NovelToon NovelToon

Membawa Lari Anak Suami Kejam

Eps 1 (Cruel husband / Suami Kejam)

Las Vegas, Amerika

Jalanan kota yang ramai penuh dengan pejalan kaki serta kendaraan melintas dibawah gedung-gedung tinggi sebagai pelengkap kota terkenal di Amerika ini.

Kota yang terkenal dengan hiburan dan puluhan bisnis kasino tersebar dimana-mana. Sudah menjadi hal biasa untuk masyarakat yang menetap disana, bahkan pengusaha terkenal pun ikut andil menjadi tamu mereka.

Namun yang menjadi catatan adalah mereka bukanlah pengusaha biasa, puluhan bisnis gelap telah mereka geluti bahkan tidak segan-segan menggunakan cara licik juga.

Berkat kelicikan itu membuat seorang wanita Asia kehilangan surga duniawi nya. Wanita itu terperdaya oleh ketampanan dari pria yang ia jumpa, menaruh magnet sampai ia datang tiba-tiba.

Wanita itu kini meringkuk di pojok ruangan yang sempit, menahan pedih hidupnya, menikahi pria yang mirip dengan iblis neraka, berusaha menangis! Namun sudah tiada guna.

Flashback On

Pyar

Cermin meja rias hancur saat menerima botol parfum yang dilemparkan kearahnya, sebagai simbol kemurkaan sang penguasa.

Penguasa yang hilang kelembutan, menciptakan emosi membara dari hati menuju perilaku kasar yang ia berikan. Rahang tegasnya yang mengurat serta gertakan gigi yang menguat, ditambah sebit alis di mata kanan sebagai bukti keseraman.

Chandra Tama mencengkeram rahang istrinya dan menekan pertanyaan, "What are you doing downstairs/apa yang kamu lakukan di bawah?"

Alih-alih menjawab, wanita itu justru tidak bergeming. Daripada jawabannya membuat ia celaka, lebih baik diam.

"FABIOLA!!" pria itu mencengkeram dagu Istrinya. "Telinga mu masih berfungsi dengan normal kan?"

"Aku tidak melakukan apa-apa! Aku hanya ingin mengunjungi---"

Plak

"Sudah ku bilang jangan sekali-kali membukanya, sialan!!"

"Laranganmu tidak bisa ku terima, Chandra" bantah Ola dengan berani walau suaminya itu sudah membuat ujung bibirnya berdarah.

Telunjuk Chandra menoyor kepala wanita pembangkang itu, "Kau yang terlalu bodoh"

"That true. Seharusnya wanita seperti ku tidak kau perlakukan seperti ini. Akulah yang bodoh karena terperangkap oleh jaring-jaring yang kau tebarkan"

Chandra tertawa, "Itulah kenapa manusia tidak boleh terlalu percaya diri."

Tidak ada yang bisa ia keluarkan untuk membalas hinaan Chandra, seperti inilah hari-hari yang ia jalani. Sungguh memuakkan dan memalukan. Yang ia lakukan hanya berusaha sabar dan berpaling.

"Jangan lupa dengan konsekuensinya"

Ola menoleh cepat, "I'M PREGNANT!!"

"I DON'T CARE" bentak Chandra lebih keras.

Seketika Ola menjauh berusaha kabur saat Chandra sudah menggenggam pergelangan tangannya. Ia tahu kejadian buruk apa yang akan menimpa.

"Chandra... aku sedang hamil tua. Kasihani aku" mohon Ola berpegangan dengan benda-benda di dekatnya.

Namun kekuatan Chandra tidak ada lawan sehingga genggaman nya mudah lepas, membuat Ola terseret masuk kedalam ruangan persegi.

Mereka berdua masuk lift lalu turun sampai ke ruangan yang lembab dan cahaya yang kurang. Disana banyak sekali anak buah yang kaget melihat tuan dan nyonya mereka, tidak lupa mereka membungkuk memberi sapa.

"Ambilkan kain hitam" perintahnya langsung di sanggupi mereka.

"Cha-chandra aku mohon jangan lakukan ini kepadaku... aku sedang hamil anak mu. Setidaknya kasihani bayimu..."

