NovelToon NovelToon

Rahasiaku Menjadi Aktor Cassanova

Episode 1

Ketika aku sedang berdua bersama sekertaris Hana di kantorku, sosok makhluk misterius yang mengaku dirinya adalah "Night" merasuk ke dalam tubuhku.

Aku kemudian menarik Hana untuk duduk di pangkuanku dan mulai menciumi leher Hana karena Night mengambil alih tubuhku.

Hana tidak menolak karena dia juga sudah berada dalam pengaruh kekuatan Night.

Kemudian, Hana mulai mencium bibirku dengan intensitas yang semakin meningkat. Kami terlibat dalam hubungan intim yang penuh gairah di dalam ruangan kantor yang sepi.

Meskipun ada rasa bersalah dan kegelisahan dalam pikiran kami, Night telah mengendalikan pikiran kami sepenuhnya.

Setelah sesi yang penuh nafsu tersebut, Night dengan cepat meninggalkan tubuhku dan meninggalkan kami dalam keadaan bingung dan malu.

Kami segera merapikan diri kami dan mencoba untuk melupakan kejadian itu. Namun, rasa bersalah dan rasa takut akan konsekuensinya tetap menghantui kami.

Aku kembali teringat dengan awal mula aku bertemu dengan Night yang membuat kehidupanku berubah sangat drastis sehingga berada pada posisi saat ini.

...****************...

Aku sering ditolak oleh wanita dan alasannya hanya karena aku dianggap buruk rupa oleh mereka. Aku tidak bisa menyalahkan mereka atau siapa pun atas masalah ini.

Namun, aku pikir semua akan berbeda jika aku terlahir dengan wajah tampan. Aku tidak akan dihina sebagai "hantu" atau dicemooh seperti yang sering aku alami sekarang. Aku ingin menjadi seseorang yang dihormati dan diakui oleh orang-orang di sekitarku.

Dengan memiliki wajah tampan, aku percaya bahwa aku akan mendapatkan lebih banyak kesempatan dalam kehidupan ini. Aku akan diperlakukan dengan lebih baik oleh orang-orang di sekitarku dan mungkin, aku akan lebih mudah diterima dalam lingkaran pertemanan yang lebih baik. Aku tidak akan lagi merasa terasing atau kesepian.

Selain itu, memiliki wajah tampan juga mungkin membuka pintu untuk kesempatan karir yang lebih baik. Aku akan lebih percaya diri dalam menjalani wawancara kerja atau presentasi di depan orang banyak. Orang-orang akan lebih tertarik untuk mendengarkan apa yang aku sampaikan dan kemungkinan besar, aku akan mendapatkan lebih banyak peluang untuk sukses.

Tidak hanya itu, aku yakin memiliki wajah tampan akan membuatku lebih diinginkan dalam hal asmara. Aku akan memikat perhatian orang-orang yang menarik dan mungkin mendapatkan kesempatan untuk menjalin hubungan yang lebih bermakna. Aku tidak akan lagi merasa tak diinginkan atau tidak dicintai.

Selama ini, aku sering mendambakan diriku menjadi pria tampan seperti seorang aktor terkenal yang sering muncul di layar kaca. Aku selalu mengagumi ketampanan mereka, seperti bagaimana mereka mampu memikat hati banyak wanita.

Aku sangat iri dengan kepercayaan diri mereka dan bagaimana mereka selalu terlihat sempurna dalam setiap kesempatan. Aku berharap bisa memiliki raut wajah yang tegas namun tetap ramah, postur tubuh yang tinggi dan atletis, serta gaya berpakaian yang selalu keren. Aku ingin menjadi pria yang menarik perhatian tanpa harus berusaha terlalu keras.

Namun, setelah aku berpikir lebih dalam, aku menyadari bahwa penampilan hanyalah sebagian kecil dari siapa aku sebenarnya. Meskipun wajah yang tampan dapat memberikan keuntungan dalam beberapa aspek kehidupan, itu tidak menjamin kebahagiaan atau kesejahteraan jangka panjang.

Hal yang lebih penting adalah memiliki kepribadian yang baik, sikap yang positif, dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang. Itu adalah faktor-faktor yang sebenarnya menentukan kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidup.

Namun demikian, aku tak memungkiri bahwa dunia terkadang tidak selalu adil. Ada banyak faktor yang mempengaruhi persepsi orang terhadap kita, dan kecantikan atau kekurangan fisik hanyalah salah satu dari banyak aspek dalam hidup.

