Matahari di pagi itu mulai menyapa bumi dengan merangkak naik menyebarkan cahayanya perlahan, menembus jendela-jendela kaca rumah yang besar untuk keluarga kecil yang harmonis ini. Gemersik daun yang berat dengan embun menambah kesegaran udara di pagi hari.
Suasana di dalam rumah begitu tenang tanpa adanya perang dari kakak beradik yang biasa sudah menjadi musik pagi bagi ayah dan ibunya.
"aaaaa...."
Chikita imut membuka mulutnya dengan lebar untuk disuapi makan oleh sang kakak yang ketampanannya bersinar bak sinar mentari pagi ini.
"cil, cepet kunyahnya! Nanti kita telat berangkat ke Sekolah" ucap Haruto yang sudah siap dengan seragam sekolahnya yang rapi.
Mereka kini ada di ruang makan, karena sang ibu sedang sibuk membantu persiapan ayah mereka yang akan berangkat kerja, maka sudah jadi tugas Haruto untuk menyuapi adiknya yang masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar itu. Dia memang sangat manja bahkan diusia yang sudah bisa mandiri masih saja ingin disuapi.
"Kak Ruto, chiki udah kenyang" ucapnya agak sulit dimengerti karena masih mengunyah makanan penuh dimulutnya dengan pipi gembul seperti bakpau.
"oke cil, ini minum dulu!" ucap haruto.
"kak ruto, tas chiki tolong ambilin di kamar!"
Pinta chikita dengan sedikit manja karena memang dia sudah memakai seragamnya hanya saja tasnya masih belum dibawa.
"ambil sendiri dong cil.. kamu gitu aja musti nyuruh!"
haruto mengatakan itu sambil jalan ke wastafel menyimpan piring kotor lalu ke kamar chikita di lantai atas.
Dengan berlari kecil, haruto segera turun untuk memberikan tas adiknya dan bersiap segera ke garasi mobil untuk berangkat ke sekolah bersama dengan sang adik.
"ini princess tasnya! Ayo kita berangkat!" ajak haruto.
"lets go my brother!" teriak cikita sambil menggandeng tangan haruto yang sedari tadi diulurkan menunggu untuk diraih.
Mereka berdua sudah seperti anak kembar yang tidak terpisahkan saja. Meski kerap keduanya berselisih terus tapi ada kalanya momen damai seperti pagi ini ada,
Keduanya menuju garasi, tentunya chikita berjalan dengan loncat-loncat kecil dan menari sambil bersenandung lagu yang sedang viral di tiktok saat ini membuat tas gendongnya ke atas dan ke bawah, juga membuat rambut kuncir duanya ke kanan dan ke kiri menyesuaikan dengan lenggak-lenggok yang punya kepala.
Sesampainya di garasi, tidak lama datang ayah dan ibu mereka berdua yaitu Dady Jungkook dan Momy Lisa.
"titt-titt...." Suara mobil yang sudah dibuka kunci otomatisnya oleh sang ayah.
"Ayo anak-anak segera masuk sayang! Jangan lupa pasang sabuk pengamannya ya...!" ucap jungkook sambil tersenyum lebar kepada kedua anaknya dengan dia yang segera duduk di kursi pengemudi.
"Anak momy jangan lupa nanti bekal makan siangnya dimakan habis ya, jangan telat makan! Kesehatan itu penting sayang. Kakak juga kalau main basket jangan setiap hari nanti itu lutut lama-lama bisa cidera total"
ucap lisa sambil membukakan pintu untuk chikita kemudian menatap haruto dan memberi nasihat yang sebenarnya setiap hari kata-katanya sama. Namun, itulah naluri seorang ibu yang tidak dapat menyembunyikan kekhawatirannya.
"Bye, Honey..." Ucap Jungkook. Sambil melihat Lisa dari Kaca Samping mobil dan mulai melajukan kendaraannya.
"Hati-hati sayang... Jangan pulang terlalu malam ya!" Teriak lisa sambil memperhatikan mobil sampai tidak terlihat lagi.