Chandra mengusap wajah Ola, "Kau suka sekali dengan ruangan itu sampai keseringan membukanya, padahal aku tidak suka. Tapi karena kau suka, jadi aku buatkan permainan nya"

"Please!!!"

"Ini sir" sela anak buahnya memberikan kain yang di minta.

Chandra menutup mata Ola menggunakan kain itu, "Jika kau ingin keluar dari tempat ini. Carilah jalan keluarnya sendiri... telusuri labirin ini dengan membuka setiap ruangan yang ada sampai kau menemukan jalan keluarnya. Ingat, jangan sampai salah memasuki ruangan atau nyawamu jadi taruhann"

"A-aku tidak bisa melihat. Ba-bagaimana aku bisa memilihnya?"

Chandra membisikkan sesuatu, "Gunakan Indra penciuman mu. Kau sudah biasa melakukannya bukan? Tidak sesulit itu"

Cup

Apa ini, benda menjijikkan apa yang sempat menyentuh lehernya? Dalam situasi seperti ini pria itu masih mengambil keuntungan, betapa brengsek dia.

"Jalan"

"Chandra jangan tinggalkan aku"

Pria yang di panggil itu sudah menghilang, tepatnya menjauh dan mengintainya dari atas, melihat Ola meraba semua objek di dekatnya, begitu gelap sampai ia tidak bisa membedakan benda dan jalan.

Seperti yang dikatakan Chandra, ini bukan kali pertamanya. Walau ia tidak yakin dengan keadaan setelah membuka pintu ruangan, ia juga tidak bisa tinggal diam tanpa pergerakan.

Cklek

Pintu pertama terbuka lebar, selebar harapannya pada ruangan yang ia pilih.

Ngok Ngok

"Ah" Ola terpelanjat mendengar suara babi di ruangan itu. "AAARKKK"

"Chandra keluarkan aku!!!"

Ola buru-buru mencari pintu lagi saat ia merasa ada yang menyeruduk kakinya. Tangannya dengan asal memilih dan sesegera mungkin memasuki ruangan itu.

"Chandra... tolong"

Lirih Ola memegang perutnya. Tubuhnya meringsut kebawah saat merasakan kenyamanan ruangan ini. Yakin tidak ada apa-apa, namun perutnya kram sekali.

Ia mengatur nafasnya, mengelus perutnya dengan lembut. "Tenanglah sayang! Jangan takut, mommy akan menjaga kalian. Percayalah dengan mommy, ini bukan kali pertama. Kita bisa melewatinya"

Waktu itu ia begitu percaya diri dalam mengambil langkah karena saat itu hidupnya tidak berarti, namun tidak untuk hari ini. Saat ada dua malaikat kecil yang berharap untuk lahir ke dunia. Ia takut melanjutkannya lagi, ia takut bertemu dengan hewan liar yang lebih ganas dan membuat anak-anak nya tiada.

"WHAT ARE YOU DOING FABIOLA"

Ola tersentak mendengar suara lantang Chandra yang memantul di labirin ini. Ia tahu pria itu mengintai, segeralah ia berdiri.

"Aku bisa"

Cklek

Raung

"AAARKKK"

Ia kembali membuka pintu yang salah. Seekor harimau jantan menerkam tubuhnya dan mengapitnya ke dinding. Gigi taringnya yang tajam berusaha mengoyak kulit Ola dan...

Dor

Harimau itu tumbang seketika, begitu juga dengan Ola yang histeris mendapat terkaman tiba-tiba, apalagi suara tembakan itu nyaring di telinga.

"APA-APAAN INI" suara Chandra kembali terdengar. "Siapa yang membunuh harimau ku? Siapa yang berani melepas tembakan?"

Chandra turun dari atas, menghampiri Ola dengan tergesa-gesa. Pria itu menarik lengan Ola, mensejajarkan tubuhnya.

"Aww Chandra sakit" lirih Ola alih-alih memegangi tangan ia malam memegangi perutnya yang sakit.

Membuka penutup mata Ola kasar, "Kau yang membunuh harimauku?"

"Ti-tidak" balas Ola dengan lemah.

"KAU YANG MEMBUNUHNYA"

Chandra mendorong Ola ke lantai. "Sudah ku bilang gunakan penciuman mu jika ingin hidup"

"Bisa tolong jangan bahas harimau mu dulu? Dia hampir membunuhku... dan sekarang... per-perutku sakit"

"Itu karena kebodohanmu" kata Chandra tidak peduli. "Ayo!!!"

