Xi Chen atau selama ini di kenal dengan xue chen raja dari alam iblis, dia tidak takut kepada siapapun sekalipun itu para dewa dan dewi dari alam surgawi. Tapi dia tunduk pada seorang wanita cantik yang menjadi penyemangat hidupnya selama ini yaitu Chang Lian. Putrinya dari seorang wanita yang sangat di cintai oleh Xi Chen.
Xi Chen berdiri di bukit yang tinggi sambil menatap awan kabut hitam yang tebal yang ada di depanya.
"Kamu dimana sayang " gumanya dengan tatapan sendu.
"Yang mulia semuanya sudah siap" Ucap seseorang laki-laki, salah satu bawahan kepercayaan Xi Chen yang bernama Fu Kai dan biasa di panggil Kai. Kai juga sahabat yang paling dekat dengan Xi Chen.
Syaap
"Ayah akan pergi"? tanya seorang wanita cantik. Xi Chen tersenyum dia membelai rambut putrinya. Putri yang masih dianggapnya kecil hingga sekarang padahal Chang Lian sudah melahirkan dua cucu yang sangat tampan untuknya.
"Ayah tidak akan lelah mencari ibumu, bahkan seumur hidup ayah akan selalu mencari ibumu sampai ketemu. Ujar Xi Chen dengan suara beratnya
Lian tersenyum, "cepatlah kembali ayah kami menunggumu, aku yakin kali ini ayah akan dapat menemukan ibu" ucap Lian menyemangati sang ayah.
"Oh ya"
wajah Xi Chen langsung tersenyum cerah, dia juga merasakan hal yang sama.
Kali ini Xi Chen akan melakukan perjalanan ke alam matahari, karena alam matahari memiliki peraturan netral. Dimana alam itu bisa di masuki alam surgawi ataupun alam iblis.
Xi Chen dan Kai tiba di alam matahari, suasana di alam itu begitu ramai, di mana para manusia abadi itu hidup layaknya seperti manusia pada umumnya. Manusia-manusia abadi disana akan di angkat derajatnya sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Xi Chen dan Kai memasuki pondok yang asri dan juga elegan, sebuah pondok yang menjadi tempat tinggal mereka selama di sana.
"Apa kau merampok pondok ini?" tanya Xi Chen sambil mengedarkan pandangannya.
"Ckk..aku membeli pondok ini, aku takut jika aku merampoknya maka putrimu yang cerewet itu akan murka" jelas Kai.
Xi Chen tersenyum bukan cuma dia yang takut kepada putrinya, pengawalnya ini juga menakuti putrinya itu dan jangan lupakan menantunya dewa tinggi putra mahkota juga menakuti putrinya.
"Ada rumah bordil di dekat pondok kita ini" bisik Kai kepada Xi Chen. Xi Chen sedikit terkejut lalu kemudian menarik sudut bibirnya.
"Ayok kita kesana" ajak Xi Chen.
Xi Chen selama seribu tahun lebih ini telah hidup bebas, dia juga suka bergonta-ganti wanita. Tapi semenjak kehadiran putri kecilnya itu. Xi Chen berubah, sebisa mungkin dia menahan hasrat kelaki-lakianya.
Xi Chen memasuki rumah bordil itu semata-mata ingin mencari informasi, karena di bisnis seperti ini paling cepat di temukan sebuah informasi. Dan jangan sampai kedatangannya ini juga di ketahui putrinya jika tidak, maka Xi Chen akan mendengar celotehan panjang dari sang putri. Putrinya itu tipe wanita yang suka berbicara panjang kali lebar membuat Xi Chen lebih menuruti kemauannya dari pada mendengar ceramahnya.
"Perasaanku sedikit tidak tenang" guman Xi Chen.
"Aku juga merasakan hal yang sama" balas Kai dia merasa tengkuknya merinding.
"Hai tuan-tuan silahkan masuk" ucap seorang wanita sambil menghampiri Xi Chen dan Kai serta meliuk-liukkan pinggangnya yang besar itu.
"hari ini kita memiliki seorang dewi yang sangat cantik" ucap pemilik rumah bordil itu dengan tatapan nakalnya, saat kedua sosok yang di depanya hanya menunjukkan wajah datarnya.
