NovelToon NovelToon

Terjerat Rayuan Lelaki Pemuja Nafsu

Bab 1

 " hai sayang .. Lagi apa nih ? " 

Isi pesan dari seseorang yang diberi nama safi oleh aluna di ponsel jadulnya .

" baru selesai pelajaran , maaf ya baru bisa balas pesan kamu habisnya tadi ponselnya harus dimatikan saat jam pelajaran "

Baru saja menyentuh tombol send to ..

" cieee , aluna ternyata sudah punya pacar loh teman teman ..hahaha .."

Teriak rendi mengejutkan aluna yang masih memegang ponsel jadul itu dengan menunduk malu , ternyata dari tadi rendi ,teman sekelasnya memperhatikan aluna dari belakang .

Semua yang ada di kelas menyoraki aluna seolah ini adalah hal langka karena aluna yang cupu dan introvert serta berpenampilan yang lusuh itu terkesan aneh jika sudah memiliki kekasih .

Aluna segera memasukan ponsel ke dalam saku rok abu abunya dan membawa tas keluar kelas untuk segera pulang karena merasa sangat malu dengan sikap rendi tadi .

Tiba di parkiran hanya ada 2 sepeda kayuh disana , yang jelas satu sepeda mini model baru itu milik anak seorang dokter yang rumahnya memang dekat dengan sekolah beda dengan aluna yang memang hanya memiliki kendaraan seadanya asal bisa sampai di sekolah meski jarak lumayan jauh .

" huffftt .. Malas sekali sebenarnya mau pulang , harus ngayuh sepeda lagi "

Aluna menggerutu sendiri tapi tetap segera memegang setir untuk keluar dari parkiran namun tiba tiba terasa berat .

Aluna menengok ban belakang karena ban bagian depan masih kondisi normal dan tidak kempes .

" aduhh ..baru saja tadi pagi di kasih angin , kok habis lagi sih apa bocor ya ? "

Ucap aluna memegang ban bagian belakang yang tampak sudah tak berangin sama sekali .

" gimana nih , semua udah pada pulang juga kalau mau bareng juga bareng siapa lagi , "

Aluna bicara sendiri karena memang kondisi sudah sepi tak ada siswa lain selain dirinya di parkiran .

Karena sibuk dengan fikiran sendiri aluna terkejut dengan tepukan di punggungnya .

" hah .. "

Aluna menoleh ternyata ada miko dibelakangnya , pemilik sepeda mini model baru anak dari seorang dokter umum di desanya .

" kenapa al ? Bocor ya ban sepeda kamu ? "

Tanya miko memperhatikan ban sepeda aluna di sampingnya .

" iya nih ko , bingung mau gimana "

Jawab aluna salah tingkah karena aluna memang mengagumi sosok miko yang rendah hati dan selalu humble pada semua orang tanpa pandang bulu .

Miko dulu teman seangkatan aluna saat es em pe , selain rendah hati dia juga termasuk siswa yang paling pandai seangkatannya dan kini justru satu sekolahan lagi dengan aluna .

" mau aku bantu ke bengkel atau bagaimana al ? "

Tanya miko menatap aluna dengan iba tapi membuat aluna merasa semakin geer padahal miko hanya kasihan padanya .

" emm .. tidak usah ko , aku juga lagi gak bawa uang biar aku cari teman yang searah saja jadi bisa barengan "

Jawab aluna salah tingkah hanya karena tatapan miko padanya .

" kalau begitu kamu pakai saja sepedaku besok kan sekolah lagi jadi gak perlu bolak balik biar sepeda kamu dititip saja ke ibu kantin yang masih buka itu gimana ? "

Ucap miko lagi semakin membuat aluna tak karuan .

" gimana ya ko ?? kamu pulangnya nanti gimana dong ? "

Tanya aluna bingung sendiri .

" aku bareng andi nanti mau ke warnet soalnya ada tugas kelompok , "

Jawab miko .

" iya deh , aku pinjam ya sepeda kamu besok aku bawa lagi kesini , makasih ya ko sebelumnya "

Ucap aluna tersenyum malu malu .

" oke , kamu segera pulang saja biar aku yang bilang ibu kantin buat titip sepeda kamu "

Jawab miko membalas senyum aluna .

