NovelToon NovelToon

Tetanggaku itu jodohku

Pengenalan Tokoh

Lisa gadis desa

Candra adalah duda keren di kampung Lisa

Rafi adalah adik laki-laki candra

sonia adalah istri Rafi

Maria adalah Ibu Candra dan Rafi

Sandra adalah kakak perempuan Candra beda ibu.

Siti dan Samad adalah orang tua Lisa.

Ibu Noni, Ibu Eti, Ibu Baria, adalah tetangga julid.

Ibu Leli adalah tetangga tukang profokator.

Mika dan Toni adalah saudara sepupu Candra.

Awal

Setelah satu bulan penuh berpuasa, akhirnya semua umat muslim merayakan hari kemenangan. Yang disebut dengan Hari raya idul fitri. Takbiran berkumandang di semua masjid dan jalan raya. Semua umat muslim merasakan haru karena mereka telah selesai melaksanakan kewajiban mereka.

Tak terkecuali dengan Lisa dan keluarganya. Mereka juga merasakan hari kemenangan. Lisa merasa sangat bersyukur karena malam ini adalah malam kemenangan.

Sudah menjadi tradisi di kampung Lisa. Setiap malam hari raya, penduduk di kampung membuat kue dan berbagai macam masakan untuk dihidangkan hari esok.

Semua hidangan ini, mereka persembahkan untuk sanak saudara yang datang dari jauh. Bahkan, kue-kue yang juga dibuat, mereka bagikan kepada tetangga dalam bentuk berkat.

Lisa yang sudah menjadi gadis dewasa, tidak lupa memberikan pengertian kepada ibunya. Iya juga membantu Ibunya untuk membuat kue dan memasak berbagai macam masakan.

"mbak Lisa.. sedang apa?" Suara seorang anak perempuan yang masih berusia 4 tahun itu sedang menyapa Lisa. Dia adalah adik perempuan Lisa yang biasa dipanggil Naira.

"Naira.. kamu kenapa kesini?" Tanya Lisa.

"Naira juga pengen bantuin Ibu mbak.." Ucap Naira polos.

"Duh.. mendingan Naira sama ayah saja ya.. jangan disini.. ini bahaya buat Naira.." Ucap Lisa memberi nasehat.

"Ga mau mbak.. Naira pengen bantuin Ibu disini.." Ucap Naira ngotot.

Ibu Siti alias ibunya Lisa dan Naira pun menegur Lisa.

"Biarkan saja Lisa.. namanya juga anak-anak, rasa ingin tahunya tinggi.. biarin dia disini.." Ucap Ibunya.

"Tapi bu.. nanti Naira bakal ngerecokin semua pekerjaan kita.. harusnya selesai, ga selesai nantinya.." Ucap Lisa.

"Ga apa-apa Lisa.. namanya saja anak-anak, Dia belum mengerti apa-apa.. bagus kalau Naira mau membantu ibu.. biar nanti tambah dia dewasa biar mengerti tentang kerepotan orang tua di dapur.. Kamu dulu juga begitu.." Ucap Ibunya. Lisa hanya diam mendengar nasehat dari Ibunya.

"Baiklah bu.." Jawabnya. Ibu Siti hanya tersenyum kecil. Kemudian memanggil Naira.

"Naira, ayo kesini nak.." Panggil Ibunya. Naira pun berjalan menghampiri ibunya.

"Naira boleh bantu kan bu?" Tanya Naira dengan wajah polos.

"Ya, boleh dong sayang.. Naira pinter ya.. mau bantuin Ibu.." Ucap Ibunya sembari mengelus kepala Naira.

"Hore.. akhirnya, Naira bisa bantu Ibu.." Ucap Naira. Ibu Siti tersenyum mendengar teriakan senang dari Naira. Naira pun mulai mencoba membantu ibunya. Mata polos Naira melihat bagaimana tangan Ibunya bekerja kemudian Naira mengikutinya.

.

.

.

Semua pekerjaan dapur sudah hampir selesai. Lisa tambah bersemangat menyelesaikan pekerjaannya. Karena sebentar lagi iya akan pergi ke kamar untuk segera tidur.

Tapi sayang, Naira kecil yang belum tau apa-apa itu malah merecokin semuanya. Kue agar-agar yang lisa tuang ke dalam wadah, ditumpahkan seketika oleh Naira. Sehingga membuat Lisa harus membuatnya lagi.

Lisa sangat terkejut melihat kue yang di buatnya dengan susah payah harus tumpah berantakan. Lisa melihat adiknya yang duduk di bawah sedang memilah kue agar-agar itu untuk dimasukkan ke dalam wadahnya lagi.

