Sinar hangat mentari pagi memasuki kamar seorang gadis kecil, berkulit putih seputih giok, berambut panjang berwarna abu - abu kebiruan. Hidung mancung dan bibir tipis merah merona.
Akibat cahaya yang masuk mengenai matanya, membuat gadis kecil itu terbangun. Dan Ia menggunakan tangannya menghalau sinarnya.
Dengan segera Ia turun dari ranjang empuknya. Berjalan ke bilik yang di sekat, dimana di sana sudah ada bak mandi yang penuh air dengan taburan bunga .
Tanpa membuang waktunya gadis cilik itu mulai mandi. Dan tak perlu menunggu sampai dua batang dupa, gadis kecil itu sudah menyelesaikan mandinya.
Gadis kecil itu bernama Chan Shio Yi berasal dari Klan Chan. Tahun ini genap berusia 7 tahun. Anak satu satunya Ketua Agung Klan Chan.
Klan Chan ada dalam wilayah Kerajaan Jing. Kerajaan Jing terdiri dari beberapa Klan besar dan Klan kecil. Juga ada dua Akedimi yang menyokong keamanan kerajaan. Klan Chan termasuk salah satu dari 5 Klan besar. Dan Klan Chan menempati posisi ke 2.
Lima Klan besar Kerajaan Jing yaitu: Klan Jing, Klan Chan, Klan Xiao, Klan Ling, dan Klan Fang. Sedangkan dua Akademi itu adalah Akademi Xing Xing dan Akademi Dong Shan. Dan Kerajaan Jing berada dalam wilayah Benua Biru.
Benua Biru terdiri dari tiga kerajaan. Dan tiga kerajaan itu adalah Kerajaan Jing, Kerajaan FuLang, dan Kerajaan BingYun.
Kerajaan Jing adalah kerajaan yang paling lemah dari kerajaan yang lain. Sekaligus kerajaan yang paling kecil wilayahnya.
"Shio Yi' er, kau sudah selesai mandi? Buruan makan, nanti kau terlambat." Terdengar suara ibunya dari balik pintu.
"Yup, ini sudah selesai ibu. Bentar lagi! Ibu sama ayah makan saja dulu." Teriak Chan Shio Yi membalas perkataan ibunya.
Tak berapa lama kemudian Chan Shio Yi muncul di ruang makan, langsung mengambil duduk di sebelah ibunya. Gadis kecil itu matanya berbinar melihat hidangan yang tersediah di atas meja. Semua makanan yang tersaji itu adalah makanan kesukaan dirinya. Langsung saja tangan kecilnya bergerak mengambil makanan favoritnya itu. Dia memakannya dengan sangat lahap.
"Makannya jangan buru-buru. Masih cukup waktunya! Dan ibu sangat yakin, kalau kau pasti bisa. Karena kau sudah berlatih serta mempersiapkan sebelumnya."
"Ayah pun percaya padamu. Kau bisa dan cukup mampu. Yang penting harus percaya pada dirimu sendiri."
Chan Shio Yi diam mendengar perkataan ke dua orang tuanya, gadis cilik itu hanya mengangguk- anggukkan kepala sebagai jawabannya.
Mereka bertiga menyelesaikan makanannya selama tiga batang dupa. Saat ini keluarga kecil itu meninggalkan kediamannya menuju Pavilium Spirit.
Pavilium Spirit adalah tempat penampungan segala macam jenis makhluk spiritual. Dan tiap anak apa bila sudah berusia 7 tahun, wajib memiliki satu spirit sebagai pendampingnya. Bahkan ada satu anak yang bisa memiliki lebih dari satu Spirit tapi itu sangatlah jarang dan langka.
Tetapi ada juga anak yang tidak bisa memilih Spirit. Dan anak yang tidak bisa memilih Spirit, dia termasuk dalam kategori manusia biasa saja. Sedangkan bagi yang bisa memilih spirit, Dia adalah seorang Kultivator.
Bagi seorang kultivator, Spirit merupakan rekan, teman dan partner dalam segala aspek. Semakin tinggi Spirit yang dimilikinya maka semakin kuat dan tangguh kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seorang Kultivator.
Untuk bisa mendapatkan Spirit di Kerajaan Jing, itu hanya ada di pusat ibukota. Jadi warga yang memiliki anggota berusia 7 tahun di haruskan datang ke ibukota, tepatnya ke Pavilium Spirit.
Pelataran Paviliun Spirit kini penuh sesak. Sudah banyak orang berkumpul. Mereka yang datang dan berkumpul itu adalah penduduk ibukota dan juga peserta bersama dengan keluarganya.
