Lubna yang saat ini baru saja sampai di rumah dan bertemu dengan keluarganya terasa sangat bahagia,gimana tak bahagia sudah empat tahun ia tidak bertemu dengan keluarga nya karna Lubna mengabdi di pondok pesantren tempat ia menuntut ilmu waktu masa sekolah Sekolah menengah pertama hingga Sekolah menengah atas lubna berada di pesantren itu,hingga saat ini ia menjadi guru di pesantren itu.
Namun saat ini ayah nya meminta Lubna untuk kembali kerumah, bukan tanpa maksud tertentu akan tetapi ayah nya memintanya untuk menikah segera dengan pilihannya.
Beberapa hari yang lalu ayah Lubna bertemu dengan sahabat di masa kecil nya dulu, mereka berbincang cukup lama.
"Assalamualaikum...," ucap ayah lubna
"waalaikumsalam...," jawab lelaki yang berada depannya
Pak Anton Wijaya (ayah lubna)..." masyaallah apa kabar mass, sehat sekaluarga ,??
"..alhamdulillah sehat semua nya,, ga nyangka ya kita bisa ketemu disini.." balas pak ardi dirgantara
",,iya nih jodoh kali ya,.." pak Anton menjawab sambil tertawa ..
"ngomong ngomong soal jodoh ,gimana nih perjodohan anak kita waktu dlu, masih berlaku ga nih.." ujar pak ardi seperti menagih hutang yang belum terlunasi.
"lanjuuut, selagi anak anak pada mau mah , tapi jangan ada paksaan, emang zaman kita dulu nikah karna perjodohan bisa bertahan lama, anak anak muda sekarang kan beda sifat nya,,," tegas pak anton
"ya udah kita temuin aja mereka dulu, sapa tau cocok, kan enak tuh kalo kita besanan jadi tali persaudaraan kita tambah erat ,,ton.." balas pak ardi
"gampang bisa di atur ,nanti saya kabarin kalo ada waktu yang tepat untuk kita ketemuan keluarga.." yakin pak anton , memastikan untuk ketemuan kedua bersama keluarga masing masing.
Kepulangan putri tercinta
",assalamualaikum, ayah,umi,.. Una balik nih"
teriakan Lubna yang baru saja sampai depan pintu rumah yang sengaja di buka untuk menyambut putri sulung nya kembali kerumah ini.
"waalaikumsalaamm, .." sahut dari dalam ruangan yang memang sudah kumpul semua keluarga. Ada ayah,umi, dan adik Lubna.
Ayah dan umi lubna memiliki dua orang anak pertama Lubna yang kedua randi yang baru saja memasuki Sekolah Menengah Atas.
"alhamdulillah ,bidadari kita udah sampe rumah ya yah,.." ucap umi lubna
".., iya mi makin cantik ya pulang dari pondok, " balas ayah lubna sambil meledek lubna
Lubna "..,masyaallah una di puji sama laki laki tertampan di dunia ini, apa ga salah dengar ya mi,"
Lubna langsung memeluk kedua orang tua nya, dengan senyuman nya yang membuat orang orang bahagia.
Di samping itu ada adik yang memperhatikan tingkah kakak nya memeluk ayah dan umi nya saja, padahal ada randi di samping nya tapi lubna hanya memeluk ayah dan umi nya.
"..oh gitu ya kakak hanya kangen sama ayah, umi aja, sedangkan sama aku engga, ok fine,," ucap randi sambil memasang muka manyun . randi hanya bergurau dan iri ingin di peluk kakak nya yang telah lama tak jumpa.
Lubna tertawa terbahak melihat tingkah adik nya yang menggemaskan itu.
tidak menyangka sekarang adik nya sudah sebesar itu, padahal waktu ia berangkat ke pondok adik nya masih kecil masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama tubuh nya pun masih lebih tinggi lubna, tapi saat ini tubuh randi lebih tinggi dari pada kakak.Lubna heran kenapa ia sekarang lebih pendek , mungkin saja pertumbuhan remaja seperti randi lebih cepat dari pada Lubna sehingga randi bisa lebih tinggi dari nya .
