Dekorasi yang begitu mewah dengan taburan bunga menghiasi sebuah rumah yang akan menjadi tempat berlangsungnya sebuah acara sakral. Acara yang selalu diingin - inginkan oleh setiap pasangan. Setelah menjalin hubungan asmara selama satu tahun dengan sang kekasih, akhirnya mereka akan menuju bahtara pernikahan.
Di dalam kamar yang di penuhi bunga - bunga segar , Chiara sedang di rias oleh seorang personil MUA untuk persiapan prosesi akad yang akan di laksanakan beberapa jam lagi. Setelah selesai di rias Chiara mematut dirinya di depan cermin dengan balutan gaun berwarna putih menghiasi tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang karena sebentar lagi pernikahannya dengan sang pujaan hati akan di laksanakan.
Seulas senyum selalu tersungging di bibirnya yang tipis. Memancarkan kecantikan alami yang sangat menawan , membuat siapa pun yang melihatnya pasti akan terpesona.
Hari ini Chiara merasa kalau dirinya akan menjadi wanita yang paling bahagia yang ada di dunia ini. Detik demi detik waktu seakan berjalan sangat lambat. Gadis itu berkali - kali mengusap dadanya untuk menenangkan hatinya. Tampak sangat jelas kalau gadis itu tengah di liputi kegugupan. Bulir - bulir peluh yang tak henti - hentinya timbul di keningnya.
Dan dengan sigap di bersihkan oleh Juita , sang tante , adik dari Mamanya yang sejak tadi setia mendampinginya di sertai memberikan dukungan moral serta gurauan untuk menenangkan ponakannya. "Chiara , tenanglah ! Jangan gugup . Jika kamu ingin tampil maksimal di depan calon suamimu, maka buat dia tidak bisa berkedip dengan kecantikanmu," kata Juita sembari tersenyum. Itu adalah kalimat yang ke tiga yang di ucapkan oleh Juita.
Chiara pun menatap Juita. "Tante , apakah Keysa sudah datang ? " tanya Chiara seraya menaikkan alisnya. Dia sudah dari tadi menunggu Keysa namun gadis itu sampai saat ini belum datang juga.
Keysa adalah sahabat Chiara . Mereka sudah bersama - sama sejak kecil, bahkan Chiara sudah menganggap Keysa seperti saudaranya sendiri. Apapun yang ingin di beli oleh Chiara , dia pasti tak akan lupa membelikan sahabatnya juga. Karena Keysa berasal dari keluarga miskin , jadi Chiara yang selama ini selalu membantu sahabatnya itu. Masalah apapun yang di hadapi oleh Keysa , maka Chiara adalah orang pertama yang datang membantunya.
" Belum, mungkin Keysa terkena macet. Sebentar lagi dia pasti akan datang," sahut Juita sambil menatap Chiara yang terlihat sangat cantik. Keponakannya itu memang gadis yang sangat cantik. Walaupun tidak memakai riasan apapun , Chiara tetap terlihat cantik. Padahal banyak sekali pria yang mengejar cinta Chiara , namun keponakannya itu lebih memilih Aldo. Sebenarnya dia kurang menyukai Aldo. Pria itu tak pernah sopan kalau bicara dan bertamu ke rumah orang. Begitu pun dengan orang tua Chiara , mereka juga tak menyukai Aldo , namun Chiara sangat mencintai Aldo hingga mereka terpaksa merestui hubungan mereka.
Ceklek...
Terdengar suara derit pintu yang terbuka dan di susul dengan masuknya sesosok pria paruh baya dengan setelan kemeja batik lengan panjang dan celana bahan serta peci yang bertengger rapi di kepalanya. Dia adalah Farhan , Papa Chiara. Setelah itu datang Ayumi dan berdiri di samping suaminya.
" Maaf mengganggu, " ucap Farhan dengan senyum yang terkesan di paksakan. "Saya ingin bicara empat mata dengan putri saya." Kata Farhan seraya menatap putrinya.
Hening...
" Ada apa , Pa ? " tanya Ayumi dengan raut wajah kebingungan dan heran melihat suaminya yang terlihat aneh.
" Ya , mas. Ada apa ? " tanya Juita dengan raut wajah yang sangat terkejut.
" Hmmm..? " Raut wajah Farhan terlihat bingung menjawab pertanyaan Juita dan Ayumi. "Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang aku ingin bicara berdua dengan Chiara," sahut Farhan sambil menatap putrinya.
