Naura baru saja pulang dari tempat kerjanya bersama kedua anaknya Yuda dan Yuna,hari ini dia begitu lelah karena dia harus menyelesaikan semua pekerjaannya sendiri.
Baru saja dia sampai di rumahnya,dia sudah mendapati mertua dan adik iparnya Lisa yang sedang duduk santai di ruang tamu bersama suaminya yang mungkin sudah di rumah sejak tadi.
"Kamu sudah pulang sayang?" Tanya Vito yang beranjak mendekati mereka.Melihat mertua dan adik iparnya di rumah membuatnya semakin lelah dan Naura hannya bisa menghela napas berat melihat kedua wanita yang memang tidak dia sukai itu.
"Kenapa dengan wajahmu Naura mu Naura? kamu tidak suka ibu dan Lisa mengunjungi rumah mewah mu ini?" Tanya ibu mertuanya dengan wajah yang tidak senang kepadanya.
"Ma...Jangan ngomong kayak gitulah." Ucap suaminya Vito yang tiba-tiba kelihatan sedikit manis.Naura membawa kedua anaknya menghampiri mertuanya yang masih duduk di sopa mewah miliknya
"Tidak kok mah aku hanya lelah saja." Jawab Naura lalu menyalami mertuanya.Wajah mertuanya tetap terlihat angkuh dan sombong begitu juga dengan Lisa adik iparnya yang sudah berumur dua puluh tiga tahun tapi belum juga menikah dan taunya hannya meminta uang kepada Vito dan foya-foya.
" Apa lelahnya sih kerja begituan saja,jadi menurutmu anakku tidak lelah dia yang paling lelah mengurus semua keperluan kantor,itulah makanya perlunya pendidikan,andai saja Vito tidak Sarjana aku yakin perusahaan ini tidak akan bisa berkembang seperti sekarang ini." Mertuanya berbicara begitu angkuh seakan-akan mereka kaya itu semua berkat anaknya yang nota bene hannya mengurusi pembukuannya.
Naura hannya bisa diam dan tidak mau sama sekali membantah apa pun yang di katakan mertuanya karena dia tipe wanita yang tidak suka dengan keributan.
"Maaf ya Bu,aku ke kamar dulu mau istrahat sebentar." Ucap Naura lalu dia mengajak kedua anaknya ke dalam kamar mereka.
Naura seorang gadis umur dua puluh sembilan tahun,awal perniakahnya dengan Vito mereka hidup serba kekurangan apalagi suaminya yang hannya bekerja sebagai honor di sebuah sekolah menengah atas yang gajinya keluar hannya sekali enam bulan.
Dari awal pernikahannya dengan suaminya Vito,mertuanya tidak pernah menerima dirinya sebagai menantu karena dia tidak punya pendidikan seperti suaminya.Tentu saja dia begitu banyak menerima hinaan dan sindiran dari mertuanya yang begitu sombong.
Banyak cobaan yang mereka terima di awal pernikahan,bahkan mereka pernah tidak bisa tidur karena tidak ada lauk sementara Naura tidak pernah mau meminta bantuan dari mertuanya karena dia sudah tau ujungnya seperti apa.
Naura kaget dari lamunannya saat seseorang mengetuk pintu kamarnya,ternyata suaminya yang datang menemuinya.Sebenarnya Naura malas untuk bertemu dengan suaminya karena hubungan mereka beberapa bulan terakhir ini sedikit memanas karena suaminya menghabiskan uang yang begitu banyak dan pria itu sama sekali tidak mau jujur dengannya.
"Sayang...Kamu kenapa masih di kamar,kamu tidak suka ya orang tuaku datang mengunjungi kita?" Tanya suaminya pura-pura baik membuat Naura semakin malas bertemu dengan suaminya.
"Sudahlah mas..Kamu ngapain kemari?" Tanya Naura dengan nada sedikit ketus membuat suaminya menghela napas panjang.
" Tidak papa kok,aku hanya ingin hubungan kita jangan seperti ini terus,sampai kapan sih kamu cuek kepadaku,tidak bisa kah kamu bersikap lembut seperti dulu sebelum kita kaya seperti sekarang ini?"