Setelah mereka melepas rindu, kini saat nya makan malam di ruang makan, umi lubna menyiapkan makanan untuk di santap malam ini,ia membantu umi untuk menyiapkan semua nya,banyak menu spesial yang di masak umi untuk di makan, banyak jga makanan favorite lubna seperti ayam balado, sayur lodeh, tempe bacem dll. ayah dan randi duduk di meja yang telah di siapkan,sambil merapikan piring. Setelah persiapan makan malam sudah siap mereka menyantapnya.
Saat selesai makan mereka berkumpul di ruang TV untuk sekedar berbincang dan menceritakan yang telah terjadi, keluarga mereka memang sehangat itu, selalu menyempatkan untuk ngobrol bersama.
Ayah Lubna membuka obrolan tentang perjodohan Lubna dengan anak sahabatnya.
"..,una, ayah mau ngomong sesuatu yang serius boleh,," tanya, ayah pada Lubna yang sedikit agak gugup dengan ekpresi lubna.
Lubna "..,boleh dong ayah, ayah mw bilang apa pun una pasti dengerin,,"
Ayah",.. Una udah siap untuk menikah??,"
Lubna, "..., kalo ada calonnya una siap yah, emang ayah udah ada calon yang tepat buat jadi imam una nanti,".. Tegas Lubna yang mungkin tau apa yang ada di pikiran ayah nya.
Ayah",, ayah sih udah ada calon, tapi ayah butuh kamu untuk memilih mau/tidak, kan yang nikah kamu bukan ayah..," tersenyum senang mendengar jawaban anak nya yang membuat hati ayah lega, ternyata anak nya belum memiliki calon suami
Lubna ",..boleh una tau siapa orang nya??, agar una siapin diri tuk jadi makmum yang baik nanti, kaya umi..... Ya kan mi?.. menggoda umi yang tegang melihat perbincangan ayah dan anak nya.
Umi ",..hmm unaaa, ayah lagi serius bicara nya kamu malah bercanda, .." sahut umi yang melirik putri sulung nya itu.
Lubna ".., iya iya ,ayah ,umi una siap ko dengan pilihan ayah dan umi, karna una percaya pilihan orang tua itu pilihan allah.."
"..,kalo menurut ayah dan umi calonnya nanti itu yang terbaik buat una,una yakin itu benar benar yang terbaik, karna una percaya kalo ayah,umi ga akan memberikan hal yang buruk untuk una..," tegas Lubna yang meyakinkkan ayah nya jika ia menyetujui perjodohan ini.
Ayah tersenyum mendengar jawaban putri sulung nya itu, yang tidak pernah membantah perintahnya, itu sebabnya ayah lubnaa tidak mengekang una dalam hal positif apa pun, malah sebalik nya ayah memberi kebebasan pada anak anak nya untuk memilih hal yang baik.
Lubna begitu menyayangi keluarga nya, dia selalu menaati perintah ayah dan umi, dari dulu ayah nya selalu bilang fokus dalam belajar dan gapai cita cita mu,, lubna selalu melakukan itu sampai dia bisa menggapai cita cita menjadi guru dan bermanfaat untuk orang lain. Pesen umi lubna tidak boleh berpacaran ,lubna hanya boleh pacaran setelah menikah. Lubna menaati itu karna lubna pun tau jika pacaran adalah hal yang di larang dalam agama, jangan kan pacaran buat suka sama lawan jenis pun ia belum pernah karn ia terlalu fokus dengan apa yang dia anggap bermanfaat untuk orang lain. Hingga ia melupakan kisah asmara nya, jadi sampai saat ini pun ia belum pernah jatuh cinta.
Jadi saat ayah nya bertanya tentang menikah, lubna sudah mengerti dan paham arah pembicaraan ayah nya itu.
ayahnya langsung membertahu sahabatnya untuk merencanakan perjodohan ini.
