Di sebuah istana kerajaan, pada malam hari, “Oeee....Oeeee....” Suara tangisan seorang bayi yang baru saja lahir memenuhi seluruh istana. Seorang pria berpenampilan seperti seorang raja abad pertengahan masuk ke dalam, dia langsung menghampiri wanita yang sedang terbaring di tempat tidurnya sambil menggendong seorang bayi laki laki yang di bungkus kain lampin. Pria itu mengelus kepala wanita yang baru saja melahirkan dan melihat bayinya,
“Terima kasih Melsina, bagaimana perasaan mu ?” Tanya pria itu.
Wajah wanita itu terlihat sedikit bingung walau tersenyum, dia terus memeluk bayi itu dengan erat. Karena wanita itu tidak menjawab, pria itu menjadi heran dan dia berusaha mengambil bayi nya. Tapi wanita itu langsung mendekap bayi itu dan tidak membiarkan pria itu melihatnya. Akhirnya pria itu menjadi marah dan memaksa wanita itu memberikan bayinya. Tanpa sengaja, pria itu menarik kain lampin yang membungkus bayi itu, sehingga dia bisa melihat jelas bayi itu.
“Astaga.....dewi yang agung, apa salah ku sampai hal seperti ini menimpa anak ku...” Ujar pria itu sambil tertegun.
“Maafkan aku Edgar.....inilah sebab nya aku tidak mau kamu melihat nya.” Ujar Melsina.
Bayi yang di gendong oleh ibunya itu terlihat sehat dan lucu ketika sedang tidur, hanya saja, dia hanya memiliki satu tangan. Pria itu langsung memeluk istrinya dan memeluk bayinya,
“Aku tidak perduli....nama anak ini Xenon von Solarice, kita akan membesarkan anak ini untuk menjadi pewaris tahta....” Ujar pria itu.
“Terima kasih Edgar, terima kasih....” Melsina menangis memeluk suaminya raja Edgar von Solarice.
*****
Sepuluh tahun pun berlalu, Xenon sudah berumur 10 tahun, dia tumbuh seperti anak anak yang normal, walau dia sama sekali tidak di ijinkan keluar dari menara timur istana supaya keberadaan nya tidak di ketahui oleh noble noble yang berniat mengambil alih kerajaan. Raja Edgar berniat mengumumkan siapa putra mahkotanya ketika Xenon berumur 12 tahun yaitu di saat Xenon menerima berkat dari dewa. Suatu hari, seperti biasa, Xenon berada di ruang membaca yang ada di menara timur karena dia senang membaca buku buku yang ada di sana, ketika buku yang di bacanya sudah habis, dia berdiri dan berniat mengambil buku di rak paling atas. Biasanya ada seorang pelayan (maid) yang menemani nya bernama Valen, tapi Valen di panggil oleh kepala pelayan untuk membantu mengawasi adik perempuan Xenon yang baru berumur 3 tahun. Valen lah yang biasanya mengambilkan buku bagi Xenon dan menyediakan makanan kecil untuk nya.
Xenon berusaha menggeser tangga untuk mengambil buku di rak paling atas. Setelah tangga sudah di geser, karena keterbatasan nya yaitu lengan nya hanya satu, Xenon menaiki tangga perlahan lahan, dengan usahanya akhirnya dia berhasil sampai di rak paling atas. Namun, ketika dia melepas tangga untuk meraih bukunya, keseimbangan nya goyah, Xenon terjatuh, tanpa sengaja tangan nya menarik buku yang ingin di bacanya sehingga buku buku lainnya ikut jatuh bersama dirinya. Xenon terbanting kencang di lantai dan buku buku yang tebal tebal itu menimpa dirinya. Darah segar keluar dari kepalanya dan Xenon tidak sadarkan diri.
*****
“Ugh....apa yang terjadi.....dimana ?” Tanya Xenon di dalam hati.
Perlahan dia membuka matanya, terlihat seorang pelayan memanggil manggil dirinya,
“Xenon sama....Xenon sama.....sudah sadar Xenon sama...maafkan aku.” Pelayan itu memeluk Xenon yang masih terbaring.
“Eh....ini dimana ? bukankah aku sudah mati ? aduh....kepala ku pusing....” Ujar Xenon dalam hati sambil memegang kepalanya.