"Cih...Sudah lah mas kalau kamu datang kesini hanya untuk berbicara yang yang tidak penting lebih baik kamu keluar karena aku mau istrahat." Ucap Naura lalu dia naik ke atas ranjang dan tidur di samping kedua anaknya yang menang sudah tidur dari tadi.
Vito lagi-lagi menarik napas berat lalu dengan langkah berat dia keluar dari dalam kamar dan menutup pintu dengan lembut lalu dia berdiri di depan pintu.
" Dasar nenek lampir,susah sekali mengambil hatinya, aku akan membuang mu andai saja kamu tidak ku butuhkan." Ucapnya dalam hati lalu meninggalkan tempat itu.
Sementara itu Vito pria berumur tiga puluh dua tahun,selisih umurnya dengan Naura hannya tiga tahun.Dia bekerja di perusahaannya sendiri,dia yang menghandle semua pengeluaran dan pemasukan perusahan.Sebenarnya,Naura juga mengerti tentang pembukuan tapi karena dia bekerja di gudang untuk membuat resep scancare makanya dia mempercayakan semuanya kepada Vito yang pada akhirnya sudah beberapa bulan ini suaminya salah menggunakan uang.
Perubahan mereka membuat scancare untuk perawatan kulit,walaupun Naura hannya lulusan SMA dia bisa membuat scancare karena dulu dia pernah diajari oleh majikannya yang sudah lama meninggal.
Dari awal pembukaan usahanya ini, dia benar-benar bekerja keras untuk melakukan semua ini bahkan mempromosikan ke semua sosial medianya hingga pada akhirnya kerja kerasnya tidak sia-sia dia bisa memiliki beberapa kariawan dan suaminya juga bisa bekerja dengannya serta bisa membeli dua ruko yang di gunakan sebagai kantor dan gudang.
Setelah usahanya berjalan enam tahun usahanya semakin sukses dan bahkan suaminya bisa membangun rumah mewah untuk orang tuanya,tapi itu tidak merubah sikap mertunya yang sombong dan angkuh kepadanya karena dia mengira anaknya yang sarjana itulah yang telah bekerja keras disini.
Sementara Naura,jangankan untuk membangun rumah untuk orang tuanya mengirim uang pun dia jarang sekali karena suaminya selalu teliti dengan semua pengeluaran kalau untuknya dan kedua anaknya sangat berbeda perlakuannya kepada kedua orang tuanya.
"Vito,besok jadi kita jadi beli mobil untuk ibu kan,aku sudah tidak sabar untuk menunggangi mobil Pajero putih seperti yang ku inginkan aku juga tidak sabar lagi untuk pamer kepada teman-teman ku." Ucap ibunya dengan wajah yang sangat bahagia.
"Bu...Aku juga harus bisa memakainya,kita gantian." Ucap Lisa tidak mau kalah.Vito yang mendengar ucapan ibu dan adiknya hannya bisa menghela napas berat karena dia belom mendapat ijin dari istrinya.
"Bu...Aku belum meminta ijin kepada Naura,biar bagaimana pun kami ini suami istri Bu.." Ucap Vito dengan nada rendah membuat wajah ibunya seketika berubah.
"Apa....Ijin...Kamu harus meminta ijin kepada istrimu...Vito kamu lupa ibu yang telah menyekolahkan kamu banting tulang makanya kamu bisa sukses seperti sekarang ini,terus untuk membahagiakan ibu kamu harus ijin kepada istrimu itu hah..." Ibunya tampak sangat marah.Di saat yang bersamaan Naura keluar dari kamar karena merasa perutnya sudah mulai lapar.Dia sekali pun ada pembantu, kalau hannya untuk kebutuhannya dia tidak mau menyuruh pembantu.
Naura mendengar semua keributan di luar,tapi dia tidak tau kalau ibu mertuanya baru saja meminta mobil kepada suaminya setelah mereka menghabiskan uang ratusan juta untuk membangun rumahnya.