Pertemuan pertama
Lubna bersiap siap untuk menuju restoran yang sudah di sepakati kedua keluarga untuk bertemu dengan calon suami nya. Ia terlihat begitu anggun dengan memakai abaya hitam panjang dan pashmina berwarna coklat dengan make up di wajah yang tidak terlalu mencolok namun sangat mempesona siapa pun yang melihat. Sebelumnya ia tidak pernah menggunakan make up apa pun bahkan sekedar lipstik dan bedak pun ia tidak tersimpan di lemari make up nya.
"..,una kamu udah sudah selesai belum rapi rapi nya..,"
Ibu memanggil nya dari luar pintu kamar. ayah dan ibu sudah siap untuk berangkat menuju garasi. sedangkan Lubna masih berada di kamar sambil melihat diri nya di cermin, apakah ia sudah cocok memakai pakaian ini.
",..iya umi, tunggu di depan ya, una lagi siap siap nih,.."
Di dalam hati nya merasa seperti ada yang kurang dari penampilannya. Takut malah nanti terlihat buruk di mata orang yang melihatnya.
Tidak berselang beberapa lama ia keluar dari kamar nya, dengan membawa tas kecil. Lubna tersenyum dan memutar tubuh nya lanjut bertanya ke sang ibu, apakah ia sudah cocok dengan pakaian yang ia pakai??
"..,gimana umi, una udah cocok pakai ini??,
".., masyaallah anak umi cantik banget, umi yakin kalo calon suami kamu pasti terpesona lihat kamu..," ujar ibu nya yang melihat ia dari atas sampai ke bawah.
Kemudian ayah nya menyalakan klakson mobil yang akan mereka bawa di ke restauran tempat mereka janjian.
"..tiit..." suara klakson berbunyi pertanda ayah nya sudah berada di dalam mobil dan siap untuk berangkat.
Lubna,ibu dan ayah nya sudah berada di dalam mobil.mereka pun segera berangkat.
Sesampainya di sana ternyata mereka sudah di tunggu oleh keluarga pak Ardi dirgantara bersama keluarganya.
Akhirnya kedua keluarga bertemu saling menyapa satu sama lain, dan Lubna pun bertemu dengan pria yang mau di jodohkan oleh ayah nya.
Arka danendra dirgantara anak tunggal yang meneruskan usaha ayah nya, Ardi dirgantara.
Arka memiliki tubuh yang tinggi hampir 173cm itu, terlihat tampan memakai setelan kemeja hitam celana mocca menggunakan jam tangan dan berambut rapi. Seperti melihat gambaran bos muda yang berada di *******.
",..ini anak mu ardi, yang kamu bilang sibuk dalam pekerjaan sampai lupa waktu, sampai sampai mencari jodoh pun tidak sempat.." ucap pak Anton menepuk pundak Arka yang dari tadi terdiam duduk di meja makan.
"..,bukan gitu om,Arka hanya ingin perusahaan papa berkembang pesat sampai menembus internasional.."
Pak Anton.." waw bagus banget udah tampan, mapan dan pemikiran kamu yang jarang banget ada anak muda yang berpikiran seperti itu..,"
Pak ardi..",.. Siapa dulu dong ayah nya, waktu masa muda banting tulang untuk bisa maju,.." ya ga engga ton?
Pak Anton ",..iya iya, percaya ko,.." sambil tersenyum melihat sahabat nya itu.
Di dalam percakapan keluarga itu, terlihat Arka sesekali melirik ke arah Lubna mencuri pandang. Begitu pun Lubna sebalik nya.
Mereka tahu jika mereka lah yang akan di jodohkan oleh orang tua nya. Saat Arka melirik ke arah nya ternyata ia juga sedang melirik nya.bola mata mereka bertemu dalam satu titik, akhir nya mereka membuang muka bersamaan. ia menjadi salah tingkah, Namun Arka mencoba untuk biasa saja dengan sikap nya yang jutek Arka mampu mengendalikan rasa gengsi nya, sedangkan Lubna hanya menunduk malu melihat tingkahnya sendiri. Ga biasa nya ia seperti itu karna kesehariannya itu selalu ceria bersama keluarga atau pun pas ia sedang mengajar.
sangat lah bukan sikap Lubna yang sebenarnya yang saat ini terjadi, pemalu, ga percaya diri, dan pendiam.
