NovelToon NovelToon

Cinta Setelah Kehilangan

Bagian 1

Dinda Anandita, gadis manis, periang, baik, ramah dan juga sholehah. Dinda adalah putri satu-satunya dari pak Rama dan bu Ami. Dinda adalah anak perempuan pertama dari tiga bersaudara. setelah selesai kuliah Dinda memilih untuk menjadi seorang pengusaha.

...----------------...

"selamat pagi sayang."sapa Bu Ami

"pagi ma."jawab Dinda sembari tersenyum tak lupa ia memeluk dan mencium pipi mama nya.

"sarapan dulu yuk."titah Bu Ami

Dinda mengangguk, lalu ia pun duduk di samping mama nya.

"papa kemana ma?"tanya Dinda

"papa masih dikamar, sebentar lagi pasti keluar."jawab Bu Ami sembari memberikan sepiring nasi goreng pada Dinda.

walaupun Dinda sudah dewasa namun ia tetaplah putri kecil bagi pak Rama dan bu Ami.

"hei selamat pagi."sapa pak Rama sembari mengelus kepala Dinda

"pagi pa."jawab Dinda

"gimana butik mu, nak?"tanya pak Rama

"Alhamdulillah pa, sekarang udah banyak yang tau dan belanja di butik Dinda."jawab Dinda

"syukurlah nak."jawab pak Rama

"pagi ma, pa, mbak?"sapa Kevin tiba-tiba muncul dari belakang Dinda

"pagi, ayo sarapan ntar telat lho."ucap Dinda

"iya mbak."jawab Kevin sembari menarik kursi lalu ia pun duduk disana.

Dinda mempunyai dua adik laki-laki yaitu Kevin dan Kelvin. kedua adik nya sedang menjalani pendidikan nya masing-masing. Kelvin sedang kuliah di Semarang sedangkan Kevin SMA.

setelah selesai sarapan Dinda langsung berpamitan dengan kedua orang tua nya, begitu juga dengan Kevin. setiap hari Dinda selalu mengantar Kevin ke sekolah. tak jarang Dinda di godai oleh para guru yang masih single di sekolah nya.

dua puluh menit lebih, kedua nya tiba di sekolah, Kevin pun langsung turun dari mobil dan berpamitan pada Dinda.

"mbak, Kevin sekolah dulu ya, mbak hati-hati di jalan." ucap Kevin

"iya Vin, kamu belajar yang rajin ya, mbak pergi dulu. assalamu'alaikum."ucap Dinda

"wa'alaikumsalam."jawab Kevin. Kevin pun masuk ke dalam sekolah.

...----------------...

sesampainya di butik. Dinda Memarkirkan mobil nya kemudian ia pun masuk ke dalam butik.

"pagi mbak."sapa ayu

Dinda mempunyai seorang karyawan yang bernama ayu. Ayu sudah bekerja dengan nya sejak awal Dinda merintis usaha nya. Dinda sudah menganggap ayu sebagai adik nya sendiri.

"pagi ay, apa kabar?"tanya Dinda sembari tersenyum

"Alhamdulillah baik mbak."

"syukurlah, mbak ke dalam dulu ya."ucap nya lagi

ayu pun mengangguk sembari tersenyum.

Dinda meletakkan tas di atas meja kerja nya, kemudian ia menyalakan komputer dan mulai mengerjakan pekerjaan nya.

Dinda terlihat begitu fokus dengan layar komputer di hadapan nya. hingga tak terasa hari semakin siang, tak berselang lama terdengar suara adzan Zhuhur dari sebuah masjid yang tak jauh dari butik.

