NovelToon NovelToon

Menikah Dengan Anak Supir Kakek

BAB. 1

(sekuel dari novel BUCIN DARI KECIL)

Seorang Gadis Cantik yang bernama lengkap Shirene Putri Reeko Edlan kini tengah di sidang di ruang rektor salah satu di universitas terkenal di jakarta. Di karenakan pihak kampus mendapatkan foto fulgar Irene yang tengah tertidur dengan seorang pria yang tidak tahu entah siapa pria tersebut, karena tidak terlihat jelas wajahnya di foto tersebut.

Irene sendiri tidak tahu pria yang tidur dengannya itu siapa, karena ketika waktu kejadian itu dia tidak sadarkan diri dan ketika sudah sadar dia mendapatkan dirinya dalam keadaan tubuh yang polos tanpa sehelai benang pun.

Dengan jantung yang berdetak begitu kencang, dan tubuh yang bergetar Irene harus menjawab segala pertanyaan dari rektor dan para dosen yang hadir dalam sidang.

"Jadi bagaimana nona Irene apa bisa anda jelaskan tentang foto yang sudah tersebar di penjuru kampus, jika anda tidak bisa menjawab dengan terpaksa kami akan mengeluarkan anda dari kampus kami, karena itu semua bisa merusak nama baik kampus" ucap Rektor

Dengan memainkan jemarinya Irene bingung dia tidak tahu harus menjawab apa, sampai semu orang yang ada si ruangan rektor menatap Irene dengan intens menunggu jawaban apa yang akan di lontarkan oleh gadis cantik di hadapan mereka, sampai akhirnya ketika Irene hendak menjawab, ada seorang pria tampan yang dengan sengaja menerobos masuk ke dalam ruang rektor.

"Saya, pria yang ada dalam foto itu, dan saya juga calon suaminya, kita akan menikah satu minggu lagi" ucap pria tersebut yang tak lain adalah Suho Putra Sadewo pria tampan anak dari supir dan pelayan pribadi kakek Irene, dia juga salah satu alumni mahasiswa di kamus dan mendapat gelar mahasiswa terbaik di kampus, sampai setelah lulus Suho di minta menjadi salah satu asisten dosen di kampus.

Semua orang yang tadinya menatap ke arah Irene kini pandangan mereka teralihkan kepada sumber suara.

"Apa benar yang di katakan saudara Suho nona jika kalian sepasang kekasih yang akan menikah?" Tanya Rektor memastikan.

Karena selama ini pihak kampus tidak pernah mengetahui jika Suho yang kini sudah menjadi salah satu Alumni dan mahasiswa terbaik tengah menjalin hubungan dengan siapa pun.

Mendengar pertanyaan Rektor, Suho dan Irene pun saling tatap, lalu Suho mendekat ke arah Irene dan langsung menggenggam tangannya, mengisyaratkan jika semua akan baik baik saja.

"Iya kan sayang, satu minggu lagi kita akan menikah?" Ucap Suho sembari mentapa Irene dan memberi kode dengan mengedipkan salah satu matanya mengisyaratkan agar Irene meng-iya kan ucapannya.

"Iya pak" jawab Irene dengan menganggukkan kepalanya.

"Baik kalau begitu, kami sebagai pihak kampus akan memberikan surat panggilan orang tua dari nona Irene besok untuk segera datang ke kampus" pintah Pak Rektor

"Baik pak, kalau begitu kami permisi dulu, assalamu’alaikum" ucap Suho yang masih tetap setia menggandeng tangan Irene.

"waalaikum salam" sahut pak Rektor dan para juga beberapa Dosen yang turut dalam persidangan Irene.

Suho membawa Irene keluar dari ruangan pak rektor, ada Rasa lega di hati Irene karena sudah lepas dari persidangan tadi, tapi dia juga masih malu kepada teman teman kampusnya yang sekarang memandangnya seperti wanita murahan, karena selama ini para mahasiswa dan mahasiswi tahunya jika Irene itu adalah anak pendiam dan tidak banyak tingkah ketika di kampus.

"Eh..lihat teman teman, baru kemarin dia ketahuan tidur sama cowok lain sekarang sudah ngegandeng asdos kita, kasihan banget ya ka Kai punya pacar ko murahan banget mau sana mau sini" ucap salah satu mahasiswi yang memandang Irene dengan rendah.