"Ya, ampun.. Naira! Bagus ya.. kuenya ditumpahkan." Ucap Lisa sedikit kesal. Naira dengan wajah polosnya mendongak ke atas melihat wajah kakaknya yang kesal. Kemudian Naira berkata.

" Maafin Naira ya mbak.. Naira minta maaf ya.. Naira tidak sengaja.. Naira ingin menggeser kue itu.. supaya tidak jatuh, tapi kuenya panas mbak.. jadinya Naira terkejut.. Terus, tumpah mbak.." Ucap Naira jujur.

"Makanya anak kecil jangan sok tau! Gini kan jadinya, mbak harus buat lagi ini!" Ucap Lisa marah.

"Naira minta maaf ya mbak.. maafin Naira mbak.. Naira minta maaf ya.." Ucap Naira memelas.

"Tau ah kesel!" sungut Lisa. Lalu, Siti datang dan menegur mereka.

"Ini ada sih?" Tanya Ibu Siti.

"Ini nih bu.. masak kue agar-agar yang Aku buat ditumpahkan?" Ujar Lisa kesal.

"Sama siapa Lisa?" Tanya Ibu Siti.

"Ya, sama siapa lagi.. sama Naira lah!" Ucap Lisa kesal.

"Ya, ga apa-apa Lisa.. namanya juga anak-anak, belum mengerti apa-apa.. jangan kamu marahi.. lagian Naira sudah menjelaskan.. dan juga sudah minta maaf.." Ujar Ibu Siti.

"Ga apa-apa gimana bu? percuma dong Aku buatnya kalau begitu!" Ujar Lisa.

"Kan, Lisa bisa buat lagi.. lagian cuma agar-agar kan gampang Lisa.." Ujar Ibunya.

"Buat lagi? ya, Aku capek lah bu.. ini itu aku percepat buatnya supaya cepat selesai.. Aku mau istirahat.. Lagian Ibu sih.. gini jadinya kalau suka manjain Naira.. ngelunjak kan?" Sungut Lisa.

"Ya, sudah kalau kamu capek istirahat Lisa.. Agar-agar itu biar Ibu saja yang buat.." Ucap Ibunya akhirnya mengalah karena tidak ingin Naira kena marah oleh Lisa. Lisa pun akhirnya langsung pergi ke kamarnya. Ibu Siti hanya menggelengkan kepala. Kemudian melihat wajah polos gadis kecil 4 tahun itu.

"Ibu.. maafin Naira ya.. Naira ga sengaja.." Ucap Naira kepada ibunya.

"Iya Naira.. tidak apa-apa kok Naira.." Jawab Ibunya.

"Sekarang Naira juga istirahat ya.. sama ayah sana!" Ucap Ibunya. Naira hanya mengangguk apa yang diperintahkan oleh ibunya.

Naira pun mendekati Ayahnya pak samad. Pak Samad yang sedari tadi hanya memperhatikan Naira dan Lisa akhirnya menyuruh Naira untuk memanggil Lisa.

"Iya yah?" Tanya Lisa.

"Lisa.. tidak seharusnya kamu memarahi Naira seperti itu.. Naira kan tidak sengaja.. Lagian, Naira belum tau apa-apa.. Ayah harap kamu mengerti.." Ucap Ayahnya. Lisa hanya menggelengkan kepala.

"Ya, Aku tau ayah.. tapi kan.. Aku juga capek yah.. buat kue dan masak-masak yang lain juga sedari tadi.." Ungkap Lisa.

"Lisa.. Iya, ayah tau.. kamu capek.. tapi ga seharusnya marahi Naira begitu.." Ucap Ayahnya lagi.

"Ya, makanya kalau ga mau kena marah.. dijaga dong yah Naira.. kalau begini, siapa yang salah? Aku? Habisnya sudah dibilangin ga usah ke dapur eh malah ngotot.. gini kan jadinya.." Ucap Lisa. Kemudian, Lisa pun beranjak pergi ke kamarnya lagi. Pak Samad hanya menggelengkan kepala.

.

.

Di dalam kamar waktu tengah malam, Lisa tidak dapat tidur. Dalam hatinya ada rasa menyesal karena telah memarahi Naira. Benar apa yang dikatakan oleh ibu dan ayahnya. Bahwa Naira itu masih kecil dan belum mengerti apa-apa. Tidak seharusnya iya memarahi Naira seperti itu. Lisa merasa menyesal karena telah memarahi Naira.

