Karin berusia 23 tahun, gadis yang berasal, dari sebuah desa kecil yang terletak jauh dipelosok.
sejak kecil dia sudah ditinggalkan oleh Ayahnya.
Ibunya yang seorang janda membanting tulang mencari nafkah membesarkan anak- anaknya seorang diri
Karin memiliki sepasang adik laki- laki dan perempuan bernama Bima dan April, mereka masih duduk dibangku sekolah menengah atas.
Saat didesa, untuk membantu ekonomi keluarga, Karin berjualan kue- kue basah yang diletakan diwarung- warung kecil milik tetangga. Dari hasil penjualan mereka membagi hasil keuntungan. Meski tak mengcukupi, karin tak punya pilihan hanya itu keahlian yang dimilikinya.
Desa Karin merupakan daerah pegunungan yang subur, sehingga di kehidupan sehari- hari penduduknya mencari nafkah dengan cara bertani dan bercocok tanam.
Kehidupan mereka sangat sederhana, cenderung miskin, karena letaknya jauh dari perkotaan perekonomianya jadi berjalan sangat lambat.
Almarhum Ayah Karin, tak memiliki ternak, tanah atau lahan untuk ditanami, sehingga saat kepergianya tak meninggalkan apa pun untuk istri dan anak- anak, Hanya sebuah rumah kecil sederhana satu- satunya peninggalan sebagai tempat tinggal keluarga kecil Karin,
Karin sangat bersyukur setidaknya mama dan adik- adiknya bisa hidup tenang dirumah pribadi mereka meski kecil dan sederhana yang penting bersih dan terawat.
Setamat SMA, Karin memutuskan berangkat kekota, tujuannya hanya satu, mencari pekerjaan , meningkatkan ekonomi keluarganya, membantu ibunya , menyekolahkan adik adik yang disayangi karin hingga ketingkat kuliah nantinya.
Karin rela mengubur mimpi dan cita- cita untuk kuliah, Demi lebih fokus mencari uang untuk mereka..
sebuah Mimpi sederhana, tapi terasa sangat sulit menjalaninya. Di usia yang masih sangat muda, merantau sendirian dikota, tanpa sanak,tanpa saudara, Kadang membuat karin lelah tapi tak pernah putus asa.
"""
" kring......!!!" Alarm pagi mengusik telinga Seperti pagi sebelumnya, karin rutin bangun pukul 6 pagi tepat.
Menggosok mata sebentar untuk menghilangkan kantuk, lalu menghentikan suara alarm yang masih menjerit nyaring, di atas Nakas.
phonsel itu adalah satu- satunya benda paling berharga yang dimiliki karin, phonsel jadul kesayangan, yang bisa membuat karin dekat dengan Ibu dan kedua adiknya, meski terpisah jarak.
Kehangatan pagi menyambut, udaranya menerobos masuk melalui jendela,bersih dan segar. begitu karin membuka jendela kamarnya. Kata orang udara pagi masih bersih, belum ada polusi yang mengotori, karin menikmati, menghirup sebanyak- banyaknya udara yang masih segar untuk mengisi paru- parunya.
Bersantai sejenak didepan jendela.
Setelah merasa cukup, karin pergi membersihkan diri, dia harus pergi bekerja
Selesaii mandi dan sarapan ala kadar saja,sepotong roti dengan olesan mentega dan segelas teh manis cukup untuk mengisi perutnya pagi ini.
Sebelum berangkat bekerja, karin selalu memyempatakan diri. melihat langit, karin punya kebiasaan memperhatikan cuaca Untuk berjaga- jaga. Hari ini langit berwarna sangat biru, matahari bersinar cerah, ada awan putih bersih berarak dilangit
padahal masih jam tujuh pagi.
Memungkinkan hujan sangat tipis.
Karin tersenyum, dia tidak
harus membawa payung.
karin bekerja dari pagi hingga dini hari.
Pagi hari biasanya karin akan bekerja part time di sebuah restoran mewah, milik Sebuah keluarga kaya paling terkenal seantero negeri, karena termasuk salah satu dari lima orang Terkaya didunia. Selain memilki beberapa restoran mewah,pengusaha tersebut memiliki beberapa usaha lain yang tak kalah menggiurkan, mereka punya hotel, kapal pesiar. sebuah Mall yang sangat besar, serta usaha properti dan perumahan plus apartemen yang ditempati kaum.kaya, artis dan pejabat karena harga satu unitnya dijual seharga puluhan hingga ratusan milyar.
Karin tak terlalu memperdulikan siapa pemilik nya yang penting gajinya lancar saja sudah cukup. Sebagai pekerja lepas yang upahnya dibayar harian, karin tidak harus perduli urusan internal restoran, selama bekerja dia akan sungguh-sungguh. setelah itu, bila
menjelang sore kembali bersiap bekerja disebuah kafe hingga tengah malam.
Karin sangat tekun serta pekerja keras.
