMA yang sama. Ada pertanyaan ?" Ucap ibu Vivin sekaligus bertanya.
"Saya, Bu !" Vanya mengangkat tangannya ke atas. Sontak saja menarik perhatian temannya di kelas. Mereka menunggu pertanyaan yang akan Vanya lontarkan.
"Silahkan Vanya."
"Pertanyaannya untuk Abimanyu. Mama mertua ngidam apa ? Kok, anaknya tampan gini." Tanya Vanya yang otomatis dapat sorakan seluruh siswa di kelasnya.
Pletak !
"Pertanyaan Lo ada-ada aja." Azam geram sekaligus malu.
"Vanya, itu bukan pertanyaan ! Sudahlah hiraukan saja. Kalian berdua duduklah ! Rian duduk di sebelah Azam dan Abi duduk di sebelah Dodi." Ucap Ibu Vivin
Raut wajah Abimanyu terlihat tidak suka. "Ini cewek aneh banget, jijik gue sama tingkahnya." Gerutunya pelan.
"Tapi cantik." Rian tersenyum manis.
Ibu Vivin mulai memberikan materi pelajaran. Seluruh siswa sedang fokus melihat dan mendengarkan penjelasan. Namun, tidak untuk Vanya. Dia masih penasaran pada Abimanyu.
"Syut ! Hai Cogan nomor dua. Teman Lo sariawan ya ? Kok, diam aja." Tanya Vanya yang diiringi plototan mata Azam
"Hai, nama Lo siapa ? Dia memang sariawan. Jadi, takut ileran kalau buka mulut." Jawab Rian sambil terkekeh.
Merasa diperhatikan Abimanyu melihat kearah Vanya dan Rian. "Hei cewek aneh ! Gak usah cari masalah sama gue !" Serunya kesal.
"Vanya putri ! Apa yang kamu lihat di belakang ?" Tanya ibu Vivin nyaring
"Melihat pahatan Tuhan yang sempurna ini, Bu. Sayang, 'kan? di anggurin." Jawab Vanya santai hingga membuat kelas menjadi ricuh
"DIAM ! Vanya maju ke depan ulangi penjelasan Ibu." Titah ibu Vivin. Wajah Abimanyu terlihat senang dan memandang remeh pada Vanya.
"Baik, Bu !" Vanya langsung berdiri.
Dengan elegan Vanya mengulangi penjelasan ibu Vivin tanpa tertinggal satu pun. Rian terperangah tak percaya dari tadi Vanya mengajaknya mengobrol. Tapi dengan sempurna gadis itu menyampaikan penjelasan ibu Vivin
"Keren !" Itu yang keluar dari mulut Rian.
Tapi tidak untuk Abimanyu, wajahnya sangat tidak senang melihat Vanya
"Mulutnya bicara tapi kupingnya mendengar." Azam tersenyum pada Vanya. Bel istirahat berbunyi seluruh siswa istirahat "Kantin yuk !" Ajak Azam pada Vanya dan Shishi
"Oke." Mereka meninggalkan ruangan kelas setiba di kantin meja terlihat penuh.
"Pesan aja dulu, nanti makan di bawah pohon sana." Ucap Vanya sambil menunjuk pohon yang tak jauh dari kantin. Shishi memesan makanan mereka dengan ibu kantin
"Hei, miskin ! Ada uang Lo makan di kantin ?!" Ejek Manda yang duduk di meja bersama Abimanyu dan Rian
"Kayanya, Lo ngefans banget ya sama Vanya. Hampir tiap hari hina dia." Ujar Azam kesal
Vanya menyentuh pundak Azam. "Iya. Nih ! Si miskin mau makan. Lo yang tajir, gak mau sedekah sama gue ? Bayar makanan gue misalnya." Ujar Vanya santai dan tersenyum
"Cih ! Gak sudi gue sedekah sama Lo !"
Terlihat wajah Abimanyu senang atas penghinaan Manda pada Vanya, tapi tidak dengan Rian. Dia merasa tidak enak melihat Vanya dihina. Azam, Shishi dan Vanya duduk di bawah pohon menikmati makanan mereka
"Si Manda senang banget menghina Lo. Geram gue !" Ujar Azam kesal
"Biarkan aja, nanti dia capek sendiri." Jawab Vanya cuek
"Van, gimana kalau Lo tinggal di rumah gue aja ? Kita bisa berangkat naik mobil gue." Ajak Shishi
"Terimakasih, Shi. Tapi gue nyaman, kok ! Tinggal di gubuk gue." Jawab Vanya sambil menyeruput minumannya
"Tapi, Van... Gubuk Lo udah hampir gak layak huni. Kalau hujan gimana bisa bocor." Ujar Azam cemas.
"Terimakasih sudah mengkhawatirkan gue. Tapi gue masih betah tinggal di sana, tenang aja. Kalau misalkan gue butuh bantuan Lo berdua. Pasti gue kasih tahu." Vanya meyakinkan dua sahabatnya.
"Oke janji !" Ucap Shishi tersenyum nampak matanya berkaca-kaca.
"Iya janji ! Kok, jadi pada melow gini ? yuk ke perpus ?" Ujar Vanya
Azam dan Shishi mengangguk mereka meninggalkan kantin dengan canda dan tawa.
Salut gue sama Lo, Van ! Udah dihina tapi masih bisa tertawa
Rian menatap punggung Vanya yang telah menjauh
...----------------...
Maafkan jika penulisannya ada typo ya...
Yuk ! Yang mau berteman dengan author follow
IG. iyien_02
FB. Iyien Rira
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!