Malam yang begitu indah di Tokyo. Sebagai negera tersibuk dunia tentu menjadi sesuatu yang wajar saja ini terjadi. Banyak yang bilang Tokyo merupakan tempat yang menarik.
Hah? bagaimana kau bisa berpikir seperti itu? setelah kau tahu apa saja yang terjadi, kau akan menyesali perkataanmu. Rasaku tempat ini membosankan. Aku malahan lebih suka keluar kota terus menerus., aku merasa di luar lebih baik. Tapi uangku tentu tidak cukup untuk keluar setiap hari.
Lagian aku juga amat introvert. Jujur aku takut sekali hanya untuk keluar dari rumahku. Aku pun tidak diberi izin ibuku yang dirumah untuk keluar karena aku anak tunggal dan tidak punya ayah lagi. Lagian, aku juga perjaka dan bekerja sebagai teknisi biasa di rumah. Maka dari itu aku tidak bisa keluar dengan leluasa walaupun aku mau. Aku bisa terbilang seorang maniak game, terkhusus nya game PES.
Aku berharap agar aku bisa main bola. Namun kenyataan mengatakan lain. Aku lemah dan payah sekali bermain bola. Aku menganggap hanya seperti menekan lingkaran umpan silang ku berkekuatan, atau hanya dengan menendang seperti tombol silang bakal bisa otomatis terumpan pada teman dan seperti menekan persegi.
Jadinya, aku hanya ingin main bola di PlayStation tanpa ingin mengetahui gaya permainannya. Jadinya pun aku ingin semakin akrab dengan PlayStation dengan cara masuk jurusan teknisi di SMK ternama agar aku bisa mengubah PLAYSTATION ku menjadi sesuatu yang luar biasa sekaligus membuka jasa memperbaiki barang untuk melanjutkan keberlangsungan hidupku.
Setelah lulus, aku membuka tokoku sendiri dan setidaknya membuat banyak fitur menakjubkan terkhusus nya barang-barang elektronik. Aku juga tidak lupa memperbaiki dan membuat fitur canggih untuk PLAYSTATION milikku. Dan aku juga sudah banyak buat patch untuk PES, permainan kesukaanku dari SD.
Aku juga sudah banyak buat cheat untuk sebuah game. Pemain gimana kadang juga perlu cheat kan? Tapi kegiatan main PES ku belum ada sama sekali ku hentikan. Saat uangku cukup, kubeli PS5 dan mengikuti arus perubahan PES yang kini sudah menjadi eFootball.
Aku suka memainkan pemain bola, seperti Ronaldo, Messi, Di Maria dan suka buat karakter original di become a legend. Aku sekarang tidak pernah lagi memasang level beginner atau regular, selalu di top player. Jadi bisa di bilang aku seorang pro player. Andai ada eSport tang menyediakan eFootball PS5, pasti ku ikuti.
Tapi, sebenarnya ibuku kadang menganggap aku agak gila dengan game. Menurut nya tidak ada orang main game separah diriku. Tapi inilah cinta, aku cinta mati pada game bola ini. Walau tidak bisa main bola, tapi setidaknya aku pandai main video game nya. Untungnya dia tidak protes.
"Kyouma, ayo makan. Jangan lupa makan" ucap ibuku
"Iya ibu, aku akan kesana" jawabku
Hah, menyebalkan sekali. Umurku sudah 29 tahun tapi entah kenapa untuk makan saja harus disuruh. Wah, aku lupa menyebut nama ku karena semangat nya bercerita tentang eFootball.
Nama ku Asagiri Kyouma, tinggal di Shinjuku, Tokyo. Aku suka game dan tidak hanya PES, aku juga menyukai game lain. Bahkan, FIFA yang sama saja dengan PES atau eFootball ku mainkan. Aku lebih suka eFootball karena aku lebih nyaman saja bermainnya.
Namun ada pengalaman setelah nya yang membuat hdupku 180 derajat berubah. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya tapi kuharap kalian mau tahu.
...****************...
Aku sedang seru-serunya main game eFootball. Di layar terlihat, aku sedang memilih klub. Aku memilih An Nashr karena aku penggemar nomor satu Cristiano Ronaldo dan aku memilih melawan PSG mengingat rival abadi Ronaldo ada disana.