" Naura memangnya kamu marah kalau aku meminta mobil kepada suami mu,apa kamu marah kalau aku juga menikmati harta kekayaan kalian toh semua ini juga karena suamimu punya pendidikan tinggi makanya bisa sukses." Mertuanya berdiri sambil berkacak pinggang dan menatapnya dengan sorot mata yang begitu tajam.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
Naura kesal mendengar ocehan mertuanya,dia merasa semakin lama mertuanya semakin tidak tau diri dan semakin ingin menguasai seluruh harta mereka.Tidak ingin ribut Naura mengabaikan pertanyaan mertuanya dia memilih langsung ke dapur untuk makan malam karena tadi dia tidak makan bersama kedua anaknya di restoran.
" Benar-benar ya Naura...Apa dia sudah merasa hebat di rumah ini." Sarah beranjak dari tempatnya ingin menemui Naura di dapur tapi Vito dengan sigap langsung menahannya.
"Sudah...Sudah Bu,biar aku nanti yang ngomong sama Naura jangan memancing keributan di rumah ini apalagi ini sudah malam lebih baik ibu dan Lisa masuk kamar dan istrahat." Vito menarik tangan ibunya dengan lembut lalu membawanya ke dalam kamar yang memang ada di sediakan untuk mereka.
Setelah ibu dan adiknya masuk ke dalam kamar,Vito menemui Naura yang ada di dapur.Vito menarik kursi untuknya lalu duduk di depan Naura yang sudah selesai makan.
"Mas ibu dan adikmu tidur disini lagi?" Tanya Naura dengan wajah yang masam,hal itu sudah sering mereka bahas karena mertua dan adik iparnya semakin hari memang semakin sering tinggal bersama mereka padahal mereka juga sudah di buatkan rumah yang mewah.
"Naura...Kamu kenapa sih kayak nga suka banget kalau ibu dan adikku menginap di rumah ini,memangnya apa yang salah..Dia juga ibumu dan adikmu kenapa kamu begitu tidak suka dengan mereka."
"Alaahh...Udahlah mas,aku capek,kalau emang mereka pengen tinggal di rumah ini kenapa dari awal harus di bangun rumah sama mereka, kalau pada akhirnya lebih betah tinggal disini." Jawab Naura berang seakan tidak suka mendengat pembelaan suaminya terhadap keluarganya.
" Naura ..."
"Cukup mas...Kamu memang tidak adil,kamu sudah menghabiskan uang ratusan juta untuk ibu dan adikmu,bahkan kamu memberikan bulanan yang cukup banyak untuk mereka..Pernah nga kamu kasih apa-apa sama keluargaku....Kamu hannya mencintai keluargamu mas," Ucap Naura hampir menagis tapi dia tahan karena tidak ingin suaminya melihatnya begitu rapuh.
Naura pergi begitu saja meninggalkan Vito di ruang makan,lalu dia masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamar.Semakin lama hubungannya bersama suaminya semakin renggang saja bahkan mereka sudah beberapa Minggu ini pisah ranjang.
Naura rebahan di atas ranjang sambil memandangi langit-langit kamarnya.Kalau bisa memilih dia lebih baik hidup sederhana asal bahagia bersama keluarga kecilnya sama seperti perniakahnya lima tahun silam dimana dia begitu bahagia makan nasi pakai garam saja bersama suami tercintanya.
harus dia akui sekarang memang mereka bergelimang harta,mereka mampu membeli apa pun yang mereka mau bahkan di garasi ada beberapa mobil mewah,dan rumahnya juga begitu mewah tapi itu semua tidak menjamin hidupnya bahagia karena suaminya sekarang sudah berubah dan semakin hari semakin banyak berbohong.
"Ibu....aku kangen sekali kepada kalian." Ucapnya dalam hati karena sudah hampir setahun dia tidak pernah menemui kedua orang tuanya yang ada di kampung.
" Lebih baik aku kirim pesan agar mereka datang kemari,aku tidak sempat menemui mereka,mana pesanan semakin membludak,rasanya lelah sekali." Ucapnya lalu mengambil ponselnya lalu mengirim pesan kepada adiknya untuk membawanya kedua orang tuanya besok.