Setelah memegang kepalanya yang di perban, barulah dia sadar kalau dia terjatuh di ruang baja dari tangga, tapi dia juga teringat kehidupan masa lalu nya di dunia lain. Nama Xenon di kehidupan sebelum nya adalah Madoroki Ayumu, seorang pemuda berusia 18 tahun yang masih sekolah di sma di tokyo. Dia ingat sekali kalau selama hidup di dunia lain, dia selalu di jadikan bahan bully oleh teman teman nya karena tangan nya yang hanya sebelah, alasan dia meninggal adalah dia di paksa melompat dari atas atap sekolah nya oleh para pembully yang salah satunya adalah gadis yang dia suka.
“Sepertinya, aku bereinkarnasi di dunia ini.....tapi rupanya kondisi ku sama seperti di kehidupan sebelum nya ya.” Pikirnya sambil melihat tangan nya yang hanya ada satu.
Kemudian terlintas di benak nya, sebelum dia di reinkarnasi dia bertemu dengan seorang dewi yang cantik di ruangan serba putih, walau dia lupa pembicaraan nya, tapi dia ingat kalau dia tidak sendiri di reinkarnasi ke dunia baru yang bernama Gaios. Di sebelah nya ada seorang gadis yang duduk di atas kursi roda karena dia tidak memiliki kaki, setelah itu dewi di depan nya mengangkat tangan nya dan dia terlahir kembali menjadi Xenon von Solarice. Xenon menoleh dan melihat Valen pelayan nya menangis tersedu sedu karena merasa bersalah dan lega karena Xenon sudah sadar kembali. Xenon tersenyum melihatnya, baginya, Valen yang sepertinya baru berusia sekitar 16 tahunan adalah teman seusianya. Xenon bangkit dan duduk di tempat tidurnya,
“Aku tidak apa apa Valen san...lagipula aku salah sendiri, jadi ini bukan salah mu.” Ujar Xenon sambil memegang kepala Valen yang sedang merebahkan kepalanya di sisi tempat tidur.
Karena kepalanya di pegang oleh Xenon, Valen langsung kaget dan mendongak, dia langsung melompat memeluk Xenon sambil menangis tersedu sedu.
“Waaaaa Xenon sama.....Xenon sama....waaaaaaaa....” Teriak nya.
“Yosh yosh.....” Xenon membalas pelukan Valen dan mengelus kepalanya.
“Braaak...” Pintu di buka dengan kencang, raja Edgar masuk ke dalam ruangan, Valen langsung menyingkir dan raja langsung memarahinya. Melihat Valen menunduk di marahi sambil menangis, Xenon turun dari tempat tidurnya dan menghalangi Edgar dengan merentangkan sebelah tangan nya di depan Valen.
“Valen san tidak salah papa, aku yang salah karena mau mengambil buku dan tidak sabar menunggu Valen san...” Ujar Xenon tegas.
“Eh....kamu tidak apa apa dan sudah sadar....maaf, aku tidak tahu, aku baru saja mendengar berita ini dari kepala pelayan. Valen, kenapa kamu meninggalkan Xenon sendirian ?” Tanya Edgar.
Valen menceritakan kalau dia di minta kepala pelayan untuk membantu mengawasi adik perempuan Xenon yang baru berusia 3 bulan karena permaisuri sedang sakit. Edgar yang sudah mengerti alasannya langsung menggendong Xenon dan menasihati nya macam macam.
“Ah...aku sebenarnya sudah berumur 18 tahun....tapi yah, dengarkan saja, aku bersyukur di sini aku punya orang tua...” Pikir Xenon di dalam hatinya.
Setelah menasihati panjang lebar, akhirnya raja Edgar keluar kembali dari kamar Xenon. Beberapa hari kemudian, Xenon yang sudah mengingat kehidupan sebelum nya, mempelajari banyak hal baru di ruang baca, yang biasanya dia hanya membaca buku cerita dan dongeng, sekarang dia mulai membaca sejarah, legenda, sihir dan semua pengetahuan lain nya.
“Ok, seperti ucapan dewi itu, nama dunia ini Gaios, nama kerajaan ini Solarice dan aku adalah pangeran pertama di kerajaan ini.....” Ujar Xenon sambil membaca buku nya.