Karin pernah mendengar jika kinerja
karin bagus, manajer akan mengangkat katun menjadi karyawan tetap yang dikontrak.
dia akan menerima gaji lima kali lipat dari gaji part time, serta mendapat bonus jika ada perayaan atau hati besar. bahkan jika sudah bekerja cukup lama Perusahaan akan memberi dana pensiun bagi karyawannya. sungguh menggiurkan karin. Jika cita- citanya tercapai mudah bagi karin membantu ibu menyekolahkan adik- adik
Pagi ini karin kembali harus mendengar celotehan teman- teman mengenai Dirut utama perusahaan tempatnya bekerja, yang katanya sangat tegas dan selektif memilih karyawan untuk dikontrak.
Direkturnya masih muda tapi sangat galak dan tegas dalam mengambil keputusan.
Semua pegawai mengatakan pria itu sangat arogan, sombong serta sangat dingin karakternya.
Karin bukanlah karyawan tetap disana , dia hanyalah pekerja lepas harian dengan gaji harian. Dia tak terlalu peduli dengan urusan internal perusahaan atau restoran.Tujuannya hanya fokus untuk.bekerja keras berharap direkrut menjadi karyawan tetap disana, tak tertarik dengan kehidupan Atasannya.
Jika kinerjanya bagus managernya Abraham berjanji akan mengangkatnya jadi pegawai tetap disana.
Karin berharap bisa segera terwujud. Memiliki pekerjaan tetap dan gaji yang stabil, memudahkan Karin membantu keluarganya dikampung .
Tetapi pemilik restoran ini sangat selektif memilih pegawainya, Presdirnya terkenal tegas dan sangat kejam, karena sejak remaja dia sudah ikut terjun mengurusi perusahaan yang jumlahnya sangat banyak. Mengepalai banyak perusahaan serta memegang banyak tanggung jawab pasti sulit apalagi karin mendengar jika direkturnya masih muda.
Sifat keras pasti muncul karena kehidupan yang keras dan kaku. Dia kehilangan banyak waktu berharga dalam hidup.
pergaulan, masa remaja yang indah.
persaingan bisnis yang ketat tak memberi celah baginya ber leha - leha menikmati waktu untuk diri sendiri.
Semua itu, membuat kepribadianya menjadi kompetitif, keras dan egois, itu hanyalah pendapat karin, dia mengambil kesimpulan dari cerita teman teman tempatnya bekerja.
Semua perusahaan yang dipimpinnya bernanung disebuah perusahaan pusat yang disebut " GROUP ANGKASA RAYA" DIREKTURNYA BERNAMA JONATHAN CAISAR, sesuai dengan namanya, jonathan adalah seorang kaisar, dia cerdas dan sangat berkuasa. Pria bertangan besi, tegas dingin , kejam, terutama pada orang - orang yang tak disukainy.,
Karin sering mendengar cerita- cerita disela bekerja, mereka sangat suka membicarakan Jonathan, yang katanya berkah sangat tampan dan masih single.
Bahkan ada yang berangan- angan ingin dipesunting menjadi istrinya meski menjadi yang keseratus mereka tak akan menolak. Benar- benar konyol.
Tentu teman- teman karin hanya bergurau.
"Jonathan itu playboy, dia hanya tettraik pada wanita kaya cantik serta berkelas. Bukan pelayan restoran seperti kalian" kata Pelayan laki- laki mencemooh karyawan wanita yang memiliki khayalan tinggi.
" Memangnya kalian tidak tahu, Dia terkenal suka berganti ganti pacar sesuai suasana hatinya."
Mendengar jika pria itu suka mempermainakan perempuan membuat karin merasa muak, sekaya dan sehebat apa pun laki- laki, seharusnya dia tetap menghargai seorang wanita . Jangan karena memiliki segalanya lantas berbuat sesuka hati. itu tak patut dilakukan oleh seorang berpendidikan tinggi dan memiliki kecerdasan diatas rata- rata, tapi biar saja para wanita juga suka padanya, asal jangan karin saja,
" Amit- amit..." kata karin sambil mengetuk pelan kepala tiga kali.
Karin berharap tak pernah bertemu dengan Jonathan Caisar, meski teman teman lain, sangat ingin berjumpa dengannya, Karin sama sekali tak tertarik.
Lagipula Jonathan bukanlah orang yang mudah dijumpai karena kesibukannya mengurus perusahaan, kehadiran direstoran mereka bisa dihitung jari saking langkanya.
Karin sudah berganti pakaian dengan seragam pelayan restoran bersama- sama rekan wanita Lainya. Mereka bercakap cakap mengusir sepi berbagi cerita seputar hidup mereka yang sama- sama merantau seperti karin.
"Meta gadis manis dengan poni khas membingkai wajah dengan rambut kuncir kuda menegur Karin, basa- basi menanyakan kabar.
" Alhamdulillah,sehat met" karin menjawab ramah
" Hello guys. Apa kabar semua!??
seorang gadis cantik masuk ruang ganti menyapa sambil menepuk pundak karin dan Meta penuh keakraban.