Aluna pulang dengan mengayuh sepeda mini model terkini yang selalu jadi impiannya selama ini .

Sepanjang jalan senyum senyum sendiri tanpa henti bak orang yang sedang kasmaran .

Sampai di rumah ..

" sepeda siapa tuh yang kamu pakai ? terus sepedamu sendiri kemana hahh ? "

Tanya mbah sani , nenek aluna sedang menjaga adik bungsunya yang masih berusia 3 tahunan .

" bocor nek , gak punya uang terus aku titipkan ke ibu kantin , ini sepeda punya teman dipinjami dulu "

Jawab aluna memarkirkan sepeda miko di dalam biar tidak sembarang dipakai orang karena takut ada yang rusak dan disuruh mengganti .

" bodoh sih kamu itu , makanya ban sepeda itu jangan sampai kehabisan angin , bocor kan tuh jadinya "

Umpat mbah sani yang entah benar atau tidak teorinya itu membuat aluna jengkel karena selain suka membuat teori tak masuk akal versi dirinya neneknya itu juga suka berkata kata kasar dan menyakiti hati .

Aluna segera ganti pakaian dan berjalan kedapur berharap ada sedikit makanan yang layak .

Saat tudung saji terbuka hanya ada secentong nasi kering sisa dari tetangga selamatan yang bercampur dengan sedikit serundeng .

Tes ..

Air mata aluna menetes begitu saja , 

".begitu sialnya hari ini , setelah ban bocor ternyata masih ada lagi yang lebih menyakitkan "

Gumam aluna mengelus perutnya yang lengket karena dari tadi malam tak makan apapun .

Ibunya sibuk dengan ke dua adiknya yang masih kecil kecil .

Aluna adalah empat bersaudara , dirinya anak pertama dan yang nomor dua laki laki berjarak tak jauh darinya namun sudah tak mau sekolah lagi selain segi biaya juga karena andi tak ada niat untuk sekolah hanya karena malas mikir katanya .

Nomor tiga dan empat keduanya perempuan , yang  ketiga duduk di kelas 1 sekolah dasar dan si bungsu masih berusia 3 tahun .

Begitu rumitnya hidup aluna , harus mengalah untuk semua adiknya karena ibunya tak bekerja sedangkan ayahnya entah kemana sejak adik bungsunya berusia 1 tahun katanya pergi merantau tapi sampai kini tak ada kabar sama sekali .

Kehidupan mereka hanya bergantung pada belas kasih kakek dan nenek dari ayahnya .

Meski tak sepenuhnya mencukupi namun bisa mengganti nafkah ayah yang terabaikan selama ini sehingga masih bisa makan walau seadanya .

" lunaaa .. Cepat kesini gantian jaga adik kamu nih , ngapain ganti baju lemot banget kaya bekicot , "

Teriak mbah sani membuyarkan lamunan sedih aluna didepan tudung saji .

" iyaaa nek , sebentar aku lagi nengok makanan di dapur ada apa tidak soalnya laparrr banget nek "

Jawab aluna dibuat sesedih mungkin biar neneknya merasa kasihan dan memberi sedikit uang untuk sekedar beli mie instan .

" jangan hanya makan aja yang ada di pikiran kamu itu , kerja dulu baru makan .." 

Bentak mbah sani memelototi aluna di depannya .

Aluna hanya mampu berdiam diri , mendebatpun percuma karena neneknya tipe orang yang susah keluar uang kalau bukan untuknya sendiri .

" sana jaga adik kamu , tunggu ibu kamu pulang cari rumput habis itu pasti masak ,nah setelah itu baru kamu bisa makan "

Ucap mbah sani masuk ke kamarnya untuk tidur siang membiarkan cucu pertamanya itu kelaparan dulu .

Baru saja duduk menemani miska bermain sudah terdengar teriakan manis neneknya lagi .

" alunaaaa ..sini kamu cepattt "

Suara mbah sani terdengar nyaring ditelinga aluna , mau tak mau aluna segera menggendong miska dan berlari mendekati neneknya karena jika tidak maka akan semakin menjadi jadi nantinya .

