NovelToon NovelToon

Aku Bukan Simpanan (Season Satu & Dua)

Bab 1. Faiza Alya Aziza

Perkenalkan namaku Faiza Alya Aziza. Arti dari namaku adalah Pemenang Yang Tinggi dan Mulia.

Mungkin orangtuaku berharap aku menjadi anak yang menjadi pemenang dan mulia.

Umurku 17 tahun. Aku menjadi yatim piatu sejak berumur 6 tahun. Orang tuaku meninggal karena kecelakaan.

Aku tinggal hanya berdua dengan nenek. Ia keluargaku satu satunya. Aku menyayanginya.

Nenek sekarang sering sakit sakitan yang menyebabkan nenek tak bisa bekerja lagi.

Biasanya nenek bekerja di loundry.

Jika libur sekolah biasanya aku ikut membantu nenek menyetrika pakaian. Tapi semenjak nenek sakit sakitan aku harus membanting tulang,semua pekerjaan yang bisa ku lakukan akan ku kerjakan.

"Nek, Alya ke sekolah dulu ya. Sarapan udah Alya siapkan. Nenek jangan lupa sarapan sebelum minum obat,"ucap Alya sambil mengusap lengan nenek.

"Maafin nenek, Sayang. Kamu harus bekerja keras buat biaya hidup sehari hari,"ujar nenek sambil menangis

"Nek, Alya nggak apa-apa. Selama ini Nenek udah bekerja buat biaya hidup Alya. Ini saatnya Alya yang harus menggantikan Nenek. Udah waktunya nenek istirahat," ucap Alya.

"Tapi kamu harus sekolah sambil bekerja. Nenek kasihan lihat kamu nak. Harus pulang larut malam,"ujar Nenek

"Nek, jangan terlalu nenek pikirkan. Alya senang melakukannya. Yang penting nenek sekarang harus banyak istirahat biar cepat sembuh."

"Nek,Alya berangkat dulu."Alya menyalami dan mencium tangan neneknya

"Hati hat,Sayang," ucap Nenek

"Oh ya, Nek. Mungkin Alya tak pulang siang ini. Alya mau bantu bu Defi masak. Ada acara keluarga di rumahnya," ucap Alya.

"Ya Sayang,jangan terlalu capek kerjanya. Kamu juga harus menjaga kesehatanmu,"ujar nenek.

"Baik, Nek. Jangan kuatirin Alya."

###############

Alya termasuk gadis populer di sekolahnya.

Ia anak yang pintar dan sangat cantik. Walau dengan dandanan seadanya tetapi tidak mengurangi kecantikannya.

Alya mempunyai kekasih bernama Yudha Pratama. Mereka telah menjalin hubungan hampir 3 tahun. Yudha juga cowok populer di sekolahnya. Ia ketua osis dan anak konglomerat.

"Pagi, Sayang,"sapa Yudha ketika Alya masuk ke kelas dengan tergesa gesa karena jam pelajaran sudah hampir di mulai.

"Pagi,Yudha," ucap Alya sambil tersenyum.

"Kamu hampir telat lagi. Napa sih kamu tak mau aku jemput aja. Biar nggak telat," ucap Yudha

"Terima kasih, Yud.Tapi aku tak mau merepotkanmu," ucap Alya

"Aku tak merasa direpotkan. Kamu'kan kekasihku!" ucap Yudha

Belum sempat Alya membalas ucapan Yudha ibu guru Fisika udah masuk. Alya membuka buku pelajarannnya. Ia tak mau guru fisika yang terkenal pemarah itu memarahinya karena bicara di kelas.

Alya mengikuti pelajaran dengan semangat. Ia tak mau nilai nya turun. Karena ia sangat bergantung dengan beasiswa yang selama ini ia dapat.

"Ke kantin yuk, Sayang," ucap Yudha setelah waktu jam istirahat tiba.

"Kamu duluan aja Yud... aku masih ada dikit catatan nih,"ujar Alya.

"Udahlah Alya, nanti kan bisa dikerjakan dirumah."

Alya tak mau membantah ucapan Yudha. Ia tak ingin Yudha tahu kalau ia harus bekerja sepulang sekolah. Sehingga menghentikan kegiatannya.

