*Kringggggg....
*Krriingggg...Krriiinggggg. Alaram itu terus menjerit membangunkan sang empu yang masih tertidur pulas.
"Raiinnn."
*Tuktuktukk...
"Raiiinnnn...!!"
*Tuktuktukk...
"Oyy bangun udah jam berapa ini ,lo kagak kuliah.?!!" Teriak Mita kesal dengan selingan suara gedoran pintu.
"Hhmm,iya bentar bentar."
"Ganggu banget sih pagi pagi buta begini." Ucap rain yang langsung bergegas bangun dari tempat tidurnya sambil mengucek sebelah matanya dan langsung membuka pintu kamarnya.
"Pagi buta apaan,mata lo buta."
"Ini udah jam 9 lewat 5, lo ada kelas pagi jam setengah 10 kan Rani." Ucap Mita dengan nada kesalnya.
Hah??udah jam 9 lewat 5.
Alamat telat dah ni gue. Gauman Rain frustasi sambil mengacak acak rambutnya.
"Cepet siap siap Rain!!!" Perintah Mita
"Lagian ngapain lo ngacak ngacak rambut begitu?, bentukan lo sekarang udah kyak kembaran lo yang di hutan aja" Ledek mita dengan tawanya
"Iiihhh,temen apaan yang suka ngeledek temennya sendiri." Ucap Rain merajuk sambil melangkah berjalan ke arah kamar mandi.
Setelah semuanya beres, Rain langsung ke parkiran kontrakannya untuk segera mengeluarkan motor. Tapi sepertinya keadaan sedang tidak berpihak padanya.
*Akkhh...
"ni motor kenapa gak mau idup sihh,akhh..." lirih Rain frustasi dengan kejadian yang menimpanya dipagi hari ini. Rain langsung buru buru memasukkan kembali motornya ke dalam garasi,tak mau membuang waktu dia pun langsung bergegas berlari keluar gang untuk menghampiri penyelamat dari drama motor mogoknya itu.
''Bang ke Universitas Macan Putih buruan saya udah telat nih.'' langsung meraih dan menggunakan helm yang diberikan oleh abang ojek pangkalan. Jantung terus berdetak kencang tak karuan setelah dia mendapatkan pesan chat dari salah satu teman sekelas nya hari ini, temannya itu memberi tau bahwa dosen yang mengajar dikelasnya sudah memulai kelas. Kepanikan Rain kian meningkat setelah dia mendapatkan pesan suara dari teman nya tadi yang menghubungi nya.
Mohon perhatian nya..!!!
Saya ingatkan kepada kalian semua!! saya paling tidak suka melihat ketika ada mahasiswa yang berada dikelas saya mengajar itu tidak tepat waktu atau TERLAMBAT. Jadi ketika diantara kalian ada yang melanggarnya, bersiaplah menerima konsekuensinya. *Terdengar suara yang begitu lantang dan tegas sehingga membuat bulu kudu Rain bangun semua.
Habis lah lu Rain hari ini. Batin Rain mengaduh pasrah.
Akhirnya setelah 15 menitan Rain pun sudah sampai di depan kampus. Setelah membayar abang ojeknya dia langsung berlari melangkah kearah fakulkas bisnis dengan menabrak mahasiswa mahasiswa lain yang berlalu lang,tapi Rain tidak memperduli kan itu dia cuman mengucap kata 'maaf' sepanjang jalan untuk menguragi rasa bersalahnya kepada setiap mahasiswa yang terkena tabrakannya. Rain pun tiba di depan kelasnya,dia tak berani langsung masuk kedalam karena dia mengetahui kesalahannya.
Rain masih berdiri didepan pintu yang tertutup dia tak berani melangkah lebih,karena Rain ingin mengecek situasi kelasnya terlebih dahulu dari sisi kaca yang berada di tengah tengah pintu bagian atas. Dia terus memandang sosok yang asing baginya,dia mencoba melihat bagian atas pintu yang tertulis nama ruangan tersebut.
Lah ini bener kok kelas gue,tapi dia siapa..??
