NovelToon NovelToon

NAINA SI GADIS DESA

BAB 1. Prolog

...Tak Bertemu Bukan Berarti Ku tak Rindu. Tak Menyapa Bukan Berarti Lupa. Karena Tentang Mu, Lebih Dahulu Ku Utarakan Dalam Do'a....

...☘️...

“Nak Dewa. Bapak Titip Naina, Jaga dan lindungi dia, jangan Nak Dewa sakiti hatinya, Jika sudah tidak cinta maka kembalikan saja. Bapak selalu siap menerima”

Segar dalam ingatan Naina bagaiman satu bulan yang lalu bapaknya menyerahkan dirinya pada pria yang telah menghalalkan nya. Pria yang dianggap mampu dan bisa menjaga nya.

Sosok laki-laki yang juga Naina percaya bisa menjaga diri dan hatinya. Namun nyatanya justru sebaliknya, terluka dan merana.

Pagi ini Naina mendapatkan Fakta!.

Harapan perlindungan dan rasa bahagia yang bisa diberikan oleh suaminya, justru berakhir sakit dan kecewa.

Sudut mata indah Naina mendadak melelehkan cairan bening disana, Masih dengan mukena yang membalut tubuhnya.

Naina melihat sosok yang dia cinta tengah bergelut diatas ranjangnya, namun bukan dengan dia melainkan dengan wanita lain yang entah siapa dia.

Ingin rasanya Naina berteriak dan marah pada pria yang baru satu bulan lalu menikahinya. Namun entah mengapa lidahnya terasa kelu, hanya air mata saja yang seolah mewakili segala rasa yang begitu menyesakan dada.

Masih pagi buta dan Naina sudah harus menenangkan hatinya dari pemandangan yang sungguh menyakitkan batin nya. Dari celah pintu yang terbuka, Naina jelas mendengar suara-suara yang begitu menguliti telinganya.

Sadar jika ini merupakan Kesalahan dan Dosa besar, Naina tidak bisa terus diam saja, Naina memilih untuk semakin melebarkan pintu kamarnya.

“Mass…!”

Masih dengan mata berkaca-kaca, Naina memberanikan diri melangkahkan kaki, dan masuk kedalam kamarnya.

Tajam mata Naina menatap sosok pria dan wanita diatas tempat tidurnya. Tempat biasa dia tidur Bersama Suaminya.

Sebuah tempat yang juga sudah satu bulan lamanya Naina kerap menghabiskan malam bersama sosok suaminya 'Dewa Mahendra'

Brakkk!!

Gerakan cepat Dewa menyingkirkan wanita yang berada diatas tubuhnya. Respon Dewa semakin membuat Naina sadar jika sosok disana benar merupakan suaminya.

“Bukanya kamu dirumah Bapak?"

Dewa membulatkan kedua bola matanya, tidak percaya jika yang di hadapannya benar adalah Naina istrinya. Untuk sesaat Dewa terdiam.dalam lamunannya, tidak percaya jika sosok di hadapannya benar-benar Naina.

“Apa ini Mas !. Kenapa Mas Dewa melakukan ini pada ku?”

“Apa salahku Mas?”

Bergetar suara Naina menahan sesak di dada. Tak kuasa menahan segala rasa Naina menangis sejadi-jadinya, meski telah berusaha meredam amarahnya namun nyatanya tetap sakit juga.

“Mas Dewa tega sekali melakukan ini pada ku, bahkan kalian melakukanya di rumah kita !”

Lagi-lagi bergetar suara Naina menahan sesak yang begitu menghimpit jiwanya, seolah menjelaskan betapa dia sangat marah dan kecewa terhadap suaminya.

Melihat Naina dengan kesedihan dan kekecewaannya, bukan menyesal atau mencoba menenangkan, justru Dewa hanya diam saja.