Bab 2

Aluna menyibak kelambu gantung kamar neneknya ,

" ada apa nek ? "

" kamu itu sekolah setinggi ini gak ngerti ngerti juga ya , sudah dikasih tahu kalau baju seragam itu selesai dipakai digantung bukan buat alas kaki begini , cepat gantung dan bawa adikmu keluar , aku mau istirahat , "

Omel nenek sani membuat aluna menunduk mengambil seragam lusuhnya yang ternyata jatuh saat digantung karena cepat cepat ingin kedapur saat kelaparan tadi .

" tadi udah digantung kok nek , tidak tahu juga luna kalau tiba tiba jatuh "

Jawab aluna membela diri .

" nah , ini nih yang buat kamu tambah seperti orang dungu .. sudah jelas salah kalau dikasih tahu jawab terus , cepat keluar , "

Bentak nenek sani , padahal aluna tahu setelah berbalik arah untuk keluar kamar mbah sani mengeluarkan dompet kecilnya dari toko emas itu pasti akan menghitung uang yang diberi oleh mantan suaminya atau kakek aluna .

Aluna mengajak adiknya bermain di ruangan terbuka yang dibatasi dengan kelambu gantung model lama .

Tempat itu dijadikan kamar untuk aluna sejak masuk SMA , segera aluna membuka tas sekolahnya yang sudah sobek itu untuk mengambil ponsel karena merasa jenuh dan kesal dengan keadaan .

Ada 5 pesan di ponsel model lama milik aluna yang layarnya hanya berwarna hitam putih itu .

Satu dari septi , ketua kelompok belajar dikelasnya memberi tahu besok harus kerumahnya karena sudah hari terakhir menuju ujian akhir sekolah dan semua diwajibkan menyetor hasil tugas ke guru mata pelajaran .

3 pesan lain entah dari siapa , mungkin hanya sebatas orang iseng saja dan aluna membiarkan itu .

Namun pesan terakhir membuat aluna menerbitkan senyumnya , pesan dari safi yang tampaknya sejak tadi dia pulang dari sekolah .

" sayang , sudah pulang belum ? "

" sudah sayang , ini lagi jaga adik "

 

Balas aluna dengan cepat .

" besok ketemu bisa tidak ? "

" ketemu dimana loh sayang ? "

" aku jemput setelah pulang sekolah terus kerumahku deh , kamu bawa baju ganti ya , "

Aluna kegirangan hingga miska yang berusia 3 tahun itu memandang kakaknya dengan tatapan heran .

" kamu yakin mau ketemu aku yank ? "

Tanya aluna murung karena tidak percaya diri dengan parasnya yang biasa saja itu sering di rendahkan .

" yakin dong .. kita kan pacaran sudah satu bulan masa gak ketemu , aku kan sudah kangen loh yank "

Safi tetap memaksa aluna untuk ketemu besok dan diajak kerumahnya .

" iya aku usahakan yank "

Aluna berfikir keras bagaimana besok mau keluar ketemu safi padahal tadi septi sudah mewanti wanti agar besok diusahakan datang untuk menyelesaikan tugas kelompok. 

Beberapa detik kemudian aluna tersenyum miring karena berhasil menemukan ide brilian untuk besok .

Keesokan harinya ..

Bel tanda selesai mata pelajaran akhir sudah berbunyi , aluna cepat cepat membereskan alat alat tulis dan buku pelajaran .

" lohh ..al katanya mau mengerjakan tugas kelompok kok siap siap mau pulang sih ? "

Tanya rania teman sebangkunya .

" iya ran , nenek ku sakit dan dirumah hanya sama aku dan ibuku yang sedang sibuk cari uang sendirian , aku harus jaga nenek juga adik adik , ini baru saja dikasih kabar sama tetangga kalau disuruh cepat pulang "

jawab aluna berusaha memasang wajah sesedih mungkin demi menyempurnakan sandiwaranya .

Padahal aluna menyimpan nomor ponselnya sendiri dengan nama orang lain dan mengirim pesan untuk dirinya sendiri dengan kata kata sebagai tetangganya yang menyuruh pulang karena neneknya sakit .

" ya sudah nanti kalau septi tanya aku kasih tahu kaya gitu ya , "

Ucap rania menatap aluna dengan kasihan .