“Jika kau pikir demikian, maka aku bisa membantumu.”

“Siapa yang bicara barusan?” Aku sangat bingung karena tidak ada siapa pun selain aku dan kucing hitam yang tadi mengikutiku pulang ke rumah.

“Aku yang bicara.” Ternyata yang barusan bicara adalah kucing hitam yang sedang bersamaku saat ini.

Aku cukup terkejut mendengar suara kucing ini barusan. Aku tidak pernah berpikir bahwa kucing bisa berbicara. “Kamu bisa bicara?” tanyaku dengan ragu.

“Ya, aku bisa bicara, dan aku bisa membantumu mewujudkan keinginanmu,” jawab kucing hitam tersebut dengan tenang.

Aku memandang kucing hitam tersebut dengan penuh keheranan. Apakah ini sebuah lelucon ataukah aku sedang bermimpi?

Namun, ada rasa kepercayaan yang tumbuh di dalam hatiku. Aku merasa seperti ada yang spesial dengan kucing hitam ini. Setelah sedikit memulihkan diri, aku tersenyum dan berkata, "Benarkah? Apa kau bercanda? Bagaimana kau bisa membantuku?"

Kucing hitam itu menjawab dengan santai. “Ah, percaya padaku. Aku memiliki kekuatan ajaib yang bisa mengubah takdirmu. Jika kau bersedia mengikutiku, aku akan membantu mewujudkan impianmu.”

Aku menimbang-nimbang tawaran kucing itu. Meskipun terdengar aneh dan tidak masuk akal, pikiran bahwa aku bisa hidup lebih baik membuatku penasaran. Dalam hati aku berpikir, "Mungkin ini adalah kesempatanku untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan."

“Panggil aku, Night,” kata kucing tersebut menyebutkan namanya.

Aku pun setuju untuk memanggil kucing hitam itu dengan nama "Night". Meskipun masih ragu, tetapi keinginan untuk meraih impianku yang lebih baik adalah sesuatu yang terlalu kuat untuk diabaikan.

“Apa yang harus aku lakukan?” tanyaku kepada Night, mencoba merasa tenang meskipun hatiku sedikit terguncang.

“Mulailah dengan memberi tahu impianmu yang paling ingin kau wujudkan,” jawab Night, matanya yang berwarna hijau berkilauan di bawah sinar rembulan.

Tanpa pikir panjang, aku mulai menceritakan semua impianku yang terpendam selama ini. Aku bermimpi memiliki karir yang sukses, rumah yang nyaman, dan keluarga yang bahagia. Aku ingin hidupku penuh dengan cinta dan kebahagiaan.

Setelah mendengar semua impianku, Night mengangguk dengan lambaian ekornya yang lembut. “Tidak akan mudah, tetapi jika kau benar-benar bersedia bekerja keras dan meyakini keajaiban, takdirmu akan berubah.”

Aku merasakan campuran antara kegembiraan dan ketakutan. Aku takut pada konsekuensi mengikuti Night dan mengubah takdirku, tetapi pada saat yang sama, aku bersemangat dengan peluang untuk meraih impian-impianku.

Night mengarahkan pandangannya ke sisi gelap jalan setapak yang terlihat dari jendela kamarku yang berada di lantai atas. Aku pun ikut melihat keluar jendela dan tampak seorang pengemis tua yang berkeliaran di sekitar rumahku, sedang kelaparan dan kedinginan. Namun, pandangannya begitu kuat dan determinasi terpancar dari matanya yang lelah.

“Melihat orang seperti dia, kamu bisa merasakan dampak dari impianmu yang terwujud,” kata Night. “Kau bisa membuat perbedaan dalam hidup orang lain. Tapi kau juga harus siap menghadapi tantangan dan ujian yang akan datang.”

Aku mendengarkan kata-katanya dengan sepenuh perhatian. Aku menyadari bahwa hidupku tidak hanya tentang kebahagiaan dan kesuksesan pribadi, tetapi juga tentang memberi dan menciptakan perubahan positif di dunia.

Dengan penyesuaian hati, aku mengangkat pandanganku ke Night dan berkata, “Aku siap mengikutimu, Night. Aku akan bekerja keras untuk mewujudkan impianku dan membantu orang lain di sepanjang perjalanan ini.”

Night tersenyum, dan sebuah kilatan energi biru terang memancar dari matanya. Aku merasa sesuatu yang ajaib sedang terjadi di hadapanku.

