You Not My First
Malam Pertama Pernikahan
Malam ini adalah pernikahan Daren dan Syafira, seusai acara pernikahan Daren membawa Syafira pulang ke Apartemen luxury miliknya, iya Daren Anggara Seorang Dosen Filsafat sekaligus penulis terkenal, berpenghasilan Miliyaran yang mempersunting gadis biasa salah satu mahasiswa di universitas tempatnya mengajar
Daren Anggara
(Memeluk dari belakang)
Daren Anggara
Mandilah terlebih dahulu,
(berbisik sebari menenggelamkan wajah ke pundak Syafira)
Syafira
Kenapa begitu manis malam ini?
Daren Anggara
Karena aku tak perlu menahan perasaanku lagi mulai malam ini,
(mengecup lembut pundak Syafira)
Syafira
(merasa gugup)
Kamu benar benar berbeda dari biasanya,
Daren Anggara
Benarkah?
(mengecup leher Syafira)
Syafira
(merasa gugup dan membalikan badan)
Pak Daren!!
Syafira
Em sebaiknya saya mandi dulu,
Daren Anggara
(melingkarkan kedua tangan kembali ke pinggang sang istri)
Hmm, jangan lama lama ya!!
Syafira
(memalingkan pandangan karena wajah Daren yang begitu dekat beberapa inchi darinya)
I, , ,iya!!
Daren Anggara
(mengecup kening)
Baik mandilah!
Seusai mandi, Syafira ragu untuk keluar dia merasa sangat gugup dan merasa bahwa Daren tidak seperti biasa, Daren yang biasanya selalu menjaga selalu menahan malam ini Syafira merasa Daren lebih agresif,
Syafira
(membuka kenop pintu)
Daren Anggara
Kau sudah selesai?
(berdiri hanya menggunakan Celana)
Syafira
(menutup wajah dengan kedua tangan)
Pak Daren, ke kenapa tidak pakai baju?
Daren Anggara
(mendekat, melepaskan tangan Syafira dari wajah mungilnya)
Karena aku ingin kau melihat setiap jengkal tubuhku Syafira,,,,
(berbisik di telinga Syafira)
Syafira
Ma maaf pak, tapi aku belum terbiasa dengan bapak yang seperti ini,
Daren Anggara
(terkekeh)
Maka mulai sekarang biasakan,
Daren Anggara
(berjalan meninggalkan Syafira yang gugup)
Syafira
Aku merasa takut dengan pak Daren yang seperti ini, kenapa sangat berbeda dari biasanya seakan asing bagiku melihatnya seperti ini,
(bergumam sendiri)
Seusai mandi Daren keluar dengan sehelai handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya hingga lutut, terpampang begitu indah ukiran tubuh Daren yang tinggi tegap dengan proporsi yang pas
Daren Anggara
(mendekati Syafira yang tengah duduk di atas ranjang bersandar sambil sibuk dengan gawainya)
Daren Anggara
Sibuk sekali, sedang menghubungi siapa?
Syafira
Tidak ada, aku hanya memposting beberapa foto pernikahan kita di media sosial,
Daren Anggara
Emm,
(membaringkan kepala di perut Syafira sebari memeluk dengan erat)
Sayang,,
(panggilnya manja)
Daren Anggara
Tidakkah kau merasa malam ini sangat indah?
Syafira
Iya, begitu banyak bintang dilukisan langit malam ini,
Daren Anggara
Tidakkah kau merasa ingin menyusuri malam dengan segala keindahannya malam ini,
(beranjak dari baringan dan membelai wajah mungil Syafira)
Daren Anggara
(mendekatkan wajah seraya berbisik)
Bukankah itu terlalu kaku didengar sayang,,,
Daren Anggara
Sebutkan nama itu sayang!!
(mendaratkan bibirnya pipi Syafira dengan dengan lembut)
Syafira
Tapi ini sangat canggung pak,
(terbata bata)
Daren Anggara
Daren, sayang!!panggil namaku sayang!
(berbisik sebari menyusuri wajah Syafira dengan kecupan)
Syafira
Daren!!
(panggilnya lirih)
Daren Anggara
(tersenyum senang)
Katakan lagi sayang,
(mendaratkan kecupan di leher Syafira)
Daren Anggara
Itu sudah cukup membuat sangat panas sayang, maaf tapi aku tidak bisa menggendalikan diriku lagi malam ini,
(menyentuh lembut bibir Syafira dengan bibir manisnya dalam waktu sangat lama)
Syafira
(mendorong tubuh Daren pelan, mengisyaratkan dia kekurangan oksigen)
Mata mereka bertemu dalam sebuah suasana yang intens,
Daren Anggara
Tenanglah Sayang, aku tidak akan kasar,,,
Perdebatan
Selepas kegiatan malam mereka, Daren dan Syafira menikmati keindahan malam sambil saling bertukar cerita, karena meski mereka telah menikah mereka belum lama saling mengenal, sehingga wajah jika Syafira cukup canggung
Syafira
Pak Daren, em maksudku Daren!
