NovelToon NovelToon

Mr. LOVE

Chapter 1 : Awal Mula Perselingkuhan (18+)

Wendy tidak percaya dengan pemandangan di hadapannya. Pria yang begitu ia percaya dapat membahagiakan dirinya dan anak yang ada di dalam perutnya tengah beradegan ranjang dengan sahabatnya sendiri.

Ciuman panas yang di daratkan pria itu begitu menggoda sang wanita hingga ia melepaskan seluruh pakaian mereka. Bian yang tengah memanas mulai menyentuh area terlarang itu.

"Uekkk...." suara mual dari mulut Wendy menghentikan adegan itu.

Pria dan wanita yang sedang bermain menatap ke arah asal suara. Mereka tidak tahu bahwa ada yang memperhatikan perbuatan mereka sedari tadi.

"Wendy....." ujar sang pria panik.

"Sayang aku bisa menjelaskan semua ini" ujar sang pria seraya memakai pakaiannya kembali.

Belum selesai pria itu berbicara, Wendy sudah pergi meninggalkan keduanya. Air matanya berjatuhan dan ia harus berlari pelan karena tidak ingin membahayakan kandungannya.

"Breng*** berani nya dia melakukan hal itu bahkan dengan sahabatku sendiri" ujar Wendy di tengah tangisnya.

Jessi yang melihat Bian mengejar wanita itu menjadi kesal. Dia tahu pada akhirnya Bian tetap akan memilih istri sah nya dibandingkan dirinya yang hanya seorang selingkuhan. Jessi rela melepas persahabatannya dengan Wendy hanya demi Bian. Akan tetapi dia tetap saja tidak bisa memiliki Bian seutuhnya.

"Apasih yang menarik dari wanita si*la* itu" ujar Jessi menggerutu.

Setelah beberapa saat mengejar sang istri, Bian akhirnya bisa memegang tangan istrinya. Dia berusaha menghentikan Wendy yang tengah berlari kecil.

"Sayang tunggu" ujar Bian seraya memegang tangan Wendy.

"Lepaskan, jangan setuh aku dengan tangan kotor mu" ujar Wendy begitu marah.

"Maafkan aku sayang, aku khilaf" ujar Bian.

"Cukup Bian, aku mau muntah melihat wajahmu itu" jawab Wendy tegas seraya meninggalkan Bian yang terdiam mendengar perkataan Wendy.

Awal mula perselingkuhan itu semenjak Wendy sibuk dengan kehamilannya. Dia terlalu memikirkan keselamatan janin dalam kandungannya sehingga mengabaikan Bian. Akan tetapi apapun alasannya perselingkuhan tidak bisa dibenarkan. Apalagi wanita yang menjadi selingkuhan Bian merupakan sahabat Wendy sejak kecil.

Sewaktu hamil Wendy mulai jarang melayani Bian di kamar. Tubuhnya terasa berat dan dia mulai malas melakukan hubungan badan dengan suaminya. Bian yang merasa tidak dilayani dengan baik mulai jenuh dan curhat pada Jessi. Melihat situasi itu Jessi awalnya hanya menyarankan Bian untuk bersabar. Akan tetapi dendam dimasa lalu membuat Jessi memikirkan sebuah ide yang berilian.

(Flash Back Kisah Awal Mula Jessi Membenci Wendy)

Jessi hidup di sebuah keluarga yang kekurangan. Walaupun Jessi pintar, dia kerap di bully oleh teman-teman sekolahnya. Berbeda dengan Jessi, Wendy hidup di lingkungan yang penuh dengan cinta dan kasih sayang dari orangtua. Hidup Wendy serba kecukupan dia lahir dari keluarga kaya raya. Ayah Jessi berprofesi sebagai supir dari Papa Wendy.

Saat mereka masuk SMA, Jessi bisa bersekolah di tempat yang bagus, sama dengan sekolah Wendy. Hal ini disebabkan Papa Wendy mau membayar uang sekolah Jessi setiap bulannya. Maka mulai SMA mereka bersekolah di tempat yang sama dan semakin dekat lagi dari sebelumnya.

Walaupun sudah bersekolah di tempat yang bagus dan bergengsi, aura kemiskinan dari Jessi tetap terlihat oleh teman-temannya. Apalagi sekolah itu merupakan sekolah elite tempat anak-anak dari keluarga berkecukupan disekolahkan.

