NovelToon NovelToon

Awal, Dimulai Dari Menikahi Presiden Wanita Gunung Es

bab 1

Di sebuah kota metropolitan yang ramai, tinggallah seorang pemuda bernama Fadhil. Dia adalah pemuda biasa dengan wajah tampan dan hati yang lembut. Sayangnya, baru-baru ini, hatinya hancur karena putus cinta dengan kekasihnya, Rara. Cinta mereka yang dulu manis kini berubah menjadi kenangan pahit yang mengalahkannya setiap hari.

Fadhil berusaha keras untuk melupakan Rara, tapi setiap sudut kota yang dulu pernah mereka jelajahi, setiap lagu yang dulu pernah mereka nyanyikan bersama, semuanya masih terpatri jelas dalam ingatannya, mengingatkannya pada saat-saat indah yang telah berlalu. Perpisahan itu terasa seperti pisau yang merobek hati Fadhil, meninggalkan luka mendalam yang sulit disembuhkan.

Setiap malam, Fadhil duduk termenung di tepi jendela kamarnya, memandangi kerlip cahaya lampu kota yang kontras dengan kegelapan malam, seolah-olah ikut merayakan kebahagiaan orang lain. Sementara bagi dirinya, hanyalah malam sunyi nan panjang yang menyentuh kesepian di dalam dirinya.

Teman-temannya mencoba menghibur Fadhil dan membawanya ke berbagai tempat seru untuk mengalihkan perhatiannya, tapi rasa kehilangan mendalam itu sulit untuk diatasi. Dia merasa bagaikan puzzle yang kehilangan satu kepingan penting, kini tak lagi utuh dan lengkap seperti dulu.

Di tengah keterpurukan itu, tanpa diduga, takdir mempertemukan Fadhil dengan Presiden, seorang wanita berkharisma yang terkenal karena kekuasaan dan kecantikannya. Namun yang membuat Fadhil kaget adalah keteguhan dan ketenangan yang terpancar dari sosoknya yang begitu anggun dan berwibawa.

Meski Presiden memiliki daya tarik luar biasa, Fadhil masih belum bisa melupakan Rara. Setiap kali pandangannya bertemu dengan mata tajam Presiden, bayangan manis Rara selalu muncul dalam benaknya.

Hari demi hari berlalu, dan Fadhil berusaha mati-matian menahan gejolak perasaannya terhadap Presiden. Dia tidak ingin membiarkan hatinya terombang-ambing antara kenangan manis masa lalu dan getaran asing yang muncul tanpa diduga.

Namun, diluar dugaan, sebuah lelucon sepele yang Fadhil lontarkan tanpa maksud tertentu justru membuat pihak lain tertarik untuk mempersuntingnya. Kecerobohan itu kemudian melahirkan situasi pelik dan mengundang perhatian sistem aneh dari ponsel pintarnya yang menawarkan berbagai pilihan tak terduga yang bisa mengubah arah hidupnya.

Menghadapi pilihan-pilihan menantang tersebut, Fadhil dengan tegas menolak untuk terjebak dalam permainan sistem misterius itu. Baginya, kebahagiaan sejati tak bisa diraih dengan cara instan atau manipulasi semu.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah hidup Fadhil setelah dengan tegas menampik tawaran sistem aneh itu? Dan apakah benang merah cinta sejatinya akan kembali menjalin ikatan? Semua pertanyaan itu masih menggantung tanpa jawaban pasti, menanti setiap langkah bijaksana yang akan diambil Fadhil dalam mengarungi hidup.

Seiring berjalannya waktu, Fadhil mencoba untuk bangkit dari keterpurukan akibat putus cintanya dengan Rara. Meski terasa berat, dia berupaya fokus pada pekerjaan dan mencari hobi baru yang bisa mengalihkan pikirannya dari masa lalu.

Suatu pagi di taman kota, saat Fadhil tengah menikmati udara segar sendirian, tiba-tiba matanya menangkap sosok anggun Presiden yang tengah berjalan tegap tak jauh darinya. Rambut hitam panjang berkibar ditiup angin, pancaran matanya yang tajam menusuk relung hati Fadhil, membuat jantungnya berdebar tak karuan.

Melihat Fadhil yang termenung sendirian, dengan penuh wibawa Presiden menghampiri dan bertanya lembut, "Apakah Anda baik-baik saja, Nak?"

Fadhil yang kaget diperhatikan sang Presiden hanya bisa terkesiap sejenak sebelum menjawab sopan, "Oh, saya baik-baik saja Nyonya Presiden. Terima kasih atas perhatiannya."

Namun Presiden tampak ingin menggali lebih dalam tentang pemuda di hadapannya itu. Dia pun mengajak Fadhil duduk di bangku taman dan mulai mengobrol akrab. Fadhil sedikit kecewa karena rasa penasarannya terhadap Presiden belum terjawab, namun dia juga merasa senang mendapat kesempatan langka ini.