Selama ini Irene di kenal sebagai kekasih dari kakak senior terpopuler di kampus yang bernama Kaisar Salendratama Mahardika, Pria tampan berusia 24 tahun yang baru beberapa bulan ini dia baru saja lulus kuliah, dia satu angkatan dengan Suho, dia mahasiswa terpopuler di kampus sampai sampai banyak yang iri dengan Irene karena bisa menjadi kekasih seorang Kaisar Salendratama Mahardika.

Dengan di gandeng oleh Suho, Irene hanya bisa menundukan kepalanya dia tidak mampu menegakkan kepalanya untuk menatap teman teman kampusnya, sesampainya di perkiran mobil, Suho langsung meminta Iren untuk segera memasuki mobil.

Di dalam mobil Iren hanya diam membisu sembari menatap ke arah luar jendela, ada penyesalan di dalam hati Irene yang waktu terjadinya kejadian malam itu kenapa dia tidak mau mendengarkan ucapan Suho dan juga para sahabatnya untuk tidak datang ke acara ulang tahun salah satu teman kampusnya di sebuah club.

Suho yang kini sudah duduk di bagian pengemudi merasa kasihan melihat keadaan Irene yang sekarang. Lalu Suho langsung melajukan mobilnya pulang menuju kediaman keluarga Dirgantara Edlan.

***

Sudah pasti semua kejadian di kampus akan terdengar ke telinga kakek Irene sampai akhirnya ketika selesai makan malam Suho di panggil ke ruang kerja kakek Henim untuk menjelaskan kejadian sebenarnya seperti apa.

"Kamu sudah tahu kenapa kakek panggil?" Tanya Kakek Henim yang tengah duduk di ruang kerjanya.

"Iya kek" jawab Suho dengan tegas.

Inilah salah satu yang di sukai oleh kakak Henim terhadap Suho, dia anaknya tidak pernah takut dan selalu bernai menghadapi segala masalah yang akan di hadapinya.

"Bisa jelaskan bagaimana persis kejadiannya" ucap Kakek Henim.

"Baik Kek" sahut Suho

Flashback on

Sekitar 3 hari yang lalu Irene dapat undangan dari salah satu mahasiswa yang memang terkenal sangat berkuasa di kampus yang bernama Jenny Bagaskara, sahabat Sahabat Irene sempat melarang Irene untuk datang ke pesta tersebut karena mereka curiga dengan Jenny yang tiba tiba mengundang Irene ke pestanya sedangkan sahabat sahabat Irene tidak di undang, awal Irene sempat berfikir tidak akan datang tapi dengan melihat kesungguhan dan Jenny sendiri yang memintanya untuk hadir akhirnya Irene pun memutuskan untuk hadir ke pesta tersebut.

Irene pun datang malam itu, seperti biasa dia akan di izinkan keluar rumah pada malam hari tapi harus di temani Suho, karena Kakek Henim mempercayakan semuanya kepada Suho, selama Irene di dekat Suho akan merasa tenang dan tidak khawatir terhadap cucu peremouannya itu. Dengan terpaksa dia pun mengikuti peraturan sang kakek dan Irene pun sudah membuat janji dengan kekasihnya bahwa mereka akan bertemu di pesta. sedangkan Suho akan menunggu di mobil sampai Irene pulang.

Ketika di pesta ternyata benar sesuai dugaan Wendy dan juga Gigi yang tak lain sahabat sahabat Irene, pasti Jenny mengundang Irene ada maksud tertentu, ternyata Jenny mempunyai rencana akan menjebak Irene dan membuat kekasih Irene membenci Irene.

Kaisar Salendratama Mahardika pria tampan berusia 24 tahun dia kakak senior terkeren dan terpopuler di kampus sampai sampai banyak mahasiswi yang iri kepada Irene yang kini setatusnya menjadi kekasih dari Kai, begitu pun dengan Jenny, sejak Jenny masuk kuliah di kampus tersebut dia sudah sangat tertarik dan menyukai Kai, maka dari itu dengan segala cara dia akan membuat Irene dan Kai berpisah, dengan cara menjebak Irene seolah olah Irene itu tidur bersama pria lain.

"Apa apaan ini, Irene bangun" panggil Kai ketika mendapatkan Irene satu ranjang dengan pria lain di salah satu kamar di club dalam keadaan tubuhnya yang polos.