Dinda pun keluar menemui ayu. "ay kita sholat dulu ya, butik nya tutup aja."ucap Dinda

"baik mbak."jawab ayu

sesibuk apapun Dinda, ia selalu mengutamakan kewajiban nya sebagai seorang hamba. karena ia tau bahwa apa yang ia capai hingga hari ini tak lepas dari kebaikan Allah terhadap diri nya.

ayu pun menutup butik, kemudian kedua nya pergi ke masjid. sesampainya disana, kedua nya langsung mengambil wudhu dan melaksanakan segera melaksanakan sholat.

selepas sholat mereka kembali ke butik, cuaca siang itu cukup terik hingga membuat badan terasa gerah."nggak makan siang dulu, mbak?" tanya ayu

"lapar sih Ay tapi mbak males ke seberang."ucap Dinda sembari tertawa

"Oalah mbak, kenapa nggak ngomong sama ayu."jawab ayu

"hahahaha kamu kan tau sendiri mbak seperti apa."ucap Dinda. ia memang orang nya tidak enakan.

"iya mbak, tapi kayak baru kenal aja sama ayu. jangan sungkan-sungkan mbak."jawab ayu sembari cemberut

"hahahaha iya-iya maaf. ya udah mbak minta tolong beliin nasi ayam ya."ucap Dinda

"oke mbak. minum nya apa mbak?"tanya ayu lagi

"seperti biasa ay."jawab Dinda

"siap mbak."jawab ayu sembari pergi menuju rumah makan di seberang sementara Dinda menunggu di butik.

sembari menunggu ayu, Dinda duduk selonjoran di sebuah sofa. Namun saat Dinda sedang memainkan ponsel nya. tiba-tiba datang seorang pria bersama wanita paru baya.

"permisi mbak."ucap pria itu

Dinda membenarkan posisi duduk nya "iya mas, ada yang bisa saya bantu."jawab Dinda ramah

"saya mau cari baju couple buat saya sama ibu saya."ucap pria itu

"oh gitu, baik. mari ikut saya, Bu."ucap Dinda sopan

mereka pun menuju ruangan dimana di dalam nya terdapat banyak model gamis dan juga baju pria dengan berbagai model.

"ibu mau yang model seperti apa, Bu?"tanya Dinda sopan sembari memilah beberapa gamis yang tergantung disana.

"ibu mah mau yang simpel aja, neng."jawab ibu

Dinda mengangguk sembari tersenyum, "oh gitu, sebentar saya ambilkan dulu ya Bu. ibu duduk aja dulu ya, oh ya mas silahkan duduk."ucap Dinda kemudian dia pergi ke sebuah lemari untuk mengambil beberapa model gamis dan baju kemeja.

"ini ada beberapa model gamis dan kemeja yang warna nya sama, boleh di coba dulu mas, ibu."ucap Dinda

"mbak."panggil ayu dari depan

"iya ay, mbak di ruangan sini."sahut Dinda

ayu pun meletakkan bungkus nasi di atas meja, kemudian dia pun pergi menyusul Dinda "ada apa, mbak?"tanya ayu

"oh ini, mas sama ibu nya mau cari baju couple. tolong di bantu ya ay."ucap Dinda

"siap mbak."jawab ayu. ayu pun membantu ibu tersebut untuk mencoba beberapa model gamis.

"yang ini aja neng."ucap ibu itu sembari memberikan gamis dan kemeja berwarna maroon.

"baik ibu, ay tolong di siapin ya. Yang mas nya udah pas?"tanya Dinda

"sudah mbak."Jawab pria itu

"baik sebentar ya."ucap Dinda sembari tersenyum

"maaf dengan ibu siapa?"tanya ayu

"Bu Ima."

ayu pun membungkus nya dengan sebuah paperbag kemudian memberikan nya pada ibu itu. "ini gamis sama kemeja nya ya Bu. terima kasih sudah berbelanja di butik kami."ucap ayu sembari tersenyum

"terima kasih kembali."balas Bu Ima sembari tersenyum. kemudian ia menyodorkan sebuah kartu debit pada ayu. setelah membayar, mereka pun pergi dari butik.

di dalam mobil Bu Ima membuka pembicaraan dengan putra nya.

"Masya Allah banget ya, yan. orang nya ramah, mama seneng belanja disana. oh ya kamu tau butik itu dari siapa?"tanya Bu Ima

"dari teman Aryan, ma."jawab Aryan

"oh gitu, bagus sih, orang nya ramah, sopan, baik lagi. nanti kalau mau belanja, mama mau kesana aja."

