NovelToon NovelToon

Cinta Dokter Rangga

Bab 1

Hai readers, selamat datang di novel aku selanjutnya. Silahkan dinikmati ya alur ceritanya, di selami setiap tokoh yang terlibat, dinikmati konfliknya dan diambil hal-hal baiknya.

Sekalian Author mau memberi tahu, cerita ini menggunakan alur yang melambat ya dan baiknya kakak baca dulu sinopsis ceritanya sebelum membaca novel ku ini. Semoga kalian suka dan membacanya sampai selesai.

Happy reading 🌹

DON'T PLAGIAT, PLEASE!!!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mentari pagi hari ini sangat begitu cerah seorang gadis berumur 22 tahun yang memiliki wajah dengan paras yang cantik nan manis siapa pun yang melihat akan terhipnotis karena kecantikannya, Ia bernama Cinta Andarini Putri biasa di sapa dengan Cinta. Hari ini, ia nampak bersemangat untuk mencari rumah sakit yang ia dapatkan rekomendasi dari pihak kampus untuk pelatihannya sebelum ia menggelar sebagai dokter sungguhan.

Gadis itu saat ini, baru saja turun dari bus umum yang berhenti tepat di seberang rumah sakit itu.

"Wah, ini Rumah Sakitnya benar-benar besar sekali!" gumam gadis itu sembari mendongakkan kepalanya ke atas dan menatap dengan kagum.

"Pasti aku bisa." batin gadis itu bermonolog dengan rasa semangatnya seraya memegang berkas di tangan. Karena ia, ingin sekali menjadi dokter impian cita-cita nya itu. Setelah puas melihat gedung besar itu, ia pun jalan masuk ke dalam Rumah sakit.

Tak....Tak....Tak....

Gadis itu telah berhenti di halaman lobby rumah sakit.

"Permisi bapak, apakah bapak bisa bantu saya? Ruangan direktur rumah sakit ini letaknya di sebelah mana?" tanya gadis itu dengan sopan. Karena ia ingin memberikan berkas tersebut kepada direktur rumah sakit.

Bapak sekuriti itu pun saja, yang melihat sampai melongo ada gadis manis yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

"Ehh itu non, lantai direktur tempatnya

Di lantai 5, nona bisa kesana saja.

Tapi maaf kalau boleh tahu ada perlu apa ingin ke ruangan direktur nona?" tanya sekuriti itu dengan mata tak berkedip melihat gadis di hadapannya.

"Hm, ini pak saya mau kasih surat pengantar dari kampus." ucap Cinta seraya mengangkat berkas amplop coklat itu di tangannya ke hadapan bapak sekuriti.

"Oh, baik nona silahkan." ucap bapak sekuriti itu mempersilahkan.

"Baik, Pak terima kasih." jawab gadis itu sambil menunduk kepalanya dengan sopan.

"Baik, Nona. Sama-sama. "ucap bapak sekuriti itu masih nampak tersipu malu, Gadis itu pun telah pergi jauh meninggalkan lobby.

"Wah, Jangan-jangan dia calon dokter disini, lagi! lumayanlah kita bisa cuci mata lihat wanita muda masih seger lagi, benar tidak?" bisik sekuriti itu bersama temannya. Sedangkan temannya hanya manggut-manggut saja membenarkan.

Tak... Tak ... Tak....

Cinta telah pergi menuju ke lantai 5 pada gedung rumah sakit ini. Banyak pasang mata yang melihat akan kecantikan alami pada gadis itu, padahal gadis itu hanya lah orang biasa, pakaiannya pun juga ia terlihat sopan. Hari ini ia hanya menggunakan pakaian kemeja putih lengan panjang pas body dan rok hitam span selutut yang menampakkan gadis itu memiliki body sangat proposional.

Terkadang entah lah, orang-orang melihat nya dari segi apa? Terkadang gadis itu juga merasa risih, bila dilihat oleh banyak orang. Bahkan teman-teman

kampusnya pun juga sama banyak yang suka menggodanya.