Pria itu kembali menarik lengan Ola, tidak peduli dengan calon anak-anak yanh ada di rahim sama sekali bahkan wajah wanita hamil itu sudah pucat.

Flashback off

Dan wanita hamil itu berakhir di dalam kamar mandi yang dingin dan lembab ini. Perutnya masih sangat sakit, ingin keluar pun tidak bisa karena Chandra menguncinya.

Ia hanya menatap depan dengan pandangan kosong. Tubuhnya lemas, bahkan untuk bernafas saja ia sangat susah.

Inilah kesalahan terbesar yang Ola lakukan, memberikan hatinya, keluarganya pada pria sekejam Chandra dan sekarang ia hamil anaknya. Sempat ia ingin menggugurkannya namun pupus saat merasakan keaktifan janinnya.

Sayangnya Ola sudah tidak merasakan pergerakan kedua janinnya sejak 6 jam yang lalu. Hal itu membuatnya semakin lemah dan frustasi di tambah aliran darah yang tidak mau berhenti dari **** *************.

"Hiks... hiks... Chandra... tolong..."

Lalu apa yang pria itu lakukan?

Seperti yang tertulis diatas! Klub Kasino menjadi langganan para pengusaha terkenal seperti Chandra Tama. Disana tidak hanya menyediakan perjudian melainkan wanita bayaran.

Jadi, apa yang kalian bayangkan?

Eps 2 (Broken Heart /Hati Hancur)

Ke empat roda brankar terdorong melaju melewati orang-orang di lorong rumah sakit, membawa pasien hamil yang hampir kehabisan darah sampai membuatnya lemah.

Mata wanita itu menatap nanar langit-langit lorong yang di lewati, membayangkan kekejaman yang di lakukan sang suami sampai seperti ini.

Tak luput dari itu telinganya mendengar jelas tangisan wanita tua yang merupakan pekerja di rumahnya. Dalam hati ia beruntung saat wanita itu menolongnya.

"Miss, please hang on/ tolong bertahanlah" mohon wanita itu mengikuti laju brankar.

Sebelum akhirnya salah satu perawat menahan maid itu supaya tidak ikut masuk, "Anda bisa menunggunya diluar"

"Baik, tolong selamatkan mereka"

Walau sebenarnya ia ingin tahu keadaan majikannya, tetap di luar adalah keputusan yang benar. Ia hanya bisa berdoa baik ibu dan anaknya selamat semua.

Kembali ke Ola yang sedang di pasangi alat bantu pernafasan serta infus di tangan sebelah kiri, namun matanya masih terbuka sayu penuh ketakutan.

Takut terjadi sesuatu dengan bayi kembarnya, membayangkan itu mencetak buliran di pelupuk mata dan mengalir menyesakkan dada.

'Tuhan! Aku tarik kembali perkataan ku yang ingin menggugurkan mereka, tolong jangan kabulkan doa wanita lemah ini. Berikan keselamatan untuk mereka berdua, jika perlu tukar nyawaku dengan nyawa nya'

Monolog Ola dalam hati tepat setelah perawat menyuntikkan cairan di kulitnya, wanita itu langsung tidak sadarkan diri.

Sementara itu di luar ruang operasi, terlihat pekerja Ola yang kelimpungan menahan perasaan cemasnya. Ia berkali-kali menelpon tuan besarnya, tapi tidak ada balasan.

"Astaga kenapa Mr, Chandra tidak mengangkat?" gumam maid itu tetap menempelkan ponselnya.

"Ah"

Refleks maid itu melempar-nya ke lantai tepat setelah telinganya menangkap des*han wanita. Bahkan suara itu tidak mau berhenti dan membuatnya jadi pusat perhatian.

Ia mencoba membaca nama yang ada di layar itu, kemungkinan ia salah menelpon. Tapi...

"Mr Chandra" ia segera menutup mulutnya, lalu menekan tombol off. Tubuhnya langsung terjatuh di kursi koridor, "Astaga! Miss... Miss..."

Sangat sakit untuk wanita sekelas nya, bagaimana dengan perasaan Ola? Wanita yang cantik, mandiri tapi masih bisa di selingkuhi.