" Hei lihat siapa yang datang! calon model masa depan..!" Seru Meta ceria.
" Aminn" Sahut Alesa megaminkan perkataan Meta
Alessa, pelayan paling cantik di restoran, dia cantik, tinggi, berkulit putih, rambutnya ikal mayang, cita- citanya menjadi model, sudah sering ikut casting di berbagai agensi tapi selalu gagal, selama dua tahun dikota ini, dia belum pernah mendapat panggilan sebagai model .
Untuk mengisi kekosongan waktunya sebelum cita- citanya tercapai.Dia bekerja paruh waktu direstoran .
Waktu telah menunjukan pukul delapan tepat.
Abraham, manager restoran, masih muda, dan ganteng, mengumpulkan semua karyawan untuk apel pagi. Biasa akan memberi pengarahan dan masukan, terkadang memberi semangat pada karyawan- karyawati untuk bekerja lebih giat.
Anaraham pria yang ramah dan welcome terhadap bawahan, dalam kamusnya tak da bawahan dan atasan, dalam bekerja cukup saling menghormati dan saling menghargai saja agar keadaan nyaman, tapi ABaraham cukup tegas terhadap setiap pelanggaran.
Bram pria keturunan Tiongkhoa, berwajah menarik, kulit putih, mata agak sipit,dia Sifatnha ramah dan sangat bersahabat.
Meta dan Alessa , sangat menyukai Abraham, mereka memujanya, bersaing mendapatkan hati pria itu.
Semua karyawati Resto yang masih singgle pasti menyukai Abraham, kecuali Karin yang menganggap Bram sebagai atasan nya saja.
Alasannya, karin punya pacar namanya Edwin, Hubungan mereka sudah berjlan sejak kecil, Edwin adalah teman sepermainannya sejak kecil, sama- sama berasal dari kampung. Saat ini, Edwin masih kuliah dikota yang sama dengan Karin. Meskipun masih dalam satu kota, mereka sangat jarang bertemu karena kesibukan masing- masing.
meskioun tak pernah saling mengungkapkan cinta, tapi mereka sama- sama tahu, memiliki perasaan yang sama,
Selama tiga tahun Karin berada dikota ini, Edwin belakangan malah terlihat menjauh cenderung menghindar. Karin tak mau berburuk sangka, tetap berpikir positif terhadap Edwin.
" Ehem!!" Abaraham berdehem, membuyarkan lamunan karin.
Abraham masih berdiri didepan, melihat karin tajam dengan senyum khasnya.
ramah.
karin jengah mengalihkan tatapanya ke arah Meta dan Alessa yang selalu terlihat bersemangat bila berhadapan dengan Bram.
Mata mata mereka berbina begitu melihat Abraham, apalagi ketika pria itu tersenyum manis, mereka akan menganggapnya Anugrrah, Tanpa mereka Sadari, Perhatian Bram justru tertuju pada Karin.
Karin yang berdiri tepat dibelakang Meta dan Alessa, entah kenapa karin sangat yakin jika Bram memang tersenyum padannya setiap kali bertatapan dan senyuman itu mengandung sesuatu yang sulit Karin pahami
Setelah mendapat petuah dari Abraham semngat karyawan kembali berpacu, terutama Meta dan Alessa.
" Nggak tahu kenapa ya, tiap melihat wajah manager , gue kok ngerasa dunia ini berbunga- bunga" ucap Meta.
"itu tanda kalau.kamu jatuh cinta.." Sahut karin."
" Sembarangan, masa Meta suka manajer.." Rajuk Alessa
" Emang kenapa, wajar Dong! berarti gue maaih normal, kalau gue suka elo baru aneh, .artinya kepala gue udah konslet, pak bram itu ganteng, sukses, baik lagi.."
" Tapi gue juga suka dia,masa kita jadi saingan.." Kata Alessa manja.
" Nggak dong, selama janur kuning belum melekung, belum ada cincin dijari manis, siapapun bebas mengejar. kalau mau bersaing kita lakukan secara sehat" Tantang Meta.
" Ok, Gue setuju, Ayo rebut hati Abaraham Dinata.
"Ayo! siapa.uang nolak!" sahut Meta kocak.
Mereka pun tertawa bersama.
" Udah selesai debatnya? sekarang saatnya kerja sebelum manajer memecat kita, dan kalian batal daoatin hatinya.
Sementara itu,tanpa di.sadari karin, Abraham dari kejauhan memandangi Kari sambil tersenyum.
Dia sangat menyukai gadis itu, setelah menyelamatkanya dari kecelakaan kecil didapur Restoran
Sore pun akhirnya tiba, Setelah berpisah dengan teman- teman di halte, Karin menaiki bis yang mengantarkannya ke kafe, tempat ia mengais rezeki berikutnya.
pemiliknya bernama Erika.