Dia merasa senang karena sesibuk apapun mereka bekerja tidak pernah melupakan waktu untuk anak-anak. Lisa yang merupakan pemilik Brand Ternama Coolin tentu sangat sibuk sekaligus dengan status sebagai istri dan ibu rumah tangga. Suaminya juga yang merupakan Direktur Rumah Sakit besar di kota Seoul mempunyai tanggungjawab besar karena meneruskan amanat mendiang ayahnya. Sebisa mungkin mereka berdua membagi waktu agar bisa menghabiskan istirahatnya dengan memberikan perhatian untuk kedua anak mereka.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya mobil mereka berhenti di salahsatu Sekolah Menengah terbaik di Korea Selatan yaitu Teumaker Middle School, ya! ini adalah sekolah haruto.
Haruto turun terlebih dahulu tidak lupa berpamitan pada ayahnya dan segera masuk gerbang sekolah dengan blow ke satpam yang sudah siap siaga di depan pos satpam.
Haruto adalah anak yang dikenal memiliki sopan santun, baik kepada sesama atau pada yang lebih tua dan muda darinya, terkecuali sama adik kesayangannya ini beda cerita, anak ini terkenal dengan anak yang aktif di sekolah tidak hanya nilai akademiknya saja yang bagus tapi juga bidang ekstrakurikuler dia kuasai terlebih dalam bidang olahraga dan musik. Maka, tidak heran jika selama hampir 2 tahun setengah ini dia meraih peringkat juara pertama atau pun kedua di kelasnya.
"To..., tunggu!"
teriak Asahi dengan lantang dari belakang sambil berlari menyambar pundak haruto, asahi adalah teman sekelas dan sebangku haruto semenjak bangku sekolah dasar, maka tidak heran mereka dekat satu sama lain.
Asahi dan haruto pun masuk kelas tanpa menghiraukan anak-anak perempuan adik kelas mereka yang selalu menyapa meneriakan nama mereka dengan histeris mencari perhatian dan menatap terpana dengan ketampanan dua orang ini. Nampaknya haruto dan asahi sudah terbiasa dengan suasana pagi yang seperti ini.
Chikita masuk ke kelas sambil bernyanyi ria tapi dengan suara pelan, senyumnya selalu merekah menunjukan pipi bakpaunya yang masih pipi bayi pasti siapapun yang melihat ingin mencubit pipi itu karena gemas.
Saat diambang pintu, chikita melihat teman-temannya sudah hadir sebagian dan tentu saja dia mencari teman sebangkunya Rora yang sudah ada, lalu senyumnya kembali mengembang.
"Roraa..." sapa chikita sambil duduk di bangkunya dan menyimpan tas.
"Apa si cil, pagi-pagi udah sunyam-senyum kamu..." jawab rora sekilas melihat chikita dan kembali fokus ke pekerjaan rumahnya yang belum selesai sedikit lagi.
"Ih rora, aku bukan anak kecil, aku hanya kurang beberapa senti tingginya dari kamu!" chikita merengek kesal tapi rora hanya tersenyum sedikit tanpa menjawabnya.
"Eh ra, PR udah ngerjain belum?" Tanya chikita.
"Ini baru mau diselesaikan!" jawab rora sambil terus fokus ke PR nya.
"Ra, liat dong! Aku semalam ketiduran jadi gak sempet ngerjain" dengan nada pelan dan memelas chikita minta contekan PR.
"Loh ya cil, tiap ada PR mau ketiduran atau enggak juga tetep gak dikerjain, aneh!" rora berkata sambil ngasih buku PR nya.
"Hehe... makasih rora sayang!"
chikita senyum lebar sampai pipi bakpau nya timbul lagi bikin gemes. Rora hanya tersenyum melihat kebiasaan teman sebangkunya ini.
^^^^
Jam Istirahat
"Cil, mau ini gak?" rora bertanya sambil nunjukin ayam kecap yang masih utuh.
"Sini ra! Perutku masih muat kok!" jawab chikita bahagia sembari menunjukan kotak bekal makan siangnya dari rumah yang sudah bersih tanpa sisa.
"Woy, chikitaa... roraa..."
Terdengar dari jarak yang agak jauh panggilan dengan suara nyaring dari gadis yang tubuhnya jangkung kayak tiang, siapa lagi kalau bukan Shin Haram yang berjalan menuju meja makan chikita dan rora sambil senyum-senyum melambaikan tangan.
"Hai, ramie..." jawab chikita dan rora yang kompak saat haram sudah duduk hadapan mereka.
"Eh, aku punya kabar terbaru loh... mau tahu gak?"
Tanya haram pada rora dan chikita.
"eh, aku tahu kabar terbaru loh... mau tahu gak?"
Tanya haram pada rora dan chikita. Haram bertanya agak pelan karena takut didengar murid yang lain.