"Dewi" beo Xi Chen
"Sejak kapan seorang dewi melamar pekerjaan di tempat rendahan seperti ini?" Tanyanya datar.
Pemilik rumah bordil itu langsung tersenyum canggung.
"Maksudku Tuan, wanita itu secantik para dewi-dewi yang ada di kerajaan langit". Ucap wanita itu sedikit kesal karena laki-laki berjubah hitam itu menghina terang-terangan pekerjaanya. Dia merasa laki-laki itu terlalu bodoh dalam mengartikan sebuah perkataan.
"Ohh"
Xi Chen langsung melewati wanita itu begitu saja.
"Tuan ini sangat sombong sekali". Batin wanita itu tersenyum licik.
Xi Chen dan Kai duduk anggun, menyaksikan sebuah pertunjukan dari seorang wanita diatas panggung, wanita itu menggunakan pakaian yang sangat seksi, melihat itu Kai langsung menelan ludahnya dengan kasar.
"Ibu, kakek dan paman Kai pergi kerumah bordil. Teriak Ba Xi'O saat dia melihat kakek dan pamannya memasuki rumah bordil dari cermin ajaib milik ayahnya.
"Apaa"? Lian langsung menghilang dari sana.
"Sayaang" teriak Yuze dengan prustasi.
"Tanggung sekali" gumanya.
Syaap.
"Uhukk..uhukk"
Xi Chen langsung menyemburkan teh miliknya ke wajah Kai dan langsung mendapatkan umpatan dari sahabatnya itu.
"Kauu..dasar pria tua. ucap Kai kesal.
Xi Chen terkejut saat melihat putrinya sudah tiba di depanya lengkap dengan tatapan emasnya yang menyala-nyala.
"Ayah ayok kita pulang" pekik Lian menatap lekat wajah ayahnya itu.
"Baiklah" Xi Chen menurut saja, dia lebih baik menurut dari pada mendengar ceramah tak bermutu dari mulut cerewet putrinya.
"Paman Kai juga pulang" ajak Lian saat melihat Kai malah duduk santai.
"Kenapa aku juga ikut " gerutunya, tapi pantatnya juga diangkatnya dari sana, dia tidak ingin menjadi sasaran ceramah wanita muda itu.
Mereka berdua mengekor Lian dari belakang layaknya seorang anak yang sedang di jemput ibunya bermain.
"Kenapa tuan cepat sekali kembali"? Tanya pemilik rumah bordil saat melihat Xi Chen dan Kai keluar dari tempatnya. pemilik rumah bordil itu langsung menghampiri mereka.
"Aku tidak mengizinkan ayahku ketempat kotor seperti ini jadi bibi minggir. Ucap Lian dengan tatapan tajamnya saat melihat seorang wanita menghalangi jalannya.
"Maaf nona" ucap pemilik rumah bordil itu sedikit takut. dia mengeser tubuhnya yang montok saat melihat gadis cantik menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Ckk..percuma badan besar, wajah dingin tapi takut pada putrinya sendiri". Batin pemilik rumah bordil itu sambil tersenyum sinis.
Keesokan harinya Xi Chen pergi kesebuah sekte yang ada di alam matahari. Sekte itu termasuk sekte dari alam iblis.
Kai sengaja membangun sekte itu beberapa ratus tahun yang lalu, karena ketuanya itu sudah berniat tinggal di alam itu lebih lama.
Saat ini Xi Chen duduk di depan para guru sekte dan di dampingi Kai. Xi Chen akan menjadi penasehat di sekte itu.
Selain penatua sekte, para guru sekte itu tidak ada yang tau bahwa penasehat terbaru mereka adalah sosok yang sangat di takuti oleh para klan lain termasuk sosok nomor satu di alam mereka alam iblis. Yang namanya sudah jatuh kedalam kegelapan tidak ada satupun di antara guru-guru itu yang memiliki hati yang murni. Mereka memiliki ambisi liar dan juga tinggi.
Mereka memandang remeh Xi Chen dan juga Kai yang duduk santai di kursi kebesaranya. Semalam penatua yang mengelolah sekte itu telah mengumumkan kepada mereka bahwa mereka akan kedatangan tamu terhormat.
"Tamu terhormat, cihhh".
