NovelToon NovelToon

Virtual Evo Game

Prolog

Sebelum pengunguman peringkat, pemilik Group The Waves, Kelvin memanggil asistennya untuk memberitahu siapa saja yang ia rekrut untuk pertandingan VEG untuk tahun ini.

Kantor Utama The Waves

"Saya sudah memilih mereka untuk pertandingan VEG selanjutnya, tolong beritahu mereka," ucapnya sambil melihat layar hologram dari monitor yang terpajang foto ketiga orang anggota The Waves yang mengikuti pertandingan individual VEG tahun ini.

"Baik, Pak, tapi maaf, Pak. Untuk peserta yang ini tahun lalu peringkatnya belum pernah mencapai angka 15 sebagai posisi terakhir lolos seleksi,” ujar asistennya.

“Bahkan belakangan, peringkatnya sering naik turun. Apakah diikutkan saja atau digantikan dengan yang lain?” tanya asistennya sambil menunjuk wajah seorang perempuan, salah satu peserta perwakilan The Waves yang Kelvin pilih.

Kelvin tersenyum tipis. Ia tahu betul kekhawatiran orang lain jika ia memilih orang yang peringkatnya dalam dunia VEG, belum pernah mencapai posisi aman.

"Tidak perlu khawatir, justru saya merasa kalau ia orang yang unik. Peringkatnya tidak stabil, tapi dengan adanya dia untuk VEG, rasanya akan memberi warna tersendiri,” ujarnya.

“Dia orang yang sering memberikan serangan balik selama masa pelatihan, karena itu saya memilihnya," lanjut pria itu sambil melihat hologram monitor dengan nama peserta dibawah fotonya.

"Baik, Pak, saya izin keluar ruangan," ucap asistennya.

Asisten Kelvin keluar dari ruangannya. Kelvin melihat ke arah layar hologram monitor yang berada di atas mejanya itu. Ketiga peserta VEG yang terpampang di layar hologram monitor tersebut, di bawah fotonya berisi nama panggung mereka saat bertanding, bisa dikatakan sebagai sebuah username.

Mereka adalah:

Deno Alvaro

Username: Liam

Current Rank: 6

Veline Alanne

Username: Ann

Current Rank: 10

Melisa Eri

Username: Archie

Current Rank: 35

Setelah mengamati layar hologram tersebut, tentunya masih ada satu orang lagi yang akan mengikuti VEG sebagai perwakilan dari The Waves.

Virtual Evo Game, sebuah permainan yang membawa pemainnya ke dunia virtual. Setiap tahun untuk pertandingan individunya, hanya 15 orang pemain yang dapat mengikuti kompetisi Grade A, atau bisa dikatakan, pertandingan di tingkat tertinggi untuk kategori individu. Pada kategori beregu, diadakan pada tahun setelah pertandingan individu.

Dan pada tahun ini, pertandingan Virtual Evo Game diadakan kembali untuk pertandingan individu. Setiap pemain pastinya sangat mengejar 15 posisi teratas untuk mengikuti pertandingan tersebut. The Waves selalu menjadi langganan peserta pertandingan individu. Bahkan, mereka belum pernah sama sekali menyentuh pertandingan beregu untuk lebih berfokus pada pertandingan individu, sejak mundurnya pendirinya dahulu.

Menurut spekulasi banyak orang, hal tersebut terjadi karena The Waves sedang berusaha meningkatkan kualitas pemain secara individual. Agar mereka tidak hanya bergantung pada beberapa pemain saja untuk pertandingan beregu.

Kelvin, yang saat ini merupakan pemimpin The Waves, masih belum pernah membicarakannya kepada media, kapan mereka akan mengikuti pertandingan beregu setelah kegagalan mereka pada babak kualifikasi tahun lalu. Walaupun sebenarnya, ia memiliki rencana untuk menunggu kepulangan seseorang kepada tim besarnya itu.

Dan orang tersebut sudah kembali.

"Saya sudah siapkan tiga orang ini. Kamu siap kembali lagi?” tanya Kelvin sambil melihat ke arah pintu ruangannya yang dibuka oleh seseorang. Orang itu masuk ke dalam ruangannya. Lalu menatap wajah-wajah peserta yang terlihat di hadapannya.

"Siap."

Layar hologram secara otomatis menambahkan fotonya disebelah ketiga orang tadi.

Aromika Evan

Username: Aro

Current Rank: 2

***

8 Years Ago (Group Battle)

Pertandingan Beregu, 8 tahun yang lalu.

