NovelToon NovelToon

KETIKA DUA KELUARGA BERTEMU

Bontot

"Bintang!" Panggil Emak.

"Iya mak." Terlihat Anak perempuan berlari mendekat ke arah dapur.

"Kenapa Mak?" Tanya nya.

"Beliin trasi mak mau nyambel gak punya trasi." Titah nya, Bintang mengangguk paham.

"Mana uang nya mak?"

"Di mba Atun masih ada uang mak di sana." Jawab Emak sambil mengaduk sup ayam nya.

"Cuma trasi aja mak?" Tanya Bintang memastikan.

"Iya cuma trasi aja? ati ati yah, bawa pisau lipat." Pesan Emak.

"Buat apa mak?" Tanya Bintang.

"Kalau ada culik robek aja muka nya." Ucap Emak enteng.

"Izzz Emak mah." Dengus nya, dia segera pergi ke warung terdekat.

.

.

.

.

.

"Mbak Atun, kata Emak suruh minta trasi." Ucap Bintang.

"Buat apa Bin?" Tanya penjaga warung sambil mengambil pesanan Bintang.

"Emak mau nyambel nggak punya trasi." Jawab nya.

"Nih trasi nya." Bintang mengambil pesanan nya.

"Nggak ada sisa uang mbak?" Tanya Bintang.

"Kagak ada Pas itu buat trasi, kenapa emang?"

"mau es krim mbak." Jawab Bintang.

"Dah ambil aja sana, bilang ntar ma emak lu yah, ngutang gitu." Bintang ngangguk aja, dia mengambil satu ice cream rasa buah.

"Makasih mbak, Bintang pulang dulu." Ucap nya dia berlari menuju rumah nya.

Rambut nya yang tergerai panjang menambah pesona ayu bocah berumur enam tahun itu.

"Mak." Panggil Bintang.

"Mana trasi nya? Lah es dapet dari mana tuh." Tanya Emak sambil membakar trasi nya yang Bintang berikan.

"Di kasih mbak Atun." Jawab nya Emak menaruh trasi nya, Nguleg sambil melirik anak Bontot nya ini.

"Mbak Atun mah pelit masa kasih kamu es, Emak nggak percaya." Jawab Emak.

"Kata nya Bintang di suruh ambil Mak, terus nanti suruh bilang katanya ngutang gitu, ya Bintang ambil aja mak." Jawab nya sambil makan ice duduk di tengah tengah pintu.

"Ya ampuuuuunnn mbak Atun asem banget tuh orang ngajarin anak gue ngutang." Gerutu emak sambil ngulek sambel.

"Lain kali jangan kaya gitu lagi ya ntot, Emak lu ini tajir di sini ok? masa ngutang." Pesan Emak, Bintang ngangguk ngangguk aja.

"Abang belum pulang ntot." Tanya Emak.

"Abang tadi Bintang liyat di warung mbak Atun Lagi ngisep isep mak." Jawab Bintang, Emak Tia menghentikan ulekan nya dia mendekat pada putri nya.

"Abang Farhan ngisep apa?" Tanya Emak pikiran nya udah jauh tak karuan.

"Bintang nggak tau mak." Jawab nya polos.

"Bentuk nya apa?"

"Putih panjang kecil mak, kaya yang biasa bapak isep itu mak." Jelas Bintang, emak Tia memegang dada nya.

"Ya ampun anak bujang gue yang gak jadi bontot baru juga masuk SMP udah isep roko aja, awas aja kalau pulang!" Gumam emak Tia sewot.

"Terus kenapa kamu nggak panggil abang?" Tanya Emak. Bintang cuci tangan abis kena ice cream.

"Kata mbak Atun nggak usah di panggil, terus juga nggak usah bilang emak katanya eh Bintang malah bilang sama emak." Ucap nya memukul ringan Mulut nya.

"Izzz Denger yah? apa apa tuh Bintang harus bilang sama emak yah, nggak boleh ada yang di tutup tutupin janji?" Pinta Emak, Bintang ngangguk.

"Iya mak Bintang laper mak." Ucap nya memelas.

"Nah ini sup ayam kesukaan Bintang udah mateng mau pake sambel?" Tawar Emak Bintang girang bukan main.

"Iya mak, Pete nya mana mak?" Pinta Bintang.