"Kita akan meraih keajaiban bersama, teman,” kata Night dengan gemetar. “Mari kita mulai dengan mengubah takdirmu dan mengejar impianmu yang paling ingin kau wujudkan.”

Kemudian, kekuatan ajaib kucing hitam tersebut mengubahku menjadi pemuda yang sangat tampan. Tidak akan ada yang percaya dengan perubahan yang aku alami.

Orang-orang yang dulu selalu meremehkanku, pasti akan memandangiku dengan kagum dan iri. Wanita-wanita yang dulu tidak pernah memperhatikanku, mereka akan berlomba-lomba untuk mendekatiku. Dan hebatnya, keberuntungan juga akan mengikuti setiap langkahku.

Esok paginya, aku pikir semua hal tentang sistem dan kucing hitam bicara padaku hanya mimpi. Mana mungkin pria jelek sepertiku dapat berubah menjadi tampan. Namun, saat aku bercermin, aku terkejut melihat wajahku yang sama sekali berbeda. Bibirku yang biasanya kecil dan biasa saja, kini kemerah-merahan dan lebih penuh. Mataku yang selalu cenderung sipit, kini terlihat lebih tajam dan berbinar-binar. Kulitku yang dulunya kusam dan berjerawat, sekarang tampak lebih halus dan bercahaya.

Aku tidak bisa mempercayai apa yang kulihat. Aku mengusap-usap wajahku dengan tangan gemetar, mengharapkan bahwa ini hanya ilusi sementara. Namun, betapa pun aku mencoba, wajah tampan ini tetap abadi.

Aku melirik ke arah kucing hitam yang berdiri di sisi tempat tidurku. Kupikir sebelumnya dia hanya menggoda dan bermain-main dengan imajinasi kupingku. Namun kali ini, dia terlihat serius dan tenang.

"Pernah kusampaikan padamu bahwa aku adalah makhluk ajaib?" ucap kucing itu, suaranya seperti datang dari dalam hatiku.

Aku mengangguk lambat, tercengang dengan apa yang baru saja kulihat dan dengar.

"Perubahan ini adalah hadiah dariku," kata kucing itu dengan elegan. "Aku mengerti bahwa kehidupanmu penuh dengan ketidakbahagiaan, penolakan, dan kurangnya percaya diri. Namun, semua itu bisa berubah sekarang. Dalam wujud barumu ini, kau akan menyadari potensi sejatimu dan mendapatkan kepercayaan diri yang kau butuhkan."

Aku masih terdiam tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. Aku hanya memandangi kucing hitam yang sekarang ada di depanku mengeluarkan semacam aura yang mempesona.

"Namun ada hal lain yang perlu kau hati-hati," kata kucing itu dengan suara serak. "Perubahan ini tidaklah abadi, kecuali jika kau mematuhi satu peraturan kecil."

Aku memandang kucing itu dengan perasaan campur aduk. Kecantikan dan kepercayaan diri yang ditawarkan terasa seperti keinginanku yang terpendam selama ini. Tapi apa konsekuensi yang harus dibayar jika melanggarnya?

"Kau tidak boleh jatuh cinta atau menjalin hubungan sebelum impianmu terwujud,” ucap kucing itu dengan serius. "Jika kau jatuh cinta pada seseorang, semua yang telah kuberikan akan segera hilang dan kau akan kembali menjadi dirimu yang dulu."

Ini benar-benar sebuah penawaran yang rumit, tapi seberapa serius aku akan jatuh cinta? Pikiranku menjadi kacau namun terdorong oleh kerinduan akan perubahan, tapi aku setuju.

Kucing itu mengangguk puas. "Ingatlah ketika kau mulai merasakan perasaan itu, kau harus segera menjauh. Jangan membiarkannya tumbuh atau konsekuensinya akan kau tanggung sendiri."

Aku berjanji dalam hati berjanji untuk menjaga diriku dari jatuh cinta. Aku merasa takjub dan terkesima oleh kuasa kucing ini, berharap bahwa perubahan ini akan membawaku ke tempat yang lebih baik.

Namun, bagaimana jika mencintai diriku sendiri adalah satu-satunya cara untuk menemukan kebahagiaan yang sejati? Pikiran itu mengusik benakku, menciptakan keraguan yang muncul dengan menggoyahkan tekad yang baru saja aku putuskan.