Dengan semakin diperhatikannya pertandingan Virtual Evo Game oleh banyak orang, nama-nama tim yang akan bertanding pun semakin ramai dibicarakan. The Waves yang dipimpin oleh Zaoline, dan beranggotakan Baron, Ezio, dan Yellow Bunny sebagai pemain, serta dipandu oleh Kelvin sebagai pihak operator. Kini, mereka bertanding pada pertandingan beregu, tanpa pemain cadangan.

The Waves menjadi salah satu tim yang melaju sampai ke babak 8 besar. Sebuah prestasi baru bagi tim yang bukan menjadi andalan di pertandingan beregu Virtual Evo Game.

Dari peringkat individual keempat pemainnya tersebut, hanya Zaoline yang menjadi unggulan. Bisa dibilang, banyak orang yang memanggilnya sebagai ‘tulang punggung tim’ tetapi Zaoline mengabaikannya. Karena menurutnya, pertandingan beregu artinya semua pemain berusaha semaksimal mungkin.

Mereka punya target yang tinggi. Semua pemain di pertandingan pasti ingin menjadi pemenangnya.

***

Mereka berlima berada di dalam ruangan kantor utama The Waves. Saat itu, The Waves adalah tim kecil yang menggunakan ruangan sewa biasa di dalam gedung. Mereka berlima tengah merundingkan strategi yang akan digunakan saat pertandingan nanti.

Kelimanya saling berdiskusi. Zaoline membagi rata tugas dari anggota yang lainnya. Zaoline yang merupakan pemain jarak dekat dengan tongkat sebagai senjata, akan memberikan sinyal kepada pemain lainnya saat menyerang pihak lawan. Baron akan menyelinap ke arah zona lawan dan mengabari Zaoline tentang kondisi yang akan mereka lewati.

Ezio yang memiliki sifat keras, akan menjadi pengalih perhatian dengan mencari keributan kepada pihak lawan. Yellow Bunny yang merupakan penyerang jarak jauh, akan menjadi pengamat dan menyerang dengan waktu yang tepat.

Kelimanya setuju dengan strategi yang disusun oleh Zaoline, dan Kelvin sudah mengatur semua persenjataan lengkap untuk para pemainnya.

Lawan mereka saat itu adalah UV Box, unggulan ketiga dalam pertandingan beregu pada masa itu. Tentunya, bukan lawan yang mudah bagi The Waves yang merupakan tim kecil pada masanya. Tetapi, mereka adalah tim kecil yang mulai diwaspadai. Semua berhati-hati kepada mereka karena adanya Zaoline pada tim itu.

***

Vex Building mulai dihadiri oleh banyak pendukung. The Waves memiliki pendukung karena banyak yang mengetahui tentang Zaoline menjadi ketua tim tersebut. Hingga pada akhirnya, waktu pertandingan pun tiba.

Keempat pemain dari The Waves masuk kedalam ruangan Evopass dengan mesin pemindai yang akan membawa mereka ke dalam dunia Virtual Evo Game. Kelvin sudah berada di dalam ruangan operator untuk mempersiapkan dirinya. Zaoline sudah menyiapkan kartu identitasnya dan meletakkannya ke dalam mesin Electronic Data Capture.

Mereka berempat pun masuk ke dalam dunia pertandingan tersebut, dan pertandingan pun dimulai.

Mereka berada di sisi barat zona pertandingan. Sedangkan pihak lawan berada di sisi timur zona pertandingan. Pertandingan kali ini, mereka harus meretas semua data dari sistem pertahanan lawan. Mereka juga diperbolehkan untuk menyerang pihak lawan dengan senjata mereka.

Baron maju terlebih dahulu dengan menyelinap ke daerah lawan, sedangkan Yellow Bunny mencari tempat persembunyian untuknya menyerang dari jarak jauh, dengan senapan lasernya. Sesampainya Baron di daerah lawan, ia mengabari Zaoline yang sedang berlari di arena pertandingan.

“Zao, mereka semua di sini. Belum ada gerakan pasti dari mereka. Tapi, sepertinya mereka punya strategi untuk mempertahankan daerahnya sendiri,” ujar Baron.

“Oke, seperti yang kita diskusikan kemarin. Ezio, maju ke depan,” jawab Zaoline.

Ezio langsung bergerak ke arah lawan untuk membuat kejutan, agar Baron bisa menghampiri sistem pertahanan mereka. Sebelumnya, Zaoline juga sudah mengarahkan Yellow Bunny untuk memberikan tembakan ke arah daerah lawan untuk pengalih perhatian.

“Hey, mereka cukup terpancing dengan tembakan itu,” ujar Baron.

“Bagus, tarik mereka ke tengah arena, dan aku akan membantumu,” jawab Zaoline yang lanjut berlari.