Mendapat tanggapan yang seperti itu, Juita dan Ayumi sudah dapat menebak kalau ada sesuatu yang bersifat privasi yang ingin di sampaikan oleh pria paruh baya itu pada putrinya.
Ayumi dan Juita pun mengerti dan tidak bertanya lebih jauh lagi. Mereka pun keluar dari ruangan meninggalkan sepasangan Ayah dan anak itu.
Selang beberapa saat setelah pintu ruangan tertutup , Chiara mendekati Papanya. "Ada apa , Pa ? " tanya Chiara yang langsung memberikan pertanyaan yang sama dengan yang di lontarkan oleh Mama dan tantenya.
Sejenak Farhan memejamkan matanya. " Chiara , kau harus bisa ikhlas dan sabar. Tidak semua yang hilang dari kita, harus kita cari. Ada banyak kehilangan yang cukup kita hadapi dengan merelakan. Karena hanya dengan merelakan , kita akan mendapat pengganti yang lebih baik , " kata pria paruh baya itu dengan mata berkaca - kaca menahan tangis.
Sontak saja Chiara diliputi rasa khawatir setelah mendengar ucapan Papanya."Kenapa Papa bicara seperti itu ? Memangnya ada apa ? Tolong jangan buat Chiara khawatir di hari pernikahan Chiara ini, Pa ! " balas Chiara sambil menatap Farhan.
Farhan menghembuskan nafasnya dengan gusar. "Beberapa saat yang lalu keluarga Wijaya menghubungi Papa , mereka mengatakan kalau pernikahan ini di batalkan," ucap Farhan yang kemudian terdiam. Dia tidak dapat melanjutkan ucapannya.
Keluarga Wijaya adalah keluarga sang calon mempelai pria atau calon suami Chiara, Aldo Wijaya. Keluarga pengusaha yang cukup terkenal di kotanya.
Hening...
Chiara terdiam sesaat sembari memikirkan perkataan Papanya. Kemudian tawanya pecah. " Hahaha... Jangan bercanda dong , Pa ! Mana mungkin pernikahanku di batalkan. Aldo sangat mencintaiku , jadi mana mungkin dia membatalkan pernikahan ini. Papa pasti ngeprank aku," ujar Chiara yang sama sekali tak percaya dengan ucapan Farhan.
Farhan menggeleng - gelengkan kepalanya melihat reaksi Chiara yang berada di luar perkiraannya. " Papa bicara serius , nak," jawab Farhan yang bicara dengan penuh penekanan.
Chiara menghembuskan nafasnya dengan kasar. " Ayolah , Pa. Chiara lagi nggak mood bercanda," rengek Chiara masih kukuh menganggap sang Papa tengah bercanda.
" Dengar nak ,Papa benar - benar nggak lagi bercanda. Pernikahaanmu memang di batalkan. Aldo meninggal karena kecelakaan. Mobilnya jatuh ke jurang dan sampai saat ini mayatnya belum di temukan. Kalau kau tak percaya kau bisa bertanya pada Nenek Dewi. Kebetulan dia baru saja datang untuk minta maaf," terang Farhan menjelaskan dengan raut wajah serius.
Melihat ketegasan sang Papa, Chiara tidak lagi dapat menyangkal keseriusannya. Terlebih lagi Farhan menyebut nama nenek Dewi , neneknya Aldo. Dada Chiara mendadak menjadi sesak. "Ti_tidak , Papa pasti bercanda. Katakan Pa, Papa hanya bercanda kan !" gadis itu menggeleng - gelengkan kepalanya sembari memegang dadanya yang kian menyesakkan.
Farhan dengan sigap mendekap sang putri ke dalam pelukannya saat Chiara mulai kehilangan keseimbangan pada pijakannya. "Sabar nak. Kamu harus bisa mengikhlaskannya," kata Farhan. Akhirnya, air mata yang sejak tadi berusaha dia tahan terjatuh juga. Terlebih lagi saat sang putri mulai menangis terisak - isak dalam pelukannya.
"Hiks...hiks...tolong katakan kalau Papa lagi bercanda. Ini tidak benar kan , Pa ?" teriak Chiara masih saja berusaha menyangkal. Air mata Chiara bercucuran terus - menerus di pipinya.