Sudah sakit dan kecewa, ditambah Naina harus melihat wajah Wanita yang baru saja digauli oleh suaminya. Hal itu semakin mengobarkan amarah dalam jiwa nya.

"Katakan mas ! . Apa ini maksudnya??"

Naina menuntut jawaban tegas dari Dewa yang sampai saat ini hanya terdiam dengan menundukkan wajahnya.

“Katakan Mas ! Kenapa Mas Dewa hanya diam saja !”

“Katakan !!!”

Naina meneriaki Dewa dengan sisa-sisa tenaganya. Mungkin ini juga merupakan teriakan pertama Naina, sejak mengenal dan menikah dengan Dewa. Namun bukan menyesal ternyata dewa hanya menampakan respon biasa saja, Bahkan Dewa seolah tidak pernah merasa bersalah pada Naina.

'Apa ini' Batin Naina.

Bergejolak hati Naina memikirkan bagaimana nasib rumah tangganya.

“Jika tidak Suka Mengapa kita Bersama!. Jika Memang Tidak Cinta Seharusnya katakana saja !”

Bergetar tubuh dan suara Naina mengatakan isi hatinya pada pria yang baru saja menikahinya. Sungguh dia tidak percaya jika pernikahan yang di gadang-gadang akan memberi nya bahagia, namun justru menjadi neraka di dunia.

Helaan nafas Panjang terdengar dari hidung besar suami Naina. Sungguh bukan berusaha menenangkan Naina justru hal itu semakin menyulut kemarahannya.

Naina hanya bisa menangisi dan meratapi nasib pernikahannya, sakit rasanya, namun Naina sendiri bisa apa?. Semua sudah terjadi.

Ingin rasanya Naina kembali meneriaki sang Suami, Namun Naina memilih untuk diam dan menanti penjelasan dari Dewa suaminya.

Hening.

Terpaksa ketegangan diantara mereka harus terjeda, nyaring suara Adzan subuh menyapa telinga Naina. Sebagai wanita yang taat agama, Sholat baginya lebih penting dari sekedar berdebat dengan Iblis yang merasuki suaminya.

Naina pergi begitu saja meninggalkan dua manusia yang baru saja menorehkan luka dengan begitu dalam dihatinya. Sungguh sakit dan tidak bisa digambarkan dengan kata-kata betapa Naina saat ini sangat kecewa.

Bergegas Naina menuju tempat dimana sebelumnya dia menyelesaikan dua rakaat malamnya, di tempat kecil yang dia sebut Mushola, Naina mencurahkan segala isi hatinya, kesedihan dan kekecewaan sekaligus kemarahannya pada Sang Pencipta.

Naina sangat Berharap jika ini hanya mimpi semata, Namun agaknya terlalu tinggi harapannya, hingga kenyataan menamparnya dengan begitu kerasnya.

Suami yang begitu dia cinta telah mendua.

**

Mentari mulai menyapa, tidak seperti biasanya Naina akan sibuk dengan urusan dapurnya. Namun kali ini berbeda, Naina masih setia dengan Mukena dan Sajadah panjangnya.

Sungguh mungkin jika tidak ingat dosa, Naina ingin mati saja. Bunuh diri mungkin bisa menjadi solusi, jalan sakti bagi Naina untuk mengakhiri hidupnya. Namun sayang Naina tidak akan pernah melakukanya.

Selesai Sholat, Naina melipat dan merapikan kembali alat sholatnya, menempatkan pada tempatnya. Dan mulai beranjak dari duduk nya.

Langkah kaki Naina memaksa dia untuk menuju dapur rumahnya, seperti biasa dia akan menyiapkan kopi. Namun rasanya kali ini dia tidak akan menyiapkan nya untuk Dewa, hati dan jiwanya sudah sangat kecewa dengan kenyataan yang baru saja dia lihat sebelumnya.

Secangkir kopi terasa begitu melegakan bagi jiwa Naina. Hingga hening nya Suasana menciptakan bahagia di relung hati Naina.