Bukankah sangat menjijikan untuk di jelaskan.

_______

Beberapa jam berlalu setelah Ola di kabarkan telah menjalani operasi cecar, wanita itu kini terbaring lemas diatas ranjang guna memulihkan energinya.

Wanita tua yang berstatus asisten rumah tangga kini duduk menunggu kesadarannya. Berharap sang nyonya segera sadar dan melihat dunia.

Tidak lama setelah wanita tua itu berdoa barulah Ola membuka mata, pelan-pelan sambil mengenali beberapa objek yang menempel di tubuhnya.

"Maid---"

"Miss akhirnya" antusias pelayan itu. Rasanya ia ingin menangis. "Miss, syukurlah Tuhan masih bermurah hati"

"Di-dimana bayiku?" tanya Ola saat meraba perutnya yang kembali rata, "Sshh... dimana mereka maid"

"Miss, tolong jangan banyak bergerak dulu. Anda harus pulih pasca operasi pengangkatan rahim"

"Apa?"

"Miss, ada infeksi lebar di rahim anda. Jika tidak diangkat akan semakin menyebar dan itu bisa berpengaruh pada kesehatan anda"

Luruh sudah air mata Ola membanjiri pipi membasahi kemeja biru khas pasien rumah sakit ini. Namun hal itu tidak membuatnya lalai dengan nasib bayinya.

"Lalu bayiku?"

"Morning, Miss" sapa perawat menggendong seorang bayi, "Little boy sudah rindu pelukan anda"

Ola terharu setengah mati, ia mengambil alih untuk ia cium dan hirup bau nya. Astaga, hatinya tenang untuk saat ini.

"Lalu dimana bayiku yang lain?" Ola mendongak cemas, "Bayiku kembar! Dimana yang satunya lagi sus?"

"I'm sorry! We failed to save him."

Runtuh sudah pertahanan hati Fabiola. Sakit seribu sakit, pedih menggerogoti tubuhnya langsung tanpa hati-hati.

Dadanya sungguh sesak sampai untuk menangis saja membutuhkan usaha, "Ba-bayiku... haaa"

Bayi kembar yang dulu ia harapkan dan menjadi alasannya untuk tetap bertahan, kini hanya satu tertinggal.

"Bayi anda adalah jagoan karena melindungi kembarannya dari benturan keras sehingga menyebabkan dirinya yang terluka dan kehilangan kesempatan nya untuk menghirup dunia"

Setengah sedih perawat itu memberitahu pada Ola yang semakin lirih mengeluarkan tangisannya, sementara putranya ikut menangis seakan terhubung satu sama lain.

"I'm sorry" Perawat itu pergi sebab tidak tahan.

Seakan reruntuhan dunia menimpa dirinya, Ola merasa hidupnya berhenti bernafas. 'Kenapa kau masih memberikanku kehidupan disaat bayiku mati sendirian? Pantaskah aku yang tidak bisa menjaga nya untuk tetap hidup?'

"Nyonya anda harus tenang" dia memeluk Ola yang histeris dalam rengkuhan hangatnya.

_________

Beberapa jam setelah Ola tenang, begitu juga dengan bayinya yang tenang diatas ranjang. Datanglah wanita setengah baya memasuki ruangan.

"Baby how are you" wanita itu memeluk Ola dan mengusapnya, sesekali juga menciumi puncak kepala, "Terimakasih tuhan telah menyelamatkan menantuku"

Ola hanya diam tanpa ekspresi, pasrah membiarkan wanita itu berbicara sesuka hati tanpa ia mau menanggapi.

Wanita itu menemui sang cucu, "Hei boy! Oh my God Dia sangat mirip Chandra"

Setelah lama menimang dan melepas rindu, ia kembali menemui Ola yang masih diam dengan tatapan kosong.

"Sayang, mommy ikut berduka atas kematian salah satu bayimu dan... rahimmu harus diangkat" wanita itu mengusap kepala Ola, "Jangan khawatir, satu putranya sudah cukup mengikat nya untuk tetap disisimu"

“Hahaha”

Wanita bermarga Stuart itu kebingungan melihat menantunya yang tiba-tiba tertawa. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya tentang hal lucu apa yang sedang ia tertawakan.

