NovelToon NovelToon

Belenggu Cinta Suami Orang

PROLOG

Menjadi cantik dan seksi adalah dambaan semua orang, namun mereka tidak mengetahui bahaya apa saja yang mengintainya, menjadi objek pelecehan seksual dan imajinasi liar pria hidung belang menjadi salah satu konsekuensinya.

Cantik dan seksi, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan fisik seorang gadis bernama Arabella. Memilik rambut panjang sebatas pinggang yang mengikal diujung, bibir merah dan ranum tertarik ke atas membentuk senyum indah, hidung mancung bak prosotan anak-anak, bulu mata lentikknya mencerminkan feminisme, keindahan yang tak luput dari perhatian para pria hidung belang di dalam DragonFly Club.

Club yang memiliki tiga jasa pelayanan, Arcodia adalah pelayanan tingkat satu dan juga tingkatan yang tertinggi, dimana para wanita menjual tubuhnya pada pelanggan yang datang ke tempat tersebut, mulai dari menemani minum, menari dan berakhir pada pelayanan seksual.

Sedangkan Solara adalah pelayanan tingkat dua, dimana para wanita menari striptis dihadapan pelanggan yang tengah menikmati minumannya.

Dan yang terakhir adalah Berxia, pelayanan tingkat tiga dimana para wanita hanya sebatas menemani para pelanggan minum, seperti hal nya profesi yang sedang Ara jalani saat ini.

Saat itu Ara terpaksa melamar pekerjaan di club tersebut, namun bukan sebagai Berxia, melainkan sebagai bartender atas saran temannya yang mengatakan club itu sedang membutuhkan seorang bartender, dan bayarannya keluar setiap dua minggu sekali dengan bayaran yang cukup tinggi.

Ara yang saat itu sedang membutuhkan uang, akhirnya datang dengan tekad yang besar, serta dokumen lamaran kerja yang ia bawa. Ara melamar untuk posisi bartender, namun dihadapan manager club itu, ia ditolak dengan alasan tidak memiliki skill.

Terlepas dari ditolaknya Ara, Manager club itu malah menawarkan posisi lain untuk Ara, posisi yang membuatnya bekerja sampai saat ini.

"Aku memiliki posisi yang cocok untukmu, bagaimana jika kau bekerja sebagai Berxia? menemani pelanggan selama dia minum disini, entah itu diruang utama atau ruang VIP. Bayaranmu lima kali lipat dari bayaran bartender yang kau inginkan, itupun jika kau berminat" ucap sang manager, sebut saja Tuan Ronald.

Ia berujar seraya menatap lembaran kertas ditangannya, tidak menatap Ara yang tengah membulatkan matanya karena mendengar bayaran yang akan dia dapatkan jika menerima pekerjaan itu.

Lima kali lipat dari gaji bartender? Pikirkan itu Ara.

Kala itu Ara membayangkan jumlah uang tersebut hingga membuat kepalanya pening. Sungguh, dia sangat membutuhkan uang itu.

"Ini kontraknya, silahkan kau baca, waktumu hanya dua menit. Jika setuju silahkan tanda tangani kontrak ini, Nona Ara"

"Dua menit? apa dia sudah gila? bagaimana aku bisa berfikir" gumamnya dalam hati

Dengan teliti Ara membaca isi kontrak dari atas hingga bawah. Di kontrak itu tertulis beberapa peraturan yang melindungi seorang Berxia, salah satunya pelanggan tidak boleh menyentuh dan memaksa Berxia tanpa persetujuannya.

"Tidak buruk, kerjanya sangat mudah" gumamnya pelan, hampir tidak terdengar

"Waktumu habis, Nonna"

Saat itu lah Ara memutuskan untuk menerima pekerjaan itu, walau sejujurnya ada perasaan ragu dalam hatinya. Namun apa boleh buat? Dia membutuhkan pekerjaan itu agar bisa mengumpulkan pundi-pundi uang yang jumlahnya tidak sedikit. Siapa yang akan membayar hutang-hutang yang ditinggalkan orangtuanya jika bukan dia? tentu saja, ia bahkan selalu didatangi oleh para penagih hutang setiap hari, sungguh lelah rasanya.

"Selamat bergabung Arabella"

Mohon maaf jika penulisan ini masih banyak kurangnya, seperti typo, penggunaan tata bahasa yang kurang tepat juga narasi yang masih berantakan.