Kerajaan Solarice adalah kerajaan tertua yang berdiri tegak melawan invasi dari bangsa demon. Seorang pahlawan dari keluarga kerajaan berhasil mengalahkan raja demon dan berhasil membunuh nya. Setelah mempelajari semuanya, Xenon bertekad akan hidup dengan tenang di dunia barunya bersama dengan keluarganya, di kehidupan lama, dia tidak memiliki keluarga, selama ini dia hidup sendirian dan mengandalkan sokongan dari pemerintah karena di anggap orang difabel. Hatinya sangat bersyukur, dia di lahirkan kembali di dunia ini dengan keluarga yang lengkap. Lalu dia mulai mempelajari ilmu beladiri dan sihir sambil menunggu usianya 12 tahun untuk menerima berkat dari dewa.
Ada 7 orang dewa yang di sembah di dunia Gaios yang mewakili semua pekerjaan yang ada di dunia Gaios, seperti dewa pengetahuan, dewa pertanian, dewa kerajinan, dewa perang, dewi sihir, dewi alkemis dan dewi pedagang. Terkadang, ada beberapa orang yang mendapat berkat tidak hanya dari satu dewa atau dewi, melainkan dari beberapa dewa atau dewi, paling banyak yang tercatat sejarah adalah 3 berkat sekaligus dalam satu orang. Tapi ada juga yang tidak mendapat berkat sama sekali dari ke 7 dewa itu, walau orang itu bisa melakukan pekerjaan apa saja, tapi dia tidak bisa menggunakan kemampuan khusus tertentu.
Selagi Xenon membaca baca mengenai berkat dewa, tiba tiba Valen masuk ke dalam ruangan,
“Xenon sama...Xenon sama....selamat, sekarang kamu sudah menjadi kakak lagi, adik mu yang baru sudah lahir, adik laki laki yang lucu....” Teriak Valen.
“Wah....ayo ke tempat mama Valen san....” Xenon berdiri dengan wajah ceria.
Tapi Valen langsung memeluk Xenon, tentu saja Xenon jadi sedikit bingung karena tiba tiba di peluk dan melihat wajah Valen yang sepertinya kasihan pada dirinya.
“Ada apa ?” Tanya Xenon.
“Begini Xenon sama, anda harus tetap di sini....yang mulia memerintahkan seperti itu...” Ujar Valen dengan nada gemetar.
“Apa maksudnya Valen san, aku tidak mengerti....” Balas Xenon.
Valen berdiri dan melihat keluar ruangan, dia menutup kembali pintu nya dan menguncinya, kemudian barulah Valen menceritakan kalau ratu meninggal dunia ketika melahirkan adik laki laki nya dan raja sedang berduka. Mendengar itu, tentu saja Xenon panik dan akhirnya menerobos keluar dari ruangan. Xenon terus berlari di dalam istana untuk menuju kamar ibu nya, ketika sampai dia langsung membuka pintu nya. Di dalam dia melihat raja yang menoleh ke pintu karena kaget dan dia melihat ibunya terbaring di ranjang dalam keadaan terpejam. Xenon berlari menghampiri ranjang ibunya dan naik ke atas, dia mengguncang guncang tubuh ibunya sambil terus memanggil nya. Air matanya bercucuran dan teriakannya semakin serak. Raja yang melihat Xenon menangis di atas jasad ratu langsung menggendong nya dan memeluk nya, mereka kemudian menangis bertiga bersama dengan adik perempuan Xenon yang baru saja tiba.
Beberapa hari kemudian, pemakaman ratu di gelar secara besar besaran di ibukota. Hampir seluruh penduduk menunduk sedih karena kehilangan ratu yang baik dan bijak sana, tapi beberapa noble malah tersenyum sinis, seakan senang ratu meninggal dunia. Setelah selesai memakamkan ratu dan kembali ke istana, raja keluar dari balkon singgasana di atas dan membawa adik Xenon yang baru lahir.
“Lihat, anak inilah putra mahkota kerajaan ini, Terius von Solarice....” Teriak raja.