"iya ma."jawab Aryan singkat

sementara di butik, Dinda dan ayu sedang makan siang. kedua nya terlihat begitu akrab.

"mbak, cowok tadi ganteng juga ya."goda ayu

"terus?"jawab Dinda singkat sambil melirik ke arah ayu

"iya nggak apa-apa kayak nya cocok dech sama mbak."ucap ayu sembari tertawa

mata Dinda terbelalak mendengar ocehan ayu. "mulai ngawur, ay."ucap Dinda

"hahahaha, maaf mbak, tapi benar kok mbak ."ucap ayu

"terserah kamu dech."ucap Dinda

drrrt

bunyi ponsel Dinda.

"hallo assalamu'alaikum, mbak."ucap suara di seberang

"wa'alaikumussalam, iya kenapa Kel?"tanya Dinda

"hehehe, nggak apa-apa mbak, Kelvin cuma kangen aja."ucap Kelvin

"hmm, kamu ini. gimana kuliah nya?"tanya Dinda

"alhamdulillah lancar mbak, doain ya tahun depan aku wisuda."ucap Kelvin

"Aamiin, ins syaa Allah selalu mbak doain, kamu fokus aja kuliah nya jangan lupa sholat dan jangan macem-macem disana."ucap Dinda

"iya mbak. oh ya mbak, udah dulu ya, mbak. Kelvin mau pergi dulu sama teman."ucap Kelvin

"teman apa pacar?"tanya Dinda

"teman mbak, kan kata mbak nggak boleh pacaran."jawab Kelvin

"good, ya udah hati-hati ya. Assalamu'alaikum."ucap Dinda

"wa'alaikumussalam."jawab viko

To Be Continued 🍁

Bagian 2

Hari semakin sore, sebelum pulang, Dinda dan ayu membereskan butik terlebih dahulu. kedua nya terlihat sedang bercanda dan tertawa bersama.

"ay."panggil Dinda

"iya mbak, ada apa?"tanya ayu

"kamu nggak mau lanjut sekolah?"tanya Dinda

"nggak mbak."jawab ayu singkat

"kenapa?"tanya Dinda lagi

"hmm, ayu rasa lebih baik ayu kerja aja mbak."jawab ayu

"iya kan maksud mbak umur ayu masih muda, sayang kan kalau nggak lanjut sekolah."ucap Dinda

"iya sih mbak, tapi ayu mau kerja aja biar bisa bantu ibu mbak."ucap ayu sopan. umur ayu memang masih muda, sekitar umur 16 tahun, sejak ayah nya meninggal beberapa tahun lalu, ayu lah yang menggantikan ayah nya untuk bekerja sebagai tulang punggung keluarga.

"hmm ya udah kalau gitu, mbak cuma bisa doain semoga ayu jadi anak yang lebih sukses lagi nanti nya."ucap Dinda

"Aamiin, terima kasih banyak ya mbak."ucap ayu

"terima kasih untuk apa?"tanya Dinda bingung

"atas kebaikan mbak sama ayu, sama keluarga ayu."jawab ayu

"hmm, nggak usah berterima kasih sama mbak ay, mbak ini cuma perantara aja, kan Allah yang mengatur segala nya, jadi berterima kasih lah sama Allah."ucap Dinda

"iya mbak."jawab ayu tersenyum

setelah selesai, mereka pun menutup butik tersebut. kedua nya kemudian pergi menuju ke tempat parkiran.

"pulang bareng sama mbak aja, ay?"ajak Dinda

"nggak usah mbak, ayu pulang naik taxi aja. kasihan kalau mbak harus bolak balik."tolak ayu

"nggak apa-apa kok."ucap Dinda

"nggak usah mbak, mbak pulang duluan aja."ucap ayu lembut

"Yo wes kalau gitu mbak duluan ya, kamu hati-hati di jalan."ucap Dinda

"iya mbak, mbak juga hati-hati ya."ucap ayu sembari tersenyum

...----------------...

di tempat lain, seorang laki-laki sedang duduk di sebuah taman belakang rumah sembari menikmati secangkir teh hangat.

dia adalah Muhammad Aryan Adriansyah, pria tampan dan merupakan seorang dokter muda di salah satu rumah sakit yang ada di ibukota.

