NovelToon NovelToon

Aksa ( And his wife )

Do you want to be my girlfriend?

"Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya seorang lelaki bertubuh tinggi, kulit kecoklatan dengan wajah yang tampan kepada seorang gadis berhijab yang ada di depannya.

"Gak," ya hanya satu kata yang keluar dari bibir mungilnya itu, kemudian ia berlalu pergi meninggalkan pemuda yang kasihan itu.

Lelaki itu membuang nafas gusar, "Sialan di tolak lagi gue!"

Tak lama teman-temannya yang semula bersembunyi di balik dinding sekolah, satu persatu keluar dari tempat persembunyian mereka.

Melihat wanita pujaannya datang, lelaki bernama Aksa Delvano itu langsung menggenggam tangan perempuan itu manja.

"Rora kasih Dear yang lain ajalah. Jangan yang ini," ucapnya memasang wajah memelas.

"Gak bisa lah Aksa, kita mainnya harus adil lah. Yang lain juga ngejalanin Dare nya dengan bener, gak minta ganti segala," ucap perempuan bernama Aurora Lovania itu, dia adalah pacar Aksa. Mereka sudah lima tahun berpacaran.

"Gitu aja lo udah ngeluh Sa. Gue aja lo pada kasih Dear pacaran dengan nenek-nenek umur enam puluh tahun aja gue terima. Bahkan sampai sekarang masih pacaran," timpal temannya yang bernama Marvin Ervano.

"Itu sih emang lo nya yang doyan," ucap temannya yang bernama Arkana.

Arkana menyenggol lengan Raihan dia adalah yang paling pendiam di antara mereka, "Iya gak Han?"

"Hhm," jawab Raihan singkat.

"Mata lu doyan," kesal Marvin.

Aksa melirik teman-temannya sinis seraya menghela nafas kesal, "Mending gue pacaran sama nenek-nenek dari pada sama tuh cewek."

"Tapi gimana ya Sa, udah gak bisa di ubah lagi. Kan waktu itu Dare nya lo bakalan jadiin pacar siapapun cewek yang pertama kali masuk ke kantin. Nah kebetulan sih cewek alim itu yang masuk duluan, jadi lo gak bisa nolak," ucap perempuan bernama keysa yunia dia adalah pacar Arkana.

"Ck, nyesel gue milih Dare," kesal Aksa.

Aurora melepaskan genggaman tangan Aksa dari tangannya, dan melipat tangannya di dada, "Aku gak mau tau, kamu harus selesain Dear nya. Atau gak kita putus!"

Aksa terbelalak kaget, "Loh kok gitu sih yang? Jangan gitu dong Ra. Dia itu mau pacaran setelah nikah aja. Masa aku harus nikah dulu sama dia."

"Ya udah ajak dia nikah!" kata Aurora santai yang membuat Aksa lagi-lagi terkejut dengan penuturan pacarnya itu. Ini benar-benar sudah di luar nayla.

"Kamu yang bener aja. Emang kamu mau aku nikah sama dia? Kamu gak sedih?" tanya Aksa beruntun.

"Sangat-sangat di luar nurul ya gaes ya," ucap Marvin.

"Sejauh ini, ini sih yang paling jauh," tambah Arkan.

"Diem lu pada!" ucap Aksa yang membuat Marvin dan Arkana langsung diam, sebenarnya Keysa juga mau ikut bicara, tapi ia urungkan. Bisa sa habis dia di marahi juga dengan serigala berbulu Aksa.

"Ya kan nikah nya satu tahun aja habis itu cerai. Udah selesai. Gampang kan?" jawab Aurora, wah Aksa benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran pacarnya ini.

"Lah?" Aksa ternganga ia mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya "Aku jadi duda dong? Emang kamu mau sama duda?"

"Kalau dengan kamu aku mau lah. Asalkan jangan ngelakuin itu sama dia!" jawab Aurora.

"Itu apa?" tanya Aksa bingung bahkan yang lain juga kebingungan.

"Ya itu orang kalau udah nikah, masa harus di jelasin sih," ucap Aurora.

Mereka semua saling pandang sampai beberapa detik kemudian baru memahami maksud dari ucapan Aurora.

"Oh tau gue. Udah ngerti kan lo sa?" ucap Marvin seraya menepuk bahu Aksa pelan.

"Giliran begitu aja cepat lo," ucap Arkan.