Ezio melakukan apa yang sudah diperintahkan. Baron masih mengamati dari persembunyiannya. Terlihat tidak ada siapapun dari salah satu check point sistem pertahanan mereka. Tetapi, Kelvin menemukan sinyal aneh yang muncul di komputernya. Baron hendak bergerak ke arah check point tersebut.

“Baron, tunggu. Sepertinya ada yang akan menghampirimu. Lihat ke atas!” ujar Kelvin.

Baron mengamati langit-langit. Ada sebuah sinar jingga yang bergerak ke arah check point tersebut. Sinar jingga tersebut membentuk sebuah perisai disekitar sistem pertahanan.

“Aku akan cari cara untuk meretasnya, kamu tolong alihkan pehatian orang di dekat sana. Ada satu orang yang berjaga,” ujar Kelvin.

Pada akhirnya, Baron bergerak ke arah orang yang Kelvin maksud. Ia meluncurkan beberapa tembakan ke arah orang itu. Nampaknya orang tersebut punya pergerakan yang gesit. Kelvin langsung menginterupsinya, “Jangan kasih dia waktu untuk berpikir. Pergerakannya gesit, tapi dia ada celah kalau kamu serang dia secara serentak dari berbagai sisi.”

Baron kembali meluncurkan beberapa tembakan untuk mengalihkan perhatian orang tersebut. Sedangkan Kelvin, ia masih mencari cara untuk meretas perisai yang dibuat oleh pihak lawan tersebut.

***

Sementara itu, di tengah zona arena, Zaoline dan Ezio sudah bertemu dan mereka dikepung oleh tiga orang pemain lainnya. Zaoline memberi sinyal pada Yellow Bunny untuk menyerang mereka dari jauh.

Yellow Bunny memberikan beberapa tembakan yang mengenai salah satu pemain dari pihak lawan, hingga poin nyawa pemain tersebut sudah habis. Sepertinya pemain tersebut cukup terkejut dengan pergerakan Ezio yang cepat untuk melarikan diri, sehingga dirinya terjebak oleh tembakan dari Yellow Bunny.

“Bagus Prichilla. Hati-hati, mereka pasti banyak yang mencari keberadaan kamu. Cepat cari persembunyian yang lain,” ujar Zaoline.

“Hey, cari tempat di mana asal tembakan tersebut, cepat,” ujar ketua dari tim UV Box kepada pihak operatornya. Ia juga menyuruh pemain lainnya untuk mengejar orang yang menembak angota tim mereka.

Langkah Yellow Bunny masih kurang gesit. Dirinya terlihat oleh komputer operator dari pihak lawan tersebut.

“Dia ada di koordinat utara,” ujar operator dari UV Box. Dengan cepat, pemain yang tadi diperintahkan oleh ketua, langsung dengan cepat menyerang Yellow Bunny dari persembunyiannya.

Ketua UV Box kini hanya sendirian dengan Zaoline dan Ezio yang mengepungnya. Zaoline mulai menyerang ke arahnya, dan dibantu oleh Ezio. Ketua UV Box tersebut langsung menghindari serangan Zaoline dan Ezio, dan ia langsung bergerak ke belakang Ezio dan menembaknya.

Ezio yang memang hanya memiliki sedikit poin nyawa setelah mengalihkan perhatian tim lawan pun menghilang di arena. Hanya tersisa Zaoline dan ketua UV Box yang berada di sana.

“Kamu ini memang susah untuk dikalahkan ya? Tapi sayang, ‘hanya kamu’ yang susah untuk dikalahkan. Tapi, tidak dengan rekan satu tim Anda, Tuan Zaoline,” ujar ketua UV Box tersebut yang berusaha memprovokasi. Zaoline menggertakkan giginya dan langsung menyerang lawannya itu. Hingga pada akhirnya ketua UV Box tersebut pun menghilang dari zona pertandingan. Dari hasil menyerangnya itu, Zaoline hanya menyisakan 20 poin nyawa untuk dirinya sendiri.

“Halo, Prichilla? Kamu dengar saya?” panggil Zaoline.

“Zao, Yellow Bunny sudah kalah. Dia sudah di sini,” ujar Kelvin dari ruang operatornya.

Oh, Gosh! Batin Zaoline.

“Baron? Bagaimana dengan kamu?”

“Lawan yang satu ini terlalu cepat, aku belum bisa meretas pertahanannya,” ujar Baron.

“Cepat ke arah check pointnya! Dia hanya memancingmu,” ujar Zaoline. Kini, ia tengah berlari ke arah sistem pertahanannya. Karena ia ingat, ada satu orang lagi yang tengah menuju ke arah sana.