Hari ini kan kelasnya pak jenggot tapi kenapa pak jenggot berubah jadi pangeran omg,, Kerut keningnya Rain dibuat penasaran. Rain mencoba mengintip teman temannya yanga berada di dalam kelas untuk memastikan kalau ia tak salah baca nama kelas,tapi niat mengintipnya itu berubah menjadi kejadian memalukan.
*Brrukkk...
"Aduhh sakit banget jidat gue." Berusaha untuk bangun dari insiden nyusruk nya itu sambil memegang kening nya yang mencium lantai.
Hahahaah....hahhhaahh... Gelak tawa seisi kelas.
"Diam!!!"
"Siapa suruh kalian tertawa." Ucap tegas pria yang berada didepannya.
Suasana kelas yang awal nya riuh akibat ulahnya seketika berubah menjadi sunyi seperti tak berpenghuni. Dengan suasana yang mencekam tersebut Rain hanya menunduk kan kepalanya kebawah sambil batinnya mengerutuk kesal atas semua kejadian yang menimpa nya hari ini.
Pria itu memutari diri nya dengan kedua tangan yang di lipat serta memberi kan tatapan tajam pada Rain tanpa celah.
"Kamu tau kesalahan mu?" tanya pria itu.
"Ta..tau pak." Jawab Rain gagap karena takut.
"Sa... saya minta maaf pak,saya ter lambat hari ini karena sa..ya." Penjelasan Rain terputus.
"Ssttt" Dengan tangan pria itu yang di hadapkan di depan mulut Rain yang menandakan dia tak ingin mendengar kan alasan.
"Duduk di bangku mu dan nanti temui saya diruangan saya." Perintah pria itu tak menerima penolakan.
Rain melangkah kearah tempat duduknya sambil merasakan hawa hawa tak enak yang akan terjadi lagi setelah ini. Dia mengedus nafas lelahnya perlahan dan mencoba membuat dirinya rileks agar fokus belajar nya tak terganggu karena per drama an buruk nya hari ini.
Waktu kelas rain hari ini pun telah usai, itu yang menandakan kalau gadis yang penuh dengan badai ini akan menerpa badai nya lagi yaitu menemui dosen yang mengajar tadi'
"Mel gue keluar duluan ya, mau keruangan dosen yang tad.i" pamitnya
"oke Rain gue tunggu lo di kantin ya." Balas Amel
"Mel gue mohon doanya y.a" memperlihat kan tampang memohon nya.
"Hahahah..lo udah kyak mau perang nga depin penjajah aja Rain"
"Lagian sih lo kok bisa telat gituh, mana pake ngintip ngintip segala lagi kan jadi nyusruk kyak tadi" ledel amel dengan kelakar tertawa nya yang masih ter bayang bayang insiden nyusruk Rain tadi pagi'
"Ihh gue capek banget kemaren abis gantiin shif sih mita di butik jadi mana gue kesiangan,mana motor gue pake acara ngambek kagak mau idup lagi ya mau gk mau gue harus ke luar gang jalan kaki ke pangkalan ojek" jelas Rain
"Yaudah gih buru ke ruang pak Revan, jangan sampek lo buat kesalahan yang ke dua kali nya sama tuh dosen"
"Pak Revan ganteng ganteng begitu tapi galak plus dingin bangettt" ucap Amel tanpa jeda
"Oh namanya pak Revano,lahh 11 12 dong sama pak jenggot galak tapi pak jenggot udah ekspayer sih ganteng nya" lanjut Rain dengan tawa yang ter pampang di wajah nya.
"Shuttt kualat loh entar ngatain pak jenggot ekspayer gitu gituh kan beliau dosen yang memberikan kita ilmu yang sungguh mulia" Sahut Amel dengan sisi sok bijak nya itu.
"Helehh...sok sok an ngomong macam orang bener lo, bye gwe mau ke ruangan pak revan dulu keburu singa ngamuk entar" pamit Rain dengan di selingi candan.