"Yuklah,dah selesai nih,"ajak Alya

"Kamu napa sih cinta banget ama pelajaran. Kalau lagi belajar aku diacuhkan. Aku cemburu lho,"canda Yudha

"Ih ... masa cemburu ama pelajaran."

"Habis kamu lebih perhatian ama buku-buku daripada aku."

"Maaf Yud ... kamu kan tahu aku takut jika nilaiku jelek, sekolah tidak memberiku beasiswa lagi. Kamu kan tahu buat makan sehari hari aja aku susah apalagi buat biaya sekolah . Beasiswalah yang bisa membuatku tetap bisa melanjutkan sekolahku."

"Aku yang akan bayar uang sekolahmu jika beasiswamu di cabut," lirih Yudha

"Terima kasih Yuda, atas niat baikmu. Tapi kita belum ada ikatan apa apa. Aku tak mau berhutang budi."

"Aku tak suka ya ucapanmu itu. Kamu selalu aja menolak setiap aku memberi bantuan. Sebenarnya kamu tuh menganggap aku ini apanya kamu, Alya?"

"Yuda, aku sangat berterima kasih setiap niat baikmu ingin membantuku. Tapi aku tak mau nanti orang mengira aku pacaran ama kamu hanya karena ingin memanfaatkan kamu. Aku benar benar tulus mencintaimu. Bukan karena statusmu atau karena uangmu."

"Tapi aku harap suatu saat kamu mau menerima bantuan yang kutawarkan."

"Oke ... aku akan meminta bantuanmu suatu saat nanti, sampai kamu nanti merasa bosan dengan permintaanku," canda Alya

"Aku tak akan pernah bosan membantumu." Yudha berucap sambil mengusap kepala Alya

Mereka selalu menjadi pusat perhatian siswa disekolahan. Sepanjang koridor sekolah menuju kantin perhatian penghuni sekolah tertuju kearah Alya dan Yudha.

Yudha sang anak konglomerat dan Alya si pintar disekolah. Mereka pasangan yang serasi, cantik dan ganteng.

*****************

Terima kasih buat semua yang telah membaca novel ini.

Bab 2. Nenek sakit

Alya sampai di rumah hampir jam 12 malam. Ia mengintip ke kamar nenek. Tampak nenek tidur dengan nyenyak.

Alya segera mandi dan merebahan dirinya.

Badannya terasa pegal semuanya. Dia membuka amplop yang diberikan bu Defi.

"300 ribu. Ini bisa buat beli obat nenek. Untung aja besok libur jadi aku bisa agak siang bangunnya"bathin Alya.

Tak lama setelah merebahkan dirinya, karena capek Alya pun terlelap dalam tidur nya.

Keesokan harinya Alya terbangun karena merasakan panas matahari yang masuk disela jendela.

"Uh ... udah jam berapa nih? Nenek pasti udah lapar. Kok bisa ketiduran gini sih," gumam Alya pada diri sendiri.

Ia segera bangun dan menuju kamar nenek. Tampak nenek yang masih berbaring.

"Nyenyak banget sih tidur nya nenek, tumben belum bangun," gumam Alya

Ia memegang tangan neneknya dan merasakan suhu tubuh nenek yang sangat panas. Alya baru sadar ada yang tak beres dengan neneknya.

"Nek ... nek ... bangun nek." Alya mengguncang tubuh neneknya pelan.

"Nek, bangun." Alya menangis menyadari tidak ada respon dari neneknya.

"Ya Allah apa yang terjadi. Nenek pingsan. Apa yang harus Alya lakukan," ucap Alya panik dan segera berlari keluar mencari bantuan tetangga.

Tetapi tetangga terdekat dari rumahnya lagi keluar kota. Ia mencoba mencari taksi. Tapi taksi tak ada yang tampak. Rumah Alya memang sedikit jauh dari jalan raya.

Alya menangis. Dia berlari mencari bantuan. Alya berlari tanpa melihat kiri kanan ,dan hampir tertabrak. Untung supir dari mobil itu cepat mengerem.

"Siapa sih? Mau bunuh diri? Coba kamu urus, jangan jangan wanita yang hanya berpura-pura menabrakan diri agar mendapat uang," ujar lelaki tampan yang duduk di jok belakang.

"Maaf Nona, anda tidak apa-apa?" tanya supir itu.