Tapi untuk saat ini, aku akan menikmati kehidupan baru ini. Aku akan mengeksplorasi dunia dengan penampilan baruku, berusaha mengartikan apa yang sebenarnya membuatku bahagia.

Bersambung.

Episode 2

Namaku adalah Prince Xander. Ketika aku pergi keluar, orang-orang terpana melihat penampilanku yang luar biasa. Mereka tidak dapat menyembunyikan kekaguman mereka saat mereka melihatku berjalan dengan percaya diri. Orang-orang berdesakan di sekitarku ingin melihat lebih dekat perubahan drastis ini.

Wanita-wanita memandangiku dengan pandangan terpesona, tersenyum, dan menunjukkan minat mereka. Beberapa dari mereka bahkan melambaikan tangannya, berharap aku akan memperhatikan mereka.

Sementara itu, beberapa pria merasa terintimidasi oleh penampilanku yang mengagumkan.

Aku berjalan dengan langkah tegap dan wajah bercahaya, menikmati setiap momen perhatian dan pujian yang aku terima. Kehidupan yang dulu biasa-biasa saja, tiba-tiba berubah menjadi semarak dan menggairahkan.

Setibanya di sebuah kafe, ketika aku duduk di meja, pelayan-pelayan hanya bisa menatapku dengan tatapan takjub. Merekapun berlomba-lomba untuk melayani setiap permintaanku dengan senyum manis di wajah mereka.

Kemampuanku untuk menarik perhatian orang-orang tidak hanya terbatas pada penampilanku yang baru. Aku juga merasa diriku menjadi lebih percaya diri dan karismatik. Aku menggunakan kepercayaan diri ini untuk memerintah perhatian orang-orang, menginspirasi mereka dengan perkataan dan tindakan positif.

Lebih dari sekedar penampilan luar aku benar-benar merasa bahwa perubahan ini adalah tentang menjadi versi terbaik dari diriku sendiri. Aku merasa kuat dan termotivasi untuk mengejar mimpi dan tujuan hidupku.

Namun di tengah semua perhatian dan pujian yang ku terima, aku tidak melupakan nilai-nilai yang sebenarnya. Aku tidak menggunakan penampilanku yang baru ini untuk berlaku sombong atau meremehkan orang lain. Aku tetap rendah hati dan berusaha menjadi orang yang baik dan peduli pada orang lain.

Kemudian, aku kembali berjalan dengan anggun dan percaya diri melintasi keramaian kota. Setiap langkahku penuh dengan ketenangan dan misteri, menarik perhatian banyak mata yang terpesona oleh kehadiranku.

Tak lama kemudian, seorang pria muda berpakaian rapi dan tersenyum lebar mendekatiku. "Maaf, apakah kamu sudah bergabung dengan sebuah agensi?" tanyanya dengan penuh antusiasme.

Aku menatapnya dengan tatapan penuh teka-teki. "Agensi apa yang Anda maksud?" tanyaku dengan nada tegas namun tetap memikat.

Pria itu mengeluarkan kartu nama dan memberikannya padaku. "Saya Martin, agensi kami mengkhususkan diri dalam menemukan orang-orang yang berpotensi untuk tampil dalam iklan, film, atau acara televisi. Kami percaya bahwa penampilanmu yang unik dan misterius dapat menjadi daya tarik yang sangat menarik bagi kliennya,” jelas Martin sambil tersenyum entah menggoda atau memuji.

Aku memandang kartu nama Martin dan melihat alamat serta kontak agensinya tercetak dengan jelas di sana. Menilai kepercayaan dirinya dan niat baiknya, aku memutuskan untuk berpikir serius tentang tawarannya.

"Ini menarik. Saya akan mempertimbangkannya secara serius. Apa langkah selanjutnya?" tanyaku sambil merapatkan diri padanya.

Martin melepaskan senyumannya. "Jika Anda berminat, kami akan mengatur pertemuan di kantor agensi kami untuk membahas detailnya lebih lanjut. Kami ingin melihat dan mengevaluasi kemampuan Anda dalam berpose dan beraksi. Jika Anda diterima, kami akan membantu Anda menjalani karier yang sukses di dunia hiburan."

Aku mengikuti Martin ke kantornya, merasakan semakin dekatnya pencapaian karier yang kudambakan. Setiba di sana, agensi menawarkan banyak peluang menarik mulai dari menjadi model iklan hingga berperan dalam film-film terkenal.