Walau sedikit kaget, tapi Xenon sudah menyangka hal ini pasti terjadi, karena dia menyadari, kondisi dirinya tidak memungkinkan dia menjadi putra mahkota. Dengan berbesar hati, dia menerima keputusan ayah nya. Semenjak itu, papanya tidak pernah lagi berkunjung ke menara timur, tempat Xenon di kurung. Satu satunya yang mengunjungi nya adalah Valen yang hampir setiap hari bersamanya, Xenon terus belajar dengan giat dan mengasah ilmu beladirinya, supaya suatu hari papanya mau menjenguk nya, sebab dia tidak bisa bebas keluar lagi karena menara timur sekarang di isolasi dan di jaga ketat. Xenon baru sadar kalau selama ini dia di pertahankan karena ada ibunya.
Dua tahun kemudian, saat yang sudah di tunggu tunggu oleh Xenon akhirnya tiba, usianya sekarang sudah menjadi 12 tahun. Sehari setelah ulang tahun nya, Xenon di bawa ke katedral terbesar di ibukota untuk menerima berkat. Ketika masuk ke dalam, Xenon kagum dengan interior di dalam katedral, di tengah tengah ada sebuah altar yang di atas nya ada sebuah bola kristal. Di belakang altar, ada 7 buah patung besar yang melambangkan setiap dewa dan dewi.
“Xenon von Solarice, silahkan maju ke depan....”
Xenon berdiri maju ke depan menuju altar, setelah naik ke atas podium dan berdiri persis di depan altar,
“Silahkan sentuh bola kristal di depan.....” Ujar seorang pendeta.
Xenon menjulukan tangannya dan menyentuh bola kristal yang ada di depan nya, semua yang melihatnya, termasuk Valen berharap Xenon mendapat berkat yang sesuai dengan kemampuan nya. Tapi, tidak ada reaksi di bola kristal yang di sentuh nya, seluruh pengunjung gereja tertegun dan mulai bergosip. Kemudian pendeta menggunakan alat appraisal untuk melihat status Xenon. Pendeta itu kaget bukan kepalang, karena di status Xenon tertera tulisan blessing of reincarnation goddess sejak dia berumur 10 tahun, berkat yang di luar dari 7 dewa yang di sembah di dunia Gaios, menurut pendeta, berkat di luar dari 7 dewa yang mereka sembah itu tidak sah dan sesat. Pendeta itu menutup kembali status nya,
“Xenon von Solarice tidak mendapat berkat apapun dari dewa dan dewi....” Teriak pendeta.
Seisi gereja langsung ramai, raja Edgar berdiri dan wajah nya terlihat marah, Valen menutup mulutnya dengan kedua tangan nya. Xenon sendiri menjadi kaget, dia tidak menyangka akan menjadi seperti ini, dia melihat sekeliling dan melihat banyak orang mencibir dirinya sambil tersenyum sinis meremehkan.
“Tidak....tidak....ini sama saja dengan dunia yang lama....kenapa....kenapa seperti ini....” Pikir Xenon dalam hati.
Dia hanya bisa menunduk dan mengepalkan tangan nya yang hanya sebelah, suara kalangan nobel yang bergosip dan berbisik semakin kencang, semua menghujat dan menertawakan dirinya, bahkan kondisi fisik nya juga di bawa bawa. Akhirnya raja Edgar berdiri,
“Diam semua.....” Teriak nya.
Suasana langsung menjadi sepi, Xenon sedikit lega karena dia berpikir kalau ayahnya membela dirinya, tapi ternyata dia salah besar,
“Mulai hari ini, Xenon von Solarice sudah bukan anggota keluarga kerajaan, mulai sekarang dia akan diasingkan ke gurun dan di larang menginjakkan kaki di kerajaan ini lagi...” Teriak raja Edgar dengan lantang.
Mendengar teriakan ayahnya, Xenon langsung terjatuh lemas, di pikiran nya mulai keluar ingatan di kehidupan masa lalunya, dimana ayah dan ibunya bertengkar kemudian bercerai tapi tidak ada satu pun yang mau membawa dirinya. Akhirnya nenek nya lah yang mengasuhnya sampai neneknya meninggal dunia. Kejadian yang sama terulang di dunia barunya,
“Aaaaaaaaaaaaaa......” Xenon berteriak keras sambil memegang kepalanya dengan sebelah tangan nya.