"Haha.... Tidak kusangka Aku bakal bertemu denganmu disini ketua Agung Chan Shan Yan." ucap lelaki pendek dan gendut itu.
" Ohh.... Tuan Xiao Wan. Hehe, Senang bisa bertemu dengan Anda." Ucap Chan Shan Yan sambil menangkupkan tinju di dadanya sebagai salam penghormatan.
"Saudara Xiao Wan, Saudara Chan Shan tidak ku duga, kita bertiga di pertemukan di tempat ini!" Celetuk lelaki jubah kuning itu yang langsung berdiri di samping kiri Ketua Agung Klan Chan.
"Saudara Fang Yu!" Xiao Wan dan Chan Shan Yan berseru keras bersamaan. Ketiga lelaki itu langsung tertawa serentak.
HAHA HAHAHA HAHA
"Lama tidak berjumpa. Anda berdua makin kuat saja. Kalau seperti ini, aku tertinggal jauh dari kalian berdua."
"Haha... Kau bisa saja. Ini semua karena aku tidak sengaja bertemu dengan keberuntungan."
Sebenarnya mereka bertiga masih ingin berbincang- bincang tetapi pintu Paviliun Spirit telah terbuka. Dan saatnya bagi para peserta untuk masuk kedalam Paviliun.
Chan Shan Yan segera meraih tangan putri kecilnya. Dia menggiringnya berbaris menuju bilik pengambilan nomer. Dan nomor yang akan didapatkan para peserta itu adalah nomor acak bukan nomer berurutan.
Di dalam bilik pengambilan nomer, ada petugas yang mencatat data setiap anak. Data diperlukan untuk mengetahui dalam satu tahun berapa banyak jumlah kultivator yang terlahir.
" Shan Yi'er majulah ambil nomermu! " Ucap Ketua Agung Klan Chan.
Chan Shan Yi menganggukkan kepalanya kemudian melangkahkan kakinya maju ke depan mimbar. Diatas mimbar, Ia melihat ada sebuah bejana emas. Dan tangan kanannya terulur masuk kedalam bejana.
Dan ternyata di dalamnya berisikan ratusan stik. Kemudian tangannya mengaduk dan menggenggam satu stik. Stik itu terbungkus kain warna biru. Stik itu berukuran setengah jengkal.
" Bawa sini stik yang sudah kau pilih. Sebentar lagi kau akan tahu berapa nomor yang kamu dapat." ucap petugas bilik pengambilan nomer.
Segera Chan Shan Yi menyerahkan stik yang di dapatkannya itu pada petugas. Begitu stik di serahkan, petugas langsung merobek kain warna biru itu, selanjutnya menyalurkan energi Qi pada batang stik.
WHUUUUS
Batang stik tiba - tiba bersinar, perlahan- lahan sinar yang keluar itu redup dan nampaklah angka 45 di tengah- tengah batang stik.
"Kau dapat giliran nomer 45. Semoga beruntung!" ucap petugas cantik itu.
Chan Shan Yan kembali menuntun putri kecilnya meninggalkan bilik pengambilan nomer menuju pintu masuk Pavilium Spirit.
Begitu masuk Chan Shan Yi langsung dapat merasakan aliran energi qi yang begitu pekat di udara. Sangat berbeda sekali, antara di dalam dan di luar Pavilium Spirit. Mungkin ini semua di karenakan ada banyaknya anakan Spirit.
Chan Shan Yi di dudukkan oleh ayahnya diantara para peserta yang sebentar lagi bakal melakukan ujian kelayakan memiiliki dan mendapatkan Spirit.
Bocah cilik itu sangat bersemangat, apa lagi is sadar sebentar lagi dirinya bakal memiliki Spirit. Dan itu tidak hanya terjadi pada Chan Shan Yi tapi juga pada semua anak yang duduk di dalam Pavilium Spirit.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Chan Shan Yi di dudukkan oleh ayahnya diantara para peserta yang sebentar lagi bakal melakukan ujian kelayakan memiiliki dan mendapatkan Spirit.
Bocah cilik itu sangat bersemangat, apa lagi is sadar sebentar lagi dirinya bakal memiliki Spirit. Dan itu tidak hanya terjadi pada Chan Shan Yi tapi juga pada semua anak yang duduk di dalam Pavilium Spirit.
"Tunggulah di sini. Sampai giliranmu tiba. Satu pesan ayah, Janganlah panik! Kau harus tetap fokus dan juga tenang saat di uji nanti." Chan Shan Yan memberikan nasehatnya kepada putri kecilnya.