Kafe itu sebenarnya tidak terlalu besar.Namun desain dan interiornya sangat menarik, kafe sederhana namun memiliki nuansa hangat dan manis.. Berkat tangan dingin Erika,
menjadikan kafe itu begitu di minati oleh setiap generasi, tua dan muda, kopi dikafe itu juga terkenal sangat Enak.
kafe ini buka dari jam tiga siang sampai dengan jam 12 malam. karin senang bekerja di kafe ini, pemiliknya sangat Baik. Erika hanya memperkerjakan tiga orang karyawan termasuk karin.
Di kafe ini pekerjaan karin lebih santai, karena pengunjungnya yang beragam kalangan, berbeda dengan bekerja restoran yang kebanyakan dari mereka adalah kalangan menengah ke atas.
Karin dituntut untuk memperhatikan attitude, penampilan, Bahkan saat berbicara hanya seperlunya saja.
semua terasa sangat kaku.
Malam itu kafe sangat ramai, karin dan teman- teman dibuat sangat sibuk, karena menjelang week end, banyak orang ingin bersantai menghabiskan malam minggu.
meski lelah karim sangat bersyukur yang berarti bonus sudah menanti di akhir pekerjaan.
Kafe bertambah istimewa ketika sepasang kekasih masuk kedalam kafe.
Mereka berjalan beriringan. Tangan si wanita merangkul lengan pria dengan wajah puas dan bangga.
Dia terlihat bahagia bersandar manja di lengan kokohnya. Sengaja memamerkan kemesraanya pada semua pengunjung kafe.
keduanya segera menjadi pusat perhatian.
. Dua orang yang sangat mempesona. Mereka ibarat tokoh tokoh utama dalam sebuah Novel dan drama
Begitu serasi. sedap dipandang mata.
Prianya, Seorang yang sangat tampan dengan wajah putih bersih, hidung mancung bibir berbentuk sempurna berwarna merah muda, tinggi dan gagah.
Dia itu tampak tinggi menjulang saat berjalan,
Mungkin tingginya mencapai 183 cm, dia mereka berjalan menggandeng gadis.yang sangat cantik, mesra sekali.
Keduanya sangat acuh, tak perduli menjadi pusat perhatian.
pria itu memperlakukan gadisnya dengan sangat baik, tiba di meja dia menarik kursi dan membiarkan gadis itu duduk nyaman dulu, kemudian dia sendiri duduk didepannya.
Mereka terlihat berdiskusi sejenak. Wanitanya benar benar cantik dengan rambut lurus ikal dan panjang yang dibiarkan tergerai. Pakaianya terlihat santai, hanya kaos oblong warna putih dengan jeans berwarna biru langit. Sangat serasi ditubuhnya yang langsing.
Meski hanya sebuah t- shirt putih polos. Karin yakin harga bajunya pastilah sangat mahal.
Semua Orang mencuri lirik penasaran menatap mereka.
Pria tampan itu sangat acuh tak perduli sekitarnya.
Matanya hanya tertuju pada buku menu membaca isinya.
" Kamu tahu siapa pria itu ???" Tanya Siti salah satu dari 3 karyawati kafe berbisik pada karin yang memang berdiri bersisian. Mata Siti melirik diam diam pada tamu mereka yang menonjol itu.
Karin dan siti sedang meracik kopi, membuat pesanan, karin kemudian mengisinya dalam gelas, Reva datang mengantarkan pesanan ke meja- meja pengunjung.
" Memangnya kamu kenal mereka? Karin bertanya balik " Apakah mereka pasangan Selebriti ?? " Tanyanya penasaran
karin memang tidak pernah nonton tv, Selain tidak punya tivi, juga tak punya waktu.
Siti menggeleng tegas.
"Pria itu adalah Atasanmu, dia pemilik Restoran tempat kamu bekerja..Jonathan
Caisar"
Karin tepana.
" Astaga! tampan sekali...pantas selalu jadi ternding topik diantara teman- temanku direstoran." Seru karin tanpa sadar. Dia semakin pemasaran melihat ke arah Jonathan.
Teman- teman wanita pasti Iri, jika besok ia menceritakan peristiwa langka ini.
Karin bertemu Jonathan.kira- kira bagaimana reaksi mereka.
Karin senyum- senyum sendiri.
" Ya tuhan guanteng nya kebangetan..pantas dia sangat terkenal' lanjut siti bersemangat.
Tak sadar karena kagum pada wajahnya. karin memandangi jonathan tanpa berkedip dia sangat kagum dengan pesona pria itu.
Belum pernah karin melihat pria sesempurna itu selama hidup,kecuali di televisi .
Deg !
Jantung Karin hampir lepas ketika mata tajam Jonathan tiba-tiba mengarah padanya. Mereka saling menatap, hanya sekilas. karin merasa jengah dan menunduk lebih dahulu, dia beristifar dalam hati saat merasakan janyungnya berdebar hebat.
Jonathan kesal dengan reaksi karin, kembali menatap wanita di depannya.