Irene yang mendengar di panggil namanya dia pun langsung membuka matanya dengan tangan memegangi kepalanya yang terasa begitu berat.

"Loh ka, ka Kai sudah datang" ucap Irene dengan nada beratnya.

"Aku gak menyangka ternyata kamu sama aja dengan wanita murahan di luar sana" ucap Kai membuat hati Irene sekan akan tercubit, sedangkan Jenny dan juga kedua sahabatnya yang tadi mengikuti Kai dari belakang mereka hanya tersenyum licik melihat pertengkaran antara sepasang kekasih di hadapannya itu.

"Maksud kakak apa?" Tanya Irene yang belum mengetahui keadaannya seperti apa.

"Kamu lihat diri kamu, dengan mudah ya kamu menjual tubuh kamu ke laki laki lain" ucap Kai sembari menunjuk ke arah Irene. Mendengar ucapan kekasihnya otomatis Irene pun langsung melihat ke arah tubuhnya yang kini terlihat polos dengan di tutupi sebuah selimut, dia langsung syok ketika mendapatkan dirinya dalam satu ranjang dengan seorang pria yang dengan keadaan tubuhnya yang tanpa busana.

"Kamu siapa, ka percaya sama aku, aku gak kenal siapa dia ka" ucap Irene dengan merubah posisinya menjadi duduk dengan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, dia memohon perlindungan dari kekasihnya.

"Masa kamu lupa sih honey dengan apa yang kita lakukan tadi" tambah Pria di samping Irene membuat Kai semakin mempercayai apa yang dia lihat di depan matanya.

"Kamu bener bener ya Riene aku gak nyangaka kamu semurahan ini, maaf hubungan kita cukup sampai disini aku tidak mau punya pacar yang bekas di jelajahi laki laki lain" ucap Kai membuat hati Irene bagai di hantam batu, sakitnya luar biasa.

Setelah Kai mmengucapkan kata kata itu, satu persatu orang yang ada di dalam kamar keluar termasuk laki-laki yang berpura pura menjadi partner ranjang Irene, padahal sebenarnya mereka berdua tidak melakukan hal apa pun, Jenny melakukan itu semua hanya ingin mendapatkan fotonya saja yang akan dia sebarkan di seluruh penjuru kampus.

Sepeninggalan semuanya Irene hanya bisa memeluk kedua lututnya sembari menangis seseggukan, lalu dia mencari telpon genggamnya dan menghubungi seseorang untuk datang menjemputnya. Dia menyesali dengan semua yang terjadi, coba dia mendengar ucapan sahabat sahabatnya pasti semua ini tidak akan terjadi.

Flashback off

BAB. 2

Suho sudah menjelaskan semua yang terjadi ketika malam itu kepada kakek Henim apa yang terjadi kepada Irene.

Kakek Henim bisa menangkap dari cerita Suho bahwa cucunya itu tengah di jebak oleh temannya, karena dia percaya dengan cucunya, bahwa cucunya itu tidak mungkin melakukan hal yang serendah itu.

“Emm..kek, maafin saya, tadi ketika Irene di sidang di kampus saya mengaku sebagai laki laki yang ada di foto tersebut dan dengan lancang saya mengakui jika Irene adalah calon istri saya” jelas Suho dengan menundukkan kepalanya.

Kakek Henim hanya tersenyum simpul mendengar penjelasan dan pengakuan Suho, sebenarnya Kakek Henim juga sangat berharap jika Suho bisa menjadi cucu menantunya karena ia percaya jika Suho akan menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab terhadap cucunya, seperti bagaiman selama ini Suho selalu melindungi Irene sedari mereka kecil.

“Kakek tahu ko, kamu pasti melakukan itu demi kebaikan cucu kakek, jadi tidak masalah buat kakek boy” sahut Kakek Henim.

Suho merasa lega, kakek angkatnya tidak marah akan pengakuannya yang secara tiba tiba mengakui sebagai calon suami dari cucunya.

Kakek Henim pun berjalan menghampiri Suho lalu dia menapuk salah satu pundak cucu angkatnya itu.

“Malah kakek berharap kamu akan jadi calon cucu menantu kakek beneran” ucap kakek Henim setelah itu dia melanjutkan langkahnya keluar dari ruang kerjanya meninggalkan Suho yang masih terbengong akan kata kata yang di lontarkannya.

“Huh..., maksud kakek apa ya” batin Suho dalam hatinya bertanya tanya apa maksud dari ucapan kakek Henim.