"Naira.. maafin mbak ya.. mbak bersalah sama kamu.. Lagian kamu bandel Naira.. kan kakak jadi emosi.." Ucap Lisa dalam kesendiriannya.

Lisa sudah berencana, bahwa besok Lisa akan meminta maaf lebih dulu kepada adik kecilnya itu. Lisa tidak sabar menunggu untuk besok. Lisa pun tidur secepat mungkin agar iya cepat terbangun.

Pandangan pertama

Azan subuh sudah berkumandang. Lisa bangun lebih awal untuk melaksanakan solat subuh. Terdengar juga takbiran menggema membuat telinga Lisa terasa adem saat mendengarnya.

.

.

Lisa bersiap-siap pergi ke masjid bersama keluarganya untuk melaksanakan solat idul fitri. Tak lupa Naira juga ikut untuk melaksanakan solat idul fitri.

"Mbak.. Naira duduk sama mbak ya?" Ucap Naira. Lisa pun mengangguk memperbolehkan Naira duduk disampingnya.

"Tapi Naira ga boleh ganggu mbak lagi solat ya.. Naira tetap duduk disitu jangan kemana-mana.." Ucap Lisa. Naira mengangguk mengerti apa yang diucapkan oleh kakaknya.

Ya, beginilah Naira selalu nempel dengan kakaknya. Naira sangat BUCIN terhadap kakaknya. Begitu juga dengan Lisa, Lisa tidak keberatan ketika menjaga adiknya. Lisa selalu menemani adiknya bermain.

.

.

Selesai solat idul fitri, semua jama'ah masjid saling bersalaman dan bermaaf-maafan. Begitu juga dengan Lisa dan keluarganya. Mereka saling bermaaf-maafan antara satu dengan yang lain.

Setelah selesai, Lisa dan keluarganya pulang ke rumah mereka. Lisa meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Dan juga kepada neneknya.

"Ayah, ibu.. maafin Lisa ya.. selama ini Lisa banyak salah.." Ucap Lisa.

"Iya Lisa ibu juga minta maaf ya.." Ucap Ibunya.

"Iya ayah juga Lisa.." Ucap Ayahnya.

"Nek.. Lisa minta maaf ya.. selama ini Lisa banyak salah sama nenek.." Ucap Lisa. Neneknya Lisa hanya mengangguk dan mengusap kepala Lisa.

Sesuai janji Lisa tadi malam. Lisa ingin meminta maaf duluan terhadap Naira. Akhirnya Lisa pun menghampiri adik kecilnya itu.

"Naira..Mbak minta maaf ya sama kamu.. semalam mbak udah marahin Naira.. padahal Naira tidak bersalah.. Naira juga udah minta maaf.. maafin mbak ya Naira.." Ucap Lisa.

"Iya mbak.. Naira maafin.. Naira juga minta maaf ya.. karena Naira ga dengarkan mbak.." Ucap Naira.

"Iya Naira.. kita sama-sama minta maaf ya.." Ucap Lisa. Lisa pun mengajak Naira untuk ke rumah-rumah tetangga dan saudara dekat.

Lisa dan Naira pergi ke rumah tetangga untuk saling bermaaf-maafan. Ketika Lisa sedang asyik berjalan bersama Naira, tiba-tiba saja Lisa berpapasan dengan seorang pria. Pria tersebut juga menatap Lisa. Bahkan pria itu juga menatap Lisa. Pria itu memberikan senyuman terhadap Lisa. Lisa merasa heran kepada pria tersebut.

Dalam hati Lisa, sempat bertanya-tanya. Siapa pria itu. Sebelumnya, belum pernah Lisa melihatnya. Baru kali ini Lisa melihat pria itu. Tapi, Lisa masa bodoh toh lagian ga kenal juga. Lisa melanjutkan untuk ke rumah tetangga dan saudara terdekat.

...****************...

Sementara laki-laki tersebut, masih terbayang-bayang dengan wajah Lisa yang anggun. Laki-laki itu tidak bisa menghilangkan wajah Lisa dari benaknya. Iya bertanya dalam hatinya, siapa gadis itu gerangan.

Laki-laki itu merupakan seorang yang baru pulang dari rantauannya. Iya merantau cukup lama. Sehingga Lisa tidak mengetahui dirinya. Bahwa laki-laki itu juga merupakan penduduk di kampung itu.

Laki-laki itu biasa dipanggil Candra. Iya penasaran dengan sosok gadis yang ditemuinya tadi siang. Akhirnya iya pun mencari tahu tentang gadis itu. Iya bertanya siapa gadis itu gerangan.

"Gadis yang tadi ketemu kita di jalan siapa?" Tanya Candra kepada salah satu tetangganya.