"Mba"

Hingga sebuah suara membuyarkan lamunan Naina.

“Mba.. Naina..?”

Helaan nafas keluar begitu saja dari mulut Naina, ‘Apa maunya’ batin Naina dalam hatinya.

Suara itu jelas dari siapa, meski Naina tidak pernah mengenalnya, namun dirumah ini hanya ada dua wanita, satu Naina, dan satu lagi wanita yang baru saja digauli suaminya.

Naina hanya diam saja, dia hanya tidak ingin kembali menambah luka batinnya, dengan menanggapi ocehan wanita penggoda seperti dia.

“Maafkan Saya Mba”.

“Saya tahu perbuatan Saya dan Mas Dewa salah”

“Tapi Saya dan Mas Dewa Saling mencintai, Kami sudah lama menjalin hubungan, Jauh sebelum mba Naina menikah dengan Mas Dewa”

Duarrr

Fakta apa lagi ini, cerita apa yang belum Naina ketahui. Setiap kata yang keluar dari mulut wanita di belakangnya sungguh sangat menguliti Jiwa Naina.

Seperti sebuah kenyataan yang sudah tertata rapi, Naina hanya diam dan menyesap kopi yang baru saja dia seduh dalam Cangkirnya. Apakah tidak panas?. Tentu saja panas, Namun panasnya kopi tidak sepanas hati Naina saat ini.

Ingin rasanya Naina tertawa, namun sesak rasanya dalam dada. Menyadari jika dia telah di bohongi.

Masih sangat pagi namun sudah ada petir menggelegar di telinganya, Sekuat tenaga Naina kembali menenangkan hatinya, berharap wanita di belakangnya tidak melanjutkan ucapanya, Namun salah, justru dia semakin Panjang lebar bercerita. Hingga Naina jengah mendengarnya.

“Lalu mau kalian apa ?”

“Hidup Bersama, Menikah dan bahagia ?” Naina tertawa getir.

Naina hanya bisa menghela nafasnya, nyatanya cinta yang dia berikan pada Dewa tidak bersambut sebaliknya. Justru Dewa memiliki cinta lainya diluar sana. Sungguh tidak sebanding rasanya. Jika memang tidak cinta, mengapa dulu dewa menikahinya ‘Batin Naina’.

‘Jelita’

Wanita yang telah tidur Bersama suaminya entah baru saja atau memang sudah sejak lama ‘Entahlah’. Naina hanya menatapnya sekilas, rasa sakit hatinya masih begitu mendominasi dalam diri.

Sungguh pagi ini mungkin saja menjadi pagi terburuk sepanjang sejarah kehidupan Naina. Ingin rasanya dia mengumpat i siapa saja yang telah membuat hatinya terluka.

‘Sakit’ . Tentu saja.

Naina tetaplah Naina. Wanita kuat dengan sejuta pesona. Meski saat ini hatinya tengah di penuhi oleh banyak luka. Namun meski begitu Naina tetap mencoba menguatkan hatinya.

**

...☘️☘️☘️☘️☘️...

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokathu.

Salam Cinta Untuk Seluruh Readers Kesayangan Author.

Selamat Datang di Karya Baru Saya, dan Semoga Suka. 🙏🙏.

Cerita Dalam Latar novel kali ini diangkat benar-benar dari Kalangan Biasa. Dan Mengangkat Kehidupan Di sekitar Kita.

Selalu Author Ingatkan Jika Tidak Suka Dengan Alur Ceritanya Makan Tinggalkan Saja, Tidak Perlu Di Baca, apa lagi meninggalkan Penilaian Dan Rating Buruk Terhadap Tulisan Saya 🥰

Selamat Membaca 👉🤗

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokathu

...☘️☘️☘️☘️☘️...

BAB 2. Fakta !

...Ketika Dalam Kesulitan Orang-Orang Meninggalkan Mu, Bisa Jadi Allah Sendiri Yang akan Membantumu ...

