NovelToon NovelToon

Lao Feiying And Beautiful Doll

Bab 1. Lao Feiying

Pada mulanya semua Semua makhluk dibawah kolong langit masih mendiami satu tempat yaitu hamparan daratan yang sangat luas.

Namun karena peperangan yang berkepanjangan selama ribuan tahun, membuat manusia memisahkan diri menjadi beberapa kelompok, hingga menciptakan sebuah dunia yang baru untuk melindungi keturunannya.

Saat itulah manusia-manusia yang memiliki kekuatan besar mengerahkan seluruh kemampuan mereka untuk menciptakan daratan yang baru dan mencari cara untuk mengembangkan diri.

Ribuan tahun kemudian, manusia mulai berkembang biak dan bertambah banyak, hingga memenuhi berbagai tempat.

Semua saling memperkuat diri maupun kelompok mereka dengan berbagai cara sehingga perkembangan mereka maju pesat.

Segala macam metode akan dilakukan hingga tercipta pengetahuan yang baru, baik dari cara Berkultivasi, Penempa Senjata, Alkemis dan Formasi hingga menciptakan dunia yang baru atau dunia kecil.

Proses itupun terus berlanjut dari generasi ke generasi sampai berjuta-juta tahun kemudian manusia semakin banyak dan kuat, hingga mengatakan bahwa diri mereka adalah Dewa.

...****************...

Di sebuah daratan, daerah kekuasaan Kerajaan Angin Hitam, terdapat banyak sekali kelompok yang berdiri yang menamakan diri mereka sebagai Klan hingga Sekte.

Dari puluhan Klan atau Sekte itu sendiri terdiri dari kecil, menengah ke besar, dan membentuk berbagai cabang di berbagai tempat.

Salah satu Klan yang berdiri di wilayah Kerajaan Angin Hitam adalah Klan Lao yang terkenal dengan roh beladiri Harimau.

Di pinggiran kediaman keluarga Klan Lao itu sendiri terdapat sebuah bangunan kecil dimana tempat tinggal salah satu keluarga Klan Lao.

Meskipun keluarga tersebut tinggal di wilayah Klan, namun dianggap sebagai warga biasa, karena keluarga itu sudah turun temurun tidak memiliki roh beladiri.

Namun karena terjadi suatu peristiwa, pemilik rumah itupun meninggal dunia bersama Istrinya dan hanya menyisakan seorang putra yang masih berusia tujuh tahun.

Lao Feiying adalah nama anak dari keluarga tersebut yang sempat diselamatkan oleh salah satu Tetua Klan Lao.

Untuk menyambung hidupnya, Lao Feiying harus bekerja keras dengan menjadi seorang pelayan dari salah satu Tetua Klan.

Karena Lao Feiying tidak memiliki roh beladiri, dia sama sekali tidak dihiraukan oleh anggota Klan Lao yang lain.

Meskipun masih berusia tujuh tahun, Lao Feiying sama sekali tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya, sehingga dia masih bisa bertahan hidup.

Bahkan setelah menyelesaikan pekerjaannya, Lao Feiying selalu menyempatkan diri untuk berlatih, meskipun hanya menggunakan kekuatan fisik.

Sebuah pohon yang berada di samping rumahnya sebagai tempat untuk Lao Feiying berlatih.

" Sudahlah Feiying... Sekalipun kamu berlatih siang dan malam, tetap saja kamu hanyalah sampah." Ucap salah satu anak yang seusia dengannya.

" Ciiih... Lihat saja nanti, aku akan menjadi seorang Kultivator yang hebat." Jawab Lao Feiying dengan penuh percaya diri.

Meskipun kedua orang tuanya sudah meninggal, namun Lao Feiying tidak ingin larut dalam kesedihan dan memiliki tekad yang kuat untuk mencari orang yang membunuh kedua orang tuanya.

" Kamu jangan bermimpi Feiying. Lihatlah perbedaan antara kita yang memiliki roh beladiri."