Tak lama kemudian, beberapa penjaga datang karena di perintahkan raja untuk menjebloskan Xenon ke dalam penjara sebelum di asingkan. Xenon pasrah di seret oleh para penjaga dan di arak keluar dari katedral, dalam perjalanan menuju penjara, seluruh penduduk menghujat dirinya dan mengatakan kalau ratu meninggal karena dirinya yang membawa sial bagi keluarga kerajaan. Xenon pasrah menerima hinaan itu, dia hanya menunduk dan berjalan mengikuti penjaga di tengah hujan makian, bahkan ada beberapa penduduk yang melemparkan batu dan tomat busuk kepada nya. Setelah sampai bangunan penjara, Xenon di masukkan ke dalam sel yang kosong. Xenon mengerti, di asingkan ke gurun itu sama saja dengan di hukum mati, karena gurun itu benar benar tidak ada apa apa kecuali monster monster yang ganas. Xenon yang masih syok pasrah menerima nasib nya,
“Sama saja....semua sama saja.....kenapa aku di lahirkan kembali kalau untuk disiksa seperti ini.....kenapa waktu aku mati tidak di biarkan saja aku mati....” Ujar nya dalam hati sambil menangis.
Xenon menoleh dan melihat tangan nya, dia memukul mukul pangkal lengan nya yang tidak memliki lengan sambil menangis tersedu sedu. Dia merasa benci dengan dirinya sendiri. Malam hari nya, Xenon berbaring di lantai, dia sudah tidak memiliki semangat hidup, tapi tiba tiba,
“Xenon sama.....Xenon sama.....” Terdengar bisikan seorang wanita.
Xenon duduk kembali, dia melihat Valen bersama dua orang pria berada di balik jeruji.
“Valen san ?” Tanya Xenon.
“Cepat Xenon sama, kita pergi dari sini....” Ujar Valen.
Seorang pria membukakan pintu sel nya, Valen langsung masuk ke dalam sel dan memeluk Xenon, kemudian dia menarik tangan Xenon dan lari keluar dari sel. Dengan diam diam mereka menelusuri gedung penjara, Xenon melihat beberapa penjaga tergeletak, sepertinya mereka di bunuh oleh Valen dan teman teman nya. Ketika sampai di pintu, di depan sudah ada seekor kuda, Xenon di naikkan ke kuda dan Valen naik di belakang nya, tapi,
“Hey...itu mereka....kejar....” Teriak para penjaga yang berjumlah banyak sedang berlarian ke arah mereka.
“Valen, cepat pergi dari sini, biar kami berdua yang menahan mereka.....” Ujar salah satu pria.
“Tapi kalian bagaimana.....” Ujar Valen.
“Tenang saja, perjuangan kita tidak mungkin berakhir di sini kan...cepat pergi....mereka semakin mendekat.” Teriak pria itu.
Valen langsung menghentakkan kakinya dan kuda meringkin, kemudian maju dengan kencang. Xenon bisa melihat mata Valen yang berkaca kaca, tapi dia terus memacu kudanya.
“Tembak mereka...tembak.....” Teriak seorang prajurit.
Para pemanah mulai menembaki kuda yang melaju kencang menuju gerbang, ketika sampai di gerbang, kuda melompati barisan para pemanah yang berdiri di depan gerbang kemudian berlari keluar dari kota, para pemanah masih terus menembaki kuda yang di naiki Valen dan Xenon walau sudah keluar kota.
“Kita....berhasil Xenon sama....kamu harus hidup....harapan kita semua ada di tangan mu....” Ujar Valen.
“Aku tidak mengerti....siapa kalian sebenarnya ?” Tanya Xenon.
“Nanti suatu saat kamu akan mengerti, sekarang yang penting kamu harus hidup Xenon sama....aku mohon....” Jawab Valen.
“Baiklah....aku mau hidup...” Balas Xenon.
Mereka terus memacu kuda dengan kencang sampai memasuki hutan yang cukup lebat, Xenon merasakan nafas Valen yang semakin memburu di belakang nya, dia menoleh dan melihat wajah Valen yang sudah pucat dengan nafas terengah engah.
“Kamu....kenapa Valen san ?” Tanya Xenon.