“Apa yang membuatmu tertawa selebar itu?”

“Putramu lucu” Ola tertawa lagi, “Dalam pantauan keluarganya dia bersikap manis, lain halnya saat tidak ada yang melihat”

“Dia akan bersikap kesetanan” imbuhnya dingin.

Setelah menaruh cucunya kembali ke ranjang, dia langsung mendekati Ola, “Are you kidding”

“Aku kehilangan salah satu bayiku, bahkan rahim ku harus diangkat. Siapa penyebabnya kalau bukan keluarga sendiri?”

“Chandra Tama Stuart” sebutnya menambahi.

Mertuanya itu menelan ludahnya susah, bibirnya berkedut tidak terima dengan tuduhan yang Ola lontarkan.

“Putraku tidak mungkin melakukan itu. Kenapa kau salahkan anak ku atas kecerobohanmu sendiri?”

“Kecerobohan ku?”

“Kau yang tidak hati-hati saat menuruni tangga dan tergelincir” timpal Miss Stuart dengan tegas dan percaya diri.

Kepala Ola menggeleng pelan, wajah nya memerah menahan marah, matanya sudah mengembun ingin muntah. Entah dari mana asal berita hoak itu di temukan, tetap ia harus mendapat keadilan.

"Dengar Fabiola, putraku mencintaimu bahkan dia berlutut saat meminta restu menikahimu. Aku yang menjadi saksi kesedihannya saat itu, dan kau malah menuduhnya?"

Memang benar saat itu Chandra sangat mencintai Ola bahkan sikap nya halus dan tutur katanya yang hangat menyentuh sanubarinya. Matanya yang teduh masih sangat ia ingat, namun itu dulu.

Sehari setelah pernikahan, Chandra berubah 90 derajat hingga membuat Ola melupakan kehangatan yang pria itu berikan.

Ia menutup mata alih-alih mengatur nafasnya yang sesal, “Sekali dua kali aku akan memaklumi! Tubuhku terluka sampai harus meragang nyawa, aku pun akan meaafkan”

“Tapi, jika bayiku yang tidak berdosa harus terluka dan kehilangan nyawa! Aku tidak akan biarkan itu terjadi”

“Aku akan bercerai dengan Chandra”

Kata Ola dengan lantang dan tegas, tidak peduli dengan delikkan mata mertuanya yang nyaris copot. Keputusannnya sudah bulat, ia tidak mau anak nya yang tersisa menjadi korban kekerasan ayahnya.

“Kau mau bercerai dari putraku?” tantang Miss Stuart, “Kalau begitu pergilah tanpa membawa keturunan keluarga Stuart”

“Dia putraku dan aku yang melahirkannya! Baik kau atau putramu, tidak berhak memiliki”

Miss Stuart menjauhkan diri, “Aku akan menelpon Chandra! Dia harus tahu wajah asli istrinya”

Eps 3 (Katarsis)

Ola gelagapan. Satu panggilan saja akan membuat pria itu datang dan mengambil bayinya. Itu tidak boleh terjadi, ia harus mencari solusi.

Ia menyibak selimut seraya menuruni ranjang tidurnya, tidak peduli dengan infus yang ia lepas dengan kasar. Tangannya terulur mengambil bayinya selagi mertuanya itu masih menunggu panggilan.

Namun, panggilan itupun tersambung, “Chandra!!! Apa yang sedang kau lakukan?”

“Hm” pria itu berdeham ditempat keistimewaan nya, yaitu kasino yang biasa di datangi. “Ada apa?”

“Kau sedang mabuk?” tanya Miss Stuart menangkap kepergian Ola yang mengendap-endap, “Ola mau kemana kau”

Tidak dipungkiri Miss Stuart mencekal lengan Ola yang berusaha memberontak sehingga menciptakan kegaduhan sampai keseberang telpon.

“Ola, kurang ajar!!!!! Kau tidak bisa membawa lari cucuku”

“Lepaskan tangan ku!”

“Mommy what this” suara barinton Chandra terdengar menyela kegiatan mereka berdua.

Miss Stuart yang merasa terganggu segera bicara, “DIMANA KAU SAAT ISTRIMU SUDAH MELAHIRKAN”

“Apa"

Dengan terpaksa Ola menyikut perut mertuanya sampai oleng terjatuh menubruk tiang infus, memberikan kesempatan Ola untuk segera kabur. Wanita setengah baya itu mengambil ponselnya yang terlempar ke lantai.