"Wah lihat tuh, tas nya buruk sekali" ujar salah satu siswa.

"Dia terlihat berbeda dengan wanita yang disebelahnya, semua yang ia pakai barang branded" sambut siswa lainnya.

Hal itu terdengar oleh Jessi dan ia merasa sangat dipermalukan. Sejak itu dia sudah menaruh iri yang sangat besar pada Wendy. Gadis itu iri akan kecantikan, kekayaan dan kepintaran Wendy. Dia terlalu sempurna dalam hidup dan Jessi merasa itu tidak adil.

Akan tetapi Jessi tidak pernah mengungkapkan hal tersebut kepada Wendy. Dia hanya diam memendam rasa kebencian itu dibalik topeng persahabatan. Terkadang Wendy sering memberikannya barang branded agar Jessi senang. Alih-alih senang dan merasa bersyukur, Jessi menganggap Wendy hanya pamer kepadanya dan mengintimidasinya.

Padahal Wendy sama sekali tidak berpikiran seperti itu. Dia murni menganggap Jessi sebagai sahabat baiknya. Dia akan marah kepada orang yang mengolok-olok Jessi. Wendy bahkan mengancam siapa saja yang berani membicarakan Jessi dari belakang.

Semua hal itu tidak membuat Jessi juga tulus menyayangi Wendy. Hal itu semakin membuat Jessi membenci Wendy. Dia menganggap Wendy itu gadis munafik yang hanya memanfaatkan keadaan.

Saat besar pun Jessi tetap bekerja dengan keluarga Wendy di perusahaan milik Papa Wendy. Dia sebenarnya sudah muak, akan tetapi kebutuhan uang membuatnya masih bertahan hingga peluang itu datang.

Bian yang tiba-tiba curhat padanya membuat Jessi memiliki rencana yang sempurna. Suatu malam Bian ingin curhat kembali tentang Wendy pada Jessi. Kali ini Jessi melancarkan rencana nya yang sudah benar-benar matang dan sempurna.

"Jessi kamu dimana aku ingin curhat, penat sekali" ujar Bian saat mereka sedang bertelepon.

"Aku sedang di hotel, tadi aku ada kerjaan bertemu klien, kamu kesini saja sudah aku sharelock" ujar Jessi.

"Ya sudah aku kesana ya" jawab Bian tanpa menaruh curiga.

Sesampainya di hotel Bian segera naik ke kamar yang dimaksud oleh Jessi. Disana Jessi telah bersiap-siap dengan pakaian menggoda dan minuman yang sudah di campur oleh perangsang.

"Masuk Bian" ujar Jessi dengan pakaian memperlihatkan dada.

"Jess, kamu pakai jaket dulu sana" ujar Bian menurunkan tatapannya.

"Kenapa Bi, bukannya kamu bilang pengen hal begini" jawab Jessi seraya mengelus bahu Bian.

"Jess hentikan" ujar Bian yang sudah tegang.

"Kenapa Bian, istrimu gak bakal tahu kok, dia terlalu sibuk dengan kehamilannya" bisik Jessi seraya meniup telinga Bian.

Bian hendak pergi dan keluar dari kamar hotel itu. Akan tetapi dengan cepat tangan Jessi merangkul tubuh Bian dan mengatakan bahwa dia siap menjadi selingkuhan Bian. Jessi berjanji tidak akan memberitahu Wendy tentang hal itu. Begitu Bian berbalik ingin menolak lagi, Jessi sudah bergegas membuka seluruh pakaiannya.

Bian segera menutup mata nya dan duduk di sofa kamar. Dia yang gugup meminum minuman yang sudah disiapkan oleh Jessi. Dengan segera nafsu nya meningkat dan dia merasa gerah. Melihat hal itu Jessi tersenyum nakal dan naik di pangkuan Bian. Jessi mengarahkan tangan Bian untuk menyentuk buah d*d* nya. Perlahan tangan itu turun hingga mereka melakukan hubungan terlarang pada malam itu.

Jessi sangat menikmati tubuh Bian yang bagus dan penuh gair*h. Jessi tidak mau berhenti menatap wajah Bian selama mereka berhubungan. Dia bahagia telah berhasil mengambil satu bagian yang paling disukai oleh Wendy. Malam ini awal mula Bian akhirnya berhubungan dengan Jessi. Semua ini telah terjadi sampai akhirnya hari ini Wendy telah melihat semuanya.