Rain ber jalan di koridor yang berada di depan ruang dosen, dia bertanya pada seorang satpam yang sedang menyeruput kopi nya.
"Halo pak saya mau nanya kalo pak revan nya ada didalam gak? tanyaku
"Eh eneng hujan,ada perlu apa nyari pak revan neng?"
"Lagian neng hujan teh salah tempat" ucap pak satpam yang memanggil ku dengan sebutan hujan,dia tak ingin memanggil ku Rain sebab katanya dia orang indonesia tidak mau ke inggris inggris an.
"Ini pak,hujan ada urusan yang harus di selesai kan sama pak revano"
"Maksud pak irwan hujan salah tempat apa ya? inikan tuang dosen." Tanya Rain penasaran.
"Iya neng hujan salah tempat, kalau mau ketemu sama pak Revan teh eneng nya harus ke lantai 2 habis itu belok kiri, terus lurus terus sampai ketemu lif khusus, nah di depan lif itu baru ruangan pak revan." jelas pak irwan dengan detail menyampai kan letak ruangan pak revan.
"Terimakasih pak,kalau begitu hujan pamit ya pak." Pamit Rain pada pak irwan.rain langsung melangkah ke ruangan yang sudah di jelas kan tata letak nya tadi oleh pak irwan,sesampainya dia di depan ruangan tersebut dia dibuat ter cengang dengan name tag yang tertera didepan pintu tersebut.
*Hah ini beneran ruangan pak revan,tapi kok.... apa pak irwan salah ya,ah tapi pak irwan gak mungkin salah dengan tata letak ruangan di fakultas ini. Hmm... dari pada penasaran mendingan langsung aja deh. Batin ku ter heran heran dengan siapa sebenarnya pak revan,kenapa bisa dia berada di ruangan ini.
**Thuktutuk...
*Tuktuktukk.....
"Masuk." Sahut revan dari dalam ruangan nya dengan nada datar.
*Cklekk...
Begitu dia membuka pintu Rain langsung terpana pada seorang pria yang sedang duduk di kursi kebesaran nya itu.
Gilakkk kok mata gue baru nyadar ya kalau pak revan ganteng bangettt.
Ooh tuhan sungguh sempurna sekali paras manusia ciptaan mu yang satu ini. Ucap batin Rain yang masih berdiri bengong di depan meja kerja dosen nya dan menampil kan garis senyum di bibir nya yang menanda kan betapa kagum nya ia dengan ke sempurnaan yang pria itu miliki.tak berlangsung lama air muka Rain berubah ter kejut ketika suara bariton itu terdengar.
"Saya menyuruh mu kesini bukan untuk mengagumi ket ampanan saya." tukas revan yang menyadari kalau mahasiswanya itu terpah oleh ke tampanan nya itu.Revan bukan terlalu pd tapi ini bukan kali pertamanya lagi menemui wanita dengan pandangan yang seperti itu,namun iya tak pernah merespon lebih karena ia sudah terlanjur sangat mencintai kekasih nya.
"Eh.. ituh pak anuh,emm bapak manggil saya karena mau memberikan saya hukuman kanpak? kalo begitu saya siap menerima hukuman apapun itu." Gelagapan Rain malu karena pria yang di depannya ini mengetahui kalau ia sedang ter pesona dengan pria tersebut.
"Memang seharus nya begitu, berani berbuat harus beri bertanggung jawab."ucap revano dengan wajah datar dinginnya itu. Lalu dia langsung beranjak dari tempat duduk nya,mengambil tumpukan kertas ujian mahasiswa nya yang sengaja belum ia periksa.
"Ini kamu periksa semua kertas ujian nya saya mau besok pagi jam 7 sudah ada diatas meja saya kembali, untuk kunci jawaban nya saya kirim 5 menin setelah kamu keluar dari ruangan ini sekaligus saya akan kirim kan judul tugas maka lah yang harus juga kamu kumpulkan besok sama seperti jadwal kertas ujian ini." Ujar revano seolah Tidak menerima bantahan.