Bersamaan dengan ucapannya, anak yang seusia Lao Feiying kini melesat cepat ke arah Lao Feiying seraya mengayunkan tinjunya.

Baaang!

Sebuah pukulan keras bersarang di perut Lao Feiying, membuatnya memuntahkan darah segar lalu tersungkur ke tanah.

Lao Feiying hanya merapatkan giginya berusaha menahan rasa sakit di bagian perutnya, sambil menatap ke arah sosok yang berdiri di depannya.

" Apa salahnya aku berlatih? Apa aku pernah mengganggumu?" Ucap Lao Feiying, sambil mengusap darah di bibirnya.

" Aku hanya mengingatkanmu, agar tidak bermimpi terlalu jauh. Lebih baik selamanya kamu menjadi pelayan." Ucap anak kecil itu yang bernama Lao Hunjie.

Setelah itu Lao Hunjie kembali menghujamkan pukulan hingga berkali-kali kepada Lao Feiying hingga membuatnya jatuh pingsan.

" Ciiih, dasar sampah." Lao Hunjie meludahi Lao Feiying, lalu meninggalkan Lao Feiying yang masih dalam keadaan pingsan, tanpa merasa bersalah sedikitpun.

Pada malam hari tiba, Lao Feiying membuka mata sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.

Bahkan seluruh tubuh Lao Feiying dipenuhi luka lebam akibat pukulan dari Lao Hunjie.

" Lihat saja nanti, aku akan membalas perbuatan kalian." Lao Feiying berusaha untuk bangkit berdiri, lalu berjalan menuju rumahnya dengan tertatih.

Tidak hanya Lao Hunjie saja yang selalu menghajar Lao Feiying, namun masih banyak anggota Klan Lao yang selalu mengganggunya.

" Aku lapar sekali." Lao Feiying memegang perutnya yang sudah berteriak minta diisi.

Tentu akibat kejadian pada siang hari, Lao Feiying yang belum sempat makan, kini harus menerima luka lebam di sekujur tubuhnya.

Karena tidak kuat menahan rasa sakit yang dia alami, Lao Feiying tidak mampu untuk memasak nasi untuk mengganjal perutnya, sehingga dia memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur yang sederhana.

...****************...

Pada keesokan pagi, Lao Feiying masih belum beranjak dari tempat tidurnya, karena dia masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Baaang!

Terdengar suara dobrakan pintu rumah Lao Feiying, membuatnya sontak kaget, berkeringat dingin.

" Kenapa kamu masih disini? Apa kamu ingin bermalas-malasan?" Sosok wanita yang seusia dengan Lao Feiying, kini langsung memarahinya.

Wanita yang berusia tujuh tahun itu adalah putri Tetua tempat Lao Feiying bekerja, sama sekali tidak memperdulikan Lao Feiying yang terkena luka lebam.

" Maaf nona... Tubuhku terasa tidak bisa digerakkan." Lao Feiying menjelaskan bahwa dirinya tidak bisa bekerja karena tubuhnya masih terasa sakit.

" Alasan! Cepat bekerja disana! Apa kamu pikir ayah memberimu makan dengan gratis?" Lao Ningshuang yang merupakan putri salah satu Tetua Klan Lao, langsung menyeret Lao Feiying hingga tersungkur di lantai.

Bruuuuk!

Lao Feiying yang tidak mampu menggerakkan tubuhnya, kini kembali mengeluarkan segumpal darah dari mulutnya, karena Lao Ningshuang memaksanya untuk berdiri.

" Sudah tau tidak memiliki roh beladiri, tapi kamu selalu membuat masalah kepada mereka."

Baaang!

Bersamaan dengan ucapannya, Lao Ningshuang kembali menendang perut Lao Feiying, membuatnya kembali memuntahkan darah segar.

Tanpa berkata apapun, Lao Ningshuang langsung keluar dari rumah tersebut, kembali ke kediamannya.