Tiba tiba Valen melepaskan tali kekang kudanya dan terjatuh, Xenon yang tidak bisa mengendarai kuda dan tidak kuat memegang tali kekang nya, ikut terjatuh bersama Valen. Xenon langsung merangkak menghampiri Valen yang jatuh terlungkup, Xenon kaget, ternyata di punggung Valen banyak tertancap anak panah, Xenon langsung mendekati nya.
“Valen san....Valen san....” Panggil Xenon.
“Xenon sama....lari....jangan sampai Xenon sama tertangkap mereka....larilah Xenon sama, tinggalkan aku di sini....” Ujar Valen yang sudah sekarat.
“Tidak mungkin aku meninggalkan mu Valen san...” Balas Xenon.
Xenon berdiri dan dengan sekuat tenaga dia mencoba menarik Valen supaya berdiri. Karena melihat Xenon susah payah, Valen memaksakan diri berdiri dan Xenon memapahnya, mereka mulai berjalan, tapi tiba tiba,
“Disana....” Teriak seorang prajurit.
Xenon menoleh kebelakang dan dia melihat banyak sekali cahaya obor di belakang nya. Di depan mereka ada sebuah lubang sumur yang belum selesai di gali, karena melihat cahaya obor semakin mendekat, Valen memaksakan diri mendorong Xenon masuk ke dalam sumur yang belum selesai di gali.
“Valen san....Valen san....aaaaaaaaa....” Teriak Xenon sambil jatuh ke dalam sumur.
Xenon melihat ke atas, dia melihat wajah Valen yang tersenyum sambil melihat nya jatuh dan tak lama kemudian Valen terpejam, wajah Valen terlihat semakin lama semakin menjauh. Xenon merasa heran, dia melihat seharusnya sumur yang masih dalam proses penggalian itu dangkal, tapi dia tidak berhenti jatuh.
“Aku terus jatuh ? ah...memang benar benar sama, di kehidupan lama ku, aku jatuh dari atap sekolah karena di dorong....sekarang aku jatuh ke dalam sumur juga karena di dorong....maaf Valen san, sepertinya hidupku berakhir disini.....terima kasih bantuan nya Valen san, kamu adalah wanita pertama yang baik kepada ku, baik di kehidupan lalu atau di kehidupan sekarang.....” Pikir Xenon sambil memejamkan mata dengan pasrah.
Dia merasakan dirinya terus jatuh dan jatuh seperti jatuh tanpa ada ujung nya di tempat yang gelap, tiba tiba, seberkas cahaya yang sangat terang menyelimuti tubuh nya, Xenon merasakan cahaya itu membungkus tubuh nya dan terasa sangat hangat seperti seseorang sedang memeluk nya. Dia merasakan jatuhnya mulai melambat, semakin lama semakin lambat, akhirnya dia merasakan dirinya berhenti jatuh dan merasakan punggung nya menyentuh tanah, Xenon membuka matanya,
“Ini....dimana ?” Tanya nya sambil bangkit dan duduk di tempat dia jatuh.
Yang ada di hadapan nya, adalah sebuah kuil besar dengan design seperti kuil jaman yunani kuno yang terlihat megah dan tinggi. Di sekeliling kuil itu ada sebuah danau dan di sebelah kuil ada sebuah rumah kecil. Xenon berdiri, karena penasaran dia berjalan masuk ke dalam kuil tanpa menyadari kalau takdirnya yang sesungguhnya akan di mulai di kuil itu.
Suatu malam, di istana kekaisaran Ramona, seorang pria yang berpenampilan seperti kaisar romawi sedang mondar mandir di dalam ruangan nya, wajah nya terlihat cemas dan takut, sepertinya dia sedang menunggu sesuatu. Tak lama kemudian, seorang bidan masuk ke dalam ruangan dalam keadaan tergesa gesa.
“Paduka kaisar, mari ikut aku.....” Ujar nya mengajak pria yang mondar mandir di ruangan.
Pria itu langsung mengikuti bidan itu keluar dari ruangan dan berlari menelusuri lorong istana untuk menuju kamar tempat istrinya bersalin. Pria itu membuka pintunya dengan kencang dan langsung berlari ke dalam,
“Alissa......” Teriak nya.
“Sayang.....” Balas seorang wanita bernama Alissa yang sedang duduk atas tempat tidur nya.