...☘️...

Hidup di desa tidak membuatnya menjadi lemah dan tak berdaya, meski hidup dalam kekurangan namun dia selalu menemukan cara untuk Bahagia.

Naina mungkin akan rapuh dan terluka jika itu menyangkut orang tuanya, sosok Tua renta yang telah merawat dan menganggap dirinya anak, sosok yang selalu Naina sebut Bapak.

Mengabaikan Asal usul Naina, yang bukan merupakan putri kandung mereka.

Naina sendiri tidak tahu asal-usulnya, karena yang dia tahu dia bukan anak kandung Pak Barja . Sementara Pak Barja sendiri juga tidak pernah bercerita siapa sebenarnya Naina. Mungkin karena dia takut hal itu akan semakin menambah luka di hatinya.

Bisa jadi orang tua Naina membuangnya karena tidak punya biaya untuk menghidupinya, atau mungkin Naina anak haram yang sengaja di buang, sehingga pak Barja memilih untuk tetap diam dan menyimpan rapat cerita tentang kehidupannya. ‘Batin Naina’.

‘Entah lah’

Namun bukan hanya itu saja, Naina sendiri agaknya tidak begitu tertarik dengan kisah hidupnya, dia memilih untuk fokus menjalani kehidupan yang ada dan di takdirkan untuknya.

Kembali ke topik utama.

Secangkir kopi menjadi teman Naina untuk menghadapi dua iblis di rumahnya. Yang satu sedang berhadapan dengannya dan yang satu lagi entah kemana perginya.

‘Dewa’

Ya. Sejak pertengkaran sebelumnya, agaknya Naina belum juga melihat batang hidung suaminya, Mungkin saja dia bersembunyi dibalik ketiak Bapak dan ibu nya ‘Batin Naina’.

Naina cukup dewasa untuk bersikap dan mengambil tindakan dalam realita di rumah tangganya. Naina sendiri tidak akan menghindar apa lagi pergi sebelum semua masalah dia temukan solusi.

Naina duduk di sofa rumahnya, rumah yang tidak terlalu besar, namun cukup jika hanya ditinggali berdua saja dengan suaminya, rumah ini juga merupakan rumah pemberian Bapak mertuanya sebagai hadiah pernikahan untuk Naina dan Dewa.

Disusul Jelita yang dengan percaya diri pula memperlihatkan eksistensinya berhadapan dengan Naina. Duduk tepat di depan istri dari laki-laki yang dia cintai.

‘Tidak tahu malu’. Begitulah wanita penggoda ‘batin Naina’.

Naina dan Jelita, keduanya duduk Bersama. Naina sendiri sejujurnya menangkap raut wajah takut dari lawan bicaranya, yang sepertinya berusia lebih muda darinya. Namun tentu tidak lebih cantik dari Naina.

“Mba..”

Naina hanya diam saja, Namun tatapannya tajam melihat Jelita, dia merasa tidak ada yang perlu dia bicarakan dengan wanita di hadapan nya, meski Jelita tengah menatap nya namun tidak sedikitpun Naina merasa takut atau minder pada wanita penggoda di hadapannya.

“Maaf… Perbuatan Kami mungkin sangat menyakiti mba Naina”

Meski mendengar kata maaf, namun Naina tidak sedikitpun menangkap raut wajah penyesalan dari sosok di depannya.

“Tapi percayalah Mba. Kita bisa hidup bersama Aku, Mas Dewa, dan Mba Naina”

Deg.

‘Kita’ batin Naina

Dengan tidak tahu malunya Jelita berkata demikian pada wanita yang Sah sebagai istri dari laki-laki yang dia pacari.

Sungguh dunia terbalik rasanya, bukankah seharusnya Naina marah?. Namun tidak !. Naina memilih untuk diam saja.