Lewat percakapan itu, keyakinan Fadhil semakin kuat bahwa Presiden bukan sekadar sosok anggun dan berwibawa, tapi juga memiliki kepribadian hangat dan perhatian meski tersembunyi dibalik topeng ketegasan dan keangkuhan.

Mereka mengobrol tentang beragam topik, dari pekerjaan hingga hobi masing-masing, juga visi misi kepemimpinan sang Presiden. Fadhil kagum mendengar semangat membara dan tekad baja Presiden untuk membawa perubahan bagi negeri.

Setelah cukup lama mengobrol, Presiden pun undur diri dan meninggalkan Fadhil. Namun pertemuan singkat itu meninggalkan impresi mendalam bagi sang pemuda. Dia tak lagi bisa memungkiri, dirinya tertarik pada sosok Presiden meski Rara masih bertahta di hatinya.

Fadhil berupaya mati-matian mengenyahkan perasaan itu, meyakinkan diri bahwa kedekatan mereka hanya kebetulan semata. Namun setiap berpapasan atau mendengar nama Presiden disebut, hatinya kembali bergetar oleh perasaan asing yang tak terduga.

Hidup Fadhil kembali berputar dalam pusaran dilema cinta yang rumit. Di satu sisi dia terus mengingatkan diri untuk tak larut dalam pesona Presiden, sementara di sisi lain hatinya tak bisa memungkiri kenyamanan dan keterpukauan yang dirasakan saat bersama sosok itu.

bab 2

Setelah pertemuan yang tak terduga dengan Presiden, Fadhil merasa semakin terombang-ambing dalam perasaannya. Dia merasa seperti ada magnet yang menariknya pada wanita itu. Pesona dan kharisma Presiden Zahra begitu memukau, membuat jantung Fadhil berdebar kencang setiap kali bertemu.

Namun di saat yang sama, hatinya juga belum sepenuhnya bisa melupakan Rara, kekasihnya sewaktu SMA dulu. Rara adalah cinta pertama Fadhil, yang telah mengisi hari-harinya dengan canda dan tawa masa remaja. Meski hubungan mereka kandas di tengah jalan, Fadhil masih sering terkenang dengan kenangan manis bersama Rara.

Kehidupan Fadhil kini menjadi lebih rumit dengan kehadiran pilihan-pilihan dari sistem misterius yang tiba-tiba muncul di ponselnya. Sistem itu seolah bisa membaca pikirannya dan mengetahui dilema yang tengah dia hadapi. Meskipun Fadhil berkali-kali dengan tegas menolak untuk bermain dengan sistem tersebut, rasa penasarannya masih terus mengganjal di benaknya.

Sementara itu, kabar pertemuannya dengan Presiden Zahra tersebar luas di antara teman-teman dan kerabatnya. Mereka memberi selamat dan menggodanya atas kesempatan langka yang didapatkan Fadhil. Beberapa bahkan mengusulkan agar Fadhil mencoba mendekati Presiden Zahra lebih jauh.

"Siapa tahu kamu beruntung dan bisa menjadi pasangan Presiden, Fadhil!" ujar Aldi, salah satu teman dekatnya.

Namun Fadhil hanya tersenyum sopan menanggapinya. Dalam hati dia merasa itu mustahil terjadi. "Presiden Zahra adalah sosok luar biasa yang sangat berpengaruh dan memiliki tanggung jawab besar untuk negeri ini. Aku hanya pemuda biasa, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengannya," pikir Fadhil.

Pada suatu hari, Fadhil tidak sengaja bertemu kembali dengan Rara di sebuah toko buku langganan mereka dulu. Rara terlihat cantik seperti dulu, membuat jantung Fadhil berdebar kencang. Mereka pun mengobrol canggung, mencoba mengulang kembali kenangan di masa lalu.

Rara masih sama ramahnya, dia bertanya kabar Fadhil dan mendengarkan dengan penuh minat cerita Fadhil tentang pekerjaan dan kehidupannya saat ini. Senyumannya yang manis seolah membawa Fadhil kembali ke masa SMA dulu, saat mereka masih berstatus sepasang kekasih.

Meski begitu, Fadhil sadar bahwa kembali bersama Rara bukanlah pilihan bijak untuknya saat ini. Mereka berdua kini telah tumbuh dewasa dan memiliki prioritas hidup yang berbeda. Mungkin Rara memang cinta pertamanya, tapi itu bukan berarti dia adalah cinta terakhir dalam hidup Fadhil.

Setelah pertemuan singkat itu, Fadhil makin terpaku memikirkan Rara dan kenangan manis sewaktu remaja dulu. Di satu sisi, itu membuatnya sedih karena menyadari hubungan mereka yang telah berakhir. Namun di sisi lain, perasaannya pada Presiden Zahra kian mendalam, membuat hatinya galau.

Fadhil merasa seperti berada dalam simpang jalan. Di satu sisi ada Rara, cinta monyet masa lalunya yang tak terlupakan. Di sisi lain ada Zahra, sosok memukau yang perlahan mulai mengisi relung hatinya. Fadhil bimbang harus memilih yang mana.