"yan."panggil Bu Ima

Aryan menoleh ke arah mama nya"iya ma."tanya Aryan

Bu Ima duduk di samping Aryan"gimana hari ini?"tanya Bu Ima

"Alhamdulillah lancar ma."jawab Aryan sembari tersenyum

Aryan sangat menyayangi mama nya apalagi semenjak kepergian papa nya beberapa tahun yang lalu membuat Aryan semakin sayang dengan wanita yang telah melahirkan nya itu.

"oh ya, mama mau tanya dong. Aryan kapan mau nikah?".tanya Bu Ima

uhuk...uhuk

"eh pelan-pelan dong, yan."ucap Bu Ima panik

"maaf ma, mama sih buat Aryan kaget aja."ucap Aryan sembari membersihkan celana nya yang terkena semburan teh

"hahaha, lagian mama cuma nanya aja kok."ucap Bu Ima

"sabar ya ma, Aryan mau nikah tapi mungkin belum sekarang."jawab Aryan

"terus kapan dong?"tanya Bu Ima

"iya nanti kalau kata Allah sudah waktu nya, Aryan pasti nikah ma."jawab Aryan sembari tertawa kecil

"iya sih yan, mama sebenarnya nggak terlalu memaksa sih kan memang Allah yang mengatur segala nya tapi kamu juga harus usaha."ucap Bu Ima

"iya ma."jawab Aryan singkat

"atau mau mama jodohkan?"celetuk Bu Ima

Aryan langsung menatap mama nya.

"hahahaha just kidding honey."ucap Bu Ima sembari tertawa karena melihat kecemasan dari wajah putra semata wayang nya itu.

"mama ini mau bikin Aryan jantungan kali ya."

"hahaha, nggak lah. kamu nya aja terlalu serius."

kedua nya pun tertawa, "aryan tambah sayang aja sama mama. sehat-sehat ya ma."ucap Aryan sembari memeluk bu Ima.

...----------------...

matahari sudah kembali ke peraduan, rona merah sudah menyebar di langit. itu menandakan sudah masuk waktu Maghrib, sayup-sayup terdengar suara adzan Maghrib dari masjid. Dinda sedang duduk di ruang tamu namun ia bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, kemudian Dinda menuju musholah yang ada di rumah nya.

"papa sama Mama mana, Vin?"tanya Dinda

"ngambil wudhu mbak."jawab Kevin

setelah beberapa menit pak Rama dan Bu Ami pun datang. mereka pun sholat berjamaah. selepas sholat Dinda langsung pergi ke dapur menyiapkan makan malam untuk kedua orang tua serta adik nya.

"ma, pa, vin. makan malam nya udah siap."teriak Dinda

pak Rama, Bu Ami serta Kevin pergi ke meja makan.

"kamu mau kemana, Din? kok nggak makan."tanya Bu Ami

"Dinda sudah makan sama ayu, ma."jawab Dinda

"oh gitu."jawab Bu Ami singkat

"iya ma, papa mau kopi?"tanya Dinda

"boleh."jawab pak Rama

Dinda pun membuat secangkir kopi untuk papa nya. setelah selesai Dinda pamit untuk pergi ke kamar nya.

di dalam kamar Dinda membaringkan tubuh nya di atas kasur empuk milik nya. karena tubuh nya terasa lelah seharian di butik, ia berniat untuk tidur sebentar. namun tiba-tiba ada pesan masuk dari ponsel nya.

ternyata itu pesan dari Dita, sahabat nya.

"Assalamu'alaikum Din, apa kabar? sebentar lagi aku akan pulang ke Indonesia."isi pesan itu

tanpa pikir panjang Dinda langsung menelpon Dita.

