Suara azan subuh sudah berkumandang, sinar matahari perlahan menembus celah jendela kamar seorang gadis berumur 24 tahun yang masih terlelap dengan mimpi indahnya.
Jam sudah menunjukan pukul 04.00 wib, alrm hp sudah berbunyi sejak pukul 03.00 wib. tapi gadis itu masih belum terbangun dari tidur nyenyaknya dan entah apa yang di mimpikannya.
"(Girrrttttt..... grrrriiiittttt...... girrrrrttttt.......)" getar hp Yaya yang sampai membunyikan meja yang berada di kamar Yaya, getaran meja yang berasal dari alarm Yaya pun sampai membangunkan mama Yaya, untung saja sebelum mama yaya membangunkan Yaya, Yaya sudah bangun terlebih dahulu.
"Ennggghhhh" lenguh Yaya sambil melihat layar hpnya.
"Udah mau jam 5 pagi ya ternyata ya, masih dingin" gumam Yaya itu dengan suaranya yang serak-serak lembut khas Yaya bangun tidur.
"Yaya sudah jam berapa ini, kamu tidak berangkat kerja? Bukannya hari ini hari dimana kamu jadi peserta magang ya?" ucap mama yaya yang tidak sengaja lewat di depan kamar Yaya yang hendak menyipratkan air ke wajahnya jika Yaya belum bangun juga.
"Apa sih ma, bentar ya, 5 menit lagi ya masih dingin juga" gumam yaya dengan suara seraknya sambil meminta ulur waktu 5 menit untuk yaya kembali merileks kan tubuhnya dikarenakan ia darah rendah.
"Apa, apa 5 menit lagi? Mau sampai kapan kamu ulur waktu kamu Yaya? Emangnya kamu tidak kerja hari ini. Lihat sono anak tetangga lain lain udah pada mandi, mandiin anaknya, lah anakku malah masih enak-enak leha-leha, cepetan bangun terus mandi sono udah mau jam lima pagi ini" balas mama sambil menahan emosi.
"Jam setengah lima ya" beo Yaya yang masih sedikit memejamkan matanya.
"HEH...? LAH JAMBU.... UDAH MAU JAM LIMA? oke oke ma"
Matanya pun terbuka lebar, sambil menggerutu tidak jelas dan mengambil langkah seribu daya menuju kamar mandi sampai harus balik lagi karena handuknya belum diambilnya.
"Hedeh" mama Yaya pun menghela nafas.
"Alarm dari tadi bunyi dari jam tiga pagi sampai sekarang baru kamu matiin, untung mama lewat di pintu kamar kamu dan ingat kalau hari ini kamu masuk kerja sebagai pekerja magang coba kalau tidak bisa telat kamu mana kamu masih magang dateng pertama mesti harus pagi ya... dan kamu tu kalau tidur kek putri tidur dibangunin susah harus ada ritual dulu baru kamu bangun"
Gumam mama Yaya yang tentu saja tidak didengar oleh anaknya karena anaknya sedang mandi.
Cahaya Nurhidayah. Atau lebih akrab di panggil Yaya ini memiliki kepribadian yang pendiam, sedikit ceroboh, sedikit pemalas, murah senyum, ceria, dan ber-MBTI INFJ.
Memiliki paras yang cantik dengan tinggi 150cm, kulit putih matang manis, hidung pesek, bibirnya yang kecil dan merah alami, dan rambut panjang berwarna hitam. Umur saat ini sudah menginjak 24 tahun.
Hidupnya yang sederhanya, wajah yang cantik dan manis seperti gadis remaja usia 13 tahun membuat para kaum adam tidak berhenti menatap dirinya. Karena kejombloannya lah para kaum adam berlomba-lomba mendekatinya.
Tapi apalah yaya seorang yaya yang paling banyak berteman dengan cowok ternyata tidak udah jatuh cinta dan lebih memilih fokus kepada kariernya saat ini.
Bukannya yaya tidak ingin memiliki kekasih seperti teman seusianya, tentu tidak. Dia hanya ingin menikmati masa kejombloannya dulu dengan memperluas kariernya dan menambah ilmunya terutama di dunia bisnis, guru, kosmetik, dan ekonomi. Ingin rasanya membuka hati kembali untuk cinta yang baru itu sulit untuknya karena pekerjaannya, keluarganya, dan kariernya lebih penting dari sebuah kata cinta.