Agaknya banyak cerita yang tersimpan rapat dalam kisah singkat rumah tangganya. Naina masih perlu mengetahui itu semua.

“Oh.. Hidup Bersama?”

Naina hanya satai saja menghadapi wanita penggoda di hadapannya.

“Apa kamu yakin mas Dewa benar-benar mencintaimu ?”

“Lalu. Bagaimana jika pada akhirnya Dewa mencintaiku ?

Naina yang tidak sedikitpun gentar hanya menanggapi biasa saja ucapan wanita di hadapannya.

Sudah menjadi Era nya mungkin, jika jaman sekarang wanita penggoda lebih berani menampakkan diri.

“Ck. Itu jelas tidak mungkin Mba”

Naina jelas menangkap tawa dari wanita dihadapannya. Percaya diri sekali rupanya. Namun Naina tidak pula takut menghadapinya.

“Saya jamin Mba. Mas Dewa sangat Mencintai saya”

Ucap Jelita dengan begitu congkaknya. Hingga lelah berbasa-basi Jelita memulai dengan cerita lama nya bersama Dewa. Dan kenyataan yang mungkin belum di ketahui oleh Naina.

FLASHBACK ON

Tepatnya 7 Bulan yang lalu, Sebelum pernikahan Naina dan Dewa. Merupakan awal mula kesengsaraan yang terjadi dalam hidup Naina saat ini.

“Wa… kamu harus bantu Ibu. Ibu tidak mau tahu kamu harus menikahi wanita itu !”

“Tapi bu !. Dewa sudah punya wanita lain yang Dewa Cinta !”

“Pokoknya kamu harus menikahinya. Perkara setelah menikah kamu akan menduakan nya, itu Terserah kamu !”

Pertengkaran antara ibu dan anak kembali terjadi. Bu Gayatri yang merupakan ibu Dewa memaksa anaknya menikah dengan sosok kembang desa yang cantik rupanya.

Cerita bermula dari Juragan Guntur yang merupakan orang terkaya dan terpandang di desa Girimulya menyukai sosok kembang desa di daerahnya.

Juragan Guntur berencana menjadikan dia sebagai istri Ketiganya, Namun agaknya Bu Gayatri merasa tersaingi dan tidak terima dengan rencana suaminya menikahi wanita muda yang merupakan kembang desa, tentu alasannya adalah karena sudah pasti Juragan Guntur tidak akan lagi memperhatikan dirinya. Dan tentu kekhawatiran lainya soal harta.

Sejujurnya Bu Gayatri sendiri juga hanya istri ke-dua Juragan Guntur, Namun dia selalu ingin di nomor satukan. Terbukti dari Bu Gayatri yang berhasil menyingkirkan istri pertama dan anak-anak dari istri pertama suaminya.

Mungkin ini lah sebabnya mengapa Bu Gayatri memaksa putranya untuk menikahi kembang desa di daerahnya, Sebelum keduluan oleh Suaminya tentunya.

‘Naina’

Sosok kembang desa dengan sejuta pesona, yang ayu dan cantik rupanya. Semua pria sudah pasti akan tergoda oleh kecantikan, ke anggunan, dan kebaikan sosok kembang desa di Girimulya tersebut.

Tidak hanya juragan Guntur saja, banyak pria lain yang tergoda oleh paras ayu nya, banyak pria yang mendamba dan mengidam idamkan bisa menjadi suaminya, sayang dia tidak berpendidikan tinggi seperti kebanyakan gadis di desanya yang mengenyam Pendidikan hingga SMA bahkan ada juga yang sampai pada tingkat Perguruan Tinggi.

Sedangkan Naina dia hanya gadis desa dengan lulusan SMP, namun meski begitu Naina bukan lah gadis biasa, dia sangat pintar , dan Cantik tentunya, hanya saja kehidupan nya kurang beruntung saja.