Mungkin saja karna ia belum pernah merasakan bertemu pria lain yang menyangkut tentang masa depannya, perjodohan ini benar benar menjadi yang pertama bagi Lubna bertemu pria yang untuk masa depan.
Perasaan Lubna tidak karuan saat setelah kejadian saling melirik dengan Arka, ada rasa malu ,dan ada getaran di hati.
"..,(apa yang aku rasakan ya saat ini, kenapa hati ku terasa ada getaran).." batin nya berkata
Lubna pun meminta izin untuk ke kamar mandi. Ternyata niatnya itu sama dengan Arka yang ingin meminta ijin ke kamar mandi.
Mereka berdiri dari kursi, Arka dan Lubna pun terlihat sangat canggung dengan kejadian itu. Apa lagi melihat kedua orang tua mereka yang tersenyum bahagia melihat mereka bersamaan ijin. mereka ga janjian ko buat ke kamar mandi, tapi mungkin mereka sama sama gugup dengan kejadian tadi.
Setelah mereka keluar dari kamar mandi , ia pun bertemu lagi dengan Arka, mereka saling diam tak ada kata sepatah pun meskipun tatapan mereka saling bertemu.
Dan sesampainya mereka di kursi mereka masing masing ternyata kedua orang tua mereka sudah membicarakan soal perjodohan itu, mereka hanya terdiam mendengar pembicaraan orang tua nya.
"..,Arka gimana kamu sudah siap menikah bila minggu depan dilaksanakannya..??' ayah Arka bertanya pada Arka dengan tegas
Arka".., Arka sih siap pah,.. Tapi apa tidak terkesan terburu buru untuk keluarga om Anton..,"
Di balik Arka yang jutek ada jiwa yang selalu mementingkan orang lain.
Ayah lubna.."..,om memang mau seperti itu nak, karna Lubna ingin pernikahannya yang sederhana aja, hanya keluarga dan kerabat dekat yang di undang.." ujar nya mempertegas bahwa ia tidak masalah dengan di segerakan nya pernikahan ini
Akhirnya kedua keluarga sepakat dengan jadwal pernikahan yang di tetapkan nya.
Ku kira Arka akan menolak perjodohan ini, karna terkesan memaksakan keinginan orang tua. Pikir Lubna
Namun semua nya berjalan sesuai keinginan kedua orang tua mereka.
Mungkin sebagian masyarakat berpikir perjodohan itu pernikahan yang di paksakan,
Tidak,tidak semua perjodohan itu harus di paksakan. Bisa saja yang di jodohkan itu mau menerima perjodohannya karna tak ingin berpacaran sebelum menikah. Masih banyak ko orang yang tak ingin berpacaran dengan alasan membuang waktu mereka, atau pun di larang berpacaran dalam.
Contoh nya Lubna dan Arka, mereka menerima perjodohan ini karna mereka patuh sama orang tua dan sebelum mereka menikah mereka sama sama fokus dengan karir nya.
Ingat tidak semua perjodohan itu buruk, dan tidak juga perjodohan itu harus di paksakan, sejati nya jodoh itu sudah di tentukan oleh yang maha kuasa. Jadi jangan takut salah pilih atau pun menyesal dalam berkeputusan semua nya sudah di rencanakan kita hanya menjalani takdir. Dan lakukan dengan baik apa yang sudah di berikan Allah Swt untuk kita jalani.semangaaaat
Nanti kan kisah mereka setelah menikah.
Apakah mereka akan bahagia???
apakah mereka akan saling jatuh cinta???
Tunggu yaaa...
Hari H pernikahan lubna dan arka semua terlihat sibuk dengan tugasnya masing-masing.