Farhan mengusap - usap punggung Chiara. "Sabar nak. Kamu harus bisa mengikhlaskannya," kata Farhan yang hanya bisa menguatkan sang putri dengan lebih mengeratkan dekapannya.
" Tapi aku tak bisa hidup tanpa Aldo, Pa. Aku akan ikut bersama dengannya ," teriak Chiara lagi dengan air mata yang terus menetes.
Chiara terus menangis di pelukan Farhan .Hatinya begitu hancur karena orang yang dia cintai meninggalkannya untuk selama - lamanya. "Aldo , hari ini adalah hari pernikahan kita yang selama ini kita nanti - nanti. Kamu bilang mau menjagaku sampai aku mati , tapi kenapa kau berbohong ? Kenapa kau meninggalkanku ? " teriak Chiara menangis histeris. Beberapa menit kemudian Chiara jatuh pingsan. Farhan dengan sigap langsung menggendong putrinya dan merebahkan putrinya di tempat tidurnya.
Ayumi dan Juita yang sudah mendengar semuanya dari Nenek Dewi pun kembali ke kamar Chiara di ikuti oleh Nenek Dewi. Mereka ingin melihat bagaimana keadaan Chiara. Setelah sampai di kamar Chiara, mereka terkejut melihat Chiara yang berbaring di tempat tidurnya.
Mereka pun menghampiri Farhan yang terlihat sedang membelai rambut putrinya sambil menangis. " Pa, apa yang terjadi pada Chiara ? " tanya Ayumi dengan raut wajah yang terlihat cemas.
" Chiara baik - baik saja. Dia hanya pingsan saja. Mungkin dia terlalu syok mendengar semua ini, " kata Farhan sembari menatap putrinya.
Tak berselang lama Chiara pun membuka matanya dan menatap Papa dan Mamanya. Air matanya pun kembali menetes tiada henti. Siapa pun pasti akan sangat sedih jika di tinggalkan oleh orang yang dia cintai. Dan itulah yang di rasakan oleh Chiara saat ini.
Air mata Ayumi langsung menetes melihat keadaan putrinya. Dia tak tega melihat putrinya seperti itu. " Sayang, kamu harus bisa mengikhlaskannya. Kamu adalah wanita yang kuat. Mama yakin kau pasti bisa melewati semuanya, " kata Ayumi sembari mengusap dengan lembut kepala Chiara.
Begitu pula dengan Farhan, dia hanya bisa menguatkan putrinya.
Air mata Juita pun ikut menetes melihat keponakannya. " Chiara, hapuslah air matamu ! Aldo juga pasti tak ingin berpisah denganmu. Aldo juga pasti sedih. Dia pasti tak bisa tenang karena melihatmu seperti ini. Jika kamu mencintainya maka hapus air matamu," ucap Juita sembari menatap wajah Chiara.
" Mama dan Tantemu bicara benar. Nenek yakin kau adalah gadis yang kuat, jadi jangan bersedih lagi. Apa pun yang hilang dari dirimu , suatu saat nanti pasti akan datang dalam bentuk lain, " terang Nenek Dewi yang tak tega melihat Chiara. Dia juga pernah berada di posisi Chiara. Kehilangan calon suami sehari sebelum hari pernikahannya. Di tambah lagi dia saat itu sedang mengandung . Lalu terpaksa dia menikah dengan pria yang sangat dia benci. Namun, lama - kelamaan dia akhirnya jatuh cinta dengan suaminya dan begitu pun dengan suaminya.
Mendengar perkataan mereka, Chiara pun berusaha menghapus air matanya. Dia tak ingin Aldo sedih karena melihat dirinya menangis. Namun, air matanya terus keluar dengan begitu saja.
" Juita, tolong katakan ke pada para tamu kalau pernikahaan ini di batalkan," kata Farhan pada Juita yang saat ini berdiri di sampingnya.
" Tunggu ! " seru Nenek Dewi sambil menatap Farhan. "Jika kalian tidak keberatan , biarkan cucu pertamaku yang menggantikan Aldo untuk menikahi Chiara. Namanya Dario, dia adalah cucu kesayanganku. Dia adalah kakaknya Aldo. Kalian tenang saja, Dario adalah orang yang sangat sopan dan juga baik, " terang Nenek Dewi menjelaskan. Karena kebetulan sekali Dario selama ini belum pernah pacaran. Dia tak ingin Dario mendapatkan seorang istri yang tidak baik. Selama ini dia juga sudah menganggap Chiara seperti cucunya sendiri. Wanita itu sangat baik dan juga sangat sopan.