Dan untuk pembaca sekalian, mohon kerjasamanya untuk vote, komen disetiap chapter yang ada. Feedback yang kalian berikan akan sangat membantu cerita ini semakin berkembang.

Terimakasih sudah mampir di karyaku.

--Happy Reading--

ARABELLA

Hari ini tepat hari ke tiga puluh Ara bekerja ditempat tersebut, tempat yang sejujurnya ingin ia tinggalkan secepatnya. Bukan karena sok suci, namun ia benar-benar tidak menginginkan bekerja ditempat itu jika bukan karena membutuhkan uang dalam jumlah banyak.

Alasannya karena kedua orang tuanya yang sudah meninggal, ternyata memiliki begitu banyak hutang semasa hidupnya. Ara tahu akan hal itu, namun ia tidak menyangka jumlahnya melampaui ekspetasinya selama ini.

Ya, tidak heran, karena ayah Ara adalah seorang peminum berat, walaupun ia bekerja, namun tetap saja sama sekali tidak membantunya melunasi hutang-gutangnya. Ara tidak ingin membencinya karena hal itu, toh semua sudah terjadi, mau bagaimana lagi ?

Setidaknya yang bisa ia lakukan saat ini adalah bekerja selama tiga bulan kedepan, sesuai dengan kontrak yang telah ia tanda tangani. Dan, terimakasih karena sepertinya gadis itu tidak berniat memperpanjang kontraknya.

Saat ini, Ara tengah duduk di sebuah ruangan tempat para Berxia berkumpul, menunggu datangnya pelanggan yang akan memesan mereka. Sejujurnya, ia benci sekali mendengar kalimat-kalimat itu.

Terkadang, ada saat-saat dimana Ara berharap agar mendapatkan pelanggan yang sedikit, atau setidaknya pria yang memesannya adalah pria yang baik, pria yang bisa mematuhi peraturan yang telah dibuat. Namun sayangnya beberapa pelanggan masih saja tidak meengerti dengan peraturan, dan Ara harus mengingatkannya lagi setiap menemukan pelanggan yang seperti itu.

"Hei" pekik seseorang yang tiba-tiba menepuk pundaknya lalu duduk disamping Ara dengan senyum yang cerah

Dia adalah Sandra, bisa dibilang wanita itu salah satu senior di tempatnya bekerja, karena sudah satu tahun lamanya ia bekerja sebagai Berxia, sama seperti yang tengah Ara jalani saat ini.

"Tumben kau masih disini, biasanya sudah ramai yang memesan" ucapnya tertawa kecil

Sandra gadis yang seksi, tak kalah seksi dari Ara, dia juga merupakan salah satu yang terfavorit ditempat itu, terbukti karena Tuan Ronald masih mempertahankannya setelah berkali-kali Sandra meminta untuk berhenti.

"Baguslah, aku bosan bertemu pria-pria hidung belang" ucap Ara menyandarkan tubuhnya ke belakang sofa

"Jangan mengeluh, lumayan uangnya sangat banyak, jalani saja sedikit lagi, Ra" ujarnya menyemangati, seraya mengusap pundak Ara. Sandra tahu betul bahwa Ara sangat ingin segera berhenti dari pekerjaannya.

Ara sudah lelah, setiap malam harus berada ditempat itu dengan pakaian yang ketat dan rambut yang teruai bebas, menunggu para pelanggan datang yang akan memesannya, kemudian menemani mereka minum sampai mabuk dan terkulai lemas sebelum Ara tinggalkan.

"Kau memang tidak bosan apa? tidak ingin berhenti dari sini?" ucap Ara pada Sandra

"Kau kan tahu, aku juga sangat ingin berhenti, tapi Tuan Ronald selalu menahanku dan menaikkan bayaranku, mungkin aku akan bertahan sebentar lagi" balasnya.

Benar, Tuan Ronald sangat pandai mempertahankan gadis-gadis yang menurutnya sangat menguntungkan. Ia memiliki berbagai cara untuk mempertahankan mereka.

Pintu ruangan disudut kanan terbuka, menampilkan Nyonya Helen disana, Ara dan Sandra tahu betul apa yang akan terjadi jika wanita itu sudah datang ke ruangan mereka.

Dengaan wajah dinginnya, Nyonya Helen memainkan ponselnya sesaat dan dua gadis itu masih terdiam menunggu Nyonya helen membuka suara.