Sudah 15 menit yaya di kamar mandi, setelah keluar ia langsung memakai baju khusus kerjanya sebagai seorang guru tk dan menyiapkan alat tulis seperti bolpoin, pensil, penghapus, spidol dan notes kecil untuk kerjanya, kini yaya berlari samtai menuju pintu utama rumahnya karena sebentar lagi sudah waktunya masuk kelas.
"Yaya!" Panggil ayahnya yang bernama Yudi. Yaya yang tengah berjalan menuju pintupun harus berhenti karena panggilan sang ayah tercintanya itu.
"Iya pa...", jawab Yaya.
"Kamu enggak sarapan dulu? Ini kan masih pagi" Tanya ayah Yudi yang mencoba mengajak sang anak untuk sarapan terlebih dahulu sebelum pergi bekerja.
"Nanti aja pa di sekolah aja pas istirahat, lagian juga yaya bawa roti kok pa jadi yaya bisa makan pas yaya lagi istirahat mengajar kalo enggak nanti yaya kan bisa makan di kantor, ya udah ya pa ma Yaya berangkat dulu ya assalamualaikum" ucap Yaya lalu bergegas pergi.
"Waalaikumsallam hati-hati di jalan Yaya" jawab papa dan mama yaya sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya yang makin hari makin tidak ada perubahan.
Yaya mengendarai montor scopy berwarna putih kesanyangannya menuju ke sekolah tempatnya mengajar dengan kecepatan sedang.
10 menit kemudian akhirnya yaya sampai sekolah tempatnya bekerja dengan keadaan selamat dan untung saja belum bel masuk kelas karena Yaya ternyata sampai di sekolah lebih pagi.
Yaya dulu kuliah mengambil jurusan keguruan pendidikan anak usia dini. Itu sih jurusan kemauan mamanya dan yaya kebetulan juga suka anak kecil dan sulit sekali menghitung angka dalam jumlah besar jadi mau tidak mau yaya sebagai seorang anak harus nurut dengan nasehat papa dan mamanya karena hanya jurusan tersebutlah yang sepi peminat, hampir 4 tahun yaya kuliah sebenarnya target yaya ialah kuliah hanya 3 tahun, karena pada saat skripsi yaya sempat depresi dan memutuskan untuk berhenti dulu mengerjakan skripsi untuk beberapa bulan dan saat yaya kembali mengerjakan skripsi tetapi respond dosen pembimbing kurang baik karena yaya tidak memberikan informasi terlebih dahulu kepada dosen pembimbingnya, di suruh ganti judul skripsi sebanyak empat kali dan kebetulan juga dosen pembimbingnya baru saja menunaikan ibadah haji jadi tambah sulit untuk menghubungi dosen pembimbingnya itu karena jarak waktu yang berbeda, akbatnya pengoreksian skripsinya pun tertunda sebentar dan akhirnya yaya lulus dengan nilai memuaskan yakni dengan ipk 2.6. Selama Yaya menunggu respond dari dosen pembimbingnya yayapun mencari lowongan pekerjaan untuk mengisi kekosongannya dan mengisi CVnya. Kini dhaya sudah bekerja di tk salam selama 3 tahun dan mencoba mengikuti pelatihan BLK namun di tolak.
"Yaya kue" panggil bestinya bernama Nani. Mereka satu angkatan saat mereka duduk dibangku kuliah namun nani lulus lebih dahulu.
"Apaan sih pagi-pagi sudah manggil mana sambil teriak-teriak lagi, malu ada anak-anak" ucap Yaya setengah kesal karena teriakan Nani sahabatnya hampir semua murid melihat ke arah mereka berdua.
"Yaya... aku tu kangen sama kamu" ucap Nani sambil memegang kedua tangan sahabatnya itu.
"Baru aku tinggal satu hari karena dan kemarin juga kita ketemu kan di rapat guru, udah kangen" ucap Yaya.
"Ya tetep aja kangen" ucap Nani.
"Heleh" balas Yaya.
"Ya udah aku mau ke kelas dulu udah di tunggu sama kepala sekolah" ucap Yaya sambil melangkah menuju kelasnya yang berada tidak jauh dari lokasinya bertemu dengan Nani.