Pertandingan pun dimulai. Namun, ada yang salah, gim itu hang. Aku pun mulai mengeluarkan CD game itu dan mematikan mesinnya. Sebagai teknisi, aku tentu yang memeriksanya. Aku pun mulai merombak sistem nya dan mulai menjepit tang di kabel.
Namun mendadak aku kesetrum dan pingsan. Aku tidak tahu lagi. Secara samar juga aku mendengar ibuku menjerit histeris.
Setelah siuman, kulihat sekitar ku hanya warna hitam. Aku pun panik dan menjerit Sekuat-kuatnya.
"Oh tidak, dimana aku?!! "
Aku panik dan tidak bisa apa-apa dengan kejadian itu. Aku pun mulai menyusuri kegelapan tanpa batas itu dan mulai mencari titik terang tempat itu.
Namun, aku tertegun ketika melihat ada sebuah layar yang menyinari kegelapan tanpa batas itu berada di depanku. disitu bertuliskan
DO YOU WANT TO BECOME A LEGEND?
Disitu juga ada pilihan Yes dan No. Aku heran apa maksudnya dan secara usil tanpa tahu menahu, aku memilih Yes..
Setelah itu , kegelapan itu berubah ke sebuah ruangan dan disuruh membentuk Apperence. Aku pun membuat fisik dan usia seperti di dunia nyata, namun dengan rambut yang berwarna violet.
Kemudian, aku ditunjuk untuk mengatur stats. Aku pun seperti kebiasaan ku memilih di Become a Legend, aku selalu memilih meningkatkan akurasi ku. Batas peningkatan hanya 50 dan 50 itu kuhabiskan semua di Akurasi. Karena aku percaya aku dapat mencetak banyak gol ketika akurasi ku tinggi.
Setelah itu, aku pun ditunjuk untuk bermain di klub bernama Golden Lions dan akan melawan Wild Ox.
Terlihat di formasi, aku terpilih menjadi starter di bagian gelandang serang. Yang tadinya hanya ruangan ,berpindah scene ke adegan masuk lapangan. Terlihat secara realistis di depan dan belakang ku ada pemain bola lainnya yang juga akan siap bermain. Aku otomatis ditunjukkan tempatku berdiri.
Aku akan memulai pertandingan pertamaku disini. Menunggu Golden Lions memulai kickoff, aku mulai untuk meloncat dan bersiap-siap menghadapi gempuran dan melancarkan serangan kematian dari sang legenda Asagiri Kyouma. Wah terlalu percaya diri padahal belum tentu menang. Ini formasi Golden Lion.
Seperti yang kubilang sebelumnya, aku berada di posisi Attack Midfielder. Ten Haag sudah memberi bola pada Hoon Wo. Hoon Wo sepertinya tipe Playmaker. Dia mulai menunggu pergerakan kami setim untuk menyerang.
Namun, dia terlalu lama berpikir, pemain Wild Bulls sudah merebut bola darinya. Ceroboh sekali, dia didorong begitu saja.
"Hangul, " hardikku "main yang benar dong!! "
Kemudian ia pun kembali memarahiku.
"Apa maksudmu memarahiku begitu. Sopankah mengingatkan trauma masa lalu? "
Ia menghampiri ku dan menarik bajuku karena begitu kesalnya padaku. Aku mulai menepis lengannya yang sedang memegang bajuku.
Zücken sebagai kapten pun memerhatikan kami dan melerai kami dengan perkataan nya.
"Kalau satu tim bermusuhan, bisa jadi formasi kita hancur. "
Kalimat singkat itu mengakhiri tindakan kasar dan frontal dari Hoon Wo.
Gelandang tengah mereka kembali dan menyerang sambil memerhatikan keadaan dan mencari celah tim kami. Ia pun kemudian mengumpan pada striker Wild Bulls yang bernama Granger.
Granger amat lihai menggiring dan menggocek kami satu per satu. Ada dengan cara roullete, ada yang dengan umpan tipuan dan tidak terasa sudah, dia sudah one on one melawan Mancini.
Dia pun menembak dan gol. Gawang kami dengan begitu mudahnya dibobol oleh belut beruban itu. Skor 0-1 untuk Wild Bull
Kami semua begitu kecewa. Air muka kami sudah menunjukkan rasa frustasi karena sudah kebobolan., kecuali sang kapten, Liams Diamond.