Chapter 2 : Ketahuan Selingkuh

Wendy yang tengah hamil tua ingin berjalan-jalan menikmati pemandangan alam yang indah. Dia mengajak suaminya untuk berlibur.

"Sayang kita liburan yuk, aku jenuh dengan kehamilan ini" ujar Wendy pada Bian.

"Ya sudah ayo sayang" balas Bian seraya mencium kening Wendy.

"Kita ajak saja Willy dan Jessi, aku ingin menjodohkan mereka berdua" ujar Wendy bersemangat.

Mendengar nama Jessi disebutkan, rasa bersalah menghantui Bian. Akan tetapi dia tidak bisa berhenti, lelaki itu merasa telah terjebak di lingkaran cinta yang dibuat oleh Jessi. Apalagi dia tidak bisa melupakan malam-malam panas yang telah mereka lewati.

"Sayang kok melamun" ujar Wendy cemberut.

"Maaf sayang, ya sudah terserah kamu saja kalau mau mengajak mereka" jawab Bian seraya pergi.

Wendy segera menghubungi Jessi dan Willy, tentu saja mereka berdua setuju. Jessi setuju karena dia akan bertemu Bian dan saling berdekatan. Dia sangat ingin melakukan hal itu lagi dengan Bian. Rasanya Jessi sudah kecanduan dan mulai menyayangi Bian di luar tujuannya yang ingin menyakiti Wendy.

Wendy meminta ART untuk menyiapkan pakaian mereka. Mereka akan berlibur selama tiga hari di tempat yang sungguh romantis seperti honeymoon. Bian telah memesan tiket mereka berempat.

Saat di kantor, Bian papasan dengan Jessi yang tersenyum nakal kepadanya. Bian terdiam menjaga sikap karena dia merupakan orang penting di perusahaan. Karena Bian menikah dengan Wendy selaku puteri pemilik perusahaan, maka Bian diberi jabatan tinggi oleh Papa Wendy.

Bian sebenarnya sangat takut berselingkuh dengan Wendy. Dia takut ketahuan dan hak nya di cabut oleh Papa Wendy. Akan tetapi dia juga tidak bisa melepaskan Jessi begitu saja. Setiap kali Bian meminta Jessi untuk berhenti, Jessi akan mengancam memberitahu semuanya pada Wendy.

Begitulah perselingkuhan mereka tidak bisa dihentikan lagi. Sekarang Bian lebih berfokus bagaimana agar Wendy tidak mengetahui perbuatan mereka berdua. Pernah sekali Bian bertanya kepada Jessi, kenapa dia tega melakukan hal itu kepada sahabatnya sendiri. Jessi hanya tersenyum dan mengatakan bahwa dia sudah tergila-gila dengan Bian. Dia rela melepaskan semuanya, persahabatan, pekerjaan, hanya demi Bian.

Beberapa hari kemudian mereka berempat berangkat naik pesawat di sore hati. Willy sangat bahagia dan bersemangat untuk liburan kali ini. Dia sangat suntuk dengan pekerjaan di kantor yang begitu membuat pusing.

Willy merupakan sahabat Bian sejak mereka berkuliah Bisnis. Bukan hanya Bian, Willy juga sepupuan dengan Wendy. Willy bahkan satu sekolah dengan Wendy karena Ibu mereka merupakan Kakak beradik. Willy lah yang mengenalkan Bian kepada Wendy hingga akhirnya berjodoh.

Setibanya di tempat tujuan mereka segera istirahat di hotel. Bian memesan tiga kamar hotel untuk mereka. Satu untuk Bian dan Wendy, satu untuk Jessi, dan satu untuk Willy.

"Thanks Bro, hotelnya sangat bagus" ujar Willy pada Bian.

"Iya hotelnya bagus ya" jawab Wendy senang melihat pemandangan hotel.

Melihat Wendy dan Willy sedang asik melihat pemandangan dari atas hotel. Dengan sigap Jessi menyentuh sebentar tangan Bian. Mereka tengah berduaan di belakang karena tidak ikut melihat pembadangan. Melihat perlakuan Jessi Bian segera menjauh dan mendekat pada istrinya.

"Sayang ayo kita ke kamar" ajak Bian.