Syafira
Kenapa kamu memilih menikahiku, padahal ada banyak gadis yang mengantri dengan level yang jauh lebih tinggi dariku dan setara denganmu,
Daren Anggara
(membelai rambut Syafira yang lembut bagai helai sutra)
Syafira, kamu mungkin bisa memilih bagaimana cara kamu menjalin hubungan, namun kamu tidak akan pernah tahu pada siapa hatimu dijatuhkan, sayang
Syafira
Bagaimana jika suatu hari publik mencibirku?
Daren Anggara
Untuk apa kamu perduli pada kata kata mereka sayang?yang terpenting adalah perasaan kita berdua
Syafira
Tapi, , em sudahlah mari kita istirahat aku sangat lelah
Daren Anggara
(mengecup kening Syafira dan memeluk erat)
Iya sayang,
Daren Anggara
(membuka mata dengan setengah kesadaran, mengejapkan mata sebari melihat sekeliling mencari siluet sang istri)
Merasa tidak mendapat jawaban Daren turun dari ranjang dan berjalan mencari istri cantiknya itu,
Daren Anggara
Sayang, kamu dimana?
Daren mulai sedikit cemas karena sang istri tidak ada di semua sudut apartemen,
Daren dengan gusar meraih gawainya dan mencoba menghungi Syafira, namun Syafira justru meninggalkan telphon genggamnya di rumah,
Daren Anggara
Kemana Syafira,
(berlari keluar)
Daren bertanya pada petugas keamanan apartemen apakah melihat istrinya berjalan keluar, namun karena petugas keamanan baru berganti sift mereka tidak mengetahui apakah Syafira berjalan keluar,
Daren dengan cemas mencari sekitar lingkungan apartemen, namun masih tidak menemukan Syafira
Daren Anggara
Syafira jangan bercanda seperti ini,
Daren terus berjalan sebari meneriakan nama sang istri dengan keras, bagaikan orang gila Daren terus berteriak
Karena tidak menemukan Syafira, Daren memutuskan untuk kembali ke Apartemen dan memeriksa CCTV keamanan
Setelah mengetahui, Syafira memang keluar dari Apartemen jam 5 dini hari ketika Daren masih terlelap dalam tidur,Daren berusaha untuk tenang dan menunggu Syafira
Waktu berlalu begitu cepat, sejak mata Daren terbuka pukul 7 pagi hingga sekarang waktu sudah menunjukan pukul 9 pagi, masih belum ada tanda tanda Syafira pulang
Daren Anggara
Tidak, tidak bisa aku harus mencarinya, tidak tidak tidak sepertinya aku harus melaporkan ke kantor polisi bahwa Syafira hilang
Dengan gusar Daren berganti pakaian dan menyambar mantel tebalnya hendak keluar dari apartemen, saat Daren masih mencari kunci mobilnya tiba tiba,,
Daren Anggara
(Daren terduduk lemas di sofa besar di sudut apartemen)
Syafira
Pagi sayang, kau sudah bangun?
(tersenyum dengan santai tanpa rasa bersalah)
Daren Anggara
(Dengan wajah memerah dan tatapan penuh kegelisahan, berjalan menghampiri Syafira)
Syafira
Ada apa sayang?kamu kelihatan tidak baik baik saja,
Daren Anggara
Darimana saja?
Syafira
Aku pergi lari pagi dan mampir ke pasar untuk membeli beberapa sayuran segar,
Daren Anggara
Apa ini kebiasaanmu?
Syafira
A, apa?
(masih kebingungan)
Daren Anggara
Pergi tanpa berpamitan?
Syafira
Maaf sayang, aku melihatmu tidur begitu pulas jadi aku tidak tega harus membangunkanmu,
Daren Anggara
Jangan mencari alasan, kamu bisa meninggalkan pesan kan kamu juga bisa membawa telphon genggammu saat pergi, kenapa membuat orang lain panik?
(nada sedikit marah)
Syafira
Daren aku hanya keluar sebentar, tapi kamu semarah ini
Daren Anggara
Sebentar?sebentar kamu bilang?
Daren Anggara
4 jam kamu meninggalkan rumah dan kamu bilang sebentar, kamu tidak tahu betapa paniknya aku?
Syafira
Baiklah jika kamu menganggap aku salah, aku minta maaf telah membuatmu khawatir, tapi sikapmu terlalu berlebihan Daren
Daren Anggara
Aku yang berlebihan atau memang kamu yang tidak menganggap aku suami kamu?