Kelas
"Tangan ke atas....
Kesamping.....
Kedepan......
Dilipat......
berdoa mulai"
"cukup sekian wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, yuk anteng-antengan.... yang duduknya paling anteng boleh pulang duluan" ujar yaya.
"Waalaikumsallam warrahmatullahi wabarakatuh"
Kenapa semua murid sangat sayang kepada yaya? Itu karena cara mengajar Yaya yang sangat simple, sabar, lemah lembut, tidak galak, tidak seperti guru lain yang ada sedikit galak yang membuat murid menjadi takut dan bahkan ada yang sampai tidak mau untuk belajar. Meskipun yaya masih belajar untuk menyampaikan materi kepada anak-anak dan masih dalam tahapan magang akan tetapi anak-anakpun paham materi yang disampaikan oleh yaya dan sudah akrab dengannya.
Ruang guru
"Mbak Yaya, mbak Yaya besok ngisi kelas A3 nggih" ucap ibu kepala sekolah.
"Iya bu, untuk materinya bu masih bebas ya karena baru awal ajaran baru?" Tanya Yaya.
"Iya mbak ini baru mau di rundingkan untuk pembuatan rpphnya" ujar ibu kepala sekolah.
"Kelas e njenengan sampun kondusif dereng nggih?" Tanya bu Rana.
"Dereng e bu, masih banyak yang nangis dan rata-rata pada masih mau ditungumgu padahal temen-temen yang lain sampun ditinggal orang tuanya" ucap bu Tatik.
"Nggih nanti lak lama-lama terbiasa, awalnya dicoba dulu ibunya suruh nunggu di depan kelas jangan di dalam kelas, nanti kalau anaknya sudah terbiasa anteng enggak nangis nanti baru di coba lagi ibunya nunggu di luar pagar, nah kalau sampai sini anak sudah benar-benar tidak nangis baru ibunya suruh antar saja dan dijemput sesuai jadwal" ujar ibu kepala sekolah.
"Nggih bu nanti saya coba" ucap bu Tatik.
"La malah kelas ku to bu ada yang aktif banget butuh kerja ekstra buat jaganya" ujar bu Sasa.
"La nggih tadi saya bilang ke mbak yaya suruh bantuin njenengan" ucap ibu kepala sekolah.
Yaya yang sebenarnya tau apa yang sedang terjadipun hanya bisa diam karena ia hanya pekerja magang dan tidak boleh terlalu pintar terlebih dahulu dalam proses magang ini.
Hening beberapa saat......
"Bu niki dapat undangan dari bu ipeh, anaknya menikah" ucap bu Cici.
"Bu Niki yang anaknya wajahnya seperti anak 18 niku kan bund, kan bukannya umurnya masih 22, dapet orang mana bund? Tanya bu Sasa.
"Nggih bu umurnya baru 22 tahun, dapet orang solo katanya calonnya pns yang kerjanya dipindah ke ikn niku le bund" jawab ibu kepala sekolah.
"Walah, kalah kowe mbak cici kae lo anak e bu nani e ues nikah kamu kapan, tak tunggu lo ini, mumpung klambiku ijek amot" ucap bu sasa sambil menggoda Cici.
"Nggih bu kulo taseh nyaman sendiri, ya mbak ya" ucap mbak Cici sambil menengok ke arah Yaya.
"Iya" jawab Yaya karena ia tidak tau harus menjawab apa karena ia masih ingin mempelajari ilmu yang selama ini belum ia pelajari.
"Lah mangke lak yo entuk to bund, lawong mbak Cici ki ayu kok, mbak Yaya yo podo, atine apik, no ghibah-ghibah yo" sahut bu Dana.
"Mbak Yaya kae lo bu apik, ngono-ngono kwi ngko lak reti-reti entuk lo bu" ucap mbak Cici sambil menggoda Yaya.
"Wola urung reti seng asline iku, wkwkwk" sambung ibu kepala sekolah.
"Nggih bu, nanti lak kulo nyusul" jawab Cici dengan nada pelan sembari mengarahkan pandangannya pada Yaya.
Yaya tersenyum
"kulo pamit rumiyin nggih ajeng ada janji sama teman SMA" ucap yaya sambil berpamitan kepada semua guru yang ada dikantor.