Cemoh salah satu guru yang duduk di kursi kebesaranya.
Para guru itu sontak tertawa saat salah teman mereka mengejek penasehat baru itu.
Xi Chen bersikap cuek. Dia tidak perduli melihat para rakyatnya itu yang terang-terangan menghinanya. Walaupun sebenarnya dia bukan lagi sosok yang penyabar seperti dulu, tapi demi sebuah misi untuk mencari permaisurinya Xi Chen berusaha menahan gejolak amarah di dada. Selagi mereka tidak melewati batasnya Xi Chen tetap pada pendirinya.
Xi Chen memejamkan matanya mengetuk-ngetuk jari-jari rampingnya di kursi kebesarannya. Kursi milik milik penatua.
"Heei.. anak muda jadi selama ini kau tinggal dimana? kenapa penatua bisa mendapatkan bocah ingusan sepertimu?" ucap guru ketiga sambil terkekeh.
"Anak muda" beo Xi Chen dan Kai bersamaan.
"Hahaha".
Xi Chen langsung tertawa, di umurnya yang sudah dua puluh ribu tahun itu masih ada yang mengatakan dirinya muda. Xi Chen bukanya marah malah terkesan senang. Otak Xi Chen memang sudah rada mereng, gimana dirinya tidak senang dia yang selama ini di katain tua oleh pengawal kepercayaannya, sekarang malah mendapati orang lain menyebutnya seorang bocah ingusan. Xi Chen merasa berbangga diri, karena masih ada yang mengatakan dirinya muda.
"Berarti ketampanan ku belum berkurang." Batinya
Semua ketua yang ada disana mengerutkan kening mereka masing-masing, mereka berpikir anak muda yang di depan mereka itu sedikit gila.
Xi Chen berdiri, di wajahnya masih terukir senyum mempesonanya dia melirik sejenak ke empat guru itu.
" Kali ini Aku akan memaafkan kesalahan kalian selanjutnya kalianlah yang berfikir sendiri." Ucap Xi Chen dengan santai sambil berlalu pergi dari sana.
Semua ketua sekte itu merasa binggung dengan perkataan penasehat baru mereka.
'"Ciihh.. bukankah menurut kalian dia sudah gila!bahkan dia meninggalkan kita yang masih duduk disini, dasar tidak ada sopan santunnya sama sekali" ucap guru Kelima.
"Aku tidak terima jika dia yang akan penasehat di sekte kita ini" ujar Guru kedua, ke tiga guru itu sama-sama mengangguk menyetujui perkataan kuru kedua.
Tidak ada yang menyukai Xi Chen apalagi sampai menyetujui pemuda itu menjadi penasehat mereka. mereka yang masih disana tidak ada yang terima jika mereka akan di nasehati seorang anak muda yang tidak jelas asal-usulnya.
"Yang mulia, aku yakin mereka tidak akan menyukaimu? aku merasa mereka juga tidak akan menyetujui yang mulia sebagai penasehat mereka" ucap Kai sambil mengikuti langkah ketuanya itu yang entah kemana tujuanya.
Xi Chen berhenti lalu menatap pengawalnya itu acuh tak acuh
"Aku tidak meminta mereka menyukaiku ataupun menyetujuiku, jika mereka tidak suka suruh mereka meninggalkan sekte ini" ucapnya dengan tenang tapi nadanya penuh ancaman.
"Baik yang mulia" ucap Kai pasrah saja, dia akan kembali menekan penatua supaya bisa mendisplinkan para bawahannya itu.
Disisi lain di alam yang sama namun berbeda sekte. Seorang gadis mengepalkan tanganya saat melihat wanita yang penuh muslihat itu memamerkan jiwa phoenixnya kepada murid-murid yang lain dengan bangga.
Semua murid disana begitu terkagum-kagum melihat gadis itu melebarkan sayap phoenixnya di udara. Mereka tidak menyangka pelatihan tertutup yang di lakukan wanita itu selama seratus tahun akan membuahkan hasil yang sangat istimewa. Wanita cantik dan yang masih muda itu akhirnya bisa memiliki jiwa phoenix yang sudah melegenda.
Salah satu klan kebanggaan kerajaan langit. Konon katanya setiap dewi yang memiliki jiwa phoenix bisa melakukan sesuka hatinya di depan sang Kaisar kerajaan langit bahkan menantang aturannya.