Sejujurnya banyak orang kaya dan terpandang dari tetangga desanya yang ingin menjadikan Naina sebagai menantunya, namun pada akhirnya mereka urung setelah melihat status Sosial Naina yang hanya dari keluarga biasa, dan tidak memiliki apa-apa.

Sejujurnya banyak yang tidak menyangka jika Naina merupakan anak dari Pak Barja dan Mbok Suli. Karena perawakan Naina sangat berbeda jauh dengan keduanya, Naina sangat Cantik, Tinggi, kulitnya bersih dan putih, hidungnya mbangir, wajah Naina merupakan Campuran orang Indo dan Luar. Namun pada kenyataanya Naina hidup Bersama Pak Barja dan Mbok Suli sudah sejak dulu kala, meski Naina tidak terlahir dari rahim mendiang Mbok Suli.

Meski tidak percaya, namun itulah kenyataanya.

“Baiklah Dewa akan melakukan nya !, ini hanya demi ibu!”

Meski Naina Memiliki kelebihan di wajah dan tubuhnya yang sudah seperti bidadari, Namun bagi Dewa yang biasa hidup di kota Naina bukanlah tipe nya, karena Dewa menyukai wanita berpendidikan , dan pandai bersolek tentunya.

Senyum merekah sempurna di bibir wanita Paruh Baya yang merupakan Orang Tua Dewa setelah mendengar persetujuan dari putranya.

**

Setelah mendapatkan informasi seputar Naina, Dewa mulai melancarkan aksinya mendekati sosok kembang desa di daerahnya.

Awalnya Naina tidak begitu menghiraukan Dewa, Namun pada akhirnya dia tergoda dengan perhatian dan kelembutan yang selalu Dewa berikan. Hingga keduanya sepakat untuk menikah dan membina rumah tangga.

Sementara rencana Juragan Guntur menikahi Naina juga kandas begitu saja, setelah putranya memperkenalkan Naina sebagai calon istrinya.

Sebagai orang tua tentu Juragan Guntur tidak bisa menolak permintaan putranya, dan tidak mungkin bersaing untuk mendapatkan Naina, Hingga pada akhirnya restu dari Juragan Guntur dan Bu Gayatri mereka dapatkan.

Keduanya sepakat menikah setelah pendekatan selama 5 bulan lamanya.

FLASHBACK OFF

**

BAB 3. Pertemuan Pertama

...Jangan Menganggap Dirimu Paling Istimewa. Karena Tidak Semua Orang Menganggap Mu Sama. ...

...☘️ ...

Sudut mata Naina seketika melelehkan cairan bening disana. Suami yang begitu dia cinta, nyatanya hanya memanfaatkan nya sebagai pelindung rumah tangga orang tuanya. Menikahi Naina hanya karena kepentingan ibu nya.

“Kamu pasti mengarang cerita !”

Naina masih sempat meragukan cerita dari wanita di hadapan nya, sungguh dia masih berharap rumah tangganya Bersama Dewa akan tetap baik-baik saja.

“Kenapa aku harus berbohong ?. Tidak ada untungnya juga untuk ku. Mba Naina”

Jelita berbicara seolah dia mengejek Naina, senyum di wajahnya jelas terlihat tengah menertawakan kepedihan yang dirasakan oleh Naina.

Sungguh kenyataan pahit yang begitu menyakitkan bagi Naina. Disakiti saat sedang cinta-cintanya, mungkin begitu gambaran hati Naina saat ini.

Masih dengan rasa tidak percaya Naina kembali meyakinkan hatinya jika mungkin saja ini hanyalah mimpi, namun nyatanya kenyataan begitu memberinya tamparan keras, Naina tidak lagi bisa berkata-kata, karena dia memang telah masuk dalam perangkap keluarga Dewa.

Kebohongan dan pembodohan yang di lakukan Dewa seolah sangat nyata, 6 bulan lamanya mereka Bersama menjalin cinta, merajut asa dan menanamkan kepercayaan hingga hiduplah bahtera rumah tangga yang baru berusia 1 bulan lamanya, Nyatanya hanya semu belaka.