Pengantin wanitanya sedang di make up di dalam kamar dengan ruangan yang sudah di dekor ala-ala kamar pengantin baru, ya memang ini kamar pengantin baru upsz maksudnya calon pengantin baru
“Wah ini mah benar-benar cantik, padahal kakaknya minta make up natural tapi bisa secantik ini, definisi udh ga make up pun memang udah cantik pengantinnya” ujar mba MUA yang merias lubna
Wajah lubna memang sudah cantik tanpa make up pun, waktu di pesantren banyak ustadz-ustadz muda yang menginginkan lubna menjadi pendampingnya hanya saja lubna menolak dengan alasan belum ingin menikah dahulu
Meskipun begitu lubna tidak sombong dengan kecantikannya, apa lagi di salah gunain menarik perhatian pria yang melihatnya,ow ow itu bukan lubna sekali,
“Bukan wajah ku yang cantik ka tapi memang riasan kakak yang bagus”, ucapnya merendah sekaligus memuji kelihaian MUA. Ini sifat asli lubna yang selalu menghargai orang lain dalam hal apa pun
“Masyaallah anak umi cantik bgt” puji umi yang baru saja masuk kamar, lubna tersipu malu saat uminya memujinya “umiiii” sahutnya malu-malu
“Benar sayang, calon suami mu sudah datang bersama keluarganya, kamu udah siapkan?, hayoo ikuti umi ya” ucapnya lagi sambil memberikan tangannya untuk di gandeng oleh lubna yang masih duduk di meja riasnya, ,lubna berdiri lalu menggendang tangan sang ibu yang menjemputnya
Terlihat sosok pria tampan mengenakan jas putih di balut dengan peci yang menambah ketampanan dirinya.
Tak sedikit pun lubna melirik sang calon suami yang kini sedang duduk di sampingnya untuk melangsungkan ijab qobul untuk mengesahkan status mereka berdua dengan status yang baru sebagai pasangan suami istri
Sah. Sah sah ….
Terdengar suara saksi dan juga para tamu yang hadir ikut senang mendengarnya, kecuali kedua mempelai yang masih canggung untuk sekedar bejabat tangan dan melakukan cium kening masih terlihat kaku
Santai na belum juga di mahligainya nanti malam…
Masih malu-malu ya ternyata pengantinnya, tapi nanti juga akan terbiasa…
Suara yang hadir dari para tamu makin buat mereka salting sendiri, terlihat sekali wajah lubna yang memerah karna menahan rasa malunya,beda dengan arka dengan wajah datarnya yang masih terlihat cool meskipun dia juga merasakan hal sama dengan lubna
Hari mulai gelap, ku rapikan kamar yang sudah di hias dari pagi untuk menyambut dia yang kini telah menjadi berstatus suami ku
Dengan aroma terapi yang biasa ku pakai, aku berharap jika dia menyukai nya
Arka yang masih duduk bersama kedua orang tua di depan bersama ayah dan umi juga,
“Cie cie cie sekarang sudah berganti status jadi nyonya lubna dirgantara”,, ledek randi yang tiba-tiba datang
“Anak kecil tau apa kamu tentang pernikahan , , sambil mencubit pipi adik kecil nya yang kini sudah lebih besar dari nya
“Mana ada anak kecil lebih besar dari kakaknya ckck “..tak terima di bilang anak kecil randi pun tak mau kalah ,merasa dia lebih besar dari kakaknya .malah sebaliknya lubna lah yang terlihat lebih kecil dari nya
“oh gitu, jadi aku panggil kamu oppa ya”,
“Aku tidak setua itu kak,”
“Iya,iya ,,, adik kakak yang sudah menjadi besar nanti kamu jaga ayah sama umi ya, saat kakak pergi, kakak titip ayah dan umi sama kamu”,,, ucap ku pada randi
Baru saja aku pulang dari pesantren yang harusnya menikmati kebersamaan dengan ayah umi ,tapi takdir berkata lain aku di nikahkan dengan seorang pengusaha
Dan harus meninggalkan orang tua ku dan tinggal bersama suami ku di rumah yang sudah di siapkannya
Tok tok..