"Baik pak, tapi saya minta keringanan untuk waktu pengumpulan nya soalnya saya ha.." Balas Rain dan memohon. namun belum habis ia sampai kan kalimat permohonan nya itu,sudah langsung dipotong oleh ucapan revan.
"saya tidak menerima bantahan atau alasan apapun. Saya sudah mengata kan bahwa kalau berani berbuat harus berani ber tanggung jawab"
"Kalau kamu telat lagi saat kelas saya saya pastikan hukuman selanjut nya akan lebih berat" Ungkap revan sambil berjalan ke arah pintu untuk mem bukakan pintu tersebut.
"Silah kan keluar dari ruangan saya" ucap revan yang sudah membuka lebar pintu itu. Melihat Rain yang masih tetap berdiri ditempat dan memandang nya kearah nya membuat Revan melontar kan kembali mengusir.
"Ngapain kamu masih berdiri di situ ,cepat lah keluar dari ruangan ini. Dengan berlama lama nya kamu disini membuat ruangan ini jadi pengap dan sumpek." usir Revan dengan kalimat yang membuat orang yang sedang bersama nya sakit hati.
Tanpa membalas ucapan yang di lontarkan oleh revan, rain langsung berjalan cepat keluar ruangan tersebut tanpa memerduli kan bahu serta lengan nya merasa sakit karena mengangkat tumpukan kertas yang begitu banyak, seolah kalau dia bisa ber lari kencang dia sudah melakukan nya namun niat itu dia urungvkan karena dia tak ingin terjadi insiden nyusruk part ke 2 untuk hari ini.
Setelah sampai di depan jalan kampus dia langsung menaiki taxi online yang sudah ia pesan sewaktu dia masih berada di dalam kampus.
Sepanjang perjalanan raut wajah kesal nya itu tak bisa ia tutupi, batin nya pun tak bisa diam menggerutu sikap dosen tampan namun sadis nya itu.
Percuma ganteng tapi nyebeliNN. Udah ngasih hukuman enggak mikirin orang,iya sih disini gue yang salah karena terlambat tapi setidak nya dengerin pengajuan per mohonan gueee, mana entar siang sampek jam 8 malem shif gue di butik lagi.
Mulutnya juga kagak ada manis manis nya, dia bilang pengap? sumpek? dikira gue apaan bisa bikin tuh ruangan luas sampek pengap sumpek begitu.
Ya allah kenapa gue harus di taktir kan ketemu sama tuh dosen,mana dia nge gantiin kelas pak jenggot lagi yang otomatis bakalan sering terlibat sama tuh manusia gak punya hati. Rain merasa mood nya sangat sangat hancur sekarang. Mulai drama kesialan nya di pagi hari hingga menimbul kan drama baru, sungguh tak ada habisnya drama kehidupan.
*****
Setelah rain sampai kontrakan nya dia langsung segera bersiap siap untuk pergi ke butik tempat ia bekerja selama ini. Rain sudah bekerja di sana selama 2 tahun setelah dia memutuskan untuk melanjutkan kuliah dia pun mencoba mencari pekerjaan yang bisa dia lakukan tanpa mengganggu perkuliahan nya itu .Alhamdulillah nya rain mendapat kan atasan yang sangat baik, beliau sudah menganggap rain sebagai putrinya sendiri karena beliau tau kisah kehidupan yang Rain lewati sangat tak mudah.
Rain adalah seorang anak yatim piatu. kedua orang tua nya meninggal di tempat saat kecelakaan tragis itu, sejak saat itu kehidupan nya berubah tak seindah dulu lagi. Ada banyak rintangan yang ia lewati sampai ia masih terus bertahan hidup seperti ini, mulai dari dia di manfaatbkan oleh tante dan omnya sebagai kunci membuat semua harta warisan sang mendiang kedua orang tua nya itu jatuh ke tangan mereka, dan yang menyedih kan nya lagi saat dia diusir oleh om dan tante nya dari rumah warisan kedua orang tuanya itu. Rain kini hidup sebatang kara, dia dipaksa oleh ke adaan untuk dewasa.