" iya ran , terima kasih ya "

Aluna keluar kelas dengan nafas lega , satu masalah sudah bisa diatasi .

Saat diparkiran aluna menitipkan sepeda miliknya pada ibu kantin seperti yang dilakukan miko kemarin karena memang kebetulan ban sepedanya masih bocor .

Aluna berjalan agak jauh dari sekolah untuk menghubungi safi .

15 menit kemudian aluna didekati oleh seorang remaja laki laki yang mengendarai sepeda motor matic berwarna hitam sesuai yang dikatakan safi tadi di pesan yang dikirimnya .

" aluna kan ? "

Tanya safi tersenyum manis menampakan wajahnya yang masih baru menginjak remaja itu .

Aluna tahu jika safi masih duduk di kelas 9 sekolah menengah pertama , namun sekali lagi aluna seperti hilang kecerdasan saat menghadapi laki laki yang mampu menjerat hatinya itu meski belum pernah ketemu sekalipun .

" ii ..iya ..safi ya ? "

" betul , ayo kita berangkat "

Ucap safi tersenyum pada aluna membuatnya gemetar tak karuan saat bertemu pacar online nya itu .

" oke , aku naik ya "

jawab aluna naik ke boncengan sepeda motor matic milik safi .

" siap "

Safi meluncurkan sepeda motornya dengan santai , aluna masih diam saja karena bingung mau bicara apa padahal jika lewat ponsel dirinya selalu lancar berbalas pesan tanpa berfikir lama .

" kok diam saja kenapa mbak ? "

Tanya safi membuat aluna keheranan padahal biasanya dia akan memanggil sayang jika berbalas pesan .

" nanti saja kalau sudah berhenti ya , berisik kalau dijalan begini "

Jawab aluna sekenanya .

" ohh ..oke "

Sepertinya safi ini memiliki sifat ceria dan tampak hidupnya ringan ringan saja tak seperti dirinya yang selalu ngenes setiap hari .

" kamu tadi pulang sekolah jam berapa ? "

Tanya aluna memecah keheningan .

" jam 12 an lebih lah mbak , biasa pulang jam segitu memang , "

jawab safi dengan nada santai , cocok dengan pribadi remaja seusianya seolah hidupnya tak ada beban apapun .

Begitulah aluna , jika bertemu orang baru dia pasti akan membandingkan dengan hidupnya sendiri .

Aluna diam lagi hingga safi membelokkan motornya ke sebuah rumah dengan halaman yang luas dan bersih .

Rumah itu tampak seperti masih baru karena ada setumpuk sisa material di sampingnya .

Rumah minimalis yang masih tampak batu batanya itu terkesan bersih sekali , dalamnya masih sederhana hanya lantai  semen tanpa keramik serta kursi kayu yang asal dibuat untuk sekedar bisa di gunakan untuk duduk .

Tak ada siapa pun , safi mengajak aluna masuk keruang tamu dan meninggalkan sebentar ke dalam .

" aku ke dalam dulu ya mbak , tunggu sebentar , " 

Ucap safi menoleh ke arah aluna yang sedang sibuk memperhatikan ruangan itu .

" iya , "

jawab aluna singkat .

Tak lama safi keluar dengan membawa 2 gelas teh hangat dan setoples kecil kue kering .

" maaf ya mbak , hanya ada ini dirumah , hehee .."

Ucap safi dengan terkekeh .

" tidak apa kok , lagian repot repot segala sih "

jawab aluna tersipu .

" tidak repot kok , hanya segelas teh saja biasa buat juga , minum dulu mbak habis itu ganti baju di dalam "

Ucap safi membuat aluna deg degan setengah mati .

Segera diminumnya teh yang suhunya pas untuk diminum itu hingga setengahnya .

Aluna sedikit tenang kemudian mengambil sekeping kue kacang yang disuguhkan safi di meja .

Safi sibuk dengan ponselnya yang tampak canggih itu dengan lihai .

Setelah aluna menghabiskan kue yang diambilnya tadi seketika safi menoleh dan tersenyum lagi .

Aluna membalas senyum safi dengan canggung .