"Bentar emak kupas dulu yah?"

"Enak mak." Ucap Bintang, emak tersenyum.

"Makan yang banyak yah, emak ke depan dulu mau nyamperin abang lu dulu." Pamit Emak sambil bawa sapu lidi.

"Mak mau nyapu di warung mbak Atun?" tanya Bintang.

"Kagak, mak mau nyapu otak Abang lu biar bersih, berani sekali tuh anak nge roko." Gerutu Emak sambil menenteng sapu nya tinggi tinggi.

Sedang Farhan yang sudah sampai di pintu belakang rumah memberhentikan Langkah nya.

"Waduh." Ucap Farhan.

"Nah, pulang juga kamu yah? sini kamu biar emak sapu sekepala kepalamu sekalian hah.!!" Sentak emak ketika melihat Farhan Lari terbirit birit.

"Bapak tolong!!"

"Sini kamu.!!!"

Hahahahhahaha

...----------------...

Masih di rumah emak Tia, lagi pada asik nonton tv.

"Salah kan jawaban nya." Gerutu Emak. Bintang duduk di samping Emak nya.

"Kenapa mak?"

"Itu tinggal jawab aja susah, mikir nya kejauhan, orang top survei nya gampang gitu juga." Jawab Emak sewot Bintang ngangguk.

"Mak ganti napa Mak, jangan keluarga seratus." Pinta Bintang.

"Lah ganti apa?" Tanya Emak.

"Ada sinetron baru Mak." Pinta nya antusias.

"Ogah lah, lu masih piyik nonton kok sinetron, si kembar botak aja noh." Bintang menggeleng.

"Bintang bukan anak kecil mak, Bintang udah gede." Jawab Bintang.

"Cantik nya bapak Lagi pada ngapain? tv di depan kok malah ngomong sendiri sendiri." Tanya Fahmi sambil membawa plastik.

"Bapak bawa apa?" Tanya Bintang, dia duduk di pangkuan Fahmi.

"Nih ciken, Buat Bintang sama Abang, eh Abang mana nak." Tanya Fahmi sambil melihat sekitar.

"Lagi di kamar Pak, marah sama Emak." Jawab Bintang polos.

"Loh kenapa sayang?" Tanya Fahmi pada Tia.

"Anak mu itu mas, baru juga masuk smp udah isep roko aja! gimana aku nggak marah coba!" Sentak Emak nih, udah nggak bisa nahan emosi.

"Sabar yang, kita bisa bicarakan baik baik kan?" Ucap Fahmi Lembut.

"Gimana nggak gedek mas, ya ampun tingkah anak mu itu ajaib dari dulu, suka meres duit orang suka cium cium anak orang waktu tk! Mas, aku emosi, emosi punya anak sapi!" Ucap Tia marah. Sedang Bintang terkikik di dalam pelukan bapak sapi.

"Mak itu kan dulu." Ucap Farhan nongol dari kamar nya.

"Apa! ya ampun ke dua kakak mu itu tingkah nya normal semua Farhan! cuma kamu sama Bintang yang ajaib." Ucap Emak menghela nafas nya.

"Lah kok Bintang di bawa bawa mak! kan Bintang nurut mak." Ucap Bintang sambil makan chiken nya.

"Halah! kamu juga, Maaaaassss ya ampun tadi siang anak mu ngutang di warung." Ucap Bintang.

"Masa sih?" Jawab Fahmi kaget.

"Lah di suruh sama mbak Atun pak." Jawab Bintang. Fahmi menghela nafas nya kenapa anak nya ini pada ajaib.

"Pake nasi makan nya." Cletuk Emak.

"Kan udah makan Mak." Jawab Bintang.

"Biar kenyang, bang sekalian ambil nasi buat adik mu." Titah Emak, Farhan nurut aja takut di sapu Lagi pala nya.

"Terus hutang nya sudah kamu bayar yang?" Tanya Fahmi, Tia menggeleng.

"Lupa," Jawab nya enteng, Fahmi mengulum bibirnya mau ngomel takut kena omel balik.

"Nih dek nasi nya." Farhan makan bareng Bintang pake nasi sepiring penuh.

"Emak nggak makan." Tanya Bintang.

"Emak diet Lah, Biar tubuh seksih Emak awet." Jawab nya, sambil minum air putih sebenar nya pengin tapi ia tahan.