Saat anak anak pada usia nya dulu yang masih dengan bermain,menikmati masa remaja SMA nya tapi tidak dengan Rain. Rain setelah dia pulang sekolah ia langsung di jadikan babu oleh tante dan omnya sendiri hanya untuk bisa mendapat kan jatah makan, sampai sampai dia harus bekerja diam diam paruh waktu di sebuah rumah makan untuk mendapat kan uang jajan yang akan ia tabung untuk simpanan sewaktu dia sudah berhasil keluar dari rumah nya sendiri. Dia pernah ingin kabur sangking tak kuat lagi tapi tante dan omnya mempertahankan dia di rumah itu sampai usia 18 tahun untuk melancarkan aksi mereka yang gila akan harta warisan mendiang orang tua nya.
Ada rasa tak ikhlas namun ia pun juga tak kuat kalau setiap harinya disiksa, dipukul, dan di jadi kan babu untuk mereka perintah perintah. Tak hanya fisik nya saya yang sakit namun mental nya pun ikut terguncang ,sampai tiba di sewaktu ketika kalau dia merasa bahwa kehidupan nya sudah lebih baik dari pada sebelum nya, pada saat dia bertemu sosok wanita paruh baya yang menyelamatkan nya dari malam kelam itu. Rain lelah dengan hidupnya sampai pada malam itu dia berdiri di bibir jembatan yang langsung dibawah nya terdapat sungai dengan aliran air yang sangat deras. Saat tekat nya sudah bulat untuk menyusul orang tuanya itu tiba tiba dia terkejut,mengapa dia jatuh ke belakang tidak ke depan. Ternyata perempuan paruh baya itu berhasil menggagal kan ke putus asaan Rain, beliau membuat nya sadar dari ke bodohan yang ingin dia lakukan. Maka dari itu Rain sangat bersyukur serta ber terima kasih pada perempuan paruh baya itu karenavnya dia masih bisa menghirup udara di dunia ini dan Rain berjanji akan membalas kebaikan itu dengan apapun yang bisa ia perbuat.
"Assalamualaikum gaysss Rain sudah disini kembali yuhuuu!!" Ucapnya yang begitu heboh. keadaan butik saat ini sedang tidak ada orang karena jam makan siang maka nya Rain tak malu berteriak heboh saat ini.
"Wiiihh tuan putri kesayangan nyonya Resa sudah datang nih" Goda mita kariawan sekaligus teman se kontrakan Rain.
Para karyawan disitu mengatakan Rain sebagai putri kesayangan pemilik butik tersebut karena nyonya Resa sendiri yang mengatakan kalau Rain adalah putri angkatnya pada seluruh karyawan dan malahan Rain mau dijadikan sebagai asisten pribadi nya biar Rain tak capek capek harus bekerja menjadi karyawan namun Rain menolak karena merasa tak enak. Karyawan di situ tak ada yang iri terhadap Rain karena mereka sudah mengetahui kisah kehidupan Rain, meraka menganggap Rain adalah adik mereka semua karena sikap Rain yang baik dan sopan membuat mereka menyayangi serta mencintai Rain seperti keluarga.
"Lama bener Rain lo dari kampus atau tidur dikontrakan?" Tanya salah satu karyawan.
"Hehe.. sorry mbak tadi di kampus ada sedikit per dramaan."
"Helehh... tuh drama pasti gara gara lo yang telat masuk tadi pagi kan, kalo gue yang jadi dosen lo udah gue usir pake tendangan dari kelas" Ledek Mita yang mengetahui kejadian tadi pagi.
"Sadis amat lo, lah gue kesiangan kan gara gara gantiin shif lo bambangg." Melempar tatapan sebal.
"Hehe.. jangan ngambek dongg Rainnn, gue kan lagi ngurus lu biar cepet dapet abang ipar plus ponakan." Celetuk Mita membuat Rain geli dan sedih karena sebentar lagi kakak sekaligus sahabatnya sudah mau resmi menjadi orang dan sudah pasti dia akan kesepian di kontrakan seorang diri.
