NovelToon NovelToon

INIKAH CINTA

Profile

Sosok menawan dengan kesederhanaan SINTA AULIA PRAMESWARI sosok yang begitu anggun dengan balutan sederhana tetap nenawan body bak model ternapa kulit alami nampak seperti perawan skine care meski lahir dari keluarga pas pasan dari ayah seorang pegawai swasta ibu buruh cuci dengan jajaran adik empat dibawahnya dengan berbagai keperluan mereka

Kuliah sempat dirasakannya meski hanya daftar tak sempat meneruskan bukan tidak diterima tapi, tidak mampu membayarnya, kepahitan itu di telannya demi keempat adiknya yang harus mengenyam pendidikan di berbagai jenjang.

Ceritanya dimulai saat bekerja di sebuah toko swalayan yang berjajar hampir di setiap kota dengan begitu kebutuhan rumahnya bisa lebih tercukupi dengan memberikan sebagian gajinya untuk ibunya mesku sering ditolak tetap banyak cara membuat ibunya bangga padanya

Sampai bertemu Gilang Prasetya Nugraha seorang pengusaha kaya pemilik beberapa produk yang di subkan di di swalayan tempatnya bekerja

Disinilah pertama merasakan cinta, saat sekolah tak bisa berfikir cinta memang banyak yang menyatakan itu tapi tak membuatnya menerima karena waktu juga kondisinya tak mengijinkan itu dengan tekat membahagiakan orang tua juga adiknya ingin segera lulus dan bekerja

Anganya sebagian tercipta dengan segala keterbatasannya kini, terlebih saat ayahnya kena PHK dari perusahaanya ia bekerja dialah satu satunya sumber pendapatan keluarga ibunya yang mulai melemah karena tua membuatnya beresiko bekerja mencuci alamu seperti dulu lagi dan pasti Sinta tidak mengijinkan itu

Pertemuan dengan Gilang menjadikan hatinya tak menentu buka karena dia tahu Gilang kaya tapi karena Gilang terang terangan membukakan hatinya untuk itu.

Saat Gilang datang mengecek atau melihat lihat produknya berapa terjual selalu menanyakannya pada teman Sinta yang kebetulan beda jadwal, menimbulkan banyak spekulasi dimana Gilang yang acuh penuh arrogantsi bisa melunak dengan seorang sinta, meski begitu awalnya sinta tak begitu tertarik untuk lebih jauh melainkan menyadarkan diri akam satu hal sinta beda kasta dengannya

Dengan terus berupaya membiayai adik adiknya yan masih di sekolah SMK, SMP, SD juga masih satu terkecil persiapan TK seakan ibu muda dengan seabrek obsesi membahagiakan adik adiknya mememenuhi kebutuhan keluarga dengan memulai usaha kecil kecilan dirumah untuk ayah juga ibunya biar mereka tenang seakan mereka tak berpangku tangan atas tugasnya sebagai orang tua mereka

Bersyukur anugrah yang diberikan Tuhan padanya dengan adik pertamanya seorang lelaki yang pandai mengambil peluang dengan memilih jurusan sekolah kejuruan dengan hobiinya mulai menemukan hasil tidak selalu mengandalkan Sinta meski hanya soal jajan

Sore ini Sinta lembur lagi untuk mendapatkan uang lebih disaat yang bersamaan Gilang datang seperti jadwal yang sudah disepakati berkaitan obset pemasaran produk

Bukan tak tertarik Sinta akan perawakan Gilang yang begitu menawan pastilah karena sosok sultan diukur dari ekonominya, sinta pandai memyikapi hidupnya sejak kecil dengan tempaan kehidupan

Sosok Gilang datang dengan gagah tak pakai jas seperti pemilik perusahaan besar lainnya melainkan jeans ternama juga kaos berkrah membuatnya makin handsome siapa yang tak tergoda kebetulan kasir yang berlawanan sif ada keperluan dan mendapatkan nilai plus buatnya untuk lemburan, Percakapan tak terelakkan

"hay Sin apa kabar" sosok Gilang menyapa "baik Pak "sembari melayani pelanggan setia swalayan tempatnya bekerja, pelanggan yang menantikan transaksi itu seperti kabel listrik yang lagi terkelupas "mbak ganteng gateng kok dicuwekin" menyambar pembicaraan diantaranya dengan masih setia didepanya masih menunggu pelayanannya, bukan marah atau apa Sinta hanya tersenyum merekah sembari meneruskan kata "tenang Bu soal ganteng nanti saja, Sintanya kerja dulu" sembari terus melakukan transaksi memberikan pelayana kepada pelanggan setia

AWAL

"hay Sin apa kabar" sosok Gilang menyapa "baik Pak "sembari melayani pelanggan setia swalayan tempatnya bekerja, pelanggan yang menantikan transaksi itu seperti kabel listrik yang lagi terkelupas "mbak ganteng gateng kok dicuwekin" menyambar pembicaraan diantaranya dengan masih setia didepanya masih menunggu pelayanannya, bukan marah atau apa Sinta hanya tersenyum merekah sembari meneruskan kata "tenang Bu soal ganteng nanti saja, Sintanya kerja dulu" sembari terus melakukan tugasnya.