"Arabella VIP 1 sekarang, dia tamu penting kita, jangan mengecewakannya"

-Happy Reading-

Jangan lupa tinggalkan Like, Vote dan Komennya Readers:)

Dia Datang

Lagi-lagi dipesan di ruang VIP, heran saja kenapa tidak langsung minum di ruang utama saja, pikirnya. Namun ia sudah mengerti, pria-pria hidung belang itu tahu dimana bisa mencari kesempatan.

"Uang datang, fighting" Sandra menepuk pundak Ara memberi semangat.

Ara berdiri lalu menghampiri Nyonya Helen, wanita itu menghela nafas panjang sebelum berbicara "Kenapa dress mu panjang sekali huh?" Ara sudah menduga, sejak wanita itu masuk ke ruangan, wajahnya sudah menandakan kalau ia sedang ingin marah-marah terus.

Sepanjang apa yang Nyonya Helen maksud? bahkan dress yang dikenakan Ara sudah terbilang pendek, jauh dari atas lutut. Wanita itu selalu mewajibkan semua pekerja diisana mengenakan dress yang super pendek, hingga saat mereka duduk, dress itu akan otomatis terangkat keatas, dan itu membuat Ara tidak nyaman.

"Semua dressku belum di cuci Nyonya Helen" jawabnya pelan

Wanita itu berdecak dan mengangkat kedua tangannya ke pinggang "Lain kali katakan jika kehabisan dress, aku akan memberinya untukmu, sekarang cepat pergi, pelangganmu menunggu" jelasnya seraya membuka pintu lebar untuk memberikan Ara jalan.

"Ara" ucap Nyonya Helen saat gadis itu baru akan melewati ambang pintu

"Namanya Tuan Daren, dia pelanggan penting, aku mengingatkanmu jangan buat masalah padanya, layani dia dengan baik" lanjutnya yang hanya dibalas anggukan oleh Ara.

Gadis itu berjalan menyusuri lorong menuju ruangan VIP 1, selama itulah ia merapalkan segala mantra agar tidak mendapatkan pelanggan yang akan menyulitkannya "Semoga kali ini pria yang waras" gumamnya

Bukan tanpa alasan, Ara beberapa kali mendapatkan perlakuan yang tidak seharusnya dari para pelanggan yang memesannya, karena seharusnya jika para pelanggan itu menginginkan yang lebih, mereka bisa memesan Arcadia, kenapa harus memesan Berxia? yang jelas-jelas mereka sudah tahu aturannya. Mungkin yang bisa mereka dapatkan dari seorang Berxia adalah mereka dan mata bajingannya bisa memandangi lekuk tubuhnya dengan pakaian yang minim.

Langkah gadis itu terhenti saat tiba di depan pintu yang bertuliskan VIP 1, sudah ada dua penjaga didepan pintu yang akan selalu siap siaga menjaganya. Dua pria bertubuh kekar yang akan melindungi Ara jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mereka menyambut Ara dengan menundukkan tubuhnya sedikit sebelum membukakakan pintu hitam di hadapannya.

"Selamat malam Nonna Ara" ucap salah satu pejaga yang sudah sangat tahu namanya, dengan cepat gadis itu membalas senyumannya sebelum memasuki ruangan tersebut.

Ruangan dengan pencahayaan redup, dinding yang didominasi warna merah, serta sofa yang besar dan beberapa minuman yang sudah ada di atas meja membuat tubuh gadis itu sedikit gugup.

Ara melangkah mendekati sofa yang membelakanginya, sofa hitam memanjang dan ia bisa melihat sesosok pria disana tengah duduk membelakanginya, Rambutnya hitam legam dan hanya sedikit terlihat pundak dan punggung atasnya yang memakai, jass hitam?

Pria itu bersandar santai pada sofa, tidak ada alunan musik yang biasanya terputar disetiap ruangan. Mungkin ia pria yang tidak menyukai kebisingan?

Langkah Ara melambat kala ia tiba di samping kanan sofa, gugup karena kesunyian yang menyelimuti ruangan itu, bahkan ia berfikir apakah pria itu menyadari kedatangannya atau tidak.

"Ah Arabela" nafasnya tercekat kala pria itu mengangkat wajahnya tiba-tiba sesaat Ara tiba dihadapannya dengan meja sebagai pembatas.

"Selamat malam Tuan Daren" Ara membungkukkan sedikit tubuhnya.

Pria itu hanya mengangguk sesaat, bahkan Ara tidak bisa melihat jelas wajah pria dihadapannya karena cahaya yang begitu redup.

"Silakan duduk, cantik"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!