Aku tergoda oleh peluang-peluang itu. Setelah melihat-lihat secara lebih detail, aku tertarik pada satu peran dalam film aksi besar yang sedang diproduksi oleh sutradara terkenal. Ini bisa menjadi langkah besar untuk mengangkat karierku ke depannya. Aku segera memberi tahu Martin tentang minatku pada peran ini.

“Pilihan yang bagus, Prince,” ucapnya.

Ternyata Martin juga merasa peran ini cocok untukku. Dia meminta beberapa informasi tambahan mengenai film tersebut, seperti jadwal syuting dan kru produksi yang terlibat. Agen kami memberikan semua informasi yang diperlukan dan mengatur pertemuan dengan sutradara untuk membahas kemungkinan audisi.

Di hari pertemuan itu, aku merasa gugup namun tetap bersemangat. Sutradara itu ternyata sangat ramah dan terkesan dengan penampilanku. Dia memberiku naskah untuk dibaca dan aku ingin memberikan yang terbaik dari diriku dalam audisi.

Aku memasuki ruangan audisi dengan perasaan tegang. Di depanku terdapat seorang panel juri yang siap mengamati dan mengevaluasi penampilanku. Aku mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan diri sebelum mulai membaca naskah.

Dengan setengah hati yang berdebar, aku mulai membuka mulutku untuk mengucapkan kata-kata yang telah aku pelajari dengan sungguh-sungguh. Aku mencoba menghidupkan karakter yang ditulis dalam naskah, berusaha menyampaikan emosi dan memahami motivasi di balik setiap kata yang terucap.

Aku mengabaikan ketegangan yang ada dan larut dalam dunia karakter yang ingin aku perankan. Aku menyampaikan dialog dengan intonasi yang tepat, mengekspresikan emosi dengan tampak nyata. Setiap kalimat yang keluar dari mulutku adalah hasil dari banyak latihan dan penelitian karakter yang aku lakukan sebelumnya.

Sementara aku membaca, aku melihat panel juri memberikan perhatian penuh padaku. Beberapa dari mereka mencatat detail-detail penting tentang penampilanku. Aku bisa merasakan energi dan kehadiran mereka di ruangan itu, hal ini semakin menguatkan konsentrasi dan semangatku.

Setelah selesai membaca naskah, aku mengucapkan terima kasih dan memberikan senyuman yang penuh harap kepada panel juri. Mereka memberikan tepuk tangan sederhana sebagai tanda apresiasi mereka. Aku tahu bahwa audisi ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kemampuanku dan aku merasa telah memberikan yang terbaik dari diriku.

Aku meninggalkan ruangan audisi dengan perasaan campur aduk di dalam hati. Tapi aku tahu bahwa aku telah berjuang dengan sungguh-sungguh dan menampilkan yang terbaik dari diriku. Aku berharap bahwa aku telah meninggalkan kesan yang kuat pada panel juri dan membuka jalan untuk mendapatkan peran yang aku impikan.

Meskipun hasilnya masih belum diketahui aku puas dengan upaya yang aku lakukan. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk terus belajar dan berkembang sebagai seorang yang selalu siap memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan yang datang.

Setiba di rumahku, kucing itu duduk dengan anggun di ambang pintu, menatapku dengan sepasang mata hijau yang tajam. Tubuhnya yang kecil dan berbulu hitam terlihat berkilau di bawah sinar matahari sore.

"Ah, selamat datang kembali manusia,” kata Night dengan suara lembut namun penuh kebijaksanaan.

“Kamu benar-benar berbakat, manusia. Aku yakin kau akan berhasil,” kata Night dengan puas.

“Terima kasih, Night. Kekuatanmu benar-benar membantuku untuk percaya pada diriku sendiri,” ucapku dengan penuh rasa syukur.

Kucing hitam itu tersenyum, kemudian beranjak dari ambang pintu dan mendekatiku.

“Sekarang adalah waktunya untukmu menjalankan tugas, yaitu membantu nenek tua tetangga kita.”

Aku menatap Night dengan wajah bingung. "Hal apa yang dapat aku lakukan untuk membantu nenek tua tetangga kita?" tanyaku pada Night.

Night menjawab dengan serius "Nenek tua itu butuh bantuan dengan kebunnya. Beberapa hari terakhir ini, dia tampak lelah dan tidak mampu merawat tanamannya dengan baik. Sebagai tetangga barunya, tugasmu adalah membantu merawat dan membersihkan kebun nenek itu."