"Ya sudah ayo sayang aku juga ingin istirahat" jawab Wendy.

Jessi sangat kesal melihat kelakuan Bian yang begitu penakut. Dia sangat memperhatikan gerak-gerik Wendy karena tidak ingin mereka ketahuan. Bian bahkan tidak merespon Jessi sama sekali karena Wendy tetaplah yang utama.

"Hah karena Wendy banyak uang aja makanya kamu berlaku seperti itu" ujar Jessi dalam hati.

"Jess kamu kok melamun ayo ke kamar masing-masing, istirahat dulu" ujar Willy yang melihat Jessi terdiam.

"Oh iya oke Wil" jawab Jessi seraya pergi ke kamarnya.

Sesampainya di kamar Jessi merebahkan badannya dan memikirkan apa yang akan dia lakukan disini. Dia tengah menyusun rencana bagaimana agar ia bisa berduaan dengan Bian.

"Gimana ya caranya agar aku berdua saja dengan bian tanpa di ganggu oleh Wendy" ujar Jessi resah.

Hari pertama liburan mereka habiskan di pantai. Wendy yang selalu dekat dengan Bian membuat Jessi kepanasan. Dia sangat tidak suka melihat kebersamaan suami istri tersebut.

"Makanya nikah kalau pengen seperti mereka" ujar Willy yang melihat mata Jessi terus menatap ke arah Bian dan Wendy.

Willy mengira Jessi iri karena dia belum juga menikah. Pria itu tahu kalau Jessi memperhatikan pasangan suami istri itu karena maksud lain.

"Haha iya kamu benar, tapi aku belum menemukan lelaki yang tepat" ujar Jessi.

"Kamu jangan terlalu pemilih, mentang-mentang kamu cantik" ledek Willy lagi.

"Iya aku tidak begitu pemilih soal pria" jawab Jessi.

Willy menganggap Jessi perempuan yang menarik dan berkharisma. Dia pendiam, cantik, pekerja keras, dan cuek. Itu menjadi daya tarik tersendiri bagi Willy kala melihat Jessi. Akan tetapi dia sadar Jessi tidak pernah melirik dirinya sedikit pun. Dia tahu diri mungkin dirinya bukanlah tipe idealnya Jessi.

Visual Wendy, wanita yang lahir dari keluarga berkecukupan. Ayahnya pemilik perusahaan ternama yang bergerak di bidang IT. Sejak kecil dia sangat di sayang oleh orangtuanya. Dia memiliki sahabat bernama Jessi dan Zena. Wendy memutuskan untuk menikah setelah kekasihnya Bian melamarnya satu tahun yang lalu. Awalnya Wendy tidak terlalu menyukai Bian. Akan tetapi Bian yang sungguh-sungguh mendekati Wendy akhirnya berhasil membuat Wendy menyukainya juga.

Bian, pria yang lahir dari keluarga sederhana. Bian dangat pintar hingga ia selalu mendapatkan beasiswa jurusan bisnis hingga ia tammat S2. Bian bersahabat dengan Willy yang merupakan sepupu dari Wendy. Willy lah yang memperkenalkan Bian dengan Wendy hingga akhinya mereka menikah. Sejak dulu Willy menyukai Jessi, puteri supir dari keluarga Wendy. Karena sepupu dari Wendy, Willy sering bermain dengan Wendy dan bertemu dengan Jessi. Willy menganggap Jessi merupakan perempuan yang kuat dan pekerja keras. Dia sangat menyukai Jessi sejak kali bertemu dengan wanita itu.

Jessi, wanita yang lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya merupakan supir dari keluarga Wendy. Sejak kecil dia sudah menaruh rasa iri dan cemburu kepada Wendy. Dia ingin menempati posisi Wendy yang telah menganggapnya seperti sahabatnya. Jessi diam-diam menaruh rasa kepada Bian yang merupakan suami dari Wendy. Mereka akhirnya berselingkuh tanpa sepengetahuan Wendy.

Willy, pria kara raya dan merupakan sepupu Wendy. Pria yang memiliki cinta pertama yaitu puteri seorang supir. Tidak pernah membedakan antara orang kaya dan miskin. Dia bekerja di perusahaan milik keluarga Wendy. Dia sebagai jembatan bertemunya Wendy dengan Bian. Sejak dulu dia sudah mengagumi kepintaran Bian yang selalu mendapatkan beasiswa.