"Pak Bintang pengin jenguk bang Robi sama kak Ale." Pinta Bintang Fahmi mengangguk.

"Nanti yah kalau bapak senggang, akhir akhir ini sampai Bulan ke depan bapak lagi terima banyak job." Jelas Fahmi.

"Waaah sukur deh mas. dapet job banyak, anter kemana aja Mas?" Tanya Tia.

"Banyak yang, tapi lebih sering ke kota soal nya kan pada kuliah, jadi dari sini rombongan nganter gitu." Jelas Fahmi.

"Kalau ke kota mampir mas ke kosan Robi sama Ale." Ucap Tia. Fahmi mengangguk.

"Mas udah mampir yang, malah pada minta suruh bawa kamu sama Bintang ke kota." Ucap Fahmi terkekeh.

"Lah Abang sama kak Ale nggak nanyain aku pak." Tanya Farhan, Fahmi menggeleng.

"Nggak, katanya kalau kamu banyak mau nya." Jelas Fahmi membuat Emak dan Bintang tertawa.

"Jahat nya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Novel baru.........

Ketemu lagi dengan macil..😘

janda baru

Pagi pagi sekali Emak sudah beberes rumah, masak plus nyuci nyuci.

"Udah selesai semua nya ya ampun dingin banget, angin nya juga ngajak ribut." Gumam Emak sambil menaruh makanan nya di meja makan.

Dia masuk ke kamar satu satu. menyiapkan baju untuk suami juga anak anak nya rutinitas emak emak yang nggak pernah ada habis nya.

"Selesai dah semua nya, mandi dulu lah." Gumam Emak. dia mandi terlebih dahulu biar cantik di pandang paksu.

"Haduh mentang mentang hari libur bangun nya pada seenak jidat." Gerutu emak ketika selesai mandi masih pada asik dengan mimpi nya.

"Mas, Bangun."

"Eeennngggghhh kenapa yang?" Tanya Fahmi.

"Bangun mas, mandi terus sarapan hari ini ada job nggak mas?" Tanya Tia, Fahmi menggeleng.

"Mas mandi dulu yah Cup." Fahmi mencium kening Tia sayang.

"Farhan bangun!" Farhan menggeliyat namun berbalik badan mencari posisi yang nyaman..

"FARHAN BANGUN!" Pekik Emak. Segera Farhan bangun dari tidur nya.

"Ya ampun mak, kan bisa pelan pelan." Ucap Farhan.

"Pelan pelan kasurmu tak walik. Cepet bangun mandi terus sarapan bareng bareng." Titah emak menggerutu.

"Iya mak." Jawab Farhan.

Emak menuju kamar bontot.

Ceklek.

"Iz emang anak gue ini yang paling cakep." Gumam Emak senang ketika melihat kamar milik Bintang sudah rapih.

"Tapi kok gak kedengeran ada suara orang mandi yah?" Gumam Emak. Dia Lantas membuka pintu kamar mandi.

Ceklek.

"Ya ampun BINTANG!!" Pekik Emak Fahmi juga Farhan berlari mendekat.

"Sayang kenapa?" Tanya Fahmi masih memakai handuk dengan rambut penuh busa sampo sedang Farhan memegang sikat gigi dengan mulut penuh busa pasta gigi.

"Bintang...!!!" Pekik Emak! Bintang mengerjap mata nya.

"Ada apa Mak?" Jawab Bintang berdiri.

"Ada apa ada apa. Kenapa kamu tidur di kamar mandi hah!" Sentak Emak Fahmi juga Farhan membola lantas melongok kamar mandi yang masih kering.

"Amana eih (kamar nya bersih)." Ucap Farhan maksud nya Fahmi mengangguk.

"Ya kan kamar nya di bersihkan dulu mak, lah mau mandi tapi masih ngantuk jadi Bintang bobo Lagi." Jelas nya. Emak menghela nafas nya mengelus dada dengan pelan.

"Sabar sayang?" Ucap Fahmi dia iba dengan istri nya nasib punya anak ajaib Tia lantas berbalik dia melotot melihat ke dua lelaki di depan nya.

"YA AMPUN KALIAN.!" Fahmi dan Farhan segera berlari ke kamar mandi takut Emak tambah emosi.