"hallo assalamu'alaikum, ta."ucap Dinda senang

"wa'alaikumussalam, apa kabar? aku kangen tau."jawab Dita

"Alhamdulillah baik, ta. kamu sendiri apa kabar?"tanya Dinda

"Alhamdulillah baik juga, Din."jawab Dita

"Alhamdulillah, beneran kamu mau pulang ke Indonesia?."tanya Dinda lagi

"iya Din. ins syaa Allah. kalau nggak ada halangan bulan depan aku pulang ke Indonesia."ucap Dita

"syukurlah, kamu pulang nya lama atau cuma sebentar?"tanya Dinda lagi

"ins syaa Allah lama Din, karena rencana nya aku mau...?ucap Dita terhenti

"mau apa?"tanya Dinda bingung

"aku mau married."jawab Dinda sembari tertawa

"hah, serius, ta?"tanya Dinda terkejut

"iya Din."jawab Dita

"sama siapa?"tanya Dinda kepo

"sama someone, hahahah."jawab Dita terkekeh

"ih kamu mah kebiasaan bikin aku penasaran aja."ucap Dinda kesal

"hahaha nanti kamu juga bakalan tau, Din."ucap Dita

"ya udah dech, kamu cepat pulang ya aku kangen banget sama kamu."ucap Dinda

"iya Din."jawab Dita

tak lama kemudian panggilan pun terputus, karena suara adzan isya sudah berkumandang. Dinda langsung mengambil wudhu dan melaksanakan sholat isya.

selepas sholat, tak lupa Dinda menadahkan kedua tangannya, memohon dan meminta pada sang pencipta.

"ya Allah Terima kasih atas segala apa yang sudah Allah berikan untuk Dinda, Dinda tak bisa berkata apa-apa lagi selain bersyukur kepada mu. ya Allah, engkau tau. Dinda sedang mencintai dan menunggu salah satu hamba mu yang jauh disana. Dinda tidak tau apakah seseorang yang sedang Dinda tunggu dan Dinda harapkan adalah yang terbaik atau bukan. Dinda percaya bahwa engkau lebih tau bahkan sangat tau apa yang terbaik untuk Hamba mu ini. berikan lah yang terbaik menurut pilihan mu ya Robb."ucap Dinda

kemudian Dinda mengusap wajah nya dengan kedua telapak tangan nya. Dinda terdiam sejenak, ntah kenapa tiba-tiba ada rasa ragu di hati nya ketika ia harus mengingat seseorang yang sudah memberikan harapan kepada nya.

_Bersambung_

Bagian 3

*flashback on

di sebuah acara pengajian, tak sengaja Dinda bertemu dengan teman semasa ia kuliah dulu, di samping itu mereka berdua memang sama-sama suka satu sama lain. namun rasa itu mereka simpan sebaik mungkin karena mereka takut rasa itu justru membawa mereka pada sebuah kemaksiatan

saat Dinda sedang duduk di depan teras masjid, tiba-tiba datang seorang pria tampan dengan pakaian ala santri. "assalamu'alaikum."

"wa'alaikumsalam."jawab Dinda sembari menoleh ke arah suara

"kamu Dinda, kan?"tanya pria itu

"iya benar. kamu.....?"ucap Dinda terhenti karena dia merasa tidak asing dengan wajah pria itu.

pria itu adalah Reyhan Ardiansyah, seorang ustadz dan penulis. selain tampan, Rey juga terkenal akan kecerdasan nya.