Namun, ia tetap dengan fokus akan tujuan yaitu ia tetap akan ingin menempuh pendidikannya, agar tercapai menjadi dokter. Maka dari itu ia lebih cuek bila banyak lelaki yang menggoda dirinya.

Tak... Tak....Tak.....

Gadis itu sudah tiba di depan pintu ruangan direktur. Namun, saat ia mengetuk pintu tiba-tiba ia mendengar suara teriakan seorang wanita dan laki-laki dari dalam ruangan. Sepertinya sedang bercekcok mulut di dalam.

"Pokoknya aku tidak mau! aku akan tetap pergi ke luar negeri sekarang!" jelas wanita itu.

"Tapi Mil!!!" cegah Pria itu.

"Tidak, mas! Aku akan tetap pergi, aku tidak mau menanggung malu sama teman-teman ku nanti!" jelas wanita itu lagi.

"Tapi aku ini suamimu, Mila!!! kau itu jangan keras kepala, ingat kau itu..." gertak pria itu terhenti karena sepertinya wanita itu sudah keluar dari pintu ruangannya dan menutupnya dengan kencang.

"Milaaaaa! Arghhhhh!" teriak pria itu nampak frustasi dari dalam ruangan itu.

Sedangkan Cinta, yang dari tadi didepan pintu hanya diam mematung hingga jantungnya berdegup dengan kencang. Karena mendengar percekcokan seperti antara suami istri di dalam.

Braaak...

Pintu pun ditutup dengan kencang oleh wanita itu, hingga Cinta yang berada di dekatnya tersentak kaget seraya memegang dadanya sendiri. Ia melihat dihadapannya ada seorang wanita dewasa namun, masih sangat cantik. Wanita itu baru saja keluar dari pintu dan menutupnya dengan kencang hingga wanita itu ikut menatap sinis pada Cinta.

"Permisi, saya mau lewat!!!" ucap wanita itu dengan wajah angkuh dan menatap tajam pada Cinta yang masih berada di depan pintu, ia masih terbawa suasana marah dengan suaminya.

Cinta baru tersadar, jika wanita itu sudah keluar dari pintu dan berada di hadapannya.

"Ba...Baik ibu, silahkan. Ma...maaf!" ucap Cinta gugup seraya menundukkan kepalanya untuk memberikan jalan pada wanita itu.

Sedangkan wanita itu hanya melirik dengan sudut matanya. Ia menatap sinis pada Cinta dan pergi melenggang jauh meninggalkan tempat.

"Dasar gadis tidak sopan!" gumam wanita itu sambil jalan. Ia merasa, gadis dihadapannya pasti tadi sedang menguping pembicaraan dirinya bersama suami. Sampai-sampai gumamnya wanita tersebut terdengar oleh telinga Cinta.

Cinta hanya mengelus dadanya pelan mendengar perkataan wanita itu.

"Astaga, astaga! Benar-benar galak sekali wanita itu, aku kan tidak sengaja mendengarnya." gumam Cinta yang masih melihat wanita itu pergi jalan. Lalu ia menghela nafas dengan panjang.

Kemudian tak lama, Cinta mengetuk pintu pelan ruangan dokter itu.

Tok...Tok...Tok...

Tok...Tok... Tok...

"Hm, tidak ada sahutan?" gumam gadis itu berpikir.

Merasa tidak ada jawaban, Cinta mencoba memberanikan diri membukakan pintu sedikit ruangan direktur.

"Permisi." ucap gadis itu pelan karena telah membukakan pintu ruangan direktur itu sedikit.

Sedangkan pria itu masih membalikkan kursi kebesarannya yang hanya menampakkan otot-otot pada bahunya yang kokoh dibalik kursi putarnya yang ia duduki. Saat ini pria itu sedang memikirkan hal tadi, percekcokan bersama sang istri. Hingga ia tak sadar jika ada seseorang yang datang ingin menemuinya.

"Maaf permisi, saya mengganggu anda." ucap gadis itu lagi pelan dan masuk ke dalam ruangan dengan sopan sambil menundukkan kepalanya.

Pria itu pun akhirnya memutar kursinya, karena mendengar ada seorang wanita yang memanggilnya, hingga pria itu yang melihat terpana ada seorang gadis di hadapannya dengan memiliki paras wajah yang cantik.