"Tuan, tolong saya Tuan! Tolong bantu bawa nenek saya ke rumah sakit! Saya telah mencari taksi tapi tak ada yang lewat. Saya mohon, tolong saya," ucap Alya sambil berlutut di kaki supir itu.

"Maaf, saya hanya asisten. Saya tanya dengan bos saya dulu,Ya. Apa boleh membantu anda?"ucap supir itu.

Alya yang tak bisa menunggu lagi berdiri dan mengikuti supir itu.

"Ada apa Andi? Apa ia meminta uang?" tanya lelaki itu

"Dia hanya mau minta tolong pak Tian,"ucap Andi

"Tuan, tolong saya Tuan. Tolong bawa nenek saya ke rumah sakit. Saya takut terjadi sesuatu sama nenek saya. Saya tidak punya siapa-siapa lagi Tuan." Alya langsung memegang tangan Tian memohon.

Tian memperhatikan gadis yang sedang memohon tersebut.

"Cantik," gumam Tian

"Tuan,mau kan menolong saya?" tanya Alya lagi.

"Hhmmmm... Andi cepat kerumah gadis ini,"ucap Tian datar.

"Terima kasih Tuan,"ucap Alya dan masuk ke mobil.

"Ujung gang nanti belok kiri Tuan,yang cat putih rumah saya,"ucap Alya

#############

Sesampainya di rumah sakit Alya segera turun dan meminta bantuan perawat buat menolong neneknya.

Ia mengikuti perawat rumah sakit yang membawa neneknya masuk ke ruang IGD.

"Nona, silahkan tunggu di luar dulu. Biarkan dokter memeriksa nenek anda,"ucap perawat

"Baiklah ...." ucap Alya

Setelah beberapa lama terdiam, Alya baru sadar dengan orang yang telah membantunya.

Ia berlari keluar rumah sakit mencari lelaki yang menolongnya. Tapi udah seluruh parkiran di cari tak juga ia dapati.

"Padahal aku belum mengucapkan terima kasih," lirih Alya.

##################

Alya menunggu di luar ruangan dengan gelisah. Tak lama tampak dokter keluar dari ruang pemeriksaan neneknya

"Apa anda keluarga pasien?" tanya dokter

"Ya, saya cucunya, Dok."

"Mari ikut saya ke ruangan saya. Ada yang perlu saya sampaikan,"ujar Dokter

"Silakan duduk ...." ucap dokter itu di ruang kerjanya.

"Terima kasih, Dok. Ada apa dengan Nenek saya, Dok? Sakit apa nenek saya?" tanya Alya kuatir.

"Maaf, saya harus menyampaikan ini, nenek anda mengalami komplikasi. Sakit jantung dan ginjal yang telah lama di derita. Dan juga nenek anda mempunyai riwayat darah tinggi. Sekarang nenek anda mengalami sedikit kelumpuhan atau struk karena penyumbatan darah. Dan sebaiknya dilakukan operasi agar tidak makin parah"

"Apaa ...? Berapa biaya yang di perlukan, Dok?" tanya Alya.

"Biaya yang diperlukan buat operasi nenek anda sekitar 200 juta. Dan sebaiknya anda mempersiapkan secepatnya agar tidak terjadi hal yang makin memperparah keadaan nenek anda."

"Apa Dok ... sebanyak itu biayanya?"ucap Alya kaget.

"Ya, Saya harap kamu segera menyiapkan uangnya agar operasi bisa dilaksanakan."

"Baiklah, Dok. Lakukan yang terbaik buat nenek saya, Dok. Saya akan mendapatkan uang buat operasi nenek saya secepatnya,"ucap Alya pelan.

"Ya saya harap anda secepatnya menyediakan dana agar dapat nenek anda segera di operasi. Karena penyakit nenek anda telah lama di derita nya dan juga umur nenek anda tidak memungkinkan menunda operasi."

"Baik, Dok. Saya titip nenek saya dulu. Saya akan secepatnya kembali membawa uang buat operasi nenek,"ucap Alya

"Semoga anda berhasil mendapatkan dana secepatnya."

"Terima kasi, Dok. Saya permisi dulu,"pamit Alya meninggalkan ruangan itu dengan lesu.

"Ya Allah.... kemana Alya akan mencari uang sebanyak itu. Tolong Alya Allah. Alya tak mau kehilangan nenek. Hanya ia satu satunya keluarga Alya."bathin Alya

Alya berjalan dilorong rumah sakit sambil menangis.