Syafira
Ini hanya masalah kecil, apa perlu kita bertengkar seperti ini?
Daren Anggara
Entahlah, , ,
(pergi dari apartemen)
Syafira
(menitikan airmata)
Apa perlu dia sekasar dan semarah ini?apa dia tahu apa yang aku alami saat ini?
(Terduduk dilantai dan terisak sendirian)
Kelam
Setelah perdebatan Daren kembali ke apartemen sore hari, dia menyadari bahwa sikapnya memang keterlaluan dia hanya merasa belum terbiasa hidup dengan Syafira dan takut kehilangannya
Daren Anggara
(membuka pintu)
Daren Anggara
Syafira,
(panggilnya)
Syafira
(Terdiam menatap keramaian dari atas balkon)
Daren Anggara
Sayang, maafkan aku!
Aku sadar mungkin tadi aku keterlaluan,,
Syafira
(menoleh dengan senyuman pucat mata sembab)
Daren Anggara
Sayang wajah kamu?
(hendak mendekat)
Syafira
Berhenti!
(nada lemah)
Tetaplah disana,
Daren Anggara
Sayang, maafkan aku!aku bersalah,
Syafira
Hehem, (tersenyum lemah)
Tidak, kamu tidak bersalah aku yang dari awal salah berani menyukaimu,
Daren Anggara
Sayang, maksud kamu apa?
(melangkah maju)
Syafira
(tangan menghadang)
Jangan mendekat, Daren Anggara!
(perintahnya)
Daren Anggara
Kamu kenapa Syafira?aku benar benar minta maaf, mari kita bicarakan ini dengan baik baik ya,(rayunya)
Syafira
Hehehe, (terkekeh dengan airmata menetes di sela sela mata)
Syafira
Bicara?tidak sayang tidak, sekarang bukan waktunya kita bicara baik baik,
Syafira
Sekarang waktunya untuk berpamitan,
(tatapan dingin)
Daren Anggara
Sayang, kamu bicara apa sebenarnya?jangan membuat ekspresi seperti itu,
Syafira
Daren, seharusnya dari awal aku tidak terpesona olehmu, seharusnya aku tahu batasanku, seharusnya aku sadar dimana duniaku dan duniamu, kita sangat berbeda tidak seharusnya aku memberanikan diri untuk tetap memperjuangkanmu,
Syafira
Namun, egoku terlalu kuat untuk mendapatkanmu, tanpa aku berfikir apa yang akan terjadi kedepannya,
Syafira
Dan sekarang aku lelah, selama aku menjalin kedekatan denganmu terlalu banyak hal yang aku lalui, aku lelah Daren!!
(menangis tersedu)
Daren Anggara
Sayang,
(mendekat dan memeluk tubuh kecil Syafira)
Daren Anggara
Maaf jika sikapku menyakitimu, maaf jika aku tidak bisa mengerti dirimu seharusnya aku tidak memaksamu untuk beradaptasi dengan duniaku, maaf sayang,
(memeluk erat)
Daren Anggara
(membelai wajah Syafira dan mengusap buliran airmata yang sudah menghiasi seluruh wajah Syafira)
Mulai sekarang, kamu bisa menjadi dirimu sendiri mari kita belajar untuk saling mengerti, mari kita lewati semuanya bersama sama sayang!
Syafira
(tersenyum lemah, menggenggam tangan Daren)
Terimakasih, Daren!
Daren Anggara
Iya Sayang, (memeluk)
Sekarang kita masuk ya, disini dingin nanti kamu sakit,
Daren Anggara
(berjalan di depan)
Syafira
(memanjat balkon)
Maaf Daren, ini terlalu berat untukku, aku terlalu mencintaimu dan aku tak sanggup harus berbagi dengan para penggemarmu,
(melambaikan tangan dan menjatuhkan diri)
Daren Anggara
Syafiraaaaa!!!!!!
*** Empat Tahun Kemudian ***
Duta Admaja
Daren cepat bangun!!
Duta Admaja
Bukankah kamu ada kelas pagi,
Daren Anggara
(membuka mata)
Daren Anggara
Sejak kapan kamu ada disini?
Duta Admaja
Apa kamu lupa, kemarin malam kamu menelphone ku dan merengek untuk di jemput karena mabuk?
Daren Anggara
(mengabaikan dan pergi ke kamar mandi)
Duta Admaja
Haisss,,, (geram)
Jika bukan saudara aku pasti tidak akan mau mengurusnya,
Duta adalah saudara kembar Daren, meski mereka lahir hanya berselisih beberapa menit namu wajah mereka tidak kembar identik,
Sejak Daren kehilangan istrinya Duta lah yang merawat Daren setiap kali Daren mabuk mabuk an atau sakit
Bahkan sesekali mencoba untuk mengakhiri hidupnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!