Sedangkan gadis itu pun juga kepalanya telah tegak kembali, melihat seorang pria dewasa berada di hadapannya namun masih sangat tampan.

Keduanya pun saling beradu pandang antara satu sama lain.

-

- Bersambung 🍃

Author mohon bila suka like dan komen ya setiap episode.. Dukung kecil anda mempengaruhi mood author melanjutkan cerita

Happy Reading Guys ❤️

Bab 2

Hening

Keduanya pun saling menatap satu sama lain. Namun Cinta melepas pandangannya dan mengawali pembicaraan terlebih dahulu.

"Hm, Permisi dokter." ucap Cinta memanggilnya sambil menunduk kembali sopan, namun pria itu masih tidak menyadari.

Deg...

"Ada apa dengan jantungku?" batin Rangga setelah memandang gadis itu dengan lama.

Bagaimana pun pria itu normal, melihat gadis muda dan cantik datang menghampirinya. Hingga ia lupa akan masalah percekcokan dengan sang istri. Ia pun langsung membuyarkan lamunannya sendiri, ketika gadis itu sudah berada di hadapannya dan memanggilnya.

"Ya" jawab Rangga singkat dan kembali pada mood awalnya ia sebelumnya.

"Permisi, Dok! maaf saya mengganggu. Saya kesini hanya ingin mengajukan pelatihan praktek dokter koas di rumah sakit anda, mohon untuk kerjasamanya disini, Dok." ucap gadis itu sambil menundukkan kepalanya dengan sopan lagi seraya memberikan berkas amplop itu pada Rangga.

Rangga ialah pemilik Rumah Sakit Medika yang terbesar di kota ini, Pria itu sudah berumur 37 tahun namun masih sangat gagah dan tampan. Ia sudah memiliki istri tetapi sampai saat ini, ia masih belum memiliki keturunan anak walaupun sudah 10 tahun menikah. Namun, pernikahan ia sekarang sedang berada di ambang terpuruk. Karena mereka sering terjadi percekcokan terus-menerus. Permasalahannya hanya sepele.

Ia dan istri masih belum memiliki keturunan anak. Istrinya pun sekarang sifatnya terkadang berubah, lebih banyak mementingkan diri sendiri bersama teman-temannya ketimbang dirinya. Alasannya apa? wanita itu melakukan kesenangan hanya untuk menghilangkan rasa stres, jika ada yang menanyakan kapan ia memiliki anak dari orang lain.

"Silahkan duduk." pinta Rangga menawarkan diri seraya menerima berkas amplop dari Cinta.

"Baik, Dok terima kasih" balasnya dengan tersenyum.

"Namamu Cinta Andarini Putri?" tanya Rangga setelah membaca sepintas berkas amplop itu.

"Benar, Dokter." sahut Cinta mengangguk.

"Sebelumnya kau belum pernah mengalami pengalaman apapun?" tanyanya lagi.

"Belum, Dok." sahut Cinta.

"Baiklah aku akan menerimamu disini tetapi di divisi bagian bedah bersama ku nanti." jelas Rangga dengan tegas.

"Baik Dok, saya siap." jawab Cinta dengan tersenyum.

"Baiklah, persiapkan dirimu besok pagi, aku akan jadi mentoring kamu selama kau koas disini." pinta Rangga lagi.

"Baik dokter, terima kasih anda telah menerima saya." ucap Cinta dengan tersenyum manis karena bahagia. Ia lalu pamit mengundurkan diri untuk keluar dari ruangan.

"Tunggu, Cinta!" panggil Rangga.

"Hmmm, Iya Dok." sahut Cinta yang kepalanya menoleh kebelakang.

"Bisakah kau tidak menggunakan pakaian tidak seperti itu? ini rumah sakit jadi jangan samakan kau dengan kantor." ucap Rang berhenti seraya berpikir.

"Hm, pakaianmu itu, layaknya seperti seorang sekretaris di perkantoran." ucapnya lagi seperti menyindir

"Ahh!" sahut Cinta, hingga ia melongo tak percaya, mendengar penjelasan dari pria itu.