"Ayolah" ucapnya dingin "hanya kebobolan satu, ayo kita kembali menyerang"
Raut wajah kami kembali netral. Kami akan berusaha mengembalikan keadaan. Aku berharap dengan bekerjasama, kami dapat memenangkan pertandingan ini
Pertandingan kembali dimulai. Kisavic pun mulai mengumpan padaku. Sementara Aku mencari celah kosong dan tempat yang cocok, Aku menggiring bola maju . Bersama dengan Kanele yang ternyata gocekannya luar biasa, Aku pun mengadakan umpan 1-2.
Sejauh ini tidak masalah. Aku bisa mengumpan dengan benar dari settingan akurasi ku dan Kanèle juga baik memberi dan mengecoh lawan. Namun, wakil wasit mengibar bendera offside. Tidak kusangka, mereka ternyata pandai membuat jebakan .
Tendangan bebas oleh Wild Bull yang dibawa oleh Julian Banses. Bola diumpan pendek pada gelandang bertahan mereka, yaitu Garert Saveful. Kisavic mulai mengincar bola yang berada dalam penguasaan Saveful.
Namun, sesuai namanya, dia membawa bola itu sehingga selamat dalam penguasaannya. Saveful mulai mengumpan pada sayap kiri bernama Meggie Water. Water mulai membawa bola yang diberikan Saveful dan berlari akselerasi di jarak sisi gawan Golden Lions.
Meggie pun mulai memberi tembakan. Namun bola ditepis sempurna oleh Mancini. Namun, secara tidak beruntung, akselerasi Water menggapai bola liar dan menyundul nya di celah milik Mancini.
Dan lagi-lagi gol untuk Wild Bull. Skor 0-2 untuk keunggulan Wild Bull.
"Hey, jaga yang serius" ucap Mancini di gawang. Terlihat dia marah pada rekan setimnya karena tidak ada yang menjaga para wild bulls.
30 menit sudah berlalu. Ten Haag memberi bola pada Diamond di sisi kanan. Aku terlihat sudah mulai resah karena ketinggalan 0-2.Apa yang kurang dari timku? apa yang kutinggalkan? percuma saja kerjasama.
Diamond sudah memberi bola itu pada Ten Haag. Ten Haag menendang bola, namun tangkapan bersih dari gawang lawan menggagalkan gol yang bakal dibuat oleh Ten Haag.
Mungkin sudah saatnya untuk maju dan kembali menyusul ketinggalan timku. Aku tidak boleh meninggalkan permainan begitu saja. Akan kubuktikan hari-hari aku yang selalu bermain eFootball setiap hari.
...****************...
Tiba-tiba, sebuah suara memasuki telingaku. Siapa yang berbicara? bukan., ini ingatanku. Itu suara begitu familiar. Ya, ini adalah suara dari ibuku yang petuah nya begitu amat menggigah jiwa.
"Yang berlalu biar lah berlalu. Yang dulunya lemah cukup jadi lemah. Yang dulunya kuat cukup menjadikan penurunannya sebagai pelajaran. "
Ya, ini begitu berkairan denganku. Tidak ada waktu untuk memikirkan betapa berhasilnya aku memainkan eFootball. Sialan, aku begitu lemah.Kenapa harus menerima kenyataan kalau aku hanya maniak game video, bukan berbakat bermain sepak bola?.
...****************...
Rekan-rekanku tidak berhenti menekan gawang lawan walaupun ditekan balik oleh para pemain bertahan Wild Bulls. Aku hanya orang bodoh disini. Namun, pelatih ku yang berbentuk Cristiano Ronaldo meneriakiku dari bangku cadangan.
"Hey nomor 23," ia sedang memanggilku "ayo cepat bantu mereka serang juga"
Aku tidak bisa apa-apa kini. Kini yang sedang terjadi adalah Aku tidak dapat membantu mereka menyerang.
Ku perhatikan lagi gerakan mereka. Aku tidak boleh terjebak offside lagi oleh mereka. Inilah tingkat dari Legend, sangat hebat dalam hal menjebak.
Aku dengan hati-hati berada di belakang Kisavic dan membantunya untuk mencetak gol. Seperti yang kuduga, Kisavic ditahan bek dan gelandang bertahan Wild Bulls.
Kisavic mulai melihat diriku yang tidak dijaga dan mulai waspada dengan jebakan offside.