“Zao, Baron gagal,” ujar Kelvin.

Zaoline mengabaikannya, setidaknya ia masih ada harapan untuk mempertahankan sistem pertahanan dengan menyerang orang yang sudah menghabisi Yellow Bunny. Tetapi sayangnya, waktu sudah terlambat. Sistem pertahanan dari tim The Waves telah diretas, dan langkah mereka terhenti di babak 8 besar.

***

Join The Squad

Aula Besar The Waves

Alpha, asisten Kelvin yang baru pergi dari ruangan kerja milik Kelvin, memanggil seluruh pemain VEG dari The Waves untuk berkumpul di aula tersebut.

"Baik, saya mulai saja. Selamat malam semua," ucap Alpha.

"Selamat malam paaaakkk," jawab semua peserta.

"Jadi, tujuan saya mengumpulkan kalian semua di sini adalah untuk mengumumkan siapa-siapa saja peserta VEG dari The Waves untuk tahun ini," jelas Alpha.

Ramai dari peserta yang dikumpulkan terkejut dengan apa yang dikatakan Alpha. Sepertinya semua terasa sangat tiba-tiba. Banyak dari mereka yang mengobrol atau menebak-nebak siapa saja yang akan diikutkan pada tahun ini, untuk diseleksi 15 besar.

"Menurut kamu siapa?” tanya Zack, yang duduk di kursi tengah.

"Aku rasa Liam sama Ann bakal diikutin, rangking mereka tergolong aman," jawab Joyce yang duduk di sebelahnya.

Liam dan Ann, mereka tergolong peserta yang popularitasnya sebanding dengan prestasi mereka di VEG dan The Waves. Mulai dari avatar visual, gaya bermain, tak tik, pertarungan fisik dan kepandaian mereka sangat terkenal dari debut mereka di VEG beberapa tahun yang lalu. Bahkan tanpa operator pun, mereka sanggup mempertahankan eksistensinya di kompetisi VEG.

"Seperti yang kalian ketahui, pemain VEG yang diikutkan untuk seleksi 15 besar adalah orang-orang yang dipilih oleh Pak Kelvin selaku pimpinan. Beliau telah memilih tiga orang yang diseleksinya secara ketat," ucap Alpha lantang.

"Untuk yang namanya dipanggil dan fotonya muncul di layar hologram depan, silakan maju dan naik ke atas panggung," lanjutnya.

Layar hologram dihidupkan.

"Peserta pertama, Liam," ucap Alpha.

Gemuruh tepuk tangan mengisi seisi aula. Foto Liam dan avatarnya muncul di layar hologram. Liam yang duduk di kursi depan langsung berdiri dan berjalan ke atas panggung.

"Ga heran, ini orang konsisten banget," ucap Zack.

"Ya ampun, muka kak Liam ganteng banget di foto," ucap Joyce yang duduk dengan kegirangan.

"Joyce seneng banget. Tahan diri kamu," jawab Zack.

"Eh sumpah, tapi ganteng banget heheheheh."

Memang banyak pemain dari The Waves yang menghormati dan mengagumi Liam sebagai senior mereka. Selain kemampuannya di VEG, dia memang terlihat cukup tampan dengan senyuman di lesung pipitnya. Tak heran para penikmat VEG terkhususnya kaum wanita banyak yang menyukainya.

"Peserta kedua," lanjut Alpha.

"Pasti kak Ann," bisik Joyce pada Zack.

Alpha menarik napas panjang. "Selamat, Ann."

Tepuk tangan kembali bergemuruh. Foto Ann dan avatarnya muncul di layar hologram atas panggung.

"UWOOOOOHHH KAK ANN," teriak Zack dari kursinya.

"Kamu sama aja ih," celetuk Joyce.

"Abis seneng banget woy, waktu latihan sebulan lalu aku dimentorin sama dia," jawab Zack.

Ann yang dipanggil sangat senang lalu high-five dengan teman sebelahnya, langsung berlari kegirangan menuju atas panggung.

"Wajah sama mata gabisa bohong, seneng banget itu pasti," bisik Zack.

"Ya iyalah, kalo sekelas mereka aja seneng, gimana kalo kamu? Seneng ga?” tanya Joyce.

"Seneng lah."

"Tapi sayangnya, kayaknya bukan kamu sih nanti yang dipanggil."

"Iya, aku juga tau. Realistis aja, peringkatku 30an."

"Kapan-kapan ya, Bang," ucap Joyce.

"Bukan kapan-kapan lagi, tapi kapan tahu," jawab Zack.