" mbak , ganti baju yuk ke dalam "

Ucap safi yang berhasil membuat aluna semakin salah tingkah dan tersipu malu .

Bab 3

Aluna berjalan sambil menenteng plastik hitam berisi baju gantinya dan mengikuti safi melangkah .

Safi berhenti di ruangan yang sepertinya digunakan untuk bersantai , kasur spon tipis di depan televisi serta kipas di sebelahnya itu terkesan adem .

" mbak aku tinggal kebelakang bentar ya , "

Ucap safi kemudian melangkahkan kaki ke belakang .

Aluna mengangguk saja dan segera mengganti seragamnya dengan kaos tipis oblong berwarna kuning pucat serta  celana pendek hitam longgar .

Baru saja aluna melipat pakaian seragamnya safi sudah muncul dengan wajah basah tampak seperti baru cuci muka dari aroma wangi khas sabun mandi .

" sudah selesai mbak ? "

Tanya safi dengan tatapan yang entah membuat aluna berdebar debar saja .

" sudah tinggal menyimpan baju seragam saja kok "

Jawab aluna dengan gugup .

Safi mendekat dan duduk disamping aluna yang mengambil sandal jepit dari plastik warna hitam serta menukar sepatunya .

" taruh sini dulu mbak , "

Ucap safi meraih sepatu aluna dan menaruh disisi nya.

Luna menoleh ke arah safi , tatapan pria muda itu nyaris membuatnya terkena serangan jantung .

Tangan kanan safi merangkul pundak aluna dan sukses membuatnya gemetar panas dingin .

" seperti ini kah orang yang sedang pacaran ? "

Batin aluna yang penasaran dengan rasanya dekat dengan seorang laki laki .

Safi mengecup pipi kiri aluna membuat aluna terlonjak kaget membuat pria yang baru beranjak remaja itu terkekeh .

" kenapa mbak ? kaget ya ? " 

Tanya safi tertawa kecil .

" emm ..iya , "

Jawab aluna , darahnya terasa berdesir saat pertama kalinya merasakan pipinya dikecup oleh laki laki .

Safi diam namun kecupan yang awalnya hanya sekali itu berubah liar serta menuntut .

Aluna terdesak , meski dirinya tahu ini salah tapi perasaan nyaman itu mengalahkan logikanya .

Detak jantungnya semakin bertalu talu , takut , senang serta rasa suka pada safi yang awalnya hanya sebatas di pesan ponsel itu kini menjadi nyata , ya ..aluna menyukai safi karena perlakuan yang baru saja dirasakan oleh aluna .

Tangan safi pun tak mau diam , menyentuh satu demi satu titik titik yang memantik kobaran hasrat apalagi ini baru pertama kalinya untuk mereka berdua .

Sebenarnya safi menginginkan lebih tapi akal sehatnya masih berjalan sehingga mampu menahan untuk tidak berbuat lebih jauh .

" ahhhh .. Gelii sekali , "

lirih aluna yang membuat safi bersemangat menyentuh lekukan tubuh aluna yang benar benar masih original .

" enak kah mbak ? "

Tanya safi dengan mata sayu .

" emmm .. "

Aluna hanya menggumam lirih dan memejamkan matanya .

" mau lagi mbak ? "

Bisik safi yang mampu membuat tubuh aluna tambah memanas .

Aluna hanya mengangguk pasrah dengan perlakuan pria kecil yang masih berusia 15 tahun itu .

Hampir setengah jam mereka bergelayut manja dan bermesraan layaknya orang dewasa yang sedang jatuh cinta .

Aluna semakin berat untuk pulang karena merasakan dunia yang berbeda , bagi aluna hari ini terlalu nyaman untuk berlalu begitu saja .

" kenapa rasanya cepat sekali sore hari padahal aku masih ingin bersama dengan safi , " batin aluna yang tentu saja tak berani mengungkapkan meski status mereka pacaran .

" kenapa mbak kok bengong sih ? " 

Tanya safi memakai jaketnya untuk bersiap mengantar aluna pulang .

" enggak ada apa apa kok , sudah sore memang aku harus cepat sampai rumah soalnya banyak tugas buat besok , "

Jawab aluna beralasan .