Dia dengan kuat melakukan tendangan keras yang bertujuan padaku. Aku menerima bola itu dan menendang bola itu secara volley. Arahnya sudah benar, namun kurang bertenaga.
Kiper pun melemparkannya kembali pada Granger sebagai striker kunci mereka. Granger pun mulai melakukan tiki-taka dan melewati pertahanan Golden Lions dengan lihainya.
...****************...
Aku tidak ada waktu, Aku harus bisa menghentikan serangan itu dan menyamakan kedudukan atau setidaknya tidak menambah keburukan. Dia sudah ingin menembakkan bola dari dalam lapangan. Tidak boleh, dia begitu berbahaya. Aku harus menghentikannya.
Jarak dengannya 70 meter. Bagaimana aku akan mengejarnya. Berlari lebih cepat pun percuma. Aku tidak bisa mengejar nya lebih jauh. Masih ada Omar dan Lame bersiap menjaga sekitaran gawang.
...****************...
Aku dari kejauhan meneriaki Lame yang mempunyai kaki panjang untuk sliding lawan. Dengan akal yang cerdik, Aku meneriaki hal sederhana namun membunuh seperti Edogawa Ranpo.
"Granger, di sampingmu"
Dengan bodohnya, si uban itu malah menoleh dan langsung di slide tackle bersih oleh Lame dan dia mendapatkan bola. Namun, Granger malah jatuh dan melakukan diving sehingga di titik putih, Lame diganjar kartu kuning.
Cara dia mengekspresikan rasa sakit begitu menjiwai orang yang betul2 ditackle keras. Dan ketika wasit sudah memberi penalti, dia pun mulai tersenyum. Senyuman indah seorang iblis, itulah yang terpancar dari wajahnya.
Eksekutornya adalah adalah Doan. Tentu bulan Doan pahlawan piala Dunia 2022 dari Jepang, namun CF mereka yang dalam formasi 433 itu yang mengeksekusi.
Doan mulai membaca pergerakan Mancini, begitu pula sebaliknya. Doan pun mengarahkan bola ke kiri dan Doan dapat membacanya. Namun sayang, reflek Mancini terlalu lambat sehingga melahirkan gol lain lagi. Skor menjadi 0-3 untuk keunggulan Wild Bulls
Aku belum dapat menerima diriku yang telah dipukul telak 0-3 di pertandingan yang harusnya terlihat kecil olehku ketika sebagai seorang gamer. Aku menangis sekencang-kencang nya ketika pertama kali merasakan kekalahan ini.
"Ayolah bayi, kita istirahat saja dulu" ucap Diamond sebagai kapten yang bijaksana
Peluit bertiup panjang. Sudah berakhir babak pertama. Aku mengikuti anggota lain ke ruang ganti mempersiapkan babak kedua yang sudah diyakinkan makin gagal.
"Hey, kenapa kalian begitu tidak becus bermain?" ucap Diamond yang memimpin pertandingan ini
"Mereka tidak ada yang mengoper padaku. Kenapa kalian tidak mengoper? " ucap Kisavic sebagai striker
"Bukan, Kisavic yang terlalu bermain individual"
sahut Ten Haag
"Tidak, para bek yang kurang terkordinasi" ucap Mancini
"Oh, kau itu kesalahan kami belaka? Kau juga blunder Mancini" bantah Kanèle
Kericuhan mulai memanas tanpa penyelesaian dan suara nya memenuhi ruang ganti. Aku sudah khawatir kalau kericuhan ini malah terdengar kesebelah. Walau sulit dibayangkan, tapi bukan mustahil dari ricuh nya suara mereka.
"Hah, datang juga kau penjarah" ucap Hoon Wo
Aku sejujurnya hanya terbawa suasana ketika menyebut nya Hangul. Tanpa merasa kehormatan ku berkurang, aku jatuh bersujud didepannya.
"Maafkan aku, maafkan aku. Aku terbawa suasana. Seberapa pun kau mengutuk tidak kupeduli. Maafkan aku, maafkan aku"
Ia pun menghampiri diriku dan menaikkan kepalaku dengan kasar.
"Emang bisa terbawa suasana dengan merendahkan kasta orang"
Ia pun mulai menendang dadaku dan memukuli ku tanpa henti. Aku tidak bisa melawan karena posisiku yang merupakan orang yang bersalah.