Akhirnya antriandidepan kasirpun habis, sinta bisa beranjak ke stand kuwe yang sedikit kurang rapi untuk membenahinya, saat itulah sinta tertatapan langsung dengan sosok Gilang tanpa pembatas dengan saling berhadapan, tidak sengaja saat menata barisan snack, seperti di film romantis mereka berpegangan dengan tujuan yang sama sekian detikpun terhenti untuk saling melihat, sintapun menarik tangannya "maaf Pak, silahkan" sinta berniat menghindar karena dia sadar lelaki itu sedikit membuat batinya yang kosong bergetar, hal yang selama ini iya hindari atas nama keluarga lebih tepatnya demi kebahagian keluarganya hingga lupa untuk menikmati keindahan ciptaan Tuhan sejenis Laki-laki.

Tapi itu semua menjadi awal kehabagiaan yang entah bisakah sinta terima nantinya, jika semua hanya sebuah kepalsuan belaka

Sore berganti malam, sampai semua terselesaikan tugas kasir menghitung omset menyimpan uang tunaipun selesai menutup swalayan dilakukan rekan laki laki setiap shift hanya 3 orang. Semua selesai, merekapun pulang.

Saat kebagian shift  malam sering membuat sinta sedikit bingung karena harus menunggu angkutan umum yang membuatnya makin larut sampai dirumah, sempat terpikir membeli motor cuman selalu kedahuluan kebutuhan adik adik jadi tetap setia dengan angkutan umum, malam ini memang sangat sepesial sekali hujan gerimis datang tak mengenal siapapun seperti jailangkung, hemmmmm desahan suara sinta tak terelakkan hanya sendirian meski ada pilihan untuk menerima tawaran IRFAN SAPUTRA yang ingin mengantar jemputnya pulang tapi dengan halus sinta menolaknya, barisan air hujan kian merapat angkutan umum tidak juga bisa didapat, sempat terpikir menghubungi sosok Irfan tapi tak berani takut Irfan berharap lebih.

Tubuh yang sedianya merasakan sedikit meriang entah mungkin kelelahan,  karena sering lembur akhir-akhir ini karena pusing yang sinta rasakan hingga membuatnya berjongkok menahannya.

Cerita akan akan dimulai pertemuan malam ini dengan Gilang membawanya kedalam pelukan cinta yang berskenario

Sinta menatap kaget ada sorot lampu mobil di depan pandanganya takut yang sekian detik sinta rasakan segera meraih ponsel menekan untuk segera mendapatkan nama Irfan tapi,  saat Sosok yang iya kenal keluar membuatnya sedikit tenang meski tetap ada rasa takut akan sesuatu tanpa alasan.

"Sin, kok belum pulang ? ayo aku antar" kata itu yang keluar dari sosok Gilang membuatnya terbata untuk kembali menjawab sebuah pertanyaan dan kemungkinan yang sulit untuk di elakkan "Pa Pak Gilang" dengan terbata iya menjawab pertanyaan dengan pernyataan, sosok Gilang mendekat  sedangkan Sinta makin terpuruk dengan perasaannya sendiri, perasaan yang ingin dia sembunyikan juga situasi yang kurang memberikannya cukup alasan untuk sekedar menghindar.

"Ayo aku antar, sudah malam angkutan mungkin tengah malam baru datang" Gilang menjelaskan dengan kelembutan seharusnya bukan menjadai masalah saat sinta tidak menyimpan rasa "maaf merepotkan Pak" kata yang keluar dari mulut sinta seakan langsung mengiyakan.

"sin, pucat sekali kamu, kamu baik baik sajakan " Gilang kembali melancarkan aksinya saat melihat sesuatu sedikit berubah, sedangkan sinta menjawab "entahlah Pak, kepala saya pusing" sembari merubah posisi awal, sedangkan Gilang nampak kawatir entah itu tulus bahkan penuh dengan tipuan, memberikan sedikit instruksi "sudah ayo masuk" Gilang mengatakan dengan membatu sinat terdiri dan membukakan pintu mobil sebelah kemudi, sinta yang mulai merasakan kenyamanan hanya bisa mengikuti. Diposisi duduk nyaman pintu tertutup dan sosok Gilang melangkah memutar menuju kemudi tanpa melihat sinta menyalakan mobil dan berjalan.