"Nggih mbak Yaya" ucap semua guru.
"Loh mbak enggak bareng sekalian?" Tanya bu Sasa pada Yaya.
"Saya parkir di belakang bu nanti saya langsung jadi ya bawa montor" ucap Yaya sambil mencari kunci montornya.
"Oh ya sudah hati-hati nggih" jawab bu Sasa.
"Nggih bu"
Yaya sebenarnya sudah memikirkan untuk memiliki pasangan akan tetapi ia masih memikirkan kariernya di dunia pendidikan dan hari ini juga sahabatnya dari SMA ingin bertemu dengan yaya di cafe sejak dari tadi jam sepuluh pagi, karena ada hal yang harus dibicarakan dulu dengan para guru di kantor sebelum ia pergi ke cafe menenmui temannya itu.
Setelah hampir 40 menit sampailah yaya disebuah cafe yang ada di mall yang berada dikota solo.
Yaya langsung masuk terlebih dahulu dan langsung pergi ke area baju, melihat beberapa baju yang menurut ia bagus dan langsung membeli beberapa baju, sepatu yang ia lihat tadi saat bejalan-jalan kalau kalau soal barang-barangnya yang lain sudah ia beli saat ada promo potongan harga berlangsung begitupun dengan sahabatnya tisa ia membeli baju dan sepatu untuk ia pakai saat melamar pekerjaan.
Tisa adalah sahabat yaya sejak SMA ia sekelas dengannya akan tetapi saat kuliah ia dan tisa berpisah karena berbeda kampus dan jurusan yang diambil, mereka sudah mengerti satu sama lain seperti keluarga.
Meskipun mereka membeli barang yang harganya cukup mahal yang penting diskon adalah tujuan utama mereka membeli baju, sepatu dan gaun tersebut.
Setelah mereka selesai membeli beberapa barang di area baju, akhirnya mereka merasa lapar akhirnya mereka memutuskan untuk langsung pergi ke cafe lantai 4 pada mall tempat mereka saat ini.
"Eh sebentar aku mau beli es teh dulu" ucap tisa saat mereka sampai didepan ruko minuman.
"Iya, aku juga mau beli kentang goreng dulu, dan udah lama kan kita enggak belanja bareng mumpung diskonnya lagi gede kan" jawab yaya.
Hingga merekapun memesan makanan, lalu mencari tempat kosong sambil menunggu makanan yang sudah jadi diantarkan ke tempat yang sudah dipesannya.
"Eh kowe kan jek jomblo, la kowe ogak ndue kriteria apa? Mosok sampai sekarang enggak ada perubahan" Tanya Tisa.
"Ya punya lah, kriteriaku tak tulis di buku ini, aku pernah lihat salah satu video tiktok kalau kita bisa manifes jodoh sesuai kriteria dengan cara tulis kriteria secara spesifik di buku dan lakukan seperti biasa, kalau manifestnya pakai yang buat orang menghubungi kita itu jatuhnya malah nanti jadi seperti pelet dan terlalu obses, manusia itu tidak bisa di manifes, berbeda dengan cara kita manifes pekerjaan dan uang yang dengan kurun waktu 1 bulan kita sudah bisa manifes apa yang kita mau. Tapi masalahnya aku enggak mikirin masalah itu aku mau fokus ke karier dulu nanti semuanya mengikuti" jawab Yaya.
"Oalah, jare bukku calonku ki kudu sarjana la pye" ucap Tisa.
"Coba tulis kriteria jodohmu seng spesifik dibuku, terus kamu surender atau lupain kamu aktifitas seperti biasa aja tis" jawab Yaya.
"Yowes nanti tak coba" ucap Tisa.
Drrrttt drrrttt
Handphone milik Yaya berbunyi terpapang jelas nama "mama" yang menelfon, lantas Yaya segera mengangkat telfonnya.
"Hallo ma, kenapa"
"Kamu dimana? Papa sama mama mau bicara sama kamu" ucap mama Siti di telfon.
"Aku lagi aku lagi di cafe ma sama Tisa, mau biacara apa sih ma" jawab Yaya.
"Udah kamu pulang saja dulu nanti mama dan papa beritahu yang penting kamu pulang dulu" jawab mama Siti misterius.
"Oke oke yaya pulang sekarang" ucap Yaya.