Chiara yang sedang berusaha menghapus air matanya sontak berhenti dan menatap Nenek Dewi. Dia mengerutkan keningnya mendengar perkataan Nenek Dewi. Dia baru tahu kalau ternyata Aldo memiliki saudara. Tapi kenapa selama ini Aldo selalu mengatakan kalau dia tak memiliki saudara ? Apakah hubungan mereka tidak baik ?
" Aku hanya ingin menjaga nama baik keluarga kalian karena semua tamu sudah datang. Apa kata orang jika pernikahan ini di batalkan ? " ujar Nenek Dewi dengan tatapan mata yang datar.
" Maaf, Nyonya. Mana mungkin mempelai prianya di ganti ? " ujar Farhan dengan raut wajah bingung.
Nenek Dewi menghela nafas pelan." Ini untuk menjaga nama baik keluarga kalian. Tapi kuharap kalian bisa mempertimbangkan semuanya. Jika kelak Chiara merasa tidak ada kecocokan dengan Dario , maka Chiara bisa meminta cerai dari Dario, " kata Nenek Dewi yang mengatakan kalimat terakhir dengan suara berat. Jika Chiara setuju menikah dengan Dario maka dia tak akan membiarkan mereka bercerai. Dia sangat yakin jika lama - kelamaan mereka pasti bisa saling jatuh cinta seperti dirinya waktu dulu.
Chiara mendengarkan kata demi kata yang di ucapkan oleh Nenek Dewi. Apa yang di katakan oleh Nenek Dewi memanglah benar. Seandainya pernikahannya tidak terjadi maka akan banyak sekali gosip aneh - aneh yang muncul. Di tambah lagi saudara Papanya suka sekali membuat berita yang tidak benar. Jika saudara Papanya mendengar semua ini maka dia pasti akan di cap sebagai wanita pembawa sial. Dia tak ingin citra keluarganya menjadi buruk.
Ayumi menatap suaminya. " Pa, tolong pikirkan dengan baik - baik ucapan Nyonya Dewi. Mumpung Sinta belum mendengar kabar ini. Sinta juga belum tahu wajah calon suami Chiara. Jika saudaramu tahu semua ini maka dia pasti akan membuat gosip yang aneh - aneh, " ujar Ayumi. Sinta baru kembali ke kota ini dua hari yang lalu, jadi wanita itu belum tahu wajah calon suami Chiara. Dia yakin kalau cucu Nyonya Dewi yang bernama Dario pasti pria yang sangat baik. Buktinya dia lebih menyayangi Dario dari pada Aldo. Sedangkan Aldo selama ini tidak terlalu dekat dengan neneknya.
Farhan memandang Chiara yang hanya diam saja. Dia tidak bisa memaksa Chiara demi mementingkan nama baik keluarganya. "Keputusan ada di tangan Chiara. Aku tidak akan memaksa jika dia tidak menginginkan pernikahan ini," terang Farhan dengan raut wajah sedih.
" Chiara, bagaimana menurutmu ? Apakah kau mau menikah dengan Dario ? Pikirkan baik - baik citra keluargamu, " ujar Nenek Dewi dengan nada datar.
Chiara menyeka air mata yang membasahi pipinya lalu memandang ke arah Farhan. Seandainya pernikahan ini gagal maka kasihan Mama dan Papanya. "Baiklah, aku akan menerima pernikahan ini, " jawab Chiara dengan dada naik turun. Lagi pula dia bisa meminta cerai pada Dario seperti apa yang Nenek Dewi ucapkan.
Farhan ternganga mendengarnya. Dia merasa ada yang salah dengan Chiara. Padahal dia tak masalah sama sekali kalau Chiara tak jadi menikah. Hanya kebahagiaan Chiara yang di pikirkannya. "Apakah kau yakin ? " tanya Farhan sembari mengerutkan keningnya.
" Iya, Pa. Ini adalah yang terbaik, " ungkap Chiara dengan sikapnya yang begitu manja.
" Kau tidak perlu memikirkanku. Bagaimana kalau pernikahan ini tidak membuatmu bahagia? " tanya Farhan karena sangat mengenal putrinya yang tidak mungkin menerima jika di paksa.
" Aku sudah memutuskannya. Tidak apa-apa aku menikah dengan pria bernama Dario, "kata Chiara yang berusaha tersenyum.