Jam makan siang sudah habis mereka kembali fokus pada pekerjaan nya masing masing. Pelanggan butik hari ini sangat lah ramai dan membuat karyawan di situ kelelahan tapi ada rasa senang juga melihat situasi seperti ini. Setelah jam kerja selesai Rain langsung cepat cepat pulang ke kontrakan nya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pak Revan. Rain selesai menyelesai kan tugas itu ketika azan subuh ber kumandang.
Huhh akhirnya selesai juga, sumpah mata gue ngantukk bangett pengen tidur takut bablas,mending gue sholat subuh aja habis itu mandi dan siap siap ke kampus biar gak ada drama lagi hari ini. Monolog Rain dalam hati nya*.*
Yaallah kuat kan mata rain sampe nanti selesai kelas biar gak ngantuk ya alah dan semoga pak dosen ngeselin kulkas itu gak nambah beban rain lagi hari ini. Doa Rain selepas ia sholat subuh. Rain selalu di ajar kan oleh orang tuanya untuk melibatkan allah dalam keadaan apapun itu.
Meski dia lelah namun senyum di wajah nya itu selalu ter pancar kan, hal itu yang membuat aura positif Rain menular kepada orang orang yang dia temui.
"Pagii pak Irwan." sapa Rain dengan senyum nya yang merekah
"Eh neng hujan, pagi banget neng?" Tanya pak Irwan.
"Hehe iya nih pak, hujan mau ngumpulin tugas." Sambil mengangkat plastik yang beris kertas ujian yang telah ia periksa.
"Wihh banyak amat neng, mau dibawa kemana?" Tanya pak Irwan lagi.
"Ke ruangan pak Revan."
"Ruangan nya udah dibuka kan pak?" Tak ingin buang buang tenaga menaiki tangga kalau ternyata ruangan itu masih belum di buka.
"Sudah neng, sebenar nya bapak mau bantuin neng bawa itu tapi pinggang bapak lagi encok, gak akan kuat kalau ngangkat dan naik tangga." Ucap pak Irwan
"Eh gak usah pak gak papa biar hujan aja, yaudah hujan langsung naik ya pak." Pamit Rain setelah ia melihat jam nya tersisa 1 menit lagi.
*Ahh ke banya kan ngobrol sama pak Irwan jadinya tinggal 1 menit lagi deadline nih. Hmm gak papa deh lagian dosen nyebelin kulkas itu gak akan mungkin tau kan gak mungkin dia ada divruangan nya. *Ucap batin nya menenang kan diri.
Rain lumayan agak lama menaiki tangga karena lumayan berat plastik yang berada di tangan nya dan ditambah dengan tas yang berisi laptop dan printilan lain nya di pundak belakang, mana tubuh nya mungil sungguh nikmat yang plus plus di pagi ini.
*Cklekk..
"Terlambat 2 menit."
Rain sangat terkejut setelah mendengar suara itu, tubuh nya menegang dan jantung nya berdetak tak karuan.
Lohh kok dia uda ada di ruangan nya sih pagi pagi begini, padahal kan belum ada jadwal kelas jam segini. Huhh siap siap nerima hukuman lagi hari ini nih gue. Rain masih mematung heran melihat orang yang tak ia inginkan ada keberadaan nya tapi kini orang tersebut telah berada di depan matan nya.
"Eh maaf pak tadi saya diajak ngobrol dulu sama pak Irwan di bawah." jawab Rain dengan kepala yang menunduk.
"Sepertinya hukuman yang saya berikan padamu sangat kamu nikmati, sehingga kamu mengulang kesalahan itu lagi." Dengan memberikan wajah datarnya Revan melontarkan kalimat itu.
"Sekarang saya mau kamu membersihkan ruangan ini. Saya tidak ingin melihat ruangan ini nanti masih terdapat debu sekecil apapun dan kalau tidak bersih kamu tidak akan saya luluskan mata pelajaran saya." Putus Revan final.