Dewa telah benar-benar menancapkan duri dalam hatinya, tajam dan terasa menyiksa. Hingga Naina hanya bisa tertunduk dalam diamnya.

Jika memang begitu kenyataanya lalu bagaimana dengan Naina, Bagaimana dengan orang tuanya ?. Apakah Bapak akan sekuat dan setegar Naina, jika melihat putrinya disakiti dan di khianati. Apakah Bapak nya akan akan bisa menerima. Begitu kira-kira isi dari pikiran Naina.

“Pilihan nya hanya berpisah atau Mengalah”

Dengan begitu congkak Jelita mengatakan hal itu pada Naina. Naina sendiri masih belum bisa membalas ucapan jelita, dia masih begitu tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja dia terima.

“Jelita !!!”

Suara lantang Dewa membentak kearah lawan bicara Naina. Entah sejak kapan Dewa berada disana, Namun raut wajahnya seolah menggambarkan kemarahan pada Jelita.

Melihat Kemarahan Dewa, sontak hal itu tentu saja mengagetkan Jelita, hingga dia terdiam untuk sesaat. Raut wajah Jelita memucat seketika, tatkala menyadari ada yang salah dalam ucapanya pada Naina.

“Siapa yang memberimu hak untuk menawarkan perpisahan pada Naina”

Dewa begitu murka, mendengar kalimat Jelita yang baru saja dia lontarkan pada Naina. Agaknya Dewa tidak terima Jelita berusaha menguasai situasi.

Namun meski begitu, Naina sudah tidak perduli, toh hatinya telah terluka karena Dewa benar-benar telah mengkhianatinya.

“Mas.. Tapi Kan—”

“Tidak ada kata tapi !. Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan Naina !”

Belum juga Jelita selesai dengan kalimatnya, Dewa lebih dulu memotong ucapan Jelita dengan ucapanya.

Terdengar tegas dan jelas ucapan Dewa pada Jelita, namun entah karena sebab apa Dewa bersikukuh mempertahankan dirinya.

Naina sendiri tidak begitu merasa bangga dengan ucapan Dewa, intinya hatinya telah terluka, dan dia tidak bisa begitu saja melupakannya.

Raut wajah Jelita yang sebelumnya ceria karena telah mematahkan hati Naina, kini berubah mejadi singa yang siap melahap mangsanya.

Kemarahan jelas terlihat dari wajah Jelita yang tidak percaya dengan ucapan Dewa yang seolah membela Naina.

Sementara Jelita sangat berharap jika Dewa akan menceraikan Naina setelah semua yang terjadi dalam rumah tangganya.

Apakah Naina takut?. Tidak juga, Naina hanya biasa saja.

Naina sudah cukup jengah mendengar perdebatan antara Dewa dan Jelita hingga dia memilih untuk meninggalkan keduanya.

Baru saja Naina ingin melangkahkan kakinya ke kamar, langkah kaki nya harus terhenti, pemandangan selimut berantakan disana membuat Naina kembali merasakan sesak di dadanya.

Sejujurnya Naina masih berharap jika semua ini hanyalah mimpi, Namun tampaknya harapan Naina saja yang terlalu tinggi.

Sekuat apa pun hati Naina, dia tetap wanita biasa yang bisa saja terluka karena penghianatan suaminya, wanita mana yang akan tahan dan bisa kuat jika menyangkut keutuhan rumah tangganya.

Entah sejak kapan sudut mata Naina mulai berembun, namun meski begitu sesak hatinya, Naina tidak lantas menjatuhkan air matanya, Naina lebih memilih untuk menyeka dan menyembunyikan luka nya dalam dada.

Naina memutar langkahnya.

Diruang tamu, Dewa dan Jelita masi terdengar bertengkar. Namun Naina yang merasa begitu sakit hatinya memilih menghindar.