Aku tersenyum senang dengan tugas yang diberikan kepadaku. Aku suka melakukan kegiatan di luar ruangan dan berkebun adalah salah satu hobiku. Aku menganggukkan kepala dan berkata, "Tentu aku akan dengan senang hati membantu nenek itu dengan kebunnya. Kapan aku bisa mulai?"

Night melambaikan ekornya dan berkata, "Mulailah besok pagi. Nenek itu biasanya terjaga pagi-pagi dan dia akan senang melihatmu datang untuk membantunya. Jangan lupa membawa peralatanmu!"

Bersambung.

Episode 3

Ketika aku tiba di kebun nenek tetangga bernama Maria, aku melihat bahwa rumah tersebut sedang dalam keadaan kacau. Rumput di halaman tidak terurus dan banyak tanaman yang layu. Aku memutuskan untuk segera memulai membersihkan kebun nenek tersebut.

“Apa kau Nak Prince?" tanya Nenek Maria, penglihatannya sudah kurang jelas sehingga dia tidak tahu perubahan diriku, tapi dia masih bisa mengenali suaraku.

"Ya, aku ingin membersihkan kebun Anda, Nenek Maria," jawabku sambil tersenyum.

Nenek Maria mengangguk senang. "Terima kasih, Nak Prince. Aku tidak bisa melakukan semua ini sendirian karena umurku yang sudah tua."

Aku pun memakai sarung tangan taman dan mengambil sebilah parang untuk memangkas rumput yang terlalu tinggi. Aku juga membersihkan daun-daun yang sudah kering di sekitar tanaman. Setelah membersihkan halaman, aku keliling kebun untuk memeriksa kondisi tanaman.

Aku menyadari bahwa beberapa tanaman tidak mendapatkan cukup air karena saluran irigasi yang tersumbat oleh dedaunan dan sampah. Aku membutuhkan alat untuk membersihkan saluran irigasi. Sementara itu, aku juga melakukan pemangkasan pada beberapa pohon yang sudah tua dan merusak struktur di sekitar kebun.

Setelah membersihkan saluran irigasi, aku melanjutkan dengan memberi pupuk pada tanaman yang membutuhkan. Aku juga menyiram tanaman dengan air untuk memastikan mereka mendapatkan cukup kelembaban. Aku membantu nenek untuk mengatur jadwal penyiraman dan pemupukan agar tanaman tetap sehat.

Saat aku sedang bekerja, tetangga yang lain mulai melihat perubahan yang terjadi di kebun nenek Maria. Mereka mulai ikut membantu dan mendukung upaya perbaikan kebun. Beberapa warga bahkan menyumbangkan bibit tanaman dan benih untuk ditanam di kebun nenek Maria.

"Nak, jarang ada anak muda yang mau membantu pekerjaan kotor seperti ini," kata Nenek Maria.

"Saya senang bisa membantu nenek. Pekerjaan ini memang terlihat kotor dan berat, tapi rasanya sangat memuaskan ketika melihat hasilnya,” jawabku sambil tersenyum.

Nenek Maria mengangguk mengerti dan mengambil wadah berisi air dingin untukku. "Nak, ambil ini untuk kamu. Kamu pasti haus setelah bekerja keras seperti ini,” ucapnya dengan penuh kebaikan hati.

“Terima kasih, Nenek Maria. Anda selalu perhatian dan baik padaku,” balasku sambil menerima wadah berisi air dingin dari nenek Maria.

Kami berdua duduk di teras sambil menikmati semilir angin sore. Aku melihat sekitar, takjub dengan hasil kerja keras kami. Halaman rumah nenek Maria sekarang bersih dan rapi, dengan tanaman-tanaman yang segar dan indah.

"Nenek, saya percaya bahwa membantu sesama adalah tugas setiap orang. Tanpa adanya bantuan dan dukungan dari orang-orang di sekitar, hidup akan terasa berat. Karena itu, saya senang bisa membantu Anda,” kataku dengan tulus.

Nenek Maria tersenyum penuh kasih sayang. "Anak muda sepertimu adalah harapan bagi masa depan negeri ini. Jangan pernah berhenti untuk membantu sesama, Nak Prince. Sama seperti yang kau katakan tadi, hidup bukanlah tentang diri sendiri, tetapi tentang bagaimana kita juga bisa memberi manfaat bagi orang lain."