"Oke yaya hati-hati"
Panggilan dimatikan secara sepihak. Yaya memasukan handphonenya kedalam tas lalu memengemasi barang-barangnya.
"Sa, Tisa tak balek ya, ibuku nelfon barusan aku disuruh pulang kapan-kapan lagi ya" ucap Yaya pamit Tisa.
"Ho o Yaya gak papa, ini juga aku ya mau jemput adikku sekolah dulu" ucap Tisa.
Sesampainya yaya dirumah, ternyata Yaya sudah ditunggu oleh kedua orang tuanya diruang tamu bersama adiknya Bagus.
Yaps yaya memiliki adik laki-laki bernama Bagus aditya hilmansyah yang masih duduk dibangku kuliah dan kini ia mengambil jurusan ilmu hukum.
"Assalamualaikum ma, pa" ucap yaya sambil menyalimi punggung tanggan kedua orangtuanya.
"Waalaikumsallam" balas ketiga orang yang berada diruang tamu dengan kompak.
"Ma pa, mama sama papa mau ngomongin apa sih?" Tanya Yaya to the point.
"Sudah kamu mandi dulu habis itu kamu balik lagi kesini, mama dan papa mau bicara sama kamu" perintah sang mama tak mau membuat anaknya gelisah.
"Ya deh aku mau mandi dulu"
25 menit yaya bersiap-siap kini ia sudah kembali ke ruang tamu berkumpul bersama keluarganya. Ia duduk disamping sang adik Bagus.
"Mama sama papa mau ngomong apa sih? Sepertinya serius sekali" Tanya Baya mengulangi pertanyaannya.
Papa Yudi pun menghela nafas sejenak lalu menatap sang putri sulung lambat-lambat dan ia mencoba meyakinkan dirinya untuk berbicara dengan putrinya.
"Nak, kamu kan sudah hampir menginjak umur 25 tahun dan mama dan papa lihat akhir-akhir ini kamu punya banyak sekali teman laki-laki, apa kamu tidak memiliki rasa sama salah satu teman kamu? Atau kamu tidak berniat ingin mempunyai pasangan" Tanya ayah Yudi.
"Iya nak mama juga berpikir seperti apa yang diucapkan ayahmu, jika kamu malu untuk menceritakannya kepada teman kamu, kamu bisa menceritakan ke mama dan papa soal siapa laki-laki yang kamu sukai" ucap mama Siti.
"Sepertinya mama dan papa salah faham bukannya yaya tidak ingin memiliki pasangan akan tetapi yaya hanya ingin fokus karier dulu, kalau soal pasangan itu nanti bisa menyusul pa ma setelah nanti karierku sudah mulai seimbang" jawab Yaya.
"Baiklah kalau begitu nak, kami sebagai orang tua hanya bisa mendoakanmu dan menasehatimu soal kriteria jodoh kamu kami semua pasti setuju, bukan begitu ma" ucap ayah Yudi.
Mama Siti mengangukkan kepala mengiyakan
"iya sayang, kami paham kok maaf kalau kami menanyakan ini kepadamu karena kami mendapat undangan bu ipeh ya pa, kami juga berharap kamu juga bisa seperti anaknya bu ipeh mendapatkan jodoh yang baik pekerjaan yang baik juga"
"Betul itu nak, ya sudah kalau itu keputusan kamu kami bisa memahami sekarang kamu boleh istirahat dulu pulang kerja kan pasti capek apalagi kamu baru pertama kali kerja kan dan masih magang" sahut ayah Yudi.
Yaya tersenyum sambil melangkah menuju kamarnya. Sesampainya dikamar yayapun masih kepikiran apa yang diucapkan oleh ayahnya, sontak saja dhaya langsung hempis pikiran tersebut sambil ia scroll insta.
Trrriiiniiing
Handphone yaya berbunyi terpapang jelas DM dari seseorang lantas yaya segera membaca DM tersebut.
"Hello.... senang berkenalan denganmu, aku yudha, siapa namamu?"
yaya hening sejenak sambil memandang handphonenya yang masih membuka pesan DM di instageruemnya, yaya pun berpikir dan membalas pesan DM itu dengan segera.
INSTAGERUEM DM yayaok
"Hello too, namaku yaya, senang berkenalan denganmu juga, kamu tinggal dimana?"