"Kau akan membiarkanya begitu saja Fang Yin?"
tanya seorang pemuda yang duduk di sebelahnya.
"Aku tidak tau, kau tau kan bahwa kita di sekte ini tidak di anggap murid sama sekali" lirih Fang Yin.
"Aku berjanji kepadamu, jika aku sudah kuat sedikit lagi maka aku akan merebut jiwa phoenix milikmu". Ucap sahabatnya yang bernama Yu Wang, dia adalah sahabat terbaik Fang Yin sahabat yang selalu ada dalam suka maupun duka selama ini.
Mereka berdua sudah bersahabat sejak kecil dan masuk sekte juga bersama-sama. Karena mereka hanya berasal dari keluarga yang sederhana mereka setiap hari selalu mendapat hinaan dan olok-olokan dari para murid lainnya. Bahkan jiwa phoenix milik Fang Yin kini direbut darinya secara paksa. Padahal itu satu-satunya kebanggan Fang Yin karena jiwa phoenixnya itu Fang Yin bisa bertahan sampai sekarang di sekte matahari itu. Sekarang jiwa phoenixnya itu kini di rampas dia tidak mempunyai tujuan hidup lagi, tubuhnya lemah, mungkin jiwa abadinya akan lenyap dan menjadi manusia biasa.
"Sekarang berhentilah bersedih, lebih baik aku mengajarimu senin bela diri lagi supaya kau lebih mahir." ucap Yu Wang yang tak ingin sahabatnya larut dalam kesedihannya. Fang Yin mengangguk dan tersenyum singkat.
Xi Chen tiba-tiba merasakan aura yang berbeda dari tubuhnya saat melihat sesuatu yang berkilau di bawah terik sinar matahari, disana seekor burung Phoenix terbang dengan warna yang sangat menyilaukan mata.
"Deegg" jantung Xi Chen berdetak kencang, phoenix yang saat ini di lihatnya berbeda dari phoenix yang lain yang berada di alam phoenix. Phoenix yang masih terbang di udara itu begitu akrab dan sangat familiar.
"Apa itu kamu Bao-yu" guman Xi Chen.
"Ayok kita ikuti phoenix itu" titahnya.
"Baik yang mulia" ucap Kai mengikuti tuanya.
Syaapp
Xi Chen dan Kai tiba di sekte matahari.
"Jadi pemilik jiwa phoenix itu murid dari sekte ini?" Xi Chen tersenyum simpul.
Xi Chen dan Kai melangkah kaki hendak memasuki sekte matahari.
"Tuan maaf, tidak bisa sembarangan masuk kesekte kami, jika tuan ada urusan kami harus melapor dulu ke penatua". Ucap penjaga itu dengan sopan.
"Aku tidak ada urusan khusus, aku hanya penasaran dengan pemiliki jiwa phoenix itu?" jawab Xi Chen jujur.
"Pemilik jiwa phoenix itu adalah nona muda dari bangsawan Tao namanya Nuan Tao tuan. " Jelas penjaga gerbang itu.
"Dia ternyata perempuan." guman Xi Chen.
"Jika dia bukan perempuan, yang Mulia mau melakukan apa?" tanya Kai sambil berbisik.
"Aku akan mengubahnya menjadi wanita" ucap Xi Chen santai. Kai terbelalak dia tidak bisa membayangkan saat tuannya itu akan mengubah seorang laki-laki menjadi perempuan.
"Apa dia mau melawan aturan surga lagi?" batin Kai
"Apa Kami boleh masuk? tanya Xi Chen.
"Maaf tuan, tuan harus mendapatkan izin dulu dari Penatua sekte ini." jawab penjaga itu dengan dengan sabar, menurutnya laki-laki berbadan besar dan tinggi itu sepertinya tidak mengerti ucapanya.
"Aku tidak kenal dengan penatua sekte ini, tapi aku kenal pemilik alam ini. ujar Xi Chen .
"Jika aku sudah mendapatkan izin dari pemilik alam matahari ini aku bisa masuk? tanya Xi Chen sedikit tidak sabar, takut Phoenix yang di Incarnya itu menghilang.
"Pemilik alam matahari? tanya penjaga pintu masuk sekte itu merasa terkejut.