Chan Shan Yi masih menggenggam erat tangan ayahnya. Gadis cilik itu tidak mau melepaskanya. "Aih.... Shan Yi 'er coba! Tapi, emm..., apakah hal itu sangat berpengaruh ayah...?"
" Tentu saja! Itu sangat berpengaruh akan hasil yang kau dapatkan. Panik hanya akan membuat aliran Qi yang kau suntikkan menjadi kacau. Dan itu sangat merugikan. Karena ini saat yang sangat krusial bagi dirimu dan benih Spirit."
Apa yang dikatakan ketua Agung Klan Chan itu memang benar adanya. Benih Spirit akan memilih partner saat tubuhnya di selimuti oleh Mana. Dan pada saat terselimuti itulah penentuan status Spirit.
Apa bila benih Spirit itu tidak mendapatkan pasangan sejiwa, maka akan menjadi Spirit liar yang tidak akan bertuan seumur hidup. Sedangkan waktu, kapan sebuah benih Spirit terselimuti oleh Mana tidak bisa diprediksi.
"Huuh, Shan Yi' er usahakan. Moga hasilnya nanti tidak akan mengecewa...."
Ucapan Chan Shan Yi terpotong seketika itu juga, saat mendengar suara petugas Paviliun Spirit yang dikeraskan dengan menggunakan energi Qi yang di salurkan pada pita suaranya.
"PENENTUAN DAN PEMILIHAN SPIRIT AKAN SEGERA DI MULAI. BAGI YANG TIDAK BERKEPENTINGAN SILAKAN MENINGGALKAN AULA PAVILIUN SPIRIT."
Pengumuman itu baru terdengar, setelah tiga batang dupa Chan Shan Yi dan peserta lainnya menungguh dengan sabar dan hati berdebar- debar.
Walau sudah sekuat tenaga untuk bisa tenang tapi rasa cemas dan grogi masih menyelinap di hati dan terlihat jelas di wajah tiap peserta.
Satu persatu pendamping peserta keluar dari Paviliun Spirit. Begitu juga dengan Ketua Agung Klan Chan, dia terpaksa meninggalkan putri kecilnya menghadapi ujian itu sendiri. Walau ada rasa tidak tega tapi karena itu sudah menjadi suatu peraturan maka harus di patuhi.
Chan Shan Yan kembali ke pelataran Pavilium Spirit, ke tempat dimana istrinya berada. Mereka semua bisa menonton dan melihat pemilihan itu secara langsung.
Pemilihan dan kecocokan Spirit dapat dilihat dari luar Pavilium Spirit melalui sebuah Formasi yang di letakkan di tengah- tengah pelataran. Dan Formasi yang dipakai adalah Formasi Virsus, yang merupakan formasi tingkat tinggi
Waktu baru setengah batang dupa, tiba - tiba Formasi Virsus yang di pancang di tengah pelataran mulai bersinar. Itu menandakan kepemilikan spirit akan segera dimulai. Semua orang yang hadir langsung fokus pada formasi Virsus. Suasana yang ramai seketika itu juga menjadi sepi dan tenang.
Di dalam Formasi Virsus nampaklah seorang petugas Paviliun Spirit berdiri di depan sebuah pintu besar yang tersegel. Dan tak lama kemudian terdengar suara yang di keraskan. Dan di dengar seluruh orang yang hadir di pelataran Paviliun Spirit.
"SELAMAT DATANG TUAN DAN NYONYA SEKALIAN DALAM RANGKA PEMILIHAN DAN KECOCOKAN BENIH SPIRIT. JADILAH SAKSI AKAN LAHIRNYA SPIRIT DAN KULTIVATOR KERAJAAN JING. BABAK SELEKSI DI MULAI..."
Petugas Paviliun Spirit yang berdiri di depan pintu segera membuka pintu yang tersegel dengan menaruh sebuah giok pada tengah - tengah pintu yang bercetak.
Giok yang digunakan itu bukan giok biasa melainkan Giok Greenspi berbentuk segi empat, yang terdapat gambar berbagai macam makhluk.
Begitu Giok Greenspi di letakkan, seketika itu juga pintu itu mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan. Tak lama kemudian pintu yang tertutup seketika itu terbuka.
KRIIIIEEEETTT
WHUUUUUS
Hembusan angin yang sangat kuat di rasakan oleh semua peserta yang ada di dalam Paviliun Spirit. Hal Itu membuat peserta sangat antusias, walau tidak sedikit juga yang merasa was - was dan juga takut.