"Lalu aku harus memakai pakaian seperti apa?" batin Cinta berpikir. Secara dia sudah memakai pakaian dengan sopan.

Memang Cinta memiliki body yang sintal, terlihatnya tubuhnya langsing. Namun ia memliki tubuh yang berisi, buah dada dan bokongnya pun terlihat cukup pas tidak besar maupun kecil.

Mungkin, yang dilihat dari dokter itu karena Cinta mengenakan pakaian berwarna putih. Jadi terlihat sekali warna dalaman Cinta yang tercetak jelas dari dalam pakaian kemejanya itu.

"Baik dok. terima kasih atas masukannya."ucap gadis itu tersenyum sambil menunduk sopan.

"Hm." balas Rangga singkat.

Cinta pun akhirnya keluar dari pintu ruangan direktur tersebut.

Kreeeggg...

Ketika Cinta telah keluar dari ruangannya, wajah Rangga seperti berkhayal.

"Gadis itu benar-benar sangat cantik sekali, wajahnya pun seperti barbie." batin pria itu tak sadar, sampai-sampai ia tersenyum-senyum sendiri.

"Ah, Astaga! lebih baik aku harus menyusul Mila saja, agar ia tidak jadi pergi." batin Rangga yang membuyarkan lamunannya sendiri.

Ia membukakan jas putih kebesarannya, yang menampakan otot-otot kekar pada bahu pria itu dari balik pakaian kemeja yang ia pakai. Jas putihnya pun ia lampirkan ke kursi kebesarannya. Kemudian ia bergegas keluar dari ruangan.

Kreeeggg

Pintu ruangan pun telah di tutup. Seperti biasa, saat ini ia jalan menuju lobby banyak petugas ataupun perawat sekedar menyapa ataupun menunduk sopan dengan pria itu. Karena ia adalah pemilik pewaris satu-satunya di Rumah sakit ini. Bahkan terkadang para petugas, perawat ataupun dokter muda wanita banyak yang terpesona akan ketampanan dokter muda itu walaupun pria itu telah beristri.

Tak..Tak...Tak ..

Rangga sudah keluar dari lobby rumah sakit dan menuju mobil SUV hitam miliknya.

Bruumm ( Suara mesin mobil menyala )

Mobil pun telah jalan keluar dari halaman rumah sakit, namun saat mobil ia keluar dari halaman rumah sakit. Ia tak sengaja melihat di seberang jalan ada seorang gadis tadi yang baru saja ia temui itu tadi, Namun, gadis itu terlihat seperti murung.

"Kenapa dia?" batin Rangga dengan menautkan satu alisnya ke atas, melihat gadis cantik itu sepertinya murung.

Tak berpikir panjang, ia pun datang menghampiri gadis itu dengan mobilnya.

🍃🍃🍃

Ckiiiiiiiitttttt....

Tin...

Mobil berhenti tak jauh dari tempat duduk cinta, Rangga memberikan klakson hingga Cinta yang mendengar tersentak kaget dari bunyi klakson di dekatnya.

"Kau, kenapa tidak pulang?" tanya Rangga seraya membuka full kaca jendela mobil.

Hiks..Hiks...Hiks...

"Dokter Rangga." lirih Cinta dengan mendongak kepalanya melihat Rangga berada di dalam mobil.

"Ada apa kau tiba-tiba menangis, hm?" tanya Rangga khawatir melihat gadis itu tiba-tiba menangis.

"Tas saya, Dok! tas saya di jambret. Hiks... hiks... " tangis Cinta pecah hingga menutupi kedua tangannya pada wajah.

Rangga yang melihat, ia tidak tega melihat Cinta duduk menangis sesenggukan di tempat tunggu bis sendirian. Dan gadis itu sepertinya merasa kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Ia pun segera keluar dari pintu mobil dan menghampiri gadis itu.

Hiks...Hiks...Hiks...

Tiba-tiba saat Cinta masih sedang menangis, gadis itu melihat ada uluran sapu tangan sudah ada dihadapannya. Nada tersentak hingga tangis gadis itu pun berhenti.