Chapter 3 : Jijik

Wendy kesulitan melepaskan tali B*H nya saat ia hendak mandi. Dia yang tengah hamil tua tidak bisa bergerak gesit seperti biasanya.

"Ada yang bisa dibantu Nyonya" ujar Bian sang suami.

"Sayang tolong lepaskan ini, aku mau mandi" ujar Wendy meminta tolong.

Bian akhirnya melepaskan tali tersebut dan terlihatlah keindahan di depan matanya. Pemandangan menggoda itu membuat bibir Bian bergerak mencium bibir Wendy yang indah.

"Sayang aku mau mandi" ujar Wendy tertawa saat Bian mengganggu dirinya.

"Kita mandi bersama saja sayang" ujar Bian.

Melihat suaminya yang sangat ingin mandi bersama membuat Wendy tak tega. Dia sadar belakangan ini semenjak kehamilannya dia tidak begitu merespon sensualitas dari Bian.

"Ya sudah kalau begitu, kita mandi bersama" ajak Wendy.

"Yes akhirnya" balas Bian.

Dia segera menbantu Wendy berjalan menuju kamar mandi. Kandungan Wendy yang sudah membesar membuat dia kewalahan dalam berjalan. Usia kandungan Wendy saat ini sudah memasuki bulan ke delapan. Dikarenakan ini anak pertama mereka, perut Wendy terlihat lebih besar dari pada perut orang hamil biasanya.

Wendy masuk ke bathup dan mulai membasahi basannya. Bian membantunya keramas dan menyabun punggung Wendy. Mereka saling bermesraan satu sama lain. Saat bahagia seperti ini membuat Bian teringat bahwa dia sudah melakukan dosa besar. Dia sangat menyesal dan andai waktu di ulang dia tidak ingin melakukan hal itu.

"Sayang kamu kenapa sedih begitu?" tanya Wendy.

"Gak papa sayang, aku hanya agak lelah saja" jawab Bian.

"Ya sudah kamu cepat mandinya sayang, pake pakaian dan istirahat" ujar Wendy.

"Iya sayang" balas Bian seraya mandi bersama Wendy.

Sore harinya mereka jalan-jalan ke tempat wisata yang ada di sana. Tangan Wendy saling berpegangan dengan Bian tanpa pernah di lepas. Hal ini lagi-lagi membuat Jessi kepanasan. Apa mungkin dia benar-benar menyukai Bian dengan perasaan cinta.

Ketika malam hari Bian hendak mengambil sesuatu ke parkiran. Dia lupa meninggalkan berkas penting disana. Saat turun tanpa sengaja Jessi yang sedang di luar kamar melihat Bian. Setelah memastikan tidak ada Wendy, Jessi mengejar Bian dan mengikutinya hingga ke parkiran.

"Bian" ujar Jessi.

"Jessi kamu ngapain disini" ujar Bian seraya melihat sekeliling nya.

"Aku merindukan mu" ujar Jessi.

"Jess, kamu harus jaga sikap, bisa saja ada yang melihat kita disini" ujar Bian.

"Aku tidak tahan melihat kamu bermesraan dengan Wendy" ujar Jessi tidak terima.

"Wendy adalah istriku, wajar saja kalau kami bermesraan" ujar Bian.

"Tapi aku juga ingin kamu perlakukan seperti itu" pinta Jessi.

"Jessi plis, kamu jangan kaya gini" ujar Bian memohon.

"Aku mau kita akhiri hubungan terlarang ini, kamu masih muda banyak pria di luar sana yang suka sama kamu" ujar Bian.

"Tidak mau, aku suka padamu, rasanya kita pasangan yang cocok, bisa berhasil tanpa dukungan orang tua kita" ujar Jessi.

"No Jess, kamu hanya menganggap kita ada kesamaan nasib, gak lebih, kamu sebenarnya tidak mencintai aku, kamu hanya terobsesi karena latar keluarga kita yang hampir mirip" jawab Bian.

"Sayang.... sayang kamu dimana" suara Wendy terdengar mulai mendekat.

Seketika Bian dan Jessi bingung harus bagaimana. Dengan cepat Bian menyuruh Jessi untuk bersembunyi di balik mobil agar tidak terlihat oleh Wendy. Bian segera mengambil dokumennya dan berlari ke arah Wendy.