“Jangan terlalu berharap kamu suho, kamu tuh tidak pantas untuk di jadikan menatu dari keluarga Dirgantara” ucap Suho dalam hati menepis semua prasangkanya.

Sedangkan di lain ruangan di rumah yang sama Irene kini tengah di intrigasi oleh sang Ayah, karena dapat surat panggilan orang tua dari kampus dan di situ juga di jabarkan apa yang menjadi permasalahan hingga orang tua Irene di panggil ke kampus.

“pah, pelan pelan dong tanya nya kan kasihan putri kita jadi ketakutan begini, mama yakin ko dengan putri kita bahwa dia tidak mungkin melakukan hal yang serendah itu” ucap Mama Tere menenangkan suminya yang sedang emosi karena melihat foto putrinya yang kini tengah panas di perbincangkan.

Sedangkan Irene yang kini duduk bersama mamanya di Sofa ruang kerja papanya hanya bisa menundukkan kepalanya tidak berani mentap wajah papanya. Dengan setia mama Tere menggenggam tangan dan merangkul pundak putrinya, sedangkan papa Reeko masih tetap duduk di kursi kerjanya dengan menatap putrinya dengan tajam.

“ya sudah sekarang jelaskan kepada papa, bagaiman kejadiana sebenarnya” pintah Papa Reeko

“Yuk sayang, coba kamu cerita pelan pelan sama mama sama papa bagaimana kejadiannya, mama percaya sama kamu, kamu tidak mungkin melakukan hal yang seperti itu” ucap Mama Tere dengan lembut sembari mengelus rambut putrinya.

Memejamkan matanya sejenak lalu Irene pun mulai menceritakan kejadian sebenarnya seperti apa, dan sama persis yang tadi Suho ceritakan kepada kakek Henim.

“Dan tadi pas aku di sidang di ruang rektor, ka Suho menyelamatkan aku agar tidak di D.O dia mengaku kepada rektor dan dosen jika laki laki yang di foto itu adalah dia, dia mengakui kalau aku adalah calon istrinya” jelas Irene.

Mendengar nama Suho di bawa bawa oleh putrinya papa Reeko pun tersenyum simpul, lalu dia langsung menghubungi sang asisten.

“Hallo bob, tolong kamu gerakan IT kantor untuk menghilangkan semua Foto putri saya yang sudah tersebar di penjuru kampus, jangan sampai tercium sampai rekan bisnis kita” pintah Papa Reeko.

“Baik tuan” sahut Bobi asisten pribadi papa Reeko di kantor.

Setelah menghubi asistennya, lalu papa Reeko menghubungi salah satu pelayan di rumahnya untuk memanggil Suho ke ruang kerjanya.

“Maaf mas Suho, tadi tuan Reeko memanggil mas Suho untuk datag ke ruang kerjanya” ucap Salah satu pelayan ketika Suho baru saja keluar dari ruang kerja kakek Henim.

“Baik bi, saya kesana sekarang” sahut Suho.

“Pasti mau ngomongin masalah tadi” gumam Suho sembari berjalan menuju ruang kerja milik papa Reeko.

Tok tok

“Masuk” sahut papa Reeko.

Mendengar sahutan dari dalam, Suho pun langsung memasuki ruang kerja milik papa Reeko.

“Malam tuan, Nyonya” sapa Suho dengan Sopan.

“Malam” sahut Mama Tere dan juga Papa Reeko.

“Ada yang bisa kamu jelaskan tentang apa yang sudah terjadi di kampus” ucap Papa Reeko menatap Suho dengan tajam.

“Sebelumnya saya minta maaf kepada tuan dan Nyonya, saya sudah lalai untuk menjaga nona Irene hingga bisa terjadi masalah seperti ini, dan untuk semua itu saya siap bertanggung jawab tuan” jwlas Suho

“Bagus, memang kamu harus bertanggung jawab atas semuanya, sesuai yang tadi kamu lontarkan kepada Rektor di kampus bahwa satu minggu lagi kalian akan menikah” ucap Papa Reeko dengan lantang membuat Irene dan Suho sama sama menatap Tuan dan papanya.

“Tapi pah”

“Tapi tuan” sahut Irene dan juga Suho bersamaan.

