Hai. Ini adalah skuel dari ceritaku sebelumnya yang judulnya After Marriage. Silakan baca dulu, ya, ceritaku yang judulnya After Marriage biar nyambung sama cerita ini.
Kenapa pisah buku dan dibelah jadi dua? Karena buku yang pertama udah tembus sampai 270an bab. Kasihan yang mau baca nanti dia muntah muntah duluan sebelum baca wkwkkw.
Oh, iya. Sean udah aku buatin lapak sendiri, ya. Judulnya: Dinikahi Berondong Kaya (Udah aku update di Mangatoon. Tinggal baca aja)
Aku juga ada cerita lainnya. Judulnya Nikmati aku (ini cerita adult romance)
Makasih udah mau baca. Jangan lupa Like Komennya walaupun novel ini udah tamat.
Instagram penulis: @Mayangsu
Aku nulis beberapa kilas balik, ya. Pembaca lama langsung ke halaman berikutnya aja. Makasih
Flashback....
Anha diceraikan tepat di malam pertamanya karena suaminya mendapati dirinya yang sudah tidak perawan lagi.
Anha tidak pernah menyangka sama sekali jika ternyata pergaulan bebasnya di masa lalu akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri di masa depan.
Dia sudah pernah tidur dengan beberapa laki-laki antaranya; Angga—mantan kekasihnya sewaktu SMA yang pertama kali mengambil kesuciannya. Lalu ada juga Ray—mantan kekasihnya sewaktu kuliah yang juga sudah menikmati tubuhnya. Adi, dan masih banyak lagi.
Awalnya Anha tidak mengambil pusing akan hal tersebut. Toh, di zaman sekarang hal seperti itu sudah lumrah adanya. Sekali rusak, ya, sudah rusak saja sekalian. Itulah prinsip konyol yang dulu Anha muda anut.
Ketika Ikram—suami pertamanya menanyai mengenai statusnya apakah Anha masih gadis atau tidak ketika sebelum menikah dulu. Anha tidak mengatakan sejujurnya jika dia sudah tidak perawan lagi karena Anha takut apabila nantinya Ikram akan membatalkan pernikahan mereka yang kurang beberapa bulan tersebut.
Jadi Anha memilih untuk tidak jujur dan menyembunyikan hal itu dari Ikram.
Dia berpikir… lebih baik Ikram tahu dirinya yang ternyata sudah tidak perawan lagi ketika sesudah menikah nanti. Pasti mau tidak mau, Ikram tetap akan mau menerima dirinya apa adanya karena memutuskan hubungan setelah menikah pasti jauh lebih sulit daripada memutuskan hubungan ketika sebelum menikah.
Bukannya kalau cinta pasti mau menerima apa adanya, ya?
Tapi Anha salah, dugaannya meleset jauh, ketika Ikram mengetahui kenyataannya jika Anha sudah pernah berhubungan dengan lelaki lain sebelum mereka menikah. Tanpa terduga sama sekali Ikram menjatuhkan talak pertama kepadanya.
Dan pada akhirnya pernikahan mereka hanya berlangsung selama enam bulan saja, tanpa ada kebahagiaan sama sekali di dalamnya.
Anha menganggap mungkin itu semua karma untuk dirinya karena dosa-dosanya di masa lalu yang sudah ia perbuat.
Anha tak menampik jika setelah perceraian dan pengkhianatan yang dilakukan oleh suaminya membuat Anha terpuruk dan tidak ingin memulai hubungan kembali. Tapi mamanya mencoba untuk menguatkannya lagi dan lagi sampai akhirnya Anha mau mencoba untuk bangkit kembali.
Anha memulai hidup baru, mengambil pekerjaan baru, dan bertemu dengan orang-orang yang baru.
Akhirnya dia bertemu dengan Hasan—atasannya di kantor tempatnya mereka bekerja.
Hubungannya dengan Hasan pun tidak semulus jalan tol dan indah-indah saja. Anha harus menyingkirkan Bella yang ternyata juga memiliki rasa kepada Hasan.
Belum lagi Ikram, mantan suaminya itu entah mengapa merecoki kehidupannya dan mempersulit dirinya. Kenapa juga dulu Anha diabaikan dan sekarang ketika Anha sudah bahagia dengan kehidupannya yang sekarang malahan Ikram mengejar-ngejar dirinya!
Bukan hanya itu saja rintangan yang harus Anha hadapi. Bahkan ketika Hasan dan dirinya sudah menjalani hubungan ke tahapan yang lebih serius. Orangtua Hasan menentang dengan keras hubungan mereka berdua karena status Anha yang ternyata seorang janda.
Berulang kali Hasan menyakinkan Papanya agar dapat menerima Anha seutuhnya. Atas kegigihannya yang kuat, akhirnya Hasan berhasil mendapatkan restu dari kedua orang tuanya untuk menikahi Anha.
Hari pernikahan sudah terpampang jelas di depan mata, hanya menunggu hitungan hari saja, bahkan semua persiapan sudah komplet, hanya tinggal menunggu dua minggu saja maka mereka akan SAH menjadi pasangan suami istri.
Tapi….