“Istrimu sudah melahirkan dan sekarang dia ingin membawa lari anakmu”

“Apa?”

“Cepat kemariiiiii” teriak mommynya, “Di rumah sakit xxxx”

Mommy nya itu langsung menutup panggilan, meninggalkan Chandra yang masih diterpa kebingungan. Efek alcohol yang diminum sangat memabukkan sampai otaknya linglung mencoba sadar.

“Ola, melahirkan? Beraninya dia tidak memberitahuku” murka nya segera pergi.

_____

Ola berusaha melarikan diri dengan kondisinya yang masih lemah dan jahitan yang masih basah, sangat rentan untuk kembali terbuka. Namun siapa yang peduli saat hidup anaknya dipertaruhkan?

Ia berlarian menyusuri koridor turun melewati 100 anak tangga, hatinya tidak akan tenang jika lewat lift. Ia tidak akan bisa leluasa memantau keadaan. Apalagi saat putranya menangis karena banyak guncangan, itu akan menarik perhatian sekitar.

“Shut, mamah disini sayang! Mamah tidak akan meninggalkanmu”

Ola kembali menuruni tangga, sejenak ia mengatur nafas untuk menahan rasa nyeri yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Keringat dingin berbondong-bondong keluar membasahi tubuhnya, padahal malam ini sangat dingin, wajahnya pun semakin pucat.

Dari kaca dinding disamping tangga terlihat rombongan mobil sport mewah memasuki kawasan rumah sakit, rombongan yang diyakini adalah Chandra Tama, dan pria itu baru saja keluar dari mobil terdepan.

Gawat! Suaminya sudah sampai di rumah sakit. Ia harus segera melarikan diri sebelum pria itu menangkapnya.

Sementara Chandra bersama dengan anak buahnya segera masuk menarik perhatian pengunjung serta menepis kesadaran mereka.

“Temukan dia”

“Baik, Sir” sahut anak buahnya segera, lalu berpencar menyusuri setiap sisi rumah sakit.

Mereka semua menggeledah setiap unit ruangan bahkan itu sangat mengganggu kenyamanan dan privasi orang. Siapa yang peduli, dan berani melawan seorang CEO yang merupakan investor rumah sakit ini?

Tidak ada yang bisa.

“Chandra” panggil miss Stuart secara tiba-tiba. “Chandra, Ola melarikan diri dari rumah sakit. Dia sudah kabur membawa bayimu”

“F*ck” maki pria itu memutar tubuhnya keluar dari rumah sakit ini, diikuti para anak buahnya.

Wanita itu cepat sekali membawa lari anaknya, padahal dia baru saja melahirkan. Hal itu semakin menyulut api amarah pria yang mengemudi mobilnya sendirian. Tidak perlu mengerahkan anak buahnya, karena ia yakin menemukan Ola dengan mudah.

“Where are you going to run”

Chandra menyeringai seram, matanya fokus melihat depan yang ramai kendaraan berlalu Lalang. Namun tidak dipungkiri ia mengendarai mobilnya dengan asal dan tidak karuan menakutkan.

Dibalik itu Ola menyandarkan tubuhnya di pohon rimbun samping jalanan yang sepi, wajahnya semakin pucat, mulutnya kering namun keringatnya semakin deras, dan darahnya kembali luruh membasahi sel*ngk*ngan.

“Mamah lakukan semuanya untukmu” sambar Ola disela-sela rasa nyerinya. “Mamah janji… akan membawamu pergi dari negara ini”

Ia mengatur nafasnya kembali, lalu melangkah ingin menyeberang jalanan yang sepi ini. Entah kemana ia akan membawa anaknya, hanya dia yang tahu.

Baru beberapa langkah tiba-tiba ada cahaya terang menembaknya dari samping kanan. Semakin dekat mobil itu semakin Ola mengenali wajah pria itu.

“Cha-chandra” Ola kaget bukan kepalang, “Bagaimana dia tahu keberadaanku?”

Wanita itu berusaha lari saat Chandra sudah turun dari mobilnya. Karena pergerakan Ola yang lambat, membuatnya langsung tertangkap.