" Astagfirullah! kaget sekali, kenapa dia melihat ke arahku.tatapannya sangat dingin membuat tubuhku mengigil takut." batin karin.
Erika datang memberikan pesanan Jonathaan pada Karin dan memerintah karin untuk mengantar pesanan mereka.
"Kenapa.harus aku, mba..?" protes karin
" Kau adakah pegawainya, lagipula kamu pasti sudah biasa bertemu orang- orang penting diretiran tempat kamu bekerja, pasti mudah bagimu bertemu Jonathan."
Erika beralasan.
Karin ingin protes kembali, tapi tagapan penuh permohonan dati Erika membuatbkatin tidak tega.
Karin menguatkan diri fan hati.
rupanya bukan hanya dia yang merasa takut pad jonathan, teman- temanya juga merasakan hal yang sama.
Karena sudah terbiasa menghadapi pelanggan kaya dari kalangan kelas atas Karin terlihat percaya diri mengantar minuman pada mereka.
Karin Sudah tiba dimeja tempat jonathan dan Kekasihnya berada.
Namun siapa yang menyangka akan terjadi masalah besar kepadannya.
Saat meletakan gelas didepan Jonathan, tanpa sengaja kaki Karin tersandung kaki meja. gelas kopi yang ia bawa dan belum sempat menyentuh meja.justru oleng isinya tumpah mengenai Wajah jonathan.
" Ouh! Panas..!' Jonathan memekik kaget sambil mengelus wajahnya yang terkena percikan kopi.
Karin panik bukan main. Sampai tak bisa.berpikir dengan jernih. dia juga ketakutan, kopi itu masih panas pasti wajah tampan Jonathan menjadi cendera.
Karin dengan cekatan mengangkat celemek, memakainya untuk menyeka wajah Jonathan.Jonathan terkejut berusaha mencegah Karin menyentuh wajah dan jas nya yang basah.
" Ma- maaf..." Seru Karin berulang kali menahan tangis dan takut. wajahnya pucat pasi. Rumor tentang kekejaman Jonathan berkelebat tiba- tiba.
.
kontan emosi Pria itu semakin meluap memuntahkan laharnya.
Melihat wajah Jonathan yang mulai di penuhi aura gelap membuat karin menghentikan aksinya. Dia hanya bisa menunduk ketakutan. tak tahu harus berbuat apa untuk meredakan amarah tamunya, Karin tahu ia salah, tapi benar- benar tidak sengaja melakukannya.
Dia menatap Karin dengan kemarahan yang sulit dilukiskan dengan kata- kata.
Karin ingin menggali lobang dan menutup diri sendiri disana Agar Jonathan tak perlu lagi membunuhnya, saking takutnya.
," KAU SUDAH MAU MATI APA !!!!!?" Dia membentak karin dengan Wajah memerah. Entah karena marah atau karena efek kopi panas. Karim tak berani memastikan dia hanya menunduk menatap ubin.
"Berani sekali kau menyentuhku...!!!" sambil mendorong Karin kasar. kemudian meraih Tissu dan menyeka wajahnya sendiri
Ma...ma..maaf tuan.." Karin terlihat panik dan salah tingkah.
" Kamu punya mata tidak..!! kerja saja tidak becus.." perempuan disisi Jonathan ikut emosi sambil menarik Karin menjauhi prianya.
Jonathan mendorong kursi kasar dan keluar tanpa berkata kata. Hatinya benar benar kesal hari ini.
Hari ini dia mendapat telpon dari mamanya yang berada di Eropa. Memberitahukan Rencana pernikahan Jonathan dengan Abigail,Putri sahabat papa. Gadis itu akan selesai kuliah satu bulan lagi lalu kembali ke kota J ini.
Abigail akan pulang bersama dengan Mama dan papa.
Selama ini Orang tua Jonathan berada di luar negeri bersama Adik bungsu Jonathan.
Papa akan mengadakan pertunangan mereka dulu., baru kemudian mengadakan pernikahan.
Sementara Jonathan belum mau menikah. Dirinya enggan terikat dengan satu wanita saja.
Masih ingin bebas menjalani masa lajangnya, berkencan dan bekerja.
Gadis cantik yang saat ini bersamanya Adalah Elina, anak seorang Staff penting yang berkerja di perusahaan Angkasa Raya. Ayahnya Elina juga sahabat papa Jonathan, namun mereka tak berada dalam status yang sama seperti papa Abigail. Elina jatuh cinta sejak kecil pada Jonathan, Hingga dia selalu berusaha mendekati pria idaman nya dengan berbagai cara.
Usahanya selama bertahun tahun membuatku hasil. Sudah dua tahun ini mereka melakukan hubungan tanpa status.
Elina sangat menyukai Jonathan yang tampan, cerdas, serta pujaan para wanita, Memilikinya seperti memenangkan sebuah trophy, Sayangnya Jonathan adalah pria dingin yang tak tersentuh. Hatinya seperti sebalok Es dikutub Utara yang tak mudah mencair
Meski sudah lama bersamanya Elena belum bisa menyingkirkan Es yang bersarang di hati pria itu.Cinta Jonathan masih merupakan misteri yang harus dipecahkan Agar bisa memenangkan hatinya.