"Apaan ramie? Kalo masalah gossip aku percayakan sama kamu, hahahaha..."
Chikita tertawa terbahak-bahak menjawab pertanyaan dari haram.
"Dasar bigos!" kata rora dengan wajah dinginya tapi hatinya tetep aja penasaran dengan kabar apa yang akan diberitahukan temannya itu.
"Si Anjir... gak papa bigos juga Ra, kapan lagi aku baik ngasih info yang lagi hot dibahas di forum online Momy Sosialita, ini berita mahal, iya gak cil?"
Haram melihat chikita, tersenyum sambil Wink sebelah matanya pertanda ingin disetujui oleh chikita.
"hahhaa.. iya ramie.. apa dong cepet kasih tahu ini paha ayam udah mau abis kamu masih belum ngasih tahu...."
ucap chikita sambil terus memakan ayam kecap yang diberikan rora tadi, ternyata dari tadi aktifitas makannya tidak berhenti.
"sini dong kalian lebih deket!"
Ajak haram kepada dua teman dihadapannya, agar pembicaraan ini tidak sampai bocor.
Haram adalah anak dari salah satu donatur utama Sekolah di Baemon Elementary School, mamanya sendiri mempunyai komunitas khusus yang terhubung dengan intern sekolahnya agar bisa memantau apa saja yang terjadi di sekolah dan program apa saja yang dilakukan sekolah, bahkan sebelum direalisasikan pastinya menjadi bahan rapat dulu di forum Momy Sosialita yang haram suka liat dari handphone mamanya.
"jadi gini gaiiis, katanya minggu ini kita akan menerima pertukaran pelajar. Dan ini adalah program pertama kali yang akan dilaksanakan oleh sekolah!"
"waaaaw...waaaw.... omagad... what is that?"
Chikita mangap sambil tergeleng-geleng
kepalanya beberapa kali, paha ayam kebetulan sudah habis secepat kilat. Karena program ini adalah hal yang baru bagi mereka tentunya ini sangat disambut antusias.
Meskipun sudah tergolong sekolah dasar yang elit namun baru kali ini menerima siswa dari Luar Negeri sebagai siswa pertukaran.
"keren kan cil?" Tanya haram
"iya ramie! Aku gak sabar pengen segera liat mereka" jawab chikita dengan ekspresi yang tidak pernah gagal.
"tapi ram, kalau mereka masuk sekarang berarti tanggung dong hanya setengah tahun lagi kita lulus?" Tanya rora.
"justru itu ra, menurut yang aku baca di hp momy sih katanya sekalian nanti SMP nya bareng kita juga di TEUMAKER School, mungkin mereka akan menetap lama mencari ilmu di sini. Dan menurut info yang aku baca mereka yang datang kesini bukan orang sembarangan loh..."
Penjelasan dari haram membuat rora dan chikita makin penasaran sebenarnya siapa dan bagaimana sosok yang bukan orang sembarang itu, chikita kemudian ingin bertanya namun tiba tiba...
"Bruk!"
"Aaaaaa.... "
"Sakit anjirr.... ini pala gue bukan gawang sepak bola woy ...."
Teriak haram sambil meringis kesakitan mengelus-ngelus kepalanya yang terkena bola cukup keras dan mencari siapa pelaku yang telah menendang bola kearahnya. Karena tidak jauh dari lokasi kantin, lapang sepak bola memang hampir bersebelahan dengan kantin. Lalu datanglah orang yang haram cari.
"Haram... maaf ya tadi gak sengaja bolanya aku tendang ke arah sini, maaf yaa...Kepalamu sakit banget ya?"
cerocos khawatir dari anak laki-laki dengan wajah tampan, imut dan tubuh yang tinggi hampir lebih tinggi sedikit dari haram, badannya atletis ditambah dengan balutan seragam kaos sepak bola warna merah yang keren. Dia adalah teman sekelas haram yang gemar main sepak bola saat jam istirahat.
"Oh iya Jungwan, gak papa kok, gak sakit-sakit amat lagian!"
Jawab haram dengan pipi memerah dan senyum yang malu-malu kucing sembari masih mengelus-ngelus bagian kepalanya yang sakit tadi, amarahnya reda secara tiba-tiba seolah api yang tadinya menggebu-gebu akan membakar langsung padam dengan hujan lebat.