Kaisar menghampiri istrinya dan mengecup kening istrinya seraya mengucapkan terima kasih, kemudian dia melihat seorang bayi perempuan yang sehat, tapi sayang nya bayi perempuan itu tidak mempunyai kaki. Kaisar yang melihatnya menjadi murka, dia menampar istrinya yang dia tuduh selingkuh secara sepihak sebab dia merasa keturunan nya tidak mungkin cacat, terbukti dengan lahirnya pangeran pertama 2 tahun sebelum nya.
“Aku tidak selingkuh suamiku....” Teriak Alissa sambil menangis membela dirinya.
“Diam perempuan tidak tahu diri, tidak mungkin keturunan ku cacat seperti itu....sekarang juga kamu pergi dari istana ini......” Balas kaisar.
Tanpa basa basi lagi, kaisar memanggil pengawalnya untuk membawa Alissa dan bayinya yang bahkan belum di beri nama keluar dari istana dan ibukota. Para pengawal berdatangan, mereka langsung membawa Alissa yang masih lemas keluar dari kamar bersama bayi dan seorang pelayan yang setia menemani nya. Di dalam kereta, Alissa berbicara kepada pelayan yang ikut dengan nya,
“Marie....tolong jaga anak ini, aku beri nama dia Ariana Julias Ramona....aku mohon...tolong bawa dia pergi jauh dari sini......” Ujar Alissa.
“Baik yang mulia ratu......aku akan jalankan tugas ini....” Balas Marie.
Seorang pengawal bernama Raoul berkuda di sebelah kereta, dia memberi kode kepada Marie untuk keluar ketika kereta sampai di luar gerbang. Alissa tahu sifat dan watak suaminya, kalau dia mengusir orang dari istana, pasti akan di bunuh begitu keluar dari ibukota, itulah sebabnya Alissa menitipkan Ariana kepada Marie yang akan di bantu oleh kekasihnya Raoul, sebelum kaisar masuk ke dalam ruang persalinan menemui dirinya, Alissa sudah menduga akan menjadi seperti ini, dia meminta tolong kepada Marie dan Raoul untuk bersiap siap sebelum nya. Ketika kereta keluar dari gerbang dan menuju hutan, Marie membuka pintu, dia menggendong Ariana dan melompat ke punggung kuda Raoul yang ada di sebelah kereta. Begitu Marie hinggap di punggung kuda,
“Hyah.....” Raoul langsung memacu kudanya ke arah yang berlawanan dan memaksa kudanya berlari kencang.
“Hei...kejar kejar....jangan sampai lolos....” Teriak seorang pengawal.
“Ariana, hiduplah nak.....” Ujar Alissa yang melihat anak nya pergi menjauh sambil tersenyum.
Raoul terus memacu kudanya dengan kencang menuju ke daerah pegunungan keramat yang tidak boleh dimasuki orang sembarangan. Setelah masuk ke daerah pegunungan, para penjaga yang mengejar berhenti, sebab siapapun yang masuk daerah sana tidak akan bisa keluar lagi.
*****
9 tahun kemudian, di sebuah desa yang berada di kaki pegunungan keramat, Ariana yang sudah berusia 9 tahun di ajak berjalan jalan ke desa bersama Marie dan Raoul yang menjaga nya. Ariana yang tidak memiliki kaki di masukkan ke dalam kereta dan di dorong oleh Raoul. Para penduduk menyapa dirinya dan kadang mencubit pipinya karena Ariana sangat lucu. Ketika sudah sampai daerah pasar, Marie langsung berjalan lebih dulu untuk berbelanja, Raoul tetap mendorong kereta secara perlahan supaya Ariana bisa menikmati perjalanan nya. Raoul tersenyum melihat Ariana yang selalu tersenyum dan riang sepanjang jalan. Dia bertanya macam macam kepada Raoul yang dengan sabar menjelaskan apa yang di tanyakan. Ketika sampai di sebuah bar, Raoul masuk ke dalam sebentar untuk membeli minuman bagi Ariana yang sementara di tinggal di luar karena anak kecil tidak boleh masuk ke dalam bar.