Brak.

Bintang menutup pintu segera takut dia jadi sasaran Emak.

"Panjang kan lah usus ku." Ucap Emak sambil menuju meja makan menyiap kan makanan untuk suami dan anak anak nya.

"Mak masak apa?" Tanya Bintang yang sedang menyisir rambut nya.

"Izzzz nyisir rambut jangan di meja makan. Nanti rambut nya ke sini semua balik kamar." Titah Emak Bintang ngangguk.

"Sayang?" Panggil Fahmi.

"Sini duduk mas, Farhan mana?" Tanya Emak.

"Tadi lagi pake kaos yang." Jawab Fahmi menerima teh hangat dari sang istri.

"Sekali kali kopi yang jangan teh mulu." Protes Fahmi.

"Sayang ku, kalau kopi sebelum sarapan itu nggak baik buat lambung dan ginjal mu inget umur ok? kalau kamu kenapa napa Aku masih muda masih cantik bisa cari laki lagi." Jawaban apa itu? pikir Fahmi mendengus.

"Kamu mah kenapa nggak air putih sekalian." Jawab Fahmi malas.

"Wah bagus itu mulai besok pagi kita minum air putih nggak ada lagi teh atau minuman berwarna."

"Hah."

Selesai sarapan.

"Mak aku mau ke rumah mbah." Pamit Farhan.

"Sebentar Emak nitip Lauk buat Mbah ya." Emak ngambil wadah naruh bermacem macem Lauk Farhan menggaruk kepala nya.

"Kamu bohong kan? tadi bilang ke mbah cuma buat alasan doang kan?" Bisik bapak sapi Farhan mesem dia melirik Emak nya yang lagi rempong.

"Uussstt nanti emak denger pak! bisa bisa pala ku di sapu Lagi sama Emak." Jawab Farhan sambil berbisik Fahmi mendengus.

"Mau ngerok Lagi kan kamu ngaku?" Tebak Fahmi Farhan cengengesan.

"Se batang doang Pak." Elak Farhan.

"Lain kali jauhan dikit jangan area sini adik mu sama emak nya kan sama satu aliran." Bisik Fahmi Farhan mengangkat jempol nya.

"Siiip Pak kapok aku kalau deket sini." Jawab Farhan berbisik.

"MAK! ABANG SAMA BAPAK BISIK BISIK." Teriak Bintang sambil berlari ke luar rumah membuat Fahmi saling lirik dengan Farhan.

Asem!! batin Farhan juga Fahmi.

"Bisik bisik apa?" Tanya Emak.

"Nggak sayang aku lagi bilang sama Farhan jengukin mbah sering sering udah sepuh." Jawab Fahmi Farhan mengangguk angguk.

"Bener itu apa yang di bilang sama bapak mu, Jangan hanya bisa iseeeeeep aja! jadi anak baek baek biar kelak bisa jadi anak yang lebih sukses dari Bapak lu." Nasihat Emak Farhan ngangguk.

"Iya mak." Farhan melirik bapak nya yang Lagi mesem mesem ngledek.

"Coba deh Mas kamu Liat kemana Bintang bisa bisa ngutang lagi dah." Ucap Emak. Fahmi mengangguk.

"Ya udah mas cari Bintang dulu yah." Fahmi pergi setelah memberikan kecupan di pipi istri nya itu.

"Dah nih kamu kasih mbah yah." Ucap Emak.

"Farhan pergi dulu Mak." Pamit nya ninggalin Emak yang Lagi beresin dapur.

"Ati ati salam buat mbah mu." Ucap Emak sambil nyuci piring.

Si emak lagi asik kuteken di kolam ikan belakang.

"Ini anak sama bapak kemana sih! kok dari tadi nggak balik balik dari nyuci piring nyampe aku ngutek ni kuku ampe selesai loh." Decak emak lantas berdiri keluar rumah mencari keberadaan para sapi itu.

"Kemana mereka ini ya ampun apa kerumah mbah yah." Gumam Tia. Dari kejauhan dia melihat lelaki yang sangat Tia pahami bentuk tubuh nya sedang berada di depan rumah seorang janda baru.

"Mas Fahmi!" Sentak Tia Fahmi membola menatap Tia berada tak jauh dari nya.

"Sayang." Panggil Fahmi.