"Hm, ambil lah sapu tanganku. Kau tidak usah bersedih dengan kehilangan tasmu itu, walaupun isinya sangat berarti.Tapi nanti kau kerja akan mendapatkan penghasilan dan bisa membeli tas baru itu lagi." jelas Rangga dengan tersenyum sembari menyodorkan sapu tangan itu pada Cinta.

Cinta yang mendengar penuturan dari pria itu, akhirnya ia menerima uluran sapu tangan dari Rangga dan mengusap air mata pada pipinya.

"Terima kasih, Dok." jawab Cinta dengan tersenyum dan kepala mendongak ke atas menatap Rangga dengan seksama.

"Yasudah, ayo pulang." pinta Rangga menawarkan diri.

"Hmm, tapi saya pulang bagaimana Dok? rumah saya kan jauh, uang di dompet saya juga ada di tas itu semua. Sedangkan saya tidak menyimpan uang di saku sama sekali." jelas Cinta dengan wajah kembali murung.

Rangga pun terkekeh dan geli mendengar ucapan dari gadis itu.

"Polos sekali sih dia!" batin pria itu.

"Kau bisa naik ke mobilku, kebetulan sekali aku juga ingin pergi keluar." Jelas Rangga.

"Hah." Cinta sontak kaget hingga ia bengong seperti orang bodoh.

"Hm, ayo naiklah." ajak Rangga dengan kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana. Kemudian ia langsung pergi saja menuju mobilnya meninggalkan Cinta sendiri yang sedang berpikir.

"Hm, baik dokter. Tunggu saya ikut!" balas Cinta yang beranjak dari kursi tunggu dan berlari pelan menyusul Rangga ke mobil tersebut.

Pria itu hanya tersenyum simpul saat meninggalkan Cinta seperti itu, dan akhirnya ia masuk ke dalam mobil ketika sudah sampai di dekat mobilnya.

Kreeeet...

-

- Bersambung 🍃

Bab 3

Ketika di dalam mobil suasana nampak canggung. Rangga mencoba mengawali pembicaraan karena melihat gadis itu hanya diam saja melihat pemandangan jalan dari balik kaca jendela mobil miliknya.

"Aku tidak tahu, aku mengarahkan mobil ini pergi kemana kalau kau disini hanya diam saja?" sindir Rangga seraya fokus mengendarai mobil.

Cinta yang mendengar gumamnya Rangga, kepala ia menoleh ke samping.

"Ah, maafkan saya dokter Rangga, bukannya saya ingin mendiamkan anda, Hanya saja, saya agak sungkan dengan dokter yang telah mengantarkan saya pulang. Anda kan direktur rumah sakit sekaligus atasan saya nanti. Saya malu saja, Dok." jelas Cinta sejujurnya, ia kembali menundukkan kepalanya.

Kepala Rangga menoleh ke samping mendengar jawaban dari Cinta tadi, Hingga keduanya saling beradu pandang. Tiba-tiba Rangga tersenyum simpul dan fokus mengendarai mobil miliknya kembali.

"Kau ini tidak perlu sungkan denganku, anggap saja diluar kita seperti berteman." ucap Rangga terkekeh.

"Ah, dokter Rangga terima kasih banyak." ucap Cinta sambil menundukkan kepalanya.

"Cepat katakan dimana rumah mu?" tanya Rangga lagi.

"Hm, Rumah saya disana, Dok. Di jalan raya Surya di kota Bandung." jawab Cinta.

"Waw, jauh sekali rumahmu! Perjalanan kesana kira-kira menempuh jarak 1 jam, Cinta?" ujar Rangga tak percaya dan menoleh ke wajah gadis itu.

"Iya, Dok." balas Cinta dengan tersenyum.

"Baiklah, tidak apa." ucap Rangga kembali fokus mengendarai mobilnya. Sebenarnya ia ingin pulang ke rumah untuk menemui istrinya segera. Namun, melihat gadis itu tadi kesulitan mau tidak mau ia akan membantunya.

Mobil pun melaju dengan cepat menuju kota tersebut.

Bruuummm.....

🍃🍃🍃

1 jam kemudian.