“Kenapa, katanya kamu mau bertanggung jawab, ya hanya itu yang bisa kamu lakukan kalau tidak pihak kampus akan mengeluarkan putri saya dari kampus, bagaimana apa kamu siap?” Tanya Papa Reeko lagi.

“Siap Tuan” jawab Suho dengan tegas.

Suho selama ini sudah menyimpan perasannya terhadap Irene karena melihat dia tidak sebanding dengan keluarga gadis yang di cintainya itu dan dia juga tidak mau sampai mengecewakan kakek angkatnya itu yang sudah begitu baik terhadap ia dan juga keluarganya.

Mendengar jawaban pria tampan di hadapannya itu membuat papa Reeko tersenyum dia percaya suatu saat nanti Suho bisa menjaga dan melindungi putrinya.

“Bagus, biar besok papa akan datang langsung ke kampus dan memberi tahu semuanya” ucap Papa Reeko.

“Ya sudah, yuk mah kita istirahat sekarang” ajak Papa Reeko

“Mama tinggal dulu ya sayang, kamu tidak usah khawatir ya semuanya akan baik baik saja, tidak usah terlalu di pikirkan, habis ini langsung istirahat ya” ucap mama Tere.

“Iya mah” sahut Irene

Mama Tere pun memberi ciuman di tepat kening putrinya sebelum pergi, bergantian dengan papa Reeko.

“Papa gak marah sama kamu sayang, papa percaya putri papa anak baik” ucap papa Reeko

“Terima kasih pah” ucap Irene

“Sama sama sayang” sahut Papa Reeko sembari mengelus kepala putrinya.

Papa Reeko dan mama Tere pun berjalan keluar dari ruang kerja meninggalkan Irene dan Suho berdua. Ketika Suho hendak meninggalkan ruang kerja tiba tiba Irene memanggilnya.

“Ka” panggil Irene

“Iya kenapa?” Tanya Suho sembari membalikkan badannya menatap Irene yang masih duduk di sofa.

“Maafin aku, gara gara aku kakak jadi terjebak dalam masalah ini dan membuat kakak harus menikah dengan aku yang sudah kotor ini, harusnya kakak bisa menikah dengan perempuan yang kakak cintai, hiks...hiks..” ucap Irene sembari menangis dia masih terbayang bayang akan dirinya yang di temukan dalam keadaan polos dengan pria asing.

Suho berjalan menghampiri Irene dan berjongkok tepat di depan Irene, lalu dia raih kedua tangannya.

“Hei dengerin, bagi kakak kamu itu tidak kotor, dan mungkin memang sudah takdirnya kakak harus selalu menjaga dan melindungi kamu dari kecil sampai selamanya” ucap Suho dengan menghapus air mata Irene yang menetes di pipi gadis cantik di hadapannya itu.

“Kita mulai semuanya dari awal ya, aku harap kamu juga bisa menerima aku apa adanya, dan kita hadapin semua masalah bersama ya” ucap Suho dan Irene pun menganggukkan kepalanya.

“Asal kamu tahu Rin perempuan yang kakak cintai itu kamu, Cuma kamu dari dulu sampai sekarang, hanya saja kakak sadar diri kalau kakak tuh bukan siapa siapa disini, kakak hanya anak seorang supir” batin Suho.

Sebenarnya Irene pun merasakan hal yang sama dengan Suho tapi dia belum menyadari saja akan perasaanya, dia merasa di dekat Suho itu selalu nyaman karena dari dulu sampai sekarang Suho selalu ada dimana pun dia berada, bahkan dia lebih deket dengan Suho dari pada kakaknya, selama ini Irene hanya menganggap Suho itu hanya sebatas sebagai kakak yang selalu melindungi dan menjaganya.

BAB. 3

Sedangkan seorang pria tampan yang tak lain mantan kekasih dari Irene sudah 2 hari ini dia selalu pulang malam dalam keadaan mabuk.

"Ya ampun sayang kamu kenapa jadi begini sih, kenapa sudah dua hari ini Kai jadi suka mabuk Ben?" tanya wanita paruh baya yang biasa di panggil mama Sonya.

"siapa yang yang sudah dua hari ini pulang selalu mabuk?" tanya papa Yuno yang datang tiba tiba dari arah ruang kerjanya, dia sempat mendegar pembicaraan istrinya.