"Kamu sama aja ay," cibir Keysa kepada Arkan.

"Oh itu aku tau," ucap Aksa mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

"Kalau itu sih, gak mungkin lah. Aku aja gak suka sama dia," Aksa menyenderkan kepalanya di bahu Aurora, "Aku kan sukanya cuma sama kamu."

"Ck. Bucin," ucap Raihan.

...💍...

Keyla Salsabila dia adalah gadis berhijab yang di jadikan Aksa sebagai sasaran untuk di jadikan pacar mainannya. Keyla di pandang oleh teman-teman sekolahnya sebagai orang yang alim, padahal itu semua hanya karena kehebatan Allah yang telah menutupi semua aibnya. Keyla tidak pernah ingin berpacaran sebelum adanya ikatan pernikahan, karena ia tahu di dalam Islam pacaran itu haram.

Di mana jaman sekarang sedang marak-maraknya anak-anak muda muslim yang dengan bangganya memamerkan hubungan tidak halal itu di depan umum tanpa rasa malu. Tapi Keyla lebih memilih untuk menahan diri untuk tidak berpacaran. Di mana di usia mereka ini memang sedang di mabuk asmara.

Walaupun masih banyak yang merasa berat, tapi jika kita berniat untuk memperbaiki diri karena Allah. Insya Allah pasti di permudah jalannya.

Beberapa hari ini Keyla di bikin pusing dengan tingkah Aksa, yang selalu mengikutinya dan selalu mengajaknya untuk berpacaran. Bahkan untuk keluar kelas saja Keyla harus memastikan bahwa tidak ada Aksa yang akan mengikutinya. Padahal Keyla sudah menolaknya tapi lelaki itu masih saja tidak mau menyerah.

Jika Aksa terus-terusan begini bisa-bisa Keyla langsung menghajar Aksa agar berhenti mengejarnya. Anggap saja sebagai gerak reflek dari seorang atlet taekwondo karena dalam bahaya.

Sudahlah lebih baik Keyla pulang ke rumah karena bell tanda pulang sekolah sudah berbunyi beberapa saat yang lalu. Keyla sengaja menunggu keadaan sekolah cukup sepi agar dia bisa lolos dari gangguan Aksa.

Tapi mungkin memang sudah nasip Keyla harus bertemu dengan Aksa. Baru saja Keyla berdiri dari kursinya Aksa tiba-tiba masuk ke dalam kelasnya dan menghampiri Keyla. Keyla melirik kanan dan kirinya sekarang di kelas hanya ada mereka berdua. Kalau sudah begini Keyla jadi ingin berdoa agar di berikan kekuatan bisa menghilang.

"Mau ngapain lagi lo Sa?" tanya Keyla.

Aksa hanya diam dan terus berjalan mendekati Keyla dan ia berhenti ketika jarak mereka sudah cukup dekat. Keyla memundurkan langkahnya, ini terlalu dekat. Bahaya.

"Gue tanya sekali lagi. Lo mau gak jadi pacar gue?" tanya Aksa, matanya menatap lekat wajah Keyla.

Sebenarnya itu adalah sebuah tatapan kebencian karena Keyla terus-terusan menolaknya. Tapi jika ia tidak melakukan ini Aurora akan memutuskannya. Aksa tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya jika tidak bersama Aurora. Aksa sangat mencintai Aurora, karena Aurora adalah cinta pertama Aksa. Dan Aksa akan memastikan Aurora juga lah cinta terakhirnya.

Itu lagi, itu lagi, Keyla sampai bosan mendengarnya. Aksa ini kenapa tidak jera-jera padahal dia tahu kalau jawabannya itu tetap tidak.

"Gak," jawab Keyla.

Aksa tersenyum sinis, kalau Keyla bukan perempuan mungkin ia sudah menghajarnya habis-habisan.

"Oke kalau lo gak mau jadi pacar gue."

Keyla sedikit terkejut mendengarnya, apakah Aksa sudah menyerah. Kalau iya Alhamdulillah Keyla sangat bersyukur.

"Gimana kalau kita nikah dulu baru pacaran?"

Will you marry me?

"Gimana kalau kita nikah dulu baru pacaran?"

Keyla terbelalak kaget, "Astaghfirullah. Gila ya lo? Nikah bukan buat main-main kita masih kecil masih anak sekolah."