Di sisi lain Lao Feiying yang kembali mendapatkan perlakuan tersebut, kini berusaha untuk bertahan hidup.

Dengan setengah kesadarannya, Lao Feiying kembali merangkak ke arah dapur, karena disamping merasakan sakit di sekujur tubuhnya, Lao Feiying juga tidak mampu menahan rasa laparnya.

Namun sekuat apapun Lao Feiying ingin merangkak ke arah dapur, tenaganya masih belum mampu untuk digerakkan.

Saat berada di dalam keputusasaan, Lao Feiying memejamkan matanya tanpa menghiraukan rasa sakit dan lapar yang dia alami.

" Siapapun yang bisa menolongku dan membantuku untuk membalas dendam. Aku akan mengabdikan hidupku." Gumam Lao Feiying sambil mengatur nafas yang mulai terputus-putus.

Buussshh!

Sebuah bola hitam pekat menembus atap rumahnya, hingga langsung masuk ke dalam tubuh Lao Feiying.

Saat itu juga Lao Feiying merasakan sakit yang luar biasa, hingga membuatnya kembali jatuh pingsan.

Bab 2. Lao Feiying 2

Lao Feiying yang masih dalam keadaan pingsan, kini bola hitam mulai meregenerasi sel-sel tubuhnya secara perlahan.

Bola hitam juga menyebar ke seluruh tubuh Lao Feiying juga memperkuat seluruh meridiannya.

Berbagai macam informasi dari bola hitam juga merasuki pikiran Lao Feiying, meskipun anak kecil tersebut masih pingsan.

Proses itupun berlangsung cukup lama, dimana membutuhkan waktu selama lebih dari satu malam penuh.

Pada keesokan pagi Lao Feiying yang baru saja sadar, kini memeriksa seluruh tubuhnya yang kini sudah pulih kembali.

" Apa yang terjadi?" Gumam Lao Feiying, sambil memegang kepalanya yang terasa pusing.

Berbagai informasi yang diberikan bola hitam, membuat Lao Feiying terlihat bersemangat, meskipun dia belum mengetahui secara jelas.

" Roh beladiri Harimau Pelahap?" Dari semua informasi yang dia ketahui bahwa Roh Harimau Pelahap memiliki wujud Harimau berwarna hitam pekat seperti kepulan asap.

Meskipun tidak berbentuk sempurna, Roh Harimau Pelahap bisa melahap roh beladiri orang lain untuk meningkatkan Kultivasi.

Namun semuanya memiliki batasan, karena Roh Harimau Pelahap hanya bisa melahap roh beladiri yang setara dengan tingkat Kultivasi pemiliknya.

" Roh beladiri yang paling langka?" Gumam Lao Feiying.

" Ya... Roh beladiri Harimau Pelahap sangat langka. Tuan tidak boleh memperlihatkan roh beladiri milikmu di sembarangan tempat, karena itu terlalu berbahaya." Terdengar suara dari alam pikiran Lao Feiying.

" Kenapa aku tidak bisa bisa menggunakannya?" Lao Feiying merasa heran, karena setiap Kultivator harus memperlihatkan roh beladiri miliknya masing-masing.

" Untuk sekarang tuan sangat lemah, bahkan sekarang tuan tidak bisa Berkultivasi. Sekarang yang tuan lakukan adalah berlatih lebih keras lagi." Suara itupun kembali terdengar di alam pikiran Lao Feiying.

Suara itupun menjelaskan berbagai tingkatan Kultivasi, mulai dari yang terendah, hingga yang tertinggi.

Namun untuk mencapai semuanya membutuhkan waktu yang lama hingga jutaan tahun.

Bahkan banyak para Kultivator yang mengalami kebuntuan sehingga mereka tidak bisa mencapainya.

" Jika boleh tau, siapa namamu?" Tanya Lao Feiying kepada suara yang berada di alam pikirannya.

" Aku tidak memiliki nama." Ucap suara tersebut.