"Tunggu apa lagi cepat bersihkan." Perintahnya sambil meletak kan sapu,kain pel,serta lain nya di dinding sebelah Rain berdiri.
Karena Rain takut men dengar kan suara yang meninggi itu dia langsung meletak kan plastik yang berisi kertas ujian yang telah ia periksa itu di atas meja kerja Revan serta meletak kan tasnya di pinggir sofa ruangan itu dan dia langsung bergegas mengambil sapu agar pria itu tak marah lagi,
Hah Rasain kamu, ini belum seberapa Rain tunggu saja siksaan dariku selanjutnya.
Lagian berani beraninya kamu ingin masuk ke dalam hidup ku, tak kan ku biar kan kamu ber sama ku bahagia.
Kekasihku dan diriku yang lelah ber juang mendapat kan restu mama malah kau yang akan jadi istriku. Cela Revano sambil melihat ke atas Rain yang sedang mengerjakan perintahnya.
-----[ FLASH BACK]-----
"Revano sini ada yang ingin mama bicara kan." Panggil Resa pada anak nya yang baru pulang dari mengajar.
"Ada apa maa" Tanya Revan to the poin karena ia melihat wajah mama nya sedang sangat serius.
"Gimana ngajar nya seru??" Tanya Resa basa basi untuk memulai topik.
"Hemm biasa saja."
"kenapa mama menanyakan itu? tapi sepertinya bukan itu yang menjadi poin utama yang ingin mama bicarakan, langsung saja ma tak perlu ber basa basi terlebih dahulu." Sahut Revan yang sudah mengetahui gelagak sang mama.
"Oke baiklah, mama langsung saja ke poinnya"
"Vano mama ingin mengenal kan kamu pada seorang gadis, sebenar nya sudah lama mama ingin mengenal kan dia padamu tapi kamu jarang ada waaktu untuk bicara serius" Resa mengata kan dengan lembut pada sang anak.
"Seperti nya aku tahu arah pem bicaraan mama ini kemana"
"Mah, mama taukan aku ini sudah memiliki hubungan dengan Farah ma, aku sangat mencintai nya" Ucap Refan
"Sudah berapa kali mama bilang kalau perempuan yang kau cintai itu tak sebaik yang ada di otak muu,dia licik vano jangan sampai kamu di buta kan oleh cinta mu itu"
"Lagi pula mama tak akan ridho dan merestui kamu dengan perempuaan itu, mama ingin kamu menikah dengan Rain gadis baik pilihan mama." Resa sangat kesal pada sang anak karena anak nya itu sudah di bodoh kan oleh wanita ular yang ingin memanfaatkan anaknya. Ya Resa mengetahui akal bulus Farah tapi dia belum bisa mendapat kan bukti yang bisa meyakin kan sang anak.
"Farah yang sudah sangat berjuang mendapat kan hati mama, tapi kenapa mama memilih wanita lain yang ber sanding dengan ku."Revan mulai terbawa emosi.
"REVANO ADITHAMA!! sudah berapa kali mama katakan kalau dia itu wanita ular yang ingin memanfaatkan mu nak. Pokok nya mama tidak menerima bantahan dari kamu pernikahan kamu dengan Rain akan dilaksanakan minggu depan kalau kamu membantah mama pastikan ijin praktek profesi kecintaan kamu itu akan dicabut." Ancaman Resa yang menjadi kunci utama nya itu di keluar kan.
"Terserah mama saja Vano capek" Dia langsung memasuki kamar nya, karena dia tau bahwa kalau diteruskan tak akan ada habisnya dan pasti dia akan kalah dan berujung ijin prakteknya itu dicabut.
Sewaktu Revan di dalam kamar dia memikir kan gimana caranya agar dia tak menikahi gadis pilihan mamanya itu.
Seperti nya aku harus mengikuti ke inginan mama dulu,sampai nanti profesi ku aman. Senyum getir mem bayang kan jalan kerja rencana tersebut di otaknya. Kemudian lamunan nya ter ganggu akibat ulah dari notifikasi whatsapp, dia langsung membaca nama pengirim serta membaca isi chat tersebut. Kemudian raut wajah Revan berubah seolah tak percaya dengan apa yang dilihat nya.