Naura tersenyum lembar saat adiknya mau mengantar kedua orang tuanya ke kota ini,rasanya dia sudah tidak sabar untuk bertemu kedua orang tuanya dan juga adiknya.
Mungkin karena terlalu lelah akhirnya Naura langsung tidur,sementara itu Vito masih sibuk mengobrol bersama selingkuhannya di dalam telepon di kamar sebelah.
"Iya sayang,tenang saja,besok aku akan menemui mu,kamu pasti sudah tidak tahan ya...Ingin bertemu dengan ku." Ucapnya dengan nada yang sangat rendah padahal dia sudah tau ruangan itu kedap suara jadi sekuat apa pun dia berbicara orang luar tidak akan ada yang mendengarnya.
Seperti itulah kalau menyimpan suatu hubungan yang tidak baik karena dia akan selalu ketakutan saat ada yang tau rahasianya.
Keesokan harinya,Naura dan keluarganya sudah berkumpul di meja makan seperti biasa,selalu sarapan bersama sebelum berangkat kerja.
" Vito jadikan hari ini kamu membeli mobil untukku,jangan bilang Naura tidak setuju,pokonya hari ini juga aku harus mobil baru." Ucap mertuanya dengan gaya yang sangat norak hari ini.Dia memakai semua perhiasannya dari anting sampai ke gelang berlian dan juga emas membuat hati Naura semakin geregetan.
"Bu...Bisa tidak_
" Naura kamu tetap tidak memberi ijin ya suami mu untuk membeli mobil untukku?" Tanya mertuanya dengan sorot mata yang sangat tajam seakan ingin menelannya hidup-hidup.
"Bu...Yuda dan Yuna mau sarapan mereka harus berangkat sekolah bisa tidak ibu tidak sibuk sendiri?"
"Naura kamu tidak sopan kepada orang tua." Bentak Lisa yang tidak terima saat Naura sedikit meninggikan suaranya.
"Yuda,Yuna kita sarapan di luar ya,cepat kita berangkat nanti keburu terlambat."Ucap Naura yang pergi begitu saja tanpa pamit kepada suami dan juga mertuanya.
"Bu...Bisa tidak kalau ada Naura ibu tidak membahas yang beginian,kenapa ibu begitu susah di omongin." Vito tampak emosi melihat ibunya yang sudah menghancurkan suasana pagi ini.Vito yang sudah kesal akhirnya keluar dari rumah menuju kantornya.
Sementara itu Naura langsung berangkat menuju gudang,setelah dia mengantar kedua anaknya ke sekolah,dia sengaja tidak memakai supir untuk kedua anaknya karena dia tidak mau kedua anaknya kurang perhatian darinya apalagi suaminya yang kurang peduli dengan kedua anaknya.
Naura masuk ke dalam gudang lalu mengunci pintu dari dalam,lalu dia duduk termenung melihat semua ramuan-ramuan yang harus dia kerjakan hari ini.
sejak membuka perusahannya memang dia sengaja melakukannya sendiri karena tidak ingin ada yang tau rahasia bisnisnya,dan sekarang dia sedikit bersyukur tidak mengajari suaminya tentang rahasia bisnisnya itu.
Sebenarnya hari ini dia malas melakukan semua pekerjaannya,apalagi mengingat mertuanya yang terus memanfaatkan mereka untuk hidup foya-foya sementara dia yang lelah bekerja sendirian di gudang tidak bisa membantu orang tuanya seperti yang di lakukan suaminya kepada mertuanya.
Rasanya dia bekerja keras hannya untuk keluarga suami saja,dia malas melakukan semua itu akhirnya dia memilih keluar dari gudang tanpa melakukan apa pun lalu pergi ke terminal untuk menjemput kedua orang tuanya dan juga adiknya.
Karena masih terlalu pagi untuk menjemput kedua anaknya,Naura langsung ke terminal,sebelumnya dia memang sudah bilang untuk adiknya untuk naik taksi tapi karena dia terlalu banyak pikiran akhirnya Naura menjemput keluarganya sendiri ke terminal.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
Setelah sampai di terminal ternyata Naura harus menunggu disana karena bus yang membawa keluarganya belum juga sampai di terminal,tapi dia cukup lega karena kata adiknya mereka tidak lama lagi sudah sampai.