"kamu Rey, kan?"tanya Dinda

"iya Din, aku Rey. kamu apa kabar?"tanya Reyhan

"Alhamdulillah baik, Rey. Ternyata setelah sekian lama kita nggak ketemu akhirnya kita bisa ketemu lagi Disini, kamu sendiri apa kabar?"tanya Dinda

"Alhamdulillah saya juga baik."jawab Reyhan

"syukurlah, apa kegiatan sekarang Rey?"tanya Dinda

"sekarang ngajar di pondok pesantren, Din, tapi rencana nya bulan depan saya akan pergi ke Turki untuk kuliah disana."jawab Reyhan

"Masya Allah."ucap Dinda kagum

Reyhan tersenyum "oh ya Din, maaf kalau saya lancang, kamu sudah punya calon apa belum?"tanya Reyhan to the points

"calon?"tanya Dinda bingung

"iya calon. kamu sudah ada calon pendamping belum?"tanya Reyhan serius

"Hmm, belum, kenapa Rey?"tanya Dinda

Reyhan menghela nafas lega "syukurlah."ucap Reyhan sedangkan Dinda hanya menatap nya bingung

"aku ingin bicara sama kamu, Din. boleh kan?"tanya Reyhan

Dinda mengangguk, mereka pun pergi ke taman yang ada di masjid.

"kamu mau ngomong apa, Rey?"tanya Dinda kepo

"baik langsung saja Din, aku tidak pernah tau sejak kapan rasa ini ada, tapi terus terang saja saat pertama kali kita bertemu di bangku perkuliahan aku sudah jatuh cinta dengan mu, tapi semua itu aku jaga karena aku tidak ingin membawa mu pada kemaksiatan."ucap Reyhan tanpa lama-lama

Dinda masih diam mendengarkan perkataan Reyhan.

"maksud ku adalah aku memiliki perasaan sama kamu, Din. aku ingin kamu menjadi istri ku.?"

deg....

Dinda mencoba mengatur nafas nya yang terasa sesak. "sebenarnya aku juga dari dulu sudah mengagumi mu Rey, tapi aku hanya bisa memendam nya."ucap Dinda gugup

Reyhan tersenyum mendengar pengakuan Dinda. setidaknya perasaan nya tidak bertepuk sebelah tangan.

"Dinda, aku punya niat baik dengan mu, tapi aku minta dengan mu bersabar lah sebentar lagi sebab aku harus menyelesaikan pendidikan ku terlebih dahulu. aku harap kamu mau menunggu ku, Din. apa kamu keberatan?"tanya Reyhan.

Dinda tersenyum sembari menatap Reyhan sekilas. "aku tidak merasa keberatan Rey, pergilah. tuntutlah ilmu setinggi-tingginya." ucap Dinda

"terima kasih Din, tunggu aku ya. bismillah semoga niat baik kita Allah ridhoi."ucap Reyhan

"Aamiin."ucap Dinda sembari tersenyum

tak lama, mereka pun kembali berpisah, ada kebahagiaan di hati kedua nya. perasaan yang sudah lama di pendam akhirnya tersampaikan juga.

*flashback off

dua tahun telah berlalu sedikit pun Dinda tak pernah mendengar kabar Reyhan sedikit pun begitupun sebaliknya. namun, ia mempunyai keyakinan suatu saat Allah pasti mempertemukan mereka lagi.

malam semakin larut Dinda membaringkan tubuhnya nya di atas kasur empuk milik nya. Dinda memejamkan mata indah nya hingga tak lama Dinda pun terlelap.

...----------------...

ke esokan hari nya, selepas sholat subuh Dinda menuju dapur untuk membantu mama nya.

"pagi ma."sapa Dinda

"pagi ."jawab Bu Ami

"mama mau masak apa nih?"tanya Dinda.

"seperti biasa, nasi goreng spesial."jawab Bu Ami terkekeh

"Dinda bantuin ya ma."ucap Dinda

"boleh, tolong bantu mama kupas mentimun aja ya."ucap Bu Ami

"oke siap ma."jawab Dinda. ia pun pergi ke kulkas untuk mengambil mentimun dan membuka nya.

"oh ya nanti Dinda ke butik nggak?"tanya Bu Ami

"iya ma, kenapa ma?"tanya Dinda

"nggak apa-apa kok."ucap Bu Ami

"beneran ma?"tanya Dinda lagi

"iya."ucap Bu Ami sembari tersenyum yang di balas anggukan oleh Dinda.

tak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, Dinda kembali ke kamar nya untuk bersiap-siap. dengan menggunakan gamis berwarna mocca serta dengan jilbab yang senada, Dinda terlihat begitu cantik dan anggun.