" Baiklah, " ujar Farhan sembari menghela nafas berat lalu memeluk putri semata wayangnya.
Nenek Dewi langsung tersenyum setelah Chiara mengucapkan kata ' bersedia '. Sebenarnya, saat pertama kali berkenalan dengan Chiara dia sudah berpikir ingin menikahkan Dario dengan Chiara. Namun sayang sekali, saat itu Chiara adalah kekasih Aldo. Pada saat itu dia juga memaksa Dario agar merebut Chiara dari Aldo, tapi Dario tak mau melakukannya. Mungkin terdengar sangat aneh karena seorang Nenek mengajarkan cucunya hal yang tidak baik , tapi dia menyuruh Dario merebut Chiara karena gadis itu tidak cocok bersama Aldo. Selama ini dia tak pernah menyukai Aldo karena cucu keduanya itu sangat sombong, selalu menghambur - hamburkan uang dan bahkan tak pernah sopan jika bicara dengan dirinya. Dia yakin Chiara tak tahu sifat asli cucunya itu. Berbeda dengan Dario, selama ini Dario terkenal berandalan karena cucunya itu mencari uang dari balapan motor dan menyanyi di cafe - cafe. Walaupun Dario terkenal berandalan tapi cucu pertamanya selalu sopan dengan dirinya. Wajahnya memang terlihat seperti pria berandalan tapi hatinya sangat baik. Sedangkan Aldo bekerja di perusahaan milik keluarganya. Dario selama ini tak pernah menggunakan uang milik keluarganya. Mereka juga selama ini tak pernah akur .
"Kalau begitu aku akan memanggil Dario dulu. Sekarang dia sedang menungguku di depan," kata Nenek Dewi sembari menatap Farhan dan Chiara secara bergantian.
"Baik, Nyonya. Silahkan ! " balas Farhan dengan sopan.
Nenek Dewi pun keluar dari kamar Chiara dan pergi mencari Dario yang saat ini menunggunya di depan rumah Chiara.
" Nenek, apa semuanya sudah selesai ? " tanya Dario sembari menatap Neneknya yang tengah berdiri di samping mobilnya.
Nenek Dewi terdiam sambil memikirkan cara untuk membujuk Dario agar mau menikah dengan Chiara. "Dario, ada hal penting yang ingin Nenek bicarakan denganmu," ucap Nenek Dewi sambil menatap Dario.
" Hal penting apa itu, Nek ? " tanya Dario seraya menaikkan kedua alisnya. Wajah Neneknya terlihat sangat serius sekali , kira - kira hal penting apa yang ingin beliau katakan dengan dirinya?
Nenek Dewi menghela nafas pelan sebelum membalas pertanyaan Dario. Dia sangat berharap Dario bersedia menikah dengan Chiara. Kalau Dario tidak setuju maka dia akan membujuk cucunya itu hingga setuju menikah dengan Chiara. "Dario, apa kau menyayangi Nenekmu ini ? " tanya Nenek Dewi sembari menatap dengan tajam kedua mata Dario.
Dario mengerutkan alisnya sembari mengosok dagunya menggunakan tangannya karena bingung dengan pertanyaan yang di berikan oleh sang Nenek. Kenapa tiba - tiba Neneknya memberikan pertanyaan seperti itu ? Padahal beliau jelas - jelas sudah tahu kalau dirinya sangat menyayanginya . Bahkan dia lebih menyayangi Neneknya dari pada orang tuanya sendiri, dan Neneknya juga tahu akan hal itu."Kenapa Nenek bertanya seperti itu ? Apa Nenek tak percaya kalau aku sangat menyayangimu ?"tanya Dario seraya mengusap wajahnya dengan kasar.
Nenek Dewi tersenyum mendengar perkataan Dario. "Kalau begitu Nenek ingin meminta sesuatu darimu dan tolong kabulkan permintaan Nenekmu ini," ujar Nenek Dewi dengan raut wajah yang terlihat sangat serius.
"Memangnya apa yang ingin Nenek minta dariku? " tanya Dario lagi dengan tatapan mata yang fokus menatap Neneknya.
" Hmm..Dario , Nenek ingin kau menikah dengan Chiara. Nenek merasa kasihan dengannya, " ucap Nenek Dewi .