"Sayang sayang peyang! dari tadi aku tungguin kamu mas nggak balik balik ndak tau nya lagi nangkring di depan rumah janda baru ini alasan kamu libur iyah? janjian kamu sama janda atau apa ngomong!" Ucap Tia emosi Fahmi gelagapan.

"Sayang ini bukan seperti yang kamu pikir kan kamu salah paham yang." Ucap nya memelas.

"Halah salah paham apa? kamu di suruh cari anak malah di sini emang Bintang ada di dalem rumah janda baru itu hah.!!" Ucap nya masih dengan emosi yang meletup letup.

"Sayang ini salah paham." Bujuk Fahmi mendekat.

"Jangan mendekat." Sentak Tia. Namun tak di hiraukan Fahmi.

"Sayang denger mas dulu."

"Udah aku bilang jangan sentuh aku mas!!"

"Tapi ini bukan karna aku macem macem yang." Mata Fahmi berkaca kaca ia sungguh takut istri nya meninggalkan nya sedang diri nya tak bisa hidup tanpa Tia.

"Di bilang jangan sentuh aku."

"Sungguh yang, mas nggak berani macam macam." Ucap nya serak Tia tertegun sudah di pastikan suami bucin nya ini sedang jujur.

"Lalu kenapa kamu di sana." Tanya Tia sedikit luluh ingat sedikit.

"Kamu lihat itu?" Tunjuk Fahmi ke atas mata Tia melebar.

"Kamu percaya sekarang kan yang." Ucap nya Tia mengangguk.

"Lalu kenapa mas nggak boleh sentuh kamu?" Tanya Fahmi frustasi dia sudah menjelas kan namun istri nya ini enggan ia sentuh Tia menghela nafas nya.

"Bukan nggak mau di sentuh mas, tapi kutek aku belum kering." Jawab Tia dengan santai nya.

"Apa..!!!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Burung opa

Si Emak Lagi mengurut alis nya nih nampak nya pening tiba tiba datang.

Emak Tia menghirup nafas sebanyak banyak nya sebelum emak mendongak ke atas dan.

"BINTANG TURUN KAMU!" Teriak emak sangat emosi.

"Bentar Mak." Jawab Bintang berteriak.

"Sabar sayang tadi mas di sini jagain dia kali aja mau turun tapi nggak mau." Jelas Fahmi.

"TURUN NGGAK!" Si emak tambah emosi nih anak sapi nggak mau nurut.

"Nyangkut Mak ini." Jelas Bintang.

"Itu baju anak mu nyangkut mas masa kamu diam aja bantuin kek." Ucap Emak.

"Kan kamu tau yang mas mu ini nggak bisa naik pohon apa lagi pohon jambu biji ini licin yang." Jelas Fahmi.

"Terus kamu ngapain di sini kalau nggak bisa nolongin bontot kamu kan bisa panggil Farhan atau aku." Tanya Emak emosi.

"Jaga jaga di bawah takut Bintang jatuh hehehehe." Jawab Fahmi nyengir.

"Iizz kamu ini mas ya kamu panggil aku dong ck mana kutek belum kering." Gerutu Emak.

"Bintang masih nyangkut baju nya?" Tanya Emak.

"Masih Mak." Jawab nya sambil makan jambu biji dan kaki bergelantungan.

"Bentar Lagi mak bantuin dah nunggu kutek kering yah." Ucap Emak.

"Siap mak Bintang lagi makan jambu nih." Jawab Bintang.

"Wah simpenin buat emak satu." Pinta emak Fahmi menepuk kening nya.

"Iya mak masih lama nggak Mak." Tanya Bintang.

"Udah lumayan kering nih emak naik dah." Ucap nya si emak manjat pohon dengan lihai nya.

"Hebat emak ih cepet banget nyampe atas." Ucap Bintang bangga si emak langsung bantuin anak bontot nya ini.

"Emak lo ini emang jago kalau di atas bikin mupeng kalau nggak percaya tanya bapak lo noh." Cletuk emak.

"Masa sih iya kah pak?" Tanya Bintang sambil turun ke bawa.

"Izzz emak mu ngawur awas hati hati." Ucap si Bapak malu.

"Mak nih jambu nya." Ucap Bintang sambil memberika sekresek jambu buat emak.

"Dah yuk pulang." Ajak emak Bintang ngangguk.