"Peserta Nomer satu, Hu Lun dari Klan Hu silakan maju. Peserta nomer dua, Ling Huni dari Klan Ling silakan maju. Peserta Nomer 3, Jing Wen dari Klan Jing silakan maju. Peserta No 4, Xiao Nia dari Klan Xiao silakan maju. Peserta nomor 5, Li Biyung dari Klan Li silakan maju " Petugas 1 berbicara dengan keras menyebutkan nama peserta.
Semua peserta yang di panggil itu, maju ke depan dengan berani, mendekat pada pintu gerbang yang terbuka. Tak lama kemudian terdengar lagi suara Petugas 1 yang bergema di Paviliun Spirit.
"Peserta nomor 6, Bang Bang dari Klan Bang silakan maju. Peserta nomor 7, Chan Wuli dari Klan Chan silakan maju. Peserta nomer 8, Rong Huli dari Klan Rong silakan maju. Peserta nomer 9, Hu Katu dari Klan Hu silakan maju dan peserta Nomer 10, Xiao Yun dari Klan Xiao silakan maju."
Peserta yang namanya di sebutkan mulai maju ke depan, dan bergabung dengan 5 peserta yang di panggil duluan. Kemudian petugas Pavilion Spirit meminta mereka memasuki pintu yang terbuka itu.
10 peserta itu, satu persatu mulai melangkahkan kaki melewati pintu. Mereka semua menghilang dan dikirim ke sebuah tempat.
Di dalam Paviliun semua peserta bisa melihatnya lewat Formasi Virsus yang di pasang di langit- langit Paviliun. Mengakibatkan semua peserta yang menungguh giliran menengadah ke atas agar bisa melihatnya pertunjukkan itu.
Kini di dalam Formasi Virsus nampak peserta yang dikirim mulai tiba di tempat tujuan. Mereka di kirim ke sebuah alam mistic. Alam mistic itu bernama Alam Spiridon. Alam tempat tinggalnya para Spirit. Karena para Spirit tidak bisa hidup lama selain di alamnya. Itu sebabnya Spirit yang menjadi pasangan atau rekan dari Kultivator akan hidup dan tinggal di lautan spiritual kultivator itu, yang ada di dalam dantiannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sepuluh peserta yang terkirim ke alam Spiridon muncul di tempat yang berbeda- beda, mereka tersebar dalam 8 penjuru mata angin.
8 penjuru mata angin itu mencangkup 10 wilayah atau area Alam Spiridon. Sedangkan 10 wilayah itu memakili 10 macam jenis elemen. Dan elemen - elemen itu antara lain elemen tanah, elemen air, elemen angin, elemen api, elemen baja, elemen petir, elemen es, elemen cahaya, elemen kegelapan, dan elemen kayu.
Dan pengiriman generasi pada Alam Spiridon tidak terjadi pada kerajaan Jing saja tetapi juga kerajaan yang lainnya. Tapi bertemunya kandidat satu dengan kandidat yang lain itu tidak perna terjadi. Semua itu di karenakan begitu luasnya Alam Spiridon itu.
Peserta nomer 1 muncul di sebuah hutan. Hutan itu penuh dengan pohon - pohon besar nan lebat. Kabut menyelimuti kawasan hutan. Sinar mentari menerobos lewat sela- sela dedaunan. Spirit liar pun banyak terlihat berkeliaran.
TAK TAK TAK
Peserta Nomer 1 atau Hu Lun agak gemetaran saat seekor Spirit dewasa mendekat padanya. Hu Lun yang ketakutan secara naluri mundur ke belakang menjauhi spirit itu.
Begitu jarak Hu Lun dan Spirit semakin dekat, tiba - tiba Spirit itu mengangkat kaki depannya, tanduk yang ada di kepalanya juga mulai bersinar siap melakukan serangan.
" Ohh.... Tidaaaaaak! Ayaaaah.., Ibuuu.., Toloooong!" Teriak Hu Lun kencang.
Hu Lun yang melihat hal itu seketika itu juga dia lari tunggang langgang, menyelamatkan diri. Dia masih ingin hidup dan tidak mau bertemu dengan raja neraka.
Spirit itu telah berhasil mengusir Hu Lun dari area kekuasaannya.
******
Gunung Kristal Es
Sesosok tubuh kecil nan ringkik tiba - tiba muncul di lereng gunung. Sosok itu tak lain adalah peserta nomer 4 yang bernama Xiao Nia. Bocah itu kini berjalan dengan hati- hati karena licinnya medan. Badannya gemetaran karena dinginnya udara tidak mampu terhalang oleh hanfu putihnya.
"Ihhh..... Dingin! Dingin sekali! Aku tidak suka! Kenapa aku malah muncul di sini? Siaaaaal..."