Apalagi ini Keyla kira Aksa sudah menyerah tapi ternyata ini lebih parah.

"Umur kita udah 18 tahun sebentar lagi 19. Bukan anak kecil lagi, buat anak juga udah bisa."

"MULUT Lo!" pekik Keyla.

"Kenapa? Gue bener kan? Atau mau praktek sekarang?" tanya Aksa santai.

Wah kali ini Keyla sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, Aksa benar-benar sudah keterlaluan. Lisan nya terus mengucapkan istighfar, dan mengelus dadanya agar tidak terbawa emosi.

Keyla memejamkan matanya berusaha untuk mencerna semua kata-kata Aksa barusan. Kepalanya tiba-tiba pusing melihat tingkah Aksa yang di luar nalar ini. Apa yang membuat pemuda itu sangat terobsesi ingin menjadi pacarnya. Padahal setahu Keyla Aksa berpacaran dengan Aurora, teman sekelasnya.

"Terserah lo deh Sa. Gue mau pulang, capek gue. Anggap aja pembicaraan kita tadi gak pernah ada," ucap Keyla, ia hendak melangkahkan kakinya namun Aksa lagi-lagi menghalanginya.

"Apalagi sih Sa. Gue mohon jangan ganggu gue lagi," pinta Keyla.

"Kalau lo gak mau di ganggu gue lagi. Lo harus jadi pacar gue, tapi lo nya gak mau. Makanya gue ngajak lo nikah. Gampang kan?"

"Astaghfirullah Ya Allah."

Keyla menatap Aksa tak percaya. Gampang? Dia bilang gampang? Apanya yang gampang? Pusing kepala berbie eh bukan maksudnya Keyla.

Keyla diam seraya memijit-mijit kepalanya yang mulai pusing. Ia harus memikirkan cara agar Aksa tidak mengganggunya lagi. Tapi apa? Keyla bingung.

"Jadi gimana? Lo mau gak nikah sama gue," lagi-lagi kata-kata yang keluar dari mulut Aksa serasa seperti jarum yang menancap di kepala Keyla, membuat kepalanya berdenyut pusing.

"Mending lo diem dulu deh Sa. Stres gue denger omongan lo," ucap Keyla. Ia sedang memikirkan sesuatu untuk menghentikan Aksa.

Berpikir, berpikir, ayo berpikir, ayo otak keluarkan semua ide-ide brilian mu. Aha Keyla ada ide.

"Oke gue bakalan nikah dengan lo, asalkan lo dapat izin dari orang tua gue. Kalau gak lo jangan gangguin gue lagi!" ucap Keyla, ia yakin idenya ini akan berhasil. Mana mungkin kan ayahnya akan setuju, mereka kan masih anak sekolah.

Aksa terdiam beberapa saat memikirkan persyaratan yang di berikan Keyla. Gadis ini kenapa semakin mempersulit hidupnya, padahal jika dia mau berpacaran dengan Aksa pasti masalahnya tidak akan sampai seperti ini. Aksa hanya butuh berpacaran dengan Keyla selama setahun setelah itu Aksa tinggal memutuskannya. Karena itu tantangan yang di berikan oleh teman-temannya.

Aksa mengangguk setuju, "Oke gue setuju. Awas aja kalau lo bohong!"

"Iya tenang aja insya Allah gue gak akan bohong."

...💍...

"Ma aku mau nikah," ucap Aksa yang seketika membuat ibunya yang sedang santai menonton televisi melotot ke arahnya.

"Apa tadi kata kamu? Nikah?!" tanya wanita berhijab bernama Ayudia Gantari itu kaget. Apa-apaan putranya ini, sembarangan mengatakan ingin menikah. Di pikirnya menikah itu main-main kali.

Aksa menganggukkan kepalanya yakin, "Iya nikah. Aku mau nikah ma."

"Kamu jangan bercanda deh Sa. Nikah itu bukan untuk main-main."

Angkasa yang tadinya masih berdiri, berjalan ke mendekati Ayudia dan duduk di sampingnya.

"Aku serius mau nikah. Kan mama juga yang larang aku pacaran, karena pacaran itu dosa. Jadi aku nikah aja biar gak dosa," jelas Aksa tanpa dosa.