" Baiklah, kalau begitu mulai sekarang aku akan memanggilmu Laohei." Lao Feiying merasa nama itu sangat cocok untuk yang ada di alam pikirannya.

" Terimakasih tuan. Tapi sayangnya aku tidak bisa menemani tuan lagi, jika tuan sudah Berkultivasi, karena aku akan menjadi roh beladiri milik tuan."

" Namun semua Informasi secara perlahan tuan dapatkan, ketika sudah mencapai tahap tertentu." Laohei menjelaskan tentang apa yang terjadi padanya, karena dia hanyalah sebuah roh beladiri.

Meskipun merasa tidak enak, Lao Feiying tidak memiliki pilihan, agar bisa Berkultivasi seperti orang lain dia harus kehilangan orang yang mau berbicara dengannya.

Karena dirinya sudah kelaparan, Lao Feiying terlebih dulu memasak nasi untuk mengganjal perutnya.

Meskipun jauh dari kata sederhana, Lao Feiying sama sekali tidak mengeluh sedikitpun, karena tekadnya sudah bulat untuk meningkatkan Kultivasi.

Setelah selesai makan, Lao Feiying mencari tempat duduk bersila untuk menyerap energi yang berada di sekitarnya.

" Sekarang aku harus menyerap energi untuk Pengumpulan Qi." Lao Feiying yang mengetahui bahwa tahap dasar seorang Kultivator yaitu Pengumpulan Qi, kini langsung memejamkan matanya.

Buussshh!

Energi alam yang sangat padat, dari jarak tertentu, berkumpul di dekat Lao Feiying, lalu masuk ke dalam dantian miliknya.

Bboooom!

Setelah beberapa saat, Lao Feiying berhasil mencapai tahap Pengumpulan Qi tingkat 1.

Dalam tahap pengumpulan Qi, juga terbagi menjadi 10 tingkat. Mulai dari tingkat pertama hingga tingkat ke sepuluh.

Bboooom! Bboooom! Bboooom!

Lao Feiying kembali menerobos berturut-turut hingga mencapai Pengumpulan Qi tingkat 5, membuat Lao Feiying seakan tidak percaya dengan pencapaiannya sendiri.

Saat itu juga energi di sekitar semakin menipis, sehingga Lao Feiying menghentikan Kultivasinya.

" Tidak menyangka aku bisa mencapai Pengumpulan Qi tingkat 5 dalam waktu singkat. Tapi untuk naik ke tingkat selanjutnya, aku harus berusaha keras lagi." Gumam Lao Feiying, lalu beranjak dari tempatnya.

Lao Feiying keluar dari rumahnya untuk melatih roh beladiri miliknya, sesuai ingatan yang ada di alam pikirannya.

Dengan tingkat Kultivasi yang Lao Feiying miliki sekarang, tubuhnya terasa ringan dan lincah, sehingga dia bisa berlatih dengan cepat dari sebelumnya.

Karena terlalu bersemangat untuk untuk berlatih, membuat Lao Feiying melupakan dirinya sebagai seorang pelayan dari salah satu Tetua Klan Lao.

" Ah... Kenapa aku bisa lupa jika hari ini aku harus bekerja. Sebaiknya besok pagi saja aku meminta maaf kepada Tetua Hu." Lao Feiying yang baru tersadar akan tugasnya.

Namun karena hari sudah gelap, Lao Feiying tidak mungkin melakukan pekerjaannya pada saat malam.

" Sebaiknya aku istirahat. Besok pagi aku harus cepat bekerja." Lao Feiying tidak ingin dirinya kehilangan pekerjaan, karena itu adalah mata pencahariannya.

Lao Feiying menghentikan latihannya, kembali ke rumahnya dan membersihkan diri lalu beristirahat.

*******

Pada keesokan harinya Lao Feiying pagi-pagi sekali menuju ke kediaman Tetua Hu, untuk membersihkan halaman rumah kediaman Tetua Hu.