Mobil telah berhenti di depan rumah sederhana milik gadis itu.

Ckiiiiiiiitttttt...

"Apakah ini rumah mu?" tanya Rangga sambil melihat-lihat rumah di balik kaca jendela mobilnya.

"Bukan, Dok. Aku disini hanya menyewa rumah itu saja, aku asli orang perantauan dok, di kota Yogyakarta. Disana itu baru rumah orang tuaku." jelas Cinta lagi.

Rangga hanya manggut-manggut saja seperti mengerti.

"Perjalanan rumah mu sangat jauh sekali, kalau kau kerja menuju rumah sakit ku ini, Cinta." ujar Rangga menjelaskan

"Iya, Dok, Mau bagaimana lagi impian saya memang ingin mejadi dokter dari dulu, mau sejauh apapun saya akan tetap menjalaninya, Dok." tukad Cinta dengan tersenyum.

"Bagus." ucap Rangga tersenyum mendengarnya dan tak sengaja ia mengusap lembut rambut Cinta.

Cinta yang merasa di usap rambutnya oleh Rangga, ia pun tersentak kaget hingga matanya melirik ke atas melihat tangan Rangga berada di atas kepalanya.

"Maaf aku tak sengaja, ini reflek aku mendengar mu ingin menjadi dokter. Aku senang sekali mendengarnya." jawab Rangga tersenyum seraya melepas tangannya dari atas kepala gadis itu.

"Ahh iya, Dok. Terima kasih atas tumpangannya, ya dok. "pamit Cinta seraya menundukkan kepalanya dengan sopan. Kemudian ia langsung membuka pintu mobil karena merasa tersipu malu.

Kreeeggg...

Rangga tersenyum melihat kepergian Cinta dari keluar pintu mobil menuju rumah gadis itu. Hingga ia mengingat ada sesuatu yang mengganjal ingin memanggil gadis itu, namun ia lebih baik jalan menghampirinya saja.

Brakkkk.. ( pintu mobil di tutup kencang )

Tak... Tak... Tak..

Rangga berlari kecil menghampiri Cinta.

"Cinta, tunggu!" panggil Rangga yang langsung menarik pergelangan tangan gadis itu dari belakang, hingga Cinta membalikkan tubuhnya.

"Ah, iya Dok, ada apa?" tanya gadis itu dengan menatap heran dan beralih menatap pergelangan tangannya di pegang oleh Rangga.

Rangga pun yang melihat, ia reflek melepaskan genggaman tangan Cinta.

"Ah, maaf aku hanya menawarkan diri. Besok hm, kau pulang kerja bersamaku saja dan aku yang akan mencarikan mu sewa rumah di dekat lingkungan rumah sakit." pinta Rangga menawarkan diri.

"Ah iya, Dok! Terima kasih untuk penawaran dokter, kebetulan saya memang ingin mencari sewa rumah di sana." jelas Cinta dengan menundukkan kepalanya lagi dengan sopan pada Rangga.

"Baiklah, kalau begitu kebetulan sekali. " ucap Rangga tersenyum dan senang mendengarnya. Lalu, ia tiba-tiba merogoh saku dari dalam celananya untuk di berikan pada gadis itu.

"Ah iya, ini ada sedikit uang untuk mu, kau bisa gunakan untuk keperluanmu, ku tahu dompet mu hilang di ambil pencopet itu tadi, kan?" ucap Rangga sembari memberikan uang dari dalam dompetnya dan langsung meraih tangan Cinta untuk di terimanya.

"Ah tapi, Dok ini?" ucap Cinta terhenti karena Rangga sudah pergi meninggalkan dirinya.

"Dokter Rangga!!!" panggil Cinta yang merasa tidak enak mendapatkan pemberian dari orang lain.

"Sudahlah itu buat kamu, kau tidak usah terlalu memikirkannya, terima lah." ucap Rangga yang sudah berada di dalam mobil dan siap untuk melajukan mobilnya.

Tin...

"Aku pergi dulu, Cinta!" pamit Rangga seraya membuka kaca jendela mobil. Kemudian mobil itu pun pergi meninggalkan pekarangan rumah Cinta.