"Yuk mak mumpung yang punya rumah belum pulang." Ucap Bintang si emak sama bapak mengerutkan Alis nya belum pulang? memang nya kenapa?

"Loh emang kemana yang punya rumah?" Tanya emak.

"Kan dari kemaren nggak di rumah mak." Jawab Bintang santai.

"Jadi dari tadi kamu makan jambu yang punya tumah nggak tau." Tebak emak sial nya Bintang malah mengangguk.

"Ajigile kita nyolong dong, lain kali jangan gitu ntot dah cepet yuk nanti ketahuan." Ajak emak berjalan cepat sambil menggandeng Bintang meninggalkan suami nya yang lagi melongo melihat tingkah istri nya sikap macam apa itu pikir nya.

...----------------...

Sedang keadaan di ibu kota sedang terjadi hiruk piruk kehidupan yang sibuk, baik suami ataupun istri Bulan dan Lintang yang memiliki masing masing perusahaan besar membuat setiap pagi hingga sore mereka di sibukan di kantor masing masing namun berbede dengan siang ini.

Tak tak tak.

Bunyi hils Bulan saling beradu dengan sepatu mahal milik Lintang.

"Bund di mana Langit." Tanya Bulan.

"Langit di belakang sama ayah lagi kasih makan burung burung ayah." Jelas Bunda. Bulan dan Lintang mengangguk.

"Aku ke belakang dulu bund mau panggil Langit." Pamit Lintang bunda mengangguk.

"Emang nya kalian mau ke mana?" Tanya bunda Bulan duduk di samping bunda.

"Mau jemput Axelo bund." Jawab Bulan bunda tersenyum

"Wah Xelo sudah pulang? bunda penasaran gimana rupa nya pasti semakin tampan." Tebak bunda membuat Bulan terkekeh.

"Yah kaya Bulan lah bun, dia bibit premium." Jawab Bulan sombong membuat bunda terkekeh.

"Kalian bertiga yang jemput Axelo." Tanya bunda Bulan menaruh ponsel nya di tas.

"Sama bang Kevin Keyla juga Kiki putri nya kenapa Bund?" Tanya balik Bulan bunda menggeleng.

"Enggak cuma nanya aja."

"Ayok mah." Ajak Lintang pada Bulan.

"Kalian sudah siap eh kenapa muka kamu Langit." Tanya Bulan Langit mendengus.

"Opah lebay mah." Jawab Langit.

"Lebay kenapa?" Tanya bunda.

"Iz masa gara gara aku semprot burung opah terus opah sedih ck." Jelas Langit berdecak.

Bulan dan bunda mengerut kan alis nya.

"Loh apa salah nya kamu nyemprot burung opa memang biasa nya kalau di mandikan juga di semprot kan?" Tanya bunda Langit berdecak.

"Iya itu opa aja yang lebay." Bulan menatap Lintang yang sedang menahan tawa nya nampak nya ada yang tidak beres.

"Apa yang sebenar nya terjadi Tang." Tanya Bulan.

"Kalian tau burung ayah yang harga nya ratusan juta itu?" Tanya Lintang bunda dan Bulan mengangguk karna memang mereka tau burung apa yang di pertanyakan Lintang.

"Lah burung nya di semprot sama Langit terus gak lama kemudian burung nya mati." Jelas Lintang Bulan dan bunda masih belum paham apa salah nya pikir mereka berdua.

"Apa salah nya di siram air biasa nya ayah juga memandikan nya dengan di semprot kan." Tanya Bulan.

"Ck masalah nya Langit nyemprot nya sama air pembasmi hama Itu kan racun sayang jelas langsung mati." Jawab Lintang berdecak Bulan melongo pantas saja ayah mertua nya ini sedih.

"hahahahhahahahhaha." Tawa bunda menggema.

"Enak yah ketawa nya nikmat syekali." Sindir ayah, bunda melihat ayah masih dengan tawa nya.

"Cucuku memang hebat oma memang ingin membunuh burung mahal itu tapi kalau oma yang bunuh pasti opa mu akan marah besar tapi kalau cucu nya pasti tidak hahahah.." Bunda mengangkat jempol nya untuk Langit.

"Dasar mak lampir." Gumam ayah. Bunda melotot.

"Apa...!!!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!