Tetua Hu yang kebetulan juga bangun pagi, kini menyipitkan matanya karena anak kecil yang mendatanginya mengalami peningkatan.

' Dari mana Lao Feiying bisa menjadi seorang Kultivator? Bukankah beberapa hari yang lalu dia hanya seperti warga biasa.' Tetua Hu membatin, menatap ke arah Lao Feiying.

Di sisi lain Lao Feiying yang tidak menyadari bahwa Tetua Hu sedang memperhatikan dirinya, kini terus berjalan dengan berjongkok sambil mendekati Tetua Hu.

" Maaf Tetua, beberapa hari sebelumnya aku tidak bisa bekerja, Karena....."

" Karena anak-anak itu mengganggumu lagi?"

Sebelum Lao Feiying melanjutkan perkataannya, Tetua Hu langsung bertanya kepadanya.

Tanpa berkata apapun, Lao Feiying hanya mengangguk kecil sambil menunduk, karena takut Tetua Hu akan memberinya hukuman.

Meskipun selama Lao Feiying bekerja untuk Tetua Hu, Pria paruh baya itu tidak pernah memberi hukuman kepadanya, atau memarahinya.

Namun putri dari Tetua Hu, yaitu Lao Ningshuang tidak segan memberi hukuman dengan menghajar Lao Feiying hingga babak belur.

" Feiying, ulurkan tanganmu!" Tetua Hu ingin memeriksa kualitas tulang dari Lao Feiying.

Meskipun sedikit ragu, Lao Feiying mengulurkan tangannya, dimana Tetua Hu langsung memeriksa kualitas tulangnya.

Sesaat Tetua Hu mengerutkan keningnya, karena kualitas tulang Lao Feiying meningkat pesat, meskipun masih dikatakan belum layak menjadi seorang Kultivator.

Hal itu memang wajar, karena Lao Feiying tidak pernah diberikan obat, Pil ataupun Sumberdaya untuk meningkatkan kualitas fisiknya.

" Jika anak ini bisa mendapatkan Sumberdaya, aku yakin dia akan meningkat pesat." Pikir Tetua Hu, sambil menatap ke arah Lao Feiying.

Jika dibandingkan dengan warga biasa, Lao Feiying memiliki kualitas tulang melebihi orang dewasa yang memang tidak pernah mengkonsumsi Pil.

Mengingat dirinya tidak pernah mengangkat seorang murid dalam beberapa tahun terakhir, Tetua Hu berniat untuk mengangkat Lao Feiying menjadi muridnya, karena dia yakin bahwa anak kecil itu memiliki masa depan yang yang cerah ketika sudah dewasa.

Bab 3. Salah Faham

Meskipun sedikit ragu, Lao Feiying hanya mengangguk kecil, karena dia juga sangat membutuhkan Sumberdaya untuk perkembangannya.

" Baiklah, mulai sekarang kamu tidak perlu lagi bekerja untukku. Aku akan mendaftar namamu sebagai muridku." Tetua Hu terlihat senang karena dia sudah menemukan murid yang cocok untuknya.

" Terimakasih guru." Lao Feiying memberi hormat, sambil menundukkan kepala.

Tanpa membuang waktu, Tetua Hu membawa Lao Feiying menuju ke Perguruan Harimau dimana tempat para murid untuk belajar Ilmu beladiri.

Saat berada di tengah perjalanan, Lao Feiying yang berjalan di belakang Tetua Hu berpapasan dengan murid Perguruan Harimau yang lain.

Tatapan para murid tersebut tidak bersahabat, karena mereka menganggap bahwa Lao Feiying hanya sampah Klan.

Lao Feiying juga memahami situasinya sekarang, karena orang yang dianggap lemah akan selalu menjadi bahan olokan.

" Feiying... Inilah wajah asli dunia Kultivator. Jika kamu lemah, maka kamu akan dihina dan dicaci maki. Bahkan ada yang menindas mu."