“Mau lari kemana? Hem, baby” Chandra meremat kuat lengan Ola sampai meringis, “Kau pikir aku bodoh dan membuatmu bebas dariku?”

“Lain kali, kau harus melepas semua barang yang telah kuberikan” imbuhnya.

Ola terhenyak sejenak, lalu kepalanya menunduk melihat kalung liontin yang di pakai. Pantas saja pria itu memaksa untuk selalu memakainya, rupanya ada alat pelacak didalam.

“Lepaskan aku Chandra”

Chandra merebut paksa anaknya dari gendongan Ola saat wanita itu sesegera mungkin menjauh. Namun bukan Chandra namanya jika lemah dan tidak bisa merebut bayi sekecil itu.

“Chandra”

Refleks pria itu meninggikan bayinya menjauh dari Ola yang ingin meraih, lalu menurunkannya lagi, “Coba aku lihat setampan apa di---”

Zonk

Kening Chandra mengkerut melihat wajah bayinya yang 100% berubah, kulit yang bertekstur karet, mata dan bibirnyaa yang kaku terbuka. Terlihat nyata tapi itu hanya boneka.

“Ini yang kau maksud bayi?”

Ola tidak menjawab saat Chandra menggoyangkan boneka bayi itu, detik berikutnya dia mematahkan antara kepala dan tubuh boneka lalu membuangnya jauh.

“DIMANA BAYIKU OLA”

“Mati”

“Apa?”

“KAU YANG MEMBUNUHNYA” histeris Ola meneriaki tepat didepan wajah tidak berdosa Chandra.

“Kau yang membuat bayiku tiada! Kaulah penyebabnya” sambung Ola menusuk dada pria itu dengan telunjuknya, “Kau menyiksa psikis ibunya lalu menendang mereka, kau mengumpat, kau mencambuk dan anaku yang jadi korban”

“Jangan bercanda Ola. Aku tidak sedang dalam mood baik”

“Untuk apa bercanda dengan pria jahat seperti mu?” mata Ola mendelik tidak takut, “Aku tidak tertarik. Lagipula, bukankah kau sendiri yang tidak peduli dengan kehamilanku?”

“Jangan pura-pura terkejut!!” imbuhnya gregetan.

Chandra langsung diam, otaknya berusaha menangkap tutur kata yang istrinya katakan. Tidak mungkin kan anaknya mati, semua? Itulah yang ia pikirkan.

Detik berikutnya Ola mengusap air matanya, “Aku sudah tidak mau hidup tersiksa denganmu”

“Ceraikan aku”

Belum sempat Chandra melihat mayat anak-anaknya, wanita ini sudah meminta cerai? Ia memang sering menyakiti Ola namun tidak pernah terlintas dalam benaknya untuk menceraikan wanita ini.

“Aku tidak akan menceraikanmu”

Ola mendongak melihat wajah bengis pria ini, sialnya dia pria yang dinikahi. “Aku menyesal menikah dengamu. Aku ingin bercerai!!!!. Bukti perlakuan kasar mu kepadaku akan aku laporkan”

Chandra mengeram dengan kepalan tangan yang semakin kuat melihat punggung Ola yang sudah semakin menjauh. Rahangnya mengurat serta gertakan giginya yang menguat, ia sangat emosi malam ini.

“Betapa susahnya aku mendapatkanmu! Aku tidak akan membiarkanmu lepas dariku Ola… jangan pernah berharap”

Setelah mengucapkan kalimat yang tentunya tidak Ola dengar, Chandra melangkah lebar mengambil Ola dalam gendongannya. Jangan tanya respon wanita itu, dia berteriak memukul dada suaminya.

“Apa ini? Turunkan aku…turunkan!!!”

Wanita itu memberontak mendorong-dorong dada Chandra, walau terkadang jahitannya yang kembali nyeri. “Turunkan aku… sshh, kau mau membawaku kemana brengsek”

Dengan kakinya yang dapat melangkah dua kali lebih cepat, Chandra membawa nya masuk kedalam gedung bernama ‘Sweet Hotel’ yang ada di seberang jalan. Jaraknya tidak terlalu jauh sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk kesana.

Chandra masuk melewati banyaknya tamu yang memperhatikan, “Satu kamar atas nama Chandra Tama”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!