"pah.." gumam mama Sonya ketika mendengar suara suaminya.

karena selama dua hari ini ketika Kai pulang dalam keadaan mabuk papanya tidak pernah tahu. Beni yang tak lain sahabat Kai yang melihat keadaan seperti sudah memanas dia pun pamit kepada orangtua sahabatnya untuk segera pulang.

sepeninggalan Beni pulang dari kediaman mansion Salendra, Papa Yuno menghampiri istri dan putranya dan memberi tatapan tajam kepada istrinya.

"ikut papa sekarang" pintah papa Yuno dengan menarik kerah baju putranya menuju kamar putranya lalu dia masukan putranya ke dalam bathup, lalu dia nyalakan keran agar putranya cepat sadar dari mabuknya. sedangkan Kai dia terus mengigau sendiri entah apa ya g dia ucapakan papanya tidak mengerti.

"Pah, kamu apa apaan sih, kenapa anaknya di guyur begitu, nanti kalau dia sakit gimana" omel Mama Sonya ketika dia melihat anaknya di guyur pakai air shower.

"Tuh urus anak kamu, bilang sama dia sekali lagi ketahuan mabuk akan aku sita semua fasilitasnya" ancam Papa Yuno langsung meninggalkan putra dan istrinya di kamar mandi.

***

Keesokan Harinya sesuai janjinya Papa Reeko sebelum ke kantor akan datang memenuhi undangan dari Kampus putrinya dengan di temani oleh istri tercinta.

"Itu kan tuan Reeko Dirgantara Edlan bersama istrinya, nagapain ya mereka datang ke kampus kita" ucap salah satu Dosen yang melihat papa Reeko dan mama Tere berjalan menuju runag rektor.

"Selamat datang tuan dan Nyonya Reeko, suatu kehormatan bagi kami tuan dan nyonya bisa datang berkunjung, kalau boleh tahu ada yang bisa saya bantu tuan?" Sapa Pak Rektor lalu menanyakan apa tujuan pengusaha asal jepang itu datang secara tiba2 ke kampusnya.

"Saya disini memenuhi undangan pak Rektor untuk menyelesaikan masalah putri saya" jawab Papa Reeko.

"Kalau boleh tahu putri tuan Reeko siapa namanya?" Tanya pak Rektor

"Shirene Putri Reeko Edlan" jawab papa Reeko.

Rektor dan juga para Dosen kaget ketika melihat siapa orang tua Irene sebenarnya, karena selama ini menganggap jika Irene itu hanya anak dari keluarga pengusaha kecil.

Setelah mengetahui orang tua Irene adalah Reeko Dirgantara Edlan selaku salah satu pemegang saham juga di kampus, mereka pun membicarakan masalah dengan baik baik tidak dengan emosi. Dan disitu juga Papa Reeko menjelaskan seperti yang Suho jelaskan kepada Rektor kemarin, bahwa papa Reeko membenarkan jika Suho adalah calon menantunya.

"Jadi Bagaimana pak, apa putri saya tetap akan di keluarkan dari kampus?" Tanya papa Reeko di akhir pembicaraan mereka.

"Oh tidak tuan, nanti saya yang akan menjelaskan ke semua Dosen dan mahasiswa seperti apa yang di jelaskan oleh tuan Reeko kepada saya" ucap pak Rektor.

"Baik, kalau begitu saya pamit pak, karena saya masih ada kerjaan habis ini" ucap Papa Reeko.

"Baik tuan, terima kasih tuan dan nyonya sudah menyempatkan hadir" ucap Pak Rektor

"Sama sama, assalamualaikum" ucap papa Reeko.

"Waalaikum salam" sahut pak Rektor

Papa Reeko pun berjalan keluar dari ruang rektor sembari merangkul pinggang sang istri dengan posesif.

"Harusnya papa gak usah ajak kamu ya mah" ucap Papa Reeko.

"Lah emangnya kenapa pah?" Tanya mama Tere.

"Kamu gak lihat tadi pak Rektor dan dosen dosen pada lihatin kamu sampai begitu, mau tak cokel matanya" jelas Papa Reeko yang merasa tidak suka istrinya di tatap laki2 lain.

"Ada ada aja kamu tuh pah, pah" sahut mama Tere sembari mengelus pipi suaminya.

Sesampainya di parkiran ternyata asisten Reeko sudah datang untuk menjemput sang boss, dengan terpaksa papa Reeko berpisah dengan mama Tere karena mereka berbeda jalur, papa Reeko akan menuju DE Group sedangkan mama Tere akan menuju panti sosial seperti biasa dia akan mengisi waktu luangnya disana.