Benar saja,tidak sampai tiga puluh menit,sebuah bus masuk ke terminal dan Naura segera beranjak mendekati pintu keluar bus menunggu keluarganya keluar dari dalam mobil.Saat adiknya keluar dia langsung berlari menghampiri mereka lalu memeluk kedua orang tuanya bergantian.
"Ibu..Aku kangen sekali,syukurlah ternyata ibu dan bapak sehat-sehat saja." Ucap Naura sambil terus memeluk ibunya.Memang sudah lama dia ingin pulang kampung tapi suaminya selalu melarang dengan alasan banyak pekerjaan.
"Ahh...Kamu ini kayak ibu dan bapak mau mati saja makanya kamu begitu dramatis,sampai kapan kamu memeluk ibumu? apa kamu tidak ada niat untuk membawa ibu makan gitu?" Ucap Ibunya mengagetkan Naura.
Naura segera melepas pelukannya dari tubuh ibunya dan tersenyum lebar karena merasa malu,kepada orang tuanya.
Mereka akhirnya masuk ke mobil Naura lalu meninggalkan terminal menuju sebuah restoran yang tidak jauh dari sana.
"Yuda dan Yuna masih di sekolah ya,ibu kangen banget sama mereka berdua bapak mu juga sudah lama kangen tapi kami tidak mau menemuinya karena tidak enak sama suami mu." Ucap ibunya dengan nada lirih sambil memandang gedung-gedung mewah dari dalam mobil.
Naura merasa bersalah karena selama ini dia terlalu menuruti semua keinginan suaminya sampai-sampai dia lupa akan orang tuanya yang juga terkadang merindukan kedua cucunya.Sejak kehidupan mereka mulai membaik dan keuangan mereka bisa di katakan sudah cukup banyak suaminya memang sudah berubah,dia semakin menunjukkan sikap sombongnya terhadap orang tuanya dan hal itu sering kali menyakiti perasaannya.
" Aku minta maaf Bu...Ini semua salahku yang terlalu sibuk hingga kadang melupakan kalian." Ucapnya merasa bersalah lalu membawa keluarganya ke sebuah restoran yang cukup mewah.
Naura memesan begitu banyak makanan,Naura bercerita banyak hal kepada orang tuanya begitu juga dengan orang tuanya yang kadang cerita ibunya membuatnya semakin merasa bersalah.
Hati siapa yang tidak sakit,saat dia bisa hidup berkecukupan sementara orang tuanya di desa serba kekurangan dan bahkan katanya rumahnya sudah tidak layak huni karena semua atapnya sudah bocor.
Selama ini memang Vito hannya memberi jatah kepadanya sebanyak lima juta rupiah,sudah termasuk bensin dan uang jajan kedua anaknya dan jatah itu benar-benar tidak cukupnya untuknya selama sebulan.
Naura sudah pernah protes kepada suaminya,tentang jatah bulannya tapi suaminya hannya berjanji dan terus berjanji dan tidak pernah di tempatnya membuatnya tidak bisa menyisihkan jatahnya untuk ibunya.
"Maafkan Naura Bu...Aku bukannya tidak mau membantu ibu untuk memperbaiki rumah kita,tapi_
"Sudahlah,ibu cerita bukan untuk meminta kepada mu,ibu hannya cerita saja,ibu tidak mau hannya karena ibu kalian berantem." Jawab ibunya dengan nada rendah.
Perasaan Naura semakin sakit,bagaimana bisa mertunya hidup begitu mewah dan bahkan jatah untuk mertua dan adik iparnya lebih banyak dari padanya,sementara dia sendiri yang bekerja keras di gudang setiap hari untuk meracik scancare nya .
Tidak lama kemudian semua pesanan sudah datang,entah karena lapar atau karena nikmat keluarganya makan dengan sangat lahap membuatnya sedikit senang.Setelah selesai makan akhirnya mereka keluar dari restoran lalu pergi ke sekolah untuk menjemput Yuna dan Yuda.