“Jika hanya untuk berbicara. Silahkan saja” ujar Naina.

“Selesaikan masalah dan persoalan kalian”

“Namun jika masih ingin Bercinta, maka Pergi saja !. Jangan melakukan hal kotor itu di rumah ini !!”

Tegas Naina tanpa basa-basi. Sejujurnya dia harus melawan keburukan dalam rumah tangganya, mengingatkan Dewa jika perbuatanya dengan Jelita merupakan Dosa. Namun Naina hanya wanita biasa dia bukan Alim ulama yang bisa saja menceramahi keduanya.

Naina hanya wanita biasa, dia yang sedih dan terluka hanya ingin menyembuhkan luka hatinya.

Dewa dan Jelita hanya diam mendengar semua ucapan yang keluar dari mulut Naina.

Sementara Naina sendir yang telah selesai dengan semua urusan nya, memilih beranjak pergi meninggalkan keduanya. Hatinya tidak cukup sabar dan kuat, untuk bisa menerima semua perlakuan tidak adil Dewa pada dirinya.

**

Entah kemana tujuan Naina saat ini, yang jelas dia terus saja berjalan menyusuri jalanan terjal desa Girimulya, air mata Naina pada akhirnya tumpah juga, dan seolah tidak pernah surut sepertinya. Meski sudah berusaha untuk menyeka nya, namun tetap saja air mata itu keluar begitu saja.

Brakkkk!!

Tidak fokus dengan tujuannya, tanpa sadar tubuh ringkih Naina tersambar mobil yang tengah melintas tepat di sampingnya. Tidak hanya dirinya namun sepeda motor miliknya juga turut menjadi korbannya.

Naina yang masih sibuk meneliti tubuhnya, dengan beberapa luka lecet di beberapa bagian tangan dan kakinya, tidak sadar jika sosok penabrak masih berada di sana.

Naina cukup terkejut dengan sebuah tangan yang terulur padanya.

“Kau baik-baik saja?”

Naina masih sibuk dengan dirinya dan rasa perih di beberapa bagian tangan dan kakinya, hingga dia tidak begitu memperdulikan orang yang telah menabraknya.

“Apa kau terluka?”

Pertanyaan kedua yang Naina dengar dari sosok di hadapannya, sekilas Naina menatapnya, dan ternyata laki-laki tersebut belum pernah sebelumnya Naina lihat di desanya.

“Aku tidak punya uang untuk mengganti kerusakan mobilmu, Jadi lebih baik kita impas saja, Aku juga tidak akan menuntut anda”

Naina cukup ketus dengan orang yang baru dikenalnya, atau mungkin karena suasana hati Naina saja yang tengah tidak baik-baik saja, sehingga singa dalam tubuhnya muncul begitu saja.

Melihat sikap Naina, sosok di hadapan Naina hanya terkekeh saja, karena bagi nya Naina telah salah paham dengan maksut bantuan yang dia tawarkan, Naina berfikir jika dia ingin di mintai ganti rugi.

“Kebetulan Aku sedang buru-buru, kau bisa menghubungiku di nomer ini jika membutuhkan sesuatu”

Sebuah kartu nama terulur tepat di hadapan Naina, sejujurnya Naina tidak begitu menghiraukan nya, namun dia tetap mengambilnya, setidaknya dia menghormati niat baik lawan bicaranya.

“Terima Kasih”

Setelah dibantu untuk memberdirikan motornya, sosok laki-laki yang baru dilihat Naina tersebut melaju kembali dengan Mobilnya.

Tidak ingin berlama-lama Naina juga segera memacu kuda besinya, tujuan Naina kali ini merupakan rumah bapak nya. Masih satu desa hanya saja berbeda kebayanan.

Naina kembali memacu Kuda besinya, kali ini Nania memilih untuk lebih fokus tentunya, karena taruhannya Nyawa.

**

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!