Kami duduk bersama dan berbicara tentang berbagai hal. Nenek bercerita tentang masa mudanya, tentang pengalaman hidupnya yang penuh liku-liku, dan bagaimana dia bersyukur atas setiap pengalaman itu karena membentuk dirinya menjadi sosok yang lebih kuat dan bijaksana.

Sambil mendengarkan cerita nenek tersebut, aku merasa terinspirasi dan termotivasi. Hidup memang tidak selalu mudah, namun dengan kekuatan pikiran yang positif dan semangat untuk membantu sesama, kita dapat menghadapinya dengan tegar dan sukses.

Aku senang setelah pekerjaannya selesai, halaman rumah nenek Maria sekarang terlihat begitu indah dan bersih.

"Nak Prince, terima kasih atas semua bantuannya. Kamu benar-benar anak yang luar biasa,” ucap nenek Maria dengan raut wajah yang penuh rasa terima kasih.

"Sama-sama, Nek. Saya senang bisa membantu,” jawabku sambil tersenyum.

Kami berpelukan erat sebagai tanda persahabatan dan kerjasama kami. Perasaan bahagia dan kepuasan memenuhi hatiku karena telah memberikan manfaat bagi orang lain.

Pagi esok harinya, ketika aku sedang duduk di teras rumah, nenek tetangga ini datang lagi dengan membawa pancake yang dia buat sendiri. Dia menyajikannya dengan segelas teh hangat.

"Ini sebagai tanda terima kasihku atas semua bantuannya kemarin, Nak Prince. Semoga pancake ini bisa membuat hari-harimu menjadi lebih manis,” ucapnya sambil tersenyum.

Aku merasa terharu dengan tindakan nenek Maria yang begitu baik hati dan penuh perhatian. Kami duduk bersama sambil menikmati pancake dan teh hangat yang lezat.

Setelah makan, sebelum pulang nenek Maria berkata "Nak Prince, jangan pernah berhenti memberikan bantuan dan kasih sayangmu kepada orang lain. Kamu adalah cahaya kebaikan di dunia ini."

Malam harinya, Night mengatakan agar aku segera memeriksa media sosial. Aku terkejut karena ada seseorang mengambil gambar ketika aku membantu Nenek Maria.

Aku melihat komentar dan pujian dari orang-orang di media sosial pada postingan tersebut. Mereka mengapresiasi perbuatan baikku dan mengatakan bahwa dunia perlu lebih banyak orang seperti aku.

Hal ini membuatku merasa hangat di dalam hati. Aku tidak melakukan itu untuk dipuji atau mendapat pujian, tetapi melihat bahwa perbuatan kecilku bisa membuat perbedaan bagi kehidupan orang lain, membuatku merasa bahagia dan puas.

Setelah membaca komentar-komentar tersebut, aku kembali berkonsentrasi pada tugas berikutnya. Kali ini, Night memintaku untuk membantu anak-anak di panti asuhan. Aku merasa semakin gembira karena memiliki kesempatan untuk memberikan kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkannya.

Dengan semangat dan tekad yang baru, aku segera mengunjungi panti asuhan untuk memulai misi membantu anak-anak. Ketika tiba di panti tersebut, aku disambut dengan senyuman ceria dari para anak-anak yang tinggal di sana.

Hal pertama yang aku lakukan adalah mengadakan sesi baca cerita. Aku membawa beberapa buku cerita yang menarik dan duduk bersama anak-anak untuk membacakan ceritanya. Mereka sangat antusias dan takjub dengan ceritanya, mengikuti setiap kata yang aku ucapkan dengan penuh perhatian.

Setelah itu, aku merencanakan kegiatan menarik lainnya seperti memainkan permainan tradisional, mengadakan sesi melukis, dan bahkan mengajarkan mereka beberapa keterampilan dasar seperti memasak. Anak-anak sangat senang dan bersemangat mengikuti kegiatan-kegiatan itu.

Selama berinteraksi dengan anak-anak itu, aku merasakan keceriaan dan rasa bahagia yang muncul dari mereka. Mereka lupa sejenak tentang kesulitan dan kekurangan yang mereka hadapi dan menikmati momen bersama-sama.

Setelah sehari penuh dengan kegiatan yang menyenangkan, aku merasa puas dan bangga dengan apa yang telah aku lakukan untuk anak-anak di panti asuhan tersebut. Melihat senyum dan riang gembira di wajah mereka, membuatku yakin bahwa sedikit usaha dan perhatian dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan seseorang.