INSTAGERUEM DM yudha kim
"aku tinggal di surakarta sekarang, tetapi orang tuaku bukan asli indonesia"
INSTAGERUEM DM yayaok
"oh begitu ya asik dong punya orang tua bule"
INSTAGERUEM DM yudha kim
"tidak juga, ya tapi begitulah hidup kita tidak bisa memilih dimana kita dilahirkan dan siapa orang tua kita, yang terpenting kita bisa hidup didunia dalam keadaan sehat"
INSTAGERUEM DM yayaok
"iya kamu benar, eh iya nama panggilan kamu siapa?"
INSTAGERUEM DM yudha kim
"panggil saja aku yudha, kim itu nama marga orang tua aku"
INSTAGERUEM DM yayaok
"oh nama kamu yudha ya, eh kim? itu kan kedengerannya seperti marga orang korea ya? apa orang tua kamu asli orang korea?"
INSTAGERUEM DM yudha kim
"iya orang tua aku memang salah satunya berasal dari sana tapi aku tinggal di indonesia sudah cukup lama"
INSTAGERUEM DM yayaok
"oh gitu ya"
INSTAGERUEM DM yudha kim
send stiker
setelah yaya membalas pesan DM dari seseorang yaya segera melanjutkan aktivitasnya yaitu menjadi guru, kali ini dia sedang mengisi buku untuk daftar hadir siswa karena ini sudah memasuki tahun ajaran baru jadi yaya akan banyak memerlukan buku untuk kelasnya saat ini.
pagi sudah menunjukan pukul 06.00 yaya akan berangkat bekerja untuk hari ke dua sebagai pekerja magang, kali ini yaya sudah tidak berangkat pagi lagi karena ia sudah tahu jam ia masuk kerja untuk jadwal harian guru, seperti biasa yaya pergi keluar dari kamar dan segera sarapan terlebih dahulu sebelum ia pergi bekerja.
"yaya, kamu hari ini kan sudah magang hari ke dua, berarti nanti gaji kamu akhir bulan dong ya?" tanya mama siti.
"ya nanti akhir bulan lah ma, emangnya kenapa sih ma enggak sabaran banget sih orang baru masuk kerja juga ya tunggu sekitar satu bulan dulu lah ma" jawab yaya sambil melihat handphonenya.
"iya bener tuh setengah dari hasil gaji kamu nanti kamu kumpulin ya kamu harus bisa menabung karena kamu perempuan dan punya kerjaan sendiri jadi otomatis kamu harus belajar menabung" lanjut ayah yudi sambil sesekali melihat ke arah mama siti dan yaya.
"Bukannya kamu ikut itu ya semacam balai latihan kerja? Bagaimana kelanjutannya?" Tanya ayah yudi.
"Its so sad pa, mereka nolak aku, ya karena aku kan pernah ikut pelatihan guru juga kan, and i dont know what happen mereka menolak yaya, padahalkan yaya beneran niat dan yaya juga pintar kan pa ma, ya kali anak papa dan mama ini enggak pintar ya pasti pintar lah" jawab yaya
"Apa!!! Hanya karena kamu pernah ikut pelatihan guru kamu tidak lolos wawancara blk?" Tanya ayah yudi untuk memastikan lagi ucapan yaya.
"Iya pa ma, yaya ini benar-benar bingung sekarang mana yaya cuman magang sampai bulan september terus habis bulan september yaya ngapain dong ma pa, dan sekarang itu syarat kerjanya tu udah diluar nalar banget" jawab yaya dengan nada pelan dan mata yang sedikit sembab menahan tangisnya.
"Coba kamu sekarang ceritain sama papa dan mama kenapa kamu sampai di tolak buat ikut pelatihan di balai pelatihan kerja , kamu kan belum setua papa dan mama kan, dan seharusnya di balai pelatihan kerja itu saringannya minimal 20-25 orang yang beneran niat dan sungguh-sungguh ingin belajar bukan hanya ikut-ikutan temen ya kan ma? Coba sekarang ceritain semuanya ke papa bagaimana tim balai pelatihan kerja itu menolak kamu untuk ikut pelatihan disana" Tanya ayah yudi pada yaya sembari melihat kearah mama siti.
"Jadi sebenarnya begini pa-"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!