Ia masuk keruang rawat nenek. Tampak tubuh kurus nenek dengan berbagai selang.

"Nek ... nenek harus bertahan. Alya tak sanggup harus kehilangan nenek. Hanya nenek yang Alya punya. Alya akan mencari uang buat operasi nenek. Nenek doakan Alya secepatnya dapat uangnya,"Lirih Alya sambil menggenggam tangan neneknya.

Ditengah pikirinnya yang kacau, Alya teringat dengan sahabatnya Yuni.

Yuni yang juga berasal dari keluarga kurang mampu pernah menawarkan kerja di klub malam yang dapat memberi gaji yang lumayan besar.

"Aku harus menghubungi Yuni. Meminta bantuannya. Aku melihat sejak kerja di klub,ekonomi keluarga Yuni agak membaik. Apapun akan aku usahakan buat kesembuhan nenek," gumam Alya.

*********************

Jangan lupa like.... koment dan vote nya

Terima Kasih untuk semua yang telah membaca novel ini

Bab 3. Kerja di klub malam

Disinilah Alya malam ini, di antara suara musik dan lampu yang kelap kelip.

Alya sebenarnya cukup risih dengan pakaian kerjanya saat ini. Hanya dengan memakai kaos ketat dan celana hotpants yang mengekspos hampir seluruh pahanya.

Tapi ia tak punya pilihan lain, demi mendapatkan uang buat pengobatannya.

Bos tempat ia bekerja sekarang menjanjikan jika ia dalam seminggu ini dapat memuaskan pengunjung, ia akan dipinjamkan uang.

Alya berjalan ke meja yang ditunjukan bos nya. Ia di minta menemani minum pengunjung klub malam itu.

Dengan hati yang ragu Alya mendekati meja itu.

"Silakan tuan... ini pesanan minuman anda"ucap Alya sambil menunduk

Pengunjung itu menatap Alya dari atas sampai ke bawah yang membuat Alya jadi salah tingkah.

"Bukankah ini cewek yang kemaren menumpang di mobilku,yang ku tolong membawa neneknya kerumah sakit. Ternyata ia kerja di sini. Aku kira dia gadis baik baik... ternyata...... "bathin Tian

"Andi suruh cewek ini menemani kita minum disini "bisik Tian

"Hai cantik... temani kami minum..."ucap Andi yang belum menyadari siapa Alya.

"Baiklah..... jika anda menginginkannya"ucap Alya kaku dan duduk diantara Andi dan Tian.

"Hei... apakah sebelumnya kita pernah ketemu. Rasanya wajahmu tidak asing di mataku"Andi mengingat dimana ia pernah ketemu ama cewek ini

"Mungkin tuan salah mengenal orang, saya baru bekerja dimalam ini"Alya

"Oh ya.... tapi aku rasa pernah melihatmu.... "Andi berpikir pikir dimana ia pernah ketemu ama Alya

"Aku ingat sekarang.. . bukankah kamu gadis yang kemaren membawa nenek kamu kerumah sakit"tanya Andi begitu ingat

"Maaf... apakah tuan yang menolong saya kemaren. Maaf saya lupa dan juga saya belum mengucapkan terimakasih"ujar Alya

"Jangan panggil tuan... panggil aja Andi... dan kamu.... "Andi mengulurkan tangannya

"Alya.... "ucap Alya menerima uluran tangan Andi.

Tian hanya mendengar Andi bicara dengan Alya. Matanya selalu melirik Alya diam diam.

"Kenalkan ini bos saya... Tian"Andi menunjuk kearah Tian.

Alya membalikan badannya menghadap ke arah Tian.

"Terima kasih Tuan karena menolong saya kemaren.... kenalkan nama saya Alya"ucap Alya mengulurkan tangannya.

Setelah sedikit lama mengulurkan tangan tapi tak disambut Tian... akhirnya Alya menjatuhkan tangannya.

"Maaf... apa yang ada bisa saya bantu Tuan"ujar Alya sedikit sedih karena diacuhkan.