Mungkin bersalah pada Tuhan terampuni, namun sebagai antar manusia harus diselesaikan dengan orang tersebut.
Diamond dan Richardo pun menjauhkan Hoon Wo dari ku kemudian Omar dan Mancini menjauhi ku dari Hoon Wo. Wajahku sudah memar ditendang olehnya.
"Hey, Kau jangan lolos dariku" lanjut Hoon
Tendangan dia juga menyakitkan kalau tidak ada perlawanan. Tapi itu bukan masalah terbesar nya. Kenapa untuk menendang ku sehingga memar sedangkan menendang bola seperti bakal mati saja.
Dan manager Cristiano Ronaldo datang dan berniat mendamaikan perselisihan kami yang jika dibiarkan malah nantinya bakal makin panas.
"HEY DENGARKAN" tegasnya dengan suara besar yang berada pada dirinya itu "kita satu tim. Semua orang asa jalan bermain dan semua ada cara masing-masing. Tapi kita sebagai tim tidak boleh pecah. Sehebat apapun rintangan yang dihadapi dalam persahabatan satu tim, harus dihadapi dengan kepala dingin dan lapang dada. BISA DIPAHAMI? "
"Baik Pak" ucap seluruh anggota tim serentak.
"Baiklah, kita susun rencana" lanjut sang manager
Dia pun mulai memeberkan rencana dan taktik berbahaya nya agar anggota nya tahu tim nya dan didikannya pasti berhasil.
......................
"Kemungkinan yang selalu ditekan adalah pertahanan dari tempat Diamond berada. Kau tidak menyadari nya, tapi disitu lah tempat inti menyerang dari Water. Sementara Granger selalu mengambil di depan melawan satu persatu pertahanan kita. Tapi tidak apa-apa, ini taktik melawan gerakan licin belutnya. Maka kita buat fake sliding. Yang seakan mengincarnya adalah Omar, namun pengejar utama adalah Hoon wo. Kemungkinan menang begitu kecil., jadi sulit membalikkan keadaan seperti ini.Namun ketika ingin menyerang balik. Kunci untuk serang balik nanti adalah kau, Asagiri.Ketika pemain lain ikutan menyerang, tinggal serahkan pada Diamond. Kalau terlalu banyak, tinggal gerakkan Kanele. Namun posisi Kanele berada di sisi kiri kotak penalti. "
Mereka pun meletakkan tangan mereka dibawah sehingga menumpuk seperti roti isi.
"KITA PASTI BISA, KITA MENGAUM LEBIH KUAT"
Teriakan mereka begitu menggelora dan ditunjuk pada mereka semua bahwa babak kedua akan dimulai.
Kini, yang memulai kickoff adalah para the red bulls. Doan memberikan bola Granger. Granger mulai maju dan membawa bola dan melewati pemain Golden Lions satu persatu. Seperti yang direncanakan, Omar mulai fake sliding pada Granger. Namun beberapa saat, Granger jatuh dan menyerang kesakitan.
Sudah ketahuan dia itu sedang diving
al memang rencana nya Omar tidak benar-benar mengincar kaki dari Granger.
Tendangan bebas pun diberikan dan diambil oleh Water. Water pun mengambil ancang-ancang untuk menendang dan gol lagi untuk Wild Bulls. Skor pun menjadi 0-4
...****************...
Setelah kebobolan, aku mulai mengamati dari posisi gelandang tengah tempat ku bertandang. Aku mengamati baik-baik apa yang salah dariku dan aku pun menyadari kalau ternyata kami terlalu monoton untuk sebuah rencana sepak bola.
Bisa disimpulkan , membuat rencana tersusun itu hanya 20% sementara untuk membuat rencana di dalam lapangan itu 80%.Walaupun isi otak berbeda, namun mau tidak mau yang paling jenius harus yang memimpin
Sekarang aku mengerti satu hal, seekor singa tidak akan menjadi kijang walaupun di gerombolan para kijang dan dia lah yang akan memangsa semua kijang itu atau bahkan membimbing mereka melawan lebih keras lagi.
Baiklah, tanpa ban kapten sekalipun, mau tidak mau akulah yang akan memimpin mereka menuju kemenangan. Tidak ada yang perlu ditakutkan. Cukup jenius saja, ayolah Asagiri, kau adalah sang jenius eFootball.
...****************...