Jungwan adalah anak lelaki yang sudah lama menarik perhatian haram, mungkin jika haram faham apa perasaan itu artinya adalah haram sudah jatuh cinta pada pandangan pertama sama Jungwan ketua kelas sekaligus kapten tim sepak bola di sekolah.
"maaf ya ramie.., nanti kalau pusing ngomong ya aku akan kasih tahu Bu Somi" kata jungwan dengan nada yang khawatir dan menunjukan sikap tanggungjawabnya sebagai teman dan ketua kelas. Bu Somi adalah dokter UKS di Bemon Elementary School.
"iya wan, gak papa kok! Silahkan lanjutin aja mainnya..." jawab haram.
Sementara itu, di belakang haram chikita dan rora masih menahan tawa yang sudah hampir meledak sedari tadi. Karena mereka tahu betapa sangarnya haram kalau sudah ngajak geludd lalu tiba-tiba langsung meleleh kek tadi, gimana gak pengen ngakak. Dengan sekuat tenaga mulut mereka ditutup oleh kedua tangan agar tidak meledak tawanya saat jungwan masih ada.
Setelah jungwan pamit mengambil bola dan meminta maaf lagi sebelum pergi, haram duduk lagi di meja tadi.
"hahahahah... awokawokawokawok...."
Chikita dan Rora ketawanya udah kaya rem blong, puas banget liatin haram yang salting sama jungwan. Mereka sampai memegang perut karena sakit tertawanya terlalu lepas.
"haramie, kamu suka bocah itu bukan?"
Tanya rora sambil memberi tatapan yang mengintimidasi.
"apaan sih... enggak kok! Kata momy juga jangan dulu suka-sukaan sama cowo nanti gak fokus belajar..." bantah haram sambil memutarkan bola matanya karena tidak mau terbaca saltingnya sama rora dan chikita.
Rora dan chikita hanya saling pandang dan mengangkat dua alis mereka sambil tersenyum pertanda mereka faham bahwa haram mungkin sekarang sedang malu dan tidak mau membahas lagi soal jungwan.
-------------------
Sementara itu, di tempat lain, di pusat Kota Tokyo Jepang...
"Ruka Sayang, ini mau dibawa gak?"
Tanya wanita cantik dengan rambut hitam lurus dibelah dua itu kepada anak tunggalnya, kecantikannya bahkan bisa mengalahkan visual utama Blackpink. Siapapun yang melihat mungkin tidak akan menyangka jika wanita yang sudah kepala 3 ini sudah menikah bahkan sudah memiliki anak yang sebentar lagi akan lulus sekolah dasar.
Kim Sooyaa, wanita cantik itu dengan telaten menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawa besok untuk pindah ke Korea dengan alasan pekerjaan suaminya Jung Haein sekaligus pertukaran pelajar anak tunggal kesayangannya, Jung Ruka.
Jung Haein adalah pemilik perusahaan Entertaiment besar di korea, alasannya dia pindah karena kantor pusatnya sekarang sudah berganti gedung ke gedung yang lebih luas dan megah di Korea sehingga dia bisa mulai fokus disana mengembangkan perusahaan dan berpindah kewarganegaraannya dengan keluarganya kecilnya.
"aku ingin bawa itu mom, itu kan boneka kukang kesayangan aku mana bisa aku tidur tanpa itu nanti..." jelas ruka yang mengambil boneka kukang dari tangan momy nya kemudian dimasukan ke dalam koper besar miliknya.
"besok aku pindah ke sana bareng teman-teman aku kan mom?" Tanya ruka
Ruka bertanya karena memang tidak tahu, ini mendadak sekali kejadiannya sehingga ruka tidak sempat menanyakan kepada teman-teman siapa saja yang akan ikut pertukaran pelajar yang pertama ini. Apalagi dia punya Circle teman yang keren dan kece semuanya, sayang jika ruka harus meninggalkan teman-temannya itu.
Saat Sooyaa akan menjawab pertanyaan anaknya, tiba-tiba...
~ Drrtt....
~ Drrtt....
Handphone ruka bergetar, kemudian segera diangkatlah satu panggilan masuk itu.
"Halo ruka, besok berangkat bareng yaa.... gue gak mau sendirian disana!" sontak suara seseorang diseberang sana dengan penuh nada penekanan namun tetap lucu dan manja.
"Halo Ruka, besok berangkat bareng ya... gue gak mau sendirian di sana..." kata seseorang dalam panggilan.