Ayudia ternganga menatap putranya yang tersenyum ke arahnya. Takjub dengan pernyataan putranya yang di luar nalar. Iya memang dia melarang Aksa berpacaran, karena hal itu dosa. Tapi tidak harus menikah juga, apalagi dia masih sekolah.

"Kamu itu masih anak sekolah, udah mikir nikah aja. Udah mending kamu fokus belajar aja, biar nanti bisa bantu papa kamu ngurusin perusahaan," ucap Ayudia seraya menyentil kening Aksa pelan.

Aksa mengusap keningnya. Ia menggenggam tangan ibunya, berusaha untuk mendapatkan izin untuk menikah.

"Sebentar lagi kan aku lulus ma. Aku udah gede, udah 18 tahun. KTP aja udah punya, masa gak boleh nikah sih," rengek Aksa. Pokoknya ia harus mendapatkan izin kedua orang tuanya, setelah itu baru minta izin dengan orang tua Keyla. Jika semua setuju maka mereka akan menikah.

"Ya Allah astaghfirullah. Anak ini," Ayudia memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. Punya anak satu saja bisa sepusing ini bagaimana kalau banyak. Ia tidak tahu, entah apa yang membuat putranya itu tiba-tiba kebelet menikah. Aksa tidak melakukan kesalahan yang fatal kan? Tidak mungkin, Aksa bukan anak yang seperti itu.

"Boleh ya ma," ucap Aksa dengan senyuman manis terpatri di wajahnya. Ck ck ck dia memang tampan persis seperti papanya waktu muda.

"Kamu gak ngelakuin sesuatu yang gak bener kan Sa, sampai kebelet nikah begini?" tanya Ayudia, ia harus memastikan kenapa Aksa kebelet ingin menikah.

Aksa terdiam masih belum paham dengan maksud pertanyaan ibunya.

"Maksudnya gak bener gimana ma?" tanya Aksa bingung.

"Kamu gak ngehamilin anak orang kan?" tanya Ayudia yang membuat Aksa terbelalak.

Aksa menggelengkan kepalanya cepat seraya mengibas-ngibaskan tangannya, "Gak ada lah ma, aku kan anak baik-baik. Aku cuma pengen nikah aja."

Mendengar hal itu Ayudia hanya terdiam,

menatap wajah putranya. Memastikan tidak ada kebohongan di sana.

"Gimana? Boleh ya ma?" tanya Aksa untuk yang kesekian kalinya.

Ayudia melirik Angkasa yang masih tersenyum ke arahnya kemudian menghela nafasnya pasrah. Ini kalau tidak di izinkan Aksa pasti akan terus memaksa dan melakukan hal di luar nalar lagi. Dia akan terus berusaha dengan berbagai ancaman agar kemauannya di turuti.

"Kalau boleh memangnya kamu mau nikah sama siapa? Sama aurat aurat itu? Kalau dia mama gak setuju," ucap Ayudia.

"Aurora ma namanya. Bukan aurat," tegas Aksa, bisa-bisanya mamanya selalu menyebut nama gadis pujaannya itu aurat kenapa gak urat sekalian.

"Pokoknya itu lah. Emang kamu mau nikah sama dia?" tanya Ayudia lagi.

Aksa menggeleng seraya tersenyum, "Bukan ma, aku tau kalau sama dia pasti mama gak bakalan setuju. Padahal Aurora anak baik-baik kok," ia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, "Tapi aku mau nikah sama orang yang pasti mama bakalan suka kok, menantu idaman mama deh pokoknya."

Ayudia mematikan televisi kemudian juga ikut menyadarkan tubuhnya di sofa. Ia menghela nafas panjang seraya memijit-mijit kepalanya. Putranya benar-benar membuatnya pusing sekarang.

"Ya udah tunggu papa kamu pulang dari luar kota besok, kamu minta izin sama papa. Kalau kata papa boleh ya udah berarti boleh," Ayudia memejamkan matanya, berusaha untuk meredakan rasa pusingnya.

Aksa menegakkan tubuhnya menatap ibunya dengan senyum sumringah, "Yes makasih ma. Lopyu mom."

Ayudia hanya geleng-geleng saat Aksa memeluknya erat. Salah makan apa dia dulu waktu hamil Aksa. Padahal dia sudah membaca buku panduan ibu hamil deh atau salah buku ya?