Safi mengantar tak sampai kerumah aluna sesuai permintaannya karena takut ibu dan neneknya tahu dan pasti akan diomeli habis habisan .

" pulang jam segini dari mana saja kamu lun ? Pakai bawa baju ganti segala , "

Tanya nenek sani dengan tatapan tajam bak pedang .

" kan aku sudah bilang tadi pagi nek kalau ada tugas kelompok jadi aku harus ikut mengerjakan buat dikumpulkan besok , "

Jawab aluna dengan gugup karena takut ketahuan apa yang dilakukan hari ini .

" masa sampai sore begini sih ? terus sepeda kamu juga mana belum dibawa pulang hahh ? Atau jangan jangan kamu jual ya .. "

Sentak nenek sani lagi .

" tidak nek , sungguh sepedanya bocor dan masih ku titipkan di ibu kantin , mau bawa ke bengkel tapi gak ada uang , "

Ucap aluna menunduk sedih .

" minta sana sama ibu kamu , masa uang seberapa saja gak bisa ngasih sih , mahal mana sama harga sepeda , "

Umpat mbah sani meremehkan sang menantu yang selalu setia merawatnya padahal anak laki lakinya sendiri pergi entah dimana .

" memang berapa biaya tambal ban lun ? "

Tanya sang kakek yang baru tiba menjenguk cucu cucunya serta sapi peliharaan yang di kini dipasrahkan pada ibu aluna untuk merawat .

" sekitar 10 ribu kek , "

Jawab aluna melebihkan perkiraan biaya tambal ban takutnya nanti tak hanya satu lubang yang bocor .

" ya sudah ini ada uang tapi gak genap 10 ribu , kayaknya hanya 8 ribu kamu bawa buat tambal ban besok , eman loh sepeda mu itu langka sudah tak ada lagi keluaran terbaru sekarang , "

Ucap kakek karta dengan senyum mengembang karena merasa bangga bisa membelikan sepeda untuk cucunya dengan harga lumayan mahal .

Dalam hati aluna menggerutu sendiri , sepeda itu adalah sepeda model jadul pada masa muda nenek dan kakeknya .

" kalau sekarang mana keren sepeda kaya gitu mah "

Batin aluna tanpa berani mengatakan .

" terima kasih kek , "

" ya , "

Kakek karta segera menuju kandang sapi miliknya yang dirawat oleh menantunya dengan sistem bagi hasil , jika nanti melahirkan satu ekor sapi maka jika dijual hasil anak sapi itu akan dibagi 2 .

Begitulah cara kakek karta memberikan investasi untuk masa depan cucunya karena tahu anak laki lakinya tak bertanggung jawab .

" hemm .. si kakek kalau dimintai uang pasti dikurangi jumlahnya waktu ngasih , terus kalau kurang emang siapa yang mau nambahin , nenek ? jangan harap deh apalagi ibu , tak bisa walau bermimpi sekalipun , "

Ucap aluna menyimpan uang dalam tas sekolah usang yang biasa dipakainya .

Derrttt ..

Bunyi pesan di ponselnya menyita perhatian aluna yang sedang menggerutu .

Saat ini nomor safi di ponselnya diganti dengan nama " sayankkk " . 

Aluna tersenyum membaca pesan dari kekasih kecilnya .

" sudah makan belum sayangku ? "

Barisan pesan dari safi membuatnya seolah dirinya sangat diperhatikan oleh kekasihnya itu .

Aluna membalasnya dengan gesit karena takut keburu di panggil oleh neneknya .

Malam ini aluna fokus belajar dengan giat karena sebentar lagi ujian akhir , juga karena disemangati oleh safi .

Makin lama kata kata safi dalam pesan yang dikirim setiap hari semakin intim saja tapi bagi aluna itu adalah hal biasa bagi yang sedang berpacaran .

Rencananya minggu ini safi ingin mengajak dirinya untuk kerumah lagi .

" aku kangen banget sama kamu sayang "

Begitulah ucapan maut yang membuat aluna merasa dicintai oleh safi .

Dasarnya memang sedang bucin dan belum tahu rasanya pacaran membuat perasaan aluna menggebu gebu .

Aluna dibuat terbang melayang oleh remaja yang masih labil itu .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!