"Kamu juga ikut, Rita?Waaah... akhirnya kita barengan!" Jawab ruka.
"Iya lah, ngapain gue disini kalau kalian semua belajar ke Korea, kita kan Friend...! Gue juga gak mau berteman sama anak-anak di sini, mereka kan gak selevel sama kita" sahut Pharita.
Ya, Pharita adalah Princess nya di circle pertemanan ruka, selain pharita adalah anak holang terkaya di Tokyo, dia juga mempunyai paras yang cantik bak putri dalam karakter kartun Disney, namun ada kekurangan yang dia miliki, dia angkuh dan sombong sejak dini tidak seperti parasnya yang menunjukan kebalikan dari sifat aslinya.
"Terus Neng Gasoline ikut gak? Asa cewe kulkas kita ikut juga gak?"
Tanya ruka dengan tidak sabar karena takut teman terdekatnya tidak ikut semua.
"Ikut dong... Masa enggak! Ade gue si Asa udah gue paksa dia ikut. Dan Momy Rossie juga udah nyuruh Ateu Jennie buat Ahyeon ikut, jadi aman. Kita semua berangkat, ka" jawab pharita yang sebenarnya di seberang sana dia sedang rebahan ria dan belum persiapan apa-apa untuk keberangkatan.
"Syukurlah..." jawab ruka tersenyum dengan perasaan yang lega. Dia tidak perlu takut sendirian di korea nanti jika teman-temannya berangkat bersama.
"Eh jangan lupa kata Mommy Tas YSL yang Mommy gue beliin buat kalian kemarin dibawa ya, biar seragaman nanti kan enak diliatnya..." pinta pharita.
"Oke princesss...." Jawab ruka dengan penekanan di kata princes-nya, karena memang pharita pun senang dipanggil begitu.
"udah ya, gue siap-siap dulu, ka."
"iyaaa... bye" jawab ruka dan langsung memutuskan panggilan.
"Momy....., Temen-temen aku Pharita, Ahyeon sama Asa semuanya ikut mom..." Teriak ruka sambil loncat-loncat kegiarangan peluk Momy Sooyaa.
"kamu seneng sayang?" Tanya sooyaa.
"iyaa dong mom... mereka kan temen deket aku" jawab ruka.
Sooyaa hanya tersenyum gemas melihat tingkah puterinya yang semakin hari tumbuh cantik seperti dirinya. Memang Gen Visual yang kuat mengalir deras dalam diri ruka, selain cantik dia juga memiliki karisma yang mampu membuat semua orang tertarik padanya dan tidak bisa oleng lagi.
---------------
Hari Berikutnya, di Bandara Internasional Haneda, Tokyo.
"Mommy... Ahyeon pengen Mommy ikut, dong..."
Rengek gadis kecil dengan bibir manyun dan pipi mandu seperti ibunya. Dia sedari tadi tidak mau melepaskan pelukan kepada ibunya sambil bergelayut manja.
"Sayang... Mommy masih ada pekerjaan dan Daddy juga gak bisa nganter hari ini karena berangkat ke Ausie. Maafin Mommy ya, mommy udah titip kamu ke Ateu Rossie... Kamu tinggal di sana sama teman-teman kamu dulu. Mommy paling minggu depan baru bisa nyusul kamu ya sayang..." ucap Jennie untuk menenangkan puteri bungsunya yang super manja itu.
Sambil mengelus-ngelus kepalanya, Jennie terus mencoba membuat Ahyeon mengerti karena dia tidak bisa ikut bukan berarti dia tidak mau mengantar, tapi hari ini ada peragaan busana Brand Channel yang sudah jauh-jauh hari dia persiapkan.
"Tapi Mommy...."
Rengek Ahyeon yang sudah hampir melepaskan air matanya yang dari tadi sekuat tenaga dia tahan karena akan sangat malu oleh teman-temannya jika ketahuan dia nangis, bisa-bisa nanti dia disebut anak kecil yang manja dan Ahyeon tidak suka dipanggil seperti itu.
"Sudah Yeon, biarkan Mommy kamu pulang sekarang, dia pasti lagi sibuk-sibuknya! kamu kan ada aku..."
Ucap Ruka yang tiba-tiba datang mengelus-ngelus punggung Ahyeon yang masih berada dalam pelukan ibunya.
Kemudian Ahyeon mengangguk dan melepaskan pelukannya, dia harus kuat dan harus bisa jauh dari Mommy dan Daddy nya. Jennie hanya tersenyum gemas sambil menampilkan gummy smile nya melihat tingkah anaknya yang sok kuat.