Elina berharap dengan kencan kencan kecil yang manis seperti malam ini, Jonathan tertarik padanya.
Mengusir rasa kesal Jonathan pada Mama dan papa. Dia mengajak Elina minum kopi sambil mengobrol ringan, mereka tertarik pada kafe Erika saat melintas dan memutuskan mencoba kopi nya.
Maka sampailah mereka di kafe tersebut
Meskipun kafe kecil kopi disana sangat enak, Sebenarnya Jonathan risih dan malas berada di tempat ramai karena menarik perhatian, Apalagi kaum hawa yang menatapnya penuh nafsu seperti yang dilakukan wanita itu yang berdiri dimeja bartender kafe. Dia menatapnya tak berkedip seolah olah ingin menelan Jonathan kedalam matanya. Membuat Jonathan merasa dirinya i adalah makanan enak baginya.
Sejak bertemu pandang dengannya Jonatham sudah sebal padanya.
Dan tiba tiba gadis itu menumpahkan kopi ke wajah dan bajunya .
Jonathan Yakin gadis itu sengaja melakukan untuk menarik perhatian darinya..
"Tapi haruskah dia menumpahkan kopi panas di wajahku?, Hanya untuk menyentuhku, Dasar Gadis sialan!" Jonathan mengelusi Wajahnya yang masih terasa sedikit perih.
Selama ini banyak wanita selalu mencari perhatiannya. Jonathan merasa sangat muak dengan mereka. Gadis cantik yang modis saja kadang kadang jika berlebihan membuatnya ilfil..Apalagi gadis kafe tadi yang punya tampang apa adanya.
tadi dirinya sempat melirik gadis itu. Wajahnya berbentuk hati dengan mata besar memiliki senyum yang cukup manis Menurut Jonathan.
Kulitnya tak terlalu putih namun juga tidak hitam.
Kelihatan polos dengan kunciran rambutnya yg sepunggung
.
Jonathan memasuki mobilnya bersama Elina.
Pria itu serius menyetir dan lebih banyak diam sejak keluar dari kafe. Dia Mengabaikan Elina begitu saja. Seolah dia lupa Gadis itu ada disana bersamanya.
Pernikahan yang direncanakan orang tua jonathan telah merusak suasana hati jonathan.
Dia mengenal Abigail sebagai gadis yang sangat cantik, cerdas lulusan fakultas luar negeri, jurusan Management bisnis.
Dia juga merupakan putri seorang penguasa kaya dan terhormat,,, Seorang pendamping sempurna bagi seorang pengusaha sukses seperti dirinya.
Ya, dia akan menikahi Abigail, tapi suatu saat nanti. Tidak sekarang.
Jonathan menghela nafas meredakan kesal di sudut hatinya.
"" Jo..kamu diam terus sejak keluar dari kafe, masih kesal dengan peristiwa tadi ya?? " Tanya Elina dengan suara manja. membuyarkan lamunan jonathan.yang sedari tadi membatin sendiri.
Jonathan tersenyum
" Maaf Eli, aku membuatmu bosan."
Elina menggeleng,
Cup!
Tiba- tiba dia mencium pipi Jonathan sayang
" Masih sakit ya jo..?" Tanyanya lembut lalu mengelus bagian wajah jonathan yang terkena tumpahan kopi.
Lalu wanita itu memandangi wajah Jonathan dengan kekaguman.
Jonathan menyadarinya, Dia melirik sekilas.
Elina tak melepaskan pandanganya, Dia semakin Intens menatap pada pria itu, Lalu jemari lentiknya mengelus ngelus punggung tangan Jonathan yang memegang setir.
Memberi rangsangan pada pria itu.
Elina sedang menggodanya.
Jonathan melebarkan senyumnya, seolah paham niat Elina, dia menepikan mobil di pinggir jalan yang cukup gelap dan sepi.
Kini tatapan beralih penuh terhadap Elina.
Keadaan menjadi hening sesaat diantara mereka, Mereka hanya saling menatap, berbicara lewat mata,. Jonathan mendekati Elina
Tatapan matanya yang tajam namun lembut membuat Elina seperti tersihir hingga membuat dirinya terdiam menantikan hal yang lebih intim dengan Jonathan.
Perlahan tapi pasti Jonathan mendekatkan wajahnya dengan Wajah Elina. Jantung Elina berdebar menerima tatapan lembut dari pria yang dicintainya. Mata Elina tak berpindah dari Bibir jonathan, sungguh pemandangan yang indah bagi Elina. Harum tubuhnya memberi Aura maskulin tersendiri.
Elina sangat tergoda.
Tak sabar menanti Elina telah lebih dulu bergerak mencium Jonathan dengan Agersif.