"Tuangkan minuman saya dan juga untuk anda"ucap Tian

"Buat anda saja Tuan... saya tidak pernah minum alkohol"Alya

"Dasar munafik.... kerja disini tapi ngaku tak pernah minum alkohol... aku ingin tahu siapa kamu sebenarnya "bathin Tian

"Aku mau kamu minum.... kalau tidak mau temani saya minum, saya akan bilang sama atasanmu untuk memecatmu"Ancam Tian

"Jangan Tuan... saya sangat membutuhkan pekerjaan ini buat biaya pengobatan nenek saya"Alya

"Sok suci kamu. Alasan kerja buat pengobatan nenek. Padahal kamu menikmatinya. Aku akan lihat seberapa munafiknya kamu"bathin Tian lagi

"Kalau gitu temani saya minum... "ucap Tian

"Cobalah minum sedikit dulu.... nanti kalau udah terbiasa kamu pasti menikmatinya"rayu Andi

"Baiklah Tuan...... "Alya meneguk langsung segelas minuman beralkohol itu dan tenggorokan nya terasa panas.

"Ayo tambah lagi.... " bujuk Andi

"Bos... kamu mau tambah"tanya Andi dengan Tian

"Biar saya yang tuangi Tuan... "ucap Alya sambil menahan rasa pusing yang tiba tiba ia rasakan.

Setelah meminum tiga gelas Alya merasa kepalanya sedikit pusing. Kesadaran nya perlahan hilang.

Ia dengan tiba tiba memeluk Tian. Tian kaget mendapati pelukan dari Alya

"Tuan... pasti kamu hidup dengan bahagia. Karena kamu punya uang yang melimpah. Tidak perlu banting tulang buat biaya hidup.

Mengapa Alya merasa dunia ini tidak adil, setelah Alya harus kehilangan ke dua orang tua, sekarang nenek satu satunya keluarga Alya harus terbaring di rumah sakit antara hidup dan mati. Kenapa dunia ini kejam, kenapa ia tidak mengambil nyawa Alya sekalian bersama orang tua Alya. Alya tidak sanggup jika harus kehilangan lagi"celoteh Alya panjang

Alya menangis di dada Tian sambil memeluk tubuh lelaki itu.

"Bos... tampaknya gadis ini mabuk. Apa kita bawa ia ke tempat atasan nya"

"Kamu temui atasannya... bilang gadis ini keluargamu. Dan sekarang juga ia akan berhenti bekerja."perintah Tian

"Baiklah Bos... saya tinggal sebentar dulu"ucap Andi dan berjalan menuju ruang manajer

"Tuan.... apakah kamu mengerti dengan kesedihan aku saat ini. Pasti kamu tidak mengerti perasaan aku saat ini, karena kamu memiliki kehidupan yang sangat beruntung. Punya keluarga dan pastinya banyak uang buat kamu hamburkan untuk kesenangan mu"

Alya menangkup wajah Tian dengan kedua tangannya

"Kamu sangat ganteng Tuan... ternyata dunia sangat berbaik hati padamu. Dikaruniai wajah tampan dan kekayaan yang melimpah"

"Sudah saya bilang bos... dan ia mengizinkannya setelah saya mengancam akan melaporkan ia karena mempekerjakan tanpa izin keluarga" ucap Andi

"Bawa ia ke apartemen ku.... "Tian berdiri dari duduknya.

"Nona cantik... ayo ikut sama saya... biar ku bantu kamu"ucap Andi yang melihat Alya kesulitan berdiri karena telah mabuk.

"Kita mau kemana...... "tanya Alya diantara kesadarannya

"Ikuti aja kami...... "Andi memapah Alya dan membawanya masuk ke mobil.

"Tuan ganteng.... kamu mau bawa Alya kemana"ucap Alya di dalam mobil ketika melihat Tian.

Tian tidak menjawab pertanyaan Alya.

"Kamu sombong sekali Tuan.... apakah karena aku miskin... jadi kamu merasa aku tak pantas bicara sama kamu. Apa terlalu hina aku di mata mu"Alya tiba tiba menangis

"Aku juga tak pernah minta dilahirkan jadi orang miskin. Tetapi kenapa kalian orang kaya selalu menghina kami"Ucap Alya masih dengan menangis

Tian yang melihat Alya menangis sebenarnya merasa iba. Tapi ia tak mau memperlihatkan sisi lemahnya di depan Andi...

**********************

Terima Kasih untuk semua pembaca setia novel ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!