Tidak lama sepeninggalan papa Reeko dan juga mama Tere dari kampus, tidak lama kemudian Suho datang dengan mengendarai motornya ke kampus, karena hari ini dia ada jadwal mengajar untuk menggantikan dosen yang sedang cuti ke luar kota.

"Selamat siang semua" sapa Suho

"Siang pak" sahut para mahasiswa.

Suho pun memulai pelajaran dengan sangat ringkas dan juga jelas, bahkan banyak mahasiswa mahasiswi yang baru memuai kuliah itu merasa senang jika Suho yang mengajar mereka.

Sepanjang pembelajaran Suho bisa mendengar gosip gosip yang di bicarakan murid2 nya itu tentang foto Irene yang di jadikan sekandal itu.

"Ok silahkan, ada pertanyaan?" Tanya Suho ketika dia sudah menjelaskan tentang materi pembelajaran hari ini.

"Silahkan" ucap Suho ketika melihat salah satu mahasiswi mengangkat tangannya.

"Apa bener bapak akan menikah dengan ka Irene yang seperti wanita murahan itu?" Bukannya tanya tentang materi tapi ini mereka menanyakan hal pribadi.

"Hei jaga ya ucapan lo, ka Irene bukan cewek murahan" sahut salah satu mahasiswa yang tidak terima kakaknya di bilang cewek murahan, dia adalah Thomas Putra Reeko Edlan anak bungsu dari Papa Reeko dan juga mama Tere yang tak lain adalah adik kandung Irene.

"Lah ko lo yang marah, apa urusannya cewek murahan itu sama lo, oh jangan jangan lo juga salah satu orang yang di kencaninya juga iya" ucap mahasiswi tadi yang mengajukan pertanyaan.

"Bener bener ya kalian" ucap Thomas dengan emosi dia tidak terima kakaknya di hina seperti itu oleh teman teman kampusnya.

"Sudah cukup Thomas, kembali ke tempat duduk kamu atau tidak saya akan keluarkan kamu dari kelas" ancam Suho .

"Tapi bang" protes Thomas, tapi melihat tatapan tajam Suho akhirnya Thomas menurut kembali duduk.

"Dan untuk nona Kayla, maaf saya tidak bisa menjawab pertanyaan anda, karena pertanyaan anda tidak ada hubungannya dengan materi yang saya jelaskan, kalau tidak ada pertanyaan lagi saya akhiri pembelajaran hari ini, terima kasih atas perhatiannya semuanya, wassalamu’alaikum" ucap Suho

"Wa’alikum salam" sahut Semua mahasiswa.

Sepeninggalan Suho dari kelas, kedua sahabat Thomas pun bertanya tanya kenapa Thomas tadi bisa memanggil Suho dengan sebutan Abang dan mereka terlihat sangat akrab.

“asal kalian tahu ya bang Suho itu dari gua kecil sudah gua anggap seperti abang gua sendiri, malah gua lebih dekat dengan bang Suho dari pada dengan bang Candra” jelas Thomas

“tapi ya, Thom gua perhatiin ya , pak Suho itu mirip loh sama temen kita yang satu ini nih, iya gak sih” ucap Jhonny salah satu sahabat Thomas.

“Masa sih...coba gua lihat” sahut Thomas palu memperhatikan sahabatnya.

“Apaan sih kalian gak jelas banget tahu gak” ucap Jaefry yang memang anakanya lebih cuek dari Thomas dan juga Jhonny.

“tapi bener loh Jae kata jhonny, lo itu mirip sama bang Suho, coba gaya rambut kalian di buat sama seperti anak kembar” ucap Thomas setelah memperhatikan wajah sahabatnya itu.

“Gua juga gak tahu thom pertama kali melihat pak Suho rasanya gua pengen banget dekat dengan dia, dan gua merasa dekat dengan Almarhum bang Jaeson kalau ada pak Suho di sekitar gua” batin Jaefry, yang memang dari lahir dia belum pernah mengenal sang kakak, karena kakaknya meninggal ketika masih bayi.

Jhonny Pramono dan Jaefry Artha Surya Jaya adalah Sahabat Thomas dari mereka baru saja menginjak sekokah SMA, karena Thomas dari kecil sampai SMP dia tinggal di jepang dengan keluarganya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!