Jonathan Tak menolak Dia berusaha mengikuti permainan Elina. Wanita itu semakin berada di puncak gairah. Dia mulai menginginkan lebih dari Jonathan. Jemari lentiknya bergerak kesana kemari dengan bebasnya tanpa ia sadari.
Jonathan mulai merasa kewalahan dengan perilaku si gadis
Pria itu mendorong gadis itu pelan. Lalu menatap Wajah sayu Elina yang sedang bergairah."
Dengan tersenyum.manis dia berkata,
" Eli, Sudah Larut, Orang tuamu pasti cemas menunggumu saat ini, kita pulang ya!, Lagipula Aku lelah sekali malam ini.." Tanpa menunggu jawaban Elina,
Jonathan segera menstarter mobilnya dan menjalankan kembali.
Elina merasa kecewa sekaligus malu hatinya. Penolakan yang ke sekian kali yang diterima Elina dari Jonathan. Dia hanya memendam rasa kecewanya tanpa berani protes.
Setelah mengantar Elina pulang. Jonathan segera pulang kerumahnya yang sebesar Istana.
Namun terasa kosong dan sepi, Dia tinggal sendirian di sana.
Rumah yang dibangun papa, Sejak perusahaan nya menghasilkan triliunan dollar dalam sebulan.
Rumah itu di rancang bergaya mediterania, dengan Lima belas kamar mewah dengan fasilitas sangat lengkap.
Namum memiliki Ukuran yang berbeda dengan yang ditempati sang penghuni rumah.
Kamar Mama, papa, jonathan dan sisi memiliki Ukuran lebih besar dan Luas dari 13 kamar lain tentunya.
Rumah itu juga dilengkapi kamar pembantu yang berada di.bagian belakang , dekat dengan Dapur dan area gudang. tujuannya agar mereka lebih leluasa dan tak bercampur dengan para majikan.
Rumah mewah tersebut juga mempunyai ruang bawah tanah yang sangat luas tersembunyi, Puluhan mobil mewah terpakir berjejer dengan rapi disana. Ruang bawah tanah itu merupakan Sebuah garasi, tempat Jonathan dan Papa menyimpan koleksi mobil mewah mereka.
Jonathan adalah putra sulung Rahardian, Pendiri Angkasa Raya company group.
Rahardian juga memiliki seorang putri Remaja berusia 19 TAHUN, saat ini gadis tersebut sedang kuliah di luar negeri.
Karena itu orang tua Jonathan menetap disana untuk menemani sang Adik.
Jonathan juga sudah cukup dewasa untuk mengurus perusahaan, Usianya sudah 28 tahun, Dan dia sudah memimpin perusahaan sejak usia 18 tahun. Pria itu sangat jenius, Usia 18 tahun dia sudah menyelesaikan kuliah S- 1 nya , dan langsung terjun ke dunia bisnis menggantikan sang papa.
Jonathan memasuki Rumahnya dengan letih, Seketika Aura sepi menyergapnya. Rumah besar itu terasa kosong dan hampa.
Meskipun sejak kecil dia sudah terbiasa dengan suasana , tetap saja terasa perih setiap dia memasukinya, seolah itu merupakan sebuah Dejavu yang diulang ulang dalam ingatannya.
Sejak kecil, Mama dan Papa selalu sibuk dengan pekerjaan mereka, jarang dirumah memberii kehangatan pada Jonathan dan sisi. Mereka di asuh dan dibesarkan oleh seorang pengasuh dan para pelayan.
Dia Langsung masuk kamar, menekan sebuah Interkom yang ada disana
" Pak rahmat, aku ingin mandi siapakan air panas segera, aku menunggumu dikamar." panggilnya pada kepala pelayan yang sudah puluhan tahun bekerja di keluarga Rahardian.
Pak Rahmat yang usianya Sudah 48 tahun tergesa menuju ke kamar Jonathan, Dia tak ingin menjadi sasaran amuk, Pria muda itu paling tak suka menunggu.
" Perintahkan Chef untuk membuat makan malam ringan untukku, karena aku belum sempat makan malam tadi."
Pinta nya saat pak Rahamat selesai.dengan tugasnya di kamar Jonathan.
Jonathan memasuki Bathtub yang berisi Air hangat, seketika tubuhnya terasa Rilex dan segar. Pikirannya melayang pada Elina dan ciuman panas Elina di mobil tadi. Tapi dia kecewa dengan Respon tubuhnya yang tak bereaksi semestinya pada ke agresifan Elina. Mengapa dia tidak bisa merasakan apapun terhadap ciuman tersebut. Perasaan gusar meliputi kepala Jonathan dia menyisir rambutnya dengan kasar karena frustasi.
Kenapa Trauma masa kecil memberikan efek sebesar ini pada masa depannya.
Dia yang terlihat tampan sempurna, namun siapa yang tahu, jika dia memiliki Rahasia kelam dalam hidup, dan itu merupakan kekurangan terbesarnya.
Sementara karin sudah berada dikamar kost nya yang sempit.