"Mama..." Kedua anaknya berlarian menghampirinya,karena mereka sudah menunggunya di depan gerbang sekitar lima belas menit.
"Ibu terlambat kenapa?" Tanya Yuda yang sudah duduk di kelas empat sekolah dasar sementara Yuna sudah duduk di kelas dua mereka cukup dekat selama ini dan kedua anak inilah yang membuat Naura bertahan dalam pernikahan yang sudah mulai tidak sehat.
" Coba lihat dalam mobil itu siapa?"
"Siapa sih ma?" Yuna dan Yuda lari ke dalam mobil lalu membuka pintu keduanya cukup senang saat melihat neneknya datang dari kampung.
Kedua anaknya sangat senang jika keluarganya mengunjungi mereka, sangat berbeda dengan neneknya yang memang sangat jarang menyapa mereka karena selama ini mereka sibuk dengan uang dan uang.
"Nenek....Kakek...Kalian datang,aku sangat merindukan kalian nenek." Ucap Yuda lalu memeluk kedua neneknya.
"Wah...Paman juga ikut...Ma kita pulang yuk,aku sudah tidak sabar sampai di rumah karena aku ingin menunjukan permainan ku kepada kakek." Ucap Yuda yang memilih duduk di samping kakeknya.
Karena sudah tidak sabar akhirnya,Naura menghidupkan mobilnya lalu meninggalkan sekolahan dan langsung kembali ke rumah mewahnya.
Walaupun sudah beberapa kali mengunjungi rumah Naura keluarga Naura termasuk kedua orang tuanya belum bisa percaya kalau anaknya tinggal di rumah mewah seperti itu.
Keadaan rumah masih terlihat sepi,Naura berharap mertua dan adik iparnya tidak balik lagi ke rumahnya karena dia sangat tidak suka dengan sikap mertuanya kalau keluarganya berkunjung.
"Bibi...Bibi..."
"Iya nyonya ada apa?" Seorang wanita paruh baya berlari dari belakang menghampirinya yang masih berdiri di ruang tamu.
" Ibu sama Lisa kemana? apa mereka sudah pulang ke rumahnya?" Tanya Naura.
"Aku tidak tau nyonya tapi mereka tadi pagi menaiki mobil tuan keluar dari rumah." Jawab pelayan penuh hati-hati.
"Ohhh...Ya sudah kamu ke belakang buatkan teh untuk kami." Perintah Naura penuh sopan.Mungkin karena terlahir dari keluarga sederhana Naura selalu memperlakukan pelayan di rumahnya dengan baik.
" Mertuamu tinggal bersama kalian Naura?" Tanya ibunya yang sedang duduk santai di ruang tamu bersamanya,sementara bapak sama adiknya sudah pergi dari sana.
"Iya Bu....Aku juga tidak tau kenapa mereka begitu betah tinggal di rumah ini,sementara mereka juga punya rumah." Ucap Naura.Dia sudah tau kalau ibunya tidak menyukai mertuanya itu semua karena sikap mertuanya yang begitu sombong yang kadang berlebihan.
Ibunya hannya diam,hal itu membuat perasaanya semakin tidak enak,padahal dia sangat ingin keluarganya punya rumah di kota ini dan adiknya bisa bekerja bersama mereka.Tapi sikap suaminya yang semakin hari semakin sombong membuatnya tidak berani mengajak orang tuanya tinggal bersama,ingin membeli rumah untuk keluarga dia belum punya simpanan.
Di saat mereka sedang asik mengobrol tiba-tiba mobil Pajero masuk ke halaman rumah setelah pelayan membuka gerbang,begitu juga dengan mobil suaminya.
Saat melihat mertuanya yang keluar dari dalam mobil dan juga adik iparnya,napasnya mulai memburu dan jantungnya berdebar hebat,dia sudah bisa menebak kalau suaminya baru saja membeli mobil untuk ibunya.
Naura segera beranjak dari tempat duduknya lalu membuka pintu dan menyambut mereka masuk ke dalam rumah dengan hati yang sudah memanas apalagi saat melihat wajah bahagia dari mertunya.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!