*Ting..
*Ting...
(SS SAAN WA MAMA RESA ISINYA TENTANG FOTO RAIN DAN BIODATA RAIN)
ketika revan selesai melihat isi chat yang di kirim mama Resa, Revano kaget mengetahui gadis yang menjadi pilihan sang mama adalah mahasiswi nya sendiri. Namun setelah itu Revan tetap tidak goyah pada rencana awal yang telah dia siap kan di otaknya itu, malahan rencananya saat ini kian menambah untuk wanita itu.
-----------------\=\=\=\=\=\=\=\=\=-----------------
Aduhh kepala gue kok pusing banget ya,ini pasti karena gue kecapekan kan dari kemaren belum tidur.
Duhh magh gue pake acara kambuh juga sekarang lagi. Keluh Rain dalam hati.
Kepalanya terasa se makin pusing di tambah magh nya yang kambuh karena tak sempat makan sejak kemarin siang setelah pulang dari kampus. Rain mulai tak kuat menopang tubuhnya sendiri sehingga membuat dia yang sedang menyapu berhenti sesaat dan itu di lihat oleh revan.
"Heh kenapa berhenti, ohh seperti nya kamu ingin mengulang tahun depan." Ucap Revan sinis.
Revan dibuat kesal dengan melihat Rain yang tak melanjut kan perintah nya itu, sampai sampai dia berjalan mendekati Rain sambil melipat kedua tangannya dan menatap tajam. Rain yang melihat itu merasa takut kalau dosen nya akan memarahi nya serta menambah hukuman nya lagi, tapi pandangan Rain sekarang mulai mengabur dan ia jatuh pingsan.
*Kenapa dia diam saja, apa dia tuli atau apa?? *
*Brukk...
Revano kaget saat tubuh Rain jatuh menghantam dada nya.
"He tidak sopan sekali kamu ini. Bangun tidak usah berpura pura pingsan agar kamu di bebas kan dari hukuman mu." Ucap Revan namun tak mendapat respon sama sekali dari Rain.
Karena merasa penasaran Revan menyingkirkan rambut Rain yang menutupi wajahnya, Revan melihat Wajah gadis itu yang begitu pucat dan mengeluar kan keringat dingin di dahi nya. Hati nurani sebagai dokter pun menggagal kan rencana nya untuk tak peduli pada wanita yang sekarang masih ber sender di dadanya. Dia menggendong Rain ala bridal style membawa nya ke sebuah ruangan tempat yang biasa nya ia beristirahat.
"Sungguh menyusah kan." cibir Revano setelah meletak kan Rain di kasur .
Awalnya Revano mem biar kan Rain begitu saja, dia mencoba mengabaikan wanita itu . Tapi sudah 15 menit lebih Rain tidak menunjukkan kesadaran nya, itu membuat Revan panik tak tinggal diam. Dia beranjak meninggalkan Rain menuju kembali keruangan kerja nya untuk mengambil tas kerjanya yang biasa nya sering ia bawa saat praktek ke rumah sakit. Revan selalu membawa tas itu ia yakin tas itu akan sangat berguna sewaktu waktu.
Tak Lama setelah itu Revan pun kembali lagi ke ruangan Rain. Revan langsung mengambil stetoskop diletakkan di beberapa titik tertentu untuk memeriksa keadaan rain, Revan pun juga mengecek tensi, serta beberapa pemeriksaan vital lain nya
Baru juga aku mulai tapi kau sudah tepar begini, apa kah ini terlalu berat Rain.?? cihh
kalau bukan sumpah dokterku sudah ku biar kan kau sekarat. Cibir Revan sambil menatap Rain yang terbaring di kasur yang berada di ruang istirahat Revan dengan tangan yang tertancap jarum infus.
"Hemm, pak Revann" Rain mulai sadar sedang menyesuai kan cahaya lalu ia melihat Revan duduk di pinggir ranjang di sebelah kaki nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!