"Sayang kok kamu turun" ujar Bian.

"Tiba-tiba aku ingin makanan yang asam sayang, ayo dong kita jalan-jalan keluar mencarinya" ujar Wendy.

"Ya sudah ayo sayang" balas Bian.

Bian membawa Wendy ke dalam mobil dan segera pergi meninggalkan Jessi di tempat persembunyian. Melihat mobil Bian bergerak pergi Jessi sangat kesal dan makin membenci Wendy.

"Kenapa sih dia selau datang di waktu yang tidak tepat" ujar Jessi yang kemudian naik dan kembali ke kamarnya.

Bian dan Wendy mencari mangga muda di seluruh supermarket yang masih buka. Setelah lama mencari akhirnya mereka mendapatkan yang mereka inginkan. Bian dan Jessi kembali ke hotel dengan perasaan senang.

"Besok hari terakhir kita liburan, enaknya kemana ya sayang" ujar Wendy.

"Hemm kamu pengen kemana sayang?" tanya Bian.

"Aku ingin kita kulineran" ajak Wendy.

"Ya sudah kalau kamu mau kulineran besok kita kulineran ya" jawab Bian.

Sesampainya di hotel mereka segera kembali ke kamar dan memotong mangga muda. Wendy sangat menikmati mangga itu hingga menghabiskan cukup banyak.

"Sudah dong sayang, nanti kamu sakit perut" ujar Bian.

"Rasanya enak sekali sayang" ujar Wendy.

"Kamu harus cepat tidur sayang, besok kan mau kulineran" ujar Bian mengingatkan.

"Oh iya aku harus bangun cepat besok, ya sudah kita tidur sayang" jawab Wendy.

"Ayo sayang" ajak Bian seraya menyiapkan tempat Wendy.

Wendy naik ke tempat tidur dan mulai beristirahat. Dia terlihat lelah dan sedikit lebih pucat dari biasanya. Mungkin faktor kehamilan membuat dia seperti itu.

Keesokan harinya Wendy bangun dengan kondisi badan yang cukup fit. Dia mandi dan turun untuk sarapan dengan Bian. Saat Wendy sedang sarapan Bian permisi ke atas sebentar mengambil ponselnya yang tertinggal di kamar.

"Sayang aku ke atas dulu ya ambil ponsel dan kunci mobil, biar kita langsung berangkat saja siap sarapan" ujar Bian.

"Ya sudah sayang hati-hati ya" jawab Wendy.

Bian naik ke atas dan mengambil ponsel juga kunci mobil saat hendak turun dan melewati kamar Jessi, tangannya di tarik dan dia sangat terkejut. Terlihat Jessi menggenggam erat tangan nya dan menutup pintu kamar.

"Jess hentikan kamu tidak boleh seperti ini" ujar Bian.

"Sebentar saja aku merindukan sentuhanmu" jawab Jessi seraya menarik celana Bian.

"Jess stop kamu tahu kan kita ada dimana" ujar Bian ketakutan.

"Kamu juga rindu kan sentuhan hangat ku" ujar Wendy seraya mulai muncium bibir Bian.

Tidak kuasa melawan ciuman ganas dari Jessi membuat Bian juga menikmatinya. Akhirnya Bian mulai terangsang dan mengikuti permainan Jessi. Dia membalas ciuman Jessi dan wanita itu segera melepaskan pakaian mereka.

Wendy yang merasa Bian cukup lama memutuskan untuk naik menyusul Bian. Dia juga ingin mengambil power bank di meja kamar hotel. Saat hendak masuk ke kamar, Wendy teringat kalau Jessi belum sarapan. Dia hendak membangunkan Jessi agar mereka tidak terlambat kulineran.

Pintu kamar Jessi tidak dikunci jadi Wendy berinisiatif untuk masuk daja tanpa mengetok terlebih dahulu. Betapa terkejutnya Wendy saat membuka pintu kamar Jessi. Dia mual dan ingin muntah melihat adegan panas di depannya. Seakan tidak percaya Wendy terpaku dan merasa jijik dengan keadaan ini.

Bian tidak kalah terkejutnya melihat sang istri sedang menyaksikan perselingkuhannya. Bahkan dengan sahabat Wendy sendiri Bian tega melakukan hal itu. Wendy sungguh kecewa dan membenci dirinya sendiri serta mereka berdua.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!