Setelah semua tugas hari ini selesai, tiba-tiba aku mendapat panggilan dari produser film dan memintaku untuk segera menemuinya. Dengan hati senang, aku pun segera berangkat untuk menemuinya.

Namun, saat pertemuan dengan produser tersebut, aku merasakan ketegangan yang terasa di udara. Produser itu duduk di depanku dengan wajah serius, membuatku semakin gugup.

"Saya sudah melihat audisimu,” katanya dengan suara tegas. "Kamu memiliki potensi untuk menjadi aktor laga yang baik. Tapi ada beberapa hal yang perlu kita diskusikan."

Aku mengangguk gugup, menunggu untuk mendengar apa yang akan dia katakan selanjutnya. Produser itu melanjutkan, "Selama audisi, ada beberapa adegan yang kurang begitu meyakinkan. Kamu harus bisa menunjukkan energi dan kekuatan yang lebih besar dalam aksi-aksi tersebut."

Aku memahami kritikannya. Memang, aku masih memiliki banyak hal yang perlu diperbaiki dalam hal kekuatan dan ekspresi fisik dalam adegan-adegan laga. Namun, aku sudah siap untuk belajar dan berusaha lebih keras.

Produser tersebut melanjutkan. "Selain itu, aku juga ingin melihat lebih banyak kerja sama tim dari pihakmu. Bagaimanapun, seorang aktor itu tidak hanya bekerja sendiri, tetapi juga harus bisa bekerjasama dengan tim produksi dan pemain lainnya. Kamu harus bisa menyesuaikan diri dengan dinamika kerja di dalam sebuah film."

Aku mengangguk sekali lagi, menyadari pentingnya kerja sama dalam industri film. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk bekerja lebih keras dalam hal ini dan menunjukkan kemampuanku dalam kerja sama tim.

"Sekarang mengenai hasil audisimu,” kata produser itu akhirnya. "Aku memutuskan untuk memberikanmu peran dalam film ini. Kamu beruntung karena ini adalah kesempatan besar untuk membuktikan dirimu sebagai seorang aktor pendatang."

Aku terkejut mendengar berita itu. Hatiku berbunga-bunga dan aku merasa terharu. Setelah begitu banyak usaha yang aku lakukan, akhirnya aku mendapatkan kesempatan emas ini.

Produser itu kemudian memberikan beberapa instruksi tambahan dan daftar jadwal syuting. Aku mencatat semuanya dengan saksama, siap untuk memulai perannya dalam film ini.

Ketika aku keluar dari pertemuan itu, senyum bahagia terpancar dari wajahku. Aku merasa semakin termotivasi untuk terus berusaha maksimal dan membuktikan bahwa aku pantas mendapatkan peran ini.

Selain itu, aku senang karena produser film bernama James tersebut adalah produser film yang cukup terkenal dan sangat dihormati dalam industri film. Aku tahu bahwa bekerja dengan produser seperti dia akan memberiku pengalaman yang berharga dan kesempatan untuk belajar lebih banyak.

Aku menghargai instruksi tambahan yang diberikan olehnya. Hal ini menunjukkan bahwa dia peduli dengan detail dan ingin memastikan bahwa film tersebut akan menjadi yang terbaik. Aku melakukan catatan dengan saksama untuk memastikan bahwa aku memahami semua instruksi dan jadwal syuting yang diberikan.

Selain itu, menerima daftar jadwal syuting membuatku semakin mengantisipasi minggu-minggu mendatang. Aku tahu bahwa menjadi bagian dari film ini akan menjadi tantangan yang menarik, tetapi aku sangat siap untuk melakukannya. Aku akan memberikan yang terbaik, baik saat di depan kamera maupun di belakang layar.

Dengan senyum yang tak bisa aku tahan, aku meninggalkan pertemuan tersebut dengan penuh semangat. Aku tahu bahwa peran ini akan menjadi batu loncatan besar dalam karirku, dan aku tidak sabar untuk memulai syuting dan menunjukkan kepada dunia apa yang saya bisa lakukan.

Aku juga sadar perjalananku sebagai aktor memang masih panjang, tapi aku yakin dengan kerja keras dan tekad yang kuat, aku akan mencapai puncak kesuksesanku. Aku siap untuk menunjukkan kepada dunia bahwa aku adalah aktor laga yang hebat dan aku tak sabar untuk memulai pengambilan gambarnya.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!