"Yang mana Candra?" Tanya tetangganya itu.

"Itu yang bersama anak kecil tadi.. yang pakai berhijab ungu kalau ga salah.." Ujar Candra.

"Oh.. yang itu.. Dia itu anak dari pak Samad dan Ibu Siti, tetangga sebelah jalan itu rumahnya.. kamu tau kan?" Jawabnya.

"Oh.. yang waktu kecil dulu ya.. yang rewel dan suka nangis itu kan?" Tanya Candra.

"Iya bener.. Kenapa emangnya?" Tanya tetangganya.

"Ga apa-apa.. tapi sekarang kenapa sudah besar ya?" Tanya Candra heran.

"Ya namanya anak orang Candra.. ya di kasih makan sama orang tuanya, dirawat, ya besar lah.. masak mau kecil terus?" Ujar tetangganya.

"Ya, enggak.. heran aja.." Ucap Candra.

"Ya, iyalah.. kamu kan ga pernah ada di sini.. ya wajar saja.. kalau kamu kaget ketemu dia.." Ujar tetangganya itu.

"Tapi, dia masih gadis kan?" Tanya Candra.

"Ya, iyalah.. dia masih gadis, masih muda umurnya.. Dia masih dapat 2 tahun lulus sekolahnya. Umurnya masih 20 tahun.. Sekarang dia bantu ngajar di salah satu sekolah terdekat disini.." Jelas tetangganya itu.

"Oh.. begitu ya.." Ujar Candra.

"Emang kenapa sih? Naksir ya?" Ledek tetangganya. Candra tidak menjawab pertanyaan itu. Iya hanya senyum-senyum malu.

"Udah.. kalau naksir bilang aja.." Ucap tetangganya itu.

"Kagum aja, pengen kenal juga.. kamu punya nomor HP nya gak?" Tanya Candra.

"Aku ga punya nomornya dia Candra.. soalnya, dia itu orangnya sangat tertutup.. ga semua orang sini tau nomor HP nya dia.." Ucap tetangganya itu.

Akhirnya Candra pun mencari tahu sendiri tentang sosok Lisa. Iya ingin mendapatkan nomor telfon Lisa. Dan ingin mengenalinya.

.

.

.

Pada waktu yang bersamaan, Candra tidak sengaja melihat Lisa yang sedang berjalan bersama ibu dan adiknya. Lisa yang tidak mengenali laki-laki itu, merasa biasa saja. Iya tidak sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan.

Sementara Candra, Iya merasa salah tingkah ketika Lisa berada di dekatnya. Iya merasa kagum saat itu dengan sikap Lisa. Karena Lisa yang terlihat cantik dan elegan dimatanya. Tidak hanya itu sikap Lisa terlihat sangat sopan. Iya tidak seperti gadis-gadis lain yang suka caper terhadap orang lain.

Candra terpaku memandangi Lisa yang sudah berlalu pergi.

"Candra.. Lisa kenapa dipandang terus?" Ujar pamannya.

"Oh enggak apa-apa paman.. cuma liatin aja.." Ucap Candra.

"Kamu suka sama Lisa?" Tanya pamannya yang sudah paham dengan Candra. Candra hanya tersenyum. Iya malu mengatakan yang sebenarnya.

"Udah kalaupun naksir juga ga apa-apa kok.. kalau memang kamu suka, kenapa barusan ga disapa Lisa nya?" Ujar pamannya.

"Enggak lah paman.. malu.." Jawab Candra.

"Kenapa harus malu? lagian cuma menyapa saja.. kan ga ada salahnya.. kalau kamu memang suka sama dia.. segera lamar aja Candra.. mumpung ga diambil orang.." Saran paman Candra.

"Ya, jangan terburu-buru juga lah paman.. Dia aja belum kenal Aku, belum tau Aku.. nanti kalau langsung melamar bisa-bisa dia menolak.." Ucap Candra.

"Lalu rencana kamu apa Candra?" Tanya pamannya.

"Rencana Aku, mau kenalan dulu dengan dia.. mau pendekatan dulu.. sekiranya dia itu kenal denganku.. kalau memang sudah merasa cocok, baru Aku melamar Dia.. Emang namanya dia siapa paman?" Tanya Candra.

"Namanya dia adalah Lisa.. Dia kembang desa di kampung ini.. banyak laki-laki yang melamarnya, namun Lisa menolaknya. Ya, semoga ketika kamu melamarnya nanti Lisa menerima kamu.." Ucap pamannya. Dalam hati Candra, Berkata aamiin hingga berkali-kali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!