Tapi kenapa masih ada rasa ragu di hati kecil Anha? Bukannya harusnya dia bahagia karena akan menikah dengan pria pilihannya dan pria tersebut sangat mencintai dirinya?
Apa karena sampai saat ini Anha masih menyembunyikan kenyataan dari Hasan jika penyebab awal perceraiannya dengan Ikram karena sebelum menikah Anha sudah tidak perawan lagi?
Tapi kata mama tidak semua hal harus diceritakan kepada calon suaminya kelak, bukan? Hasan hanya perlu mengetahui garis besarnya saja jika Anha sudah pernah menikah sebelumnya. Anha pikir itu sudah cukup. Tidak perlu membuka aibnya di masa lalu. Cukup Anha mengatakan jika penyebab perceraiannya dulu adalah karena Anha tidak cocok dengan mantan suaminya dan mereka berdua sering berselisih paham antar satu dengan yang lainnya.
***
Makasih sudah mau mampir.
Lagi pula Anha juga menyembunyikan kenyataan jika Ikram berselingkuh dengan teman SMA-nya yang bernama Dewi itu. Maka cukuplah Anha juga menyembunyikan tentang penyebab yang sebenarnya awal mula retaknya pernikah mereka karena Anha tidak jujur tentang statusnya ketika mereka sebelum menikah.
Kenapa? Bukannya tidak mau jujur. Tuhan saja menyembunyikan aib hamba-Nya. Lalu untuk apa Anha menceritakannya kepada Hasan? Toh, pasti Hasan tidak akan menanyakan mengenai hal tersebut karena Anha sudah pernah menikah sebelumnya. Jadi, Anha bisa menghindari hal itu dan Hasan tidak akan curiga kepadanya.
Asalkan dia menutup mulutnya rapat-rapat, maka semuanya akan baik-baik saja, bukan? Begitulah pikir Anha kala itu.
“Hasan, kamu cinta nggak sama aku?” kata Anha dengan lirih pada telinga Hasan ketika mereka melangkahkan kaki dari eskalator ke lantai dua mal ini untuk mencari tempat makan.
Anha masih betah bergelayut manja pada lengan kekar milik Hasan. Hasan tersenyum menerima sikap manja dari kekasihnya itu. Dia pasti akan menyediakan bahunya selalu untuk Anha seorang baik dia sedang senang ataupun sedang sedih.
Calon suaminya ini benar-benar tampan sekali! Hidungnya mancung, matanya indah dengan netra cokelat yang hangat, terlebih lagi bulu-bulu halus di sekitar dagunya membuatnya semakin panas saja. Apalagi sifatnya yang dewasa membuat Anha semakin jatuh hati kepadanya.
Hasan hanya tersenyum simpul. Ia tidak memperhatikan orang-orang di sekitarnya karena dunianya hanya berporos pada wanita cantik di sebelahnya itu.
“Cintalah. Kalau nggak cinta ngapain juga aku nikahin kamu.”
Anha memukul pelan bahu lelaki tersebut. Gombal! Dia yang memulai tetapi dia sendiri yang tersipu malu.
Rencananya hari ini Anha dan Hasan akan jalan-jalan sekalian membagikan sisa undangan kepada teman dekat mereka.
Hasan mengusap manja pucuk kepala rambut wanita cantik tersebut dengan perasaan penuh cinta membuat wanita itu hanya memanyunkan bibirnya karena Hasan membuat rambutnya kini berantakan.
Hasan terkekeh dan mengusap kembali rambut hitam legam wanitanya, membuat berantakan untuk kedua kalinya. Anha berdecak dan merasa sebal karena rambutnya yang tadi sudah ia betulkan kini berantakan lagi. Sejak kapan lelaki ini jadi tengil seperti ini? Hasan tersenyum sampai sudut matanya menyipit. Menikmati wajah Anha yang menampilkan ekspresi kesal memang menggemaskan sekali.
‘Dua minggu lagi. Tunggu dua minggu lagi sampai saat itu tiba maka kamu bakalan jadi milik aku seutuhnya, An,’ kata Hasan dalam hati merasa senang karena setelah rintangan yang mereka lewati akhirnya tinggal menghitung hari mereka akan sah menjadi suami istri.
“Kayaknya tempat itu enak, deh,” kata Anha sambil menunjuk resto bernuansa Jepang. Hari ini Anha akan makan banyak-banyak. Dia akan menikmati sushi sampai kekenyangan.
Peduli amat. Toh, dari dulu Anha tidak perlu repot-repot untuk menurunkan berat badan karena dia susah gemuk. Badannya sudah proporsional, genetik menganugerahinya amat banyak.
Hasan mengangguk, menuruti keinginan calon istri cantiknya itu. Sebisa mungkin Hasan akan berusaha memuaskan hatinya.
“Undangannya kurang berapa aja yang belum kesebar?” tanya Hasan sambil mencari lokasi tempat duduk yang pas untuk mereka berdua.
“Masih sekitar lima belasan bijih, sih. Abis ini kita mampir ke rumah si Mai sebentar, ya, Sayang. Aku kangen sama dia.”