" Namun jika kamu kuat, semua orang akan memuji dan menyembahmu layaknya seorang Dewa." Tetua Hu memberikan gambaran tentang dunia Kultivator.

Meskipun Lao Feiying masih terlalu muda untuk mengetahuinya, namun Tetua Hu harus memberitahu tentang apa yang akan terjadi nantinya.

Di sepanjang perjalanan, Tetua Hu tidak bosan menjelaskan berbagai hal tentang dunia Kultivator, agar Lao Feiying tidak terkejut jika suatu hari nanti menemukan hal yang tidak menyenangkan.

Sepanjang perjalanan itu juga banyak pasang mata tertuju pada Lao Feiying, namun mereka tidak berani bertindak karena di depan Lao Feiying masih ada Tetua Hu.

" Salam Tetua Hu, apa ada yang saya bantu?" Tanya Tetua yang bertugas sebagai penerima murid baru Perguruan Harimau.

" Tetua Cao, aku ingin mendaftar Lao Feiying sebagai murid Perguruan Harimau. Untuk masalah administrasi, biar menjadi tanggung jawabku." Tetua Hu langsung mengutarakan tujuannya.

Mendengar ucapan tersebut, Tetua Cao sedikit mengerutkan kening, karena bagaimana mungkin seorang anak kecil yang tidak memiliki roh beladiri bisa menjadi murid Perguruan Harimau.

Namun karena posisi Tetua Hu lebih tinggi darinya, Tetua Cao hanya bisa mengikuti keinginan Tetua Hu.

" Baiklah Tetua, aku akan mendaftarkan Lao Feiying." Jawab Tetua Cao, lalu menulis nama Lao Feiying.

Tetua Hu pun memberikan beberapa keping koin untuk membayar administrasi pendaftaran Lao Feiying, lalu menitipkan anak tersebut di Perguruan Harimau.

" Feiying, sekarang kamu sudah resmi menjadi murid Perguruan Harimau. Sekarang ikutlah denganku." Saat Tetua Hu meninggalkan tempat tersebut, Tetua Cao langsung membawa Lao Feiying menuju ke lapangan latihan tempat para murid untuk berlatih.

Saat berada di lapangan latihan, Tetua Cao memanggil salah satu sosok yang sedang mengajar para murid yang lain.

" Salam Tetua Cao, apa yang bisa aku bantu?" Tanya sosok tersebut lalu menoleh ke arah Lao Feiying.

" Guru Beifang, dia adalah Lao Feiying. Murid baru Perguruan Harimau yang direkomendasikan oleh Tetua Hu."

" Jadi perlakukan dia dengan baik." Tetua Cao meminta kepada Guru Beifang untuk memberikan pengajaran kepada Lao Feiying seperti murid yang lain.

Tetua Cao juga meminta kepada Guru Beifang untuk melakukan pengajaran yang spesial kepada Lao Feiying, karena Tetua Hu sudah membayar biayanya dengan mahal.

" Tetua Cao tidak perlu khawatir. Aku akan memberikan pelayanan terbaik untuk murid Lao Feiying." Guru Beifang menyalah artikan pesan dari Tetua Cao, karena hanya percuma jika mengajar Lao Feiying yang tidak memiliki roh beladiri.

Setelah menitipkan Lao Feiying, Tetua Cao kembali melanjutkan tugasnya dimana Guru Beifang langsung membawa anak kecil tersebut ke lapangan latihan.

" Dengarkan semuanya, kali ini kalian mendapatkan murid baru. Mungkin kalian sudah mengenal anak ini." Guru Beifang memperkenalkan Lao Feiying kepada murid yang lain.

" Aku mengenalinya. Guru Beifang, bukankah anak pinggiran itu adalah Lao Feiying si sampah itu?" Tanya salah satu dari murid yang diikuti tawaan murid lainnya.

" Kalian tidak boleh mengejeknya. Bagaimanapun dia adalah murid spesial disini." Ucap Guru Beifang yang diikuti senyuman khas dari wajahnya.