Kisavic mulai memberikan bola kepada Ten Haag. Ten Haag pun membawa bola dan menendang bola, namun ditangkap bersih oleh sang kiper. Lemparan panjang diberikan oleh sang kiper. Water dan Ten Haag mulai saling menyundul bola. Bola pun mengenai Ten Haag dan dengan dahsyat nya bola itu lurus kencang ke wilayah Kisavic. Kisavic mengambil bola dan mengopernya padaku yang berada di tengah.
Aku pun menendang ke gawang, namun karena terlalu tinggi mengenai mistar gawang. Bola memantul, namun belum lagi mendarat, bola itu malah mengenai kepala Kisavic.
Tunggu dulu. Ya, kalian tidak salah baca, Kisavic yang telah menyundul itu. Dari mana dia datang nya?. Memang memasuki gawang, namun VAR menunjukkan kalau Kisavic ternyata offside. Sedikit lagi padahal, tapi kenapa bisa sesial ini?
Kiper Wild Bulls yang bernama John Tower pun menendang tendangan bebas. Bola diumpan pendek pada sang bek, Gerard Saveful. Saveful membawa bola dan mengumpan bola itu pada Water.
Namun, di tengah jalan aku pun merebut bola yang bakal di bawa oleh Water itu.
Ketika aku mendapatkan bola, aku memberi umpan pada Kanèle yang berada di belakang sisi kiriku.
Ketika dia ingin mengumpan lagi padaku, aku melepas bola itu. Ketika bola sedang liar-liarnya, para pemain lini tengah fokus dengan bola liar yang bakal menggelinding ke sisi tengah . Namun, aku memuju titik buta mereka dan dari sisi yang aman dari offside pun aku mengambil bola itu tanpa mereka ketahui.
Mereka begitu tercengang ketika tahu pergerakan ku terlalu bahaya. Aku masih begitu jauh dengan gawang. Aku menendang melambung tinggi. Bola itu langsung mengarah 17 cm dari sisi kanan lawan.
Bola pun dimanfaatkan baik oleh Ten Haag.Masih segar diingatan ku gimana keras tandukannya.Ia pun menunggu bola sedikit rendah kemudian meloncat untuk menyundul dan gol. Skor kini menjadi 1-4.Gol spektakuler dari Ten Haag itu pun diapresiasi betul oleh serekan timnnya ketika selebrasi.
......................
Kami setidaknya sedikit mempunyai semangat setelah mengetahui kami masih ada harapan untuk menang. Pertandingan pun dilanjutkan. Granger memberi bola langsung pada Saveful. Saveful pun lari membawa bola dan mengumpan lambung pada Water.
Water siap menerima bola yang bakal mendarat, namun dia lupa dia sedang berhadapan dengan si tinggi Omar. Dengan loncatan yang cukup rendah, Omar dapat mengantisipasi serangan dengan bersih.Omar kemudian mengumpan panjang dan bola itu diberikan padaku. Aku pun membawa bola ke gawang dan kami pun dengan cepat melakukan serangan balik.
Aku pun membawa mereka semua lari dan sambil bergerak pun aku menyusun rencana.
...****************...
Aku melihat pergerakan dengan baik. Aku memberi umpan untuk Hoon Wo dan langsung dijaga ketat. Dengan sedikit mendekati nya, Hoon wo menyadari aku minta bola itu dikembalikan dan mengumpan pada Kisavic yang sudah kubaca keahliannya, yaitu Positioning. Dia sudah melihat area pertahanan kosong dan menembakkan bola. Tembakan itu membuahkan sebuah gol. skor 2-4 tercatat dipapan skor.
Melihat itu, semakin yakin aku masih ada harapan untuk imbang atau malah menang.
Pertandingan kembali dimulai, Granger mengumpan kebelakang untuk memulai kembali pertandingan. Tempo permainan mereka kini sudah lebih waspada dari sebelumnya.
Tanpa menunggu lama, Hoon wo laga fisik dengan sang gelandang bertahan, Julian Bazos. Dia pun membawa bola dan menembak dari jarah 20 meter.
Tendangan itu tidak membuat penjaga gawang Tower gentar.Tower memberi bola dengan umpan panjang.
Aku sudah tahu kalau bola itu bakal mendarat ke Granger. Dengan sigap, aku memberi one touch pass pada Diamond. Diamond pun membawa bola. Aku ikut maju di sisi kanan, dan dia di sisi kiri. Pergerakan ku di blok oleh pertahanan mereka. Dan Diamond terlalu diincar oleh pemain yang lain.