Kejadian di kafe mengulang di kepalanya.
Seperti sebuah kaset yang terus menerus diputar secara berulang.
Bertapa Malu dan kesalnya Erika. Karena kecerobohan karin.
Kehilangan pelanggan se elit Jonathan
Padahal kehadiran Jonathan di kafe kecil seperti Milik Erika sangat Langka menjadi Anugerah tersendiri, Pria itu bisa menjadi Iklan dan nilai jual lebih pada keberadaan kafe kopi miliknya. karin sudah menghancurkan semangat Erika, Pria itu pasti tak akan pernah mau minum kopi lagi disana.
" Aduuuh..Karin, bodoh! bodoh!.." Dia mengumpati diri sendiri dengan gemas.
Karin merasa sangat sedih, dia butuh seseorang untuk menenangkan dan memberinya sebuah semagat.
Orang itu Adalah Edwin, kekasihnya.
Karin mengekuarkan Phonsel Jadulnya memencet tombol beberapa kali terdengar nada berdering diseberang..
" Halo sayang...." Karin menyapa gembira ketika seseorang mengangakat panggilannya.
" Sayang kamu apa kabar? lagi ngapain.?? " Tanya karin penuh semangat.
Belakangan ini Edwin sangat sulit di hubungi dan tak pernah menghubungi.
" Kabarku baik kok, Aku lagi ngerjain tugas kampus nih! sayang aku sibuk banget belakangan ini, Maaf jadi jarang ketemu dan telpon. kamu sendiri gmana? bagaimana pekerjaanmu hari ini, semua Lancar saja kan?". Tanya Edwin tanp henti, membuat mood Karin membaik dengan pertanyaan Edwin yang penuh perhatian.
Walaupun Edwin tak sekaya dan seganteng Jonathan bahkan sangat jauh standar ketampanannya. Tapi perhatian pria itu membuat dirinya berbunga bunga..
Tapi...Ups! kenapa membandingkan Edwin dengan Jonathan.
Jelas beda lah levelnya saja berbeda.
" Pria sombong itu, Rasanya aku ingin sekali menyiramnya dengan sebaskom kopi panas"
Karin jadi kesal Lagi bila teringat pada Jonathan.
" Sayang kamu punya simpanan gak..? " tanya Edwin tiba tiba
Karin terdiam sesaat, Dia tahu arah pembicaraan Edwin
" Kenapa Win?"
" Aku lagi butuh duit ni buat bikin Makalah. Nggak banyak sih sejuta saja Kalo kamu ada pinjamin dong. Aku janji pasti ganti gantl kalo ayah sudah ngirimin duit" Pinta Edwin penuh harap.
Sebenarnya karin agak berat hati meminjamkan uang untuk Edwin, Selain harus mengirim untuk ibu, Dia belum membayar sewa kos. Dia sudah mengumpulkan tiga bulan secara susah payah, dengan cara bersikap sehemat mungkin pada gajinya.
Jika dia meminjamkan pada Edwin, dia yakin pria itu ingkar pada Janjinya seperti selama ini yang sering dilakukan Edwin.
" Sebenarnya Aku ada sedikit simpanan, tapi... .
"Tapi Apa Rin?, Kamu nggak percaya padaku,Tenang saja deh, semua uang mu akan aku ganti kok. Dulu waktu dikampung aku selalu bantuin kamu, ngasih duit buat bantu keluarga kamu..aku juga gak perhitungan kan?? ." .Edwin mulai lagi mengungkit ungkit. Senjatanya saat kepepet seperti ini
" Tapi saat ini aku benar nggak bisa bantuin kamu Win, Aku harus bayar kos, aku Akan di usir kalau terus nunggak, ini sudah tiga bulan aku telat Win...Lagipula kamu juga gak pernah bayar duit yang aku kasih kekamu, Padahal Ayahmu selalu mengirim uang bulanan lebih buatmu, Kamu bahkan baru beli mobil baru sebulan Lalu.. ." Ucap Karin terus terang.
" Iya aku ngerti, tapi Kali ini aku Janji pasti bayar, Tolong aku Rin, masa aku.gagal di mata kuliahku ini hanya karena gak bikin makalah karena tak punya uang, kalo bukan ke kamu lalu aku harus minta tolong siapa lagi.. please dong sayang." Bujuk Edwin makin memelas.
Akhirnya Karin mengalah. Dia mengirim sejumlah uang yang di minta edwin. Tak Lupa berpesan agar Edwin membayar tepat saat jatuh tempo pembayaran uang sewa kost Karin.
Sementara Edwin di dirumah kontrakannya sedang bersorak gembira bersama Amel pacar barunya di kampus. Menertawakan kebodohan Karin yang bisa dimamfaatkan Edwin begitu saja.
" Kamu pinter banget Win, Bisa pesta kita malam ini. Kita dugem ditempat biasa malam ini, Oh ya ajak juga Alan dan Ryan, biar tambah rame.." Perintah Amel sambil mencium Edwin sepintas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!