Hasan menanggukkan kepalanya sekilas. Omong-omong Anha sangat kangen sekali dengan sahabatnya Mai itu. Apalagi si kecil pastilah kini sudah tumbuh dan nanti akan secantik kakaknya si Shiren yang usianya seumura dengan keponakannya Anha yaitu Diego. Anha rindu mereka.
Menggiring Anha untuk duduk di salah satu kursi yang dekat dengan tembok dan jauh dari posisi duduk orang lain agar kemesraannya tidak terganggu.
Belum sempat Anha mendaratkan bokongnya di kursi pelanggan. Seseorang yang tanpa diundang kehadirannya sama sekali kini menghampiri mereka berdua membuat Anha terkejut.
Orang itu tak asing bagi Anha. Tapi banyak hal yang berubah dari dirinya sejak terakhir kali bertemu dengan Anha.
Pria itu kini terlihat lebih dewasa dari terakhir kali bertemu, dengan tangan kiri yang dipenuhi dengan gambar tatto. Bibir bawahnya sebelah kanan ditindik dan tubuhnya agak kurusan.
Apakah dia masih nakal seperti dulu?
“Hai, An. Nggak nyangka, ya, kita bisa ketemu di sini,” kata lelaki tersebut sambil menyunggingkan senyuman—tetapi Anha sendiri tidak.
Kenapa orang itu bisa ada di sini!
Mata Anha terbelalak, napasnya berhenti sejenak, bahkan mungkin saat ini wajahnya pucat pasi seperti melihat hantu saja.
Bibir Anha gemetar.
“A-Angga.”
Ba-bagaimana bisa Angga berada di sini?
Angga adalah mantan pertama Anha yang mengambil keperawanannya ketika SMA dulu. Bukannya Angga sejak lulus SMA tinggal di Bali? Lalu kenapa dia bisa muncul lagi di sini!
Seribu pertanyaan menyeruak di benak Anha. Jika kebanyakan orang akan senang apabila bertemu dengan teman lama sewaktu dulu di sekolah. Tapi tidak dengan Anha. Anha tidak merasa demikian. Bertemu Angga layaknya seperti bertemu mimpi buruk masa lalu.
“Dia siapa, An? Kamu kenal?” tanya Hasan dengan saksama.
Tubuh Anha seperti membeku karena merasa masih syok dengan apa yang barusan terjadi.
“Iya. Saya Angga, temen deketnya Anha waktu sekolah dulu. Saya boleh nggak ikutan duduk dan makan siang bareng kalian?” tanya Angga menginterupsi percakapan sebelum Anha sempat menjawab.
Angga mengulurkan tangannya mengenalkan diri kemudian dijabat oleh Hasan.
“Saya Hasan. Calon suaminya Anha.”
Angga tersenyum penuh makna mendengarnya. Menarik.
Sebenarnya Hasan merasa agak terganggu dengan kehadirannya teman lama Anha karena tidak bisa bermesra-mesraan dengan Anha. Tapi dia harus tetap bersikap ramah. Bagaimanapun juga teman Anha artinya temannya juga.
“Boleh, kok. Silakan duduk.”
“Beneran nggak ganggu kencan kalian?”
“Nggak ganggu sama sekali, kok,” kata Hasan sambil tersenyum. Tidak enak hati juga apabila Hasan tidak memperbolehkan teman Anha untuk duduk. Toh, hanya sekadar teman lama, bukan? Hanya itulah pikir Hasan. Padahal Hasan tidak tahu jika Angga adalah mantan pertama dari calon istrinya itu—bahkan orang pertama yang mendapatkan mahkota calon istrinya tersebut.
Karena sudah dipersilakan untuk bergabung makan siang bersama. Angga pun menarik salah satu kursi di sana dan duduk dengan santai.
Anha sendiri yang masih pucat pasi dengan jantung berdetak tidak karuan berusaha bersikap sebiasa mungkin untuk biasa-biasa saja di hadapan Hasan agar calon suaminya tersebut tidak menaruh curiga sedikit pun kepadanya.
Anha duduk di kursinya dengan jantung yang berdetak amat kencang. Takut apabila Angga mengatakan hal yang tidak-tidak.
“Kamu mau pesen, apa?” tanya Hasan kepada Anha.
“Sushi,” kata Anha dengan singkat.
“Minumnya?”
“Terserah.”
Hasan mengeryit, kenapa rasanya ada yang aneh dengan Anha? Bahkan Anha tidak menatapnya sama sekali ketika ia tanyai apa saja yang hendak dipesan.
Tetapi Hasan tidak terlalu ambil pusing akan hal tersebut. Bisa saja Anha kelelahan setelah berkeliling mal.
***
Hai, jangan lupa follow instagramku @Mayangsu_ ya, buat tahu info novelku, jadwal update, visual dari para tokohku juga ada di sana. Terlebih lagi di sana aku lebih sering aktif. Makasih sudah mau mampir.
Akun sosmed-ku yang lain:
Waatpad: Mayangsu
Email: Mayangsusilowatims@gmail.com
Semua akun menulisku di apk yang lain pakai nama pena: Mayangsu, ya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!