Kedua peserta yang dipanggil, sudah berada di atas panggung. Keduanya memang sudah diduga banyak orang untuk menjadi perwakilan The Waves di VEG tahun ini. Sudah terisi dua tempat dari The Waves. Peserta ketiga dan keempat belum diumumkan.

Banyak yang berharap agar nama mereka dipanggil. Tapi banyak juga yang sudah tidak terlalu berharap karena melihat peringkat mereka, tidak tahu apakah usaha mereka akan membuahkan hasil yang baik dan terlihat oleh pihak pimpinan.

"Saya akan mengumumkan peserta terakhir," ucap Alpha.

"Hah? Dari The Waves cuma tiga orang?"

"Eh iya kok cuma tiga?"

"Lah, di The Waves bukannya banyak yang peringkatnya tinggi? Kenapa cuma tiga?"

Keramaian terjadi di dalam ruangan aula tersebut. Kata-kata Alpha yang mengatakan akan mengumumkan peserta terakhir banyak membuat para pemain dari The Waves terheran-heran.

"Saya harap kalian tetap tenang," ucap Alpha.

Seketika itu juga, suara di ruangan aula menjadi tidak ramai.

"Peserta ketiga ini, peringkatnya tidak terlalu tinggi, bahkan sering naik turun. Tapi Pak Kelvin melihat potensi dalam dirinya dan memilihnya," lanjut Alpha.

Ruangan aula mulai ramai yang menebak-nebak kembali siapa yang dipilih oleh Kelvin kali ini. Tentunya, banyak peserta yang berharap dirinya dipanggil kali ini. Lebih banyak yang menebak kalau peringkat sekitar belasan lah yang akan dipilih.

"Peserta ketiga, Archie."

"Uhuuukkk..." Archie yang sedang meminum air putih langsung menyemburkannya dan tersedak. Ia kaget sejadi-jadinya. Merasa bagaimana mungkin seseorang dengan peringkat 35 dipilih oleh pimpinannya dan mewakili tim untuk VEG?

"WAH GILA ARCHIEEEE," teriak Delaney sambil mengguncang tubuh Archie yang duduk di sebelahnya.

"Hah? Beneran aku?" yang dipanggil justru masih belum menyangka dirinya benar-benar dipanggil.

"Iyaaaa itu lihat, foto sama Avatar kamu dipajang," jawab Delaney. "Buruan naik!"

Archie yang masih terlihat kikuk langsung berlari ke atas panggung. Banyak yang bertepuk tangan untuknya.

Archie masih bingung dengan semua ini. Satu sisinya lagi ia merasa senang, karena merasa latihannya membuahkan hasil. Tetapi saat di atas panggung, ia mulai merasa ragu. Sebelah kanannya diisi oleh pemain-pemain tingkat atas, dan juga tatapan orang-orang di depannya banyak yang meragukan dirinya.

Karena banyak yang mengetahui, kalau Archie pernah mendapat peringkat terbawah peserta VEG tingkat nasional.

***

Ketiga peserta yang dipanggil sudah berada di atas panggung. Archie masih merasa ragu dan ia hanya bisa terdiam di atas panggung. Merasa tidak pantas, ia merasa lebih banyak orang yang lebih pantas darinya untuk berada di posisi ini. Apalagi rekor terburuknya banyak diketahui orang.

"Seperti yang kalian lihat, saya sudah memanggil tiga orang yang akan mewakili The Waves di VEG tahun ini. Tentunya banyak yang bertanya, mengapa hanya 3 orang, benar?" tanya Alpha.

"Benarrrr," jawab para peserta yang berada di dalam aula.

"Karena ada satu orang lagi yang akan bergabung dengan mereka bertiga, dan identitasnya tentunya kalian mengenalnya."

Pengunguman Alpha kali ini benar-benar membuat mereka penasaran. Ketiga peserta yang sudah dipilih pun juga tidak mengetahui siapa satu orang ini.

"Silakan masuk," ucap Alpha.

Foto dan avatarnya muncul di layar monitor sebelah peserta lainnya. Banyak yang terkejut dan menutup mulutnya tidak percaya. Ketiga peserta di atas panggung pun terkejut.

Aromika Elvan

Username: Aro

Current rank: 2

Orang tersebut masuk dari pintu depan aula dan berjalan menuju atas panggung.

"Woy, Aro comeback," ujar Zack.

"Eh gila, aku ga ngimpi kan?” tanya Joyce.

"Joyce, tabok aku," bisiknya. Joyce melakukannya. "Aw sakit. Yaudah berarti ini beneran."

He is back, VEG.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!