Sebenarnya hatinya benar-benar tidak tega melepas puterinya untuk belajar di Korea karena selama ini tidak pernah sekalipun Ahyeon terpisah dari dirinya sesibuk apapun dia bekerja. Namun, Jennie yakin anaknya akan semakin mandiri dan kuat nanti jika sudah terbiasa.
"Hayy, Gaisss...." Teriak Pharita yang melambai-lambaikan tangannya sembari berjalan ke arah ruka dan ahyeon.
Seperti biasa, Princess pharita tidak pernah ada beban dalam hidupnya hanya karena keberatan dengan barang bawaan, karena selalu ada asisten yang setia di sampingnya. Dia hanya menenteng tas YSL kecil kesukaannya.
Berbeda dengan Asa adiknya, dia lebih suka melakukan sendiri, pendiam dan bersikap acuh terhadap sekitar, seolah dia punya dunianya sendiri, sifatnya berbeda dengan pharita, dia lebih penyayang dan perhatian tetapi hanya pada orang-orang yang dekat dengan dia saja. Dan terpaksa hari ini dia mengikuti kakaknya pindah sekolah ke Korea karena mereka juga sekelas, usia mereka juga hampir kurang dari satu tahun perbedaannya karena saat itu Mommy Rossie tidak menyadari kehadiran Asa dalam rahimnya setelah sebulan lebih melahirkan Pharita.
"Sudah ada semuanya anak-anak?" Tanya Rossie yang baru juga datang di belakang Pharita dan Asa.
"Sudah, Mommy..." jawab pharita.
"Ayo ke arah sana, kita sudah ada panggilan..." tunjuk rossie ke salah satu arah pemeriksaan tiket dan passport.
"Unnie, aku berangkat duluan ya, Sooyaa unnie katanya besok nyusul sama Haein oppa" pamit rossie pada jennie yang merupakan teman dekatnya itu.
"Iya... nitip Ahyeon ya di sana, maaf jika nanti dia sedikit rewel dan manja" jawab jennie sambil memeluk rossie dengan pelukan singkat. Dia sangat berterima kasih pada sahabat yang sudah dia anggap adiknya ini.
"Iya, Unnie..., Jangan hawatir dan cepat nyusul ya kalau pekerjaan disini udah selesai..." ucap rossie yang hanya dijawab anggukan dan senyuman oleh Jennie.
"Dadah Mommy...." Teriak Ahyeon sambil berjalan dengan yang temannya dan melambaikan tangan tidak lupa memberikan Flying Kiss tanda perpisahan mereka di sana. Jennie hanya membalas dengan senyuman dan melambaikan tangannya, setelah mereka tidak terlihat tidak terasa air mata jennie jatuh sendiri.
---------------
Hampir kurang lebih 2 Jam 30 Menit berada di Pesawat, akhirnya mereka sampai di Korea dan langsung ke rumah Rossie, karena suami rossie adalah orang korea tentunya dia punya rumah disana.
Sesampainya di rumah Rossie, anak-anak langsung masuk ke kamarnya masing-masing dan langsung tertidur pulas semuanya karena mungkin energi mereka terkuras dan hanya rasa lelah yang tersisa, rumah rossie ini sangat luas bahkan kamarnya juga banyak jadi tidak bingung untuk memberikan kamar kepada teman-teman anaknya. Untuk sementara putri-putri Unnie nya itu akan tinggal di rumahnya.
---------------
Keesokan harinya... di Sekolah.
"~Kriiiingg...."
Bel istirahat sudah berbunyi.
"Kamu dulu, Ra... aku malu!"
Suruh chikita berbisik pada rora sambil memberi isyarat dengan mendorong-dorong siku tangannya beberapa kali.
"gak mau ah, kamu duluan aja cil, kamu kan mudah kenal sama orang baru..." jawab rora sambil berbisik kembali karena rora juga malu jika harus mendatangi mereka duluan.
Mereka berdua sibuk saling menyuruh duluan untuk mengajak kenalan kepada para siswi pertukaran pelajar yang tadi pagi sudah diperkenalkan di depan kelas oleh guru.
Akhirnya, chikita memberanikan diri untuk menghampiri teman barunya yang tempat duduknya tepat di depan dirinya dan rora. Orang pertama yang chikita beri uluran tangan adalah...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!