Marriage proposal

Mata Keyla membulat ketika mendengar bahwa ayahnya menerima lamaran dari Aksa. Itupun ayahnya bilang jika Keyla setuju maka ia juga setuju. Mau tak mau Keyla harus menerima lamaran itu, karena ia sudah berjanji kepada Aksa. Ia akan menerima lamaran itu jika Aksa mendapatkan restu dari orang tuanya.

Keyla juga tidak habis pikir kenapa orang tua Aksa bisa menyetujui keinginan anaknya itu. Bagaimana tidak, Aksa mengancam akan kabur dari rumah jika papa dan mamanya tidak membolehkan nya menikah. Parah bukan? Benar-benar anak nakal yang tidak bisa di atur.

Untungnya apa yang di katakan Aksa benar, mamanya pasti akan suka dengan Keyla. Karena Keyla memang tipe menantu idaman mamanya. Di tambah lagi ternyata Keyla dan Ayudia sudah saling kenal, karena ternyata Ayudia adalah guru ngaji di masjid tempat Keyla biasa belajar mengaji. Jadi lancar lah proses lamaran mereka.

Setelah Aksa dan kedua orang tuanya berpamitan untuk pulang. Keyla melirik ayahnya, ia ingin menanyakan sesuatu yang sedari tadi membuatnya bingung.

"Kok aba setuju sih? Kan Keyla masih sekolah," tanya Keyla penasaran, hal ini cukup membuatnya heran dan bingung atas keputusan ayahnya.

Lelaki paruh baya bernama Agam Kalyan itu tersenyum hangat ke arah putrinya. Ia mengelus pelan puncak kepala Keyla. Ia masih tak menyangka anak kecil yang dulunya suka menangis jika mati lampu itu sekarang sudah beranjak dewasa.

"Anak aba udah besar. Sebentar lagi kan kamu lulus sekolah, lagian kan tadi kamu juga yang setuju," jawab Agam.

Iya sih Keyla memang setuju, tapi kan kalau ayahnya tidak setuju maka Keyla juga tidak setuju. Mungkin ini memang takdir Keyla, yaitu menikah dengan Aksa.

"Kita hidup cuma berdua. Aba sekarang sudah tua, sering sakit-sakitan. Jadi kalau aba udah gak ada nanti, ada yang jagain kamu," lanjut Agam yang membuat Keyla terbelalak.

"Astaghfirullah aba gak boleh ngomong begitu. Insya Allah aba pasti sembuh dan sehat kok," Keyla langsung memeluk ayahnya erat.

Semenjak ibunya meninggal, ia hanya memiliki ayahnya dalam hidupnya. Keyla tidak tahu akan jadi apa dirinya jika ayahnya tiada. Selama ini ia masih bertahan berkat ayahnya yang selalu menemani dan membimbingnya.

Agam membalas pelukan putrinya, ia menepuk-nepuk bahu Keyla pelan, "Semua manusia pasti akan mengalami yang namanya mati nak. Jadi kita harus siap kapan pun waktu itu tiba. Aba hanya ingin yang terbaik buat kamu."

...💍...

Aurora tersenyum senang setelah mendapatkan kabar dari Aksa, bahwa lamaran Aksa di terima oleh Keyla. Ia memaksa Aksa untuk memacari Keyla bahkan sampai menikahi gadis itu bukan tanpa alasan. Ia ingin gadis itu tersiksa karena di permainkan hatinya oleh Aksa.

Aurora adalah tetangga Keyla, mereka bertetangga sudah sejak mereka di sekolah dasar. Aurora selama ini sudah muak, karena orang tuanya selalu saja membanding-bandingkan dirinya dengan Keyla. Selalu saja ada kata

"Coba kamu kayak Keyla anak pak Agam tuh, rajin, pinter, gak malas kayak kamu."

Dan masih banyak lagi.

Bahkan tetangga yang lain juga sering membandingkan Aurora dengan Keyla.

"Aurora itu setiap hari pulang malam terus ya? Beda banget sama Keyla anak pak agam."

"Iya orang tuanya aja ngomel terus setiap hari, ngeliat tingkah dia."

Selalu saja seperti itu yang mereka katakan. Ingin rasanya Aurora meneriaki semua orang.

"Ya beda lah bego, namanya aja beda orangnya aja beda. Tolol lo semua!"

Hal ini membuat Aurora sangat membenci Keyla. Padahal Keyla tidak sehebat itu sampai harus terus-menerus di banding-bandingkan dengan dirinya. Bahkan sekarang dia juga harus satu kelas dengan Keyla.