Kedua mata Dario langsung terbelalak lebar mendengar permintaan Neneknya. "Permintaan macam apa itu Nek ? Kenapa Nenek harus meminta hal seperti itu padaku ? Dan kenapa Nenek malah kasihan dengan gadis itu? " tanya Dario dengan raut wajahnya yang terlihat sangat kesal setelah mendengar permintaan sang Nenek.
"Dario, selama ini Nenek sangat menyayangi Chiara. Nenek sudah menganggap Chiara seperti cucu Nenek sendiri. Dia gadis yang sangat baik dan selalu membuat Nenek tertawa . Setiap Chiara datang ke rumah bersama Aldo , dia selalu bersama Nenek karena Emi tak pernah menyukainya. Walaupun Aldo sering membawa Chiara ke rumah tapi mereka tak pernah melakukan hal aneh - aneh. Chiara wanita yang masih suci. Nenek pernah mendengar Chiara dan Aldo bertengkar. Saat itu Aldo ingin mencium bibir Chiara, tapi Chiara menolaknya dengan alasan dia mau melakukan semua itu kalau dia dan Aldo sudah menikah. Tapi Aldo malah marah - marah pada Chiara hingga gadis itu menangis. Setelah itu Nenek lalu menghiburnya. Nenek tahu betul kalau Chiara adalah gadis yang sangat baik. Nenek hanya ingin kau menikah dengan wanita baik - baik seperti Chiara. Nenek mohon, menikahlah dengan Chiara ! " seru Nenek Dewi dengan raut wajah memohon. Dia begitu yakin kalau Chiara gadis baik - baik karena gadis itu selalu curhat dengan dirinya selama ini.
Dario menghela nafas dengan kasar mendengar ucapan Neneknya yang begitu yakin kalau Chiara adalah gadis baik - baik. Mana ada orang pacaran selama satu tahun tapi tidak pernah mau di cium bibirnya ? Dia yakin gadis itu pasti sudah sering berciuman atau pun tidur dengan Aldo. Dia pasti sengaja sok polos di depan Neneknya agar Neneknya berpikir kalau dia wanita baik - baik. "Maaf, Nek. Aku tidak mau menikah dengannya. Wanita itu adalah bekas Aldo. Aku yakin Chiara pasti sok polos di depan Nenek. Selama ini dia pasti sudah sering tidur dengan Aldo. Nenek jangan mau di bohongi oleh gadis itu. Aku tidak masalah menikah dengan wanita yang sudah tidak suci asalkan bukan bekas Aldo," terang Dario dengan raut wajah yang merah padam.
" Dario, Chiara wanita yang masih suci. Nenek sangat yakin akan hal itu. Percayalah pada Nenek, " kata Nenek Dewi lagi dengan raut wajah sedih.
" Nek, aku benar - benar tidak mau menikah dengan gadis itu. Tolong , jangan memaksaku ! " ujar Dario menunduk.
" Apa perlu Nenek berlutut ? Nenek hanya ingin kau menikah dengan wanita baik - baik seperti Chiara. Nenek melakukan ini untuk kebahagiaanmu sendiri. Kalau begitu Nenek akan berlutut agar kau mau mengabulkan permintaan Nenek ini," terang Nenek Dewi yang kemudian ingin berlutut di kaki Dario, namun langsung di cegah oleh Dario.
Mana mungkin dia tega melihat Neneknya berlutut di kakinya sendiri. Dia sangat menyayangi Neneknya, jadi apapun akan dia lakukan untuk Neneknya. "Baiklah , kalau begitu aku bersedia menikah dengan gadis itu. Tapi aku melakukan semua ini demi Nenek. Aku tak bisa melihat Nenek sedih seperti tadi, "ungkap Dario sembari mengacak - acak rambutnya sendiri. Tadinya dia kesini karena ingin mengantar Neneknya saja, namun kenapa malah dirinya yang menjadi pengantin pria ?
Raut wajah Nenek Dewi langsung berbinar - binar karena begitu senang mendengar jawaban Dario. Dia jadi tidak sabar melihat mereka menikah.
" Ini semua gara - gara anak pelakor itu," gerutu Dario sembari mengepalkan kedua tangannya.
" Hus , tidak boleh bicara seperti itu. Menurut Nenek sepertinya kau dan Chiara berjodoh. Kalau begitu ayo masuk ke dalam karena para tamu sudah banyak yang datang, " kata Nenek Dewi yang langsung menarik tangan Dario.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!