Pun sudah ketahuan mereka tidak ada yang ke gawang kami. Aku tetap berlari lurus walau sudah dijaga ketat oleh mereka.
Aku seakan bersiap melakukan serangan mengambil posisi. Pertahanan mereka pun niatnya membuat jebakan offside.
Namun aku sudah di luar dugaan mereka, aku malah lari mundur diagonal dan mengarah ke Diamond. Diamond pun mengumpan pendek padaku.
Disitu ada Hoon Wo yang akan bergerak. Aku pun bilang padanya begini.
"Tendangan mu payah, baik di sepak bola maupun dalam pertarungan. "
Dia sudah pitam dengan perkataan ku. Dengan begini, aku akan mudah menjadikan diri nya alat untuk mencetak gol. Dari luar kotak penalti aku satu lawan satu dengan kiper.
Aku pun maju ke depan gawang dan menendang. Bola itu berhasil ditepis karena kaki lemahku.Bola memantul dan dari belakang sudah ada Hoon Wo meloncat dan melakukan tendangan sapuan di udara dan bola pun menggila melesat ke gawang Wild Bulls dan membuahkan gol. Gol yang dihasilkan pun tidak sembarangan, bola memantul atas kebawah dan dengan keras melukai wajah Tower. Skor kini menjadi 3-4.
Tanpa merasa berdosa, aku pun lari ke arah Hoon wo dan memanjat ke punggung Hoon Wo untuk selebrasi.
"Hah... Lihat ini, aku bisa mencetak gol" ucapnya
"Wah, diluar dugaan" ucapku
Dasar dia, kalau aku bisa menendang lebih keras, mungkin tadi juga gol. Tapi kakiku terlalu lemah.
Pertandingan kembali dimulai. Mereka sudah mewaspadai pergerakan kami yang liar.Tanpa menunggu waktu lama, mereka kembali menembus area pertahanan kami. Bukannya gentar, aku pertama menghadapi Granger. Granger berhasil menggiring bola dengan skill nya. Ia berhasil melewatiku.Aku dengan sekuat tenaga menekan dirinya dan lagi-lagi dia melewati ku. Dan ketiga kalinya sebelum di kotak penalti, aku menghalanginya sekali lagi
Jujur, stamina biasa seperti aku tidak lama bertahan dengan cara ini dan percuma pula. Dengan sigap, Kanèle yang mempunyai akselerasi membawa bolanya jauh dari Granger. Bola pun berhasil selamat.
Dari tribun, pendukung kami amat bersemangat mendukung kami yang sudah dapat menguasai jalan pertandingan. Tanpa menunggu lama, kami melakukan serangan balik.
Aku , Diamond dan Ten Haag melakukan serangan disisi kanan. Di sisi kiri sudah ada Kisavic, Hoon Wo dan tentu saja Zücken. Aku sudah memasang serangan seperti ini lantaran mereka masih ada harapan dan percaya dengan serangan semua sisi dapat mengamankan posisi mereka.
Aku mulai membawa bola ke depan. Aku ingin menembak, namun di blok banyak kiper. Aku pun menendang, tapi bukan kedepan. Melainkan sisi kanan mereka yang kosong melompong. Disitu sudah ada Kisavic yang menerima bola.
Mengingat mata ku dan matanya hampir sama, aku percaya Kisavic bisa melihat rencanaku. Ia mengumpan ke Diamond dan dia melakukan back skill dan menendang voli. Gol tercipta dari tendangannya itu. Skor kini imbang menjadi 4-4.
Kami pun merayakan gol ini dengan sukacita. Gol yang sangat mustahil terkejar namun tetap bersikukuh kami kejar sehingga imbang. Tepuk tangan penonton memenuhi stadium.
Pertandingan kembali dilanjutkan. Mereka pun melakukan serangan langsung dan aku pun mengambil bola mereka. Baru setengah jalan, aku sudah ditackle keras oleh bek mereka, Light Besky. Aku pun terkena cedera bagian paha dan terpaksa di tandu.Aku pun keluar dan digantikan dengan pemain lain.
Semenjak aku keluar permainan Golden Lions jadi hancur. Dan di menit ke -90, Water mencetak hattrick nya di pertandingan ini.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!