Hal ini juga sangat membuat Aurora kesal, karena teman-teman kelasnya terkadang juga suka membanding-bandingkan Aurora dan Keyla. Hanya karena Keyla selalu mendapatkan peringkat satu di kelas. Sedangkan Aurora sering bolos dan peringkat hampir terakhir. Apa masalah nya? Keyla seperti itu karena dia miskin. Sedangkan Aurora anak orang kaya, jadi tidak perlu susah-susah belajar kan.

Makanya saat mengetahui bahwa Keyla lah gadis yang harus di jadikan pacar oleh Aksa, dalam permainan Truth or dare yang mereka mainkan. Aurora pikir inilah kesempatan untuknya membuat Keyla tersiksa. Ia akan memanfaatkan Aksa untuk menyakiti Keyla.

Karena ia sangat-sangat membenci Keyla. Ia akan membuat Keyla tersiksa bahkan tidak sempat untuk belajar, sehingga Keyla tidak mendapatkan peringkat satu lagi di kelas.

Aurora memiringkan senyumnya, "Tunggu aja lo Keyla. Gue bakalan bikin hidup lo sengsara!"

...💍...

"Widih ada yang mau nikah nih," seru Marvin ketika Aksa datang dengan wajah yang muram.

"Tapi kok calon pengantin, lesu amat. Seharusnya seneng dong," tambah Arkan.

"Bacot lo pada. Kalau gue nikahnya sama Aurora baru seneng. Ini nikahnya malah sama Keyla," ucap Aksa kesal kemudian membaringkan tubuhnya dengan paha Aurora sebagai bantal.

Aurora mengelus-elus rambut Aksa yang sedang berbaring di pangkuannya, "Jangan sedih dong. Kan cuma setahun."

"Cuman kamu bilang? Lama itu yang," rengek Aksa. Bisa-bisanya Aurora bilang setahun itu cuma, padahal bagi dirinya yang akan menjalani pernikahan itu pasti terasa sangat lama.

"Lagian Keyla di liat-liat lumayan cantik kok. Bisalah lo cuci mata, waktu bangun tidur," ucap Arkan.

Plak

Keysha memukul bahu Arkan kuat.

"Aw sakit beb," ucap Arkan meringis.

"Apa tadi, kamu bilang Keyla cantik? Ya udah kamu aja yang nikah sama dia sana!" Keysha langsung beranjak pergi dengan ekspresi kesal.

"Bukan gitu maksudnya sayang. Key Keysha."

"Hahahaha rasain lo," ucap Aksa seraya tertawa terbahak-bahak.

"Habis lo, bebeb lo marah noh," ledek Marvin.

Arkan hanya melirik teman-temannya yang menertawakannya sinis.

"Berisik lo pada," ucap Arkan kemudian pergi mengejar sang kekasih yang sedang merajuk.

...💍...

"Mau apa lagi lo?" Keyla menatap malas lelaki yang beberapa hari belakangan ini selalu mengganggunya dan bahkan sebentar lagi akan menjadi suaminya. Ah Keyla tidak habis pikir.

"Gue cuma mau mastiin aja kalau lo nepatin janji lo. Lo sendiri kan yang bilang ciri-ciri orang munafik itu, yang suka ingkar janji," balas Angkasa. Ia benar-benar tidak boleh melepaskan Keyla, kalau ia tidak ingin di putuskan oleh Aurora.

Keyla menghela nafasnya jengah, sudah berapa kali Aksa terus memastikan hal ini. Padahal Keyla sudah bilang ia akan menepati janjinya. Kenapa lelaki ini tidak mengerti juga sih.

"Iya iya gue janji Aksa, kan lamarannya juga udah gue terima. Gak perlu lo pastiin terus, gak capek apa lo?" Keyla memperhatikan sekitarnya, takut ada yang mendengar percakapan mereka. Untungnya mereka berbicara di belakang sekolah, jadi tidak ada yang mendengarkannya.

Angkasa mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian tersenyum, "Oke deh. Awas aja lo kabur pas hari H nya. Gue culik lo ntar, terus gue ajak kawin lari!"

"Stres ya lo," Keyla menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap Aksa tak percaya. Sepertinya yang stres bukan Aksa melainkan dirinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!