" Feiying... Karena kamu adalah murid spesial, maka tugas pertamamu adalah membersihkan sampah di tempat ini."

" Satu lagi, aku tidak ingin ada satupun sampah di tempat ini. Kamu mengerti?" Tanya Guru Beifang, sambil memberikan penekanan kepada Lao Feiying.

" Aku mengerti guru." Jawab Lao Feiying, karena dia sama sekali tidak mengeluh dengan pekerjaannya itu, meskipun tujuannya di Perguruan Harimau adalah berlatih.

" Sekarang lakukan tugasmu! Setelah semuanya selesai, kamu juga harus membersihkan semua bangunan di Perguruan Harimau ini dari debu." Guru Beifang yang masih belum puas untuk memberi pelajaran kepada Lao Feiying, kini dia juga menambah pekerjaan anak kecil tersebut.

Dengan demikian setiap hari Lao Feiying tidak memiliki waktu untuk berlatih, karena pekerjaannya sangat banyak.

Dengan sebuah anggukan, Lao Feiying menuju ke sebuah bangunan yang ditunjukkan untuk mengambil alat untuk membersihkan lapangan latihan.

Dengan bermodalkan sapu, Lao Feiying mulai membersihkan dedaunan yang berjatuhan di seluruh tempat itu.

Tidak peduli panasnya terik matahari, Lao Feiying menjalankan tugasnya dengan baik meskipun tenggorokannya kering karena kehausan.

" Mungkin saja Guru Beifang sedang mengajar langkah awal sebelum belajar Ilmu beladiri." Pikir Lao Feiying yang masih polos, karena baru pertama kali baginya masuk ke perguruan.

Setelah selesai membersihkan lapangan yang begitu luas, Lao Feiying berhenti sejenak, karena tenaganya benar-benar habis terkuras.

" Nak... Apa kamu pelayan baru di tempat ini?" Tanya salah satu pria sepuh yang menghampiri Lao Feiying.

Pria sepuh itu sangat prihatin terhadap Lao Feiying, karena di usianya yang masih kecil harus melakukan pekerjaan orang dewasa.

" Bukan Kek. Aku bukan pelayan. Aku dibawa kesini untuk menjadi murid Perguruan Harimau." Lao Feiying menjawab dengan polosnya, karena dia berpikir bahwa pekerjaan tersebut adalah latihan pertamanya.

" Oh." Pria sepuh itu hanya mengangguk, karena dia sendiri juga sebagai seorang pelayan di Perguruan Harimau.

" Maaf Kek, aku tidak bisa terlalu lama disini. Aku masih ada pekerjaan yang lain." Meskipun merasa tidak enak, Lao Feiying tidak ingin dirinya mendapat hukuman karena melalaikan tugasnya.

Dengan buru-buru Lao Feiying mendatangi sebuah bangunan, lalu membersihkannya dari debu-debu yang menempel di dinding tersebut.

Pria sepuh itupun berjalan menghampiri Lao Feiying yang sedang melakukan tugasnya, karena dia merasa tidak memiliki teman untuk bicara.

Pria sepuh itu sudah lama tinggal di Perguruan Harimau, dimana tidak ada satupun yang mengetahui usianya sekarang.

" Cucuku, jika kamu memiliki waktu. Apa kamu mau menemaniku untuk bicara sebentar?" Tanya pria sepuh sambil menatap ke arah Lao Feiying yang tengah sibuk melakukan tugasnya.

" Baik Kek. Jika ada waktu, aku bisa bicara dengan kakek." Jawab Lao Feiying, meskipun dia masih fokus dengan pekerjaannya.

" Tidak perlu terburu-buru. Datanglah ke gubukku di pinggir Perguruan Harimau ini, ketika kamu butuh teman bicara." Ucap pria sepuh, lalu meninggalkan tempat tersebut agar tidak menggangu Lao Feiying yang sedang bekerja.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!