Kegalauan Fadhil semakin memuncak ketika suatu malam sistem misterius itu kembali muncul di ponselnya. Kali ini Fadhil diberi pilihan yang harus segera dia tentukan. Dengan berat hati, Fadhil pun memutuskan untuk menjawab panggilan takdir tersebut. Kini dia telah berada di persimpangan jalan, dan harus menentukan arah tujuan hidupnya selanjutnya.

Bagaimana Fadhil akan memilih? Akankah dia kembali pada Rara, cinta monyet masa lalunya? Atau justru memilih Zahra, sosok memukau yang kini mulai menggetarkan hatinya?

Sungguh dilema berat yang harus segera dijawab, sebelum sang waktu kembali berputar dan kesempatan itu hilang selamanya...

bab 3 menghadapi pilihan hati

Fadhil duduk termenung di kedai kopi, menatap layar ponselnya dengan perasaan galau. Pilihan-pilihan dari sistem misterius itu semakin membuatnya bimbang. Di satu sisi, dia masih menyimpan rasa untuk Rara, mantan kekasih yang tak terlupakan. Di sisi lain, Presiden Zahra hadir dalam hidupnya dengan pesona memukau yang sulit ditolak.

Dia merenung sejenak, berusaha memikirkan konsekuensi dari setiap opsi yang ada. Jika dia memilih opsi pertama, mungkin dia akan tenggelam dalam penyesalan karena melewatkan peluang emas di hadapannya. Opsi kedua memberinya imbalan materi, namun apakah uang mampu mengisi kekosongan hati? Sementara opsi ketiga terdengar menggiurkan, tapi apakah kebahagiaan sejati bisa didapatkan dengan paksaan?

Tiba-tiba muncul pesan di layar ponselnya, "Waktu telah tiba untuk menentukan, Tuan Fadhil. Ingatlah, setiap langkah memiliki konsekuensinya."

Fadhil menarik napas dalam-dalam. Dia sadar bahwa tak ada jalan mudah. Setiap pilihan akan membawanya pada garis takdir yang berbeda. Dia memejamkan mata dan mendengarkan kata hatinya. Perlahan dia menyadari, meski dulu mencintai Rara dengan sepenuh hati, namun tak mungkin bahagia jika hanya mengenang masa lalu.

Di sisi lain, meski awalnya hanya terpikat pesona Zahra, kini dia merasa ada ikatan batin yang lebih dalam terjalin di antara mereka. Zahra bukan sekedar sosok memukau, namun juga memiliki visi dan cita-cita yang serupa dengannya untuk memajukan negeri tercinta ini.

Di tengah kesunyian kedai kopi itu, Fadhil membuka mata dan membulatkan tekad. Dia mengetikkan pilihan yang tegas pada sistem misterius itu. "Aku tolak semua opsi yang kau berikan. Aku yang akan menentukan arah hidupku, bukan karena iming-iming hadiah atau paksaan."

Setelah menekan tombol kirim, Fadhil merasa lega seolah beban berat terangkat dari pundaknya. Dia siap menghadapi konsekuensi keputusannya ini. Meski masa depan masih samar, dia yakin ini adalah jalan terbaik baginya.

Keesokan harinya, Fadhil menemui Zahra dan mengutarakan isi hatinya dengan jujur. Dia mengaku tertarik dan ingin menjajaki hubungan yang lebih dalam dengan Zahra. Sang Presiden mendengarkan dengan bijaksana, dia menghargai keberanian dan ketulusan hati Fadhil. Mereka sepakat untuk menjalin hubungan perlahan, tanpa buru-buru. Cinta sejati butuh waktu untuk tumbuh dan berkembang.

Sementara itu di tempat lain, Rara yang mendengar kabar Fadhil dengan Zahra merasa terkejut. Meski masih memiliki rasa, dia paham bahwa kisah cinta mereka telah berakhir. Dengan hati pedih dia melepaskan Fadhil, memberinya kebebasan untuk menggapai kebahagiaan.

Hari demi hari berlalu, benih cinta Fadhil dan Zahra tumbuh semakin kuat. Mereka saling menguatkan dan memotivasi satu sama lain dalam menjalani lika-liku kehidupan. Fadhil belajar untuk mengejar impiannya tanpa mengandalkan jalan pintas. Dia sadar bahwa yang terpenting bukan hasil akhir, melainkan perjalanan menuju kesana.

Ketika cinta sejati datang dengan sendirinya, Fadhil memeluknya dengan hati terbuka. Hidupnya yang penuh liku kini membawanya pada kebahagiaan hakiki, berkat keputusan teguhnya untuk setia pada kata hati.

Dan dalam dekapan Zahra yang hangat, Fadhil menemukan cinta sejati yang telah lama dicarinya. Bersama, mereka menatap masa depan dengan keyakinan, bahwa tak ada yang lebih berharga dibanding hidup yang dijalani dengan tekad kuat dan keberanian untuk meraih kebahagiaan. Tak peduli berapa banyak cobaan yang menghadang, selama mereka saling menguatkan, Fadhil yakin mereka mampu melewatinya dengan baik.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!