Tiba tiba ada segerombolan anak laki laki yang sedang bermain dan berlarian di depan bar, tanpa sengaja mereka menabrak kereta tempat Ariana berada sampai terbalik. Ariana yang berada di dalam terpental keluar, kepalanya terbentur dinding bangunan bar dan dia langsung pingsan. Tak lama kemudian,
“Na....Rina....Ariana....Ariana....” Teriak seorang pria membangunkan Ariana dengan wajah cemas.
Ariana membuka matanya secara perlahan dan dia langsung kaget ketika melihat dirinya sedang di gendong oleh seorang pria yang tidak dia kenal,
“Eh....dimana ini ? siapa pria ini ?” Tanya nya dalam hati.
Ariana sempat berontak, Raoul yang mengangkatnya meletakkan nya lagi ke dalam kereta yang sudah di dirikan, kemudian Ariana melihat Marie yang marah marah kepada Raoul di sebelah kereta. Ariana melihat kedua tangan nya,
“Aku....masih hidup....bukan kah aku sudah mati ?” Tanya nya dalam hati.
Kemudian Ariana sadar kalau dia tidak memiliki kaki. Ingatan kehidupan masa lalu nya mulai terulang di pikiran nya, nama dia selagi hidup di jepang adalah Koyama Rui, berusia 17 tahun, anak broken home yang di siksa oleh ayah angkat nya karena membela ibunya yang juga di siksa. Ayah angkatnya memasung kedua kakinya di ruang bawah tanah rumah nya dari sejak dia berumur 16 tahun, sekolah nya terhenti karena dia di rawat di rumah sakit setelah ayah angkatnya di tangkap polisi.
Kedua kakinya yang membusuk akibat di pasung selama 1 tahun terpaksa di amputasi. Enam bulan setelah dia kembali ke sekolah nya, seorang senior menyatakan cinta dengan nya, tapi Rui menolak nya karena alasan kondisi tubuhnya, senpai itu tidak berputus asa dan terus mendekati Rui, sampai akhirnya Rui memutuskan tidak mau masuk sekolah lagi karena senpai itu terus mengganggu nya. Suatu hari, senpai itu datang ke rumah nya bersama dengan teman teman nya karena tahu kalau rumah Rui pasti kosong di siang hari. Mereka menerobos masuk dan berniat memperkosa Rui. Karena Rui berontak dan berteriak, para senpai itu malah mendorong kursi roda Rui keluar rumah dan keluar pagar, akibatnya, Rui langsung tertabrak mobil yang kebetulan sedang melintas kencang di depan rumahn ya dan meninggal.
Dia ingat kalau dia bertemu dewi di sebuah ruangan serba putih dan dirinya duduk di kursi roda karena sudah tidak mempunyai kaki. Dia tidak ingat perkataan dewi itu padanya, tapi dia ingat ada seorang anak laki laki di sebelah nya yang hanya memiliki satu tangan.
“Ini....dunia lain ? aku ingat dewi itu bilang dunia ini bernama Gaios, tapi hanya itu yang aku ingat.....aduh...kepalaku...” Ujar Ariana sambil memegang kepalanya.
Dia melihat bagian bawah tubuh nya kembali, dia mengamati kedua pangkal pahanya.
“Sama persis, pangkal kaki ku yang tidak ada adalah tempat ayah angkat ku memasung kaki ku sampai di amputasi....kenapa jadi begini....” Ujar nya dalam hati.
Ingatan selagi dia menjadi Ariana di dunia barunya kembali mengisi pikirannya, sekarang mengerti kalau dia di bawa lari oleh Marie dan Raoul dari rumah nya dan siapa dirinya yang sebenarnya, yaitu putri kekaisaran kedua kekaisaran Ramona. Dia mengenali keduanya dan bersyukur bisa mengenali keduanya. Di kehidupan lalunya, dia tidak pernah punya teman dan keluarganya berantakan, sebenarnya dia sangat mengidamkan memiliki keluarga yang ideal menurut dirinya. Selama dia tinggal di desa, Ariana merasa senang, dia sangat dekat dengan seorang nenek yang berprofesi sebagai dokter di desa, nenek itu mengajarinya macam macam tentang pengetahuan di dunia dan sihir penyembuhan. Ariana belajar banyak dari nenek itu, dari pengetahuan sampai belajar sihir penyembuhan dan kadang dia membantu nenek mengobati warga yang sakit atau terluka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!