"Tuan pemilik alam matahari ini adalah yang mulia dewa matahari, hamba mohon jangan menyebut yang mulia dewa matahari dengan sembarangan."
Ucap penjaga itu dengan tatapan tak sukanya bisa-bisanya laki-laki berjubah hitam itu membawa-bawa nama yang Mulia Dewa Matahari mereka. Dewa yang mereka puja dan merek sembah selama ini.
Xi Chen dan Kai sama-sama terpelonggok.
"Aku tidak menyangka, masyarakat si Dewa Matahari ini memiliki rakyat sebodoh ini. Umpat Xi Chen sambil menggertakkan giginya.
"Kenapa kau dulu tidak mengajari rakyatmu ini dengan benar sebelum kau memasuki dunia kegelapan. Keluh Xi Chen kepada Kai yang terkejut mendengar perkataan tuanya sekaligus sahabatnya yang tak tau malu itu.
"Kenapa kau menyalahkan ku, rakyat ku dulu sudah mengikuti jejakku, mungkin mereka sedang menerima siksaannya di alam neraka. Karena mereka memiliki Dewa seperti aku ini Balas Kai santai tidak ada sedikitpun rasa pedulinya.
"Ciihh....semua itu akibat keserakahanmu. ujar Xi Chen menahan kesalnya.
"Tuan jika kalian ingin berdebat silahkan pergi. Usir penjaga sekte itu, dia menganggap ke dua pemuda tampan dan misterius di depan mereka ini sudah tidak memiliki kewarasan. Bisa-bisanya mereka membahas mantan Dewa Matahari terdahulu seperti mereka pernah dekat saja. Pikir penjaga itu.
Karena tidak sabar Xi Chen langsung melayangkan sihirnya kepada kedua penjaga itu.
"Hapus ingatanya titah Xi Chen sambil melenggang pergi meninggalkan Kai yang menghembuskan nafas beratnya. Dia selalu bagian yang membereskan ulah tuanya itu.
"Entah kenapa nasibku seperti ini. Batin Kai.
"Mudah-mudahan aku memiliki hidup yang lebih berarti suatu saat nanti. Pinta Kai penuh harap.
"Apa yang paman lakukan kepada rakyatku? Tanya Dewa Matahari dari cermin ajaibnya saat melihat semua yang di lakukan ketua iblis itu di alam miliknya dan Dewa Matahari langsung melakukan komunikasi melalui telepati kepada Xi Chen.
"Rakyatmu sungguh bodoh, sama seperti kau bodohnya, ejek Xi Chen sambil mengedarkan pandanganya ke setiap penjuru yang ada di sekte itu.
Dewa Matahari merasa jengkel mendengar perkataan dari ketua Klan iblis itu. Jika bukan karena laki-laki itu ayah dari adik angkatnya dia sudah mengajak laki-laki itu berduel.
"Berhentilah mengutukku, sekarang bantu aku mencari jiwa Phoenix yang baru lahir di sektemu ini. Pinta Xi Chen.
"Malas, paman saja sendiri yang mencarinya, dan aku doakan paman dan bibi tidak akan bertemu dan jika hampir bertemu aku berdoa kepada Langit supaya paman dan bibi di beri jarak sejauh mungkin.
"Bluurr. sambungan itu langsung putus sepihak.
"Ckkk..dasar bocah tengik. Umpat Xi Chen urat-urat di pelipisnya menonjol saat mendengar kata-kata terkutuk itu dari mulut Dewa Matahari. suatu saat jika Xi Chen bertemu dengan adik seperguruannya itu Xi Chen akan membuatnya jadi adona yang mengerikan.
Xi Chen menghembuskan nafasnya, aura Phoenix yang di rasakan tadi kini menghilang, Dia menggertakkan giginya penuh emosi.
Xi Chen melihat sekte itu sedikit sepi mungkin para muridnya sedang mengikuti latihanya masing-masing.
Samar-samar Xi Chen mendengar suara dua orang berbeda jenis kelamin.
"Aku sudah tidak kuat, badanku terasa remuk Yu Wang ucap seorang gadis dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Sedikit lagi Fang Yin, bertahanlah. Laki-laki itu juga berbicara dengan suara seraknya.