Sesaat sudah berjalan Gilang mengatakan "Sin rumahmu dimana ?" karena untuk pertama kali mereka bersama pulang kerumah sinta, sedangkan sinta dengan segera menjawab "nanti sampai terminal saja Pak, masih jauh"  penasan yang belum terbayar membuat gilang kembali menanyakan "`dari terminal ?" sintapun memastikan "lumayan Pak" dengan jawaban itu Gilang cukup mengerti dan mulai memberikan permintaan "hemm boleh panggil nama lain, selain Pak" sebuah permintaan atau instruksi saat Gilang mengatakan itu dengan menatap sinta "Hemm panggil selain Pak ?" pertanyaan sinta bersuara memikirkan kata yang pas "hemmm bos saja yaa ?" celetuk sinta "apalagi itu ? yang lain" Gilang menjelaskan penolakannya

"Panggil Siapa ? Pak" Sinta menanyakan ulang atas kebingungan ya, dengan tenang jawaban diberikan Gilang "Sayang saja gimana ?" Gilang mengatakan jelas sembari berkelakar tanpa dosa

HALLO PEMBACA YANG BUDIMAN

SILAHKAN KOMEN DAN TINGGALKAN JEJAK ANDA DI SINI

SARAN UNTUK LEBIH BAIK DISILAHKAN

VOTE APALAGI DITUNGGU DENGAN SENANG HATI

HAPPY BACA.....

CINTA

sinta hanya menganga dengan kedua mulut tertutup tangannya tak bersuara hingga sesaat jadi sunyi

kenapa ? berat ya manggil sayang aja Gilang kembali membuat benteng pertahanan sinta bergeser

tanpa sengaja menatap kaca mobil sudah nampak jalan yang lengang karena hujan segera sampai di terminal mungkin kebetulan yang disengaja yang tahu hanya sinta juga Tuhan saat sinta mengatakan sampai sini saja sayang nganternya

Gilang sedikit berekspresi atas sebutan sinta barusan yakin ? iya sinta semakin menajamkan pandangan menutupi rasa malu dan semua yang ada dibenaknya

sesuai permintaan sayang jawaban Gilang membuatnya semakin kepanasan ingin sadar jurang perbedaan cuman sayang sekali saat hati sinta mengatakan lain ada rasa nyaman selain kekayaan yang dimiliki Gilang

mobil menepi dan segera sinta mengatkan terimakasih dan berlalu pergi mencari angkutan umum

tanpa menoleh Karena sinta tahu akan perubahan muka saat mendengar kata sayang dan juga ada beban atas batasan dirinya Tuhan berikan jalanmu hanya itu yang selalu ucapkan

sampai dirumah tengah malam atau hampir malam sudah biasa segera membersihkan badan dan menikmati kamar mungil berbagi dengan adik adik kecilnya

merebahkan badan menikmati setiap kejadian sampai terlelap berselimut malam

saat pagi menjadi rutinktas membantu ibu menyiapkan sarapan menu utama tempe tahu sudah lebih dari cukup untuk dinikmati dengan kebersamaan kehangatan yang tak bisa dinilai denhan krmewahan apapun

saat berbagi cerita di meja makan itu semangat tersendiri bagi sinta melihat adik adiknya tumbuh dengan baik bukan suatu kebetulan sinta adalah satu satunya anak perempuan dirumah itu

mulai memikirkan kamar untuk adiknya biar ada privacy hanya itu yang menjadi angan angan bagaimana iya bisa membuat bahagia keluarganya bukan hal yang berlebihan karena disana dengan segala keterbatasan sinta mendapatnya banyak hal yang tak bisa diukur dengan uang

dengan menikmati suasana sinta mengatakan ke ayahnya bulan ini ada sedikit uang lebih bisa buat nambah bahan buat kamar adik dibelakang cuman kalau nyuruh orang belum bisa bikin dua yah yaa kita kerjakan saja sendiri mbak Adit adik terbesarnya menyambar pembicaraan Rio melanjutkan siap kak laksanakan Akbar batu juga yah biar Arief siapkan makanan semua ikut persaut sautan makasih sayang adik adik mbak hebat terus lakukan yang terbaik ya sayang sinta sudah mendapatkan pelukan

sudah sudah siang buruan berangkat nanti kakak kalian kesiangan iya bund bersamaan jawaban ketiga anak lelaki kecuali arif yang masih dirumah belum sekolah karena biaya belum menjadi prioritas masuk ke paud

selesai menikmati sarapan bertiga mereka mengayuh sepeda pancal alias sepeda manual dengan bahagia bergantian mengonceng adik nomer 4 akbar sampai sekolah ditingkat dasar lebih dekat dwngan Rio sedangkan Adit sedikit lebih jauh menuju SMK favorit dengan predikat anak beasiswa prestasi

saatnya sinta berangkat menunggu angkutan di ujung jalan tak perlu lama pagi ini sudah nampak angkutan tapi sayang penuh dengan anak sekolah jadi tak ada tempat

bukan suatu kebanggaan saat melihat mobil semalam ada di ujung jalan dwngan arah berlawanan

Hai sin berangkat ? dengan menepikan mobil

iya pak sedikit berteriak ada jalan memisahkan mereka

baiklah ayo aku antar cuman setelah ke rumah makan diujung mengantarkan pesanan tanteku benar juga sih siang kendaraan juga masih lama pasti telat lagi pastinya kena omel lagi percakapan di benak sinta menggiringnya ke jawaban

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!