"selamat pagi."sapa Dinda

"pagi, Masya Allah anak mama kok cantik banget sih."ucap Bu Ami

"hmm mama bisa aja."ucap Dinda malu

"ih beneran kan pa?"tanya Bu Ami pada suami nya

"iya bener kok kata mama."jawab pak Rama

"hmm, terima kasih."ucap Dinda sembari melambaikan tangan nya layak nya Seorang Miss universe

"hahaha, mbak ada-ada aja dech."ucap Kevin

"hahahaha, udah ayo sarapan nanti telat lho."ucap bu Ami

mereka pun menikmati sarapan pagi itu dengan nikmat, serta di iringi dengan canda tawa. tak terasa makanan pun sudah habis.

"sudah selesai belum Vin, mbak tinggalin lho nanti."goda Dinda

"sudah mbak."jawab Kevin

"ya udah kita langsung berangkat aja ya, nanti kamu telat lagi."ucap Dinda

mereka pun berpamitan.

"kami pergi dulu ya ma, pa."ucap Dinda

"iya nak, kalian hati-hati ya."ucap Bu Ami

"iya ma, Assalamu'alaikum."ucap kedua nya

"wa'alaikumussalam."jawab Bu Ami dan pak Rama

...----------------...

sesampainya di sekolah, terlihat seorang guru muda sedang berdiri di depan gerbang sekolah menyambut kedatangan anak-anak.

"selamat pagi, Dinda."sapa pria yang memiliki nama Hasan itu.

"pagi pak Hasan."jawab Dinda sembari tersenyum

"udah dech pak nggak usah gangguin mbak nya Kevin."ucap Kevin tiba-tiba

terlihat Hasan salah tingkah, sementara Dinda hanya tertawa.

"ya udah mbak pergi dulu ya Vin, Assalamu'alaikum. Mari pak.!"ucap Dinda

"wa'alaikumussalam, hati-hati mbak."ucap Kevin

Dinda pun pergi menuju butik nya, di lampu merah tak sengaja Dinda melihat bapak-bapak tua yang sedang berjualan di pinggir jalan, Dinda yang melihat nya merasa iba, ia pun memanggil bapak itu.

"pak sini."panggil Dinda

pria paru baya itu pun mendekati mobil Dinda."iya neng, mau beli apa?"tanya bapak itu

"saya mau beli air mineral nya satu pak."ucap Dinda

"oh iya ini neng."ucap bapak itu sembari memberikan sebotol air mineral.

"terima kasih ya pak, ini uang nya."ucap Dinda sembari memberikan dua lembar uang ratusan.

"harga nya cuma lima ribu neng."ucap bapak itu

"nggak apa-apa ini rezeki buat bapak, di ambil ya pak."ucap Dinda

"tapi neng."

"nggak apa-apa pak, ambil aja."ucap Dinda

"terima kasih banyak ya neng, semoga rezeki neng terus bertambah."ucap bapak itu

"Aamiin, bapak sekarang minggir ya, udah lampu hijau." ucap Dinda

bapak itu pun menurut dengan ucapan Dinda, Dinda kembali melajukan mobil nya. Dinda sangat bersyukur karena Allah sudah mengabulkan doa nya untuk bisa menjadi wanita yang bermanfaat bagi banyak orang.

"ya Allah terima kasih."ucap Dinda sembari tersenyum

tak lama, Dinda tiba di butik, pagi ini butik terlihat begitu ramai.

"Masya Allah, ayu pasti kewalahan."ucap Dinda sembari menuju pintu butik

"ay, maaf ya mbak baru Dateng."ucap Dinda saat ia masuk ke dalam butik

"nggak apa-apa mbak."ucap ayu sembari tersenyum

Dinda pun membantu ayu untuk melayani para pembeli di butik nya. maklum saja, Dinda memang belum mencari karyawan lagi karena ia belum menemukan yang pas untuk butik nya.

_Bersambung_

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!