"Cihh.. bisa-bisanya sekte seperti ini memiliki murid yang berbuat mesum di tempat terbuka seperti ini. Cibir Xi Chen.
Dia tidak ingin menyaksikan adegan laknat itu sehingga Xi Chen langsung pergi dari sana.
di tempat latihan yang tidak terlalu luas Fang Yin sekuat tenaga menahan berat besi yang ada di kedua tangan kanan dan kirinya, tanganya bergetar saat mengangkat lima ribu ton besi yang ada di tangan kanan dan kirinya. Keringat bercucuran di pelipisnya. Sekuat tenaga Fang Yin juga menahan lelah di tanganya, hanya dengan latihan fisik seperti ini tubuhnya akan berangsur-angsur membaik.
"Sebentar lagi Fang Yin, sedikit lagi dupanya akan terbakar habis dan kau bisa berhenti. Ucap Yu Wang menyemangati sahabatnya.
Dupa itu sudah yang keseratus biji terbakar dan itu yang terakhir. Yu Wang juga melakukan latihan fisik yang sama dengan Fang Yin bahkan dia menambah berat besi di kedua tangannya. Walaupun Fu Wang tidak memiliki jenis jiwa hewan Spritual atau jiwa spritual tumbuhan lainnya tapi Fu Wang memiliki tenaga dalam yang cukup kuat. Bahkan latihan fisik seperti ini tidak seberapa baginya.
"Braakkk...
Fang Yin langsung luruh ketanah badanya bergetar hebat. Aku sudah tidak sanggup lagi lirihnya dengan nafas yang memburu.
"Kau berhasil Fang Yin. Ucap Yu Wang dia meletakkan besi yang di tanganya dan menghampiri Fang Yin sambil memberikan minuman kepada sahabatnya itu.
"Benarkah?
Fang Yin tersenyum senang ini pertama kalinya dia berhasil melewati latihan fisik yang sangat menguras tenaga itu, selama beberapa bulan ini dia selalu saja gagal dan kali ini dia berhasil. Fang Yin merasa senang setidaknya dia punya harapan untuk terus bertahan dan tubuhnya bisa normal kembali. Pengambilan jiwa Phoenix yang di lakukan Nuan secara paksa hampir melenyapkan lebih dari setengah jiwa abadi Fang Yin.
"Besok kita kegunung mencari bunga matahari yang berbentuk kristal, dan kita akan pergi kesana pagi-pagi buta sebelum bunga itu mekar. Ucap Yu Wang. Bunga Matahari yang berbentuk kristal itu bisa meningkatkan jiwa abadi Fang Yin dan bunga itu juga harus di murnikan sebelum mekar.
"Baiklah dan Terimakasih karena sudah mau membantuku menyembuhkan ku. Ucap Fang Yin tulus.
Yu Wang menarik nafasnya dalam.
"di dalam persahabatan kita tidak ada kata ucapan terimakasih. "selagi aku masih hidup dan sehat aku akan membantumu sekuat tenaga ku. Ucap Yu Wang tulus walaupun dia memiliki perasaan lain untuk sahabatnya itu sebisa mungkin akan di simpannya dan di tutupnya dengan rapat. Yu Wang tidak ingin gara-gara perasaanya hubungan persahabatan yang mereka jalin sejak kecil menjadi renggang.
Yu Wang lebih baik memendamnya sendiri.
Keesokan paginya. Fang Yin dan Yu Wang keluar sekte dengan membawa keranjang obat mereka. Selain berlatih di sekte itu.
mereka juga di perintahkan oleh tabib yang ada di sekte itu untuk mencari tumbuhan herbal yang ada di hutan atau di kaki gunung. Hanya tabib itu yang memperlakukan mereka dengan baik. Tabib itu juga kadang diam-diam menyembuhkan luka mereka jika mereka sedang mendapatkan amukan dari teman seperguruan mereka. Mereka terkadang di jadikan kelinci percobaan oleh para murid yang ada di sekte itu.
Para guru-guru disana tidak ada yang berani menghukum murid-murid yang semena-mena itu. Karena kebanyakan murid-murid itu para bangsawan yang ada di alam Matahari termasuk Nuan ayahnya seorang Bangsawan terhormat di alam Matahari.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!