“Boleh aku masuk ?” Arka membawa sebuah koper yang berisi baju-bajunya
“Iya masuk aja, ga di kunci” sahut lubna yang masih berada di kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya selesai acara tadi
“Lumayan bersih dan nyaman, seperti nya dia wanita yang rapi dan bersih, kamarnya pun wangi” gumam arka melihat kamar istrinya yang baru saja dia nikahi
Sebelumnya papah nya pernah bercerita tentang pernikahannya dengan sang mama, hasil perjodohan yang berlanjut sampai jatuh cinta sampai saat ini papah nya sangat mencintai dan menghargai seorang wanita terutama istrinya.
Dari sinilah arka mulai menata hatinya untuk belajar mencintai sang istri dan juga menghargainya
“Maaf aku baru habis bersih-bersih, apa kamu mw bersih-bersih juga?”
“Ah iya, “
“Apa itu baju mu, biar aku bereskan di lemari “,
“Tidak usah besok pagi kita akan pindah ke kota A dan akan tinggal di rumah ku, emm maksud ku rumah kita”
“Emm oke, aku juga akan menyiapkannya bwt aku”
Masih sangat canggung tuk sekedar berinteraksi saja mereka masih belum terbiasa, bagaimana nanti jika mereka hanya tinggal berdua saja, mungkin mereka akan belajar beradaptasi dengan keduanya
Sementara suami nya mandi, aku bersiap bersolek agar suami ku senang melihat ku.
“Hey,hey tolong ambilkan handuk aku lupa membawanya”... Arka lupa membawa handuk mandinya ,terpaksa dia meminta tolong pada lubna, namun ucapan “hey” sangat tak enak di dengar, mungkin dia masih bingung harus panggil apa pada istrinya “sayang” mungkin kata itu masih sangat asing di ucapnya, “istri ku’ ah apa lagi ini mungkin lidah nya akan membeku setelah mengucapkannya
Tanpa ada suara lubna memasukan tangan berserta handuk ke dalam kamar mandi yang pintunya terbuka setengahnya, saat tangannya tertarik lubna kaget bukan main, dia menutup wajah dengan kedua tangannya, arka tak sengaja menarik tangan lubna dia pikir hanya handuk yang ia tarik ternyata tangan istrinya pun ikut masuk ke dalam handuk. Hingga lubna sedikit tersungkur namun tak melihat apa pun hanya saja arka menahan tangan nya agar tidak terjatuh,
“Maaf,maaf aku tidak sengaja aku pikir hanya handuk yang masuk”, ujar arka yang merasa tak enak hati
“Ga apa-apa”,
Deg.deg
Suara debaran nya mash terasa,
“Ada apa dengan ku sampe harus berdebar seperti ini, dia kan hanya menyentuh tangan ku”,gumam ku aneh
Menarik nafas dalam tuk menenangkan hati yang masih berdegup saat melihat arka keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk setengah badan wajahnya semakin memerah dan memalingkannya dari arah suami nya itu,
Sedangkan suaminya hanya biasa saja mencoba mencari baju ganti di dalam kopernya, arka menyadari jika lubna sangat pemalu baru sekamar aja sudah seperti ini tingkahnya , gimana nanti yaa🤭
“Boleh aku ganti baju di sini ..” tanya arka memberinya kesempatan jika ingin keluar lebih dulu silahkan karna tak ingin buat istrinya semakin tertekan dengan keadaan ini
“Si..silahkan aku juga ingin merapikan baju ku untuk di bawa esok” tanpa melirik sedikit pun lubna langsung bereskan baju-bajunya yang akan di bawa
Arka mengganti pakaian dengan di belakangi istrinya
Mereka keluar kamar berdua menemani ke empat orang tuanya yang sudah duduk santai di ruangan, membicarakan pengantin baru ini,
Esok pengantin baru ini akan pergi kerumah sudah di bangun arka sejak lama. Semua orang tua setuju dengan keputusan nya,
Sampai akhirnya mama papa arka pun pamit pulang,
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!