Bruuuuuuummm...

"Hufht! ini uang nya banyak sekali, aku harus menggantinya nanti bila ku punya gaji." ucap Cinta yang melihat lembaran uang banyak berada di tangannya, kemudian ia pun masuk ke dalam rumah untuk membersihkan diri.

🍃🍃🍃

Ckiiiiiiiitttttt

Mobil telah berhenti di kediaman besar pria tampan itu, beruntung jalanan tidak macet jadi ia bisa keburu cepat datang ke rumah untuk melihat istrinya.

"Mil, Mila... Mila... "panggil pria itu yang telah masuk kedalam rumahnya memanggil sang istri.

"Mil... Mila..." teriak Rangga lagi yang sudah mencari sekeliling tempat hingga lantai dua rumahnya, namun tidak ada keberadaan istrinya itu.

"Ck, kemana dia?" decak Rangga kesal dengan kedua tangan bertolak pada pinggang.

Kemudian pria itu mencoba mengubungi istrinya, namun telepon istrinya tidak aktif.

Tut....

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif

"Siaaaaal!" umpat Rangga yang telah mencoba menghubungi Mila berkali-kali namun tidak aktif.

🍃🍃🍃

Sedangkan di tempat lain kedua insan pria dan wanita yang bukan pasangan sah tersebut, mereka sedang melakukan pergulatan panas di sebuah hotel mewah.

"Arghhhhh, sayang aku akan keluar ini kau tahan lah sebentar." teriak pria itu yang sedang melakukan pelepasan di atas kungkungan kekasihnya.

"Aarghh, Daniel..." teriak wanita itu yang sedang mencengkram kuat kuku kuku tangannya pada punggung pria itu.

"Arghhh! Terima kasih sayangku." teriak pria itu seraya mencium kening kekasih nya dan tidur berpelukan, karena lelah telah melepas benihnya pada tubuh kekasihnya itu.

"Sayang kau hebat sekali. Kau kuat bisa tahan dengan permainan ku." ucap Daniel sembari menangkup pipi kekasihnya.

"Semua itu karena mu. Kau tahu aku kan sangat mencintaimu dari dulu." ucap Mila seraya meraba dada kekasihnya.

"Kau yakin aman tidak ketauan oleh suamimu itu?" tanya Daniel memastikan.

"Aman Sayang." balas Mila santai

"Aku selama ini menggunakan pil sayang, aku mana mau punya anak dari Rangga. Aku sudah benci dengan keluarga mereka Daniel, di tambah aku memang dari dulu sangat menyukai mu sayang." jelas Mila sembari mencium singkat bibir Daniel.

Cup...

"Argghh! Kau memang benar-benar cinta mati dengan ku sayang. " ujar Daniel dengan mengusap lembut rambut Mila.

"Tapi kau jangan seperti itu, berbaiklah dengan suamimu itu. Kau tahu aku juga punya istri dan anakku

satu-satunya." jelas Daniel

"Lebih baik kau punya anak saja dari dia? biar hubungan kita tidak ketauan oleh nya." ujar Daniel

"Tapi aku maunya punya anak dari kamu sayang!" pinta Mila dengan raut wajah murung.

"Kapan kau bisa lepas dengan istrimu itu.?" rengek Mila

"Sulit sayang sekarang saja istriku sedang hamil lagi." jelas Daniel

"Apaa?!" teriak Mila tersentak kaget mendengarnya.

"Sudah lah kau tidak usah panik, hatiku ini tetap hanya untuk kamu, aku sungguh mencintaimu sayang." ucap Daniel sembari mencium punggung tangan Mila.

"Benarkah? aku sudah bosan melakukan hubungan tanpa status seperti ini."

"Sudah lah kita lakukan saja seperti biasa sayang, kau tidak usah punya pikiran buruk dengan ku, aku akan selalu mencintaimu." ucap pria itu dengan tersenyum smirk sembari memeluk Mila, untuk meyakinkannya.

"Baiklah, aku akan menuruti mu sayang." ucap Mila pasrah dengan membalas pelukan kekasihnya.

-

- Bersambung 🍃

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!