Xiao Nia tak menyangkah dirinya bakal terlempar di gunung es. Padahal dirinya paling tidak suka dengan cuaca dingin. Itu sebabnya, Ia langsung turun ke kaki gunung. Ia tidak mau lama- lama di area gunung es.
Baru turun sejauh 50 depa, Xiao Nia pun nafasnya mulai tersengal- sengal. Dia terpaksa istirahat sejenak untuk mengatur nafasnya. Bocah kecil itu menyandarkan badannya pada bongkahan batu yang mengkristal.
Saat istirahat itulah bocah cilik itu sedikit termenung. " Aku ada di sini.. Berarti Spirit yang cocok denganku tinggal di gunung Kristal Es ini. Heem..."
Ketika kesadaran datang, Xiao Nia mengedarkan pandangannya. Di tekan egonya akan ketidak sukaannya. Diamatinya area dirinya berada dengan teliti. Dia buru - buru bangun dari duduknya, tak jauh dari tempatnya ada seekor Spirit melangkah ke arahnya.
Xiao Nia tidak merasakan bahaya akan kehadiran Spirit Liar itu. Dan Spirit itu melenggang lewat di depannya begitu saja. Bocah cilik itu melihat terus kepergian Spirit Kelinci Salju.
Xiao Nia tanpa sadar mengikuti di belakang Spirit itu dengan jarak kurang lebih 10 depa. Sampai Spirit Kelinci Salju itu menghilang di sela batu yang mengkristal.
Ternyata itu adalah sebuah lubang pada batu Kristal. Dan kemungkinan gua itu sarang dari Spirit tersebut. Dan kalau itu sebuah sarang, jelas ada benih Spirit juga di dalamnya. Karena Spirit Kelinci Salju selalu hidup berkelompok.
Dengan berbekal nekad Xiao Nia mulai memasuki goa tersebut. Kanan dan kiri gua bertabur Kristal Lux. Sehingga lorong itu terang benderang.
Xiao Nia akhirnya melihat kumpulan Spirit. Dan ternyata benar dugaannya ada benih Spirit di antara mereka. Dengan hati - hati dia mendekat. Tapi tidak ada pergerakan sama sekali dari kawanan Spirit itu.
Merasa aman, Xiao Nia dengan percaya diri langsung bersikap lotus untuk berkontak dengan Benih Spirit yang ada di dalam gua.
Benih Spirit ada di dalam telur emas yang berlapis elemen. Dan itu semua tergantung dari elemen apa yang menjadi spesifiknya.
KRAAAAK
Setelah 3 batang dupa, telur emas berlapis salju itu bergetar dan kemudian retak. Cahaya keluar dari retakan. Tidak lama kemudian telur itu pecah dan nampaklah Spirit Kelinci Salju sebesar kepalan tangan Xiao Nia.
WHUUUS WHUUUS
Xiao Nia dan Spirit Kelinci Salju sama- sama berselimut cahaya putih. Kedua mata mereka spontan berpandangan. Tak sampai 2 batang dupa Spirit Kelinci Salju melesat masuk ke aliran spiritual Xiao Nia.
AAAHHHHH....
Peserta nomer 4 itu seketika menjerit kesakitan saat Spirit masuk ke aliran spiritualnya. Dan aliran spiritual Xiao Nia sebesar biji semangka. Dan itu berada di dalam Dantian.
Saat ini aliran spiritual Xiao Nia sedang bergejolak. Tubuh bocah itu menggelepar. Badannya terasa di sayat dengan ribuan pisau. Ototnya menegang dan badanya menggigil.
Xiao Nia merasa tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya. Tak lama kemudian tubuh bocah cilik itu jatuh pingsan.
********
Paviliun Spirit Kerajaan Jing
Anggota Klan Xiao melihat kelahiran kultivator dengan cara berkelompok. Dan orang tua Xiao Nia ada di antaranya.
Mereka berdua puas dan senang saat anaknya berhasil menundukkan Spirit. Satu kultivator generasi Klan Xiao telah lahir.
" Haha...Bagus Nia 'er! Kau tidak mengecewakan. Itu baru anakku" ucap Xiao Li ayah Xiao Nia.
"Selamat... anakmu berhasil" ucap sahabat Xiao Li sambil menepuk- nepuk pundaknya.
"Selamat Xiao Li! Anakmu berani sekali!"
Lelaki paru bayah itu pun banjir akan ucapan selamat dari rekan dan keluarganya. Dia bangga karena dari sepuluh kandidat, anaknya urutan pertama yang bisa menakhlukkan Spirit.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!